Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Setiap lingkungan kerja perusahaan tidak lepas dari sumber potensi

bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan baik perusahaan maupun

karyawan. Kecelakaan tidak terjadi kebetulan, melainkan ada sebabnya.

Oleh karena ada penyebabnya, sebab kecelakaan harus diteliti dan

ditemukan, agar untuk selanjutnya dengan tindakan korektif yang

ditujukan kepada penyebab itu serta dengan upaya preventif lebih lanjut

kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa tidak terulang kembali.

Ada dua golongan penyebab kecelakaan kerja. Golongan pertama

adalah faktor mekanis dan lingkungan, yang meliputi segala sesuatu selain

faktor manusia. Golongan kedua adalah faktor manusia itu sendiri yang

merupakan penyebab kecelakaan. Untuk menentukan sebab dari suatu

kecelakaan dilakukan analisis kecelakaan. Contoh analisis kecelakaan

kerja adalah sebagai berikut: Seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja

yang dikarenakan oleh kejatuhan benda tepat mengenai kepalanya.

Sesungguhnya pekerja tidak perlu mengalami kecelakaan itu, seandainya

ia mengikuti pedoman kerja yang selalu diingatkan oleh supervisor kepada

segenap pekerja agar tidak berjalan dibawah katrol pengangkat barang.

Jadi dalam hal ini penyebab kecelakaan adalah faktor manusia.

Faktor mekanis dan lingkungan dapat pula dikelompokkan

menurut keperluan denga suatu maksud tertentu. Misalnya di perusahaan


penyebab kecelakaan dapat disusun menurut kelompok pengolahan bahan,

mesin penggerak dan pengangkat, terjatuh di lantai dan tertimpa benda

jatuh, pemakaian alat atau perkakas yang dipegang dengan tangan

(manual), menginjak atau terbentur barang, luka bakar dan transportasi.

Kira-kira sepertiga dari kecelakaan yang menyebabkan kematian

dikarenakan terjatuh, baik dari tempat yang tinggi, maupundi tempat datar.

PT. Liebherr Indonesia Perkasa bergerak dalam bidang penyewaan

alat konstruksi berat. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1997 dan

berbasis di Balikpapan, Kalimantan Timur, Indonesia. Sebagai perusahaan

yang besar, PT Liebherr Indonesia Perkasa harus dapat menerapkan SMK3

untuk meminimalisir risiko kecelakaan kerja dan meningkatkan

produktivitas perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat

membuat sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang

diwujudkan dengan melakukan manajemen risiko guna mengurangi

bahaya atau risiko kecelakaan.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor Tahun 1970 tentang

keselamata kerja, bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat

perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan. Untuk

melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja pada Workshop PT.

Liebherr Indonesia Perkasa, perlu dilakukan Hazard Identification, Risk

Assesment and Risk Control (HIRARC) agar dapat meminimalisir risiko

dan mengendalikan bahaya sehingga tercapai kesejahteraan pekerja di

workshop.
1.2 Maksud

Bagaimana analisis risiko bahaya di tempat kerja dengan

menggunakan metode HIRARC pada Workshop PT. Liebherr Indonesia

Perkasa ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian

pada Workshop PT. Liebherr Indonesia Perkasa.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui proses pekerjaan dan mengidentifikasi sumber bahaya

dan risiko yang ada pada bagian Workshop

2. Menilai risiko bahaya yang ada pada bagian Workshop

3. Mengendalikan risiko bahaya yang ada pada bagian Workshop guna

meminimalisir gangguan keselamatan dan kesehatan kerja

4. Memberikan rekomendasi pengendalian pada bagian Workshop

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

1.5 Jadwal Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai