Anda di halaman 1dari 15

PC-PROVE RICHIE RIDGE

MENGHIDUPKAN KEEKONOMIAN LAPANGAN-


LAPANGAN MARJINAL
MELALUI RENCANA PENGEMBANGAN TERINTEGRASI
DI STRUKTUR JS-1 RIDGE WMO

PT PERTAMINA HULU ENERGI

2015
i

Nama : PC-Prove Richie Ridge Produk & Bidang Usaha


Fungsi : Commercial & Planning, Eksploitasi, PT. Pertamina Hulu Energi West Madura
Eksplorasi, dan Project Offshore (PHE WMO) adalah anak perusahaan
UO/UB : PT PHE WMO / PHE PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) yang berge-
Direktorat: Hulu rak di bidang eksplorasi & produksi migas. PHE
Tim PC-Prove Richie Ridge: WMO yang memiliki wilayah kerja di lepas pan-
Fasilitator : Dodi Suryadi tai Madura merupakan salah satu tulang pung-
Ketua : Imelda Pasni gung PHE, dengan produksi puncak 26,281
1) 2)
Sekretaris : M. Bisri BOPD minyak dan 126.4 MMSCFD gas
Anggota : 1. Mada Vibrary
Tugas Pokok Tim
2. Meutia Nasfiah
1. Eksplorasi
3. Satrio Mursabdo
Mengevaluasi kondisi geologi dan geofisika
4. Fitrah Dinata
lapangan hingga finalisasi angka cadangan.
5. Ginanjar Mahar
2. Eksploitasi
Struktur Organisasi Menentukan skenario pengembangan la-
pangan, jumlah sumur, dan tingkat produksi.
3. Project
Menentukan desain fasilitas produksi, jadwal
proyek, biaya dan rencana eksekusi proyek
4. Commercial & Planning
Melakukan perhitungan keekonomian tiap
lapangan, dan pengembangan terintegrasi.
Mengkoordinir penyusunan Dokumen
3) 4)
POD dan rapat dengan SKK Migas .

1) Barrel Oil Per Day, merupakan volume produksi minyak tiap hari
2) Million Standard Cubic Feet per Day, merupakan satuan produksi gas per hari 1
3) Plan of Development: Rencana Pengembangan Lapangan yang diajukan oleh kontraktor migas kepada Pemerintah.
4) Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi: Institusi pemerintah yang bertugas melaksanakan
pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan Kontrak Kerja Sama
Abstraksi
PT. Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore ("PHE WMO”) adalah anak
perusahaan PT. Pertamina Hulu Energi ("PT. PHE"), bergerak di bidang eksplorasi dan produksi
migas, dan berlokasi di lepas pantai Pulau Madura. Sebagai tulang punggung PT. PHE, PHE
WMO dituntut untuk menaikkan produksi. Kenaikan produksi signifikan dapat diperoleh melalui
pengembangan lapangan migas.
Struktur geologi penghasil migas utama PHE WMO adalah JS-1 Ridge. Struktur ini
memiliki 6 lapangan penghasil migas potensial. Namun hanya 2 pengembangan lapangan yang
ekonomis, sementara 4 lainnya terbentur pengembalian investasi yang rendah sehingga tidak
5)
ekonomis (lapangan marjinal ). Penyebab utama keekonomian marjinal ini adalah kapasitas
fasilitas produksi eksisting terbatas yang menyebabkan kebutuhan investasi tinggi untuk
membangun fasilitas baru di setiap lapangan, serta konsep POD Basis yang membatasi
keekonomian tiap lapangan.
PC-Prove Richie Ridge berhasil menghidupkan keekonomian lapangan-lapangan
marjinal dengan konsep pengembangan lapangan terintegrasi. Value creation inovasi ini
mencapai Rp 1,4 Triliun (real) dan Rp. 1,1 Triliun (potensial).

