Anda di halaman 1dari 23

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

SISTEM
INSTRUMENTASI
ELEKTRONIKA

2019

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

STANDART PROSEDUR OPERASIONAL


LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

A. PRA PRAKTIKUM
1. Ka Laboratorium bersama Ketua Prodi menetapkan daftar Mata Praktikum yang akan
dilaksanakan pada semester berjalan.
2. Laboran atau Staf mengumumkan daftar Mata Praktikum dan pengumuman lainnya via
web lab-elektro.umm.ac.id
3. Staf / Laboran menerima pendaftaran calon praktikan yang mengulang
4. Staf / Laboran mengumumkan daftar peserta Mata Praktikum berdasarkan data peserta
mata kuliah dan peserta mengulang di web lab-elektro.umm.ac.id
5. Kepala lab dan wakil kepala lab menetapkan daftar Instruktur dan Asisten Mata Praktikum
dan diusulkan untuk ditetapkan SK Dekan
6. Ka. Lab mengundang Peserta Mata Praktikum untuk mengikuti pertemuan persiapan dan
pembagian jadwal peserta mengikuti praktikum dan peraturan serta prosedur praktikum
dan K3
7. Instruktur dan Asisten mengundang peserta Mata Praktikum untuk mengikuti Ujian Pra
Praktikum (Memberikan Tugas Pra Praktikum)

B. PRA PELAKSANAAN PERCOBAAN PRAKTIKUM


1. Asisten dan Praktikan hadir 15 menit sebelum dimulai jam praktikum
2. Asisten mempersiapkan instrumen ukur serta modul praktikum dan peralatan pendukung
seperti kabel, jumper dan lain lain
3. Praktikan membaca petunjuk praktikum dan mempersiapkan kebutuhan peralatan sebelum
masuk ruang/lab
4. Asisten memberikan salam dan ucapan selamat datang dengan senyum serta memberikan
arahan kepada kelompok Praktikan tentang prosedur pelaksanaan praktikum dan penjelasan
daftar peralatan dan modul
5. Asisten menunjuk peserta yang menjadi petugas pencatat, melakukan pengukuran dan
pembantu pelaksanaan
6. Asisten meminta kelompok Praktikum untuk membaca doa/Basmalah sebelum dimulai
pemasangan dan instalasi praktikum dan dipandu oleh Asisten

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

C. PRAKTIKUM BERLANGSUNG
1. Asisten memberikan instruksi kepada kelompok praktikan pemasangan atau instalasi
modul dan mengawasi dan mengevaluasi serta memeriksa hasil pemasangan dan
memastikan kebenaran instalasi
2. Praktikan dan asisten saling menjaga kenyamanan dan ketertiban praktikum sesuai tata
tertib yang berlaku serta menjaga keamanan perangkat lab selama pelaksanaan praktikum
dari satu percobaan ke percobaan berikutnya.
3. Asisten berhak menegur dan menindak praktikan apabila ketahuan merusak, mengubah
atau memindahkan perlengkapan lab tanpa ijin.
4. Asisten melakukan penilaian dan pengawasan tiap praktikan melakukan pengukuran
selama percobaan.
5. Asisten dan kelompok praktikan mengakhiri praktikum dengan membaca hamdallah dan
mengucap salam serta meminta praktikan untuk merapikan peralatan dan modul serta kursi
dan membuang sampah di sekitarnya.

D. PRAKTIKUM BERAKHIR
1. Praktikan meninggalkan ruangan dengan rapi dan teratur.
2. Asisten Mengkondisikan ruangan kembali,
a. Mengembalikan/mengatur kursi kembali.
b. Merapikan sampah yang ditemukan berserakan dalam ruangan.
c. Mengembalikan peralatan dan modul ke Lemari Alat dan Modul sesuai nama jenis Mata
Praktikum
d. Mengunci pintu
e. Mematikan lampu apabila tidak ada praktikum berikutnya.
3. Asisten menandatangani presensi kelompok dan memberikan daftar penilaian kerja
percobaan kelompok ke ruang administrasi (Laboran).
4. Instruktur dan atau asisten melakukan evaluasi reguler praktikum jika diperlukan.

