Anda di halaman 1dari 5

Pengetahuan Menginang berhubungan dengan Keluhan Rongga Mulut pada Lansia di Kabupaten

Sampang Madura

(Menginang Knowledge Related to the Oral Complaint of the Elderly in Sampang Madura)

Emdat Suprayitno1, Mujib Hannan2, Alfi Laila2


1 Program Studi Ners Universitas Wiraraja
2 Program Studi Keperawatan Universitas Wiraraja

Abstrak

Secara garis besar penyakit jaringan periodontal dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu lokal dan faktor
sistemik. Faktor faktor tersebut dapat semakin diperparah dengan adanya faktor predipsposisi, seperti misalnya
menginang. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan pengetahuan tentang menginang dengan keluhan
rongga mulut pada lansia yang menginang di Desa Taman tahun 2019. Jenis penelitian yang digunakan penelitian
analitik Cross Sectional. Sasaran dalam penelitian ini adalah lansia yang menginang di Desa Taman yang berjumlah
32 lansia. Metode pengumpulan data pengetahuan tentang menginang menggunakan kuisioner dan keluhan
rongga mulut menggunakan observasi. Analisis penelitian ini menggunakan uji analisis chisquarae. Hasil dari uji statistic
menggunakan Chi Square diperoleh nilai signifikan 0,045 yang berarti ρ value < 0,05. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan berdasarkan hasil uji Chi Square diatas yaitu terdapatnya hubungan pengetahuan tentang menginang
dengan keluhan pada rongga mulut pada lansia yang menginang di Desa Taman Puskesmas Jrengik Kecamatan
Jrengik Tahun 2019.

Kata kunci : menginang, keluhan rongga mulut, tingkat pengetahun

Abstract

Broadly speaking, periodontal tissue disease can be caused by two factors, namely local and systemic
factors. These factors can be further aggravated by the presence of predisposition factors, such as host. The purpose
of this study was to know relationship of betel knowledge with oral cavity complaints in the elderly in Taman
village 2019. This study was cross sectional analytic research. The target in this study were elderly chewing betel in
Taman Village, amounting to 32 elderly people. Methods of data collection knowledge of chewing betel used
questionnaires and oral cavity complaints using observation. The analysis of this study used the is chi square test
analysis. The analysis of is chi square test was significant which was 0,045 (p<0,05). Conclusion was there was
relationship of chewing betel with oral cavity complaints in elderly in the jrengik village public health center.

Keywords: chewing betel, knowledge, oral cavity complaints

Korespondensi (Correspondence) : Emdat Suprayitno, Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Wiraraja Jl. Raya Sumenep-Pamekasan KM. 05 Patean, Sumenep, 69451, Email:
emdat@wiraraja.ac.id

Lansia merupakan proses seseorang kelompok usia diperoleh data bahwa,


bertambah tua, merupakan interaksi yang kelompok usia 55 – 65 tahun dimiliki proporsi
kompleks dari segi biologis, psikologis, dan tertinggi dalam permasalahan kesehatan gigi
sosiologis. Umumnya setiap orang akan dan mulut, yaitu 30,8%.
mengalami proses menjadi tua dan masa tua Lansia yang menginang di Desa Taman
adalah masa hidup yang terakhir. Pada masa Puskesmas Jrengik rata rata berumur 55-70
ini seseorang mengalami kemuduran fisik, tahun dan mulai menginang sejak umur 18-20
mental, dan sosial hingga tidak melakukan tahun , sebagaian besar menginang karena
tugasnya sehari-hari lagi dan bagi disuruh orang tuanya sehingga sulit untuk
kebanyakan orang masa tua kurang mengubah kebiasan yang sudah terjadi sejak
menyenangkan.1 Kehilangan pada bagian berpuluh –puluh tahun yang lalu. Pemeriksaan
gigi merupakan penyebab terbanyak rongga mulut pada lansia yang menginang di
menurunnya fungsi pengunyahan. Desa Taman Puskesmas Jrengik dengan jumlah
Kehilangan gigi juga dapat 35 responden, diketahui 100% lansia dengan
mempengaruhi rongga mulut dan kesehatan kondisi poket dalam dengan dangkal disertai
umum sehingga akan mempengaruhi kualitas masalah pada rongga mulutnya seperti resesi
hidup seseorang secara keseluruhan. ginggiva, adanya lesi pada mukosa mulut,
Kehilangan gigi bisa disebabkan oleh rusaknya gigi, ginggiva dan mokosa mulut,
berbagai banyak hal. Penyebab terbanyak peradangan pada mokosa mulut, susah buka
kehilangan gigi adalah akibat buruknya status mulut, dan 95% lansia yang menginang
kesehatan rongga mulut, terutama karies dan mengeluh sakit pada rongga mulutnya. Hal ini
penyakit periodontal.2 Di Indonesia, penyakit menunjukkan tingginya persentase lansia yang
periodontal merupakan penyakit kedua menginang mengalami keluhan sakit pada
terbanyak diderita masyarakat (±73,50%), dan rongga mulut di dusun Jiken, Taman, dan
sekitar 4-5%penduduk menderita penyakit Tanjung Desa Taman Kecamatan Jrengik
periodontal lanjut yang menyebabkan gigi Kabupaten Sampang. Keluarganya sudah
goyah dan lepas. 3 Hasil Riset Kesehatan Dasar berupaya menghentikan kebiasaan
tahun 2013 di Provinsi Bali berdasarkan menginang yang dilakukan lansia di dusun

