Perencanaan Pondasi Bored Pile Pada Gedung PDF
Perencanaan Pondasi Bored Pile Pada Gedung PDF
Oleh:
waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih, bahagia, marah
dan kecewa juga berbagai pengalaman yang telah menjadi pembelajaran dalam hidupku. ku bersujud
dihadapan mu hingga aku diberi kesempatan untuk bisa sampai pada titik awal bagiku melangkah satu
per satu untuk mewujudkan cita-cita ku dengan jalan mu.segala puji bagi mu ya allah.
ibu… dalam setiap langkahku aku selalu berdoa agar kau kuat dengan kehidupan sekarang. semoga
apa yang aku lakukan tidak membuat kau kecewa karena yang aku tahu kau selalu menegurku bila aku
salah tapi maafkan aku bila ada tindakanku yang membuat kau menangis di seperempat malam mu.
untuk mu ayah… nafasku terenga saat aku panggil namamu, lantunan al-fatihah dan salawat dalam
silaku merintih, menandakan doa dalam syukur yang tiada tara. dalam sila di lima waktu mulai fajr
terbit hingga terbenam, seraya tanganku menadah.. ya allah ya rahman ya rahim terimakasih telah
kau tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku, mendidiku,
membimbingku dengan baik. ya allah berikanlah balasan yang setimpal surge firdaus untuk merek dan
jauhkanlah mereka dari api nerakamu.
sestiya rahayu noviani.. terimakasih telah menjadi kakak yang baik untuk kedua adikmu ini, salah satu
adikmu telah membuat kamu bangga hehehe, keluhanku, kekecewaanku dan kekesalanku selalu kau dengar
kan setiap kita mempunyai waktu untuk berbincang. bagas tri putro.. maafkan salah satu kakakmu mu
ini kurang memperhatikan mu dengan ucapan maupun sikap langsung kepadamu. aku tau walawpun
kamu sikap mu dingin aku yakin kita saling menyayangi satu sama lain.
Teman-temanku,
untuk salma st. zakiah terimakasih sudah mau menjadi partner untuk menyelesaikan misi tugas akhir
bersamaku, maafkan aku bila dalm penyusunan tugas akhir ada perbuatan dan perkataanku yang
membuatmu tersinggung, terimakasih sudah berjuang dan memberikan semangat ketika aku mulai down.
untuk kelas kg-3a kita sama-sama memulai dalam satu kelas yang berbagai macam sifat. sama-
sama berjuang dari awal, dari yang memang tidak berniat untuk masuk di polban khususnya jurusan
teknik sipil. but.. we can yeaaayy congraduation & congratulation for us, se you on top. untuk teman
ku intan, uli, iqbal, gedoy, anak dt dan kelas ipa 2 terimakasih atas dukungan doa dan semangat
juga hiburan setiap kita berkumpul di suatu moment. lelahku, kesalku dan marahku hilang setelah aku
bertemu dengan kalian.
Seseorang,
seseorang itu kau hanan sabila.. terimakasih banyak sudah menjadi tameng terdepan setelah keluargaku
untuk memberi semangat, mungkin menurutmu kata-kata semangatmu tidak berarti banyak tapi tidak
untuk ku itu menjadi semangat kembali. hanan.. maafkan aku dikala kau menemaniku kamu
mendengar keluhanku, kekesalanku dan kekecewaanku yang aku lampiaskan kepadamu, saran mu,
marahmu, kecewamu, selalu aku jadikan pembelajaran. jangan lelah..jangan melangkah jauh didepanku
karna aku ingin seiring bukan digiring
Perencanaan Pondasi Bored Pile Gedung Parkir Politeknik Negeri Bandung
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
Tugas Akhir yang berjudul “Perencanaan Pondasi Bored Pile pada Gedung Parkir
Selama pembuatan Tugas Akhir ini banyak pihak yang membantu kami secara
moril maupun materil dari berbagai pihak sangat membantu kami dalam
melaksanakan penyusunan Tugas Akhir (TA) ini. Oleh karena itu, penulis
1. Orang tua dan Keluarga yang atas dukungan do’a dan materilnya dan memberi
Negeri Bandung
7. Rahmat Permana., SST selaku wali kelas dan koordinator Tugas Akhir
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
dibutuhkan untuk menyempurnakan hasil dari Tugas Akhir ini. Terima kasih
Penyusun
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................................... iv
ABSTRACK....................................................................................................................v
DAFTAR ISI ................................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xii
DAFTAR ISTILAH .................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1
1.1. Latar Belakang .........................................................................................................1
1.2. Tujuan ......................................................................................................................4
1.3. Ruang Lingkup .........................................................................................................5
1.4. Sistematika Pembahasan ..........................................................................................5
BAB II STUDI PUSTAKA ...........................................................................................7
2.1. Pengertian Pondasi ...................................................................................................7
2.2. Klasifikasi Pondasi ...................................................................................................7
2.3. Kriteria Perencanaan Pondasi ................................................................................16
2.4. Parameter Tanah Pendukung Pondasi ....................................................................16
2.5. Klasifikasi Tiang ....................................................................................................17
2.6. Faktor dan Tipe Bangunan .....................................................................................19
2.7. Penyelidikan Tanah untuk Perencanaan Pondasi ...................................................21
2.8. Pondasi Bored Pile .................................................................................................22
2.9. Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Tunggal...................................................24
2.9.1 Kapasitas Daya Dukung Ujung Berdasarkan Data Laboratorium ................24
2.9.2 Kapasitas Daya Dukung Friksi Berdasarkan Data Laboratorium ................27
2.9.3 Kapasitas Daya Dukung Data Lapangan.......................................................30
2.10. Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Grup ......................................................32
2.11 Efisiensi Grup Tiang ............................................................................................36
2.12. Penurunan Pondasi Tiang Pada Batuan (Lapisan Tanah Keras) .........................38
2.13. Penurunan Tiang Kelompok di Tanah Kohesif menurut Vesic ...........................41
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
DAFTAR ISTILAH
Compaction pil : kelompok tiang yang mana satu sama lainnya saling
Dead load : berat semua bagian pada suatu gedung yang bersifat tetap
Floating pile foundation : kelompok tiang yang tidak menyebabkan tanah diantara
Index Properties : sifat tanah dalam keadaan asli yang digunakan untuk
Input : masukan
tanah yang didesak sangat besar akibatnya tanahan gesek jadi besar.
Mandreal : paksi
Non displacement piles : tiang perpindahan tidak ada tanah. Saat pemancangan
tanah yang tidak ada tanah yang didesak akibatnya tanahan tidak ada yang
dipindahkan.
Open frame : struktur rangka terbuka (terdiri dari balok dan kolom)
Plate bearing test : pengujian untuk menentukan daya dukung tanah dilapangan
Settlement : penurunan
Shell : sel
Small displacement piles : tiang perpindahan tanah kecil. Saat pemancangan tanah
diselidiki
Vane shear : metode uji geser baling (salah satu metode yang
DAFTAR PUSTAKA
Adnan Ismail, Muhammad. 2014 . Tugas Akhir: Analisa Daya Dukung Tiang
Statis dan Dinamis Pada Pembangunan Pelabuhan Batubara Pt. Sementonasa
Pangkep.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/11687/Tugas%20Akhir.
pdf?sequence=1. Diakses pada hari Jumat pukul 21.38.