E. PASCA PRAKTIKUM
1. Praktikan menyusun laporan semua percobaan
2. Praktikan melakukan asistensi laporan ke Asisten Praktikum min 4 kali
3. Setelah laporan praktikum ditandatangani oleh Asisten, Tiap Praktikum menghadap
Instruktur sesuai jadwal yang ditetapkan Instruktur
4. Instruktur menguji praktikum mengenai proses pelaksanaan praktikum

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

5. Instruktur memberikan nilai akhir praktikan


6. Nilai akhir prakatikum diserahkan ke Lab untuk proses administrasi

F. SANKSI
1. Keterlambatan asistensi pertama kali sanksi point 1
2. Tidak memenuhi minimal 4 kali asistensi sanksi point 2
3. Datang terlambat 15 menit dari waktu yang telah ditentukan sanksi point 3
4. * Tidak mengikuti proses praktikum tanpa adanya konfirmasi sanksi point 4
5. * Tidak mengikuti ujian koordinator tanpa adanya konfirmasi sanksi point 5
6. Keterlambatan pengumpulan laporan resmi sanki point 6
7. * Tidak mengikuti ujian instruktur sesuai dengan jadwal yang ditentukan instruktur sanksi
point 7
8. Pemalsuan tanda tangan selama proses praktikum berlangsung sanksi point 8
9. Merusakkan perlatan Lab. Teknik Elektro sanksi point 9
* Maksimal konfirmasi 2 x 24 jam sejak jadwal resmi diumumkan untuk penggantian jadwal ujian
Point 1 Menulis materi modul bab 1
Point 2 Menulis materi modul bab 1-3 & Pengurangan Nilai
Point 3 Menulis materi 1 bab & Pengurangan Nilai
Point 4 Mengulang (tidak konfirmasi sesuai waktu yang telah ditentukan) atau Pengurangan Nilai
Point 5 Mengulang (tidak konfirmasi sesuai waktu yang telah ditentukan) atau Pengurangan Nilai
Point 6 Membeli buku berkaitan dengan bidang Teknik elektro
Point 7 Pengurangan Nilai Instruktur
Point 8 Mengulang Praktikum atau mendapat Nilai E
Point 9 Mengganti peralatan tersebut sesuai dengan spesifikasi atau mirip dan memiliki fungsi yang sama

G. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


1. Sebelum memulai praktikum, praktikan memahami tata tertib dan keselamatan di
Laboratorium
2. Mengetahui tempat dan cara penggunaan perlatan Laboratorium
3. Memperhatikan dan waspada terhadap tempat-tempat sumber listrik ( stop kontak dan
circuit breaker)
4. Praktikan harus memperhatikan dan menaati peringatan (warning) yang biasa tertera pada
badan perlatan praktikum maupun rambu peringatan yang terdapat di ruangan
Laboratorium
5. Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan bahaya, segera laporkan ke
asisten terkait atau dapat langsung melapor ke laboran.

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

6. Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik ( sengatan listrik)
secara tidak sengaja, missal seperti jala-jala kabel yang terkelupas
7. Keringkan bagian tubuh yang basah, seperti keringat atau sisa air wudhu
8. Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktifitas praktikum.
9. Jika terjadi kecelakaan akibat bahaya listrik, berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti
praktikan:
a) Jangan panik
b) Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing dan
di meja praktikum yang tersengat arus listrik.
c) Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber listrik
d) Beritahukan dan minta bantuan kepada laboran, praktikan lain dan orang di sekitar
anda tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik.
10. Jangan membawa benda-benda mudah terbakar (korek api, gas, dll) ke dalam ruangan
laboratorium bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum.
11. Jangan melakukan sesuatu yang menimbulkan api, percikan api, atau panas yang
berlebihan.
12. Jangan melakukan sesuatu yang menimbulkan bahaya api atau panas berlebih pada diri
sendiri atau orang lain.
13. Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas di
laboratorium.
14. Jika terjadi kecelakaan akibat bahaya listrik, berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti
praktikan:
a) Jangan panik
b) Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing.
c) Beritahukan dan minta bantuan laboran, praktikan lain dan orang di sekitar anda
tentang terjadinya bahaya api atau panas berlebih
d) Menjauh dari ruang praktikum
15. Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang praktikum bila
tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan
16. Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang, dll
17. Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat melukai.
18. Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau orang lain.

