Pedoman Operasional Pelayanan Terpadu Di Puskesmas PDF
Pedoman Operasional Pelayanan Terpadu Di Puskesmas PDF
iii
Disampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih, khususnya kepada UNFA yang
telah memberikan bantuan dana sehingga memungkinkan terbitnya buku ini.
Selanjutnya, semua sasaran untuk penyempurnaan buku ini akan sangat dihargai.
Selaku
iv
KATA SAMBUTAN
v
3. Buku Pedoman Operasional Pelayanan Terpadu Kesehatan Reproduksi di
Puskesmas, sebagai acuantentang pelaksanaan langkah-langkah operasional
untuk Puskesmas dalam melaksanakan Pelayanan Terpadu Kesehatan
Reproduksi.
Direktur Jenderal
selaku
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………….……………… iii
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1
Reproduksi…………………………………………………………… 3
Puskesmas………………………………………………………… 3
Lampiran :
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan Reproduksi 1
Pedoman Operasional
Bentuk Operasional dari kegiatan PKRE ini adalah Pelayanan Terpadu Kesehatan
Reproduksi yang terdiri atas pelayanan dari masing-masing program-program terkait
yang dilaksanakan secara terpadu, berkualitas, dan didasarkan pada kepentingan
sasaran/klien dengan memperhatikan hak Reproduksi mereka.
PEMANTAUAN dan
PERENCANAAN PELAKSANAAN PENILAIAN
DILAKSANAKAN BERTAHAP
Mulai dengan Penyempurnaan Protap
Program Pelayanan Yang Paling Siap
Dan Disesuaikan dengan Jumlah
Kunjungan Presiden dan Jumlah Petugas
2 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
BAB II
PERENCANAAN
Kesehatan Reproduksi 3
Pedoman Operasional
Pencwgahan dan Penanggulangan Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk
HIV/AIDS
Kesehatan Reproduksi Remaja
Pencegahan dan Penanggulangan Komplikasi Anborsi
Pencegahan dan Penanganan Infertilitas
Kanker pada Usia Lanjut dan/atau Osteoporosis, dan
Berbagai program pelayanan lain yang terkait dengan aspek kesehatan
reproduksi, misalnya penanganan kanker leher rahim, kanker payudara dll.
4 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
Petugas yang telah dilatih mengenai Kesehatan Reproduksi, khususnya mengenai
Paket PKRE. Pertemuan ini dihadiri oleh seluruh petugas, mulai dari perawat, bidan,
petugas gizi, petugas imunisasi, petugas laboratorium, pengelola obat, pengelola
SP2TP, pengelola program P2M hingga petugas loket Puskesmas. Tujuan
pertemuan ini adalah agar semua petugas terkait menjadi tahu tentang :
a. Apa Kesehatan Reproduksi itu,
b. Bagaimana melaksanakan keterpaduan kegiatan Kesehatan Reproduksi secara
operasional, dan
c. Peran serta tanggung jawab masing-masing dalam pelaksanaan kegiatan
operasional itu.
Jika diperlukan, dalam pertemuan ini dapat juga hadir Tim/Anggota Tim Kesehatan
Reproduksi dari Dinas Kesehatan Tingkat Kabupaten/Kota sebagai narasumber.
Dalam pertemuan Sosialisasi Informasi ini, kepada para peserta dijelaskan tentang
seluruh aspek Kesehatan Reproduksi dengan menggunakan bahan-bahan dari dua
buku referensi tersebut, sehingga dapat dikaji bersama selama pertemuan
sosialisasi. Sesudah pertemuan sosialisasi, maka kedua buku itu menjadi milik
mereka sendiri sehingga setiap saat diperlukan dapat dibaca ulang.
Dalam pertemuan Sosialisasi ini juga dibahas rencana tindak lanjut (langkah-
langkah) yang harus dilakukan, sekaligus ditentukan pula siapa yang akan menjadi
anggota “Tim Kecil Kesehatan Reproduksi” dengan tugas mengkoordinir
pelaksanaan Pelayanan Terpadu Kesehatan Reproduksi. Anggota Tim Kecil ini
minimum terdiri dari para penanggung jawab empat program yang terkait dalam
Paket PKRE, tetapi tidak haru terbatas pada mereka saja. Tugas utama tm ini
adalah melaksanakan langkah-langkah berikutnya dan mempersiapkan lapoan
tentang semua yang berkenaan dengan pelaksanaan Pelayanan Terpadu
Kesehatan Reproduksi (kemajuan pelaksanaan, masalah-masalah yang dihadapi,
dll) dalam rapat ruti/bulanan di Puskesmas.
Kajian atas program terkait dalam Kesehatan Reproduksi ini merupakn tahap
penting untuk memulai pelaksanaan Pelayanan Terpadu Kesehatan Reproduksi di
Puskesmas. Tujuan dari kajian adalah menentukan tiga hal penting yaitu apa
saja pelayanan Kesehatan Reproduksi :
Kesehatan Reproduksi 5
Pedoman Operasional
1. Yang dibuthkan masyarakat setempat
2. Yang dibutuhkan dan sudah ada dan siap diberikan kepada masyarakat
3. Yang dibutuhkan masyarakat tetapi belum ada/tersedia
Langkah pertama :
Cari data jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Data ini berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur sasaran Kesehatan Reproduksi
susuai Siklus Hidup (lihat bagan 2). Sumber utama bagi data ini antara lain dapat
diperoleh dari data dasar penduduk yang tersedia di Kecamatan, data laporan Petugas
KB, data laporan Imunisasi, data kohort Ibu dan lain-lain. Untuk mendapatkan data ini,
Petugas tidak perlu melakukan sensus penduduk, kecuali jika data yang tersedia
dianggap sudah kadaluwarsa
6 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
Bagan 3 : Pendekatan Siklus Hidup
ANAK
Usia Sekolah
REMAJA
2 ANAK
3 Balita
2
USIA BAYI
SUBUR 2
4
Pendekatan
BAYI menyu sui
“Siklus Hidup” 2 A si ekslusif
(dan Ibu
Menyusui)
2
2
USIA 5
TUA BAYI BARU LAHIR
2 (dan ibu Bersalin)
1
1
P erempuan KONSEPSI
(Ibu Hamil
Perem puan
& Laki-laki dan Janin)
Sumber : Unicef
Langkah kedua :
Dari segi jumlah, mungkin diperoleh urutan kelompok sasaran sebagai berikut : Remaja
perempuan, Remaja laki-laki, Anak Usia Sekolah laki-laki, Anak Usia Sekolah
perempuan dewasa, Ibu Hamil, Bayi, Perempuan Usia lanjut, Perempuan dewasa, Laki-
laki dewasa, dan seterusnya.