Langkah 1 – Menentukan Tema & Sasaran

1.1 Identifikasi / Analisa Masalah


Sejak Mei 2011, Pemerintah memberlakukan konsep POD Basis di Blok WMO. Sebagai
blok migas yang sudah berproduksi, WMO merupakan blok pertama yang menganut konsep ini.
Konsep yang berlaku sebelumnya adalah konsep Blok Basis di mana PHE WMO dapat lebih
cepat memperoleh kembali biaya investasi melalui revenue dari minyak dan gas yang sudah
diproduksikan secara komersial dari lapangan lain (subsidi silang). Sementara dalam konsep
POD Basis, PHE WMO hanya dapat memperoleh kembali biaya investasi dari minyak dan gas
yang diproduksi secara komersial dari lapangan tertentu yang disetujui dalam suatu POD.
Struktur geologi penghasil migas utama PHE WMO adalah JS-1 Ridge. Lapangan-
lapangan di Struktur JS-1 Ridge, antara lain PHE-24, PHE-6/12, PHE-7, PHE-44, PHE-29 dan
PHE-48, memiliki potensi migas yang sangat besar untuk menaikkan produksi WMO. Keenam
lapangan tersebut menjadi perhatian utama karena sebagai tulang punggung produksi dan profit
bagi PT. PHE, PHE WMO dituntut untuk menaikkan produksi.
Kenaikan produksi yang signifikan dapat diperoleh melalui pengembangan lapangan
migas. Namun analisa keekonomian pengembangan lapangan berdasarkan POD Basis pada
masing-masing lapangan menunjukkan bahwa hanya lapangan PHE-24 dan PHE-48 yang
8)
memiliki tingkat pengembalian investasi (“IRR”, Internal Rate of Return ) di atas nilai IRR
minimum kriteria keekonomian Pertamina.

5) Lapangan marjinal: Area yang memiliki potensi migas namun tidak direkomendasikan untuk diproduksikan karena tidak
menguntungkan.
2
6) Internal Rate of Return, merupakan sebuah indikator dari tingkat pengembalian dari suatu investasi.
Gambar 1.1 Wilayah Kerja WMO, Struktur JS-1 Ridge dan IRR Lapangan-Lapangannya

IRR lapangan PHE-7, PHE-6/12, PHE-29 dan PHE-44 berada di bawah kriteria nilai minimum
yang dikehendaki. Karena tidak memenuhi kriteria keekonomian, maka keempat lapangan
marjinal tersebut tidak layak untuk dikembangkan karena tidak memberikan keuntungan
yang diharapkan.
Apabila keempat lapangan marjinal tersebut tidak dikembangkan, maka:
7) 8)
1. Potensi produksi PHE WMO berkurang sebesar 12,4 MMBO dan 28,8 BCF
2. Potensi Nilai Aset PHE WMO yang hilang sebesar Rp 109,8 milyar.

1.2 Tema & Alasan Pemilihan Tema


Berdasarkan surat perintah Manager Eksploitasi PHE WMO No PHEWMO/01/JKT/M/II-2013
tanggal 14 Februari 2013 (lampiran-9), maka PC-Prove Richie Ridge mengangkat tema
“Menghidupkan Keekonomian Lapangan-Lapangan Marjinal di Struktur JS-1 Ridge WMO”.
Spirit dari tema tersebut adalah visi dan misi PHE WMO serta pemenuhan Key Performance
Indicator (KPI) dari General Manager PHE WMO yaitu volume penambahan cadangan (lampiran-
11).
1.3 Sasaran (Value Creation)
Tabel 1.1 Sasaran (Aspek Q-C-D-HSSE-M)
Panca Potensi
Kondisi Saat Ini Sasaran Perbaikan Potensi Manfaat
Mutu Kerugian
66% cadangan
Komersialisasi 100% cadangan
Komersialisasi 34% tidak dapat
Quality tambahan 66% dapat dikomer-
cadangan dikomersialisasi-
cadangan sialisasikan
kan
• Cadangan
komersial hanya • Penambahan • Cadangan • Kehilangan
3,4 MMBO & 33,3 cadangan komersial cadangan
Cost komersial sebesar mencapai 15,8 komersial 12,4
BCF
12,4 MMBO & MMBO & 62,2 MMBO & 28,8
28,8 BCF BCF BCF