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PERCOBAAN I
PENGKONDISIAN SINYAL DENGAN OP AMP

1.1 Tujuan
1. Menggunakan op-amp sebagai penguat inverting dan juga penguan non-inverting
2. Menggunakan op-amp sebagai penguat instrumentasi
3. Menggunakan op-amp sebagai komparator

1.2 Teori Dasar


Op-amp biasanya dilukiskan dengan symbol seperti gambar 1.1. tampak adanya dua masukan yaitu inverting
(-) dan non inverting (+).

Gambar 1.1 Simbol Op-Amp

Bila isyarat masukan dihubungkan dengan masukan inverting, maka pada daerah frekuensi tengah isyarat
keluaran akan berlawanan fasa dengan isyarat masukan. Sebaliknya bila masukan dihubungkan dengan masukan
non-inverting, maka isyarat keluaransefasa dengan isyarat masukan. Ada beberapajenis op-amp Norton dan op-
amp transkonduktansi (OTA). Dalam percobaan ini anda akan menggunakan op-amp biasa yaitu dimana
tegangan keluaran sebanding dengan beda tegangan antara kedua isyarat masukannya. Untuk memahami kerja
op amp adalah sebagai berikut :
a. Penguat loop terbuka (Av) tak terhingga.
b. Hambatan Keluaran loop terbuka (Ro) adalah nol.
c. Hambatan Keluaran loop terbuka (Ri) tak terhingga.
d. Lebar pita tak terhingga, atau respon frekuensi flat.
e. Common mode rejection (CMMR) tak terhingga.

1.2.1 Penguat Inverting


Pada penguat inverting gambar 1.2 sumber isyarat dihubungkan dengan masukan(Vin) adalah negatif (-)

Gambar 1.2 Penguat Inverting

Dari gambar 1.2 di atas diperoleh hubungan :


Vo = Av.Vi
Av = - (Rf / Rin ) . Vin

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

1.2.2 Penguat Non Inverting


Pada penguat non inverting gambar 1.3 sumber isyarat dihubungkan dengan masukan(Vin) adalah
positif (+)

Gambar 1.3 Penguat Non-Inverting


Dari gambar 1.3 di atas diperoleh hubungan :
Vo=Av.Vi
Av= (1 + (R2 / R1 )). Vin

1.3 Alat dan Bahan


1. Modul Penguat Op-AMP Inverting dan Non Inverting
2. Modul Penguat Instrumentasi
3. Modul Potensiometer
4. Multimeter atau AVO meter
5. Kit praktikum dan kabel penghubung

1.4 Non inverting dan Inverting Op-Amp

Gambar 1.4 Op-AMP Inverting dan Non Inverting


Langkah Percobaan :
1. Rangkailah kit modul Non inverting dan Inverting seperti gambar 1.1.
2. Sambungkan dengan Power Supply
3. Nyalakan Power Supply
4. Kalibrasi Penguatan Op-amp (non inverting) = 3x
-Dengan cara mengeset Vin (V1) = 1 Volt
-Putar Potensiometer sampai Vout (V3) = 3 Volt
PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

5. Kalibrasi juga pada penguat Inverting seperti point 4, catat Voutnya dan amati perbedaanya.
6. Atur Vin Variabel dan catat hasilnya dan Isi tabel berikut :

1.4.1 DATA HASIL PERCOBAAN


TABEL 1.1 PENGUATAN OP AMP NON INVERTING 3 KALI
Vin Vout Penguatan
(V1) (V2) (kali)
0
1
2
3
4
5

TABEL 1.2 PENGUATAN OP AMP INVERTING 3 KALI


Vin Vout Penguatan
(V1) (V2) (kali)
0
1
2
3
4
5

1.4.2 ANALISA PERHITUNGAN


1.4.2.1 PENGUATAN OP AMP NON INVERTING 3 KALI
Mencari Vout dan Av(penguatan)
1.4.2.2 PENGUATAN OP AMP INVERTING 3 KALI
Mencari Vout dan Av(penguatan)
1.4.3 ANALISA DATA
1.4.4 KESIMPULAN

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

1.5 KOMPARATOR

Gambar 1.5 Rangkaian Komparator


Langkah percobaan :
1. Rangkailah kit modul seperti gambar 1.6 di atas
2. Sambungkan dengan Power Supply
3. Nyalakan Power Supply
4. Kalibrasi komparator
-Dengan cara mengeset tegangan referensi (Vref) dengan memutar Potensiometer sampai (V2)= 1 Volt
5. Atur VR dan isi tabel berikut :

