Anda di halaman 1dari 11

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil
Formulir Modifikasi Malnutrition Screening Tool (MST) dan Nutritional Risk Screening
(NRS 2002)
( Kajian Awal Asuhan Gizi )
Nama Pasien : Sirajudin RMK :
Umur : 63 tahun Ruang :
Tabel 1. Skrining Awal
Parameter Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak
direncanakan, tidak diinginkan
1) Tidak 0
2) Tidak yakin ( ada tanda baju : baju jadi longgar ) 2
3) Ya, ada penurunan BB sebanyak :
1. 1 – 5 kg 1
2. 6 – 10 kg 2
3. 11 – 15 kg 3
4. > 15 kg 4
5. Tidak tahu seberapa kg penurunannya 2
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
nafsu makan/ kesulitan menerima
a. Tidak 0
b. Ya 1
Total Skor 3

Table 2. Skrining Akhir


Penyakit berat ( peningkatan kebutuhan )
Absen Skor 0 Kebutuhan gizi normal
Ringan Skor 1 Fraktur pinggan, pasien kronis dengan
komplikasi akut : sirosis, COPD,
hemodialisa kronik.
Sedang Skor 2 Bedah mayor abdomen, stroke, paru – paru
berat, kanker darah.
Berat Skor 3 Luka kepala, transplantasi sumsum tulang,
pasien dalam perawatan intensif (APACHE
> 10)

Umur : thn ( jika > 70 tahun : ditambah 1 total Koreksi umur :


skor )
Skor = + = Total skor :
Keterangan :
Skor ≥ 3 : resiko malnutrisi, perlu perencanaan gizi secara dini
Skor < 3 : tidak beresiko malnutrisi atau bisa dilakukan skrining seminggu kemudian
terutama bagi pasien yang akan
Kesimpulan : resiko malnutrisi ( buruk / kurang ) / tidak resiko malnutrisi ( normal )
Tanggal pengambilan data :

ASUHAN GIZI
RMK : Jenis Kelamin : Laki – laki Tanggal : 11/04/2019
Nama : Sirajuddin Aktivitas :
Umur : 63 tahun Ruang :
ASSESMENT
Diagnose Penyakit : PPOK
Antropometri : BB = 42 kg TB = 167 cm LILA = 21.5 cm Status Gizi :
Malnurisi buruk
Hasil Lab./Biokimia : Hb 13,2 g/dl, eritrosit 4.3 juta/ml, hematocrit 38%
Fisik – Klinis : TD 145/80 mmHg, Suhu 36,5 OC ,pucat, lemah, sulit menelan
karena rasa sakit pada kerongkongan bagian kanan atas karena ada pembengkakan, badan
kurus, gigi geligi bagian geraham sudah tidak lengkap.
Riwayat Gizi : Kebiasaan Makan Utama : Pagi = Ya/ Tidak , Siang = Ya/ Tidak,
Sore = Ya/ Tidak
: Kebiasaan Selingan/Ngemil : ……. Kali/hari
: Ada Alergi Terhadap Makanan : …….
: Ada Pantangan Terhadap Makanan : …….
: Gangguan Gastrointestinal : 1. Anoreksia 2. Mual 3. Muntah
4. Diare 5. Kesulitan Mengunyah 6.
Konstipasi 7. Kesulitan Menelan 8.
Ganguan Gigi Geligi
: Riwayat Makan Sebelum Masuk RS : 1 Makan < 3 kali/hari
2 Makan > 3 kali/hari
: Bentuk makanan sebelum masuk RS : a. Nasi b. Lunak c. Saring
d. Cair e. Parenteral
: Asupan Sebelum Masuk Rumah Sakit : a. lebih b. kurang c.Baik
d. Buruk

DIAGNOSA GIZI
a. Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan kondisi tubuh lemah, anoreksia dan
kesulitan menelan karena adanya pembengkakan pada kerongkongan bagian atas
ditandai dengan tidak habisnya makanan yang diberikan
b. asupan serat indakuat berkaitan jarang makan sayur dan buah ditandai dengan
sulit BAB/Konstipasi.
c. perubahan nilai lab berkaitan dengan penyakit PPOK serta kurangnya asupan
protein, lemak, vitamin dan mineral ditandai dengan jarang makan, sayur, buah
dan hanya sedikit memakan lauk yang diberikan.
d. kurang patuh mengikuti rekomendasi gizi berkaitan dengan kurang pemahaman
dan pengetahuan ditandai dengan pasien hanya mau memakan bubur saja
sedangkan lauk-pauk dan buah serta sayuran hanya sedikit yang dimakan.

