LP Hie
LP Hie
(H I E )
1. Pengertian
HIE (Hipoksik Iskemik Ensefalopati) adalah kerusakan neurologis non progresif (otak)
2. Etiologi
a. Oksigenase yang tidak adekuat dari darah maternal yang disebabkan hipoventilasi
b. Tekanan darah ibu yang rendah karena hipotensi akibat dari anestesi spinal atau
tetani.
b. Kejang
e. Episode apnea
(Wong, 2003)
II. Pathways (WOC)
Penyakit dan gangguan ekstraserebral dapat menekan fungsi neurologis dengan cara mengganggu suplai
oksigen dan glukosa atau dengan cara mengganggu lingkungan humoral dan ionic neuron, glia, dan
proses sinaptik. Neuron dan sel-sel penyokong lainnya membutuhkan lingkungan kimia
tertentu untuk dapat bertahan. Berbagai mekanisme dapat berkontribusi terhadap terjadinya
ensepalopati, namun faktor toksik, anoksik dan metabolik merupakan mekanisme tersering
dan signifikan. Melalui mekanisme ini dapat terjadi kerusakan struktural sekunder pada
jaringan otak. Ensepalopati anoksik dapat terjadi akibat gangguan pada jantung dimana
henti sirkulasi transien dapat memicu terjadinya iskemia serebral global dan akhirnya
sinkop. Hal ini terkadang diawali oleh adanya keluhan premonitori nonspesifik seperti
toksik terjadi akibat paparan logam berat atau pelarut organik. Etanol merupakan senyawa
yang paling sering mengakibatkan ensepalopati dimana dalam jumlah berlebih dapat
mengkonsumsi oksigen dalam jumlah yang tidak sepadan terhadap kemampuan menyimpan
oksigen maupun tingkat toleransi terhadap hipoksia. Otak hanya memiliki sedikit cadangan
dibandingkan dengan sebagian organ. Neuron membutuhkan suplai oksigen dan glukosa
untuk mempertahankan gradien neurotransmitter dan ion. Tekanan oksigen tidak merata
pada seluruh jaringan otak. Tekanan tersebut lebih tinggi pada substansia grisea
dibandingkan substansia alba, demikian pula halnya dengan aliran darah dan penggunaan
glukosa.Konsumsi oksigen dan glukosa untuk setiap gram otak lebih besar pada neonatus.
sebanyak 50%-70% ATP neuronal hilang, pompa sodium gagal sehingga saluran ion
bervoltase terbuka, maka menyebabkan Na+, K+, Ca++ dan Cl - menurunkan konsentrasi
gradient mereka serta melepaskan cadangan neurotransmitter. Kemudian air akan memasuki
sel sehingga terjadi peningkatan osmolalitas dan sel membengkak. Konsentrasi kalsium
intraseluler neuronal dapat meningkat hingga empat kali lipat. Konsentrasi kalsium
intraseluler tersebut selanjutnya akan mengaktifkan lipase, protease dan enzim katabolic
lainnya. Perubahan tekanan oksigen memiliki efek yang cepat dan langsung pada saluran
ion membran yang sebagian terkait dengan fosforilasi. Beberapa saluran ion mengalami
down regulation untuk mengurangi saluran ion dan kebutuhan energi seluler. Sedangkan
saluran ion lainnyamengalami up regulation yang menimbulkan depolarisasi dan kematian sel.
hypoxia-inducible factor (HIF). Pembentukan molekul ini terjadi belakangan dibandingkan efek
hipoksia pada saluran ion. Molekul ini akan mengaktifkan transkripsi gen untuk
eritropoietin, gen untuk enzim glikolitik dan gen yang terlibat dalam angiogenesis. Faktor-
faktor yang memediasi induksi HIF dan mekanisme toleransi terhadap hipoksia masih
dalam penelitian. Hiperoksia juga dikenal dapat menyebabkan kematian sel pada organ
mata dan paru. Berdasarkan penelitian yang dilakukanoleh Hu dkk., baik itu hipoksia
maupun hiperoksia akan menyebabkan kematian sel dengan cirri apoptotic pada korteks
serebral tikus yang berusia 7 hari. Beberapa penelitian pada binatang juga menunjukkan
bahwa terdapat efek merugikan dari hiperoksia normobarik yangdigunakan untuk resusitasi
dan terapi hiperbarik, yakni menimbulkan kejang dan cedera otak permanen. Anak-anak
yang menghirup 100% oksigen dapat memunculkan tanda hyperintense cerebrospinal. Hypoxia-
ischemic encephalopathy
(HIE) pada bayi baru lahir adalah hasil dari hipoksemia dan iskemia, kedua kondisi ini
mengakibatkan munculnya defisiensi suplai oksigen pada jaringan serebral. Istilah hipoksik-
iskemik dipakai karena belum jelas yang mana diantara kedua faktor tersebut yang lebih
peningkatan glikolisis, produksi laktat, dan penurunan produksi senyawa fosfat berenergi
e. Koreksi dan pertahnkan kalori, cairan dan kadar elektrolit serta glukosa (Dextrosa 10 %
60 cc/kg/hari)
f. Jika terjadi kejang pada bayi, berikan fenobarbital 20 mg/kg IV setelah 5 menit, dosis
bias ditiingkatkan 5 mg/kg setiap 5 menit hingga kejang bias diatasi, maksimum dosis 40
mg/kg
a. Anamnesa
1. Biodata
Terdiri dari nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, agama, anak keberapa, jumlah
2. Keluhan Utama
Bagaimana proses persalinan, apakah spontan, premature, aterm, letak bayi belakang
4. Kebutuhan dasar
a. Pola Nutrisi
Pada neonatus membatasi intake oral, karena organ tubuh terutama lambung belum
sempurna, selain itu juga bertujuan untuk mencegah terjadinya aspirasi pneumonia
b. Pola Eliminasi
c. Kebersihan diri
Perawat dan keluarga pasien harus menjaga kebersihan pasien, terutama saat b.a.b
d. Pola tidur
b. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Pada umumnya pasien dalam keadaan lemah, sesak nafas, pergerakan tremor, reflek
2. Tanda-tanda Vital
3. Kulit
4. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala bukit, fontanela mayor dan minor masih cekung, sutura
5. Mata
6. Hidung
Yang paling sering didapatkan adalah didapatkan adanya pernafasan cuping hidung.
7. Dada
Pada dada biasanya ditemukan pernafasan yang irregular dan frekwensi pernafasan
yang cepat
8. Neurology / reflek
termoregulasi
c. Test Diagnostik
1. Pemeriksaan Fisik
kesadaran, tonus otot, reflex-refleks (moro, tendo, mioklonus), pupil, denyut jantung.
2. Pemeriksaan Laboratorium
system koagulasi
d. gas darah untuk monitoring status asam basa, dan untuk menghindari
hyperoksia/hypoxia
3. Pemeriksaan Penunjang
intraventricular.
V. Diagnosa Keperawatan
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan paru-paru bayi terendam cairan (kolaps)
d. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan suplai darah, O2 dan nutrisi
e. Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan suplai darah, O2 dan nutrisi
f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan bayi kekurangan nutrisi
Arif, Mansjoer, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: FKUI.
Carpenito, Lynda Juall. 2009. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi. 8. Jakarta: EGC.
Doengoes, Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III. Jakarta: EGC.
Yogyakarta
Markum. AN. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. BCS. IKA Fakultas Kedokteran