7) Million Barrel of Oil, diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi volume minyak dalam juta barel.
8) Billion Cubic Feet, diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi volume gas dalam milyar kubik kaki.
3
Tabel 1.1 Sasaran (Aspek Q-C-D-HSSE-M) (lanjutan)
Panca Potensi
Kondisi Saat Ini Sasaran Perbaikan Potensi Manfaat
Mutu Kerugian
• Biaya investasi • Penghematan • Penghematan • Biaya investasi
total seluruh biaya investasi biaya investasi yang lebih
lapangan di JS-1 sebesar 10% (Rp sebesar 10% mahal.
Ridge bagian 627 milyar) untuk (Rp 627 milyar).
selatan meningkatkan
Cost mencapai Rp keekonomian. • Kehilangan
6,27 Triliun. potensi
• Tambahan Nilai • Tambahan Nilai penambahan
• Tambahan Nilai Aset senilai Rp Aset senilai Rp Nilai Aset
Aset senilai Rp 109,8 milyar dari 541,3 milyar. senilai Rp
431,5 milyar. lapangan marjinal 109,8 milyar.
Persetujuan POD Percepatan proses Percepatan perse- Kegiatan produk-
untuk 6 lapangan persetujuan POD tujuan POD akan si tertahan pro-
Delivery
membutuhkan untuk 6 lapangan mempercepat ses persetujuan
waktu 3 tahun. menjadi 1 tahun. kegiatan produksi. POD yang lama.
Enam pembuangan Sistem Kondisi Gangguan
HSSE limbah baru dari pembuangan limbah lingkungan yang lingkungan akibat
tiap-tiap lapangan yang lebih terkontrol tetap terjaga baik pembuangan
limbah.
Reputasi perusa- Mendongkrak Reputasi baik bagi Jika reputasi dan
haan sebagai ope- reputasi perusaha- perusahaan akan laju produksi
rator lapangan da- an sebagai operator meningkatkan perusahaan tidak
pat turun jika terjadi handal dengan ko- semangat kerja terjaga akan
Morale
penurunan produk- mersialisasi lapang- dan kepercayaan menurunkan
si atau jika ada la- an marjinal dan diri karyawan semangat
pangan yang tidak produksi yang karyawan.
dikomersialisasikan meningkat

1.4 Persetujuan / Approval & Komentar


Saran / Komentar

Ketua PC-Prove Fasilitator Manager Manager Manager


Richie Ridge Eksplorasi Eksploitasi Project

Imelda Pasni Dodi Suryadi Dwi Mandhiri Harkomoyo Hartono

4
Langkah 2 – Menetapkan Faktor-Faktor Penyebab

2.1 Ishikawa Diagram


Gambar 2.1.Fishbone (Ishikawa) Diagram

2.2 Analisa Sebab Akibat


Tabel 2.1.Analisa Sebab Akibat (Ishikawa Diagram)
Faktor
No Uraian Penyebab
Penyebab
Kapasitas fasilitas produksi eksisting terbatas, sehingga produksi migas
dari lapangan baru tidak dapat diproses di fasilitas tersebut. Dengan
1 Alat
demikian, tiap lapangan baru membutuhkan fasilitas tersendiri yang mahal
sehingga lapangan tersebut tidak layak untuk dikomersialisasikan.
9)
Ketentuan POD Basis dalam kontrak PSC menyebabkan biaya
pengembangan suatu lapangan hanya dapat dikembalikan dari revenuenya
sendiri dan tidak dapat disubsidi oleh lapangan lain. Selain itu, klasifikasi
10)
2 Metoda seluruh biaya sumur pengembangan sebagai kapital sesuai dengan PSC
Kontrak WMO menyebabkan pengembalian investasi yang lama. Kedua hal
tersebut menyebabkan lapangan marjinal tidak layak untuk
dikomersialisasikan.
Luas wilayah cadangan migas yang kecil menyebabkan cadangan komer-
3 Lingkungan sial menjadi kecil. Selain itu, lokasi lapangan yang berjauhan menyebabkan
setiap lapangan membutuhkan platform produksi tersendiri, mengakibatkan
lapangan-lapangan marjinal tidak layak untuk dikomersialisasikan.
Pada tahun 2013, harga minyak yang tinggi mendorong kenaikan harga
pengeboran. Sementara itu, pengembangan lapangan yang membutuhkan
4 Material banyak pengeboran, baik sumur eksplorasi maupun pengembangan. Kedua
hal tersebut melipatgandakan investasi sehingga mengakibatkan lapangan-
lapangan marjinal tidak layak untuk dikomersialisasikan.