Bowles, Joseph E., 1997, Analisa dan Desain Pondasi Jilid-1, Erlangga, Jakarta
Bowles, Joseph E., 1999, Analisa dan Desain Pondasi Jilid-2, Erlangga, Jakarta
HS, Sardjono., 1984, Pondasi Tiang Pancang Jilid 1, Sinar Wijaya, Surabaya.
Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal
2010 sampai dengan 2012 : SMA Negeri 1 Garut
2006 sampai dengan 2010 : SMP Negeri 2 Garut
2001 sampai dengan 2006 : SD Negeri Lebak Jaya IV
Pendidikan Non Formal
2014 : Sertifikasi
2011 : Sertifikasi Multimedia & Brodcasting
Pengalaman Organisasi
2010 sampai dengan 2011 : Sekertaris ekskul Seni Rupa di SMA Negeri 1 Garut
2006 sampai dengan 2009 : Sekertaris ekskul Seni Rupa di SMP Negeri 2 Garut
Kemampuan
1. Keahlian Komputer yaitu Microsoft Word, Microsoft excel dan Powerpoint, dasr
Computer Aided Design (CAD), dasar aplikasi SAP 2000, dasar aplikasi ETABS
2. Keahlian writing, listening, speaking dalam bahasa inggris
Perencanaan Pondasi Bored Pile Gedung Parkir Politeknik Negeri Bandung
BAB I
PENDAHULUAN
memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu kebutuhan hidup saat ini ialah
kendaraan roda dua. Maka dari itu, solusi yang dilakukan ialah dengan
Gambar 1.1 gambar Site Plan dilihat pada Gambar 1.2 dan gambar
Zona Rencana
Pembangunan
yang telah di uji, data pembebanan menurut SNI 1726-2012 “tentang tata
analisa software ETABS dengan denah titik pondasi yang dapat dilihat
1.2 Tujuan
data tanah yang telah di uji, data pembebanan menurut SNI 1726-2012
gedung dan non gedung” dan perhitungan struktur atas yang menggunakan
ETABS.
pembatasan:
buat, maka penulisan Tugas Akhir ini disajikan dalam beberapa bab, yang
terdiri dari:
Bab II mengenai studi pustaka yang berisi tentang data teknis lokasi yang
dari seluruh analisis data dan pembahasan hasil perhitungan serta berisi
BAB II
STUDI PUSTAKA
a. Keruntuhan geser
a. Fungsi bangunan atas (super structure) yang akan dipikul oleh pondasi
tersebut.
(M.Shouman,2010:Hal 1-1)
beban bangunan struktur atas pondasi bisa dibagi kedalam 2 jenis, yakni:
namun pada kondisi tertentu pondasi tersebut tidak cocok untuk dipergunakan.
Sebagai contoh, apabila lapisan tanah yang dekat permukaan sangatlah jelek
(lembek) atau ada kemungkinan terjadi gerusan dari air permukaan (crosi),
genangan air atau bila pondasi menahan beban lateral yang sangat besar maka
yang memiliki kedalaman (D) lebih kecil atau sama dengan dimensi lebar
dangkal meskipun kedalaman pondasi mencapai tiga (3) sampai empat (4) kali
Secara fisik umumnya pondasi dangkal berupa pondasi tapak dengan bentuk
empat persegi panjang, bujur sangkar, atau lingkaran (setempat dan menerus)
gedung bertingkat biasa (ordinary low rise buildings), karena berat bangunan
relatif tidak besar, maka biasanya cukup digunakan pondasi dangkal yang
disebarkan (spread) menjadi desakan yang lebih kecil daripada daya dukung
A1 =
Kedalaman pondasi lansung dangkal akan semakin murah dan semakin mudah
(“peat”,”muck”).
11)
tanah.
meneruskan beban ke tanah keras atau batu, terletak jauh dari permukaan.
sangat dalam, terbuat dari kayu, beton dan baja. Diameter lebih kecil dan
yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja dan
dan didorong dengan ujungnya yang kecil sebagai bagian yang runcing.
khusus, seperti dalam tanah yang sangat lembek di mana tanah tersebuat
akan bergerak kembali melawan poros dan dengan ujung tebal terletak
Buku pedoman ASCE (dicetak ulang ASCE (1959) tetapi sekarang tidak
bertopang yang besar. Diameter minimum dari ujung tebal 360 mm.
300 mm.
adalah 300 mm. Kulit kayu (bark) dapat ditinggalkan (dibiarkan) pada
Piles)
sebuah sel yang siap untuk segera diisi dengan beton, atau corong
diselesaikan.
bercorong; (b) pipa tanpa Franki berkaki tiang tak bercorong; (c)
Rayrnond.
pancang H flens dan badan mempunyai tebal yang sama; bentuk W yang
standar dan bentuk H biasanya mempunyai badan yang lebih tipis dari
flens.
berikut:
a. Tiang pancang (driven pile) : Tiang di pasang dengan cara membuat bahan
b. Tiang bor (drilled shaft) : Mengebor tanah lebih dulu sampai kedalaman
tertentu, kemudian tulangan baja dimasukkan dalam lubang bor dan kemudian
Tiang pancang dengan tahanan ujung. Tiang ini meneruskan beban melalui
b. Friction pile
Friction pile pada tanah dengan butir-butir tanah kasar (coarce grained)
dan sangat mudah melakukan air (very pormeble moil). Tiang ini
yang mana satu sama lainnya saling berdekatan akan menyebabkan pori-
Friction pile pada tanah dengan butir-butir halus (very fine grained) dan
sukar melakukan air. Tiang ini juga meneruskan beban ke tanah melalui
kulit (skin friction), akan tetapi pada proses pemancangan kelompok tiang
Karena itu tiang-tiang yang termasuk kategori ini disebut “Floating Pile
diabaikan, yakni:
a. Daya dukung sistem pondasi (qult) harus lebih besar daripada tegangan kontak
b. Penurunan pondasi akibat beban harus lebih kecil daripada penurunan yang
tanah. Secara umum sifat-sifat tanah dibagi menjadi 2 bagian besar, yakni:
a. Index Properties
Porositas :n=
b. Engineering Properties
Kohesi (c)
(M.Shouman,2010:Hal 1-3)
Pembagian klasifikasi pondasi tiang ini dibuat berdasarkan jenis material yang
Menurut The British Standar Code of Practical for Foundation (CP,2004) tipe
pondasi tiang dibagi menjadi 3 kategori: Pembagian kategori ini didasarkan pada
kondisi tanah pada saat pondasi tiang ditanamakan (berpindahnya tanah), apakah
dengan cara dibor dahulu atau dengan cara didesak. Pembagian klasifikasi
Yang termasuk dalam kategori ini adalah tiang masif ataupun tiang
Tiang pancang atau ditekan ke dalam tanah sampai pada elevasi yang
tanah terlebih dahulu (dibor, digali secara manual atau dengan mesin),
(M.Shouman,2010:Hal 1-5)
1. Bangunan Kelautan
Biasanya tipe tiang yang dipakai adalah tipe displacement piles dan
pipa. Tiang pipa lebih banyak dipergunakan karena tiang pipa akan
menerima gaya friksi (drag forces akibat gelombang dan arus) yang
lebih kecil.
