Buku Panduan Praktikum Sistem Instrumentasi Elektronika
Buku Panduan Praktikum Sistem Instrumentasi Elektronika
SISTEM
INSTRUMENTASI
ELEKTRONIKA
2019
A. PRA PRAKTIKUM
1. Ka Laboratorium bersama Ketua Prodi menetapkan daftar Mata Praktikum yang akan
dilaksanakan pada semester berjalan.
2. Laboran atau Staf mengumumkan daftar Mata Praktikum dan pengumuman lainnya via
web lab-elektro.umm.ac.id
3. Staf / Laboran menerima pendaftaran calon praktikan yang mengulang
4. Staf / Laboran mengumumkan daftar peserta Mata Praktikum berdasarkan data peserta
mata kuliah dan peserta mengulang di web lab-elektro.umm.ac.id
5. Kepala lab dan wakil kepala lab menetapkan daftar Instruktur dan Asisten Mata Praktikum
dan diusulkan untuk ditetapkan SK Dekan
6. Ka. Lab mengundang Peserta Mata Praktikum untuk mengikuti pertemuan persiapan dan
pembagian jadwal peserta mengikuti praktikum dan peraturan serta prosedur praktikum
dan K3
7. Instruktur dan Asisten mengundang peserta Mata Praktikum untuk mengikuti Ujian Pra
Praktikum (Memberikan Tugas Pra Praktikum)
C. PRAKTIKUM BERLANGSUNG
1. Asisten memberikan instruksi kepada kelompok praktikan pemasangan atau instalasi
modul dan mengawasi dan mengevaluasi serta memeriksa hasil pemasangan dan
memastikan kebenaran instalasi
2. Praktikan dan asisten saling menjaga kenyamanan dan ketertiban praktikum sesuai tata
tertib yang berlaku serta menjaga keamanan perangkat lab selama pelaksanaan praktikum
dari satu percobaan ke percobaan berikutnya.
3. Asisten berhak menegur dan menindak praktikan apabila ketahuan merusak, mengubah
atau memindahkan perlengkapan lab tanpa ijin.
4. Asisten melakukan penilaian dan pengawasan tiap praktikan melakukan pengukuran
selama percobaan.
5. Asisten dan kelompok praktikan mengakhiri praktikum dengan membaca hamdallah dan
mengucap salam serta meminta praktikan untuk merapikan peralatan dan modul serta kursi
dan membuang sampah di sekitarnya.
D. PRAKTIKUM BERAKHIR
1. Praktikan meninggalkan ruangan dengan rapi dan teratur.
2. Asisten Mengkondisikan ruangan kembali,
a. Mengembalikan/mengatur kursi kembali.
b. Merapikan sampah yang ditemukan berserakan dalam ruangan.
c. Mengembalikan peralatan dan modul ke Lemari Alat dan Modul sesuai nama jenis Mata
Praktikum
d. Mengunci pintu
e. Mematikan lampu apabila tidak ada praktikum berikutnya.
3. Asisten menandatangani presensi kelompok dan memberikan daftar penilaian kerja
percobaan kelompok ke ruang administrasi (Laboran).