9) Production Sharing Contract, atau Kontrak Bagi Hasil diberikan oleh Pemerintah kepada kontraktor minyak dan gas, untuk mencari

10)
dan mengembangkan cadangan hidrokarbon di area tertentu sebelum berproduksi secara komersial.
Klasifikasi seluruh biaya sumur pengembangan sebagai kapital. Biaya sumur pengembangan terdiri atas biaya tangible (~15%) dan 5
intangible (~85%). Berdasarkan PSC kontrak WMO yang baru, biaya tangible dan intangible dianggap sebagai kapital, dimana
pengembalian biayanya diberikan secara bertahap selama 5 tahun.
Langkah 3 – Menentukan Penyebab Dominan

3.1 Faktor Penyebab Dominan


Dari 6 (enam) akar masalah yang telah diidentifikasi, terdapat 5 (lima) akar masalah utama. Berikut
adalah 5 akar masalah dan hasil uji keekonomian yang mempengaruhi nilai aset perusahaan.
Tabel 3.1. Akar penyebab dan pengaruhnya terhadap nilai aset

Akar Penyebab
Milyar
No Masalah Hasil Uji Lapangan (Actual Condition)
Rp
(Presumption)

Kapasitas fasilitas Dedicated platform yang baru harus dilengkapi dengan


A produksi eksisting processing facility untuk membantu proses produksi. 394,8
terbatas Fasilitas ini menaikkan biaya investasi.
Pengembalian biaya pengembangan lapangan hanya
Ketentuan POD
B berasal dari revenue lapangan tersebut. Hal ini membuat 144,2
Basis
keekonomian menjadi tidak menarik.
Seluruh biaya sumur pengembangan dikasifikasikan
Klasifikasi biaya
sebagai kapital, baik biaya tangible maupun intangible
C sumur pengem- 85.2
yang menyebabkan pengembalian biaya lebih lama, yakni
bangan
5 tahun. Hal ini menggerus keekonomian.

Volume reservoir Volume reservoir migas berukuran kecil, menyebabkan


D migas kecil cadangan untuk input keekonomian menjadi kecil pula 80.7
(< 3 MMBO)
Biaya pengeboran Pada tahun 2013, harga minyak yang tinggi memicu
E mengikuti kenaik- kenaikan biaya pengeboran. Biaya yang mahal akan 28,0
an harga minyak menurunkan keekonomian.

3.2 Analisa Penyebab Dominan


Gambar 3.1 Pareto Penyebab Dominan
Penyebab dominan ditentukan
dengan menggunakan diagram
pareto berdasarkan penambahan nilai
aset pada akar penyebab.
Penyebab Dominan adalah Faktor A
& B (gambar 3.1). Kedua akar
penyebab tersebut berkontribusi
73,6% terhadap ketidaklayakan
pengembangan lapangan marjinal.

6
Langkah 4 – Merencanakan Perbaikan

4.1 Alternatif Solusi


Untuk mengatasi penyebab dominan, PC-Prove Richie Ridge mengidentifikasi 3 alternatif solusi.
Tabel 4.1 Alternatif Solusi
Alternatif Solusi
Modifikasi Mengajukan perubahan Mengintegrasikan
fasilitas produksi POD Basis menjadi Blok rencana pengembangan
eksisting Basis kepada Pemerintah lapangan dalam satu POD
Biaya Rp 250 milyar Rp 100 juta Rp 50 juta
Penghematan Rp 627 milyar - Rp 627 milyar
Durasi < 1 tahun 2 - 3 tahun < 1 tahun
Gangguan Produksi terhenti
Tidak ada Tidak ada
Operasional selama 6 bulan
Kesimpulan Tidak dipilih Tidak dipilih dipilih