2. Bangunan Darat
Biasanya tiang bor (bored & cast in situ piles) merupakan alternatif
yang lebih murah. Diameter tiang bor bisa dibuat cukup besar. Untuk
pada ujung bawah tiang. Tiang jenis ini sangat cocok untuk daerah
Untuk beban upper structure yang cukup berat biasa digunakan driven
harga lebih mahal daripada tiang bored & cast in situ piles.
ringan.
Tiang baja dan beton yang dimasukkan dengan cara ditekan biasanya
(M.Shouman,2010:Hal 1-6)
terutama pada struktur bawah (pondasi). Sasaran utama yang hendak dicapai
teknis paling sesuai dengan karakteristik dan kekuatan tanah pada masing-masing
lokasi yang bersangkutan, serta bebannya struktur atas yang akan dipikul oleh
pondasi.
f. Test pit.
properties.
Hasil akhir dari penyelidikan tanah ini salah satunya berupa interpretasi
pelapisan tanah pada seluruh area yang diselidiki (stratigrafi). Dengan adanya
struktur atas selesai dikerjakan dan beban yang akan diterima pondasi
Pondasi bored pile adalah salah satu jenis dari berbagai macam bentuk
jenis dan pondasi dalam dengan memiliki bentuk seperti tabung yang terdiri dari
kedalam dengan tingkat kekerasan daya dukung tanah yang diperlukan untuk
Pemasangan bored pile dimulai dengan proses pembuatan lubang di dalam tanah
pile, bisa memakai teknik metode bor kering (dry boring) atau bisa menggunakan
dengan kedalaman yang telah ditentukan sebelumnya atau sampai tanah keras
yang biasanya mengikuti data sondir penyelidikan daya dukung tanah sebelum
proses pelaksanaan pekerjaan bored pile. Biasanya ukuran pondasi yang sering
sipakai adalah diameter 20 cm, 30 cm dan 40 cm, sesuai dengan tersedianya mata
bor. Seperti layaknya pondasi tiang, maka pondasi pada dudukan beton pile (pile
cap). Fungsi dudukan beton adalah mengikatkan tulangan pondasi pada kolom
dan sloof. Selain itu fungsinya adalah untuk transfer tekanan beban di atasnya.
Terdapat beberapa keuntungan dalam pemakaian pondasi bored pile yaitu pada
menembus batuan, diameter tiang memungkinkan dibuat besar bila perlu ujung
bawah tiang dapat dibuat lebih besar guna mempertinggi kapasitas dukungnya.
Adapun kelemahan dari pondasi bored pile yaitu pengecoran bored pile
dipengaruhi kondisi cuaca, pengecoran beton lebih sulit bila dipengaruhi air
tanah karena mutu beton tidak dapat dikontrol dengan baik, mutu beton hasil
mengurangi kapasitas dukung bore pile terutama bila bored pile cukup dalam,
atau tanah yang berkerikil, air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat
akan terjadi tanah runtuh jika tindakan pencegahan tidak dilakukan maka
1) Mayerhof
Qe = Ap x c x Nc’
Dimana:
Qe = Ap – qult
Dimana:
1) Mayerhof
Qe = Ap x qp = Ap (c x Nc + q x Nq)
Karena c = 0 Qe = Ap x qp = Ap x q x Nq ≤ Ap x qi
qi = 50 x Nq x tan
Qemax = Ap x qi = Ap x 50 x Nq x tan
2) Terzaghi
Qe = Ap (q Nq aq + BN a
Dimana,
(M.Shouman,2010:Hal 2-3)
Qs = As x f = p x L x f
Dengan,
P = Keliling penampang
L = Panjang Tiang
f = Tahanan friksi
Qs = Σ ( p x ΔL x f )
Qs = p x Σ ( ΔL x f )
a. Tanah Berpasir
f = K x σv’ x tan δ
dimana,
b. Tanah Kohesif
1. λ – Method
f = λ (σv’ + 2 Cu)
dimana,
2. α – Method
f = α x Cu
dimana,
Gambar 2.9.
3. β – Method
f = β x σv’
dimana,
β = K x tan ϕR
Dimana,
Qe = Qa x Fs = 40 x Nc x Ae +
Dimana:
Fs =4
Apabila beban struktur atas yang harus ditumpu oleh pondasi tiang terlalu
besar, maka secara tunggal pondasi tiang tidak lagi mampu menopang beban
tersebut. Untuk itu salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan memasang
beberapa tiang menjadi satu kelompok, atau sering disebut dengan pondasi grup
tiang.
Masing-masing tiang dalam satu grup selanjutnya diikat bagian atasnya dengan
kepala tiang (pile cap/poor). Kepala tiang ini bisa terikat lansung diatas atau
dibawah permukaan tanah, seperti penggunaan pada umumnya, tetapi juga bisa
bisa berada diatas permukaan tanah, seperti biasa dipakai pada bangunan dilaut
(offshore platform,dll)
Daya dukung grup tiang secara keseluruhan sangat tergantung jarak antar tiang.
Apabila jarak antar tiang sangat dekat satu sama lainnya, maka bisa diasumsikan
overlap (Gambar 2.8c), sehingga akan mengurangi daya dukung grup tiang.
Untuk itu sangat disarankan agar antara tiang dalam grup mempunyai jarak
sedemikian rupa, sehingga daya dukung grup tiang keseluruhan sama dengan
jumlah daya dukung tiang tunggal. Secara praktis jarak antara tiang dalam grup
minimal adalah 2.5d (diameter tiang), tetapi secara umum jarak ini dibuat antara
Konfigurasi pengaturan grup tiang dalam satu kepala tiang bisa dilihat pada
Gambar 2.9
Anggapan keruntuhan diatas didasarkan atas klasifikasi tanah dan jarak antar
Pada c-soils, c-φ soils, dan φ soils apabila dipenuhi syarat minimum spasi
Qug = Qut x n x Eg
Untuk φ soils Eg = 1
Pada dua kondisi dibawah keruntuhan yang terjadi tidak lagi sebagai
blok adalah:
D : kedalaman tiang
F : αc
C : kohesi
Apabila jarak antar tiang dalam satu grup (kepala tiang) tidak memenuhi
jarak minimum yang disyaratkan, maka daya dukung grup tiang tidak akan sama
dengan daya dukung satu tiang dikalikan dengan jumlah tiang dalam grup
tersebut, melainkan ada satu faktor pengali yang besarnya kurang dari satu dan
biasa disebut dengan efisiensi grup tiang. Dengan demikian daya dukung total
Qug = Qut x n x Eq
Gambar 2.10 menjelaskan maksud dari efisiensi grup tiang. Gambar a dan b
pressure yang tidak saling berpotongan. Pada kondisi ini daya dukung grup tiang
sama dengan daya dukung tiang tunggal dikalikan dengan jumlah tiang dalam
satu grup. Hal ini berarti, bahwa efisiensi grup tiang adalah satu.
pressure satu tiang dengan tiang lainnya, yang menyebabkan mobilisasi tegangan
pada tanah tidak bisa penuh (100%), karena adanya daerah tegangan yang
menjadi milik bersama. Pada kondisi seperti ini efisiensi daya dukung grup tiang
Ada beberapa formula untuk menghitung efisiensi grup tiang tetapi persamaan
Penurunan suatu pondasi tiang yang menerima beban vertikal (Qw) akan
S = S1 + S2 + S3
Dimana:
a. Menentukan harga S1
Apabila diasumsikan bahwa material dari tiang adalah elastis, maka deformasi
Dimana:
Qws = Beban yang didukung oleh geseran antara tiang dengan tanah
f f
𝜉 𝜉 0.67 𝜉 0.5
Penurunan dari tiang pondasi yang disebabkan karena beban ujung tiang sama
Dimana:
Iwp = “ Influence Faktor” untuk tiang bulat dan dianggap kaku, maka
dapat diambil harga 0.88
c. Menentukan Harga S3
Penurunan dari tiang pondasi yang disebabkan oleh beban yang diterima oleh
dinding tiang akibat adanya gesekan antara tanah dengan tiang dapat
ujung pondasi (S2). Hanya dihitung adalah tegangan pada dinding tiang.