INTERVENSI GIZI
Kebutuhan Gizi : Energi : 2400 kkal Protein : 120 gr Lemak : 67 gr
Karbohidrat : 330 gr
Bentuk Makanan : Cair/Saring/BB/NL/NB,
Jenis Diet : TKTP
Rute Diet : Oral 3 kali sehari
Diberikan Diet : Bubur TKTP
KASUS

Seorang laki – laki berusia 63 tahun dengan BB 42 kg TB 167 cm datang ke rumah sakit
pada tanggal 9 april 2019 dengan keluhan lemah, sesak nafas, batuk, sulit menelan, sulit BAB.
Pasien dulu bekerja sebagai anak buah kapal dan sekarang sudah pensiun karena sakit. Pasien
dulu seorang perokok. Hasil pemeriksaan klinis TD 145/80 mmHg, Suhu 36,5 OC, pucat, lemah,
sulit menelan karena rasa sakit pada kerongkongan bagian kanan atas karena ada pembengkakan,
badan kurus, gigi geligi bagian geraham sudah tidak lengkap. Hasil Biokimia Hb 13,2 g/dl,
eritrosit 4.3 juta/ml, hematocrit 38%. Sebelum sakit pasien biasa makan 2x sehari pasien tidak
memiliki alergi terhadap makanan. Saat dirawat Pasien jarang makan sayur dan buah serta hanya
sedikit memakan lauk yang diberikan. Pasien suka mengkonsumsi bubur nasi saja dan terkadang
tidak habis.

I. Gambaran Umum Pasien


Nama : Sirajuddin
Usia : 63 tahun
Jenis Kelamin : laki - laki
Pekerjaan : pensiun
Ruang : kelas II
Hari Perawatan : 2 hari
Diagnosa Medis : PPOK

II. Proses Asuhan Gizi Terstandar


a. Assesment
1. AD (Antropometri)
AD 1.1.2. Berat Badan : 42 kg, BBI = 60 kg
AD 1.1.1. Tinggi Badan : 167 cm
AD 1.1.5. IMT : 15 ( sangat kurus)
2. FH (Riwayat Gizi)
FH.1.2.2.2 jenis makanan lunak
FH.1.2.2.3 pasien biasa makan 2x sehari, jarang makan buah, sayur dan hanya
sedikit memakan lauk yang diberikan. Pasien hanya memakan bubur yang
diberikan.
FH.2.1.2.5 pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan
3. BD (Biokimia)
BD.1.10.1 Hb 13,2 g/dl (normal) N :13-16 g/dl
BD.1.10.2 Hematokrit 38% (rendah) N 40-48%
BD.1.10.3. eritrosit 4,31 juta/ml (rendah) N 4,5-5,5 juta/ml
4. PD (klinis)
PD.1.1.1 penampilan kurus, pucat dan lemah, anoreksia
PD.1.1.3 sesak nafas, batuk
PD.1.1.5. kesulitan menelan karena rasa sakit bengkak pada bagian kanan atas
kerongkongan, gigi geligi bagian geraham sudah tidak lengkap
PD.1.1.9 TD 145/80 mmHg (tinggi) N sistolik 90-120 mmHg diastolic 60-80
mmHG , suhu 36,5oC (normal) 36-37oC
5. CH (riwayat personal)
CH.1.1.1 umur 63 tahun
CH.1.1.2 laki-laki
CH.1.1.6 edukasi lulusan SMA
6. CS (Standar Pembanding)
Estimasi kebutuhan Energi : 2160 kkal
Estimasi kebutuhan Protein : 108 gr
Estimasi kebutuhan Lemak : 60 gr
Estimasi kebutuhan Karbohidrat : 297 gr
b. Diagnosa Gizi
NI.2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan kondisi tubuh lemah,
anoreksia dan kesulitan menelan karena adanya pembengkakan pada
kerongkongan bagian atas ditandai dengan tidak habisnya makanan yang
diberikan
NI.5.8.5. asupan serat indakuat berkaitan jarang makan sayur dan buah ditandai
dengan sulit BAB/Konstipasi.
NC.2.2 perubahan nilai lab berkaitan dengan penyakit PPOK serta kurangnya
asupan protein, lemak, vitamin dan mineral ditandai dengan jarang makan, sayur,
buah dan hanya sedikit memakan lauk yang diberikan.
NB.1.6. kurang patuh mengikuti rekomendasi gizi berkaitan dengan kurang
pemahaman dan pengetahuan ditandai dengan pasien hanya mau memakan bubur
saja sedangkan lauk-pauk dan buah serta sayuran hanya sedikit yang dimakan.

c. Intervensi
Jenis diet : TKTP dan RG III
Rute : oral
Frekuensi : 3x makan 2x selingan
Bentuk makanan : Lunak
1. ND.1. makanan dan snack
ND.1.2.1 modifikasi tekstur lunak
ND.1.2.2 energy 2400 kkal
ND.1.2.3 protein 120 gram
ND.1.2.5 lemak 67 gram
ND.1.2.4 karbohidrat 330 gram
ND.1.2.10 Na 1000-1200 mg
ND.1.3 jadwal pemberian makan 3x makan 2x selingan

Tujuan Diet :

a) memenuhi kebutuhan energy dan protein yang mengingkat untuk


mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
b) menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal
c) menurunkan tekanan darah pasien

Syarat Diet :

a) Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/Kg BBI


b) Potein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BBI
c) Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energy total
d) Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energy total
e) Vitamin dan mineral cukup, kecuali natrium 1000-1200 mg/hari
f) Makanan dalam bentuk lunak

Makanan Yang di anjurkan :

a) sumber karbohidrat : beras, kentang, singkong, terigu, tapioca, hunkwe,


gula, makanan yang diolah dari bahan makanan tersebut di atasa tanpa
garam dapur dan soda seperti : macaroni, mie, bihun, roti, biscuit, kue
kering
b) sumber protein hewani : daging dan ikan maksimal 100 g sehari, telur
maksimal 1 butir sehari
c) Sumber protein nabati : semua kacang-kacangan dan hasilna diolah dan
dimasak tanpa garam dapur
d) Sayuran : semua sayuran segar, sayuran yang di awetkan tanpa garam
dapur dan natrium benzoate
e) Buah-buahan : semua buah-buahan sega, buah yang diawetkan tanpa aram
dapur dan natrium benzoate.