15
Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 18 No. 1 2021: 15-19

Jiken, Taman, dan Tanjung Desa Taman dengan simple random sampling. Instrumen
Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang. penelitian yang digunakan untuk mengukur
Lansia diharapkan minimal mempunyai variabel pengetahuan lansia tentang
20 gigi berfungsi, hal ini berarti bahwa fungsi menginang adalah quesioner. Instrumen
pengunyahan mendekati normal, walaupun penelitian yang digunakan untuk mengukur
sedikit berkurang. Demikian halnya fungsi variabel keluhan rongga mulut adalah lembar
estetik serta fungsi bicara masih dapat wawancara dan lembar observasi.
dianggap normal dengan jumlah gigi minimal
20 buah. Menginang adalah proses HASIL PENELITIAN
pengunyahan bahan yang terdiri dari daun
sirih, biji pinang, kapur, tembakau dan gambir. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik jenis
Kemudian selembar sirih dicampur dengan Kelamin lansia yang menginang di
sedikit bahan–bahan tersebut lalu dikunyah. Desa Taman puskesmas jrengik
Menginang seperti ini bagi pecandunya kecamatan Jrengik 2019.
merupakan sebuah kebutuhan yang tidak No. Jenis Kelamin F %
mungkin dihilangkan. Istilah lain menginang
1 Laki-laki 0 0
antara lain adalah bersugi, bersisik, menyepah,
nyusur dan nginang.4 2. Perempuan 32 100
Komposisi dalam menginang terdiri atas Total 32 100
daun sirih, gambir, buah pinang dan kapur. F, frekuensi; %: prosentase
Akibat dari campuran tersebut menyebabkan
gigi menjadi aus dan berwarna kemerahan, Mayoritas responden peneltiain ini
resesi gusi dan iritasi pada mukosa mulut. adalah lansia perempuan. Responden ini 100%
frekuensi menyirih dan cara menjaga mempunyai kebiasaan menginang.
kebersihan mulut juga sangat berpengaruh
terhadap peningkatan jumlah penyakit pada Tabel 2 Distribusi usia lansia yang menginang
sekitaran rongga mulut.5 Kebiasaan di Desa Taman puskesmas jrengik
menginang mempunyai efek dapat mengikis kecamatan Jrengik 2019.
elemen gigi sampai ginggiva, dan No. Usia F %
menyebabkan suasana basa didalam mulut
1 56-60 6 18,8
sehingga dapat terjadi penumpukan kalkulus
2. 61-65 11 34,4
yang dapat menyebabkan peradangan
pada gusi dan jaringan periodontal atau 3 66-70 12 37,5
pendukung pada gigi. Jika dibiarkan tanpa 4 71-75 3 9,5
adanya perawatan, gigi akan goyah dan Total 32 100
F, frekuensi; %: prosentase
tanggal dengan sendirinya.6
Kebiasaan menginang mempunyai
beberapa efek buruk yang sangat merugikan, Berdasarkan tabel 2 sebagian besar
karena penggunaan kapur di dalam ramuan lansia yang menginang adalah usia 66 – 70
sirih yang menyebakan suasana basah tahun yaitu 12 responden (37,5%).
didalam mulut sehingga dapat terjadinya
penumpukan karies. Silikat yang terdapat Tabel 3 Frekuensi Pengetahuan Menginang
dalam daun tembakau daf pengunyahan Pada Lansia di Desa Taman
dalam waktu yang berangsur-angsur akan Puskesmas Jrengik Kecamatan
mengikis elemen gigi sampai gingiva. Jrengik Tahun 2019.
Kepercayaan bahwa mengunyah sirih dapat No. Kategori F %
menghindari penyakit mulut seperti mengobati 1. Baik 1 3,1
gigi yang sakit dan nafas yang tidak sedap 2. Cukup 4 12,5
kemungkinan telah mendarah daging pada
3. Kurang 27 34,4
lansia di Des Taman Puskesmas Jrengik.
Total 32 100
Padahal efek negative menginang dapat
F, frekuensi; %: prosentase
mengakibatkan penyakit periodontal dan gusi
dengan adanya lesi lesi pada mukosa mulut.3
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui
sebagian besar pengetahuan menginang
hubungan pengetahuan menginang dengan
pada lansia menginang adalah kurang yaitu
keluhan rongga mulut pada lansia.
27 responden (84,4%).
Metode Penelitian
Tabel 4 Frekuensi Keluhan pada Rongga
Jenis penelitian yang digunakan adalah Mulut Lansia yang Menginang di
penelitian analitik., dengan menggunakan Desa Taman Puskesmas Jrengik
pendekatan Cross Sectioanal. Populasi adalah Kecamatan Jrengik Tahun 2019
kumpulan semua elemen individu atau No. Status kesehatan F %
keseluruhan dari satu variabel yang
1 Sakit 7 21,9
menyangkut masalah yang diteliti dalam
2. Tidak Sakit 25 78,1
penelitian ini yaitu seluruh lansia menginang di
Desa Taman Kecamatan Jrengik Kabupaten Total 32 100
Sampang dengan jumlah 35 responden F, frekuensi; %: prosentase