1.5.1 DATA HASIL PERCOBAAN


TABEL 1.3 KARAKTERISTIK KELUARAN KOMPARATOR
Vin Vref Vout
(V1) (V2) (V3)
1 1
2 1
3 1
1 2
2 2
3 2
1 3
2 3
3 3

GRAFIK 1.1 GRAFIK ANTARA SUMBU X =VIN DAN SUMBU Y =VOUT


1.5.2 ANALISA PERHITUNGAN
Mencari Vout
1.5.3 ANALISA DATA
1.5.4 KESIMPULAN

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PERCOBAAN II
LOAD CELL
2.1 Tujuan
1. Mengetahui fungsi, cara kerja, juga dapat menggunakan dan mengaplikasikan Strain Gauge dan Load Cell.

2.2 Teori Dasar


Load Cell adalah suatu alat pengukur yang digunakan untuk memonitor gaya kompersi, tensi dan shear.
Dengan kata lain load cell tranducer yang mengkonvervi gaya menjadi sinyal listrik. Pengunaan load cell di
industri sangat luas, mulai perangkat tes mekanik hingga timbangan elektronik.
Bagian inti penyusun Load Cell adalah:
1. Aparatus Penerima Gaya
2. Perangkat Sensor

Aparatus Penerima Gaya biasanya dibuat dari suatu bahan tertentu dan dengan bentuk kontruksi tertentu.
Pemilihan bagian ini didasarkan pada bahwa kontruksi harus bisa meregang maksimal (tanpa mengalami
kerusakan maupun perubahan bentuk, tanpa terdefleksi) ketika dibebani dengan beban dalam range yang telah
ditentukan. Oleh karena itu maka sering dipergunakan adalah bahan Alumunium karena alumunium memiliki
elastisitas tinggi dan kuat, beberapa jenis :
1. Loadcell Single Point
2. Loadcell S
3. Loadcell Beam
4. Loadcell double ended
5. Loadcell Compress

Perangkat sensor yang dipergunakan di dalam Load cell adalah Strain Gauge. Dalam satu load cell
biasanya minimal terdapat 2 strain gauge. Semakin banyak strain gauge di dalam load cell maka output juga
akan semakin sensitif. Untuk modul ini menggunakan load cell jenis Single Point jenis G4-C2G1 yang
memiliki spesifikasi berikut:

Gambar 2.1 Load Cell Single Point

2.3 Alat dan Bahan


1. Modul Penguat Instrumentasi
2. Modul Load Cell
3. Modul Power Supply
4. AVO meter

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2.4 Load Cell

Langkah Percobaan
1. Rangkailah modul Load Cell pada rangkaian percobaan seperti pada gambar di atas.
2. Setting penguat instrumentasi pada penguatan maksimal dengan cara memutar potensio pada modul
penguat instrumentasi berlawanan jarum jam.
3. Bebani Load Cell dengan meletakkan pemberat pada Load Cell dan lengkapi tabel dibawah ini.

2.4.1 DATA HASIL PERCOBAAN


TABEL 2.1 RESPON LOAD CELL TERHADAP PEMBEBANAN
Beban V in V out Penguatan
(gram) (mV) (Volt) (kali)
0
50
100
500
1000
GRAFIK 2.1 BEBAN (SUMBU Y) TERHADAP TEGANGAN (OUTPUT SUMBU Y) LOAD CELL
2.4.2 ANALISA DATA
2.4.3 KESIMPULAN

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PERCOBAAN III
HALL EFFECT TRANDUCER
3.1 Tujuan
1. Mengetahui spesifikasi tranducer Hall Effect dan dapat mengaplikasikannya

3.2 Teori Dasar


Sensor efek-hall dirancang untuk merasakan adanya objek magnetis, biasanya megnet permanen.
Biasanya digunakan untuk mengetahui posisi dan juga mendeteksi aliran arus. Karena keakuratannya dalam
merasakan posisi, sensor efek-hall adalah jenis alat sensor yang popular.