Makanan yang tidak dianjurkan :

a) sumber karbohidrat : roti, biscuit, dan kue-kue yang dimasak dengan


garam dapur/ backing powder dan soda
b) sumber protein hewani : otak, ginjal, lidah, sarden, daging, ikan, susu, dan
telur yang diawetkan seperti daging asap, ham, bacon, dendeng, abon,
keju, ikan asin, ikan kaleng, kornet, ebi, udang kering, telur asin, dan telur
pindang
c) Sumber protein nabati :keju, kacang tanah, dan semua kacang-kacangan
dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan lain ikatan natrium
d) Sayuran : sayuran yang dimasak dan diawetkan dengan garam dapur dan
lain ikatan natrium, seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, asinan, dan
acar
e) Buah-buahan : buah-buahan yang diawetkan dengan garam dapur dan lain
ikatan natrium seperti buah dalam kaleng

Kebutuhan Energi dan zat gizi diet TKTP :

Energy = 40-45 kkal x BBI = 40 x 60 = 2400 kkal

Protein = 2,0-2,5 g/kg BBI = 2 x 60 = 120 gram

Lemak = 10-25% Energy = 25% x 2160 kkal = 600 : 9 = 67 gram

Karbohidrat = 55% Energy = 55% x 2400 kkal = 1320 : 4 = 330 gram

2. E.1.5. rekomendasi modofikasi penjelasan tentang diet TKTP, RG III, makanan


yang boleh dan tidak boleh, kebiasaan makan, pola dan jadwal makan
3. C.2. strategi
C.2.11. sasaran konseling pasien dan keluarga

d. Monitoring
AD (Antropometri)
AD 1.1.2. Berat Badan pengukuran 3 hari sekali
FH (Riwayat Gizi)
FH.1.2.2.1 asupan makanan dengan recall
BD (Biokimia)
BD.1.10.1 pemeriksaan Hb mengikuti jadwal pemeriksaan
BD.1.10.2 pemeriksaan Hematokrit mengikuti jadwal pemeriksaan
BD.1.10.3 pemeriksaan eritrosit mengikuti jadwal pemeriksaan
PD (klinis)
PD.1.1.1 penampilan dimonitor setiap hari
PD.1.1.3 gejala sesak nafas, batuk dimonitor setiap hari
PD.1.1.5. pembengkakan pada kerongkongan bagian atas dimonito setiap hari
PD.1.1.9 TD dan suhu tubuh dimonitor setiap hari
e. Evaluasi
AD (Antropometri)
AD 1.1.2. Berat Badan naik/mencapai BB normal
FH (Riwayat Gizi)
FH.1.2.2.1 asupan makanan sesuai anjuran
BD (Biokimia)
BD.1.10.1 Hb mencapai angka normal
BD.1.10.2 Hematokrit mencapai angka normal
BD.1.10.3. eritrosit mencapai angka normal
PD (klinis)
PD.1.1.1 penampilan kurus, pucat dan lemah, anoreksia berkurang
PD.1.1.3 sesak nafas, batuk berkurang
PD.1.1.5. kesulitan menelan karena rasa sakit bengkak pada bagian kanan atas
kerongkongan berkurang
PD.1.1.9 TD mencapai angka normal, suhu tubuh mencapai angka normal
normal
KESIMPULAN

Dalam kasus ini selain pasien mengalami PPOK/PPOM . Penyakit Paru Obstruksi Menahun (PPOM)
adalah kelainan dengan klasifikasi yang luas, termasuk bronkitis kronis, bronkiektasis, emfisema, dan
asma. Ini merupakan kondisi yang terdapat pulih yang berkaitan dengan dispnea pada aktivitas fisik dan
mengurangi aliran udara (Baughman, 2000 : 444).
Dalam masa pngobatan pasien di rumah sakit. Pasien diberikan proses asuhan gizi terstandar
untuk memeperbaiki dan mempertahankan status gizi pasien. Baiknya status gizi pasien akan membantu
pasien dalam proses penyembuhan dan dapat mengindarkan pasien dari komplikasi yang dapat terjadi
akibat malnutrisi.

SARAN

Dalam Pelayanan asuhan gizi terstandar tahapan harus dilakukan dengan benar agar.
Terutama dalam menggali informasi pasien pada tahap skrining dan assessment karena informasi
yang didapatkan sangat diperlukan untuk menentukan langkah-langkah dan hasil dari proses
asuhan gizi terstandar.

Anda mungkin juga menyukai