Dari segi banyaknya/besarnya masalah maka ada dua criteria utama, yaitu :
a. Masalah yang ada dan mucul dalam bentuk kunjungan ke Puskesmas, dan
b. Masalah yang diketahui ada dalam masyarakat tetapi tidak muncul dalam kunjungan
ke Puskesmas. Masalah yang kedua ini tidak selalu terkait langsung dengan
pelayanan di Puskesmas, misalnya pecandu NAPZA, perkelahian antar anak
sekolah, pekerja seks di wilayah kerja, keluarga dengan hanya satu orang tua dan
lain-lain
Kesehatan Reproduksi 7
Pedoman Operasional
Berdasarkan jumlah kunjungan ke Puskesmas mungkin diperoleh urutan kelompok
sasaran sebagai berikut : Bayi, Ibu Hamil, Laki-laki Dewasa, Perempuan dewasa,
Remaja perempuan, Remaja laki-laki.
Berdasarkan banyaknya masalah di luar kunjungan ke Puskesmas, mungkin diperoleh
urutan kelompok sasaran sebagai berikut : perkelahian antar anak sekolah, adanya
atau banyaknya pekerja seks, keluarga dengan hanya satu orang tua dan pecandu
NAPZA.
Dengan melihat urutan kelompok sasaran berdasarkan jumlah dan banyak/besarnya
masalah yang ditemui paa mereka, dapat diperoleh gambaran kasar tentang kelompok
sasaran mana yang paling memiliki masalah sehingga dapat disimpulkan kira-kira apa
kebutuhan kesehatan reproduksi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas tersebut.
Langkah ke tiga :
Buat daftar pelayanan apa saja yang sudah tersedia di Puskesmas.
Daftar ini meliputi tiga hal, yaitu adanya :
1. Tenaga yang terlatih untuk memberikan pelayanan,
2. Sarana untuk memberikan pelayanan dan,
3. Pedoman teknis dan pedoman administratif, untuk melaksanakan pelayanan
program yang terkait dalam Kesehatan Reproduksi
Catatan :
Berdasarkan kondisi saat ini, maka hampir dapat dipastikan bahwa di semua
Puskesmas telah tersedia pelayanan untuk Ibu Hamil dan Bayi dan Keluarga
Berencana. Di sebagian besar Puskesmas mungkin juga telah tersedia pelaynan untuk
Pencegahan/Penanggulangan Infeksi Menular Seksual(IMS) dan pelayanan untuk
kesehatan Usia Sekolah. Akan tetapi mungkin hanya sebagaian kecil Puskesmas yang
sudah menyediakan pelayanan untuk Kesehatan Reproduksi Remaja.
Langkah ke empat :
Kaitkan antara kebutuhan masyarakat dengan pelayanan yang ada.
Kaittan ini perlu untuk menyimpulkan apa saja pelayanan yang sudah ada belum
tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Berdasarkan kesimpulan
dari kajian atas Program-program pelayanan ini maka Puskesmas perlu segera
membuat dua rencana penting yaitu :
8 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
a. Rencana pelaksanaan kegiatan operasional Kesehatan Reproduksi bagi
pelayanan yang sudah ada sehingga dapat langsung memenuhi kebutuhan
masyaratakat, dan
b. Rencana kegiatan untuk mempersiapkan penyediaan pelayanan Kesehatan
Reproduksi yang belum ada .Jika ada kebutuhan pelayanan untuk
pencegahan/penanggulangan IMS dan/atau Kesehatan Remaja, tetapi belum
ada tenaga dan sarana untuk melakukannya, maka Puskesmas harus
melakukan tindak lanjut membuat usulan pelatihan pencegahan
penanggulangan IMS dan/atau pelayanan Kesehatan Remaja serta penyediaan
sarana dalam anggaran tahun berikutnya.
Kesehatan Reproduksi 9
Pedoman Operasional
5. Penyesuaian Alur Pelayanan Klinis, Manajemen Data dan Logistik
Paket PKRE
Besar kemungkinan bahwa kajian atas pelayanan klinis dan manajemen data akan
menghasilkan kesimpulan bahwa Puskesmas perlu melakukan penyesuaian atas
langkah-langkah rinci pelayanan klinis dan/atau manajemen data di Puskesmas.
Penyesuaian ini dapat berupa penambahan atau pengurangan beberapa langkah
pelayanan klinis dalam Protap yang sudah ada, dan/atau penambahan atau
pengurangan beberapa data dalam standar pencatatan dan pelaporan kegiatan
pelayanan di Puskesmas. Salah satu contoh nyata tentang penyesuaian Protap
pelayanan klinis adalah penambahan pertanyaan dalam anamnesa dan
pemeriksaan ibu hamil untuk mengetahui keluhan/gejala tentang adanya infeksi
saluran reproduks (IMS). Contoh lain adalah penyesuaian pencatatan dan
pelaporan data klien (pasien maupun penduduk) sesuai dengan jenis kelamin laki-
laki dan perempuan, dan pengelompokan data ini sesuai dengan kelompok umur
menurut Siklus Hidup.
10 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
ii) Melakukan kajian rutin, minimum tiap minggu atau tiap dua minggu,
terhadap pelaksanaan Protap yang baru. Kajian rutin ini dilaksanakan
oleh Tim Kecil Kespro dan sebaiknya secara khusus dilakukan terus
menerus selama tiga bulan pertama sejak Protap yang baru disepakati,
dengan tujuan menyempurnakan dan memantapkan pelaksanaan Protap
yang baru itu. Setelah terbukti bahwa Protap baru itu telah mantap
dilaksanakan, maka kajian rutin yang khusus ini dapat dihentikan dan
monitoring selanjutnya dilakukan melalui diskusi dalam pertemuan
rutin/bulanan (Lokakarya Mini) yang membahas pengendalian mutu
pelayanan.
iii) Melaksanakan Pelatihan singkat bagi petugas terkait atau
penyediaan sarana tambahan jika perubahan Protap itu memerlukan
penambahan ketrampilan baru bagi petugas dajn/atau penyediaan sarana
baru.