4. Instruktur dan atau asisten melakukan evaluasi reguler praktikum jika diperlukan.
E. PASCA PRAKTIKUM
1. Praktikan menyusun laporan semua percobaan
2. Praktikan melakukan asistensi laporan ke Asisten Praktikum min 4 kali
3. Setelah laporan praktikum ditandatangani oleh Asisten, Tiap Praktikum menghadap
Instruktur sesuai jadwal yang ditetapkan Instruktur
4. Instruktur menguji praktikum mengenai proses pelaksanaan praktikum
F. SANKSI
1. Keterlambatan asistensi pertama kali sanksi point 1
2. Tidak memenuhi minimal 4 kali asistensi sanksi point 2
3. Datang terlambat 15 menit dari waktu yang telah ditentukan sanksi point 3
4. * Tidak mengikuti proses praktikum tanpa adanya konfirmasi sanksi point 4
5. * Tidak mengikuti ujian koordinator tanpa adanya konfirmasi sanksi point 5
6. Keterlambatan pengumpulan laporan resmi sanki point 6
7. * Tidak mengikuti ujian instruktur sesuai dengan jadwal yang ditentukan instruktur sanksi
point 7
8. Pemalsuan tanda tangan selama proses praktikum berlangsung sanksi point 8
9. Merusakkan perlatan Lab. Teknik Elektro sanksi point 9
* Maksimal konfirmasi 2 x 24 jam sejak jadwal resmi diumumkan untuk penggantian jadwal ujian
Point 1 Menulis materi modul bab 1
Point 2 Menulis materi modul bab 1-3 & Pengurangan Nilai
Point 3 Menulis materi 1 bab & Pengurangan Nilai
Point 4 Mengulang (tidak konfirmasi sesuai waktu yang telah ditentukan) atau Pengurangan Nilai
Point 5 Mengulang (tidak konfirmasi sesuai waktu yang telah ditentukan) atau Pengurangan Nilai
Point 6 Membeli buku berkaitan dengan bidang Teknik elektro
Point 7 Pengurangan Nilai Instruktur
Point 8 Mengulang Praktikum atau mendapat Nilai E
Point 9 Mengganti peralatan tersebut sesuai dengan spesifikasi atau mirip dan memiliki fungsi yang sama
6. Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik ( sengatan listrik)
secara tidak sengaja, missal seperti jala-jala kabel yang terkelupas
7. Keringkan bagian tubuh yang basah, seperti keringat atau sisa air wudhu
8. Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktifitas praktikum.
9. Jika terjadi kecelakaan akibat bahaya listrik, berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti
praktikan:
a) Jangan panik
b) Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing dan
di meja praktikum yang tersengat arus listrik.
c) Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber listrik
d) Beritahukan dan minta bantuan kepada laboran, praktikan lain dan orang di sekitar
anda tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik.
10. Jangan membawa benda-benda mudah terbakar (korek api, gas, dll) ke dalam ruangan
laboratorium bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum.
11. Jangan melakukan sesuatu yang menimbulkan api, percikan api, atau panas yang
berlebihan.
12. Jangan melakukan sesuatu yang menimbulkan bahaya api atau panas berlebih pada diri
sendiri atau orang lain.
13. Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas di
laboratorium.
14. Jika terjadi kecelakaan akibat bahaya listrik, berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti
praktikan:
a) Jangan panik
b) Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing.
c) Beritahukan dan minta bantuan laboran, praktikan lain dan orang di sekitar anda
tentang terjadinya bahaya api atau panas berlebih
d) Menjauh dari ruang praktikum
15. Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang praktikum bila
tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan
16. Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang, dll
17. Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat melukai.
18. Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau orang lain.
PERCOBAAN I
PENGKONDISIAN SINYAL DENGAN OP AMP
1.1 Tujuan
1. Menggunakan op-amp sebagai penguat inverting dan juga penguan non-inverting
2. Menggunakan op-amp sebagai penguat instrumentasi
3. Menggunakan op-amp sebagai komparator
Bila isyarat masukan dihubungkan dengan masukan inverting, maka pada daerah frekuensi tengah isyarat
keluaran akan berlawanan fasa dengan isyarat masukan. Sebaliknya bila masukan dihubungkan dengan masukan
non-inverting, maka isyarat keluaransefasa dengan isyarat masukan. Ada beberapajenis op-amp Norton dan op-
amp transkonduktansi (OTA). Dalam percobaan ini anda akan menggunakan op-amp biasa yaitu dimana
tegangan keluaran sebanding dengan beda tegangan antara kedua isyarat masukannya. Untuk memahami kerja
op amp adalah sebagai berikut :
a. Penguat loop terbuka (Av) tak terhingga.
b. Hambatan Keluaran loop terbuka (Ro) adalah nol.
c. Hambatan Keluaran loop terbuka (Ri) tak terhingga.
d. Lebar pita tak terhingga, atau respon frekuensi flat.
e. Common mode rejection (CMMR) tak terhingga.
