Anda di halaman 1dari 6

Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

PREVALENSI GIGI IMPAKSI MOLAR TIGA PARTIAL ERUPTED


PADA MASYARAKAT DESA TOTABUAN

1
Delsy. T. Sahetapy
2
P. S. Anindita
2
Bernat SP Hutagalung

1
Kandidat Skripsi Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
2
Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: delsysahetapy@yahoo.com

Abstract: Dental tooth impaction is a state of latent or not erupted or partly erupted after a
normal eruption time. The impact of impacted teeth, namely the absence of pain,
inflammation, and cysts but the prevalence of impacted teeth in several countries including in
Indonesia is quite high. Some areas in Indonesia yet has particularly impacted teeth, especially
data on partial erupted. This study aims to determine the prevalence of impacted teeth partially
erupted on Totabuan Village community. This research is a descriptive cross sectional study.
The study population is villagers Totabuan, the study sample as many as 37 people are 13 men
and 24 women aged 24-60 years. Results of studies have impacted teeth partially erupted third
molars most women (60%), and more common in the age of 24-35 years (62%). Partially
erupted tooth impaction occurs most often in the lower jaw (53%) with most gear position on
mesioangular (48.4%).
Keywords: dental impaction, partial erupted.

Abstrak: Gigi impaksi merupakan suatua keadaan gigi terpendam atau tidak erupsi baik
sebagian maupun seluruhnya setelah melewati waktu erupsi normal. Dampak dari gigi impaksi
yaitu adanya rasa sakit, inflamasi, serta kista akan tetapi prevalensi gigi impaksi di beberapa
negara termasuk di Indonesia cukup tinggi. Beberapa daerah di Indonesia belum meiliki data
mengenai gigi impaksi khususnya partial erupted. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
prevalensi gigi impaksi partial erupted pada masyarakat Desa Totabuan. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional study. Populasi penelitian
yaitu masyarakat Desa Totabuan, dengan sampel penelitian sebanyak 37 orang yaitu 13 orang
laki-laki dan 24 orang perempuan dengan usia 24-60 tahun. Hasil penelitian ditemukan adanya
gigi impaksi molar tiga partial erupted paling banyak pada perempuan (60%), dan banyak
ditemukan pada usia 24-35 tahun (62%). Gigi impaksi partial erupted paling sering terjadi
pada rahang bawah (53%) dengan posisi gigi paling banyak pada mesioangular (48,4%).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa gigi impaksi molar tiga
partial erupted yang paling banyak ditemukan pada perempuan, dan banyak ditemukan pada
usia yaitu 24-35 tahun. Gigi impaksi molar tiga partial erupted paling banyak ditemukan pada
rahang bawah, dengan posisi gigi paling banyak pada mesioangular.
Kata kunci: gigi impaksi, partial erupted.

Gigi impaksi merupakan gigi yang gagal suatu gigi yang terhalang saat erupsi untuk
erupsi ke dalam lengkung rahang dalam mencapai kedudukan yang normal.2 Gigi
jangka waktu yang telah diperkirakan.1 impaksi dapat berupa gigi yang tumbuh
Secara umum gigi impaksi yaitu keadaan terhalang oleh gigi tetangga, tulang atau
641
Sahetapy, Anindita, Hutagalung: Prevalensi gigi impaksi...