Perlu dijelaskan disini bahwa penurunan S3 ini untuk pondasi tiang yang
didukung oleh lapisan batuan relatif tegangan geser antara tiang dengan tanah
hampir tidak ada atau dapat dihilangkan karena hampir semua beban pondasi
Namun demikian tetap perlu untuk diketahui karena apabila penurunan pada
lapisan batuan cukup besar, maka tegangan geser antara tiang dan tanah akan
bekerja penuh.
( )
Dimana:
P = Keliling Lingkaran
. √
(Moesdarjono Soetojo:2009)
Penurunan kelompok tiang umumnya lebih besar daripada pondasi tiang tunggal
karena pengaruh tegangan pada daerah yang lebih luas dan lebih dalam.
Dimana,
∑ . .
.∑ .∑
tiang
tiang
Dimana,
sebagai berikut:
Keterangan:
Mnb =* . ( ) ( )
Pt = Ast x fy
Keterangan :
seimbang.
ɸVn ≥ Vu
Dimana,
Vn = Vc + Vs
√
Vc = ( )( ) bw x d
Dimana,
Vs =
Dimana,
Dimana:
√
a) Vc = (1 + )
√
b) Vc = ( )
c) Vc = 0,33 √ bo d
Dari nilai Vc diatas ambil nilai yang paling kecil lalu bandingkan dengan
nilai gaya geser ijin dengan rumus Vc dan nilai = 0,75 untuk nilai kuat
runtuh geser.
Rumus : s ≥ 2,5 D
s≥3D
( )= 0 588
d = Tinggi efektif
= Rasio tulangan
n tulangan =
S =
n = jumlah tulangan
BAB III
METODOLOGI
Akhir ini sebagaimana terlihat pada diagram alir dibawah ini (Gambar 3.1)
Mulai
Input data:
1. Data Tanah (SPT, Sondir, Uji Lab)
2. Pembebanan Struktur Atas
Berdasarkan SNI
3. Gambar Arsitektur Gedung Parkir
Ya
`
Perhitungan Pondasi
Tiang Grup
A
Tidak Qug
Merencanakan
Penulangan Pondasi
Merencanakan
Penulangan Pile
Cap
Menggambar
Pondasi Bored Pile
Menghitung
Analisa Biaya
Pondasi Bored Pile
Output:
1. Dimensi Pondasi Bored Pile & Pile Cap
2. Daya dukung & Besarnya Settlement Bored Pile
3. Gambar Penampang& Penulangan Bored Pile Cap
5. Analisa Harga Pondsi Bored Pile & Pile Cap
Selesai
dalam (deep boring), 4 titik sondir (CPT) yang telah ditentukan pihak
c. Pekerjaan Sampling
ASTM 1587.
e. Uji Laboratorium
properties.
terletak pada kedalaman yang relatif tidak sama dari muka tanah
parameter geser (sudut geser dalam dan kohesi) suatu contoh tanah
c = 0.704 kg/cm2
Φ = 5.21 o
Dead Load adalah berat semua dari bagian pada suatu gedung yang
dari gedung itu. Sedangkan Super Dead Load adalah beban yang
Dead Load
pada plat lantai dan beban dinding pada balok. Plat lantai
Utilitas = 20 kg/m2
tersebut, baik akibat beban yang berasal dari orang maupun dari
yang tidak merupakan bagian yang tetap dari gedung, yang nilai
c. Beban Gempa
d. Beban Angin
e. Kombinasi Pembebanan
1. 1,4D
5. 1,2D + 1,0E + L
6. 0,9D + 1,0W
7. 0,9D + 1,0E
denah, site plan, tampak, potongan detail dan lainnya yang diberikan
analisis dan pendekatan statis empiris. Perhitungan daya dukung secara statis
Alat penetrometer yang digunakan pada metode statis empiris adalah Cone
Perhitungan daya dukung tiang grup dilakukan bila tiang tidak cukup
Akibat beban bekerja pada pondasi tiang bored pile, maka akan terjadi
pondasi bored pile sama halnya penulangan pada kolom, hanya saja
Perhitungan pile cap pondasi ini berfungsi untuk menerima beban dari
BAB IV
4.1 Pemilihan Jenis Tiang Bored Pile sebagai Pondasi Gedung Parkir Politeknik
Negeri Bandung
menggunakan pondasi jenis bored pile dengan acuan laporan hasil pengujian tanah
yang direkomendasikan menggunakan jenis pondasi dalam. Selain itu, ada beberapa
aktivitas pembelajaran.
pondasi pancang.
Pada gambar arsitektur, diperoleh elevasi ±0.00 pada tanah asli, dan elevasi lantai satu
pada ketinggian 1.9 m . Kedalaman tanah keras pada hasil sondir dan SPT terletak
+ 1.9
± 0.00
2.5 m
-1.00 Basement
-2.50
8m
5.5 m
-8.00
Berdasarkan hasil pengujian sondir dan SPT, dapat dibuat statigrafi tanah menjadi 3
1 1
S3 S1
BA
S4 S2
1.00
Lempung Kelanauan 1.00
Konsistensi Sedang-Kaku
2 2.00 2.00
3.00 3.00
Depth [m]
4
Depth [m]
5.00 5.00
6 6.00 6.00
7.00 7.00
0 50 100 150 200 250 300 35 0 400 450 500 550 600 650 700 75 0 800
JHP [kg/cm]
kedalaman (m)
>60
8 8.00
0 50 100 150 200 250 30 0 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800
JHP [kg/cm]
Lanau Kelempungan
Konsistensi Keras
51
>60
20
gaya dalam. Jenis pemodelan berupa open frame, dengan material utama
menggunakan baja. Beban pada balok berupa beban dinding secara distribusi,
sedangkan beban pada plat lantai didesain secara uniform. Sedangkan untuk ram
menggunakan baja IWF dengan penutup dari bahan alumunium sebagaimana dapat
Data pemodelan :
Berdasarkan hasil output aplikasi ETABS, diperoleh beban pada struktur atas
sebagaimana terlihat pada Gambar 4.5 dan lebih lengkap nya terdapat di lampiran.