5. Kalibrasi juga pada penguat Inverting seperti point 4, catat Voutnya dan amati perbedaanya.
6. Atur Vin Variabel dan catat hasilnya dan Isi tabel berikut :
1.5 KOMPARATOR
PERCOBAAN II
LOAD CELL
2.1 Tujuan
1. Mengetahui fungsi, cara kerja, juga dapat menggunakan dan mengaplikasikan Strain Gauge dan Load Cell.
Aparatus Penerima Gaya biasanya dibuat dari suatu bahan tertentu dan dengan bentuk kontruksi tertentu.
Pemilihan bagian ini didasarkan pada bahwa kontruksi harus bisa meregang maksimal (tanpa mengalami
kerusakan maupun perubahan bentuk, tanpa terdefleksi) ketika dibebani dengan beban dalam range yang telah
ditentukan. Oleh karena itu maka sering dipergunakan adalah bahan Alumunium karena alumunium memiliki
elastisitas tinggi dan kuat, beberapa jenis :
1. Loadcell Single Point
2. Loadcell S
3. Loadcell Beam
4. Loadcell double ended
5. Loadcell Compress
Perangkat sensor yang dipergunakan di dalam Load cell adalah Strain Gauge. Dalam satu load cell
biasanya minimal terdapat 2 strain gauge. Semakin banyak strain gauge di dalam load cell maka output juga
akan semakin sensitif. Untuk modul ini menggunakan load cell jenis Single Point jenis G4-C2G1 yang
memiliki spesifikasi berikut:
Langkah Percobaan
1. Rangkailah modul Load Cell pada rangkaian percobaan seperti pada gambar di atas.
2. Setting penguat instrumentasi pada penguatan maksimal dengan cara memutar potensio pada modul
penguat instrumentasi berlawanan jarum jam.
3. Bebani Load Cell dengan meletakkan pemberat pada Load Cell dan lengkapi tabel dibawah ini.
PERCOBAAN III
HALL EFFECT TRANDUCER
3.1 Tujuan
1. Mengetahui spesifikasi tranducer Hall Effect dan dapat mengaplikasikannya
Elemen hall adalah bahan semikonduktor yang kecil, tipis dengan irisan rata. Apabila arus dilewatkan
melalui irisan dan tidak ada magnet, tegangan yang dihasilkan adalah nol. Apabila magnet dibawa menutup
bahan semikonduktor, lintasan arus terganggu. Distorsi ini menyebabka elektron dipaksa kebagian sisi kanan
bahan yang menghasilkan tegangan antara sisi alat. Alat efek-hall menggunakan dua terminal untuk penguatan
dan dua terminal untuk tegangan output.
Rangkaian teintegrasi digital efek hall(digital hall effect Intergrated Circuit=Ics ) digunakan pada saklar
proximity, dapat dibayangkan sebagai saklar mekanis yang memungkinkan arus mengalir ketika hidup (ON)
dan menghalangi arus ketika mati (OFF). Sensor efek hall digital dapat digunakan untuk mengukur kecepatan.
Ketika magnet melewati sensor, saklar hall aktif dan denyut atau pulsa akan terbentuk. Dengan mengukur
frekuensi pulsa, kecepatan poros dapat ditentukan.
Tranduser analog efek hall yang dipakai adalah UGN3503 produksi Allegro.
Sensor ini memiliki kelebihan antara lain :
Sangat sensitif
Respon flat pada frekuensi 23 kHz
Output Low Noise
Tengangan kerja 4,5-6VDC
Langkah Percobaan
1. Ganti Hall effect dengan modul Hall effect Rotary
2. Rangkailah modul seperti gambar diatas.
3. Beri tegangan untuk motor DC sebesar 12V.
4. Atur potensio power supply arah jarum jam 12.
5. Atur osiloscop v/div = 500mV dan T/div = 5ms.
6. Gambar tampilan Vout pada osiloscop.
PERCOBAAN IV
INDUSTRIAL PHOTOSENSOR
4.1 Tujuan
1. Dapat mengaplikasikan jenis-jenis photosensor dalam modul praktikum dan dapat menganalisa
karakteristiknya.
