Anda di halaman 1dari 9

SITOLOGI II

Nama : Hastya Tri Andini


NIM : B1A017081
Rombongan : B1
Kelompok :5
Asisten : Rahmi Mutia Mawardi

LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO

2018
I. PENDAHULUAN
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang
secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan
kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel
dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara
lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus
memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas
dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen
protoplasma yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma (Winarto, 1981).
Sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri berasal dari sel hidup. Sel
menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun
faktor lingkungan (Johnson, 1965).
Suatu sel dikatakan mati apabila di dalam lumen sel itu tidak terkandung lagi
protoplas. Di dalam protoplas terkandung protoplasma yaitu zat-zat kehidupan.
Dengan demikian, maka benda-benda dalam sel yang nonprotoplasmik berarti adalah
benda-benda yang tanpa adanya zat-zat kehidupan atau disebut pula benda mati.
Benda-benda mati yang terdapat dalam sel-sel tumbuhan disebut benda ergastik
(Ergastic Substances). Substansi ergastik disebut juga benda ergastrik yang berisi
substansi cair maupun padat dan merupakan hasil dari metabolisme sel. Adapun
benda ergastik yang bersifat padat adalah amilum, aleuron, kristal Ca-oksalat, kristal
kersik, sistolit. Sedang benda ergastik yang bersifat cair atau lendir dari hasil
tambahan metabolisme yang bersifat organik atau anorganik terdapat di dalam cairan
sel berupa zat-zat yang larut didalamnya, antara lain asam organik, karbohidrat,
protein, lemak, gum, lateks tanin, antosian alkaloid, minyak eteris atau minyak atsiri,
dan hars, yang ditemukan dalam sitoplasma atau dalam vakuola (Purnobasuki, 2011).
Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun
anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan,
pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan,
terletak di baigan sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda
ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin,
kutin, dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti dijelaskan
sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya
penyimpanan cadangan makanan, contohnya amilum; pemeliharaan struktur (lilin)
dan perlindungan, misalnya adanya Kristal Ca oksalat dalam suatu jaringan
tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakannya, sehingga
hewan tersebut tidak akan bernafsu menyentuhnya untuk yang kedua kali
(Priyandoko, 2004)

II. TUJUAN
Tujuan praktikum acara sitologi yang telah dilakukan adalah untuk mengati
bagian-bagian non-protoplasmik, antara lain kristal Ca-oksalat dan amilum.
III. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara sitologi diantaranya
mikroskop cahaya, object glass, cover glass, pipet, tissue, laporan sementara dan
silet.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum adalah akuades, irisan
membujur tulang daun pepaya (Carica papaya), irisan melintang batang daun talas
(Colocasia esculenta), amilum kentang (Solanum tuberosum), dan amilum jagung
(Zea mays).

B. Metode
Metode yang dilakukan dalam praktikum acara sitologi II antara lain:
1. Preparat dari bahan daun pepaya (Carica papaya), batang daun talas
(Colocasia esculenta), kentang (Solanum tuberosum), dan jagung (Zea mays)
dibuat.
2. Bagian tulang dari daun pepaya (Carica papaya) diiris secara membujur
setipis mungkin menggunakan silet, kemudian diletakkan diatas object glass,
ditetesi akuades dan ditutup cover glass.
3. Iris secara melintang batang daun talas (Colocasia esculenta) setipis mungkin
menggunakan silet, kemudian diletakkan diatas object glass, ditetesi akuades
dan ditutup cover glass.
4. Ujung potongan kentang dicelupkan ke akuades, lalu tempelkan bagian
tersebut diatas object glass untuk mendapatkan amilumnya, kemidian ditutup
cover glass.
5. Biji jagung yang telah diiris ditekan hingga keluar cairan, cairan tersebut
diletakkan diatas object glass kemudian ditetesi akuades dan ditutup cover
glass.
6. Masing-masing preparat diamati dibawah mikroskop dan difoto.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Keterangan :
1. Kristal Ca-oksalat bentuk
Bintang (drussen).

