Anda di halaman 1dari 7

JOURNAL OF ISLAMIC

NURSING

Manajemen Keperawatan ILMI-SpaRe Dalam Menurunkan Status Depresi


Lansia Dalam Menurunkan Status Depresi Lansia
Ani Auli Ilmi1, Etty Rekawati2, Widyatuti2

1
Mahasiswa Program Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Gedung
Pascasarjana FIK UI Kampus UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424
2
Departemen Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Gedung RIK
Kampus UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424

E-mail : ani.auli@uin-alauddin.ac.id

ABSTRAK

ILMI-SpaRe merupakan bentuk intervensi keperawatan komunitas untuk menurunkan status depresi pada lansia.
Penulisan bertujuan untuk memberikan gambaran penerapan intervensi ILMI-SpaRe pada lansia dengan depresi
dalam pelayanan dan asuhan keperawatan komunitas. Hasil menunjukkan terjadi penurunan status depresi pada
lansia sebesar 54,21% dengan peningkatan pengetahuan 10,08 %; sikap 8,05 %; keterampilan lansia melakukan
intervensi ILMI-SpaRe khususnya spiritual care intervention dan relaksasi otot progresif meningkat menjadi
60,8%. Kesimpulan Intervensi spiritual care dan relaksasi otot progresif dapat menurunkan status depresi lansia.
Direkomendasikan pengambil keputusan program kesehatan lansia meningkatkan pemberdayaan masyarakat
melalui kegiatan yang melibatkan lansia sebagai bentuk penghargaan, agar lansia tetap sehat dan bahagia.

Kata kunci : ILMI-SpaRe, manajemen keperawatan, lansia, depresi.

ABSTRACT

ILMI-SpaRe is a form of community nursing intervention to decrease the level of depression in the elderly. The
aims of this paper was to provide an overview of the implementation of the intervention ILMI-SpaRe in the
community nursing service and to decrease the level of depression. The results showed that there was a decrease
in the level of depression in the elderly by 54,21% with an increase knowledge of 10,08 %; attitudes 8,05%; the
skills of the elderly in giving ILMI-SpaRe intervention specially spiritual care intervention and progressive
muscle relaxation increased to 60,8%. Conclusion implemented spiritual care intervention and proggressive
muscle relaxation in the elderly has been decreased the level of depression. The decision makers is
recommended to improve community empowerment through activities involving the elderly as a form of
appreciation, so that the elderly remain healthy and happy.

Keywords: ILMI-SpaRe, nursing management, older people, depression

Pendahuluan negara dan terfokus pada semua negara


berkembang. Kemajuan teknologi di
Peningkatan populasi lansia terjadi setiap bidang kesehatan dan kontrol penyakit
negara, hanya saja ada perbedaan dalam yang baik merupakan salah satu penyebab
hal percepatan peningkatan populasi lansia meningkatnya penduduk lansia di negara
(WHO, 2012). Laporan WHO tentang ini (Eliopoulos, 2005). Tren peningkatan
percepatan peningkatan populasi lansia jumlah penduduk lansia di dunia sama
dari 7% ke 14% berbeda-beda di setiap
Volume 1 Nomor 1, Juli 2016 1
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

