1612 3257 1 SM PDF
1612 3257 1 SM PDF
ABSTRAK
Setiap aktifitas yang melibatkan faktor manusia, lingkungan dan mesin serta melalui
tahap-tahap proses memiliki risiko bahaya. PT. Manakarra Unggul Lestari merupakan perusa-
haan yang bergerak pada perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana mengidentifikasi potensi bahaya, penilaian risiko serta
upaya pengendaliannya dengan menggunakan metode HIRAC, terdiri dari identifikasi bahaya,
penlaian risiko, dan pengendalian risiko dibagian pengolahan/produksi minyak kelapa sawit.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pabrik minyak kelapa sawit lelling seban-
yak 84 pekerja dan Sampel pada penelitian ini adalah pekerja/karyawan bulanan tetap seban-
yak 17. Kriteria inklusi yaitu karyawan tetap bagian produksi pada stasiun pencacahan
(Digester) dan pengempaan (Presser), pemurnian (Clarifier), Nut dan Kernel yang bertugas di
pabrik pengolahan PT.MUL, Mamuju Sulawesi Barat. Teknik analisis data dan metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif dengan metode HIRAC (Hazard Identifica-
tion Risk Asessment Control ). Penarikan sampel berdasarkan teknik Non probability Sam-
pling dengan cara Purposive Sampling.
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada bagian pengolahan/produksi minyak kelapa
sawit PT. MUL dengan 3 stasiun didalamnya yaiu dimulai dari Identifikasi bahaya : lama
kerja yang berisiko hingga 12 jam kerja, peralatan yang tidak safety, gangguan pernafasan,
peralatan panas, penanganan bahan kimia yang tidak benar kebisingan dan suhu panas, ke-
mudian Penilaian risiko : M (Moderate Risk) risiko menengah, H (High Risk) risiko tinggi,
terakhir pengendalian yang dilakukan berdasarkan Hierarchy of control yaitu Administratif,
Alat pelindung diri (APD), Eliminasi dan Subtitusi
Implikasi dari penelitian ini yaitu 1)training tentang Hazard Identifikasi dan Risk Asses-
ment Control serta penerapan pengendalian secara Tehnis, Administratif dan APD.
2)melaksanakan Review Hazard Identification Risk Asessment Risk Control. 3)pihak pelatihan
oleh manajemen dan penjadwalan tindakan perbaikan secepatnya 4) pembuatan system prose-
dur bekerja secara aman dan prosedur rutin.
K3 bisa dikatakan sangat minim. tan dan Kesehatan. Ini menepati firman Al-
Dari data dan observasi lapangan lah dalam Surah al-Baqarah ayat 195
pada tahun 2013 di PT. MUL telah terjadi Terjemahnya :
“Dan infakkanlah (hartamu) dijalan Allah
kecelakaan kerja lebih dari 5 kasus kurang
dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri)
dari 6 bulan. Jika ditinjau dari program Ke- dalam kebinasaan dengan tangan sendiri,
dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah
selamatan Kerja PT. MUL pernah menerap-
menyukai orang-orang yang berbuat baik”.
kan menuju kondisi kecelakaan kerja nihil. (QS. 2:195)
Namun kenyataannya masih dijumpai kece-
Melihat firman Allah berdasarkan
lakaan kerja seperti : terjepit, terpeleset,
Tafsir Al-Misbah, bahwa Allah swt sesung-
terkena air panas, jari tangan terpotong, ter-
guhnya tidak menghendaki adanya kerusa-
sangkut terutama di stasiun loading ramp
kan dimuka bumi ini. Segala sesuatunya
pada saat perangkaian Lori (penampungan
yang diciptakan Allah swt diberikan kepada
TBS) dan semakin jelas dengan adanya ka-
manusia untuk dimanfaatkan dengan sebaik
sus kecelakaan kerja kurang dari 12 bulan.