Familia: Caricaceae
1

Gambar 4.1. Ø B. Tulang Daun Pepaya (Carica papaya) Perbesaran 100X

Keterangan :
1. Kristal Ca-oksalat bentuk
Rafida (jarum)
1
Familia: Araceae

Gambar 4.2. Ø L. Tangkai Daun Talas (Manihot esculenta) Perbesaran 100X

Keterangan :
1. Hillus
2. Lamellae
1
3. Amilum
2 Familia: Solanaceae

3 Tipe amilum : eksentris

Gambar 4.3. Amilum Kentang (Solanum tuberosum) Perbesaran 100X

Keterangan :
1. Hillus
1 2. Lamellae

2 3. Amilum
Familia: Poaceae
3
Tipe amilum : konsentris

Gambar 4.4. Amilum Jagung (Zea mays) Perbesaran 100X


B. Pembahasan
Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun
anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan,
pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan,
terletak di bagian sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Benda ergastik
dibagi menjadi dua jenis, yaitu benda ergastik padat dan benda ergastik cair. Yang
termasuk kedalam benda ergastik padat, yaitu amilum, aleuron, kristal Ca-Oksalat.
Sedangkan yang termasuk kedalam benda ergastik cair, yaitu asam organik,
karbohidrat, lemak, protein, zat penyamak, antosianin, alkaloid, minyak atsiri, dan
terpentin. Amilum mempunyai rumus empiris (C6H10O5)n, berupa karbohidrat atau
polisakarida yang berbentuk tepung disebut amiloplas, dapat dibedakan menjadi
leukoamiloplas yang berwarna putih dan menghasilkan tepung cadangan makanan
dan kloroamiloplas berwarna hijau dan menghasilkan tepung asimilasi. Aleuron
ditemukan pada endosperm yang mengering. Prosesnya : keringnya biji, yang berarti
mengeringnya endosperm menjadi semakin sedikit sehingga konsentrasi konsentrasi
zat-zat yang terlarut seperti putih telur, garam dan lemak akan smakin besar,
kemudian vakuola pecah hal ini akan terus berlangsung hingga vakuola pecah
menjadi kecil-kecil yang mengandung zat-zat yang mengkristal yang disebut aleuron.
Kristal yang terdapat pada tumbuahn merupakan hasil akhir dari metabolisme,
umumnya terbentuk dari kristal Ca-oksalat yang diendapkan. Kristal tersebut tidak
larut dalam asam cuka namun larut dalam asam kuat (Kimball, 1983).
Amilum merupakan salah satu bentuk penyimpanan gula yang terdiri dari
unit-unit glukosa yang tersusun linier. Amilum terdiri dari dua macam polisakarida
yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20–28 %)
di bagian dalam dan sisanya amilopektin di bagian tepi. Butir-butir amilum
mempunyai bentuk dan ukuran yang bermacam-macam. Perbedaan ini didasarkan
pada letak hilus dalam butir amilum. Hilus adalah titik permulaan terbentuknya butir
amilum, sedangkan lamella adalah garis-garis halus yang mengelilingi hilus.
Menurut Kumalawati et al. (2018) ada 2 macam tipe amilum berdasarkan posisi
hilusnya, yaitu konsentris dan eksentris. Tipe amilum konsentris adalah amilum yang
posisi hilusnya berada di tengah, sedangkan tipe amilum eksentris adalah amilum
yang posisi hilusnya berada di tepi. Amilum konsentris biasanya berbentuk bulat
sedangkan amilum eksentris umumnya berbentuk lonjong.
Kristal yang terdapat pada tumbuahn merupakan hasil akhir dari
metabolisme, umumnya terbentuk dari kristal Ca-oksalat yang diendapkan. Kristal
Ca-oksalat merupakan hasil rekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi didalam
sitoplasma. Kristal tersebut tidak larut dalam asam cuka namun larut dalam asam
kuat. Menurut Chairiyah et al. (2016), kandungan yang Ca-oksalat yang terlalu
banyak pada tumbuhan dapat menjadikan tumbuhan tersebut keracunan atau dapat
dikatakan kristal Ca-oksalat dapat bersifat toksik pada keadaan tertentu. Penelitian
Chairiyah et al. (2016), dalam mengamati bentuk-bentuk kristal Ca-oksalat
mendapatkan hasil, ada berbagai bentuk kristal Ca-oksalat antara lain raphide,
drussen, prisma, styloid dan pasir. Kristal dussen dapat terdiri dari satu atau lebih per
sel. Biasanya ditemukan pada sel spesifik yang tidak beraturan (bentuk bintang,
bentuk bulat dan lain-lain). Kristal rafida adalah kristal styloid persegi panjang yang
telah mengental dan diperpanjang seperti jarum. Biasanya ditemukan di sel
parenkim. Kristal ini dapat menyebabkan reaksi alergi terhadap hewan dan manusia.
Prisma kristal umumnya memiliki bentuk biasa. Kristal Pasir, berbentuk piramida
kecil, terdapat pada tangkai daun Amaranthus hybridus, tangkai daun Nicotiana
tabacum dan Begonia sp. Stiloid, kristal berbetuk prisma yang dikedua ujungnya
meruncing seperti bilah, didapatka sebagai kristal tunggal, pada iridaceae, agavaceae
dan Liliaceae.
Berdasarkan hasil praktikum sitologi II maka didapatkan hasil daun
(Carica papaya) merupakan bagian dari familia Caricaceae, bagian yang teramati di
bawah mikroskop pebesaran 100X adalah sel-sel dari tulang daun dan kristal Ca-
oksalat. Kristal Ca-oksalat yang terdapat pada tulang daun pepaya adalah krista Ca-
oksalat bintang atau drussen. Daun talas (Colocasia esculenta) merupakan familia
Araceae, irisan melintang dari tangkai daun yang diamati dibawah mikroskop
perbearan 100X bagian yang teramati adalah sel-sel dari tangkai daun talas dan
kristal Ca-oksalat bentuk jarum atau rafida (Mulyani, 2004). Kentang (Solanum
tuberosum) merupakan familia Solanaceae. Pengamatan di bawah mikroskop dengan
preparat kentang yang ditempelkan pada object glass perbesaran 400X yang teramati
adalah hillus, lamellae dan amilum. Tipe amilum pada kentang adalah eksentris.
Jagung (Zea mays) masuk dalam familia Poaceae. Pembuatan preparat pada jagung
yaitu dengan meneteskan cairan pada jagung di atas object glass lalu diamati
dibawah mikroskop perbesaran 100X. Bagian yang teramati adalah hillus, lamella
dan amilum tipe kosentris (Hidayat, 1995).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari prktikum yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah
dipaparkan dapat disimpulkan bahwa bagian sel non-protoplasmik merupakan
bagian sel yang mati. Bagian sel yang mati antara lain vakuola dan substansi
ergastik. Substansi ergastik terdiri atas substansi cair dan substansi padat. Bagian
non-protoplasik yang teramati pada praktikum sitologi II ini adalah substansi
ergastik padat berupa amilum dan krostal Ca-oksalat.