Berdasarkan hasil output aplikasi ETABS, diperoleh beban maksimum pada struktur
atas terdapat pada kolom as D4 (kolom frame C21 joint 7 pada story 1) sebagaimana
Gambar 4.6 Hasil Output Gaya-Gaya dalam pada ETABS (Beban Maksimum=Qumaks)
Beban dari stuktur atas dan perkiraan tipe pondasi rencana dengan beberapa jenis tipe
pondasi berdasarkan beban dari struktur atas terlihat dari Tabel 4.1
J 21 123.32
J 88 123.32
J 20 123.21
J 64 161.02
J 65 161.44
J 35 147.08
jenis tipe P-3
J 72 180.08
J 69 180.18
J 72 180.08
J1 185.34
J 77 238.19
J 66 208.48
J 63 223.35
J 83 239.3
J 71 245.3
J 15 238.19
jenis tipe P-4
J9 239.3
J 82 239.29
J 76 238.2
J6 245.98
J 14 238.21
J8 239.3
J 70 260.6
J7 260.82
Letak beban maksimum (Pu maks) pada ETABS, dapat dilihat pada Gambar 4.7 dan
Gambar 4.8
Selain beban maksimum pada pondasi tipe P4, ada beberapa titik pondasi yang akan
(Gambar 4.5). Karena bentuk bangunan yang simetris, maka perhitungan daya
dukung pondasi akan dilakukan pada beberapa bagian yang sebagaimana dapat dilihat
Gambar 4.9 Denah Titik Pondasi yang Akan Dihitung dan Beban dari hasil etabs
Magister Sains Terapan (MST) dan Masjid Luqmanul Hakim (LH) yang
diameter 60 cm.
“Lempung”
C = 7,40 t/m2 ∅ = 5,21°
𝛾 = 1,56 t/m3
4m
“Lanau”
1,5m c = 18,3 t/m2 ∅ = 25° Nc’ = 52.00
𝛾 = 1,71 t/m3
Cohessionless Soil
N 0-10 11-30 31-50 >50
Unit Weight γ, kN/m3 12-16 14-18 16-20 18-23
Angle of Friction φ 25-32 28-36 30-40 >35
State Loose Medium Dense Very Dense
Cohesive
N <4 4-6 6-15 16-25 >25
Unit Weight γ, kN/m3 14-18 16-18 16-18 16-20 >20
Angle of Friction φ <25 20-50 30-60 40-200 >100
Very
State Loose Soft Medium Stiff Hard
Sumber: William.T.Whitman, Robert V-1962
N-SPT = 27,5, jenis tanah lunak dan sudut geser dalam 25ᵒ. Maka, nilai
Ap = ¼ x π x d2
= ¼ x 3,14 x 0,62
= 0,283 m2
Qe = Ap x c x Nc’
= 268,92 ton
H1=2.5
H2=4
𝛾 𝐻 𝛾 𝐻
𝛾 𝐻 𝛾 𝐻 𝛾 𝐻
H3=1.5
Lapisan lempung
p =πxdxL
= 10,36 m2
( ) ( ) ( )
1 =
( ) ( ) ( )
=
= 7,02 t/m2
( ) ( ) ( )
2 =
( ) ( ) ( )
=
= 9.86 t/m2
( )
ave =
( )
=
= 3,07 t/m2
( )
Cu ave =
( ) ( )
=
= 1,01 t/m2
f = ( + 2 Cu)
= 6,48 t/m2
Qs = p x l x f
= 67,15 kg
Qult = Qe + Qs
= 268,92 + 67,15
= 336,07 kg
Qall =
= = 112,03 ton
“Lempung”
c = 7,04 t/m2 ∅ = 5,21°
𝛾 = 1,56 t/m3
4m
“Lanau”
1,5m
c = 18,3 ton/m2 ∅ = 25° Nc = 31
𝛾 = 1,71 t/m3 Nq = 14
Lapisan lempung
Ap = ¼ x π x d2
= ¼ x 3,14 x 0,62
= 0,283 m2
q =( ) ( ) ( ) ( )
=( ) ( ) ( ) + (1,71 x 1,5)
= 15,27 t/m2
Qe = Ap x (1,3 x c x Nc + q x Nq)
= 268,82 ton
H1=2.5
H2=4 𝛾 𝐻
𝛾 𝐻 𝛾 𝐻
𝛾 𝐻 𝛾 𝐻 𝛾 𝐻
H3=1.5
Lapisan lempung
p =πxdxL
= 10,36 m2
( ) ( ) ( )
1 =
( ) ( ) ( )
=
= 7,02 t/m2
( ) ( ) ( )
2 =
( ) ( ) ( )
=
= 9.86 t/m2
( )
ave =
( )
=
= 3,07 t/m2
( )
Cu ave =
( ) ( )
=
= 1,01 t/m2
f = ( + 2 Cu)
= 6,48 t/m2
Qs = p x l x f
= 67,15 kg
Qult = Qe + Qs
= 268,82 + 67,15
= 335,97 ton
Qall =
= = 111,99 ton
Meyerhof didapat hasil 112,03 ton dan nilai dari daya dukung laboratorium
Asumsi panjang tiang = 5,5 m dengan sketsa kedalaman tiang terdapat pada
Nspt>50)
Nilai Nspt = 51
pondasi diambil pada kedalaman -8 meter dengan nilai Nspt ≥ 60. Nilai Nspt
Ap = ¼ x π x d2
= ¼ x 3,14 x 0,62
= 0,283 m2
Karena jenis tanah lanau dan nilai Nspt lebih dari 15 ton/m2 maka
= 735 ton/m2
Qe = Ap x Pb
= 0,283x 735
= 207,71 ton
EL. ± 4 N=4
m
N=4
EL. ± 6
m
EL. ± 8 N = 51
m
Koreksi nilai NSPT dari Terzaghi dan Peck adalah sebagai berikut :
N’SPT = 15 + ½ (NSPT – 15)
yang hanya berlaku pada nilai NSPT yang lebih dari NSPT = 15.
Koreksi Nilai Nspt : N’SPT = 15 + ½ (NSPT – 15)
= 15 + ½ ( 51 – 15 )
= 33
Maka, untuk jumlah nilai Qs dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Kedalaman Panjang As = (π x D) P N’spt Qs = As x 0,20 N
(m) (m) (m2) (Ton)
2,5 – 4 1,5 2,826 4 2,261
4–6 2 3,768 4 3,014
6–8 2 3,768 33 24,87
Qs 30,144
Qult = Qe + Qs
= 207,71+ 30,144
= 237,86 ton
Qall =
= = 79,29 ton
Nilai Nspt = 51
Ae = ¼ x π x d2
= ¼ x 3,14 x 0,62
= 0,283 m2
Qe = 40 x Ae x Ne
= 40 x 0,283 x 19,67
= 222,31 ton
As =πxDxL
= 10,37 m2
Qs =
= 16,32 ton
Qult = Qe + Qs
= 222,31 + 16,32
= 238,63 ton
Qall =
= = 79,54 ton
Jadi hasil dari perhitungan daya dukung lapangan berdasarkan nilai N-spt
dengan metode Konvensional didapat hasil 79,29 ton dan nilai dari daya
dukung lapangan berdasarkan niali N-spt metode Meyerhof didapat hasil 79,54
ton.