Kesehatan Reproduksi 11
Pedoman Operasional
ii). Melakukan kajian rutin, minimum tiap minggu atau tiap dua minggu,
terhadap manajemen data yang baru. Kajian rutin ini sebaiknya dilakukan
Tim Kecil Kespro secara khusus selama tiga bulan pertama sejak
perubahan manajemen data dimulai, untuk menyempurnakan dan
memantapkan pelaksanaan manajemen data yang baru tersebut. Setelah
terbukti bahwa proses manajemen data yang baru itu telah mantap
dilaksanakan, maka kajian khusus ini dapat di hentikan dan selanjutnya
dimonitor melalui diskusi dalam pertemuan rutin bulanan (Lokakarya Mini)
sebagai bagian dari pengendalian mutu keseluruhan pelayanan
Puskesmas.
iii). Melaksanakan pelatihan singkat bagi petugas terkait atau penyediaan
sarana, jika perubahan manajemen data ini menyangkut penambahan
ketrampilan baru bagi petugas dan/atau penyediaan sarana baru.
Catatan : Khusus untuk tindak lanjut untuk butir iii (baik untuk pelayanan klinis
maupun manajemen data), perlu dibuat usulan rencana kegiatan khusus guna
mendukung pelaksanaan Pelayanan Terpadu Kesehatan Reproduksi untuk
dimasukkan dalam pengajuan anggaran rutin bulanan, misalnya dengan
memakai dana dari biaya operasional Puskesmas atau memakai dana dari
pengembalian pendapatan Puskesmas.
Penyesuaian alur pelayanan dan manajemen data ini, jelas akan berdampak
terhadap aspek logistic program yang terkait dengan Reproduksi Kesehatan.
Sebagai contoh, adanya tambahan pertanyaan anamnesa dan pemeriksaan
terhadap ibu hamil dalam kaitannya dengan IMS mungkin akan memerlukan :
a. Perubahan pada bagian anamnesa dan pemeriksaan dalam Kartua Pasien
b. Penambahan reagen untuk pemeriksaan IMS dan obat untuk
menanggulangi IMS, karena jumlah sasaran pemeiksaan kemudian tidak
hanya mencakup pasien yang dating ke Balai Pengobatan dengan keluhan
IMS saja tetapi juga mencakup ibu hamil yang dating ke klinik KIA, berikut
pasangannya.
c. Penyediaan alat pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan IMS yang
diperlukan.
12 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
Denagan adanya kebutuhan baru dalam aspek logistic, maka manajemen
sarana Puskesmas juga perlu disesuaikan. Ini berarti perencanaan tahunan
Puskesmas juga perlu disesuaikan terutama menyangkut perencanaan
kebutuhan sarana, penyimpanan, pencatatan dan pelaporan inventaris,
termasuk perubahan dalam formulir permintaan bahan/sarana.
Kesehatan Reproduksi 13
Pedoman Operasional
BAB III
PELAKSANAAN
14 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
Proses “uji coba” secara bertahap ini sebaiknya tidak lebih dari tiga bulan agar
pada bulan keempat Pelayanan Terpadu Kesehatan Reproduksi sudah dapat
tersedia dan dinikmati oleh semua ibu hamil yang berkunjung. Langkah uji coba
ini, dengan hanya melayani sebagian ibu hamil, tidak perlu dilakukan jika hasil kajian
menunjukan bahwa Puskesmas telah mampu (memiliki cukup tenaga terlatih) dan
sebagian sarana utama (reagen dan obat) telah tersedia dalam jumlah yang dianggap
cukup.
Kesehatan Reproduksi 13
Pedoman Operasional
Apapun rencana penerapan yang dipilih, pada akhir bulan pertama harus
diadakan kajian khusu untuk menilai kelancaran dan keberhasilannya. Penilaian
tersebut berdasarkan 2 aspek, yaitu :
Agar penilaian terhadap langkah-langkah penerapan ini menjadi lebih tepat dan lebih
tajam, dapat dilakukan wawancara sederhana pada beberapa klien secara acak
sebelum mereka meninggalkan Puskesmasn (“exit interview”). Tujuan utama
wawancara ini adalah untuk mendengar pendapat dan kesan klien tentang lamanya
waktu pelayanan, apakah klien merasacmakin repot karena harus berhubungan dengn
banyak petugas dll. Untuk wawancara ini sebaiknya dipilih 5-10% klien perhari dengan
jumlah klien kunjungan lama lebih banyak sehingga dapat diperoleh kesan yang
membandingkan antara pelayanan sebelumnya (tanpa keterpaduan) dan pelayanan
yang baru (dengan keterpaduan).
16 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
BAB IV
PEMANTAUAN DAN PENILAIAN
Dua aspek penting dalam pemantauan dan penilaian Pelayanan Terpadu Kesehatan
Reproduksi di Puskesmas, yaitu :
1. Keterpaduan Pelayanan
2. Hasil Pelayanan
Kesehatan Reproduksi 17
Pedoman Operasional
3. Cakupan Pelayanan atenatal/K1 (target:95%)
4. Cakupan Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan/PN (target 90%)
5. Penanganan komplikasi/kasus obstetric (target 12% dari persalinan)
6. Cakupan pelayanan nifas bagi Ibu dan bayi baru lahir (target 90%)
7. Prevalensi anemia pada ibu hamil (target 35%)
8. Prevalensi BBLR (target 5%)
9. Cakupan [elayanan KB Modem pada PUS (target 70%)
10. Cakupan pelayanan KB untuk laki-laki (target 8%)
11. Prevalensi kehamilan dengan “4 terlalu” (target: 50% dari data 1997)
12. Penurunan kejadian komplikasi pelayanan KB (target:semua kasus tetangani)
13. Penurunan angka drop out KB (tidak ada yang drop out)
14. Prevalensi gonorrhea dalam kelompok risiko tinggi (target:10%)
15. Prevalensi angka HIV dalam kelompok risiko tinggi (target:1%)
16. Prevalensi Anemia pada remaja (target:20%)
17. Cakupan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (target:85% untuk dalam jalur
dalam sekolah dan 20% untuk jalur diluar sekolah)
Kajian atas hasil pelayanan ini dilakukan dengan menggunakan data dari masing-
masing program yang terkait dalam PKRE, melalui format-format pelaporan baku yang
sudah ada di Puskesmas. Secara praktis, yang perlu dilakukan hanyalah mengambil
data atau indicator dari masing-masing format laporan yang baku itu, sesuai dengan
data diatas, untuk kemudian dimasukkan dalam Ceklist pada contoh Bagan 5. Analisa
tentang hasil yang dicapai merupakan gambaran keberhasilan bersama dari semua
program yang terkait dalam PKRE, dan tindak lanjut terhadap hasil yang dicapai
merupakan tanggung jawab masing-masing program yang terkait.
18 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
Reproduksi Remaja. Sementara itu, dengan menggunakan format-format pencatatan
dan pelaporan yang ada di Puskesmas ditambah dengan Ceklist seperti pada contoh
Bagan 5, maka sudah dapat dilakukan pemantauan dan penilaian terhadap Pelayanan
Terpadu Kesehatan Reproduksi.