dengan Indonesia. Peningkatan populasi lansia yaitu sebesar 1-2 % dengan sebaran
lansia terjadi sangat signifikan sejak tiga menurut jenis kelamin yaitu 1,4% pada
dekade terakhir (1980-2010), dimulai dari perempuan dan 0,4% pada laki-laki.
4,48% dari keseluruhan penduduk Penelitian yang dilakukan oleh Wong dan
Indonesia pada tahun 1980 sampai 8,37% Licinio (2005) membagi prevalensi
pada tahun 2009 (Komnas Lansia, 2010). berdasarkan tingkat keparahannya yaitu
Pada tahun 2045 diproyeksikan menjadi depresi berat (1,8%) dan depresi ringan
26,68% (Kemenkes, 2014). Tren ini diikuti (9,0%). Penelitian tersebut juga tercatat
dengan peningkatan UHH yang ditandai bahwa terdapat 13,5% lansia yang
dengan semakin baiknya kualitas menderita depresi memiliki kondisi klinis
pelayanan kesehatan (Kemensos, 2014). yang nyata dan 15% tidak menampakkan
gejala klinis depresi. Hal ini diakibatkan
Proses penuaan berpengaruh pada berbagai oleh banyak lansia dengan depresi dan
masalah yang ditimbulkan secara fisik memiliki penyakit fisik lainnya.
(developmental and physiological
changes) maupun secara mental dan sosial Lansia yang menderita penyakit kronis di
ekonomi (psychosocial and economic Indonesia seperti hipertensi, diabetes
changes). Kondisi ini mengakibatkan melitus, asma, penyakit jantung, stroke,
lansia akan lebih rentan terjangkit dan beberapa penyakit degeneratif lainnya
beberapa penyakit baik penyakit mencapai angka 74% dari total penduduk
degeneratif maupun penyakit infeksi, lansia. Angka tersebut mengindikasikan
sehingga dapat menimbulkan kondisi tingginya risiko depresi pada lansia di
mental dan psikososial lansia yang Indonesia. Stanhope dan Lancaster (2010)
menurun. Hal ini dapat menyebabkan mengungkapkan bahwa terdapat beberapa
lansia mengalami depresi, kecemasan, dan kondisi yang menggolongkan lansia
stress yang merupakan sebuah akumulasi sebagai kelompok rentan. Kerentanan pada
dari perubahan kondisi fisik dan kondisi depresi ini akan bertambah bila
psikososial yang terjadi (DeLaune & lansia sudah memiliki penyakit yang dapat
Ladner, 2011; Irawan, 2014). Perubahan menjadi komorbid untuk kondisi kesehatan
yang terjadi pada aspek psikososial jiwa lansia (Miller, 2012).
disebabkan oleh kehilangan pekerjaan,
kehilangan tujuan hidup, kehilangan Fenomena yang ditemukan di Kelurahan
teman, risiko terkena penyakit, terisolasi Sukamaju baru terkait depresi lansia
dari lingkungan dan kesepian, kematian menguatkan pentingnya masalah ini. Hasil
pasangan, perubahan kedudukan atau survei di Kelurahan Sukamaju Baru
pekerjaan dan prestise (Hawari, 2007). Kecamatan Tapos Kota Depok, Jawa Barat
pada bulan September-Oktober 2014
Depresi merupakan gangguan mental dengan menggunakan dua jenis kuesioner
berupa mood yang dapat diekspresikan berupa penilaian faktor risiko depresi
dengan perasaan sedih, kehilangan ditemukan 50 lansia yang ada di
harapan, dan pesimis sehingga tercetus masyarakat berisiko depresi. Dari 50 lansia
tanda-tanda berupa mood tertekan, tersebut, dilakukan pemeriksaan status
kehilangan kesenangan atau minat, depresi dengan menggunakan GDS-SF
perasaan bersalah atau harga diri rendah, atau GDS-15 (Geriatric Depression Scale-
gangguan makan atau tidur, kurang energi, Short form). Hasil skrining status depresi
dan konsentrasi yang rendah (Towsend, pada lansia yang berisiko adalah terdapat
2009; WHO, 2010). Prevalensi depresi 23 lansia dengan depresi ringan dan 19
lansia semakin berkembang sehingga lansia mengalami depresi sedang dan 8
menjadi perhatian beberapa peneliti dan lansia tidak depresi. (Survey Mahasiswa
akademisi. Estimasi kejadian depresi pada
Volume 1 Nomor 1, Juli 2016 2
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