-baiknya. Dan manusia sebagai mahluk
Berdasarkan data kecelakaan kerja
yang diberi akal dan kemampuan dari se-
yang terjadi diatas oleh karena itu perlu di-
mua mahluk hidup ciptaanNya diberi perin-
lakukan penelitian. Untuk menganalisis
gatan untuk tidak melakukan kerusakan
tingkat potensial Hazard dan penilaian
dengan perbuatannya (perilakunya tidak
Risiko disertai upaya pengendalian. Peneliti
aman) dimana dengan berperilaku tidak
menggunakan metode Hazard Identification
aman tersebut akan menciptakan kondisi
Risk Assessment Control (HIRAC).
yang dapat membahayakan dirinya sendiri
Metode HIRAC adalah salah satu me-
maupun terhadap orang lain dan juga terha-
tode teknik identifikasi, analisis bahaya dan
dap kelangsungan hidup ciptaanNya yang
pengendalian risiko serta penerapan pen-
lain (lingkungan hidup).
gendalian yang digunakan untuk meninjau
Penelitian ini bertujuan untuk menge-
proses atau operasi pada sebuah sistem se-
tahui bagaimana menganalisis potensi ba-
cara sistematis. (Husni,L 2005).
haya serta upaya pengendaliannya dengan
Berdasarkan data diatas, kecelakaan
menggunakan metode HIRAC pada industri
yang terjadi pada suatu industri besar tak
kelapa sawit PT. MUL, Mamuju Sulawesi
lepas dari peran pekerja dan atasannya. Is-
Barat tahun 2014.
lam memerintahkan kita melakukan suatu
Manfaat penelitian adalah Sebagai
pekerjaan dengan cara yang sebaik-baiknya
salah satu sumber pengembangan ilmu pen-
dengan mengutamakan menjaga Keselama-
V O L UM E V I, N O. 2, JU L I— D E SE M BE R 2014 AL -SIH AH 353
getahuan yang berkaitan dengan upaya po- pengidentifikasi bahaya yang dapat terjadi
tensi bahaya dalam lingkup penerapan Ke- dalam aktifitas rutin ataupun non rutin di
selamatan dan Kesehatan Kerja, sebagai dalam perusahaan, untuk selanjutnya dila-
sumber informasi dan bahan rekomendasi kukan penilaian risiko dari bahaya tersebut
kepada pihak Industri PT. MUL Mamuju dan dilanjutkan upaya pengendalian.
Sulawesi Barat, khususnya bagi Asisten (Report, Cilegon 2011).
Kepala (Askep) dan Koordinator Asisten Definisi, Ruang Lingkup dan Konsep
serta pekerja pabrik mengenai pengenalan HIRAC
sumber bahaya yang menyebabkan terjad- HIRAC atau biasa disebut Hazard
inya kecelakaan kerja, sebagai pengalaman Identification Risk Assessment and Control
berharga bagi peneliti dalam memperluas adalah Proses mengidentifikasi bahaya,
wawasan melalui kegiatan penyusunan pro- mengukur, mengevaluasi risiko yang mun-
posal, kegiatan penelitian, dan penulisan cul dari sebuah bahaya, lalu menghitung
hasil penelitian. kecukupan dari tindakan pengendalian
yang ada dan memutuskan apakah risiko
Metode Penelitian yang ada dapat diterima atau tidak.
Jenis Penelitian adalah deskriptif den- (Hadiguna, 2009).
gan konsep metode HIRAC. Penelitian ini Identifikasi bahaya dan penilaian
dilaksanakan di kawasan perindustrian ke- risiko serta pengontrolannya harus dilaku-
lapa sawit PT. MUL, Desa Tommo Ma- kan di seluruh aktifitas usaha, termasuk
muju, Sulawesi Barat. aktifitas rutin dan non rutin, baik pekerjaan
Populasi pada penelitian ini yaitu se- tersebut dilakukan oleh karyawan langsung
luruh pekerja pabrik minyak kelapa sawit maupun karyawan kontrak, suplier dan
lelling sebanyak 84 pekerja dengan sampel kontraktor, serta aktifitas fasilitas atau per-
sebanyak 17 orang dengan Kriteria inklusi sonal yang masuk ke dalam tempat kerja.