jaringan lunak sekitarnya baik sebagian Berdasarkan data tersebut dapat dilihat
maupun seluruhnya. Gigi impaksi dapat bahwa prevalensi gigi impaksi cukup
diperkirakan secara klinis dan dapat tinggi. Sebagian besar masyarakat belum
dipastikan dengan pemeriksaan radiografi.3 memiliki pengetahuan tentang gigi impaksi
Terjadinya gigi impaksi disebabkan dan dampaknya. Pemerintah khususnya
oleh faktor genetika, gangguan jajaran kesehatan juga belum memiliki data
endokrinologik, celah palatal, radiasi, gigi yang lengkap mengenai prevalensi gigi
supernumerari, terlambat atau hilangnya impaksi. Survei awal yang dilakukan oleh
perkembangan akar, trauma, ekstraksi dini, peneliti pada masyarakat desa Totabuan
adanya posisi ektopik, tumor odontogenik, menunjukan adanya gigi impaksi yang
atau adanya gangguan pada palatum.4 menyebabkan masyarakat sering
Dampak gigi impaksi sebagian dapat mengalami rasa sakit. Pada penelitian ini
memudahkan makanan terperangkap di hanya melihat gigi impaksi sebagian atau
sekitar gigi tersebut, sehingga pasien partial erupted karena keterbatasan waktu
mengalami kesulitan untuk dan sarana prasarana di tempat penelitian.
membersihkannya, dapat juga Dengan alasan tersebut maka penulis
mengakibatkan gigi mudah terserang karies tertarik untuk meneliti tentang prevalensi
serta sering merasa sakit. Keluhan lain gigi impaksi molar tiga partial erupted
yang sering ditimbulkan oleh gigi impaksi (PE) pada masyarakat Desa Totabuan di
yaitu inflamasi, resorbsi gigi tetangga dan Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang
kista.1 Mongondow.
Pada beberapa negara telah dilakukan
penelitian tentang frekuensi gigi impaksi, BAHAN DAN METODE PENELITIAN
diantaranya penelitian yang telah dilakukan Penelitian yang dilakukan merupakan
oleh Ramamurthy pada tahun 2012 di penelitian deskriptif dengan rancangan
India, penelitian yang dilakukan oleh cross sectional study, yaitu penelitian yang
Harsha tahun 2014 di India, serta penelitian dilakukan dengan mengambil atau
yang dilakukan oleh Amaliyana tahun 2014 mengumpulkan data yang ada dengan
di Banjarmasin yang menunjukan bahwa tujuan untuk memberikan gambaran atau
perempuan lebih sering mengalami gigi deskripsi tentang suatu keadaan secara
impaksi dibandingkan dengan laki-laki.5-7 objektif pada suatu waktu tertentu.
Menurut Archer dikutip dari Rahayu Waktu penelitian pada bulan Agustus-
sebanyak sembilan dari sepuluh orang September 2015. Tempat penelitian di desa
mengalami satu gigi yang impaksi.8 Gigi Totabuan Kecamatan Lolak Kabupaten
impaksi sering terjadi pada gigi permanen Bolaang Mongondow. Populasi penelitian
yaitu molar, kaninus, premolar, dan yaitu seluruh masyarakat desa Totabuan.
insisivus. Penelitian yang dilakukan oleh Sampel penelitian yang diambil yaitu
Riwudjeru tahun 2012 pada pasien yang seluruh masyarakat yang memenuhi kriteria
berkunjung ke BP-RSGM kota Manado inklusi yaitu masyarakat yang memiliki
menunjukan 96,56% gigi impaksi pada gigi partial erupted (PE); Masyarakat yang
pasien.9 Penelitian yang dilakukan oleh berumur 24-60 tahun; masyarakat yang
Secic dkk di Sarajevo tahun 2013 bersedia menjadi sampel penelitian.
menunjukan insidensi gigi impaksi sebesar Metode pengambilan sampel yang
89,7%.10 Penelitian gigi impaksi juga digunakan yaitu Purposive Sampling.
dilakukan oleh Amanat dkk di Karachi Variabel penelitian yaitu gigi impaksi
selama tahun 2012-2013 menunjukan partial erupted (PE) berdasarkan jenis
prevalensi gigi impaksi sebesar 26%.11 kelamin, usia, lokasi rahang, klasifikasi
Penelitian dilakukan oleh Al-Angudi dkk di gigi impaksi.
Oman tahun 2014 menunjukan prevalensi
gigi impaksi sebesar 54,3%.12