Kesehatan Reproduksi 19
Pedoman Operasional
LAMPIRAN 1
20 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
- Tidak, Karena………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………….
Tidak lanjut yang direncanakan untuk mengatasi kendala ini………………....
……………………………………………………………………………………………
- YA. (Rencana Usulan Logistik dan Pelatihan Petugas dilapirkan)
- TIDAK, Karena ………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………
Tindak lanjut yang direncanakan untuk mengatasi kendala ini………………..
………………………………………………………………………………………………
Kesehatan Reproduksi 19
Pedoman Operasional
LAMPIRAN 2
20 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………….
Tidak lanjut yang direncanakan untuk mengatasi kendala ini…………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………….
Kesehatan Reproduksi 23
Pedoman Operasional
BAGAN ALUR PELAYANAN ANTENATAL
ANA MNESIS
I dentitas
Stat us ke s
- Riwayat pen y, yang pernah diderita
- Riwayat pen y. yang sedang diderita
K eluh an sela ma kehamilan
PEMERIKSAAN FISIK :
Umum : TB, BB, TD, jantun g, paru, kon jun gtiva
ben gka k pa da tangan/waja h, re fleks lu tut
Kehamilan :
- TFU, DJJ
- P ayud ara
- Vu lva :a.I. tan da PMS
Lab oratoriu m : Hb, Urin e
PELAYAN AN :
TTD
TT
Nasehat & Konselin g (sesua i umur keh amilan)
24 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
BAGAN ALUR PELAYANAN ANTENATAL
A NAMN ESIS :
Keluhan :
- Perkembangan keluhan y.I
- Adakah keluhan baru
Perawatan diri :
- Makanan yang dikonsumsi - Higiene diri (kebersihan, gigi & OR)
- Istirahat & K erja - K tp, PMS
Adanya t anda bahaya :
- Perdarahan, per vaginam
- Pusing hebat & bengkak pada wajah/tangan
- Janin t idak bergerak
Upaya pencegahan :
- TTD
- Suntik TT
Umur kehamilan menurut perkiraan Ibu
Hal-hal yang ingin ditanyakan
PEMERIKSAAN FISIK :
Umum : TB, BB, TD, konjungtiva bengkak
pada tangan/ wajah, refleks lutut
Kehamilan :
- TFU, DJJ - Vulva :a.I. tanda PMS
- Payudara - Leopold I-IV
Laboratorium : Hb, Urine at as indikasi
PELAYANAN :
TTD
TT
Nasehat & Konseling (sesuai umur kehamilan)
Kesehatan Reproduksi 25
Pedoman Operasional
BAGAN ALUR PELAYANAN PERSALINAN
ANAMNESIS : (pa da Kead aan mend esak anamne sis dapat dilakukan
be rsama den gan pemeriksaan fisik
Identitas (bila belum pe rnah datang)
Pemeriksaan ke hamilan yang pernah d ila kukan dan o leh siapa
Riwayat keh amilan yang dan p ersalinan yang lalu
Riwayat keh amilan sekarang
Riwayat kesehatan Ibu
Adanya tanda-tanda persalinan (HIS, ketuba n dan show)
Adanya tanda-tanda komplikasi persa lin an
PEMERIKSAAN FISIK :
Umum : TD, Konjungtiva, b engka k pada ta ngan/wajah, refleks lutut
Abdom en : TFU, DJJ, Le opold I-IV, jan tung, paru
Inspe ksi Vulva :
- Ada/t idak ada perdarahan per vaginam. Bila ada perdarahan
pervagnam pe meriksaan d alam h arus dilakukan di kamar
ope rasi sehingga perlu diujuk
- Tand a-tn da PMS
Pemeriksaan dalam (bila tida k ada perdara hn per vag inam)
KONSELING
Perawatan ibu
Perawatan ba yi baru lahir
Ta nda bahaya pada ibu da n pada bayi ba ru lahir
KB p ost partum
26 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
BAGAN ALUR PELAYANAN NIFAS
KUNJUNGAN NIFAS
IBU IBU
Kesehatan Reproduksi 27
Pedoman Operasional
BA GA N ALUR PELAYANA N KB
KLIEN
AN AMNESIS : AN AMNESIS :
Identitas Statu s metode KB sekarang
Metode KB yang d iiginkan/yang pernah Tujua n datang & keluhan yang ada
dipakai Status kesehatan
Status kesehatan : - Riwayat penyakit yang pernah
diderita
- Riwayat penyakit yang pernah diderita
- Penyakit yang sedang diderita
- Penyakit yang sedang diderita
Status kes. Reproduksi
Status Kespro :
- Hamil/tidak hamil, Paska
- Hamil/tidak hamil, paska-keguguran
Keguguran
- 4 “terlalu” - 4 “terlalu”
- resiko penularan PMS - resiko penularan PMS
- Ktp - Ktp
PELAYANAN KONTRASEPS I:
Informasi mengenai hasil PELAYANAN KONTRASEPSI:
pem eri ksaan Informasi mengenai hasil
Kel ayakan metode yang dipilih pemeriksaan
dikai tkan dengan kondisi kesehatan Pemberian/pelayanan ulang
calon akseptor Pelayanan penanganan keluhan/
Pem berian pel ayanan + penjel asan di rujuk
tindakan yang dilakukan
28 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
BAGAN ALUR PELAYANAN KESEHATAN REMAJA
KONTAK REMAJA
ANAMNESISI
Id entitas
Apa ya ng sud ah dke tahui te ntang kes. reproduksi re maja :
- Perubah an fisik & psikis
- Masalah yang m ungkin timbul
- Cara mengha dapi m asalah
Apa ya ng sud ah diketahui ttg prilaku hidup sehat bagi rema ja
- Pem elihara an ke sehatan diri (gizi, hygiene)
- Hal - hal ya ng perlu d ihindari : nap za, termasuk rokok dan minuman keras ;
se rta pe rgau lan be bas
- Hubunga n antara laki-laki & perempu an
Apa ya ng sud ah diketahui tentang p ersiapa n berkeluarga
- ke hamilan
- KB
- PMS/HIV/AI DS
M asalah yang dihadapi
- Fisik
- Psikis
- Kekerasan
- Pergaulan antara laki-laki & p erem puan
PELAYANAN KONSELING
Keseha ta n Reproduksi Re maja
Perilaku hidup sehat bagi remaja
Persiapa n berkeluarga
Konseling untuk mengatasi ma salah ya ng dih adapi bila tidak d apat
ditangani dirujuk ke fasilitas ke sehatan yang sesuai
Kesehatan Reproduksi 29
Pedoman Operasional
KATA PENGANTAR
iii
Disampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih, khususnya kepada UNFA yang
telah memberikan bantuan dana sehingga memungkinkan terbitnya buku ini.