yaitu karyawan tetap bagian produksi pada Identifikasi bahaya dan penilaian risiko ha-
stasiun Digester dan Presser, stasiun Clari- rus dilakukan oleh karyawan yang mem-
fier, Nut dan Kernel yang diambil secara punyai kompetensi sesuai dengan standar
Non probability Sampling dengan cara Pur- kompetensi yang ditetapkan oleh usaha.
posive Sampling, Pendekatan yang diguna- Ada tiga bagian utama dalam
kan dalam penelitian ini adalah dengan HIRAC, yaitu: upaya melakukan identifi-
menggunakan metode HIRAC yang meru- kasi terhadap bahaya dan karakternya, di-
pakan suatu metode dan memiliki prosedur lanjutkan dengan melakukan penilaian
354 AL -SIH AH V O L UM E V I, N O. 2, JU L I— D E SE M BE R 2014
risiko terhadap bahaya yang ada, setelah itu yang lainnya biasanya dihubungkan dengan
merekomendasikan upaya pengendalian risiko (risk). Berdasarkan pemahaman terse-
yang akan dijalankan. but, risiko dapat diartikan sebagai kemung-
Identifikasi Bahaya kinan terjadinya suatu dampak atau konse-
Identifikasi bahaya adalah untuk men- kuensi. Pada umumnya program K3 yang
yorot operasi kritis tugas, yang berisiko sig- dilakukan diperusahaan dapat digolongkan
nifikan bagi kesehatan dan keselamatan atas dua bagian besar yaitu Sistem Mana-
karyawan serta menyoroti bahaya yang ber- jemen K3 dan Program Teknis Operasional.
kaitan dengan peralatan tertentu. Bahaya (Wahyu.S, 2013)
dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama, Penilaian Risiko adalah Proses menge-
bahaya kesehatan, bahaya keamanan, dan valuasi risiko yang muncul dari sebuah ba-
bahaya lingkungan (Erwinblog, 2013). haya, lalu menghitung kecukupan dari tin-
Beberapa jenis pekerjaan harus dakan pengendalian yang ada dan memu-
diketahui terlebih dahulu oleh pihak Indus- tuskan apakah risiko yang ada dapat diter-
tri, terlebih bagi pekerja sebelum melaku- ima atau tidak.
kan pekerjaannya dan mengetahui status Untuk dapat menghitung nilai risiko,
pekerjaan masing - masing, kemudian mela- perlu mengetahui dua komponen utama
kukan analisis identifikasi bahaya dengan yaitu Likelihood (kemungkinan) dan Sever-
beberapa cara berikut ini : ity (tingkat keparahan) yang masing masing
1) Melibatkan pekerja, 2) Orang yang men- -mempunyai nilai cakupan poin satu sampai
ganalisis memiliki pemahaman dari peker- lima.
jaan, 3) Review sejarah kecelakaan kerja, Likelihood (Kemungkinan Terjadinya)
4) Diadakan diskusi dengan pekerja yang Adalah kemungkinan terjadinya konse-
akan menempati posisi yang dinilai kuensi dengan system pengaman yang ada.
memiliki risiko, 5) Adanya peringkat dan Kriteria Likelihood (seperti pada tabel 1)
prioritas untuk pekerjaan yang berbahaya, yang digunakan adalah frekuensi dimana
6) Outline langkah-langkah atau tugas. dalam perhitunganya secara kuantitatif ber-
Penilaian Risiko dasarkan data atau record perusahaan se-
Beberapa pengertian risiko yaitu ke- lama kurun waktu tertentu.