Program Spesialis Keperawatan 4. Menganjurkan lansia untuk


Komunitas FIK-UI, 2014). Hal ini mengimbangi seluruh aktivitasnya
menunjukkan bahwa fenomena ini dengan intervensi spiritual care dan
merupakan suatu hal yang nyata dan harus relaksasi otot progresif sebagai salah
ditangani dengan baik. satu upaya manajemen stress
Aktivitas yang dilakukan untuk lansia ini
Berdasarkan beberapa hasil penelitian terintegrasi dalam beberapa intervensi
terkait upaya penanganan late life- keperawatan, yaitu pemberian sugesti
depression di masyarakat maka penulis positif melalui hypnosis dan hypnosis lima
memadukan beberapa intevensi dasar jari, relaksasi otot progresif, memory
pencegahan depresi dengan intervensi training dan terapi aktivitas lansia berupa
spiritual care dan manajemen stress. senam lansia dan kegiatan pengajian.
Intervensi ini berupa ILMI-SpARe yaitu Dalam melakukan hypnosis, relaksasi otot
sebuah paduan beberapa intervensi dasar progressive, dan pemberian sugesti
dalam mencegah dan menurunkan status positive yang berulang-ulang digabungkan
depresi lansia ditambah intervensi spiritual dengan terapi music dana atau murattal
care berupa terapi musik atau terapi Alquran. Keseluruhan intervensi ini
murattal, pemberian sugesti positif berupa diintegrasikan dengan manajemen
motivasi hidup dan harga diri yang tinggi pelayanan kesehatan setempat sehingga
dan menciptakan hubungan yang harmonis pelaksanaannya berkesinambungan.
dengan keluarga. Intervensi ini merupakan Analisis manajemen pelayanan kesehatan
sebuah akronim dari “I” yaitu Input dilakukan dengan menggunakan POSDC
perasaan positif dan motivasi yang tinggi, (planning, organizing, staffing, directing,
“L” untuk legakan perasaan dengan dan controlling).
keikhlasan, “M” adalah melakukan
aktivitas di dalam dan di luar rumah, “I” Analisis dengan menggunakan dengan
untuk Imbangi dengan Spiritual care pendekatan POSDC terhadap manajemen
intervention dan relaksasi otot progresif. pelayanan keperawatan pada aggregate
Intervensi ini diterapkan di Kelurahan lansia dengan depresi teridentifikasi
Sukamaju Baru Kecamatan Tapos Depok. masalah manajemen pelayanan
Uraian ini untuk menggambarkan keperawatan komunitas pada aggregate
penerapan ILMI-SpaRe dalam manajemen lansia dengan depresi yang mencakup:
pelayanan kesehatan, keperawatan a. Pengembangan staf tenaga kesehatan
komunitas dan keluarga. dan kader kesehatan untuk
meningkatkan kemampuan pelayanan
Metode kesehatan bagi lansia dengan depresi
ILMI-SpARe merupakan perpaduan belum optimal.
beberapa aktivitas yang berdasarkan hasil b. Kelompok pemerhati yang
penelitian dapat menurunkan tingkat mendukung masyarakat dalam
depresi pada lansia. Aktivitas ILMI- pembinaan khusus lansia dengan
SpARe terdiri dari : depresi belum tersedia.
1. Menginput perasaan, pikiran positif
Alternatif Penyelesaian Masalah
dan motivasi hidup yang tinggi pada
Manajemen Pelayanan Keperawatan
lansia
Komunitas
2. Memberi sugesti pada lansia untuk
menerima kondisi penuaan dengan 1) Pelatihan bagi tenaga kesehatan tentang
tulus dan ikhlas asuhan keperawatan psikososial
3. Menganjurkan lansia melakukan
aktivitas di dalam dan diluar rumah
Volume 1 Nomor 1, Juli 2016 3
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

