Anda di halaman 1dari 6

A.

Pendahuluan
Dalam eksplorasi emas dan tembaga, ada banyak sekali metode geofisika yang dapat
digunakan bergantung pada jenis mineralisasi yang membentuk cadangan tersebut, salah
satunya adalah metode magnetik.
Metode magnetik pada dasarnya adalah metode yang memetakan gangguan lokal pada
medan magnet bumi yang disebabkan oleh variasi kemagnetan batuan. Metode ini adalah
metode geofisika tertua yang dikenal oleh manusia. Sejarah metode ini dimulai dari kompas
magnetik yang pertama ditemukan di Cina ± 3000 tahun yang lalu. Kemudian pada tahun
1600, William Gilbert mempublikasikan esai “de magnete” yang menyatakan bahwa bumi
adalah sebuah magnet. Karl Fredrick Gauss menyimpulkan dari analisis matematika bahwa
medan megnet berhubungan dengan rotasi bumi. Dalam perkembangannya kompas
digunakan dalam eksplorasi di Swedia. Alat magnetometer pertama kali diciptakan dan
digunakan pada Perang Dunia II untuk mendeteksi kapal selam. Saat ini metode magnetik
merupakan salah satu metode geofisika yang paling banyak digunakan orang karena selain
mudah penggunaannya juga murah pemakaiannya.

B. Tujuan
1. Pengukuran Medan Magnetik
Medan magnet yang terukur oleh alat magnetometer adalah gabungan dari medan
magnetik utama bumi (dari inti luar bumi). Medan magnetik eksternal (medan magnetik
dari luar bumi seperti matahari dan bulan) dan medan magnetik kerak bumi (mineral
magnetit di kerak bumi).
2. Magnetometer
Magnetometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas medan
magnetik. Magnetometer pada mulanya diletakkan di pesawat terbang untuk mendeteksi
kapal selam. Dalam perkembangannya telah diciptakan magnetometer portable yang
mudah dibawa-bawa dan juga magnetometer yang digunakan untuk dimasukkan ke
dalam lubang bor.
3. Survey Magnetik
Survey magnetik dapat dilakukan di darat, udara dan juga dalam lubang bor.
 Survey magnetik udara
Survey magnetik udara dapat mencakup daerah yang luas dalam waktu yang
singkat. Survey ini biasanya dilakukan dengan menggunakan pesawat fuxed wing atau
helikopter. Biayanya lebih murah bila dibandingkan dengan survey di darat. Disamping
itu kualitasdata yang dihasilkannya juga bagus sehingga dapat digunakan sebagai konsep
baru dalam penentuan target eksplorasi. Gangguannya (noise) kecil dan dapat mencakup
daerah yang sulit.
 Survey magnetik darat
Survey magnetik dararat dapat dipakai melokalisir anomali secara akurat. Sinyal
dari sumber magnetik yang lemah dapat terukur dengan survey survey ini sinyal dari
sumber yang dangkal dapat ditingkatkan. Kelemahan dari survey ini adalah lembap
dalam pelaksanaannya, banyak noise dan hanya dapat dilaksanakan pada daerah yang
dapat diakses oleh manusia.
 Survey magnetik dalam lubang bor
Yaitu survey yang dilakukan ketika kita sudah membuat lubang bor . Sinyal dari
sumber magnetik yang lemah dapat terukur karena kita sudah mendekati mineral yang
akan kita teliti.