sempatan sesuatu terjadi yang akan berdam-
pak pada tujuan. Bahaya yang mempunyai
potensi dan kemungkinan menimbulkan
dampak atau kerugian, kesehatan maupun
V O L UM E V I, N O. 2, JU L I— D E SE M BE R 2014 AL -SIH AH 355
Pembahasan
Penilaian Risiko yang dimana merupakan Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS)
hasil gabungan dari dua komponen yaitu Lelling merupakan salah satu PMKS yang
Likelihood dan Severity yang ditandai den- dimiliki oleh PT. Manakarra Unggul Lestari
gan indikator huruf A sampai dengan E un- yang berfungsi sebagai tempat proses pen-
tuk Likelihood dan penilaian cakupan poin golahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi
warna dan huruf yang dimana setiap warna -masing stasiun saling berkaitan satu den-
memiliki arti terhadap huruf yang tertera. gan lainnya sehingga tercipta suatu proses
pengendalian untuk menekan risiko menjadi cara langsung dengan proses pengolahan
serendah mungkin. Pengendalian dilakukan TBS menjadi CPO dan kernel. Stasiun
secara sistematis mengikuti hirarki pengen- utama di PMKS Lelling antara lain :
V O L UM E V I, N O. 2, JU L I— D E SE M BE R 2014 AL -SIH AH 357
Getaran mesin yang terpapar langsung bahan kimia tersebut kontak langsung den-
pada pekerja. gan lantai selain.
Stasiun Nut dan Kernel Pekerja tidak menggunakan APD
Potensi bahaya kerja di Stasiun Nut (sarung tangan dan masker) saat melakukan
dan Kernel yaitu : pencampuran pada Kernel.
Lama jam kerja (lembur) pada stasiun Penilaian Risiko
ini yakni 12 jam kerja dimana bekerja >8 Risiko merupakan kombinasi dari
jam kerja merupakan lama kerja yang akan Likelihood/probability (Aspek Kemungki-
menyebabkan kelelahan dan menurunnya nan) dan Severity (Aspek Kerugian) dari
konsentrasi kerja. suatu kejadian membahayakan yang terjadi.
Sikap kerja yang tidak Ergonomis, Penilaian Risiko ditujukan untuk menyusun
pada saat menuangkan Calsium Carbonate prioritas penanganan bahaya Berikut ini
pada Claybath dengan cara memanjat dan
salah satu tangan memegang Claybath dan
tangan satunya lagi bertumpu menahan be-
ban berat badan.
Terkait lingkungan kerja yakni kebis-
ingan dimana kebisingan yang sangat tinggi
terdapat pada Stasiun ini dikarenakan pen-
goprasian mesin Polishing Drum yang bero-
prasi dan Suhu iklim kerja (panas) melebihi
Nilai Ambang Batas yakni kebisingan >85
dB untuk keterpaparan 8 jam/hari dan suhu Nilai risiko yang terdapat pada potensi
>29°C/Hari. Berdasarkan hasil pengukuran bahaya kerja di Stasiun Digester dan
yang telah dilakukan kebisingan pada sta- Presser terdiri dari 2D, 4B, 3D, 3D, 3D, dan
siun ini mencapai 100 dB dan suhu iklim 3C.
kerja (panas) 32°C pada keterpaparan > 8 Selanjutnya pada table 4, nilai risiko
jam kerja/hari. yang terdapat pada potensi bahaya kerja di
Selain dari jam kerja, lingkungan Stasiun Clarifier terdiri dari 2C, 3C, 3B,
kerja dan sikap kerja potensi bahaya lainnya 3C, 4B, 3A dan 3C.
yang berisiko yaitu penumpukan bahan ki-
mia dimana cara penyimpanannya di Area
pengolahan tanpa diberi dudukan sehingga
V O L UM E V I, N O. 2, JU L I— D E SE M BE R 2014 AL -SIH AH 359
Tabel 4. Penilaian risiko pada stasiun dasarkan Hyerarchy of control antara lain :
Pemurnian (Clarifier) Stasiun Digester dan Presser
Pengendalian yang direkomendasi-
kan oleh peneliti pada Stasiun Digester dan
Presser :
Kecelakaan kerja (kelelahan) : pen-
gendalian yang digunakan adalah pengen-
dalian secara Administratif, berupa pengu-
rangan jam kerja (lembur).
Gangguan pendengaran : pengenda-
lian yang digunakan adalah pengendalian
secara Administratif berupa pemeriksaan
kesehatan secara berkala pada pekerja dan
APD, berupa Ear plug.
Tabel 5. Penilaian Risiko pada Stasiun
Nut dan Kernel Heat exhausting : pengendalian yang
digunakan adalah pengendalian secara Ad-
ministratif berupa penyediaan air galon/
cairan elektrolit setiap harinya pada stasiun
ini.