Gambar 3.1 Konsep Efek Hall Sensor

Elemen hall adalah bahan semikonduktor yang kecil, tipis dengan irisan rata. Apabila arus dilewatkan
melalui irisan dan tidak ada magnet, tegangan yang dihasilkan adalah nol. Apabila magnet dibawa menutup
bahan semikonduktor, lintasan arus terganggu. Distorsi ini menyebabka elektron dipaksa kebagian sisi kanan
bahan yang menghasilkan tegangan antara sisi alat. Alat efek-hall menggunakan dua terminal untuk penguatan
dan dua terminal untuk tegangan output.
Rangkaian teintegrasi digital efek hall(digital hall effect Intergrated Circuit=Ics ) digunakan pada saklar
proximity, dapat dibayangkan sebagai saklar mekanis yang memungkinkan arus mengalir ketika hidup (ON)
dan menghalangi arus ketika mati (OFF). Sensor efek hall digital dapat digunakan untuk mengukur kecepatan.
Ketika magnet melewati sensor, saklar hall aktif dan denyut atau pulsa akan terbentuk. Dengan mengukur
frekuensi pulsa, kecepatan poros dapat ditentukan.

Gambar 3.2 Pemakaian Sensor Efek Hall

Tranduser analog efek hall yang dipakai adalah UGN3503 produksi Allegro.
Sensor ini memiliki kelebihan antara lain :
 Sangat sensitif
 Respon flat pada frekuensi 23 kHz
 Output Low Noise
 Tengangan kerja 4,5-6VDC

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Gambar 3.3 Diagram Blok Sensor Efek Hall

3.3 Alat dan Bahan


1. Modul Hall Effect Sensor Pergerakan Rotary
2. Modul Power Supply
3. Osciloscop
4. Kabel penghubung

3.4 Hall Efect Sensor Pergerakan Rotary

Gambar 3.4 Rangkaian Sensor Efek Hall Rotary

Langkah Percobaan
1. Ganti Hall effect dengan modul Hall effect Rotary
2. Rangkailah modul seperti gambar diatas.
3. Beri tegangan untuk motor DC sebesar 12V.
4. Atur potensio power supply arah jarum jam 12.
5. Atur osiloscop v/div = 500mV dan T/div = 5ms.
6. Gambar tampilan Vout pada osiloscop.

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

3.4.1 DATA HASIL PERCOBAAN


GAMBAR 3.5 Vout Hall Efek Rotary pada Osiloscop
3.4.2 ANALISA DATA
3.4.3 KESIMPULAN

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PERCOBAAN IV
INDUSTRIAL PHOTOSENSOR
4.1 Tujuan
1. Dapat mengaplikasikan jenis-jenis photosensor dalam modul praktikum dan dapat menganalisa
karakteristiknya.

4.2 Teori Dasar


Ada dua jenis sensor fotolistrik utama yang digunakan untuk merasakan posisi. Yang pertama adalah
bagian yang memancarkan sorotan sinar (berupa sinar yang dapat dilihat, inframerah atau laser ) dan elemen
yang menerima sinar

Gambar 4.1 Kontruksi Photosensor

Sensor bekerja berdasarkan pada ada atau tidaknya cahaya yang diterima oleh bagian penerima dari
sensor tersebut. Ada dua jenis sistem switching dari sensor ini yaitu dark on atau light on. Sistem dark on yaitu
sistem akan bekerja pada saat tidak adanya cahaya yang diterima oleh sensor yaitu bagian penerima yang
terdapat di dalam sensor, sebaliknya jika ada cahaya masuk di bagian penerima maka sistem tidak bekerja.
Pada light on cara kerjanya kebalikan dari dark on. Sistem ini bekerja pada jarak yang cukup jauh (sampai
dengan 30 meter).

Sifat sensor tipe ini :


- Deteksi tanpa kontak. Deteksi tanpa kontak membatasi kerusakan pada target maupun kepala sensor,
memastikan pelayanan yang lebih lama dan operasi yang bebas perawatan.
- Deteksi target dari setiap bahan yang sebenamya. Dcteksi didasarkan pada jumlah sinar yang diterima atau
perubahan jumlah sinar yang dipantulkan. Metode ini memungkinkan deteksi target dari material yang
berbeda misalnya kaca, logam, plastik, kayu dan cairan.
- Pendeteksian jarak jauh. Jenis reflektif sensor fotolistrik mempunyai jarak pendeteksian 10m.
- Respon kecepatan tinggi. Sensor fotolistrik ini mampu merespon kecepatan sebesar 50 mikro detik
(1/20.000 detik).
- Diskriminasi warna. Sensor ini mempunyai kemampuan mendeteksi sinar dari listrik, didasarkan pada
reflektansi dan penyerapan warnanya, jadi memungkinkan pendeteksian dan pen-diskriminasian warna.
- Deteksi sangat cermat. Sistem optik yang unik dan rangkaian elektronis yang presisi memungkinkan
penempatan dan pendeteksian yang sangat akurat dari objek yang sangat kecil.