Selanjutnya, semua sasaran untuk penyempurnaan buku ini akan sangat dihargai.
Selaku
iv
KATA SAMBUTAN
v
3. Buku Pedoman Operasional Pelayanan Terpadu Kesehatan Reproduksi di
Puskesmas, sebagai acuantentang pelaksanaan langkah-langkah operasional
untuk Puskesmas dalam melaksanakan Pelayanan Terpadu Kesehatan
Reproduksi.
Direktur Jenderal
selaku
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………….……………… iii
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1
Reproduksi…………………………………………………………… 3
Puskesmas………………………………………………………… 3
Lampiran :
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan Reproduksi 1
Pedoman Operasional
Bentuk Operasional dari kegiatan PKRE ini adalah Pelayanan Terpadu Kesehatan
Reproduksi yang terdiri atas pelayanan dari masing-masing program-program terkait
yang dilaksanakan secara terpadu, berkualitas, dan didasarkan pada kepentingan
sasaran/klien dengan memperhatikan hak Reproduksi mereka.
PEMANTAUAN dan
PERENCANAAN PELAKSANAAN PENILAIAN
DILAKSANAKAN BERTAHAP
Mulai dengan Penyempurnaan Protap
Program Pelayanan Yang Paling Siap
Dan Disesuaikan dengan Jumlah
Kunjungan Presiden dan Jumlah Petugas
2 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
BAB II
PERENCANAAN
Kesehatan Reproduksi 3
Pedoman Operasional
Pencwgahan dan Penanggulangan Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk
HIV/AIDS
Kesehatan Reproduksi Remaja
Pencegahan dan Penanggulangan Komplikasi Anborsi
Pencegahan dan Penanganan Infertilitas
Kanker pada Usia Lanjut dan/atau Osteoporosis, dan
Berbagai program pelayanan lain yang terkait dengan aspek kesehatan
reproduksi, misalnya penanganan kanker leher rahim, kanker payudara dll.
4 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
Petugas yang telah dilatih mengenai Kesehatan Reproduksi, khususnya mengenai
Paket PKRE. Pertemuan ini dihadiri oleh seluruh petugas, mulai dari perawat, bidan,
petugas gizi, petugas imunisasi, petugas laboratorium, pengelola obat, pengelola
SP2TP, pengelola program P2M hingga petugas loket Puskesmas. Tujuan
pertemuan ini adalah agar semua petugas terkait menjadi tahu tentang :
a. Apa Kesehatan Reproduksi itu,
b. Bagaimana melaksanakan keterpaduan kegiatan Kesehatan Reproduksi secara
operasional, dan
c. Peran serta tanggung jawab masing-masing dalam pelaksanaan kegiatan
operasional itu.
Jika diperlukan, dalam pertemuan ini dapat juga hadir Tim/Anggota Tim Kesehatan
Reproduksi dari Dinas Kesehatan Tingkat Kabupaten/Kota sebagai narasumber.
Dalam pertemuan Sosialisasi Informasi ini, kepada para peserta dijelaskan tentang
seluruh aspek Kesehatan Reproduksi dengan menggunakan bahan-bahan dari dua
buku referensi tersebut, sehingga dapat dikaji bersama selama pertemuan
sosialisasi. Sesudah pertemuan sosialisasi, maka kedua buku itu menjadi milik
mereka sendiri sehingga setiap saat diperlukan dapat dibaca ulang.
Dalam pertemuan Sosialisasi ini juga dibahas rencana tindak lanjut (langkah-
langkah) yang harus dilakukan, sekaligus ditentukan pula siapa yang akan menjadi
anggota “Tim Kecil Kesehatan Reproduksi” dengan tugas mengkoordinir
pelaksanaan Pelayanan Terpadu Kesehatan Reproduksi. Anggota Tim Kecil ini
minimum terdiri dari para penanggung jawab empat program yang terkait dalam
Paket PKRE, tetapi tidak haru terbatas pada mereka saja. Tugas utama tm ini
adalah melaksanakan langkah-langkah berikutnya dan mempersiapkan lapoan
tentang semua yang berkenaan dengan pelaksanaan Pelayanan Terpadu
Kesehatan Reproduksi (kemajuan pelaksanaan, masalah-masalah yang dihadapi,
dll) dalam rapat ruti/bulanan di Puskesmas.
Kajian atas program terkait dalam Kesehatan Reproduksi ini merupakn tahap
penting untuk memulai pelaksanaan Pelayanan Terpadu Kesehatan Reproduksi di
Puskesmas. Tujuan dari kajian adalah menentukan tiga hal penting yaitu apa
saja pelayanan Kesehatan Reproduksi :
Kesehatan Reproduksi 5
Pedoman Operasional
1. Yang dibuthkan masyarakat setempat
2. Yang dibutuhkan dan sudah ada dan siap diberikan kepada masyarakat
3. Yang dibutuhkan masyarakat tetapi belum ada/tersedia
Langkah pertama :
Cari data jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Data ini berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur sasaran Kesehatan Reproduksi
susuai Siklus Hidup (lihat bagan 2). Sumber utama bagi data ini antara lain dapat
diperoleh dari data dasar penduduk yang tersedia di Kecamatan, data laporan Petugas
KB, data laporan Imunisasi, data kohort Ibu dan lain-lain. Untuk mendapatkan data ini,
Petugas tidak perlu melakukan sensus penduduk, kecuali jika data yang tersedia
dianggap sudah kadaluwarsa
6 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
Bagan 3 : Pendekatan Siklus Hidup
ANAK
Usia Sekolah
REMAJA
2 ANAK
3 Balita
2
USIA BAYI
SUBUR 2
4
Pendekatan
BAYI menyu sui
“Siklus Hidup” 2 A si ekslusif
(dan Ibu
Menyusui)
2
2
USIA 5
TUA BAYI BARU LAHIR
2 (dan ibu Bersalin)
1
1
P erempuan KONSEPSI
(Ibu Hamil
Perem puan
& Laki-laki dan Janin)
Sumber : Unicef
Langkah kedua :
Dari segi jumlah, mungkin diperoleh urutan kelompok sasaran sebagai berikut : Remaja
perempuan, Remaja laki-laki, Anak Usia Sekolah laki-laki, Anak Usia Sekolah
perempuan dewasa, Ibu Hamil, Bayi, Perempuan Usia lanjut, Perempuan dewasa, Laki-
laki dewasa, dan seterusnya.
