Anda di halaman 1dari 14

Berikut adalah nama upacara upacara adat yang ada di Indonesia dan tersebar di setiap propinsi

yang ada

1. NAD (Aceh)

Nama Upacara Adat : Upacara Adat Peucicap, Peutron Aneuk

2. Jambi

Nama Upacara Adat : Upacara Lingkaran Hidup Manusia, Berusik sirih bergurau pinang, Duduk
bertuik, tegak bertanyo, kat buatan janji semayo, Ulur antarserah terimo pusako, Upacara Kematian,
Mintak ahi ujan, Nugal Bejolo, Kumau, Ngayun luci.

3. Bengkulu

Nama Upacara Adat : Sedekah Rame, Buang Jung (upacara membuang perahu kecil ke laut), Tabot,
Kendurai, Bayar Sat (niat)

4. Banten

Upacara Adat : Turun Nyambut, Ngasek, Mipit, Nganyaran, Seren Taun

5. Bali

Nama Upacara Adat : Ngaben, Mesakapan atau Pewiwahan

6. Gorontalo

Nama Upacara Adat : Mandi Safar, Parade Walima, Festival Tumbilotohe, Festival Ketupat

7. DKI (Jakarta)
Nama Upacara Adat : Ngedelengin, Nglamar, Bawa tande putus, Akad Nikah, Acare Negor, Pulang
Tige Ari.

8. Jawa Barat.

Nama Upacara Adat : Ngalaksa, Adu Domba, Balap Kerbau, Pesta Nelayan, Nadran, Panjang Jimat,
Ruwatan Bumi, Wuku Tahun, Ngalunsur Pusaka, Bubur Sura, Gembyung, Upacara ke Makam
Karomah.

9. Jawa Tengah

Nama Upacara Adat : Kenduren / Selametan, Carikan/ berkat, kenduren wetonan ( wedalan ),
Kenduren Sabanan (Munggahan), Kenduren Likuran, Kenduren Badan ( Lebaran ), Kenduren
Muludan, Upacara Garebeg, Gunungan kakung, Sekaten

10. Jawa Timur

Nama Upacara Adat : Selamatan, Arak-Arakan, Kebo-Kebon, Upacara Kasada (Kasodo), Pura Luhur
Poten Gunung Bromo, Tedak Siten.

11. Kalimantan barat.

Nama Upacara Adat : Ngarak Penganten

12. Kalimantan Selatan.

Nama Upacara Adat : Upacara Adat Aruh Baharin, Upacara Adat Maccera Tasi, Nama Upacara Adat
Mallasung Manu, Upacara Adat Babalian Tandik.

13. Kalimantan Tengah.

Nama Upacara Adat : Wadian, Upacara Tiwah, Wara, Potong Pantan, Mapalas, Ijambe
14. Kalimantan Timur.

Nama Upacara Adat : Mamanda, Wayang Gung, Abdul Mulk Loba, Kuda Gepang, Cerita Damarwulan,
Tantayungan, Wayang Kulit, Teater Tutur.

15. Kalimantan Utara.

Nama Upacara Adat : -

16. Kepulauan Bangka Belitung.

Nama Upacara Adat : Rabu Kasan.

17. Kepulauan Riau.

Nama Upacara Adat : Upacara Basuh lantai, Upacara Ratif Saman.

18. Lampung.

Nama Upacara Adat : Cakak Pepadun.

19. Maluku.

Nama Upacara Adat : Upacara Ahkwankei, Upacara Kematian, Adat Tomako, Upacara Adat Panas
Pela, Upacara Adat Penobatan Kapita, Upacara Adat Cuci Negeri

20. Maluku Utara

Nama Upacara Adat : Kololi Kie, Upacara Ahkwankei, Upacara Adat Penobatan Kapita, Upacara Adat
Cuci Negeri

21. Nusa Tenggara Barat.


Nama Upacara Adat : Nenarih atau belatoan, Panati ( melamar), Sebo (melarikan gadis), Ngentunin,
Bau Nyale

22. Nusa Tenggara Timur.

Nama Upacara Adat : Reba, Adat menahan mayat, Merawat mayat

23. Papua.

Nama Upacara Adat : Bakar Batu.