Solusi yang dipilih adalah mengintegrasikan rencana pengembangan 6 lapangan dalam


satu paket POD. POD terintegrasi ini menghasilkan sinergi positif antar-lapangan, yakni
penggunaan bersama fasilitas produksi, optimisasi jumlah sumur, penggunaan tipikal platform
serta optimisasi jalur pipa produksi. Solusi ini mengatasi dua penyebab dominan, yakni kapasitas
fasilitas produksi eksisting yang terbatas dan ketentuan POD Basis. Selain itu, solusi ini dapat
dieksekusi lebih cepat, lebih murah dan berpotensi penghematan biaya pengembangan lapangan
yang signifikan.
4.2 Rencana Perbaikan
Tabel 4.2 Rencana Perbaikan
WHY WHAT HOW HOW
WHERE / WHEN / HOW
(Akar (Tujuan MUCH MUCH
WHO (Cara Pelaksanaan)
Penyebab) Perbaikan ) EFFORT BENEFIT

Gd PHE /1-15 Mei Finalisasi jumlah 15 Hari


2013 / Mahar cadangan Kerja

Gd PHE/ 16–31 Penentuan skena- 16 Hari


Mei 2013/ Meutia rio pengembangan Kerja
Ketentuan
POD Basis Gd PHE/ 16 – 31 Penentuan kebu- 16 Hari
Integrasi
dalam Mei 2013 / Fitrah tuhan fas. produksi Kerja Tambahan
rencana
Kontrak Nilai Aset
pengemban
PSC WMO Komersiali- Gd PHE/ 16 – 31 Penentuan desain 16 Hari sebesar
gan
& sasi bebera- Mei 2013 / Satrio fasilitas terintegrasi Kerja Rp 109,8
lapangan-
kapasitas pa lapangan milyar dari
Gd PHE/ 1 – 15 lapangan di Perhitungan 15 Hari
fasilitas marjinal lapangan
JS-1 Ridge
produksi Jun 2013/ Bisri keekonomian Kerja marjinal.
ke dalam
eksisting
Gd PHE/ 1 – 30 satu POD. Penyusunan 30 Hari
terbatas
Jun 2013/ Mada dokumen POD Kerja

SKK Migas/ 1 Jul– Pengajuan POD &


90 Hari
30 Sep 2013/ koordinasi dengan
Kerja
Imelda P SKK Migas

7
4.3 Persetujuan Atasan

Saran / Komentar

Ketua PC-Prove Manager Manager Manager


Fasilitator
Richie Ridge Eksplorasi Eksploitasi Project

Imelda Pasni Dodi Suryadi Dwi Mandhiri Harkomoyo Hartono

4.4 Analisa Potensi Masalah (Potential Problem Analysis – PPA)

Tabel 4.3 Analisa Potensi Masalah


Potential Possible Preventive Contigency
Activity Concequences
Problem Causes Action Plan
Jadwal pe- Pembahasan
Persetujuan
ngembangan cadangan
SKK Migas Menyiapkan
lapangan mun- memakan Koordinasi
mundur dari data-data
dur dari renca- waktu lama intensif PHE
Pengajuan pendukung dan
waktu yang mengingat WMO - SKK
POD na dan berpo- studi terkait
direncanakan ada 6 Migas untuk
terintegrasi. tensi meng- aspek
(lebih dari 1 lapangan penyelesaian
ganggu subsurface.
yang perlu masalah.
tahun).
produksi. dikaji
mendalam.

Menunda
Studi terkait rencana
Tidak ada peraturan pengembangan
Usulan POD Usulan POD
Pengajuan kontribusi migas untuk lapangan
Integrasi terkendala
POD produksi dari mendukung marjinal hingga
tidak aspek
terintegrasi. lapangan rencana ada perubahan
disetujui. legalitas.
marjinal. pengembangan signifikan dari
terintegrasi. sisi biaya dan
revenue.