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Sistem kerja dari sensor photoelectric ini dibagi menjadi 5, yaitu:


 True — Beam
True beam ini terdiri dari pemancar dan reciever (penerima. Bila obyek yang akan dideteksi
menghalangi jalannya cahaya dari pemancar ke penerima, maka keluaran sensor akan berubah sesuai
dengan sistem switching sensor tersebut.

 Reflektive
Reflektive memliiki pemancar dan penerima yang tergabung dalam sensor tersebut. Untuk
mengopersikannya dibutuhkan reflektor. Aplikasinya adalah untuk obyek obyek yang gelap ( tidak terlalu
memantulkan cahaya ).

 Reflektive Terpolarisasi
Reflektive tersebut digunakan untuk obyek obyek yang mengkilap didalam sensor ini terdapat filter
sebagai polarisasi cahaya sehingga arah gerakan cahaya yang keluar menjadi vertikal atau horisontal saja
sesuai dengan jenis filternya. Jenis filter yang terdapat di depan pemancar berkebalikan dengan jenis filter
yang terdapat didepan penerima. Cahaya yang dipantulkan oleh reflek-tor adalah cahaya yang sudah tidak
terpolarisasi lagi sehingga tetap ada cahaya yang dapat diterima oleh bagian penerima walaupun sudah
melewati bagian filter. Sedangkan cahaya yang dipantulkan oleh obyek adalah cahaya yang tetap
terpolarisasi, sehingga tidak ada cahaya yang dapat melalui filter di depan bagian penerima yang jenisnya
berkebalikan dengan jenis filter didepan pemancar.

 Diffuse
Prinsip kerja ssensor ini adalah sama denagn jenis reflek, tetapi tidak memerlukan reflektor. Cahaya
yang diterima oleh bagian penerima (receiver) merupakan pantulan dari obyek yang terdeteksi.

 Diffuse Dengan Latar Belakang Mengkilap


Prinsip kerja sistem ini sama dengan diffuse, tetapi penggunaanya untuk mendeteksi obyek obyek
dengan latar belakang mengkilap atau lebuh reflektif dibandingkan obyeknya. Jarak sensor dari sistem ini
dapat diatur sehingga hanya pantulan dari latar belakang yang mengkilap tersebut tidak dapat
mengaktivasikan sensor tersebut.
Agar Photocell dapat bekerja dengan baik maka kita harus mengetahui beberapa standar dari
photocell itu sendiri, yaitu :
a. Obyek yang dideteksi harus dipastikan terlebih dahulu yaitu logam atau nonlogam.
b. Jarak yang harus dideteksi. Photocell akan bekerja apabila benda yang chdeteksi masth dibawah yarak
maksimum yang masih dapat dijangkau photocell
c. Tegangan kcrja yang dipakai untuk mencapai kerja photocell.

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Modul percobaan ini menampilkan 2 tipc Photo Sensor yaitu Diffuse dan Through Beam. Untuk
yang Diffuse menggunakan product dari Autonies dengan tipe BYD100-DDT. Rangkaian dalam pada
photosensor sebagai berikut:

Gambar 4.2 Rangkaian di dalam Photo Sensor

Gambar4.3 Output dari Photo Sensor

Gambar 4.4 Penjelasan Through Beam dan Diffuse

Untuk yang through beam, menggunakan product dari Omron yaitu tipe E3Z-T61-D.

4.3 Alat dan Bahan


1. Modul lndustrial Photo Sensor
2. Modul Power supply DC Variabel
3. Multitester
4. Objek photosensor
5. Alat Tulis

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

4.4 Industrial Photosensor

Jarak 15 cm

Gambar 4.5 Rangkaian Industrial Photosensor

Langkah Percobaan
1. Rangkailah modul seperti pada gambar di atas.
2. Periksakan rangkaian pada instruktur.
3. Masukkan catu daya 12V pada Vcc.