(khususnya dengan depresi ) bagi kemampuan kader dalam melakukan


lansia dengan intervensi ILMI-SpaRe. kunjungan rumah lansia dengan depresi.
2) Penyegaran bagi kader posbindu
3) Pelatihan penerapan ILMI-SpaRe untuk Hasil penelitian yang dilakukan di ruang
rawat inap RSUD Indramayu terhadap
Hasil perawat pelaksana menunjukkan bahwa
setelah dilakukan pelatihan dan kemudian
a. Hasil Evaluasi Kegiatan penyegaran perawat pelaksana disupervisi oleh kepala
kader: ruang mengalami peningkatan secara
1) Jumlah kader yang hadir 100% bermakna motivasi dari perawat pelaksana
(sesuai dengan jumlah undangan (Saefulloh, Keliat, & Haryati, 2009). Hal
yang diberikan yaitu 37 orang hari yang senada juga dikemukakan oleh
1 dan 3) Karten & Baggot dalam Marquis & Huston
2) Pengetahuan kader posbindu (2012) bahwa pelatihan merupakan suatu
tentang intervensi ILMI-SpaRe proses seorang individu disediakan dengan
meningkat dapat dilihat dari rata- berbagai interaksi yang baik ditujukan
rata 15,60 (kurang baik) menjadi untuk mengembangkan isu dan menerima
19.47 (kategori baik. umpan balik terhadap kekuatan dan
3) 28 dari 33 kader posbindu (85%) kesempatan untuk terlibat atau menerima
memiliki kemampuan dengan dukungan dan bimbingan selama transisi
kategori baik dalam melakukan peran di dalam sebuah instansi. Kurangnya
intervensi ILMI-SpaRe pelatihan merupakan suatu kelemahan
b. Hasil Evaluasi Pelatihan Tenaga dalam sebuah manajemen sehingga dapat
Kesehatan (n=7) berdampak pada kinerja staf pegawai
1) Pengetahuan tenaga kesehatan kurang memuaskan (Swanburg, 2000).
tentang depresi pada lansia Hasil penelitian yang dilakukan oleh
meningkat dari dari 14,07 Fatmah juga menunjukkan bahwa
(kategori kurang baik) menjadi pelatihan yang dilakukan bagi kader
19,47 (baik) kesehatan dapat berpengaruh pada
2) Peningkatan pengetahuan tenaga peningkatan pengetahuan dan keterampilan
kesehatan dalam melakukan kader dalam kegiatan posbindu di kota
supervisi kader dalam melakukan Depok.
penyuluhan terkait relaksasi otot
progresif sebesar 15,15% Menurut analisis penulis bahwa dalam
3) Peningkatan keterampilan tenaga pengembangan staf diperlukan suatu
kesehatan dalam melakukan perencanaan yang matang dan didukung
supervisi kader dalam melakukan pula dengan sistem pembiayaan yang tepat.
kunjungan ke rumah lansia Kondisi saat ini, perawat masih belum
sebesar 16,06 % memiliki kesempatan besar untuk
Pembahasan mengembangkan diri akibat dari
keterikatan dengan institusi tempat ia
Hasil evaluasi terhadap pengembangan staf bekerja. Hal ini sangat berpengaruh dan
(tenaga kesehatan mapun kader kesehatan) berdampak pada kurang optimalnya kinerja
menunjukkan bahwa kegiatan penyegaran staf pegawai Dinkes Kota Depok untuk
kader dan pelatihan bagi tenaga kesehatan meningkatkan status kesehatan bagi lansia
memberikan kontribusi yang baik. Hasil serta membuat petugas puskesmas kurang
dari penyegaran kader yaitu dengan hasil mendapat isu-isu terbaru dalam pelayanan
peningkatan pengetahuan kader lebih dari terhadap kesehatan lansia.
2SD (nilai rata-rata sebelum 15,60 dan
sesudah test 19.47, nilai SD 1,242) dan

Volume 1 Nomor 1, Juli 2016 4


JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

Kondisi di masyarakat juga mengalami hal antara pengorganisasian terhadap


yang sama, terutama bagi kader kesehatan. pelaksanaan perkesmas dengan nilai p=
Kader yang berperan sebagai orang yang 0,024 (Ratnasari, Setyowati, & Kuntarti,
mendukung program kesehatan di 2012). Teori juga menunjukkan bahwa
masyarakat, memerlukan sistem dan terbentuknya struktur sebuah organisasi
perencanaan dalam pengembangan dirinya yang ditempati oleh masing-masing
untuk dapat melayani masyarakat SDM yaitu dengan pembagian tugas
terutama lansia dengan depresi. Kader masing-masing setiap SDM yang terdapat
posbindu yang terdapat di Kelurahan di dalam struktur kepengurusan tersebut
Sukamaju Baru memerlukan suatu (Gillies, 2000; Marquis & Huston, 2012).
kegiatan untuk mengembangkan Hubungan baik formal maupun informal
pengetahuan dan kemampuannya dalam dalam sebuah organisasi dapat
perannya sebagai kader melalui pelatihan memberikan dampak yang positif atau
bagi kader. Peningkatan perilaku kesehatan mempengaruhi efektifitas dari pekerjaan
kader kesehatan akan berkontribusi bagi (Marquis & Huston, 2012).
kader dalam meningkatkan kemampuan
lansia depresi melakukan intervensi ILMI- Menurut analisis penulis, kelompok kerja
SpaRe secara optimal. dapat digunakan sebagai cara untuk
meningkatkan produktifitas sebuah
2. Kelompok pemerhati yang mendukung organisasi. Kader atau kelompok
masyarakat dalam pembinaan lansia pendukung memiliki peran yang
depresi belum tersedia diharapkan produktif dalam membantu
mengatasi masalah kesehatan lansia
Hasil evaluasi dalam pembentukan wadah dengan depresi di masyarakat.
bagi masyarakat untuk kesehatan lansia Pembentukan kelompok dan dengan
depresi menunjukkan adanya Intervensi struktur organisasi yang jelas akan
ILMI-SpaRe yang disosialisasikan bagi membantu kelompok untuk menentukan
Dinas Kesehatan Kota Depok dan tingkah laku dalam berperan, menjadi
Puskesmas Sukamaju Baru maupun sumber kekuatan dalam pelaksanaan tugas
masyarakat, serta terbentuknya kelompok di organisasi. Namun tenaga kesehatan
pendukung sebanyak 15 orang sebagai akan menghadapi masalah dengan
pondasi awal penentuan kebijakan program terbatasnya jumlah dan waktu kader untuk
kesehatan lansia di masyarakat. membantu mengatasi masalah depresi pada
Keterlibatan tenaga kesehatan dalam lansia. Pembinaan kelompok pendukung
pembinaan dilakukan oleh bidan selaku sebagai bagian dari tim harus tetap
pemegang program lansia. Kelompok dipertahankan, walaupun dengan
Pendukung yang diberikan pembinaan oleh keterbatasan sumber daya, sarana dan
tenaga kesehatan mengalami peningkatan prasarana seperti alat pemeriksaan fisik
pengetahuan di setiap topik yang diberikan lansia, media penyuluhan kesehatan dan
yaitu minimal 2 kali standar deviasi. KMS lansia, namun hal tersebut tetap
Berdasarkan hasil penelitian yang menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam
dilakukan di Puskesmas Wilayah memberikan pelayanan kesehatan bagi
Kotamadya Jakarta Barat menunjukkan lansia dengan depresi.
bahwa kondisi yang berkaitan dengan Pembentukan kelompok menjadi sebuah
pengorganisasian terutama adanya sumber proses interaktif yang membentuk,
daya manusia di dalam sebuah organisasi membangun antara anggota kelompok
termasuk dalam kategori baik yaitu melalui kerjasama dan saling membantu
sebanyak 50,7% dan juga menunjukkan dan memungkinkan untuk berbagi
bahwa ada pengaruh yang signifikan kepuasan terhadap kemampuan yang telah
Volume 1 Nomor 1, Juli 2016 5
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

dicapainya. Kelompok pendukung Stanhope., M., & Lancanster., J. (2004).