8
Langkah 5– Melaksanakan Perbaikan
Tabel 5.1 Langkah – Langkah Perbaikan
No Tahapan Rincian Kegiatan Gambar Hasil PIC, Waktu & Tempat
1 Penentuan a) Finalisasi angka cadangan • Cadangan komersial • Poin a : Ginanjar Mahar, 1 -15 May
skenario komersial sebesar 15,8 MMBO & 2013, PHE Tower
pengembang b) Penentuan skenario 62,2 BCF • Poin b : Meutia N, 16 – 31 May
an lapangan pengembangan • 13 sumur 2013, PHE Tower
pengembangan, 3 sumur Monitoring oleh Tim PHE WMO
step out. (Manager Eksplorasi & Eksploitasi)
• 6 platform produksi dan 1 serta SKK Migas.
processing platform
(CPP-2).
2 Penentuan a) Penentuan jadwal • Jadwal proyek sesuai • Poin a : Fitrah D, 16 – 31 May
desain pelaksanaan proyek fasilitas dengan skenario 2013, PHE Tower
fasilitas permukaan pengembangan • Poin b : Satrio M, 16 – 31 May
produksi b) Penentuan desain fasilitas lapangan 2013, PHE Tower
produksi terintegrasi 6WHP & • Spesifikasi & perkiraan Monitoring oleh Tim PHE WMO
CPP-2 biaya pembangunan (Manager Project) serta SKK Migas.
6WHP & CPP-2
3 Penyusunan a.) Perhitungan keekonomian • POD Integrasi memiliki • Poin a : M. Bisri, 1 – 15 Jun 2013,
Dokumen tiap-tiap lapangan dan NPV sebesar Rp 983,6 PHE Tower
POD Integrasi terintegrasi milyar dan IRR 19.4% • Poin b : Mada Vibrary, 1 - 30 Jun
b.) Konsolidasi Dokumen POD • Dokumen POD 2013, PHE Tower
Monitoring oleh PHE WMO (VP Eks-
plorasi & Eksploitasi) & SKK Migas.
4 Pengajuan a) Pengajuan dokumen POD Persetujuan POD Integrasi I • Poin a: Imelda P, 1 Jul – 24 Jul
Dokumen Integrasi melalui surat SKK Migas No. 2013, SKK Migas
POD Integrasi b) Rapat koordinasi dengan 0871/SKKO0000/2013/S1 • Poin b : Imelda P, 25 Jul – 23 Oct
SKK Migas mengenai (lampiran-14) 2013, SKK Migas
Pengajuan POD Terintegrasi Monitoring oleh PHE WMO (VP Eks-
plorasi & Eksploitasi) & SKK Migas.

Catatan: Pemantauan proses perbaikan dilakukan dalam rapat koordinasi internal dan eksternal bersama SKK Migas (lampiran 13).
Langkah 6– Evaluasi Hasil
6.1 Evaluasi Hasil Sebelum dan Sesudah Perbaikan
Setelah dilakukan langkah perbaikan, akar penyebab dominan, yakni kapasitas fasilitas produksi
eksisting yang terbatas dan ketentuan POD Basis dapat diatasi (Gambar 6.1). Pengembangan
terintegrasi menghemat biaya Rp 840,4 milyar dan mendongkrak keekonomian (Lampiran 17).

Gambar 6.1 Pareto Penyebab Sebelum & Sesudah Perbaikan

Gambar 6.2 Perbandingan Konsep Pengembangan Lapangan Sebelum & Sesudah

POD Integrasi memiliki IRR sebesar 19,4%, lebih tinggi dari nilai minimum keekonomian yang
sebesar 14%. Dengan demikian, keempat lapangan marjinal dapat dikomersialisasikan.
PC-Prove Richie Ridge melakukan proses evaluasi sekitar 8 bulan untuk memastikan pencapaian
KPI tahun 2013 melalui validasi angka cadangan dari Komite Cadangan Hulu (KCH) Pertamina
serta persetujuan FID (Final Investment Decision) dari Pertamina (Persero). Persetujuan POD
memberikan tambahan reserves yang signifikan bagi portofolio WMO, yakni 57.8 MMBO & 160
BCF. Angka tersebut telah divalidasi oleh KCH Pertamina (Lampiran-19). Pada tahun 2014, PHE
WMO memberikan kontribusi sebesar 26.75% terhadap penambahan reserves PHE.
Persetujuan investasi POD Integrasi diperoleh dari Pertamina (Persero) melalui dokumen FID
(Final Investment Decision) No.R015/R10000/2014-S0 tanggal 1 Juli 2014 (Lampiran-15).