Diketahui:
qc = 170 kg/cm2
U =πxd
= 3,14 x 0,6
= 1,884 m
A = ¼ x π x d2
= ¼ x 3,14 x 0,62
= 0,287 m2
Jadi hasil dari perhitungan daya dukung lapangan berdasarkan data Sondir
Nilai daya dukung yang digunakan untuk perhitungan ke jumlah tiang yaitu
dengan nilai 79,29 yang merupakan nilai daya dukung ijin terkecil, dan nilai
daya dukung pada perhitungan daya dukung menggunakan data sondir nilai
nya ekstrim paling besar yaitu 144,012 tidak digunakan. Nilai daya dukung
tanah pada lapisan dua didapat dari hasil korelasi pengujian SPT.
Selain diameter 60, beberapa perhitungan daya dukung telah dicoba seperti
pada diameter 50 dan 80. Berikut hasil resume perhitungan daya dukung
dengan diameter yang berbeda, sebagaimana terlihat pada Tabel 4.5, Tabel
Tabel 4.5 Resume perhitungan daya dukung tiang tunggal laboratorium berdasarkan diameter yang berbeda
Tabel 4.6 Resume perhitungan daya dukung tiang tunggal lapangan berdasarkan diameter yang berbeda
Tabel 4.7 Resume perhitungan daya dukung pondasi grup tiang dengan diameter yang berbeda
Hasil beban dari stuktur atas ini didapat dari ETABS dengan rincian hasil beban
seperti pada Gambar 4.11. Nama join yang tertera dalam tabel dibawah mewakili
Pu = 66,29 ton
Jumlah Tiang =
= = 0,84 1 buah
Pu = 121,7 ton
Jumlah tiang =
= 1,53 2 buah
Pu = 185,34 ton
Jumlah tiang =
= 2,34 3 buah
Pu = 260,82 ton
Jumlah tiang =
= 3,29 4 buah
Diketahui:
D = 0,6 cm
S = 3 x d = 3 x 0,6 cm = 1,8 m
m = 1, n =2
( ) ( )
( )
( ) ( )
= ( )
= 0,898
Diketahui:
D = 0,6 cm
S = 3 x d = 3 x 0,6 cm = 1,8 m
m = 2, n =3
( ) ( )
( )
( ) ( )
= ( )
= 0,761
Diketahui:
D = 0,6 cm
S = 3 x d = 3 x 0,6 cm = 1,8 m
m = 2, n =2
( ) ( )
( )
( ) ( )
= ( )
= 0,795
Pu = 66.29 ton
Qu = Qult x n
= 79,29 x 1
= 79,29 66.29
Pu = 121,70 ton
Qug = Qult x n x Eg
= 79,29 x 2 x 0,898
dengan jumlah tiang 2 buah. Konfigurasi grup tiang sebagaimana dapat dilihat
Pu = 180,18 ton
Jumlah tiang =3
Qug = Qult x n x Eg
= 79,29 x 3 x 0,761
Karena nilai
dengan tiang 3 buah. Konfigurasi grup tiang sebagaimana dapat dilihat pada
Qug = Qult x n x Eg
= 79,29 x 4 x 0,795
Karena nilai Pu maks = 260,82 ton ≥ 252,13 ton, maka dicoba untuk menambah
Diketahui:
D = 0,6 cm
S = 3 x d = 3 x 0,6 cm = 1,8 m
m = 3, n =3
( ) ( )
( )
( ) ( )
= ( )
= 0,727
Pu = 260,8 ton
Qug = Qult x n x Eg
= 79,29 x 5 x 0,727
Karena nilai 288,22 ton 260,82 ton pada joint J7 (Pu maks) telah memenuhi
syarat (termasuk tipe pondasi P-5), maka untuk tipikal tipe pondasi P-4 dengan
4 tiang dicoba diterapkan pada joint J71 dimana nilai Pu = 246.3 ton Qug
pondasi tipe P-4 = 252,13 ton (Memenuhi syarat). Dapat disimpulkan nilai Pu
untuk pondasi tipe P-4 dan P-5 sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.15
pondasi dan di titiknya di gambarkan seperti pada Gambar 4.17 dan tabulasi
P1
P5 P4
P3
P2
Beban
Nama join Tipe Pondasi
Ton
J 28 18.05
J 29 33.99
J 30 13.26
J 92 66.30
jenis tipe P-1
J 24 66.52
J 91 66.29
J 23 66.3
J 36 16.61
J 34 121.7
J 11 131.64
J 17 128.51
jenis tipe P-2
J 79 128.52
J 85 131.5
J 86 131.65
J 80 128.38
J 18 128.45
J 12 131.50
J 89 123.21
J 21 123.32
J 88 123.32
J 20 123.21
J 64 161.02
J 65 161.44
J 35 147.08
jenis tipe P-3
J 72 180.08
J 69 180.18
J 72 180.08
J1 185.34
J 77 238.19
J 66 208.48
J 63 223.35
J 83 239.3
J 71 245.3
J 15 238.19 jenis tipe P-4
J9 239.3
J 82 239.29
J 76 238.2
J6 245.98
J 14 238.21
J8 239.3
J 70 260.6
jenis tipe P-5
J7 260.82
material pondasi, penurunan dari lapisan batuan di ujung tiang akibat beban, dan
penurunan dari lapisan tanah di sepanjang tiang pondasi akibat beban yang
pondasi tiang tunggal atau tipe P-1 yang selanjutnya hasil perhitungannya akan
dipakai untuk perhitungan grup tiang (pondasi tipe P-2 sampai P-5).
Diketahui :
Qp = 207.71 ton
L = 5500 mm
D = 600 mm
= 0.154 mm
Diketahui:
qwp = Qwp/Ap
= 207.71/282743.34
D = 600 mm
Lempung
Sangat Lunak 300-3000
Lunak 2000-4000
Sedang 4500-9000
Keras 7000-20000
Berpasir 30000-42500
Pasir
Berlanau 5000-20000
Tidak padat 10000-25000
Padat 50000-100000
Pasir dan Kerikil
Padat 80000-200000
Tidak padat 50000-140000
Lanau 2000-20000
Loose 15000-60000
Serpih 140000-1400000
Sumber: Hardiyatmo,2011
Es untuk tanah pasir dan kerikil padat = 200000 kN/m2 = 0.2 ton/mm2
Lanau 0.3-0.35
Pasir 0.1-1.0
Batuan 0.1-0.4
( )
( )
= 1.77 mm
3. Penurunan dari Lapisan Tanah di Sepanjang Tiang Pondasi Akibat Beban yang
Diketahui:
P = π x 600 = 1884.96 mm
L = 5500 mm
D = 600 mm
Es = 0.2 ton/mm2
( ) ( )
Maka, nilai S3 =
( ) ( )
Total penurunan elastis yang terjadi pada pondasi tipe P-1 adalah = S1+S2+S3 =
rumus untuk perhitungan penurunan pondasi grup tiang adalah hasil perhitungan
penurunan pondasi tiang tunggal sebelumnya dikalikan akar dari lebar tiang grup
dibagi diameter pondasi. Menghitung penurunan pada pondasi tiang grup digunakan
rumus:
Diketahui:
P-2 = 1200 mm
P-3 = 2770 mm
P-4 = 3000 mm
P-5 = 4321 mm
D = 600 mm
Untuk memudahkan perhitungan penurunan pondasi grup tiang untuk semua tipe
pondasi (P3-P5) dibuat tabulasi sebagaimana terlihat pada Tabel 4.12 dibawah
ini:
P1 1.948
P2 1200 600 1.948 2.755
P3 2770 600 1.948 4.186
P4 3000 600 1.948 4.356
P5 4321 600 1.948 5.228
yang terjadi pada pondasi tipe P-1 ialah sebesar 1.948 mm, P-2 sebesar 2.755
mm, P-3 sebesar 4.168 mm, P-4 sebesar 4.356 mm dan P-5 sebesar 5.228 mm.