16
Pengetahuan Menginang berhubungan dengan Keluhan Rongga Mulut … (Supryitno dkk)

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dan saat waktu luang. Lansia Desa Taman
sebagian besar keluhan rongga mulut pada Kecamatan jrengik Kabupaten Sampang ini
lansia yang menginang adalah sakit yaitu 25 sebagaian besar menginang karena disuruh
responden (78,1%). orang tuanya. Sehingga tidak ada respon
Berdasarkan tabel 5.diketahui responden untuk menolak karena sudah menjadi tradisi
yang memiliki keluhan rongga mulut dengan dari berpuluh – puluh tahun yang lalu.
katagori tidak sakit sebagian besar memliki Berdasarkan uraian yang terdapat
pengetahuan dengan katagori kurang. dalam paragraf 2 , hal ini sesuai dengan teori
Sedangkan responden yang memiliki keluahan L.Green yang menyatakan bahwa perilaku
rongga mulut sakit sebagian besar memiliki terdiri atas 3 faktor yang mempengaruhi
pengetahuan dengan katagori kurang. Hasil perilaku yaitu predisposing, enabling, dan
dari uji statistic menggunakan Chi Square reinforcing. Berdasarkan dari 3 faktor yang
diperoleh nilai signifikan 0,045 yang berarti ρ mempengaruhi perilaku, faktor predisposing
value <α (0,05), maka hipotesis (h1) diterima. merupakan faktor yang dilihat oleh peneliti
Oleh karena itu, dapat disimpulkan dalam melaksanakan penelitian. Dalam faktor
berdasarkan hasil uji Chi Square diatas yaitu predisposing ini mencakup pengetahuan dan
terdapatnya hubungan pengetahuan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi
tentang menginang dengan keluhan pada dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-
rongga mulut pada lansia yang menginang di hal yang berkaitan dengan kesehatan. Hasil
Desa Taman Puskesmas Jrengik Kecamatan pengamatan pada lansia tentang
Jrengik Tahun 2019. pengetahuan tentang menginang diketahui
bahwa sebagian besar lansia menjawab salah
PEMBAHASAN pernyataan tentang menginang. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tingkat
1. Pengetahuan Lansia Yang Menginang di pengetahuan lansia tentang menginang
Desa Taman Kecamatan Jrengik termasuk dalam kategori kurang.
Kabupaten Sampang Responden sebagian besar kurang
Berdasarkan hasil analisa data, sebagian memiliki pengetahuan mengenai menginang
besar lansia yang menginang di Desa Taman dan dampak kurang menginang.
Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang Kemungkinan dari kurangnya pengetahuan
memiliki pengetahuan kurang tentang tentang menginang yaitu dari tingkat
menginang. Seluruh lansia yang menginang pendidikan, umur dan budaya.7 Lansia di Desa
adalah usia 60 tahun lebih dan seluruhnya Taman mempercayai bahwa menginang
adalah perempuan. Pengetahuan tentang dapat mencegahi penyakit mulut
menginang merupakan salah satu usaha kemungkinan telah mendarah daging pada
upaya promotif untuk mewujudkan status lansia di Desa Taman . Namun hal ini tidak
kesehatan gigi yang optimal. Pengetahuan sesuai dengan teori dari Dondy (2009) yang
atau kognitif merupakan domain yang sangat menyatakan efek negatif menginang dapat
penting untuk terbentuknya tindakan mengakibatkan penyakit periodontal dan gusi
seseorang. Perilaku yang didasari oleh dengan adanya lesi lesi pada mukosa mulut.
pengetahuan akan bersifat lebih Oleh karena itu, pengetahuan lansia tentang
mempengaruhi daripada perilaku yang tidak menginang merupakan dasar yang penting
didasari oleh pengetahuan. Perilaku manusia dalam memahami dampak kurangnya
adalah semua kegiatan atau aktivitas tentang menginang. Sehingga, para lansia
manusia, baik yang dapat diamati langsung, bisa mengetahui bagaimana menjaga
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak rongga mulut.7 Pengetahuan merupakan
luar.7 Mengenai perilaku menginang, kegiatan dominan yang sangat penting untuk
ini merupakan aktifitas rutin yang dilakukan terbentuknya tindakan seseorang.
oleh lansia Desa Taman Kecamatan jrengik Pengetahuan responden sangat mendasari
Kabupaten Sampang. Kebiasaan menginang terbentuknya perilaku yang mendukung
di Desa Taman Kecamatan jrengik Kabupaten kebersihan gigi dan mulutnya.
Sampang biasanya dilakukan setelah makan

