PENELITIAN
HUBUNGAN PERILAKU MENYIKAT GIGI PADA MALAM
HARI DENGAN TINGKAT KEPARAHAN GINGIVITIS PADA
REMAJA DI BANDAR LAMPUNG
Linasari*, Karsal Meilendra*
*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Tanjungkarang
E-mail: linasari1@gmail.com
Menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi diwaktu yang tepat pada malam hari
sebelum tidur belum menjadi perilaku masyarakat Indonesia. Hal tersebut tentu saja dapat menyebabkan
berbagai masalah, salah satunya adalah gingivitis.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Pengaruh
perilaku menyikat gigi pada malam hari terhadap terjadinya Tingkat keparahan gingivitis pada remaja
Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif Analitik dengan pendekatan cross
sectional. Menyikat gigi pada malam hari sangat penting dilakukan, karena apabila tidak menyikat gigi
pada malam hari penumpukan sisa – sisa makanan yang tertumpuk akan diubah oleh bakteri menjadi
asam yang menginflamasi gingiva, keadaan tersebut diperburuk dengan jumlah saliva yang berkurang
pada saat tidur sehingga asam yang dihasilkan akan semakin pekat dan kemampuannya untuk merusak
semakin besar pula. Hal ini dibuktikan dengan nilai p value 0,000 < α (0,05) sehingga ada pengaruh yang
kuat antara kebiasaan menyikat gigi pada malam hari dengan tingkat terjadinya gingivitis pada remaja di
Bandar Lampung.
[200]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 - 2310
belum menjadi perilaku masyarakat peneliti lakukan pada 10 orang siswa/I di
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari hasil salah satu SMP di Kota Bandar Lampung
RISKESDAS 2013 menunjukan bahwa didapatkan bahwa 7 orang tidak memiliki
hanya 2,3% penduduk Indonesia yang perilaku menyikat gigi malam, dan 3
menyikat gigi dengan benar dan lainnya menyikat gigi malam, 8 orang
persentase perilaku menyikat gigi malam mengalami gingivitis dan 2 lainnya sehat.
sebelum tidur hanya 27,3%, untuk provinsi
Lampung persentase menyikat gigi dengan
benar 0,4% sedangkan untuk persentase METODE
menyikat gigi malam sebelum tidur hanya
8,5% , perilaku menyikat gigi pada waktu Metode penelitian yang digunakan
yang tepat menurut karakteristik kelompok adalah deskriptif Analitik dengan
umur 10 – 14 tahun menunjukan angka pendekatan cross sectional. Populasi pada
1,7% dan perilaku menyikat gigi malam penelitian ini adalah seluruh siswa di salah
sebelum tidur hanya 22,4%. (Kemenkes, satu SMP di Kota Bandar Lampung.
2014). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
Menyikat gigi pada malam hari harus populasi yang berjumlah 142 orang.
menjadi perilaku masyarakat Indonesia. Variabel dalam penelitian ini adalah
Hal ini disebabkan karena pada malam hari sebagai berikut: Variabel bebas
air ludah berkurang sehingga asam yang (Independen) adalah variabel yang dapat
dihasilkan oleh plak akan lebih pekat dan mempengaruhi variabel terikat yang dalam
kemampuannya untuk merusak gigi penelitian ini adalah menyikat gigi pada
tentunya menjadi lebih besar. (Rahmadhan, malam hari. Dan variabel terikat
2010:23). Plak yang tidak dibersihkkan (Dependen) adalah variabel yang terikat
dapat menyebabkan berbagai penyakit gigi atau variabel yang dipengaruhi oleh varibel
dan mulut seperti penyakit periodontal. bebas. Variabel terikat dalam penelitian
Penyakit periodontal merupakan adalah gingivitis. Analisis data dilakukan
masalah kesehatan gigi dan mulut yang secara univariat dan bivariat dengan uji chi
masih cukup tinggi di Indonesia. Hasil square.
Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT
2011) Departemen Kesehatan RI
menunjukkan bahwa penyakit gigi dan HASIL
mulut khususnya penyakit periodontal
merupakan masalah yang cukup tinggi Tabel 1: Distribusi Frekuensi Responden
(60%) yang dikeluhkan oleh masyarakat. Menurut Kebiasaan Menyikat
(Admin,2011,http://www.ui.ac.id/news/arc Gigi Pada Malam Hari
hive/5185). Tahap awal dari penyakit
periodontal adalah gusi berdarah atau Kebiasaan Menyikat Gigi
f %
disebut gingivitis yang berarti peradangan Pada Malam Hari
jaringan gusi (gingiva). (Kusumawardani, Ya 114 80,3
2011:29). Tidak 28 19,7
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jumlah 142 100
Afriza tentang hubungan CPITN dengan
frekuensi menyikat gigi usia 17 – 50 tahun Berdasarkan tabel di atas tentang
di RT 14 RW 06 Kauman Metro Pusat kebiasaan menyikat gigi pada malam hari
Kotamadya Metro tahun 2007 pada 110 didapatkan hasil presentase kebiasaan
orang responden, didapat sebanyak 2 menyikat gigi pada malam hari siswa/I,
orang (1,8%) memiliki kondisi sehat, 5 diperoleh presentase terbesar sampel
orang (4,5%) memiliki kondisi perdarahan, adalah siswa/I menyikat gigi pada malam
84 orang (76,4%) memiliki karang gigi, hari yaitu sebanyak 114 siswa (80,3%) dan
dan 19 orang (17,3%) lain – lain. persentase siswa/I yang tidak menyikat
Berdasarkan hasil survei awal yang
[201]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 - 2310
gigi pada malam hari sebanyak 28 siswa 33,3 %. Sedangkan siswa dengan
(19,7%). kebiasaan dengan tidak menyikat gigi pada
malam hari memiliki kondisi gingivitis
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Responden baik sebesar 6,7 %, kondisi gingivitis
Menurut Tingkat Keparahan ringan sebesar 66,7 %, kondisi gingivitis
Ginggivitis sedang sebesar 100%, dan kondisi
gingivitits berat sebesar 100%. Hal ini
Tingkat Keparahan dibuktikan dengan nilai p value 0,000 < α
f %
Gingivitis (0,05) sehingga ada hubungan antara
Baik 119 83,8 kebiasaan menyikat gigi pada malam hari
Ringan 9 6,3 dengan tingkat keparahan gingivitis.
Sedang 9 6,3
Berat 5 3,5
Jumlah 142 100 PEMBAHASAN
[203]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 - 2310
KESIMPULAN Tenaga Kesehatan. Jakarta: 122
halaman.
Berdasarkan hasil penelitian yang Putri, Megananda Hiranya; Eliza
dilakukan disimpulkan ada hubungan Herijulianti; Neneng Nurjannah.
antara kebiasaan menyikat gigi pada 2012. Ilmu Pencegahan Penyakit
malam hari dengan tingkat keparahan Jaringan Keras dan Jaringan
gingivitis pada remaja di Kota Bandar Pendukung Gigi. EGC. Jakarta: 234
Lampung. halaman.
Selanjutnya penelitian ini Kemenkes. (2014). Riskesdas 2013:
menyarankan agar kebiasaan menyikat gigi Kesehatan Gigi dan Mulut. Tersedia
pada malam hari sejak dini diajarkan oleh (http://depkes.go.id/
orang tua di rumah dan oleh guru di downloads/riskesdas2013/Hasil%20
sekolah-sekolah. Riskesdas%202013.pdf) (4
Februari 2014)
DAFTAR PUSTAKA Setyaningsih, Dwi. 2007. Menjaga
Kesehatan Gigi dan Mulut. Sinar
Afriza, Zelda Nora. 2007. Hubungan Cemerlang Abadi. Jakarta: 55
CPITN dengan Frekuensi Menyikat halaman.
Gigi Usia 17-50 di RT 14 RW 06 SKRT. 2011. Penyakit Periodontal.
Kauman Metro Pusat Kotamadya Tersedia (http://www.ui.ac.id/
Metro, KTI Keperawatan Gigi, news/archive/5185) (4 Februari
Poltekkes Tanjungkarang : Bandar 2014)
Lampung Sriyono, Niken Widyanti. 2005. Pengantar
Djuita, Indah. 1992. Spesifik Protection. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan.
Departemen Kesehatan RI. Jakarta: Medika. Yogyakarta: 83 halaman.
107 halaman. Susilowati, Aning. 2006. Ilmu Penyakit
Kusumawardani, Endah. 2011. Buruknya Gigi dan Mulut. Poltekkes.
kesehatan gigi dan mulut. Siklus. Semarang:. 30 halaman
Yogyakarta: 130 halaman. UU RI. 2009. Undang – Undang Republik
Machfoedz, Ircham; Asmar Yetti Zein. Indonesia No. 36 Tentang
2005. Menjaga Kesehatan Gigi dan Kesehatan. Tersedia.
Mulut Anak – Anak dan Ibu Hamil. (http://www.depkes.go.id/dowload/U
Fitramaya. Yogyakarta: 90 halaman. U_Th 2009_Tentang_Kesehatan.pdf)
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1996. (4 Februari 2014).
Oral Diagnostik. Pusat Pendidikan
[204]