C. Dasar Teori
Medan magnetik utama
Medan magnetik utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil pengukuran
dalam jangka waktu yang cukup lama (lebih dari satu tahun) mencakup daerah dengan luas
lebih dari 106 km2. Proses rata-rata ini tidak menghilangkan beberapa medan periodik yang
berasal dari luar demikian juga spektrum panjang gelombang dari medan magnetik utama dan
medan magnetik lokal (Brooke, 1966). Karena medan magnetik utama bumi berubah
terhadap waktu maka untuk menyeragamkan nilai-nilai medan utama magnetik bumi, dibuat
standard nilai yang disebut dengan International Geomagnetics Reference Field (IGRF).
Harga medan magnet utama ini ditentukan berdasarkan kesepakatan internasional dibawah
pengawasan International Association of Geomagnetic and Aeronomy (IAGA).
IGRF diperbaharui tiap 5 tahun sekali dan diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata
pada daerah luasan sekitar 1 juta km yang dilakukan dalam waktu satu tahun. Nilai-nilai
IGRF tersebut dibuat kontur isomagnetik yang menggambarkan kontur, dimana kontur
tersebut mempunyai nilai deklinasi, inklinasi dan intensitas medan magnetik yang sama. Peta
kontur ini menunjukkan variasi medan magnetik di permukaan bumi dan digunakan sebagai
data referensi yang memperlihatkan distribusi intensitas, deklinasi dan inklinasi medan
magnetik bumi. Untuk periode tahun 2000 – 2005 (dimana penelitian yang dilakukan
termasuk dalam jangkauan periode ini) diperlihatkan pada gambar (III.5), (III6) dan (III.7).
Intensitas medan magnetik bumi berkisar antara 25.000 – 65.000 nT, sedangkan untuk
wilayah Indonesia daerah yang terletak di utara khatulistiwa mempunyai intensitas sekitar
40.000 nT dan di selatan khatulistiwa berkisar 45.000 nT.
Ada beberapa teori yang membahas penyebab medan magnetik utama, diantaranya
teori magnetisasi permanen, teori perputaran muatan listrik, teori perputaran benda masif,
induksi badai magnetik dan teori exsitasi diri dinamo (Parkinson, 1983).

Medan magnetik transien


Berdasarkan tempat sumbernya maka medan magnetik transien dibagi menjadi dua
yaitu, medan magnetik transien eksternal dan medan magnetik internal.
Medan magnetik transien eksternal atau disebut medan magnetik luar adalah medan
transien yang sumbernya berasal dari luar bumi (ionosfer, magnetofer). Medan magnetik ini
merupakan medan magnetik yang dihasilkan dari oleh pengaruh proses pelepasan partikel
tersebut dengan medan magnetik utama serta dengan partikel atau ion-ion yang ada di
angkasa. Beberapa peristiwa yang menyebabkan medan ini diantaranya adalah drift dari
konduktivitas plasma (plasma adalah bagian dari angkasa luar yang mempunyai muatan
posistif dan negatif yang jumlahnya sama), absorpsi radiasi elektromagnetik matahari oleh
ionosfer dan perambatan gelombang radio di ionosfer (Parkinson, 1983). Medan magnetik
transien ini diklasifikasikan dalam beberapa bagian:
1. Regular storm field, lokasi sumber medan magnetik ini berada di magnetosfer dengan
intensitas berkisar antara 150 nT sampai dengan 500 nT dan periodenya berkisar antara 4
sampai 10 jam serta berulang dalam waktu 2 sampai 3 hari.
2. Irregular storm field & Substorm, sumber medan ini berada di ionosfer dan
magnetosfer, medan ini mempunyai intensitas antara 100 nT sampai 200 nT dan sifatnya
sama di permukaan bumi dengan periode antara 5 sampai 100 menit.
3. Diurnal variation, sumber dari medan ini berada di ionosfer dengan intensitas 50
sampai 200 nT dengan pcriode 24, 12, dan 8 jam dan sifatnya global.
4. Pulsation, medan ini bersumber di magnetosfer dcngan intensitas medan antara
beberapa nanotesla dengan sifat global dan mempunyai periode 1 sampai 300 detik,
mekanisme penyebabnya adalah osilasi gelombang hidromagnetik dalam magnetosfer
pada ketinggian satu sampai enam kali jari-jari bumi.
Medan magnetik transien internal adalah medan magnetik transien yang sumbernya
berasal dari bumi. Medan magnetik transien ini berdasarkan macam sumbernya dibagi
menjadi:
a) Medan Vulkanomagnetik yang dihasilkan oleh aktivitas vulkanik gunungapi yang
berhubungan dengan tekanan dan suhu, dengan intensitas berkisar antara 3,5 nT
sampai 10 nT.
b) Medan magnetik elektrofiltrasi yang dihasilkan oleh aliran air hujan yang mengalir di
celah-celah batuan di sekitar stasiun pengukuran.
c) Medan magnetik induksi yang dihasilkan oleh batuan sekitar yang mempunyai
konduktivitas tertentu, yang dipengaruhi oleh struktur geologinya. Sebagai medan
penginduksinya adalah medan magnetik transien eksternal.