Sensor bekerja berdasarkan pada ada atau tidaknya cahaya yang diterima oleh bagian penerima dari
sensor tersebut. Ada dua jenis sistem switching dari sensor ini yaitu dark on atau light on. Sistem dark on yaitu
sistem akan bekerja pada saat tidak adanya cahaya yang diterima oleh sensor yaitu bagian penerima yang
terdapat di dalam sensor, sebaliknya jika ada cahaya masuk di bagian penerima maka sistem tidak bekerja.
Pada light on cara kerjanya kebalikan dari dark on. Sistem ini bekerja pada jarak yang cukup jauh (sampai
dengan 30 meter).
Reflektive
Reflektive memliiki pemancar dan penerima yang tergabung dalam sensor tersebut. Untuk
mengopersikannya dibutuhkan reflektor. Aplikasinya adalah untuk obyek obyek yang gelap ( tidak terlalu
memantulkan cahaya ).
Reflektive Terpolarisasi
Reflektive tersebut digunakan untuk obyek obyek yang mengkilap didalam sensor ini terdapat filter
sebagai polarisasi cahaya sehingga arah gerakan cahaya yang keluar menjadi vertikal atau horisontal saja
sesuai dengan jenis filternya. Jenis filter yang terdapat di depan pemancar berkebalikan dengan jenis filter
yang terdapat didepan penerima. Cahaya yang dipantulkan oleh reflek-tor adalah cahaya yang sudah tidak
terpolarisasi lagi sehingga tetap ada cahaya yang dapat diterima oleh bagian penerima walaupun sudah
melewati bagian filter. Sedangkan cahaya yang dipantulkan oleh obyek adalah cahaya yang tetap
terpolarisasi, sehingga tidak ada cahaya yang dapat melalui filter di depan bagian penerima yang jenisnya
berkebalikan dengan jenis filter didepan pemancar.
Diffuse
Prinsip kerja ssensor ini adalah sama denagn jenis reflek, tetapi tidak memerlukan reflektor. Cahaya
yang diterima oleh bagian penerima (receiver) merupakan pantulan dari obyek yang terdeteksi.
Modul percobaan ini menampilkan 2 tipc Photo Sensor yaitu Diffuse dan Through Beam. Untuk
yang Diffuse menggunakan product dari Autonies dengan tipe BYD100-DDT. Rangkaian dalam pada
photosensor sebagai berikut:
Untuk yang through beam, menggunakan product dari Omron yaitu tipe E3Z-T61-D.
Jarak 15 cm
Langkah Percobaan
1. Rangkailah modul seperti pada gambar di atas.
2. Periksakan rangkaian pada instruktur.
3. Masukkan catu daya 12V pada Vcc.
BAB V
PROXIMITY SENSOR
5.1 Tujuan
1. Peserta dapat menjelaskan dan mengaplikasikan dua jenis sensor proximity, yaitu jenis kapasitif sensor
dan induktif sensor.
Sensor proximity induktif adalah alat yang hanya mampu mendeteksi objek logam. Pada prinsipnya
sensor induktif terdari dari kumparan, osilator, rangkaian detektor dan output elektronis (Gambar 5.1).
Osilator adalah rangkaian elektronis untuk membangkitkan bentuk gelombang ac dan frekuensi dari
sumber dc.
Ketika energi diberikan, osilator bekerja membangkitkan medan frekuensi tinggi. Pada saat itu harus
tidak ada bahan konduktif apapun pada medan frekuensi-tinggi. Apabila objek medan masuk pada medan
frekuensi-tinggi arus eddy akan terinduksi pada permukaan target. Hal ini akan mengakibatkan kerugian
energi pada rangkaian osilator sehingga menyebabkan lebih kecilnya amplitudo osilasi. Rangkaian detektor
merasakan perubahan beban spesifik pada amplitudo dan membangkitkan sinyal yang akan menghidupkan
atau mematikan output elektronik. Apabila objek logam meninggalkan wilayah sensor, osilator akan
membangkitkan lagi ke status normalnya.