24. Papua Barat.

Nama Upacara Adat : Yosim Pancar (YOSPAN), Tarian perang

25. Riau.

Nama Upacara Adat : Upacara Bakar Tongkang,

26. Sulawesi Barat.

Nama Upacara Adat : Nitangka (dipertunangkan), Neduta (meminang), Membawa harta, Malam
pacar, Mencukur rambut, Motaro, Moandulasa (selamatan pengairan), Mepone ri banua davou (naik
rumah baru) dan Padungku (upacara panen).

27. Sulawesi Tengah.

Nama Upacara Adat : Motasu, Ghoti Katumpu

28. Sulawesi Selatan.


Nama Upacara Adat : Kapuran Pangngan, Ma’paling, Ma’pakande deata do banua, Ma’pakande
deata do ing padang, Merok, Massalu-salu, Upacara Perkawinan.

29. Sulawesi Tenggara.

Nama Upacara Adat : Monahu ndau, Motasu, Ghoti Katumpu.

30. Sulawesi Utara.

Nama Upacara Adat : Upacara Lengkaan Sidia Tolu No Bulan, Upacara Monondede atau
Ponondedean, Upacara Moyangkit Kong Putad, Upacara Mopoluai Ing Takinea, Upacara Malobong
Kong Takinea, Upacara Moyangkit Kong Putad, Upacara Mopoluai Ing Takinea, Upacara tayukan /
buongan, Upacara kematian.

31. Sumatera Barat.

Nama Upacara Adat : Balimau, Upacara Tamaik Kaji, Pergi melayat.

32. Sumatera Selatan.

Nama Upacara Adat : Upacara Sedekah Rame, Upacara Bauang Jung.

33. Sumatera Utara.

Nama Upacara Adat :Upacara Martutuaek, Upacara Mengebang, Upacara Khitanan, Upacara
Kematian, upacara Lompat Batu, Upacara Mangongkal Holi.
Pembagian Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Sistem peralatan hidup dan teknologi di bagi menjadi 7, yaitu :

1. Alat-alat produktif

Alat-alat produktif adalah alat yang digunakan untuk memudahkan kegiatan


manusia dalam proses produksi.

Contoh :

a. Bidang Pertanian

Pada jaman dahulu manusia mengolah sawah atau ladang menggunakan tenaga
hewan, seperti sapi atau kerbau. Ketika memasuki masa perundagian, manusia
mulai menggunakan cangkul untuk bercocok tanam. Setelah memasuki masa
modern manusia mulai membuat mesin yang memudahkan proses produksi
sehingga hasil yang hasil pertanian lebih maksimal.

b. Bidang Industri

Sebelum revolusi industri, manusia menggerakkan kegiatan industrinya dengan


menggunakan tenaga manusia. Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan,
manusia mulai mengembangkan alat-alat atau mesin yang dapat memudahkan
kegiatan mereka. Sehingga pemanfaatan tenaga manusia menjadi berkurang dan
dialihkan pada pemanfaatan tenaga mesin.

2. Senjata

Senjata adalah semua jenis benda yang digunakan untuk berkelahi atau
berperang, berburu, membela diri atau melukai/membunuh.

Perkembangan senjata dimulai dari masa prasejarah, pada jaman itu manusia
menggunakan batu dan tulang untuk berburu. Setelah itu manusia mulai mengenal
teknologi logam dan mulaimengembangkannya menjadi senjata, berupa pedang,
tombak, dll.

Revolusi senjata terjadi setelah ditemukannya bubuk mesiu di Cina. Manusia


mulai berlomba-lomba menciptakan berbagai macam senjata,seperti senjata api dan
peldak. Setelah berkembangnya ilmu pengetahuan, manusia mulai menciptakan
senjata dari nuklir, bahkan virus yang mampu memusnahkan umat manusia atau
yang dikenal dengan senjata pemusnah masal.

3. Wadah

Secara umum wadah adalah tempat untuk menaruh, menyimpan sesuatu.


Bahannya bisa terbuat dari apapun.

Wadah paling banyak digunakan untuk peralatan dapur. Dulu wadah dibuat dari
tanah liat (gerabah) dan kayu. Setelah ditemukan logam, manusia mulai beralih
menggunakan logam sebagai wadah karena lebih kuat dan cepat panas bila
digunakan untuk memasak.

Sekarang melalui berbagai macam penelitian manusia mampu mengolah


berbagai macam logam untuk menciptakan wadah yang kuat, ringan, tahan panas,
anti lengket, higienis, kedap udara, ramah lingkungan dan serba guna.