Tabel 5 Tabulasi Hubungan Pengetahuan Tentang Menginang Dengan Keluhan Pada Rongga Mulut
Pada Lansia Yang Menginang Di Desa Taman Puskesmas Jrengik Kecamatan Jrengik Tahun
2019.
Keluhan Rongga Mulut
Kategori Total
No Tidak Sakit Sakit ρ value
Pengetahuan
F % F % F %
1. Baik 1 14,3 0 0 1 3,1
2. Cukup 2 28,6 2 8 4 12,5 0,045
2. Kurang 4 57,1 23 92 27 84,4
Total 7 100 25 100 32 100
F, frekuensi; %: prosentase; p value, nilai kemaknaan

17
Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 18 No. 1 2021: 15-19

Pendapat ini pun diperkuat dengan hasil penyakit periodontal yaitu penyakit inflamasi
penelitian yang dilakukan oleh Krista Veronica kronik rongga mulut yg umum dijumpai pada
Siagian pada masyarakat Papua di Manado mukosa mulut jika didiamkan, dapat
yang memiliki kebiasaan mengunyah biji buah menyebabkan timbulnyalesi- lesi pada mukosa
pinang, skor kalkulus pada masyarakat yang mulut, oral hygiene yang buruk dan
menginang cenderung tinggi dikarenakan menyebabkan atrofi pada mukosa lidah.12
terbentuknya karang gigi yang disebabkan
adanya stagnasi saliva dan terdapatnya 3. Hubungan Pengetahuan Tentang
fenolik pada komposisi bahan yang digunakan MenginangDengan Keluhan Pada
pada saat makan biji buah pinang.8 Penelitian Rongga Mulut Pada Lansia Yang
Fatlolona 2013 juga menyebutkan bahwa Menginang Di Desa Taman Puskesmas
terdapat hubungan antara frekueni menyirih jrengik Kecamatan jrengik tahun 2019.
dalam sehari dengan status kesehatan Berdasarkan hasil analisis data pada
periodontal. Penelitian ini menunjukkan masih lansia yang menginang di Desa Taman,
perlunya ditingkatkan promosi kesehatan didapatkan hasil bahwa sebagian besar lansia
akan dampak negatif dari kebiasaan yang menginang memiliki keluhan rongga
menyirih secara terus menerus untuk mulut sakit. Lansia Desa Taman memiliki
merubah perilaku yang masih pengetahuan tentang menginang dalam
mempertahankan kebiasaan menyirih.9 kategori kurang lebih banyak dibandingkan
lansia menginang yang memiliki pengetahuan
2. Keluhan Rongga Mulut Lansia Yang tentang menginang dalam kategori baik dan
Menginang Desa Taman Kecamatan cukup. Sehingga dapat disimpulkan ada
Jrengik Kabupaten Sampang hubungan antara pengetahuan tentang
Berdasarkan hasil pemeriksaan rongga menginang dengan keluhan pada rongga
mulut lansia yang menginang di Desa Taman, mulut pada lansia yang menginang yang
diketahui hampir sebagian besar lansia yang menginang di Di Desa Taman Kecamatan
menginang mengalami rongga mulut dengan jrengik Kabupaten Sampang 2019.
keluhan sakit. Hal ini sesuai dengan penelitian Kerusakan rongga mulut lebih rentan
Samura (2009) menyatakan bahwa pada lansia yang memiliki kebiasaan
sebenarnya dari segi kesehatan, menginang menginang. Ada faktor pendukung yang
dapat berdampak negatif bagi kesehatan gigi mempengaruhi tingkat kerusakan rongga
dan mulut, seperti mempercepat terjadinya mulut pada lansia menginang. Faktor dalam