Dari segi banyaknya/besarnya masalah maka ada dua criteria utama, yaitu :
a. Masalah yang ada dan mucul dalam bentuk kunjungan ke Puskesmas, dan
b. Masalah yang diketahui ada dalam masyarakat tetapi tidak muncul dalam kunjungan
ke Puskesmas. Masalah yang kedua ini tidak selalu terkait langsung dengan
pelayanan di Puskesmas, misalnya pecandu NAPZA, perkelahian antar anak
sekolah, pekerja seks di wilayah kerja, keluarga dengan hanya satu orang tua dan
lain-lain
Kesehatan Reproduksi 7
Pedoman Operasional
Berdasarkan jumlah kunjungan ke Puskesmas mungkin diperoleh urutan kelompok
sasaran sebagai berikut : Bayi, Ibu Hamil, Laki-laki Dewasa, Perempuan dewasa,
Remaja perempuan, Remaja laki-laki.
Berdasarkan banyaknya masalah di luar kunjungan ke Puskesmas, mungkin diperoleh
urutan kelompok sasaran sebagai berikut : perkelahian antar anak sekolah, adanya
atau banyaknya pekerja seks, keluarga dengan hanya satu orang tua dan pecandu
NAPZA.
Dengan melihat urutan kelompok sasaran berdasarkan jumlah dan banyak/besarnya
masalah yang ditemui paa mereka, dapat diperoleh gambaran kasar tentang kelompok
sasaran mana yang paling memiliki masalah sehingga dapat disimpulkan kira-kira apa
kebutuhan kesehatan reproduksi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas tersebut.
Langkah ke tiga :
Buat daftar pelayanan apa saja yang sudah tersedia di Puskesmas.
Daftar ini meliputi tiga hal, yaitu adanya :
1. Tenaga yang terlatih untuk memberikan pelayanan,
2. Sarana untuk memberikan pelayanan dan,
3. Pedoman teknis dan pedoman administratif, untuk melaksanakan pelayanan
program yang terkait dalam Kesehatan Reproduksi
Catatan :
Berdasarkan kondisi saat ini, maka hampir dapat dipastikan bahwa di semua
Puskesmas telah tersedia pelayanan untuk Ibu Hamil dan Bayi dan Keluarga
Berencana. Di sebagian besar Puskesmas mungkin juga telah tersedia pelaynan untuk
Pencegahan/Penanggulangan Infeksi Menular Seksual(IMS) dan pelayanan untuk
kesehatan Usia Sekolah. Akan tetapi mungkin hanya sebagaian kecil Puskesmas yang
sudah menyediakan pelayanan untuk Kesehatan Reproduksi Remaja.
Langkah ke empat :
Kaitkan antara kebutuhan masyarakat dengan pelayanan yang ada.
Kaittan ini perlu untuk menyimpulkan apa saja pelayanan yang sudah ada belum
tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Berdasarkan kesimpulan
dari kajian atas Program-program pelayanan ini maka Puskesmas perlu segera
membuat dua rencana penting yaitu :
8 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
a. Rencana pelaksanaan kegiatan operasional Kesehatan Reproduksi bagi
pelayanan yang sudah ada sehingga dapat langsung memenuhi kebutuhan
masyaratakat, dan
b. Rencana kegiatan untuk mempersiapkan penyediaan pelayanan Kesehatan
Reproduksi yang belum ada .Jika ada kebutuhan pelayanan untuk
pencegahan/penanggulangan IMS dan/atau Kesehatan Remaja, tetapi belum
ada tenaga dan sarana untuk melakukannya, maka Puskesmas harus
melakukan tindak lanjut membuat usulan pelatihan pencegahan
penanggulangan IMS dan/atau pelayanan Kesehatan Remaja serta penyediaan
sarana dalam anggaran tahun berikutnya.
Kesehatan Reproduksi 9
Pedoman Operasional
5. Penyesuaian Alur Pelayanan Klinis, Manajemen Data dan Logistik
Paket PKRE
Besar kemungkinan bahwa kajian atas pelayanan klinis dan manajemen data akan
menghasilkan kesimpulan bahwa Puskesmas perlu melakukan penyesuaian atas
langkah-langkah rinci pelayanan klinis dan/atau manajemen data di Puskesmas.
Penyesuaian ini dapat berupa penambahan atau pengurangan beberapa langkah
pelayanan klinis dalam Protap yang sudah ada, dan/atau penambahan atau
pengurangan beberapa data dalam standar pencatatan dan pelaporan kegiatan
pelayanan di Puskesmas. Salah satu contoh nyata tentang penyesuaian Protap
pelayanan klinis adalah penambahan pertanyaan dalam anamnesa dan
pemeriksaan ibu hamil untuk mengetahui keluhan/gejala tentang adanya infeksi
saluran reproduks (IMS). Contoh lain adalah penyesuaian pencatatan dan
pelaporan data klien (pasien maupun penduduk) sesuai dengan jenis kelamin laki-
laki dan perempuan, dan pengelompokan data ini sesuai dengan kelompok umur
menurut Siklus Hidup.
10 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
ii) Melakukan kajian rutin, minimum tiap minggu atau tiap dua minggu,
terhadap pelaksanaan Protap yang baru. Kajian rutin ini dilaksanakan
oleh Tim Kecil Kespro dan sebaiknya secara khusus dilakukan terus
menerus selama tiga bulan pertama sejak Protap yang baru disepakati,
dengan tujuan menyempurnakan dan memantapkan pelaksanaan Protap
yang baru itu. Setelah terbukti bahwa Protap baru itu telah mantap
dilaksanakan, maka kajian rutin yang khusus ini dapat dihentikan dan
monitoring selanjutnya dilakukan melalui diskusi dalam pertemuan
rutin/bulanan (Lokakarya Mini) yang membahas pengendalian mutu
pelayanan.
iii) Melaksanakan Pelatihan singkat bagi petugas terkait atau
penyediaan sarana tambahan jika perubahan Protap itu memerlukan
penambahan ketrampilan baru bagi petugas dajn/atau penyediaan sarana
baru.
Kesehatan Reproduksi 11
Pedoman Operasional
ii). Melakukan kajian rutin, minimum tiap minggu atau tiap dua minggu,
terhadap manajemen data yang baru. Kajian rutin ini sebaiknya dilakukan
Tim Kecil Kespro secara khusus selama tiga bulan pertama sejak
perubahan manajemen data dimulai, untuk menyempurnakan dan
memantapkan pelaksanaan manajemen data yang baru tersebut. Setelah
terbukti bahwa proses manajemen data yang baru itu telah mantap
dilaksanakan, maka kajian khusus ini dapat di hentikan dan selanjutnya
dimonitor melalui diskusi dalam pertemuan rutin bulanan (Lokakarya Mini)
sebagai bagian dari pengendalian mutu keseluruhan pelayanan
Puskesmas.
iii). Melaksanakan pelatihan singkat bagi petugas terkait atau penyediaan
sarana, jika perubahan manajemen data ini menyangkut penambahan
ketrampilan baru bagi petugas dan/atau penyediaan sarana baru.
