Anda di halaman 1dari 2

Pada praktikum kali ini, dilakukan analisis iodin di dalam urin.

Iodin
digunakan oleh tubuh untuk mengaktifkan hormon-hormon tiroid, kemudian 90%
iodin tersebut diekskresikan di urin. Karena itu, jumlah iodin dalam urin adalah
salah satu parameter klinik penting untuk menentukan kondisi metabolisme tubuh.
Kadar iodium dalam sampel dianalisis menggunakan metode Ammonium Persulfate
Digestion on Microplate (APDM). APDM merupakan suatu metode destruksi
basah dengan pereaksi amonium persulfat sebagai reduktor. Metode APDM
didasarkan pada prinsip reaksi Sandell-Kolthoff yaitu reaksi yang berfungsi untuk
mengeliminasi zat-zat yang tidak diinginkan, dimana terdapat beberapa variasi
proses digesti yang biasanya menggunakan asam klorat yang memiliki efektifitas
tinggi namun menimbulkan gas toksik sehingga direkayasa kembali dengan zat
yang memiliki efektifitas tinggi namun aman, yaitu amonium persulfat, dimana
lebih murah dan aman.
Sebelum dilakukan pengujian dilakukan pembuatan reagen yaitu amonium
persulfat, natrium hidroksida, asam arsenat, amonium serium sulfat, asam sulfat dan
kalibrator iodin. larutan stok asam arsenat dibuat dengan melarutkan arsen trioksida
dengan air dan natrium hidroksida. NaOH berfungsi sebagai ko-solven air karena
arsen tidak akan larut dalam kondisi pH lebih rendah.

Larutan lain yang perlu dibuat adalah larutan serium amonium sulfat, yang
dibuat dengan dengan melarutkan tetraamonium serium (IV) sulfat dihidrat dalam
asam sulfat. Ion-ion metal seperti serium tidak bisa larut dalam air ataupun larutan
basa sehingga asam sulfat digunakan sebagai pelarut.

sampel yang terdegradasi. Kelemahan dari metode digesti dengan persulfat


dan pemanasan ini adalah, semakin lama proses pemanasan, semakin banyak iodin
yang terdegradasi dan tidak terbaca saat analisis dengan spektrofotometri.

Kemudian terdapat kesulitan dalam menentukan konsentrasi adalah karena


kesalahan pada kurva baku yang dibuat. Absorbansi kurva baku tidak menunjukkan
hasil yang bagus sehingga dikurangi menjadi 3 titik akibatnya banyak hasil
absorbansi sampel urin yang tidak masuk range yang bisa dihitung. Kesalahan pada
kurva baku ini dapat mempengaruhi perhitungan konsentrasi sampel-sampel iodin
dalam urin.

Anda mungkin juga menyukai