Metode penyambungan dan penguatan sensor proximity akan bervariasi dengan jenis sensor dan
pemakaiannya (Gambar 5.2). Dengan current-sourcing output (PNP) beban dihubungkan antara sensor dan
tanah (ground). Arus mengalir dari sensor melalui beban ke tanah (open emitter). Dengan current-singkin
output (NPN) beban dihubungkan antara suplai positif dan sensor. Arus mengalir dari beban melalui sensor
menuju tanah (open collector). Ingat sensor yang digunakan untuk alat pilot untuk beban seperti starter,
kontaktor, selenoid dan sebagainya.
Sensor proximity kapasitif adalah alat yang merasakan yang diaktifkan oleh bahan konduktif dan non-
konduktif. Kerja sensor kapasitif juga didasarkan pada prinsip osilator. Mesikpun demikian, kumparan sisi
aktif dari sensor kapasitif yang dibentuk oleh dua elektroda logam – agak mirip dengan kapasitif terbuka.
Lihat Gambar 5.3 (a)
Elektrode – elektrode ditempatkan pada loop umpan balik dari osilator frekuensi tinggi yang tidak
aktif dengan “tanpa tareget”. Pada saat target mencapai sisi sensor, target memasuki medan elektrostatis
yang dibentuk oleh elektroda. Ini menyebabkan kenaikan kapasitansi perangkaian, dan rangkaian mulai
berosilasi. Amplitudo osilasi diukur dengan rangkaian pengevalusian yang membangkitkan sinyal untuk
menghidupkan atau mematikan output elektronis.
Untuk mengaktifkan sensor induktif kita memerlukan bahan konduktif. Sensor kapasitif dapat diaktifkan
dengan bahan konduktif dan bahan non-konduktif misal kayu, plastif, cairan, gula, tepung dan terigu atau
gandum. Bersama dengan keuntungan sensor kapasitif ini (dibandingkan dengan sensor induktif) muncul
beberapa kelemahan. Misalnya, saklar-proximity induktif dapat diaktifkan hanya dengan logam dan tidak
peka terhadap kelembaban, debu, kotoran dan yang sejenisnya. Saklar-proximity kapasitif dapat diaktifkan
meskipun ada kotoran apa saja dalam lingkungannya. Untuk pemakaian yang umum saklar-proximity
kapasitif tidak sungguh-sungguh pilihan tetapi tambahan untuk saklar-proximity induktif. Saklar tersebut
adalah tambahan apabila tidak ada logam untuk mengaktifkan (misalnya, untuk mesin kerja kayu dan untuk
menntu level cairan atau tepung secara tepat).
Modul proximity ini menggunakan 2 jenis yaitu Induktif dan Kapasitif. Sensor proximity Induktif
yang digunakan adalah produk dari Autonics dengan tipe PR18-5DN dan Proximity Kapasitif dengan tipe
CR18-8DN.
Langkah percobaan
1. Buat rangkaian modul seperti pada gambar di atas
2. Periksalah rangkaian kepada instruktur/asisten
3. Aktifkan power supply
4. Lakukan percobaan Proximity Induktif dahulu
5. Dekatkan objek proximity BESI amati pengaruh pada Inductive Proximity pada tabel 5.1
6. Pada saat diberikan objek Besi, Proximitiy Induktif ON
7. Ganti lakukan percobaan Proximity Kapasitif pada tabel 5.2
8. Setting Proximity Kapasitif pada sensitivitas maksimum dengan memutar screw dibagian belakang
searah jarum jam
9. Dekatkan objek proximity 1 yaitu BESI amati pengaruh pada Kapsitif Proximity
10. Analisalah perbedaan karakteristik sensing dari inductive dan capasitive proximity sensor