10
6.2. Analisa Keekonomian (Value Creation) & Validasi Pihak Keuangan
Pengembangan lapangan terintegrasi memberikan penghematan sebesar Rp. 840,4 milyar.
Komersialisasi lapangan marjinal menambah nilai aset PHE sebesar Rp 109,8 milyar. Optimisasi
pengembangan lapangan menaikkan nilai aset sebesar Rp 442,3 milyar. Sehingga total real value
creation mencapai Rp 1.392,5 milyar. Inovasi ini juga memiliki potensi tambahan value creation
sebesar Rp. 1.102 milyar. Dengan demikian, total value creation adalah sebesar Rp. 2.494 milyar.
Gambar 6.4 Penambahan Nilai Aset PHE WMO & Value Creation

Pemerintah melalui SKK Migas menyetujui POD Integrasi. Hal ini membuktikan bahwa konsep
pengembangan lapangan terintegrasi berhasil menghidupkan keekonomian lapangan-lapangan
marjinal di JS-1 Ridge WMO. Hal ini diterapkan secara berkelanjutan dalam pengembangan
berikut-nya di WMO dan dijadikan model bagi beberapa Anak Perusahaan Pertamina lainnya. PHE
WMO merupakan pionir dalam pengembangan lapangan secara terintegrasi di Wilayah Kerja
yang menganut POD Basis. Lebih jauh, konsep ini tidak hanya menghidupkan lapangan marjinal
tapi juga dapat meningkatkan nilai aset dari pengembangan lapangan melalui proses optimisasi.

6.3. Analisa Evaluasi Hasil berdasarkan Aspek QCDSM


Tabel 6.2 Evaluasi Hasil Perbaikan
Aspek Sasaran Awal Hasil Dampak Positif
100% cadangan migas (termasuk Peningkatan ca-
Komersialisasi tambahan
Quality dari lapangan marjinal) dapat dangan komersi-
cadangan sebesar 66%
dikomersialisasikan. al sebesar 66%.

• Penambahan cadangan • Lapangan marjinal menjadi layak • Cadangan


komersial sebesar 12,4 dikembangkan dengan cadangan komersial total
MMBO & 28,8 BCF komersial 12,4 MMBO & 28,8 mencapai 15,8
Cost • Penghematan investasi BCF MMBO & 62,2
sebesar 10% untuk me- • Penghematan investasi sebesar BCF
ningkatkan keekonomian Rp 840,4 milyar (13,4% dari
perkiraan biaya investasi awal)

11
Aspek Sasaran Awal Hasil Dampak Positif
• Tambahan nilai aset • Tambahan nilai aset sebe- • Nilai aset di Area JS-
senilai Rp 109,8 milyar sar Rp 109,8 milyar dari la- 1 Ridge bagian
Cost dari lapangan- pangan–lapangan marjinal selatan naik dari Rp
(lanjutan) dan Rp 442,3 milyar dari
lapangan marjinal 431,5 milyar menjadi
integrasi skenario
pengembangan lapangan. Rp 983,6 milyar

Proses persetujuan POD Persetujuan POD Integrasi Proses pengembangan


Delivery untuk 6 lapangan 1 didapatkan dalam kurun ke-6 lapangan bisa
tahun. waktu 5 bulan 23 hari dilaksanakan lebih
cepat
Sistem pembuangan Area pembuangan limbah Kontrol pembuangan
HSE limbah yang lebih diintegrasikan ke processing limbah yang lebih baik
terkontrol facility CPP-2
Mendongkrak reputasi Reputasi perusahaan Meningkatkan semangat
perusahaan sebagai meningkat karena seluruh dan kepercayaan diri
Morale operator handal dengan lapangan marjinal dapat karyawan, serta keper-
komersialisasi lapangan- diproduksikan cayaan investor dalam
lapangan marjinal dan persetujuan proses
produksi yang meningkat Global Bond Pertamina.
Berdasarkan evaluasi QCDSMdi atas, rasio pencapaian sesudah dan sebelum perbaikan lebih
dari 100%.
6.4. Analisa Dampak Negatif Yang Mungkin Timbul
Tabel 6.3 Analisa Dampak Negatif
Dampak Negatif Penanggulangan
Perubahan skenario pengembangan pada salah • Melakukan koordinasi (war room & peer
satu lapangan berpotensi/berdampak negatif review) dengan PHE dan Pertamina
terhadap lapangan yang lain. (Persero) untuk memastikan project tetap
berjalan dan menguntungkan.
• Monitoring berkala dengan SKK Migas