642
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

HASIL PENELITIAN Tabel 2. Distribusi subjek penelitian


Penelitian ini dilakukan di Desa berdasarkan usia.
Totabuan yang terletak di Kecamatan Lolak
Kabupaten Bolaang Mongondow. Batas- Usia (tahun) n %
batas Desa Totabuan yaitu bagian utara 24-35 23 62
36-45 7 19
Desa Solok, bagian timur Kecamatan
46-55 4 11
Lolayan, bagian selatan Kecamatan 56-60 3 8
Dumoga, dan bagian barat Desa Pindol. Total 37 100
Desa Totabuan memiliki luas wilayah
4.763 km2, jarak dari kantor desa ke kantor Distribusi gigi impaksi dapat dilihat
camat 23 km, dan jarak kantor desa ke berdasarkan lokasi rahang yaitu rahang atas
kabupaten 26 km. Desa ini dibagi menjadi dan rahang bawah. (Tabel 3)
2 dusun tiap dusun memiliki 3 RT, dengan
jumlah masyarakat ±412 orang, dengan Tabel 3. Distribusi gigi impaksi berdasarkan
mayoritas pekerjaan petani dan memeluk lokasi rahang.
agama Muslim.
Penelitian ini membahas mengenai Lokasi rahang n %
beberapa hal yang berkaitan dengan gigi Rahang atas 43 47
impaksi molar tiga partial erupted ditinjau Rahang bawah 48 53
dari jenis kelamin, usia, lokasi rahang, serta Total 91 100
klasifikasinya. Hasil survei menunjukan
data masyarakat yang bersedia menjadi Distribusi gigi impaksi berdasarkan
sampel penelitian yaitu sebanyak 67 orang lokasi rahang lebih banyak ditemukan pada
sedangkan sampel penelitian yang sesuai rahang bawah yaitu 48 (53%).
dengan kriteria inklusi sebanyak 37 orang. Penelitian ini melihat klasifikasi gigi
impaksi molar tiga partial erupted
Tabel 1. Distribusi subjek penelitian berdasarkan klasifikasi Winter yaitu
berdasarkan jenis kelamin. mesioangular, vertikal, distoangular,
bukoangular, linguoangular, palatoangular.
Jenis kelamin n % (Tabel 4)
Laki-laki
Ada gigi impaksi PE 13 48 Tabel 4. Distribusi gigi impaksi berdasarkan
Tidak ada gigi impaksi PE 14 52 klasifikasi Winter.
Total 27 100
Perempuan Klasifikasi Winter n %
Ada gigi impaksi PE 24 60 Mesioangular 44 48,4
Tidak ada gigi impaksi PE 16 40
Distoangular 30 33
Total 40 100
Bukoangular 0 0
Hasil penelitian menunjukan bahwa Palatoangular 2 2,2
pada perempuan lebih banyak ditemukan Linguoangular 12 13,2
gigi impaksi yaitu sebanyak 24 orang Vertikal 3 3,2
(60%) dibandingkan dengan laki-laki Total 91 100
sebanyak 13 orang (48%).
Distribusi gigi impaksi dapat dilihat Hasil penelitian berdasarkan klasifikasi
berdasarkan usia. (Tabel 2) Winter menunjukan yang paling banyak
Hasil penelitian menunjukan bahwa ditemukan yaitu posisi mesioangular
gigi impaksi lebih banyak ditemukan pada sebanyak 44 (48,4%), dan tidak ditemukan
usia 24-35 tahun yaitu 23 orang (62%). gigi impaksi pada posisi bukoangular.