P
Mx
1.56
1.56
1,8
Diketahui :
Mx = -7.56 tonm
My = 0.2 tonm
Pu = 260.8 ton
Sx = 0.9 m
Sy = 1.56 m
n = 5 buah
Pmaks = ± ±
= ± ±
( ) ( )
= 52 ton
fixed head pada kondisi tanah halus dengan short term loading. Sebelum masuk
kepada perhitungan metode broms, terlebih dahulu tentukan apakan pondasi termasuk
Penentuan kriteria tiang untuk tanah Normal Consolidated (NC) dan Pasir:
Ip = x 0.64 = 6.4x10-3 m4
√ = 3.42 m
Faktor Kekakuan
Jenis tiang
Tanah NC Tanah OC
Pendek (kaku) L ≤ 2T L ≤ 2R
Dari hasil perhitungan didapat nilai T = 3.42 m, dan panjang pondasi ialah 5.5 m
Untuk menentukan nilai Hu pada kondisi fixed head dengan short term loading pada
Diketahui :
L = 550 cm = 5.5 m
B = 60 cm = 0.6 m
Maka,
ΣH =0
Hu = 9 Cu B(L-1.5B)
= 9 (0.065)(0.6)(5.5-1.5x0.6)
= 1.61 ton
Menghitung nilai Mmax dimana letak gaya lintang=0 dengan menggunakan rumus:
Mmax = Hu x ( ½ ( L-1.5B)+1.5B)
= 5.16 tonm
Hasil perhitungan distribusi beban untuk setiap tiang tidak memiliki perbedaan yang
cukup segnifikan, maka perhitungan tulangan pondasi bored pile diambil pada
Diasumsikan :
Fc = 30 Mpa
Fy = 400 Mpa
Selimut beton = 75 mm
d = 600-98 = 502 mm
= 75+1/2x 22+12 = 98 mm
Pu = 52 ton
Mu = 5.16 tonm
74.3 ton
As = = = 2314.5 mm2
Tebal penampang kearah lenturan diambil 0,8h dimana h adalah diameter luar
kolom bulat.
= 75+ ½ x 22 + 12
= 98 mm
Ds = D- 2 d’ kolom bundar
= 600 -2(98)
= 404 mm
= 269.3 mm
= 480-(269.3)/2
=345.3 mm
= 480-345.3 mm
=134.7 mm
Cb = = = 82.44 mm
Ab = 0.85 x 82.44
( )
Fs’ =
( )
=
= 103.11 ton
Mnb ={( )( ) ( )(
) ( )( )}
={( )( ) ( )(
) ( )( )}
= 8.39 tm
konsentris
Pt = Ast x fy
= 3039.52x 400
Diasumsikan:
Ø = 0.75
F’c = 30 Mpa
d = 502 mm
D sengkang = 12 mm
D tul utama = 22 mm
Jumlah sengkang =2
Vu = 0.327 ton
Nu=Pu = 52 ton
Perhitungan:
Nilai Vu didapat dari ETABS sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini:
= ¼ x 3,14 x 122 x 2
= 226.08 mm2
Vn Perlu = = = 4436 N
= 2.83 x 1015 N
Karena nilai ØVc > Vu dan nilai Vs negatif, maka tidak memerlukan tulangan geser
S ≤ d/2
S ≤ 16 D tulangan utama
S ≤ 48 D tulangan sengkang
S ≤ b min
Avmin1 = 0.062 x √
= 0.062 x √
= 208.26 mm2
Avmin2 = 0.35
= 0.35
= 214.65 mm2
dx = h – selimut beton
= 600 – 75
= 525 mm
√
= (1 + )
√
b. Vc = ( )
√
=( )
c. Vc = 0,33 √ bo d
Syarat Vu < Vc = 0.4 < 156,33 ton, maka tebal pile cap bisa digunakan
Diketahui:
Pu = 260,82 ton bx =3
Lx =3m = 0,85
dx = h – selimut beton – ½ ∅D
= 600 – 75 – ½ x 22
= 514 mm = 0,514 m
( )= ( )
2
0,093 = 320 – 2188,8
2
-2188,8 + 320 – 0,093
√
1 =
√
=
= 0,000297
√
2 =
√
=
= 0,146
min = = = 0,0035
maks = = = 0,024
Pemeriksaan syarat rasio penulangan yaitu min < < maks = 0,0035 0,000297
As perlu = xbxd
= 5397 mm2
As ∅-22 = ¼ x π x d2
= ¼ x 3,14 x 222
= 379,94 mm2
Jarak =
= 214,29 mm 200 mm
Maka diambil spasi tulangan 200 mm
Pengecekan
As = As ∅22 x n
= 397,94x 15
= 5699,1 mm2
As perlu = 5397 mm2
As = As >As perlu = 5699,1 > 5397mm2 , maka syarat luas diameter yang
digunakan memenuhi syarat.
dx = h – selimut beton – ∅D - ½ ∅D
= 600 – 75 – 22 - ½ x 22
= 492 mm = 0,492 m
( )= ( )
2
0,0025 = 320 – 2188,8
2
-2188,8 + 320 – 0,0025
√
1 =
√
=
= 7,95 x 10-6
√
2 =
√
=
= 0,15
min = = = 0,0035
maks = = = 0,024
Pemeriksaan syarat rasio penulangan yaitu min < < maks =0,0035 7,95x10-6
As perlu = xbxd
= 7404,6 mm2
As ∅-22 = ¼ x π x d2
= ¼ x 3,14 x 222
= 379,94 mm2
Jarak =
= 226,32 mm 200 mm
Maka diambil spasi tulangan 200 mm
Pengecekan
As = As ∅22 x n
= 379,94 x 20
= 7598,8 mm2
As perlu = 7404,6 mm2
As = As >As perlu = 7598,8 > 7404,6 mm2. Maka syarat luas
tulangan yang dipakai memenuhi syarat.
Hasil perhitungan tulangan untuk semua tipe pondasi terdapat pada Tabel 4.13
Hasil perhitungan pondasi bored pile, di tabulasi dalam Tabel 4.14 dibawah ini.