4. Alat-alat menyalakan api

Pada masa prasejarah, manusia menggunakan batu dan kayu sebagai pemantik api.
Dengan cara menggesekkan kedua batu atau kayu tersebut di dedaunan kering
sehingga menghasilkan percik api sehingga terciptalah api. Setelah itu manusia
menggunakan minyak dari hewan sebagai bahan bakar.

Pada awal peradaban manusia mulai melakukan penggalian barang tambang dan
menemukan serbuk belerang. Dari serbuk belerang itu terciptalah korek api. pada
perkembangannya, pematik dapat dibuat dari berbagai macam bahan, seperti
minyak, gas alam, bahkan listrik.

5. Makanan

Pada masa prasejarah manusia hanya mengumpulkan bahan makanan tanpa


diolah terlebih dahulu. Setelah ditemukan api, manusia mulai mengolah makanan
tersebut dengan menggunakan rempah-rempah untuk menambah rasa.
Pada masa sekarang manusia mulai mengolah berbagai macam bahan makanan
dengan teknologi yang sudah modern. Dan mengembangkan berbagai macam
olahan makanan dalam bentuk junk food ataupun fast food.

6. Pakaian

Awal perkembangannya, manusia memanfaatkan dedaunan dan kulit pohon


untuk menutupi tubuhnya. Setelah memasuki masa berburu, manusia mulai
memanfaatkan kulit hasil buruannya untuk dijadikan pakaian.

Dengan ditemukannya mesin pemintal, manusia dapat mengeloh kapas menjadi


benang. Kemudian benang diolah atau ditenun menjadi pakaian. Seiring
berkembangnya jaman, manusia mulai mengolah, wol, sutera, polyester (limbah
plastik), dll manjadi pakaian yang nyaman seperti yang kita pakai sehari-hari.

7. Tempat berlindung dan perumahan

Tempat berlindung yang digunakan manusia mulai dari masa prasejarah yang
hanya di dalam gua, di atas pohon, atau membuat pondokan sederhana dari kayu
dan daun.

Setelah ditemukan semen sebagai perekat, pasir, tanah liat, dan pewarna
manusia mulai membangun rumah yang lebih kuat, kokoh, bahkan indah. Di masa
sekarang, manusia membangun gedung-gedung pencakar langit dan rumah-rumah
dengan desain yang indah yang dipadukan dengan teknologi canggih untuk
menambah kenyamanannya.

Dulu saat manusia masih hidup berpindah-pindah, manusia membuka hutan


untuk mencari sumber makanan dan akhirnya membangun pemukiman di sana.
Ketika sumber makanan telah habis, mereka pergi ke tempat lain untuk membuka
hutan dan membangun kehidupan baru di sana.

Setelah manusia menemukan tempat yang dianggap cocok untuk membangun


peradaban tetap, mereka mulai menciptakan pemukiman yang teratur dengan
sebuah sistem pemerintahan.

8. Alat transportasi
Alat transportasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
Transportasi digunakan sebagai sarana penghubung anatara satu tempat dengan
tempat lainnya. Manusia membutuhkan alat transportasi untuk mempermudah
kegiatannya, karena semakin besar masyarakat semakin luas pula wilayahnya dan
semakin jauh jarak untuk berinteraksi. Alat transportasi umumnya ada tiga, yaitu :

a. Transportasi darat

Manusia menjinakkan bintang liar dan menggunakannya sebagai alat


transportasi. setelah itu, manusia menemukan roda dan mengembangkannya
menjadi pedati (kereta yang ditarik oleh hewan).

Setelah revolusi industri, manusia mengembangkan mesin uap sebagai


saran transportasi jarak jauh, berupa kereta uap. Teknologi dan ilmu
pengetahuan semakin berkembang manusia mulai menciptakan mesin diesel
pada mobil. Pada perkembangannya, saat ini manusia mulai mengembangkan
kendaraan yang ramah lingkungan, efisien, dan cepat.

b. Transportasi air

Dulu manusia menyusun bahan2 yang dapat mengambang di air, seperti


batang pohon yang kemudian dibuat menjadi rakit atau perahu sederhana dan
digerakkan dengan dayung atau layar. Setelah ditemukan mesin uap, manusia
mulai membuat perahu berukuran besar dengan mesin uap yang mampu
menjelajah lautan. Setelah itu berkembang mesin bermotor pada kapal yang
semakin canggih dengan daya jelajah yang semakin jauh, serta tingkat
keamanan dan kenyamanan yang semakin baik.

c. Transportasi udara

Transportasi udara pertama kali bermula dari penemuan balon udara.