643
Sahetapy, Anindita, Hutagalung: Prevalensi gigi impaksi...

BAHASAN Riwudjeru tahun 2012 di Manado


Gigi impaksi yang dilihat pada berdasarkan kategori usia, ditemukan
penelitian ini yaitu gigi impaksi molar tiga adanya gigi impaksi paling banyak pada
sebagian atau partial erupted (PE).13 Hasil usia 18-27 tahun sebanyak 60,19%, dan
penelitian menunjukan paling banyak yaitu diikuti usia 28-37 sebanyak 16%.9 Hasil
37 orang (55%) memiliki gigi impaksi Penelitian yang dilakukan oleh Amaliyana
molar tiga PE. Keterbatasan peneliti baik tahun 2014 di Banjaramasin menunjukan
waktu maupun dana sehingga peneliti persentase yang lebih tinggi pada usia 24-
hanya melakukan pemeriksaan pada 35 tahun sebanyak 74%.7 Pada proses
masyarakat yang ada pada saat penelitian pertumbuhan terjadi laju pertumbuhan yang
dilakukan. meningkat mencapai puncaknya pada masa
Penelitian ini menunjukan frekuensi pubertas (12-16 tahun), menurun lagi dan
gigi impaksi molar tiga berdasarkan jenis melambat sampai pertumbuhan berhenti
kelamin lebih banyak ditemukan pada pada akhir masa remaja (17-25 tahun).17
perempuan yaitu sebanyak 60% Usia 25-35 tahun proses pertumbuhan telah
dibandingkan dengan laki-laki sebanyak berhenti termasuk pertumbuhan tulang
48% (Tabel 1). Hal ini sesuai dengan rahang dan gigi geligi sehingga pada usia
penelitian yang dilakukan sebelumnya, oleh ini paling sering ditemukan gigi impaksi.
Amaliyana pada tahun 2014 di Banjarmasin Hasil penelitian berdasarkan lokasi
yang menunjukan sebanyak 57% rahang menunjukan bahwa lebih dari
perempuan yang memiliki gigi impaksi.5 setengah gigi impaksi molar tiga PE
Penelitian yang dilakukan oleh terdapat pada rahang bawah yaitu 53%
Ramamurthy dkk tahun 2012 di India juga (Tabel 3). Menurut Malik tahun 2012,18,19
menyatakan bahwa perempuan sering Chatterjee tahun 2009,16 serta Baliji tahun
mengalami gigi impaksi dibandingkan 2009,20 beberapa textbook tersebut
dengan laki-laki.7 Teori Lavele dalam Desi menuliskan bahwa gigi impaksi sering
menyatakan bahwa ukuran rahang laki-laki terjadi pada rahang bawah dibandingkan
lebih besar dibandingkan dengan dengan rahang atas. Penelitian yang
perempuan, sehingga terjadi kekurangan dilakukan oleh Secic dkk di Bosnia
ruang saat erupsi gigi molar tiga sehingga memiliki hasil yang serupa sebanyak
memudahkan terjadinya impaksi.14 51,7% gigi impaksi terjadi pada rahang
Taguchi dalam Kusmawardhani bawah.10 Menurut Mafee dkk tahun 2005
menyatakan bahwa maturasi seluruh tulang dalam Kusumawardhani, mandibula
pada perempuan dewasa muda termasuk merupakan tulang terbesar dan terkuat pada
tulang rahang dipengaruhi oleh beberapa wajah. Menurut Hu dkk tahun 2006
faktor antara lain siklus mensturasi, faktor mandibula merupakan tulang wajah
nutrisi dan aktivitas fisik.15 Berdasarkan terbesar dan terkeras, yang lebih dapat
teori tersebut menunjukan bahwa maturasi menjaga bentuk tetapnya dibandingkan
yang terjadi pada tulang rahang perempuan tulang-tulang lain.15 Teori tersebut
lebih cepat dan padat sehingga terjadi menunjukan bahwa mandibula merupakan
obstruksi pada tempat erupsi gigi sehingga tulang terkeras sehingga dalam proses
menyebabkan terjadinya impaksi.16 pertumbuhan gigi geligi dapat terjadi
Hasil penelitian distribusi gigi impaksi obstruksi pada tempat erupsi gigi yang
berdasarkan usia menunjukan bahwa lebih mengakibatkan gigi mengalami impaksi.16
dari setengah ditemukan pada kategori usia Hasil penelitian berdasarkan klasifikasi
24-35 tahun sebanyak 62% (Tabel 2). Hasil Winter, menunjukan gigi impaksi molar
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan tiga partial erupted paling banyak
oleh Harsha tahun 2014 di India yang mengarah ke posisi mesioangular sebanyak
menunjukan bahwa gigi impaksi sering 48,4% (Tabel 4). Penelitian yang dilakukan
ditemukan pada usia 26-35 tahun sebanyak oleh Azis tahun 2015 di kota Sengkang
32 %.5 Penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa klasifikasi gigi impaksi
644
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