Catatan : Khusus untuk tindak lanjut untuk butir iii (baik untuk pelayanan klinis
maupun manajemen data), perlu dibuat usulan rencana kegiatan khusus guna
mendukung pelaksanaan Pelayanan Terpadu Kesehatan Reproduksi untuk
dimasukkan dalam pengajuan anggaran rutin bulanan, misalnya dengan
memakai dana dari biaya operasional Puskesmas atau memakai dana dari
pengembalian pendapatan Puskesmas.
Penyesuaian alur pelayanan dan manajemen data ini, jelas akan berdampak
terhadap aspek logistic program yang terkait dengan Reproduksi Kesehatan.
Sebagai contoh, adanya tambahan pertanyaan anamnesa dan pemeriksaan
terhadap ibu hamil dalam kaitannya dengan IMS mungkin akan memerlukan :
a. Perubahan pada bagian anamnesa dan pemeriksaan dalam Kartua Pasien
b. Penambahan reagen untuk pemeriksaan IMS dan obat untuk
menanggulangi IMS, karena jumlah sasaran pemeiksaan kemudian tidak
hanya mencakup pasien yang dating ke Balai Pengobatan dengan keluhan
IMS saja tetapi juga mencakup ibu hamil yang dating ke klinik KIA, berikut
pasangannya.
c. Penyediaan alat pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan IMS yang
diperlukan.
12 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
Denagan adanya kebutuhan baru dalam aspek logistic, maka manajemen
sarana Puskesmas juga perlu disesuaikan. Ini berarti perencanaan tahunan
Puskesmas juga perlu disesuaikan terutama menyangkut perencanaan
kebutuhan sarana, penyimpanan, pencatatan dan pelaporan inventaris,
termasuk perubahan dalam formulir permintaan bahan/sarana.
Kesehatan Reproduksi 13
Pedoman Operasional
BAB III
PELAKSANAAN
14 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
Proses “uji coba” secara bertahap ini sebaiknya tidak lebih dari tiga bulan agar
pada bulan keempat Pelayanan Terpadu Kesehatan Reproduksi sudah dapat
tersedia dan dinikmati oleh semua ibu hamil yang berkunjung. Langkah uji coba
ini, dengan hanya melayani sebagian ibu hamil, tidak perlu dilakukan jika hasil kajian
menunjukan bahwa Puskesmas telah mampu (memiliki cukup tenaga terlatih) dan
sebagian sarana utama (reagen dan obat) telah tersedia dalam jumlah yang dianggap
cukup.
Kesehatan Reproduksi 13
Pedoman Operasional
Apapun rencana penerapan yang dipilih, pada akhir bulan pertama harus
diadakan kajian khusu untuk menilai kelancaran dan keberhasilannya. Penilaian
tersebut berdasarkan 2 aspek, yaitu :
Agar penilaian terhadap langkah-langkah penerapan ini menjadi lebih tepat dan lebih
tajam, dapat dilakukan wawancara sederhana pada beberapa klien secara acak
sebelum mereka meninggalkan Puskesmasn (“exit interview”). Tujuan utama
wawancara ini adalah untuk mendengar pendapat dan kesan klien tentang lamanya
waktu pelayanan, apakah klien merasacmakin repot karena harus berhubungan dengn
banyak petugas dll. Untuk wawancara ini sebaiknya dipilih 5-10% klien perhari dengan
jumlah klien kunjungan lama lebih banyak sehingga dapat diperoleh kesan yang
membandingkan antara pelayanan sebelumnya (tanpa keterpaduan) dan pelayanan
yang baru (dengan keterpaduan).
16 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
BAB IV
PEMANTAUAN DAN PENILAIAN
Dua aspek penting dalam pemantauan dan penilaian Pelayanan Terpadu Kesehatan
Reproduksi di Puskesmas, yaitu :
1. Keterpaduan Pelayanan
2. Hasil Pelayanan
Kesehatan Reproduksi 17
Pedoman Operasional
3. Cakupan Pelayanan atenatal/K1 (target:95%)
4. Cakupan Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan/PN (target 90%)
5. Penanganan komplikasi/kasus obstetric (target 12% dari persalinan)
6. Cakupan pelayanan nifas bagi Ibu dan bayi baru lahir (target 90%)
7. Prevalensi anemia pada ibu hamil (target 35%)
8. Prevalensi BBLR (target 5%)
9. Cakupan [elayanan KB Modem pada PUS (target 70%)
10. Cakupan pelayanan KB untuk laki-laki (target 8%)
11. Prevalensi kehamilan dengan “4 terlalu” (target: 50% dari data 1997)
12. Penurunan kejadian komplikasi pelayanan KB (target:semua kasus tetangani)
13. Penurunan angka drop out KB (tidak ada yang drop out)
14. Prevalensi gonorrhea dalam kelompok risiko tinggi (target:10%)
15. Prevalensi angka HIV dalam kelompok risiko tinggi (target:1%)
16. Prevalensi Anemia pada remaja (target:20%)
17. Cakupan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (target:85% untuk dalam jalur
dalam sekolah dan 20% untuk jalur diluar sekolah)
Kajian atas hasil pelayanan ini dilakukan dengan menggunakan data dari masing-
masing program yang terkait dalam PKRE, melalui format-format pelaporan baku yang
sudah ada di Puskesmas. Secara praktis, yang perlu dilakukan hanyalah mengambil
data atau indicator dari masing-masing format laporan yang baku itu, sesuai dengan
data diatas, untuk kemudian dimasukkan dalam Ceklist pada contoh Bagan 5. Analisa
tentang hasil yang dicapai merupakan gambaran keberhasilan bersama dari semua
program yang terkait dalam PKRE, dan tindak lanjut terhadap hasil yang dicapai
merupakan tanggung jawab masing-masing program yang terkait.
18 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
Reproduksi Remaja. Sementara itu, dengan menggunakan format-format pencatatan
dan pelaporan yang ada di Puskesmas ditambah dengan Ceklist seperti pada contoh
Bagan 5, maka sudah dapat dilakukan pemantauan dan penilaian terhadap Pelayanan
Terpadu Kesehatan Reproduksi.