karies pada gigi, kerusakan jaringan mulut yang berhubungan langsung dengan
periodontal, sub mucous fibrosis dan yang proses terjadinya kerusakan jaringan
paling bahaya menyirih dapat menimbulkan periodontal diantaranya: struktur gigi, plak,
kanker pada mulut karena sugi sirih dan dan kebersihan rongga mulut.
bahan-bahan lainnya mampu menghasilkan Penyakit periodontal didefinisikan
sel-sel yang mampu bermutasi.10 Berdasarkan sebagai pendalaman sulkus ginggiva secara
dari hasil penelitian tentang Pemeriksaan patologis dan merupakan salah satu tanda
rongga mulut pada lansia yang menginang di klinis dari penyakit periodontal yang penting.
Desa Taman Kecamatan jrengik Kabupaten Plak sebagai penyebab utama terjadinya
Sampang dengan jumlah 32 responden, penyakit periodontal, akumulasinya banyak
diketahui sebagian besar lansia yang dipengaruhi oleh kondisi lokal jaringan rongga
menginang memiliki kondisi poket dalam mulut, susunan gigi gerigi, diastema,
dengan dangkal disertai masalah pada perlekatan tali bibir/ frenulum bisa menjadi
rongga mulutnya seperti resesi ginggiva, bagian yang memudahkan plak menumpuk
hilangnya gigi dan mengeluh sakit pada yang berakibat timbulnya penyakit
rongga mulutnya. Kehilangan gigi merupakan periodontal. Menurut putri dkk (2010) plak bisa
penyebab terbanyak menurunnya fungsi menumpuk karena adanya kebiasaan
pengunyahan. Kehilangan gigi juga dapat menginang yang menyebabkan kondisi
mempengaruhi rongga mulut dan kesehatan rongga mulut bisa menjadi basa. Akibat kondisi
umum sehingga akan mempengaruhi kualitas rongga mulut yang basa bisa terjadi
hidup seseorang secara keseluruhan. penumpukan kalkulus dan berakibat pada
Kehilangan gigi bisa disebabkan oleh jaringan periodontal. 11Hal ini di karenakan
berbagai hal seperti kurangnya status kurangnya pengetahuan lansia tentang
kesehatan rongga mulut, terutama karies dan menginang di Desa Taman. Penegtahuan
penyakit periodontal. Hal ini sesuai dengan lansia tentang menginang akan
pernyataan dari Putri., dkk (2010) bahwa mempengaruhi perilaku seseorang. Perilaku
kebiasaan menginang mempunyai efek seseorang menurut L Green dipengaruhi faktor
dapat mengikis elemen gigi sampai ginggiva, predisposisi seperti pengetahuan tentang
dan menyebabkan suasana basa didalam menginang, faktor pemungkin dan faktor
mulut sehingga dapat terjadi penumpukan penguat. Oleh karena itu, tingkat
kalkulus yang dapat menyebabkan pengetahuan merupakan faktor yang paling
peradangan pada gusi dan jaringan penting dalam terjadinya tindakan seseorang.
periodontal atau pendukung pada gigi. Jika Apabila pengetahuan lansia kurang maka
dibiarkan tanpa adanya perawatan, gigi akan besar kemungkinan perilakunya kurang, jika
goyah dan tanggal dengan sendirinya.11 efek perilaku tersebut dibiarkan secara terus
negative dari menyirih bisa menyebabkan menerus maka hal ini akan berakibat pada