yaitu mesioangular sebanyak 40,6%.1 Bentahar Z. Textbook Management


Penelitian yang dilakukan oleh Retno tahun of Dental Impaction. Faculty of
2007 memiliki hasil prevalensi berdasarkan Dentistry. Marocco: University of
klasifikasi yaitu lebih dari setengah Hassan II AinChok Marocco; 2012.
ditemukan pada posisi mesioangular p.219-46.
5. Amaliyana E. Deskripsi Gigi Impaksi
52,5%.1 Penelitian yang dilakukan oleh
Molar Ketiga Rahang Bawah Di
Harsha tahun 2014 di India menunjukan RSUD Banjarmasin. Dentino (Jurnal
hasil gigi impaksi lebih tinggi ditemukan Kedokteran Gigi). 2014;11(2):134-7.
pada posisi mesioangular 63%.5 Pada 6. Harsha S. Incidence of Mandibular Third
beberapa textbook dan sumber yang ada Molar Impaction in Patients Visiting
tidak dijelaskan secara spesifik tentang A Private Dental College. IOSR
etiologi gigi impaksi berdasarkan arah Journal of Dental and Medical
posisi gigi. Sciences (IOSR-JDMS). 2014;13:1-2.
7. Ramamurthy A, Pradha I, Jeeva S, Jeddy
SIMPULAN N, Sunitha J, Kumar S. Prevalence
of mandibular Third Molar Impaction
Berdasarkan penelitian yang telah
and Agenesis A Radiographic South
dilakukan dapat disimpulkan bahwa gigi
Indian Study. Journal of Indian
impaksi molar tiga partial erupted yang Academy of Oral Medicine and
paling banyak ditemukan pada perempuan Radiology. 2012;24(3):173-6.
(60%), dan banyak ditemukan pada usia 8. Rahayu S, editor. Gigi Impaksi.
yaitu 24-35 tahun (62%). Gigi impaksi Odontektomi, Tatalaksana Gigi
molar tiga partial erupted paling banyak Bungsu Impaksi. Fakultas
ditemukan pada rahang bawah (53%), Kedokteran. E-Journal Widya
dengan posisi gigi paling banyak pada Kesehatan dan Lingkungan.
mesioangular (48,4%). 2014;1:81-9.
9. Riwudjeru D. Gambaran Gigi Impaksi
Pasien Yang Berkunjung Di BP-
SARAN
RSGM Universitas Sam Ratulangi
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
Tahun 2011 [Skripsi]. Manado:
dengan melakukan pemeriksaan penunjang Universitas Sam Ratulangi; 2012.
yaitu foto rontgen. Perlu dilakukan 10. Secic S, Prohic S, Komsic S, Vukovic A.
penelitian selanjutnya tentang hubungan Incidence Of Impacted Mandibular
gigi impaksi dengan faktor etiologinya. Third Molars In Population Of Bosnia
And Herzegovina: A Retrospective
DAFTAR PUSTAKA Radiographic Study. Journal Of
1. Azis A. Prevalensi Gigi Impaksi Molar Health Sciences. 2013;3(2):151-8.
Ketiga dilihat secara klinis pada 11. Amanat N, Mirza D, Risvi K. Pattern of
mahasiswa STIA Third Molar Impaction Frequensy
Puangrimaggalatung kota Sengkang and types among Patients Attending
angkatan 2012/2013[Skripsi]. Urban Teaching Hospitas of Karachi.
Makasar: Fakultas Kedokteran Gigi Pakistan Oral and Dental Journal
Bagian Bedah Mulut Universitas 2014;34(1):34-7.
Hasanuddin; 2015. 12. Al-Angudi S, Al-Sudairy S, Al-Hosni A,
2. Smailiene D. Impaction of The Central Al-Maniri A. Prevalence and Pattern
Maxillary Incisor Associated With of Third Molar Impaction A
Supernumerary Teeth: Initial Position Retrospective Study of Radiographs
and Spontaneous Eruption Timing. in Oman. Medical Journal.
Stomatologija Baltic Dental and 2014;14(3): 388-92
Maxillofacial Journal. 2006:8:103-7. 13. Zeitler DL. Management of impacted teeth
3. Kasim A, Biawan L. Materi Kuliah Bedah other than third molars. In: Miloro M,
Dento Alveolar. [online] [diakses 11 Ghali GE, editors. Peterson’s
Juni 2015] Bandung; 2007. p.11-6 principles of oral and maxillofacial
4. Bourzgui F, Sebbar M, Abidine Z, surgery (2nd ed). Hamilton: BC

645
Sahetapy, Anindita, Hutagalung: Prevalensi gigi impaksi...

Decker, 2004; p 131-2. 17. Malik N. Textbook of oral and


14. Rahayu S. Odontektomi, tatalaksana gigi maxillofacial surgery (2nd ed)
bungsu impaksi.E-Journal WIDYS (online). New Delhi, 2006. p.122-27
Kesehatan dan Lingkungan. 18. Baliji SM. Oral and Maxillofacial Surgery.
2014;1(2):81-9. [online] [diakses 23 April 2015] New
15. Chatterjee P. A Concise Textbook Oral Delhi: Elsevier, 2009; p.233-5.
And Maxillofacial Surgery. Ed: I. 19. Hassan AH. Pattern of Third Molar
[online] [diakses 23 April 2015] New Impaction in a Saudi Population (2nd
Delhi, 2009. p.106-18 ed). Saudi Arabia: Dovepress, 2010;
16. Purwanto, Basoeseno, editors. Buku Ajar p.109-13
Praktis Bedah Mulut (Oral 20. Ash M, Nelson S. Dental Anatomy,
Surgery/Gordon Pedersen. Jakarta: Physiology, and Occlusio (8th ed).
EGC,1996; p.60-8 New Delhi: Philadelphia, 2003. p.45.

646

Anda mungkin juga menyukai