Luka bakar : pengendalian yang
digunakan adalah pengendalian secara Ad-
ministratif, berupa pembuatan prosedur
kerja secara aman terutama pada saat men-
goprasikan mesin dan APD, yaitu sarung
tensi bahaya kerja di Stasiun Nut dan Ker- Luka melepuh : pengendalian yang
nel terdiri dari 3D, 2C, 2C, 3C, 4B, 3B dan digunakan adalah pengendalian secara Ad-
Pengendalian yang direkomendasikan goprasikan alat dan APD, yaitu sarung tan-
tian ini adalah sebagai berikut: Assunnah, Milis (2009). Pentingnya Safety
Identifikasi bahaya : Talk Sebagai Usaha Pencegahan
Kecelakaan. Bontang: Darussalaf.
Stasiun pencacahan (Digester) dan
Anggi Ajie Permana,Winardi Dwi
pengempaan (Presser) serta stasiun pemur-
Nugraha, Mochtar Hadiwidodo,
nian (Clarifier) potensi bahayanya, 1) lama 2012. Analisis manajemen Risiko
kerja yang berisiko hingga 12 jam kerja, 2) studi kasus : unit pelaksana teknis
peralatan yang tidak safety, 3) gangguan balai pengujian dan laboraturium
lingkungan hidup. Jawa tengah :
pernafasan dan peralatan panas yang ber-
Fakultas Teknik Lingkungan.
isiko pada luka bakar, 4) kebisingan men-
Anonim. Ekologi Industri Pengembangan
capai 95 dB dan suhu panas 39-40°C, Kelapa Sawit. Available. http://
Stasiun Nut dan Kernel potensi bahayanya : onl ine buku.c om /2010/01/08/
1) pada stasiun inilah terdapat kebisingan e k o l o g i - i n d u s t r i -
pe ngem ba nganke la pa -sa wi t /.
yang sangat tinggi yang berasal dari Polish-
(diakses tanggal 05 Juli 2014).
ing drum yaitu 100 dB, 2) lama kerja yang
Assunnah, Milis 2009. Pentingnya Safety
berisiko, 3) penanganan bahan kimia yang Talk Sebagai Usaha Pencegahan
tidak benar Kecelakaan. Bontang: Darussalaf.
Hasil penilaian risiko yang dilakukan di Ahmad, Zain. Pusat Kajian Fikih dan Ilmu
-ilmu Keislaman. Diakses pada
PT. MUL dengan menggunakan metode
tanggal 14 Juli 2014 http://
HIRAC yaitu Stasiun pencacahan
www.ahmadzain.com/read/karya-
(Digester) dan pengempaan (Presser, Sta- tulis/310/air-sebagai-sumber-
siun terakhir Nut dan Kernel dengan ting- kehidupan/ .2010
kat risiko M (Moderate Risk) risiko menen- Budiono, Sugeng. A. M. 2003 Hiperkes &
Keselamatan Kerja. Semarang :
gah dan H (High Risk) risiko tinggi. Hasil
Bunga Rampai UNDIP.
pengendalian yang dilakukan dengan
Erzian Vesta R. Y, Halinda Sari Lubis,
menggunakan metode HIRAC di PT. MUL Mhd. Makmur Sinaga, MS, 2012.
yaitu stasiun pencacahan (Digester) dan Gambaran persepsi pekerja ten-
pengempaan (Presser), Stasiun pemurnian tang Risiko kecelakaan kerja di
departemen produksi dan Utility
(Clarifier) dan Stasiun terakhir Nut dan
PT.Wilmar Nabati Indonesia Du-
Kernel pengendalian yang digunakan
mai. Medan : Fakultas Kesehatan
adalah Administratif, APD, Eliminasi dan Masyarakat.
Subtitusi. Iskandar, Muhaimin (2010). Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Trans-
migrasi Republik Indonesia No-
Daftar Pustaka
362 AL -SIH AH V O L UM E V I, N O. 2, JU L I— D E SE M BE R 2014