6.5. Testimoni (Internal & Eksternal)


Eksternal: Beny Lubiantara (Kepala Divisi Pengendalian Program & Anggaran SKK Migas):
“PHE WMO dengan wilayah kerja pertama yang menganut sistem POD Basis,
menghadapi tantangan dalam hal pengembangan lapangan dengan kondisi reservoir yang
berukuran kecil. Hal ini menyebabkan keekonomian beberapa lapangan menjadi tidak menarik. Ide
pengembangan lapangan secara terintegrasi sangat membantu untuk dapat mengembangkan
lapangan-lapangan marjinal. Semoga realisasi program kerja dalam POD Integrasi dapat berjalan
baik dan segera berkontribusi dalam kenaikan produksi migas negara.”
Internal: Boyke Pardede (GM PHE WMO) :
“Konsep pengembangan lapangan secara terintegrasi berhasil menyelamatkan lapangan-
lapang-an marjinal di PHE WMO. Inovasi ini sangatlah berharga bagi PHE WMO, karena dengan
konsep ini, lapangan-lapangan yang tadinya tidak layak untuk dikembangkan menjadi layak untuk
dikembangkan. Profil produksi PHE WMO lebih terjaga, dan nilai aset dari PHE WMO meningkat.”

12
Internal: R. Gunung Sardjono Hadi (Direktur Utama PHE):
“Selamat dan apresiasi setinggi-tingginya kepada teman-teman PKM Richie Ridge dari
PHE WMO yang mengambil kajian mengenai usulan pengembangan lapangan secara terintegrasi
dari beberapa lapangan kecil. Dengan konsep ini PHE WMO menciptakan nilai tambah atau value
creation sebesar $ 146,6 juta (Rp 1.392,5 milyar). Hal ini merupakan hal yang sangat positif dan
memberikan kontribusi besar bagi PHE dan Pertamina Persero. Saya berharap konsep ini dapat
menjadi contoh bagi AP lainnya di lingkungan PHE. Semoga PKM Richie Ridge dapat memberikan
kesuksesan dan menjadi yang terbaik di lingkungan Hulu, Persero, nasional dan internasional.”

Langkah 7-Standarisasi

Agar dapat diterapkan di wilayah kerja yang lain, PC-Prove Richie Ridge melakukan standarisasi
berupa TKO Penyusunan POD Terintegrasi No:PHEWMO/COMM/XXX/J/STK/2014/B003
mengenai Tata Cara Penyusunan POD Secara Terintegrasi (Lampiran-5).
Standard Input
• Beberapa lapangan minyak dan gas yang memiliki potensi untuk dikembangkan.
• Beberapa lapangan minyak dan gas yang lokasinya terpisah.
• Beberapa lapangan perlu dikembangkan dalam waktu bersamaan.
Standard Proses
• Penentuan angka cadangan.
i
• Penentuan skenario pengembangan lapangan.
• Penentuan desain fasilitas produksi.
• Perhitungan keekonomian pengembangan lapangan.
• Penyusunan dan pengajuan dokumen pengembangan lapangan.
Standard Hasil
• Pengembangan lapangan yang diusulkan layak secara teknis.
• Keekonomian pengembangan lapangan memiliki IRR yang lebih baik daripada
pengembangan parsial dan/atau di atas kriteria minimum keekonomian
• Pengembangan lapangan disetujui oleh pihak yang memiliki otoritas

Ketua PC-Prove Manager Manager VP Eksplorasi &


Fasilitator
Richie Ridge Eksploitasi Project Eksploitasi

Imelda Pasni Dodi Suryadi Harkomoyo Hartono Dwi Mandhiri

13

Anda mungkin juga menyukai