Percobaan Photo Sensor Diffuse


1. Atur setting jarak deteksi pada nilai minimal
2. Pasang object di depan Photo Sensor Diffuse
3. Lakukan percobaan dengan mendekatkan penghalang.
4. Lalu Isi tabel 4.1
5. Kemudian atur setting jarak deteksi pada nilai maksimal
6. Lakukan percobaan dengan mendekatkan penghalang.
7. Lalu Isi tabel 4.1

Percobaan Photo Sensor Through Beam


1. Pasang modul Transmitter dan Receiver secara berhadapan
2. Cari jarak maksimal antara Transmitter dan Receiver
3. Jarak maksimal Transmitted an Receiver adalah 15 cm
4. Ubah posisi setting menjadi Dark ON
5. Saat tidak ada penghalang output isi pada tabel 4.2
6. Letakkan penghalang diantara Transmiter dan Receiver Through Beam Photosensor,
7. Ubah posisi setting menjadi Light ON
8. Saat tidak ada penghalang output isi pada tabel 4.2
9. Letakkan penghalang diantara Transmiter dan Receiver Through Beam Photosensor, lalu output isi pada
tabel 4.2

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

4.4.1 DATA HASIL PERCOBAAN


TABEL 4.1 INDUSTRIAL PHOTOSENSOR DIFUSE
Kondisi penghalang V out
(Volt)
tidak ada penghalang
Letakkan penghalang

TABEL 4.2 INDUSTRIAL PHOTOSENSOR THROUGH BEAM


Keadaan V out
Setting Transmiter dan Receiver (Volt)

Dark ON tidak ada penghalang


Letakkan penghalang
Light ON tidak ada penghalang
Letakkan penghalang

4.4.2 ANALISA DATA


4.4.3 KESIMPULAN

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

BAB V
PROXIMITY SENSOR
5.1 Tujuan
1. Peserta dapat menjelaskan dan mengaplikasikan dua jenis sensor proximity, yaitu jenis kapasitif sensor
dan induktif sensor.

5.2 Teori Dasar


Sensor atau saklar proximity adalah alat yang berfungsi mendeteksi adanya objek (target) tanpa kontak
fisik. Sensor tersebut adalah alat elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk melindungi terhadap
pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosi yang berlebihan yang dijumpai pada lingkungan industri.
Sensor proximity digunakan apabila:
- Objek yang sedang dideteksi terlalu kecil, terlalu ringan atau terlalu lunak untuk dapat mengoperasikan
mekanis saklar.
- Diperlukan respon cepat dan kecepatan penghubungan yang tinggi seperti pemakaian counter atau
pengendali rejector.
- Objek harus dirasakan melalui rintangan non logam seperti gelas, plastik, dan kertas karton.
- Lingkungan yang ganas menuntut penyempurnaan lak atau segel barang karena jika tidak dapat
mencegah mekanis saklar bekerja baik.
- Diperlukan ketahanan umur pelayanan dan kendali pelayanan.
- Sistem pengendali elektronis cepat menghendaki sinya input bounce-free.

Sensor proximity induktif adalah alat yang hanya mampu mendeteksi objek logam. Pada prinsipnya
sensor induktif terdari dari kumparan, osilator, rangkaian detektor dan output elektronis (Gambar 5.1).

Gambar 5.1 Proximity induktif

Osilator adalah rangkaian elektronis untuk membangkitkan bentuk gelombang ac dan frekuensi dari
sumber dc.
Ketika energi diberikan, osilator bekerja membangkitkan medan frekuensi tinggi. Pada saat itu harus
tidak ada bahan konduktif apapun pada medan frekuensi-tinggi. Apabila objek medan masuk pada medan
frekuensi-tinggi arus eddy akan terinduksi pada permukaan target. Hal ini akan mengakibatkan kerugian
energi pada rangkaian osilator sehingga menyebabkan lebih kecilnya amplitudo osilasi. Rangkaian detektor
merasakan perubahan beban spesifik pada amplitudo dan membangkitkan sinyal yang akan menghidupkan
atau mematikan output elektronik. Apabila objek logam meninggalkan wilayah sensor, osilator akan
membangkitkan lagi ke status normalnya.
Metode penyambungan dan penguatan sensor proximity akan bervariasi dengan jenis sensor dan
pemakaiannya (Gambar 5.2). Dengan current-sourcing output (PNP) beban dihubungkan antara sensor dan
tanah (ground). Arus mengalir dari sensor melalui beban ke tanah (open emitter). Dengan current-singkin
output (NPN) beban dihubungkan antara suplai positif dan sensor. Arus mengalir dari beban melalui sensor
menuju tanah (open collector). Ingat sensor yang digunakan untuk alat pilot untuk beban seperti starter,
kontaktor, selenoid dan sebagainya.