Kesehatan Reproduksi 19
Pedoman Operasional
LAMPIRAN 1
20 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
- Tidak, Karena………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………….
Tidak lanjut yang direncanakan untuk mengatasi kendala ini………………....
……………………………………………………………………………………………
- YA. (Rencana Usulan Logistik dan Pelatihan Petugas dilapirkan)
- TIDAK, Karena ………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………
Tindak lanjut yang direncanakan untuk mengatasi kendala ini………………..
………………………………………………………………………………………………
Kesehatan Reproduksi 19
Pedoman Operasional
LAMPIRAN 2
20 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………….
Tidak lanjut yang direncanakan untuk mengatasi kendala ini…………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………….
Kesehatan Reproduksi 23
Pedoman Operasional
BAGAN ALUR PELAYANAN ANTENATAL
ANA MNESIS
I dentitas
Stat us ke s
- Riwayat pen y, yang pernah diderita
- Riwayat pen y. yang sedang diderita
K eluh an sela ma kehamilan
PEMERIKSAAN FISIK :
Umum : TB, BB, TD, jantun g, paru, kon jun gtiva
ben gka k pa da tangan/waja h, re fleks lu tut
Kehamilan :
- TFU, DJJ
- P ayud ara
- Vu lva :a.I. tan da PMS
Lab oratoriu m : Hb, Urin e
PELAYAN AN :
TTD
TT
Nasehat & Konselin g (sesua i umur keh amilan)
24 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
BAGAN ALUR PELAYANAN ANTENATAL
A NAMN ESIS :
Keluhan :
- Perkembangan keluhan y.I
- Adakah keluhan baru
Perawatan diri :
- Makanan yang dikonsumsi - Higiene diri (kebersihan, gigi & OR)
- Istirahat & K erja - K tp, PMS
Adanya t anda bahaya :
- Perdarahan, per vaginam
- Pusing hebat & bengkak pada wajah/tangan
- Janin t idak bergerak
Upaya pencegahan :
- TTD
- Suntik TT
Umur kehamilan menurut perkiraan Ibu
Hal-hal yang ingin ditanyakan
PEMERIKSAAN FISIK :
Umum : TB, BB, TD, konjungtiva bengkak
pada tangan/ wajah, refleks lutut
Kehamilan :
- TFU, DJJ - Vulva :a.I. tanda PMS
- Payudara - Leopold I-IV
Laboratorium : Hb, Urine at as indikasi
PELAYANAN :
TTD
TT
Nasehat & Konseling (sesuai umur kehamilan)
Kesehatan Reproduksi 25
Pedoman Operasional
BAGAN ALUR PELAYANAN PERSALINAN
ANAMNESIS : (pa da Kead aan mend esak anamne sis dapat dilakukan
be rsama den gan pemeriksaan fisik
Identitas (bila belum pe rnah datang)
Pemeriksaan ke hamilan yang pernah d ila kukan dan o leh siapa
Riwayat keh amilan yang dan p ersalinan yang lalu
Riwayat keh amilan sekarang
Riwayat kesehatan Ibu
Adanya tanda-tanda persalinan (HIS, ketuba n dan show)
Adanya tanda-tanda komplikasi persa lin an
PEMERIKSAAN FISIK :
Umum : TD, Konjungtiva, b engka k pada ta ngan/wajah, refleks lutut
Abdom en : TFU, DJJ, Le opold I-IV, jan tung, paru
Inspe ksi Vulva :
- Ada/t idak ada perdarahan per vaginam. Bila ada perdarahan
pervagnam pe meriksaan d alam h arus dilakukan di kamar
ope rasi sehingga perlu diujuk
- Tand a-tn da PMS
Pemeriksaan dalam (bila tida k ada perdara hn per vag inam)
KONSELING
Perawatan ibu
Perawatan ba yi baru lahir
Ta nda bahaya pada ibu da n pada bayi ba ru lahir
KB p ost partum
26 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
BAGAN ALUR PELAYANAN NIFAS
KUNJUNGAN NIFAS
IBU IBU
Kesehatan Reproduksi 27
Pedoman Operasional
BA GA N ALUR PELAYANA N KB
KLIEN
AN AMNESIS : AN AMNESIS :
Identitas Statu s metode KB sekarang
Metode KB yang d iiginkan/yang pernah Tujua n datang & keluhan yang ada
dipakai Status kesehatan
Status kesehatan : - Riwayat penyakit yang pernah
diderita
- Riwayat penyakit yang pernah diderita
- Penyakit yang sedang diderita
- Penyakit yang sedang diderita
Status kes. Reproduksi
Status Kespro :
- Hamil/tidak hamil, Paska
- Hamil/tidak hamil, paska-keguguran
Keguguran
- 4 “terlalu” - 4 “terlalu”
- resiko penularan PMS - resiko penularan PMS
- Ktp - Ktp
PELAYANAN KONTRASEPS I:
Informasi mengenai hasil PELAYANAN KONTRASEPSI:
pem eri ksaan Informasi mengenai hasil
Kel ayakan metode yang dipilih pemeriksaan
dikai tkan dengan kondisi kesehatan Pemberian/pelayanan ulang
calon akseptor Pelayanan penanganan keluhan/
Pem berian pel ayanan + penjel asan di rujuk
tindakan yang dilakukan
28 Kesehatan Reproduksi
Pedoman Operasional
BAGAN ALUR PELAYANAN KESEHATAN REMAJA
KONTAK REMAJA
ANAMNESISI
Id entitas
Apa ya ng sud ah dke tahui te ntang kes. reproduksi re maja :
- Perubah an fisik & psikis
- Masalah yang m ungkin timbul
- Cara mengha dapi m asalah
Apa ya ng sud ah diketahui ttg prilaku hidup sehat bagi rema ja
- Pem elihara an ke sehatan diri (gizi, hygiene)
- Hal - hal ya ng perlu d ihindari : nap za, termasuk rokok dan minuman keras ;
se rta pe rgau lan be bas
- Hubunga n antara laki-laki & perempu an
Apa ya ng sud ah diketahui tentang p ersiapa n berkeluarga
- ke hamilan
- KB
- PMS/HIV/AI DS
M asalah yang dihadapi
- Fisik
- Psikis
- Kekerasan
- Pergaulan antara laki-laki & p erem puan
PELAYANAN KONSELING
Keseha ta n Reproduksi Re maja
Perilaku hidup sehat bagi remaja
Persiapa n berkeluarga
Konseling untuk mengatasi ma salah ya ng dih adapi bila tidak d apat
ditangani dirujuk ke fasilitas ke sehatan yang sesuai
Kesehatan Reproduksi 29
Pedoman Operasional