Setelah itu, manusia menciptakan baling-baling dan mulai merancangnya
menjadi pesawat sederhana.

Perkembangan teknologi yang semakin maju, membuat manusia


berlomba-lomba menciptakan berbagai macam transportasi udara, seperti
pesawat terbang, roket, helikopter, dll. Bahkan sekarang telah diciptakan sarana
transportasi yang dapat digunakan baik di darat, air, maupun udara, yaitu
kendaraan amphibi.

Namun dalam perkembangannya, alat transportasi juga digunakan


dalam kancah peperangan, kendaraan di modifikasi dengan berbagai
persenjataan modern. Transportasi merupakan bagian yang penting dalam
kehidupan manusia yang pemanfaatannya dapat digunakan dalam berbagai
bidang kehidupan.

C. Kesimpulan

Pada dasarnya, peralatan hidup dan teknologi manusia bermula dari yang paling
sederhana dan berasal dari alam hingga yang paling canggih dan hasil dari olahan tangan
manusia itu sendiri. Faktor yang paling berpengaruh terhadap proses perkembangan itu adalah
ilmu pengetahuan dan pola pikir manusia yang semakin maju dari masa ke masa.

Tingkat peradaban dan kebudayaan suatu masyarakat dapat dilihat pula dari sistem
peralatan hidup dan teknologi yang mereka miliki. Semakin maju pola pikir dan tingkat ilmu
pengetahuan, semakin tinggi tingkat peradaban dan kekayaan budaya mereka, khususnya
budaya fisik.

Upacara adat adalah suatu upacara yang dilakukan secara turun-temurun yang
berlaku di suatu daerah. Dengan demikian, setiap daerah memiliki upacara adatsendiri-
sendiri, seperti upacara perkawinan, upacara labuhan, upacara camas pusaka dan
sebagainya.

1. Tabuik (Sumatera Barat)


Upacara yang satu ini sebenarnya lebih berkaitan dengan religi, berdasarkan kepercayaan
umat Islam Tapi hanya ditemukan di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Sehingga, menjadi sebuah tradisi yang khas dari daerah tersebut. Upacara Tabuik ini digelar
sebagai bentuk peringatan atas kematian anak Nabi Muhammad SAW dalam sebuah perang
di zaman Rasulullah dulu. Dilakukan pada Hari Asura setiap tanggal 10 Muharram tahun
Hijriah. Beberapa hari sebelum datangnya waktu penyelenggaraan upacara ini, masyarakat
akan bergotong royong untuk membuat dua tabuik. Kemudian, pada hari H, kedua tabuik itu
di arak menuju laut di Pantai Gondoriah. Satu tabuik diangkat oleh sekitar 40 orang. Di
belakangnya, rombongan masyarakat dengan baju tradisional mengiringi, bersamaan
dengan para pemain musik tradisional. Lalu, kedua tabuik itupun dilarung ke laut.

2. Dugderan (Jawa Tengah)


Upacara ini digelar untuk menandai datangnya bulan puasa Ramadhan. Tapi, karena hanya
diadakan oleh masyarakat Semarang, maka upacara Dugderan ini pun jadi semacam
upacara tradisional. Kata “dugderan” sendiri berasal dari perpaduan bunyi bedug dengan
meriam bambu yang memang identik dengan bulan puasa. Upacara ini dilaksanakan tepat
sehari sebelum puasa pertama dilaksanakan, mulai dari pagi hingga sore hari menjelang
senja. Dalam upacara tradisional Indonesia ini, masyarakat menggelar “warak ngendok”, atau
mengarak binatang jadi-jadian yang bertubuh kambing, berkepala naga dan berkulit sisik
emas. Binatang rekaan ini dibuat dari kertas warna-warni. Selain itu, juga digelar pasar rakyat,
atraksi drumband, pawai pakaian adat tradisional nusantara, hingga penampailan berbagai
kesenian khas Kota Semarang, yang digelar selama sepekan sebelumnya.

3. Ngaben (Bali)
Kegiatan ini merupakan upacara pembakaran atau kremasi jenazah umat Hindu di Bali. Untuk
melaksanakan upacara Ngaben ini, keluarga dari jenazah tersebut akan membuat “bade dan
lembu” untuk tempat jenazah yang akan dibawa. Tempat tersbeut dibuat dari kayu dengan
model yang sangat megah, dibantu oleh masyarakat sekitarnya. Kemudian, jenazah pun di
arak, dan terakhir dibakar bersamaan dengan tempat tersebut, dalam sebuah ritual khusyuk.