Medan magnetik lokal/anomali


Medan magnetik lokal sering juga disebut medan magnetik anomali (crustal field).
Medan magnetik ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral bermagnetik seperti
magnetite (Fe7S8), titanomagnetite (Fe2TiO4) dan lain-lain yang berada di kerak bumi.
Dalam survei dengan metode magnetik variasi medan magnetik yang terukur di
permukaan inilah yang menjadi target dari pengukuran (anomali magnetik). Secara garis
besar anomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan
magnetik induksi. Medan remanen mempunyai peranan yang besar terhadap magnetisasi
batuan yaitu pada besar dan arah medan magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa
kemagnetan sebelumnya sehingga sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari
survei merupakan hasil gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila arah medan
magnetik remanen sama dengan arah medan magnetik induksi maka anomalinya bertambah
besar, demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remanen akan
diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan magnetik utama bumi
(Telford, 1979)
** yang tercatat dari alat portabel magnetometer biasanya medan magnet total yaitu
gabungan dari ketiganya tersebut (medan magnet utama bumi, medan magnet transien/luar,
anomali medan magnet),
target yang dicari anomali medan magnet total
B total = B bumi + B transien + delta B
mk, delta B = B total - (B bumi + B transien)
nilai B bumi = nilai igrf disebut koreksi igrf
B transien = nilai variasi harian disebut koreksi variasi harian
pengolahan lebih lanjut ada reduksi ke bid. datar, kontinuasi ke atas, reduksi ke kutub,
transformasi pseudogravity, gradien horosontal dan vertikal trus interpretasi kuantitatif dan
kualitatif
D. PENGOLAHAN DATA

Data diperoleh dari 1 alat PPM gradiometer (2 sensor, atas - bawah) sebagai rover, 1 alat
PPM sebagai base station. Untuk menghitung nilai gradien vertikal, koreksi IGRF, koreksi
variasi harian, menggunakan rumus berikut :
 gradien vertikal = selisih sensor bawah dikurangi sensor atas dibagi jarak antar sensor (
kalau aku dulu pakai jarak sebenarnya 0,8 m)
 koreksi igrf dilakukan pada data sensor atas (diyakini sensor atas lebih sedikit terpengaruh
gangguan2 sekitar (pagar, besi dipermukaan dll. dari pada data sensor bawah)
koreksi igrf = data sensor atas dikurangi nilai medan magnet utama bumi (igrf) daerah
penelitian dengan waktu saat pengukuran dilakukan ( disitu digunakan nilai 45039) igrf
bisa didapatkan di website coba search di google "igrf modelling" dengan masukan posisi
dan waktu pengambilan data
 koreksi variasi harian dilakukan dengan mengurangi data hasil koreksi igrf dengan data
variasi harian, data variasi harian didapatkan dari pengukuran di base station (tempat tetap
selama pengambilan data dilakukan)
cara mendapatkan nilai koreksi variasi harian agak sedikit rumit, hasil dari PPM
base station berupa medan magnet total (sekitar 45 ribuan untuk indonesia) dengan
sampling waktu pengukuran sekitar 3 sampai 5 menit, dicari nilai dari pengukuran tersebut
yang waktunya bertepatan dengan waktu pengambilan data untuk yang pertama kali (
misal waktu menghidupkan base station jam 7 pagi dengan nilai 45098, trus pengambilan
data untuk pertama kali dilakukan pada jam 9.00 pagi, maka dicari pada data base station
di jam 9.00 pagi misal nilainya 45100, setelah itu semua data base station pada hari itu
dikurangi 45100, nah hasil itulah yang dipakai itu koreksi variasi harian)
koreksi total itu bisa dikatakan sebagai nilai anomali medan magnet total yang siap dianalisa
secara kuantitatif atau mau diproses lebih lanjut,
untuk gradien vertikal bisa langsung dibikin konturnya dan di interpretasi secara kuantitatif
sebenarnya bisa juga secara kualitatif tapi belum ada yang nyoba tapi perumusannya ada di
manual PPM.

Anda mungkin juga menyukai