mempunyai pengetahuan dan keterampilan Community and Public Health Nursing
serta sikap yang baik tentang intervensi (6th ed.). St. Louis, Missiouri: Mosby,
ILMI-SpaRe akan memberikan kontribusi Inc.
yang positif bagi kelancaran pelaksanaan
program kesehatan bagi lansia dengan Hitchcock, J. E. , Schubert, P. E. , &
depresi. Thomas, S. A. . (1999). Community
Health Nursing: Caring in Action. New
Kesimpulan dan Saran York: Delmar Publisher.
Penelitian ini dapat membuktikan bahwa Manthhorpe, J, & Iliffe, S. (2006).
terdapat perbedaan yang signifikan tingkat Depression in later life. Philadelphia:
depresi responden setelah pemberian terapi Jessica Kingsley Publisher.
musik dan murattal (p value < 0,036) dan
terdapat perbedaan selisih tingkat depresi Roose, S.P., Sackeim, H.A. (2004). Late-
responden sebelum dan setelah pemberian Life Depression. New York: Oxford
terapi musik dan murattal (p value < University Press.
0,017). Sehingga dapat dikatakan bahwa
murattal dan musik sebagai salah satu Vink, D., Aartsen, M. J., Schoevers, R.A.
teknik untuk mengendalikan dan (2008). Risk Faktors for Anxiety and
menurunkan status depresi pada lansia. Depression in Elderly: A Review.
Intervensi spiritual care berupa Journal of Affective Disorders.106, 29-
murattaldan musik dapat menurunkan 44. doi:10.1016/j.jad.2007.06.005
status depresi lansia dalam waktu dua
minggu namun frekuensinya harus Kementerian Kesehatan RI. (2013) Buletin
ditambahkan minimal 2 kali dalam sehari. Jendela Data dan Informasi Kesehatan.
Status depresi yang baik (skor yng rendah) Jakarta: Pusat Data dan Informasi
pada lansia akan dapat meningkatkan Kementerian Kesehatan RI.
kualitas hidup lansia.
Kementerian Kesehatan RI. (2013) Riset
Referensi Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013).
Jakarta: Badan Penelitian dan
World Health Organization. (2012). Global Pengembangan Kesehatan Kementerian
Brief for World Health Day 2012. Kesehatan RI
Geneva:WHO
Bangun, AP. (2005). Sehat dan Bugar
World Health Organization & National Pada Usia Lanjut Dengan Buah dan
Institute on Aging US. (2011). Global Sayuran. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Health And Aging. US: NIH Publication
Minichiello, V., & Coulson, I. (2005).
Komisi Nasional Lanjut Usia.(2010). Contemporary issues in gerontology:
Profil Lanjut Usia 2009. Jakarta: promoting positive ageing. Crows Nest,
Komnas Lansia. NSW: Allen & Unwin.
Miller, C. A. (2012). Nursing for wellness Sjöberg, L., Östling, S., Falk, H., Sundh,
in older adults. Philadelphia: Wolters V., Waern, M., & Skoog, I. (2013).
Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins. Secular changes in the relation between
social factors and depression: A study
Wallace, M. (2008). Essentials of of two birth cohorts of Swedish
gerontological nursing. New York: septuagenarians followed for 5 years.
Springer.
Volume 1 Nomor 1, Juli 2016 6
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

Journal of Affective Disorders, 150(2),


245–252. doi:10.1016/j.jad.2013.04.002

Rachmaningtyas. (2013). Tiap Tahun


Jumlah Sakit Jiwa Lansia Meningkat di
Indonesia. Kompas Online.
www.kompasonline.com/health

McNaughton, J. L. (2009). Brief


interventions for depression in primary
care A systematic review. Canadian
Family Physician, 55(8), 789–796.

Wynne, L. (2013). Spiritual care at the end


of life. Nursing Standard, 28(2), 41–45.

Cockell, N., & Mcsherry, W. (2012).


Spiritual care in nursing: an overview of
published international research.
Journal of Nursing Management, n/a–
n/a. doi:10.1111/j.1365-
2834.2012.01450.x

Hosseini, M., Davidson, P. M., Fallahi


Khoshknab, M., & Green, A. (2013).
Spiritual and religious interventions in
health care: an integrative review.
Iranian Rehabilitation Journal, 11(17),
121–130.

Kaheel, A. (2013). Sembuhkan Sakitmu


dengan al-Qur’an: Mu’jizat
Penyembuhan Warisan Nabi.
Yogyakarta: Laras Media Pratama.

Cohen, A.B. & Koenig, H. G.(2003).


Religion, religiosity, and spirituality in
the viopsychosocial model of health and
aging. Aging International. 28(3), 215-
241.
Blazer, D. G., & Hybels, C. F. (2005).
Origins of depression in later life.
Psychological Medicine, 35(09), 1241.
doi:10.1017/S0033291705004411

Thanthawi, M. S. (2013). Ulumul Qur'an:


Teori dan Metodologi.Jogjakarta:
IRCiSoD.

Volume 1 Nomor 1, Juli 2016 7

Anda mungkin juga menyukai