18
Pengetahuan Menginang berhubungan dengan Keluhan Rongga Mulut … (Supryitno dkk)

rongga mulut lansia yang kurang pula. Hal ini 4. Moeljanto R.D, Mulyono. Khasiat dan
sesuai dengan penelitian yang dilaukan oleh manfaat daun sirih. PT AgroMedia
Aniati (2007) di desa pasi pinang kecamatan Pustaka: Jakarta. 2003. Hal. 2-3.
meureubo kabupaten aceh barat. Berdasrkan
hasil uji statistik di peroleh adanya hubungan 5. Musyafaatun, Arisdian T, Hastuti YD.
yang bermakna antara pengetahuan tentang Gambaran Karakteristik Biografikal Dan
makan sirih dengan kesehatan gigi dan mulut. Budaya Menyirih Pada Lansia Wanita.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Jurnal Ilmiah Stikes Kendal. 2017; 7(1): 17.
semakin baik tingkat pengetahuan responden 6. Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah N. Ilmu
tentang makan sirih, maka semakin baik pencegahan penyakit Jaringan keras
perilaku mereka dalam menjaga kesehatan dan jaringan pendukung gigi. EGC:
gigi dan mulut sehingga akan terciptanya Jakarta. 2010. Hal. 25.
status kesehatan gigi baik. Begitupun pula
sebaliknya.12 Kebiasaan menginang ini 7. Notoatmodjo, S. Kesehatan Masyarakat
dianggap sama seperti menggosok gigi Imu Dan Seni. Ed.Revisi. PT Rineka Cipta:
karena masyarakat percaya bahwa Jakarta. 2011. Hal. 109-155.
kebiasaan tersebut dapat menghilangkan
8. Veronika, Krista Siagian.“Hubungan
noda pada gigi serta membersihkan sisa
Status Kesehatan Peridontal dengan
bahan menyirih yang terdapat pada sela gigi.
Menginang di Manado”. 2016.
Sedangkan kandungan bahan menyirih
seperti kapur sirih mengandung kalsium 9. Fatlolona WO. Hubungan Status
hidroksida atau Ca(OH)2. PH kalsium hidroksida Kesehatan Periodontal dengan
yang tinggi akan menyebabkan rongga mulut Kebiasaan Menyirih pada Mahasiswa
bersifat basa dan menghasilkan suatu jenis Etnis Papua di Manado. e-GiGi, 2013;
oksigen reaktif berbentuk hydroxyl radical 1(2).
yang dapat merusak sistem oksidasi DNA sel
mukosa penyirih dan mempercepat 10. Samura JAP. Pengaruh Budaya Makan
penumpukan plak pada gigi.13 Sirih Terhadap Status Kesehatan
Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo
DAFTAR PUSTAKA Di Desa Biru-Biru Kabupaten Deli
Serdang. 2009.
1. Depkes R.I. Situsi dan analisis lanjut usia.
Pusat data dan informasi Kementerian 11. Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah N. 2010.
Kesehatan RI tahun 2014. Jakarta Selatan Ilmu pencegahan penyakit Jaringan
http://www.depkes. keras dan jaringan pendukung gigi. EGC:
go.id/resources/download/pusdatin/info Jakarta. 2010. Hal. 25.
datin/infodatin-lansia.pdf diakses 12. Arniati. 2014. Pengaruh pengetahuan
tanggal 20 Mei 2019 dan sikap masyarakat tentang makan
2. Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah N. Ilmu sirih terhadap kesehatan gigi dan mulut
pencegahan penyakit Jaringan keras pada masyarakat aceh di Desa Pasi
dan jaringan pendukung gigi. EGC: kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh
Jakarta. 2010 Barat. 2014. http://repository.utu.ac.id
/402/1/BAB%20I_V.pdf tanggal 20 Mei
3. Arini NW. 2012. Hubungan Menyirih 2019
Dengan Keadaan Jaringan Periodontal
Pada Orang Yang Menyirih Di Banjar 13. Kurniawati A. Pengaruh Kumur Ekstrak
Sedana Mertha Kota Denpasar Tahun Daun Ungu Terhadap Jumlah Bakteri
2012. Jurnal Kesehatan Gigi.2012; 1(2): 76- dalam Saliva. STOMATOGNATIC -Jurnal
7. Kedokteran Gigi, 2018; 15(2), 43-4

19

Anda mungkin juga menyukai