B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah dalam pembuatan preparat harus benar
sesuai prosedur contohnya dalam pengirisan bahan harus setipis mungkin agar
terlihat di bawah mikroskop dan mikroskop yang digunakan seharusnya benar-
benar dalam kondisi yang bagus dan baik agar dalam melakukan pengamatan
preparat terlihat jelas.
DAFTAR REFERENSI

Chairiyah, N., Nunung, H., & Retno, M., 2016. Variation of Calcium Oxalate
(CaOx) Crystals in Porang Corms (Amorphophallus muelleri Blume) at
Different Harvest Time, American Journal of Plant Sciences, (7) 1, pp: 306-
315.
Hidayat, E. B., 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB Press.
Johnson, W. H., 1965. General Biology of Structural Plant’s cell Rine part and
Winston. Jakarta: Cuyugoro.

Kimball, J. W., 1983. Biologi. Jakarta: Erlangga.


Kumalawati, H., Munifatul, I., & Sri, W. A. S., 2018. Bentuk, Tipe dan Ukuran
Amilum Umbi Gadung, Gembili, Uwi Ungu, Porang dan Rimpang Ganyong,
Buletin Anatomi dan Fisiologi, (3) 1, pp: 56-61.

Mulyani, S., 2004. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kasinus.


Priyandoko. 2004. Sitologi. Yogyakarta: UGM-Press.
Purnobasuki, H., 2011. Inklusi Sel. Surabaya: Universitas Airlangga Press.

Winarto, L. M., 1981. Penuntun Pelajaran Biologi. Bandung: Ganeca Exack.

Anda mungkin juga menyukai