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Pondasi Bored Pile
(ton) (ton) (bh) (m) (m) (mm) Longitudinal Transversal (m) Arah x Arah y (m)
P1 66,29 79,29 1 0,6 5,5 1,948 8 D 22 D12-250 0,6 10 D 22 - 250 10 D 22 - 300 1,2x1,2
P2 121,70 142,4 2 0,6 5,5 2,755 8 D 22 D12-250 0,6 15 D 22 - 250 10 D 22 - 200 3x1,2
P3 180,18 181,18 3 0,6 5,5 4,186 8 D 22 D12-250 0,6 15 D22 - 250 13 D 22 - 250 3x2,77
P4 246,32 252,13 4 0,6 5,5 4,356 8 D 22 D12-250 0,6 15 D22 - 250 14 D22 - 300 3x3
P5 260,82 288,22 5 0,6 5,5 5,228 8 D 22 D12-250 0,6 15 D22 - 250 20 D22 - 250 3x4,3
Titik kolom pada gedung parkir berjumlah 42, dan berdasarkan beban struktur atas hasil output ETABS maka jenis pondasi yang dapat
memikul beban struktur yaitu: pondasi tipe P-1 dengan tiang tunggal ada 8 titik kolom, pondasi tipe P-2 13 titik kolom, pondasi tipe P-3 6 titik
kolom, pondasi tipe P-4 13 titik kolom dan pondasi tipe P-5 2 titik kolom (gambar titik lengkapnya terdapat pada Lampiran 2). Hingga jika
dijumlahkan ada 114 titik pengeboran pondasi bored pile pada perencanaan Gedung Parkir Politeknik Negeri Bandung.
BAB V
Rekapitulasi hasil perhitungan volume setiap pekerjaan sebagaimana terlihat pada tabel-
menggunakan analisa harga satuan Jawa Barat tahun 2016, seperti pada Tabel 5.7.
HARGA
NO URAIAN KOEFISIEN SATUAN JUMLAH
SATUAN
1 1 M3 Ready Mix Beton K300 1 m3 982900 982900
2 1 M3Pekerjaan Galian Pile Cap
Pekerja 0.5 OH 90000 45000
Mandor 0.05 OH 159000 7950
52950
1 TK Pekerjaan Pengeboran
3 Tiang 1 titik bh 402950 402950
4 1 KG Pekerjaan Besi Tulangan
Beton besi ulir 1 kg 10600 10600
Kawat Beton 0.015 kg 23700 355.5
Tukang Besi 0.007 OH 113000 791
Kepala Tukang Besi 0.007 OH 136000 952
Mandor 0.0007 0H 159000 111.3
12809.8
5 1 M2 Pekerjaan Bekisting
Kayu albasia 3x pakai 0.0017 m3 925700 472.107
Papan plywood untuk 3x pakai 0.347 m2 283800 29543.58
Paku 0.4 kg 15800 6320
Pekerja 0.12 OH 90000 10800
Tukang Kayu 0.27 OH 113000 30510
Kepala Tukang Kayu 0.15 OH 136000 20400
Mandor 0.05 OH 159000 7950
105995.687
tipe pondasi P-1, P-2, P-3, P-4 dan P-5. Tulangan yang digunakan dalam bored pile
berdiameter 22 cm dan tulangan pile cap 22 cm. berikut rincian rencana anggaran biaya
HARGA
NO URAIAN PEKERJAAN SATUAN VOLUME JUMLAH
SATUAN
1 Pekerjaan Tanah
Dari tabel diatas maka biaya yang dikeluarkan Rp 943 962 100 (Sembilan ratus empat
puluh tiga juta sembilan ratus enam puluh dua ribu seratus rupiah ,-) untuk diameter 60
dengan titik bor 108 titik dengan 4 tipe pondasi yaitu tipe P-1, P-2, P-3, P-4 dan P5.
.BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
berikut:
5.5 m.
Pondasi tipe P-1 sebanyak 8 unit, dengan beban Pu 66.29 ton digunakan
pondasi tiang tunggal dengan daya dukung sebesar 79.285 ton, dan
diperoleh ukuran pile cap 1.2 x 1.2 m dengan tebal 600 mm, jumlah
Pondasi tipe P-2 sebanyak 13 unit, dengan beban Pu 121.7 ton dipakai
144.46 ton, dan diperoleh ukuran pile cap 3 x 1.2 m dengan tebal 600
Pondasi tipe P-3 sebanyak 6 unit, dengan beban Pu 180.18 ton dipakai
181.18 ton, dan diperoleh ukuran pile cap 3x2.77 dengan tebal 600 mm,
Pondasi tipe P-4 sebanyak 13 unit, dengan beban Pu 246.32 ton dipakai
252.13 ton, dan diperoleh ukuran pile cap 3x3m dengan tebal 600 mm,
Pondasi tipe P-5 sebanyak 2 unit, dengan beban Pu 260.82 ton yang
tunggal) dengan daya dukung sebesar 288.22 ton, dan diperoleh ukuran
pile cap 3x4.32m dengan tebal 600 mm, jumlah tulangan arah x 15
biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan pondasi bored pile ini sebesar
Rp 943 962 100 (Sembilan ratus empat puluh tiga juta sembilan ratus
J92=66.3 ton J86=131.65 ton J80=128.38 ton J4=171.03 ton J66=208.48 ton J72=180.08 ton J18=128.45 ton J12=131.50 ton J24=66.52 ton
J89=123.21 ton J83=239.30 ton J77=238.19 ton J7=260.82 ton J65=161.44 ton J71=246.30 ton J15=238.19 ton J9=239.30 ton J21=123.32 ton
J88=123.32 ton J82=239.29 ton J76=238.20 ton J6=245.98 ton J64=161.02 ton J70=260.60 ton J14=238.21 ton J8=239.30 J20=123.21
J91=66.29 ton J85=131.50 ton J79=128.52 ton J1=185.34 ton J63=223.35 ton J69=180.18 ton J17=128.51 ton J11=131.64 ton J23=66.30 ton
JUDUL PEKERJAAN :
PERENCANAAN PONDASI
BORED PILE GD.PARKIR
JUDUL GAMBAR :
PEMBIMBING :
Hendry, Dipl.Ing.HTL, MT
1:100 D1 1
NO. PERBAIKAN / REVISI PARAF
JUDUL PEKERJAAN :
PERENCANAAN PONDASI
BORED PILE GD.PARKIR
JUDUL GAMBAR :
DENAH PONDASI
PEMBIMBING :
Hendry, Dipl.Ing.HTL, MT
1:100 D2 2
Pilecap
BAGIAN ATAS
JUDUL PEKERJAAN :
PERENCANAAN PONDASI
BORED PILE GD.PARKIR
JUDUL GAMBAR :
PEMBIMBING :
1:50 P-1 3
1:20
Pilecap
BAGIAN ATAS
JUDUL PEKERJAAN :
PERENCANAAN PONDASI
BORED PILE GD.PARKIR
JUDUL GAMBAR :
PEMBIMBING :
1:50 P-2 4
1:20
Pilecap
BAGIAN ATAS
JUDUL PEKERJAAN :
PERENCANAAN PONDASI
BORED PILE GD.PARKIR
JUDUL GAMBAR :
PEMBIMBING :
1:50 P-3 5
1:20
Pilecap
BAGIAN ATAS
JUDUL PEKERJAAN :
PERENCANAAN PONDASI
BORED PILE GD.PARKIR
JUDUL GAMBAR :
PEMBIMBING :
1:50 P-4 6
1:20
Pilecap
BAGIAN ATAS
JUDUL PEKERJAAN :
PERENCANAAN PONDASI
BORED PILE GD.PARKIR
JUDUL GAMBAR :
PEMBIMBING :
1:50 P-5 7
1:20