Anda di halaman 1dari 4

Kehilangan perlekatan

Hasil Kuesioner Tindakan Berobat Gigi berdasarkan Kehilagan Perlekatan Masyarakat Desa
Sukojember
Kehilangan perlekatan gigi dibagi menjadi 7 kategori, antara lain:

1. 0 : 0-3mm
2. 1 : 4-5mm CEJ belum melewati band hitam
3. 2 : 6-8mm CEJ antara band hitam ke-2 & ke-3
4. 3 : 9-11mm CEJ anata band hita, ke-3 & ke-4
5. 4 : 12mm≥ CEJ lebih dari band hitam ke-4
6. X : Sextan tidak diperiksa
7. 9 : Gigi tidak di catat

Berdasarkan hasil pemeriksaan form WHO tentang kehilangan perlekatan gigi pada
masyarakat Desa Sukojember yaitu dusun Krajan Timur, Leces 1 dan Cangkring menunjukkan
hasil yang tinggi terutama pada dusun Leces 1. Kehilangan perlekatan gigi dimasyarakat terjadi
pada usia rata-rata 40 tahun keatas dan lebih parah terjadi pada usia 60 tahun. Menurut laporan
RISKESDAS (Riset Kesehatan Nasional) 2013 angka prevalensi nasional penyakit gigi dan
mulut sebesar 25,9%. Kehilangan gigi nasional pada usia 35-44 tahun sebesar sebesar 0,4%
yang semakin meningkat pada usia 65 tahun ke atas (17,6%). Kehilangan perlekatan gigi
merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak muncul di masyarakat sehingga
sering menggangu fungsi pengunyahan, estetis, bahkan hubungan sosial. Kehilangan
perlekatan gigi disebabkan oleh karies dan penyakit periodontal. Kehilangan perlekatan gigi
juga dapat dihubungkan dengan tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan penghasilan
(Krista, 2016).

Kehilangan Perlekatan
6.0 5.25.55.1
Rata-Rata Per Individu
(dari 6 gigi/sextan)

5.0
4.0
3.0
2.0
1.0 0.6 0.30.2
0.20.1 0.00.00.0 0.00.00.0 0.00.00.0 0.20.20.2 0.0
0.0
0 1 2 3 4 X 9
Kode

Krajan Timur Leces 1 Cangkring


Fluorosis
Hasil Pemeriksaan form WHO berdasarkan Kehilagan Perlekatan Masyarakat Desa
Sukojember
Fluorosis email dibagi menjadi 8 kategori, antara lain:

1. 0 : Normal
2. 1 : Meragukan
3. 2 : Sangat Ringan
4. 3 : Ringan
5. 4 : Sedang
6. 5 : Berat
7. 8 : Gigi di-eksklusi (mahkota, tambalan, bracket)
8. 9 : Tidak dapat dicatat (gigi belum erupsi)

Prevalensi dental fluorosis di Indonesia bervariasi tergantung tinggi-rendahnya kadar


fluorida yang terdapat dalam air tanah yang digunakan sebagai konsumsi air minum
masyarakat. Berdasarkan hasil pemeriksaan gigi fluorosis menurut form WHO pada
masyarakat Desa Sukojember yang dibagi menjadi 3 dusun, yaitu dusun Krajan Timur, dusun
Cangkring dan dusun Leces 1 menunjukkan sebagian besar masyarakat tidak mengalami
fluorosis gigi dan sedikit masyarakat saja yang mengalami fluorosis. Fluorosis yang diderita
masyarakat Desa Sukojember termasuk pada kategori yang ringan. Dari hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa desa Sukojember memiliki kadar fluorida dalam air tanah yang digunakan
sebagai konsumsi air minum rendah, sehingga prevalensi masyarakat yang mengalami
fluorosis gigi rendah. Menurut penelitian Mariati (2015) menyatakan bahwa Fluorosis gigi
merupakan suatu kelainan struktur email yang disebabkan oleh asupan fluor berlebih selama
periode pembentukan gigi. Tanda awal gigi terpapar fluor berlebih ialah email yang tampak
berbintik-bintik, disebut mottled enamel. Bintik-bintik ini bisa berwarna kuning atau coklat
akibat permukaan email gigi yang tidak sempurna. Istilah mottled enamel digunakan untuk
menggambarkan beberapa gejala dan akibat dari fluorosis gigi atau fluorosis endemik. Selain
karena kandungan flourida dalam air minum keparahan fluorosis gigi juga dapat disebabkan
karena tingkat aktivitas fisik individu, faktor gizi dan pertumbuhan tulang.
Flourosis Email
100
737679
Jumlah Individu
80
60
40
20 0 1 2 7 1 7 2 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0
0 1 2 3 4 5 8 9
Kode

Krajan Timur Leces 1 Cangkring

Erosi Gigi
Hasil Pemeriksaan form WHO berdasarkan Keparahan Erosi Gigi Masyarakat Desa
Sukojember
Fluorosis email dibagi menjadi 4 kategori, antara lain:

1. 0 : Tidak ada tanda erosi


2. 1 : Erosi pada email
3. 2 : Erosi pada dentin
4. 3 : Keterlibatan pulpa

Berdasarkan hasil pemeriksaan keparahan erosi gigi menurut form WHO pada
masyarakat Desa Sukojember yang dibagi menjadi 3 dusun, yaitu dusun Krajan Timur, dusun
Cangkring dan dusun Leces menunjukkan sebagian besar masyarakat tidak mengalami erosi
gigi dan sedikit masyarakat saja yang mengalami erosi ringan yaitu erosi pada email saja. Erosi
gigi ditandai dengan berkontaknya asam dengan permukaan gigi tanpa adanya keterlibatan
bakteri. Erosi pada email gigi dapat disebabkan oleh faktor intrinsik maupun ekstrinsik. Faktor
ekstrinsik penyebab erosi gigi antara lain, asam yang terdapat dalam makanan, minuman dan
obat-obatan (Sungkar dkk, 2016).
Keparahan (Erosi Gigi)
90 82
77
80 72
70
Jumlah Individu

60
50
40
30
20 10 13
10 6 4 3
0 1 0 0
0
0 1 2 3
Kode

Krajan Timur Leces 1 Cangkring

Siagian, Krista V. 2016. Kehilangan sebagian gigi pada rongga mulut. Jurnal e-Clinic (eCl); 4
(1).
Sungkar, Suzanna, Sri Fitriyani dan Intan Yumanita. Kekerasan Permukaan Email Gigi Tetap
Setelah Paparan Minuman Ringan Asam Jawa. Journal Of Syiah Kuala Dentistry Society
(JDS); 1 (1): 1-8.
Mariati, Ni Wayan. Penanganan Fluorosis Gigi Dengan Menggunakan Teknik Mikroabrasi.
Jurnal e-GiGi (eG); 3 (1): 149-154.

Anda mungkin juga menyukai