4. Rambu Solo dan Mapasilaga Tedong (Sulawesi Selatan)


Rambu Solo juga merupakan upacara kematian, yang diwarisi oleh masyarakat Toraja
secara turun temurun. Keluarga dari orang yang meninggal akan menggelar upacara ini
sebagai tanda penghormatan terakhir. Kemudian, jenazahnya akan dibawa ke makam yang
terletak di tebing goa, yakni pekuburan Londa. Bersamaan dengan itu, juga dibawa sebuah
boneka kayu yang telah dibuat sebelumnya, yang wajahnya sangat mirip dengan orang yang
telah meninggal itu. Sedangkan, upacara Mapasilaga Tedong merupakan acara adu kerbau.
Selbelumnya, akan diawali dengan parade kerbau, mulai dari jenis kerbau jantan, kerbau
albino, hingga kerbau salepo yang memiliki bercak-bercak hitam di punggungnya. Setelah
adu kerbau, maka akan dilanjutkan dengan prosesi pemotongan kerbau khas adat Toraja,
yang disebut Ma’tinggoro Tedong. Dalam prosesi tersbeut, kerbau harus langsung mati
dengan sekali tebas.

5. Pasola (Nusa Tenggara Timur)


Dalam upacara tradisional Indonesia ini, akan ada dua kelompok yang melakukan “perang-
perangan”. Setiap kelompok yang terdiri atas lebih dari 100 pemuda itu “berperang” dengan
bersenjatakan tombak dari kayu yang ujungnya tumpul, dan juga mengenakan baju perang
dalam adat mereka. Pada bulan Februari atau Maret setiap tahunnya, upacara ini akan
digelar untuk menyampaikan doa kepada Tuhan, agar panen mereka pada tahun itu bisa
berhasil.
Contoh Teknologi dan Peralatan Hidup
Masyarakat di Indonesia
1. Suku Bangsa Nias
Alat-alat bercocok tanam di ladang adalah kapak besi yang disebut fato parang yang
disebut balewa yang digunakan untuk membuka hutan dan membabat semak-
semak, dan tongkat kayu atau tugal yang disebut taru. Sedangkan alat bercocok
tanam di sawah digunakan parang yang disebut balewa, cangkul yang disebut foku,
dan alat menuai padi yang disebut balatu wamasi yang berupa pisau kecil.
Peralatan bercocok tanam, baik di ladang ataupun di sawah tampak masih sangat
sederhana. Rumah pada suku bangsa Nias disebut omo yang dibedakan antara
rumah adat yang disebut omo hada dan rumah biasa yang disebut omo pasisir.
Rumah suku bangsa Nias berbentuk bulat, terbuat dari papan dengan atap yang
beralaskan daun kelapa.
2. Suku Bangsa Sunda
Alat-alat bercocok tanam baik di sawah maupun di kebun yang terutama adalah
cangkul yang disebut pacul, arit, parang, golok yang disebut bedog, dan bajak untuk
di sawah. Digunakan juga singkal atau wuluku, garu untuk menghaluskan lumpur,
caplak digunakan untuk mengantur jarak dan jajaran tanaman padi, singkal atau
wuluku, garu, dan angler ditarik dengan kerbau. Peralatan rumah tangga antara lain,
tikar yang disebut samak atau amparan, kursi yang disebut korsi, meja, lemari yang
disebut lomari. Alat-alat dapur antara lain bakul nasi, kukusan atau aseupan, gayung
atau siwur, kipas nasi atau hihid. Alat angkutan Suku Sunda adalah delman, keretek,
sado, dan gerobak yang disebut roda. Semua alat angkut tersebut ditarik oleh kuda.
3. Suku Bangsa Jawa
Alat-alat pertanian adalah bajak yang disebut luku, garu untuk melunakkan tanah,
cangkul, dan gosrok yaitu alat untuk menyiangi atau membersihkan tumbuhan liar
yang ikut tumbuh bersama padi. Peralatan kesenian antara lain, gamelan yang
merupakan seperangkat alat musik yang terdiri dari gendang, gambang, gong, suling
dan sebagainya. Peralatan dapur antara lain, kuali, kendhil, cowek, kukusan,
tampeh, dan sebagainya. Sedangkan alat angkutnya yang terkenal adalah andong,
selain itu untuk mengangkut barang digunakan gerobak yang ditarik oleh hewan.
4. Suku Bangsa Ambon
Alat-alat berburu adalah jerat, dan lembing bamboo. Sedangkan alat-alat untuk
menangkap ikan adalah perahu dengan peralatan lainnya, yaitu kail, kait, dan
jarring. Perahu yang terbuat dari batang pohon dilengkapi dengan cadik disebut
semah, sedangkan perahu terbuat dari papan disebut pakatore, dan perahu-perahu
besar yang digunakan untuk berdagang. Rumah asli suku bangsa Ambon pada
umunya berupa rumah-rumah bertiang. Rumah berbentuk segiempat dengan adanya
serambi muka yang disebut dego-dego. Dinding rumah terbuat dari tangkai daun
sagu yang disebut gaba-gaba.
By Sofi Solihah
Sumber:
Suhamihardja, Agraha Suhandi. 1997. Pola Hidup Masyarakat Indonesia. Bandung :
Fakultas Sastra, UNPAD.
Ekadjati, Edi S. 1995. Kebudayaan Sunda (suatu pendekatan sejarah). Jakarta :
Pustaka Jaya.
Mardjono, Ig dan Djoko Pranowo. 2000. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT. Pramator
Ngaben (Bali)
Kegiatan ini merupakan upacara pembakaran atau kremasi jenazah umat Hindu di Bali. Untuk
melaksanakan upacara Ngaben ini, keluarga dari jenazah tersebut akan membuat “bade dan
lembu” untuk tempat jenazah yang akan dibawa. Tempat tersbeut dibuat dari kayu dengan
model yang sangat megah, dibantu oleh masyarakat sekitarnya. Kemudian, jenazah pun di arak,
dan terakhir dibakar bersamaan dengan tempat tersebut, dalam sebuah ritual khusyuk.