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Gambar 5.2 Output Proximity dan hubungan ke beban

Sensor proximity kapasitif adalah alat yang merasakan yang diaktifkan oleh bahan konduktif dan non-
konduktif. Kerja sensor kapasitif juga didasarkan pada prinsip osilator. Mesikpun demikian, kumparan sisi
aktif dari sensor kapasitif yang dibentuk oleh dua elektroda logam – agak mirip dengan kapasitif terbuka.
Lihat Gambar 5.3 (a)

Gambar 5.3 Proximity kapasitif

Elektrode – elektrode ditempatkan pada loop umpan balik dari osilator frekuensi tinggi yang tidak
aktif dengan “tanpa tareget”. Pada saat target mencapai sisi sensor, target memasuki medan elektrostatis
yang dibentuk oleh elektroda. Ini menyebabkan kenaikan kapasitansi perangkaian, dan rangkaian mulai
berosilasi. Amplitudo osilasi diukur dengan rangkaian pengevalusian yang membangkitkan sinyal untuk
menghidupkan atau mematikan output elektronis.
Untuk mengaktifkan sensor induktif kita memerlukan bahan konduktif. Sensor kapasitif dapat diaktifkan
dengan bahan konduktif dan bahan non-konduktif misal kayu, plastif, cairan, gula, tepung dan terigu atau
gandum. Bersama dengan keuntungan sensor kapasitif ini (dibandingkan dengan sensor induktif) muncul
beberapa kelemahan. Misalnya, saklar-proximity induktif dapat diaktifkan hanya dengan logam dan tidak
peka terhadap kelembaban, debu, kotoran dan yang sejenisnya. Saklar-proximity kapasitif dapat diaktifkan
meskipun ada kotoran apa saja dalam lingkungannya. Untuk pemakaian yang umum saklar-proximity
kapasitif tidak sungguh-sungguh pilihan tetapi tambahan untuk saklar-proximity induktif. Saklar tersebut
adalah tambahan apabila tidak ada logam untuk mengaktifkan (misalnya, untuk mesin kerja kayu dan untuk
menntu level cairan atau tepung secara tepat).
Modul proximity ini menggunakan 2 jenis yaitu Induktif dan Kapasitif. Sensor proximity Induktif
yang digunakan adalah produk dari Autonics dengan tipe PR18-5DN dan Proximity Kapasitif dengan tipe
CR18-8DN.

Gambar 5.4 Bentuk Fisik Proximity Induktif dan Capasitif

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

5.3 Alat dan Bahan


1. Modul Proximity sensor (1 buah)
2. Modul Proximity objek (1 buah)
3. Power supply DC (1 buah)
4. Voltmeter/multimeter (1 buah)
5. Kabel penghantar
6. Alat tulis

5.4 Proximity Sensor

Gambar 5.5 Proximity Sensor Induktif dan Capasitif

Langkah percobaan
1. Buat rangkaian modul seperti pada gambar di atas
2. Periksalah rangkaian kepada instruktur/asisten
3. Aktifkan power supply
4. Lakukan percobaan Proximity Induktif dahulu
5. Dekatkan objek proximity BESI amati pengaruh pada Inductive Proximity pada tabel 5.1
6. Pada saat diberikan objek Besi, Proximitiy Induktif ON
7. Ganti lakukan percobaan Proximity Kapasitif pada tabel 5.2
8. Setting Proximity Kapasitif pada sensitivitas maksimum dengan memutar screw dibagian belakang
searah jarum jam
9. Dekatkan objek proximity 1 yaitu BESI amati pengaruh pada Kapsitif Proximity
10. Analisalah perbedaan karakteristik sensing dari inductive dan capasitive proximity sensor

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

5.4.1 DATA HASIL PERCOBAAN


TABEL 5.1 Proximity Sensor Induktif dengan jarak ditentukan
jarak TeganganOutput Sensor
(cm) (Volt)
0
0,5
1
2
5

TABEL 5.2 Proximity Sensor Capasitif dengan jarak ditentukan


jarak TeganganOutput Sensor
(cm) (Volt)
0
0,5
1
2
5

5.4.2 ANALISA DATA


5.4.3 KESIMPULAN

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA


BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM WAJIB DIBAWA WAKTU PRAKTIKUM DAN ASISTENSI

Anda mungkin juga menyukai