1. Rambu Solo dan Mapasilaga Tedong (Sulawesi Selatan)


Rambu Solo juga merupakan upacara kematian, yang diwarisi oleh masyarakat Toraja
secara turun temurun. Keluarga dari orang yang meninggal akan menggelar upacara ini
sebagai tanda penghormatan terakhir. Kemudian, jenazahnya akan dibawa
ke makam yang terletak di tebing goa, yakni pekuburan Londa. Bersamaan dengan itu,
juga dibawa sebuah boneka kayu yang telah dibuat sebelumnya, yang wajahnya sangat
mirip dengan orang yang telah meninggal itu. Sedangkan, upacara Mapasilaga Tedong
merupakan acara adu kerbau. Selbelumnya, akan diawali dengan parade kerbau, mulai
dari jenis kerbau jantan, kerbau albino, hingga kerbau salepo yang memiliki bercak-bercak
hitam di punggungnya. Setelah adu kerbau, maka akan dilanjutkan dengan prosesi
pemotongan kerbau khas adat Toraja, yang disebut Ma’tinggoro Tedong. Dalam prosesi
tersbeut, kerbau harus langsung mati dengan sekali tebas.

1. Rambu Solo dan Mapasilaga Tedong (Sulawesi Selatan)

Rambu Solo juga merupakan upacara kematian, yang diwarisi oleh masyarakat Toraja secara turun
temurun. Keluarga dari orang yang meninggal akan menggelar upacara ini sebagai tanda
penghormatan terakhir. Kemudian, jenazahnya akan dibawa ke makam yang terletak di tebing goa,
yakni pekuburan Londa. Bersamaan dengan itu, juga dibawa sebuah boneka kayu yang telah dibuat
sebelumnya, yang wajahnya sangat mirip dengan orang yang telah meninggal itu. Sedangkan,
upacara Mapasilaga Tedong merupakan acara adu kerbau. Selbelumnya, akan diawali dengan parade
kerbau, mulai dari jenis kerbau jantan, kerbau albino, hingga kerbau salepo yang memiliki bercak-
bercak hitam di punggungnya. Setelah adu kerbau, maka akan dilanjutkan dengan prosesi
pemotongan kerbau khas adat Toraja, yang disebut Ma’tinggoro Tedong. Dalam prosesi tersbeut,
kerbau harus langsung mati dengan sekali tebas.

Anda mungkin juga menyukai