Anda di halaman 1dari 22

STRUKTUR ALJABAR

CRITICAL BOOK REPORT

OLEH
AGNES MEILINA (4161111004)
KHAIRUNNISA (4161111037)
NUR KHOLIJAH DAULAY (4161111054)
LILIS S. PASARIBU (41631111033)

DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd

PENDIDIKAN MATEMATIKA REGULER B 2016


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

Page | 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena karena rahmat,
karunia, serta petunjuk-Nya saya dapat menyelesaikan Critical Book Report ini. Tidak lupa
juga kami berterimakasih atas bantuan dari segala pihak yang turut berkontribusi dalam
penyusunan Critical Book Report ini baik materi maupun pikiran.

Saya berharap Critical Book Report ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan
bagi para pembaca. Oleh sebab itu, saya mengharapkan adanya kritik, saran, serta usulan
yang membangun demi perbaikan struktur maupun isi dari Critical Book Report ini agar kami
dapat menjadikannya lebih baik di hari yang akan datang.

Sekiranya Critical Book Report yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
maupun orang yang membacanya. Saya sadar akan keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Oleh karena itu, sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan memohon masukan dari para pembaca. Terimakasih.

Medan, 8 Mei 2019

Penyusun

Page | 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

1.3 Tujuan .................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3

2.1 Teorema A-1 ........................................................................................................ 3

2.2 Definisi A-1 ......................................................................................................... 5

2.3 Contoh 3 ............................................................................................................... 6

2.4 Teorema A-2 ........................................................................................................ 8

2.5 Definisi A-2 ......................................................................................................... 9

2.6 Teorema A-3 ........................................................................................................ 10

2.7 Definisi A-3 ......................................................................................................... 13

2.8 Teorema A-4 ........................................................................................................ 14

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 16

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 16

3.2 Saran .................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 18

Page | ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Struktur alajabar ini akan banyak membahas materi – materi yang abstrak, tetapi tidak
semua materi terlihat abstrak. Latar belakang membuat makalah ini adalah selain
memenuhi tugas tetapi juga untuk memberikan informasi kepada pembaca bahwanya
terdapat satu materi struktur aljabar yaitu koset.
Dalam memepelajari koset haruslah mengetahui dan menguasai operasi biner, grup,
subgrup, grup siklik, grup permutasi, orbit, cycles, dan alternating grup karena dalam
memahami koset ini terdapat materi yang sebelumnya akan muncul kembali. Dan materi
koset ini juga sebagai modal awal untuk memahami subgrup normal dan grup factor.
Sehingga penting untuk memahami materi koset pada matakuliah struktur aljabar.
Pada materi koset ini akan dilihat bagaimana hubungan koset kiri dengan koset kanan.
Serta ada beberapa teorema yang mendukung koset serta teorema Lagrange’s yang masih
berkaitan juga dengan materi koset.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah
1. Apa yang dimaksud dengan koset?
2. Apa perbedaan koset kiri dengan koset kanan?
3. Teorema – teorema apa saja yang melengkapi materi koset?
4. Saat kapan koset kiri tidak sama dengan koset kanan?
5. Apa maksud indeks pada koset?

1.3 TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan pada makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan koset
2. Untuk mengetahui perbedaan koset kiri dan koset kanan
3. Untuk mengetahui teorema – teorema yang melengkapi materi koset
4. Untuk mengetahui saat kapan koset kanan tidak sama dengan koset kiri
5. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan indeks pada koset

Page | 1
BAB II
PEMBAHASAN

KOSET
Teorema Ekuivalensi Koset
Teorema A – 1
G grup, H ≤ G, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺berlaku:
1) 𝑎𝑅𝐿 𝑏 ↔ 𝑎−1 𝑏 ∈ 𝐻
2) 𝑎𝑅𝑅 𝑏 ↔ 𝑎𝑏 −1 ∈ 𝐻
Relasi RL dan RR merupakan relasi ekuivalen
Bukti:
 Pembuktian 𝑎𝑅𝐿 𝑏 ↔ 𝑎−1 𝑏 ∈ 𝐻
 Akan ditunjukkan berlaku sifat refleksi 𝑎𝑅𝐿 𝑎
Ambil sembarang 𝑎 ∈ 𝐺, 𝑎−1 𝑎 = 𝑒 karena H ≤ G dengan sifat ketunggalan identitas maka
𝑎−1 𝑎 = 𝑒 ∈ 𝐻(terbukti)
 Akan ditunjukkan berlaku sifat simetris 𝑎𝑅𝐿 𝑏 → 𝑏𝑅𝐿 𝑎
Ambil sembarang dengan 𝑎𝑅𝐿 𝑏
aRL b menurut definisi maka 𝑎 −1 𝑏 ∈ 𝐻, karena H ≤ G maka (𝑎−1 𝑏)−1 ∈ 𝐻(sifat invers),
sehingga b 1 a  H atau bRL a (terbukti)
 Akan ditunjukkan berlaku sifat transitif aRL b dan bRL c  aRL c
RL b menurut definisi a 1b  H
RL c menurut definisi b 1c  H karena H ≤ G maka dipenuhi sifat tertutup atau
(a 1b)(b 1c)  H atau a 1 (bb 1 )c  H atau a 1c  H atau aRL c (terbukti)
Dengan dipenuhi ketiga sifat tersebut maka relasi RL merupakan relasi ekuivalen.
Jadi G terpecah atas kelas – kelas yang saling asing, misalnya:
aH = {x ∈ G|aR L x} = {x ∈ G|a−1 x ∈ H}

= {x ∈ G|a−1 x = h untuk suatu h ∈ H}

= {x ∈ G|x = ah untuk suatu h ∈ H}


= {ah|h ∈ H}
Dan seterusnya sehingga di peroleh:
aH ∪ bH ∪ cH ∪ dH ∪ … = G dan
aH ∩ bH ∩ cH ∩ dH ∩ … = ϕ
aH; bH; cH; dH=H disebut koset kiri dari H dalam G

Page | 2
 Pembuktian 𝑎𝑅𝑅 𝑏 ↔ 𝑎𝑏 −1 ∈ 𝐻
 Reflektif, karena H ≤ G maka untuk setiap 𝑎 ∈ 𝐻terdapat 𝑎−1 ∈ 𝐻 sehingga berlaku
sifat ketunggalan identitas 𝑎−1 𝑎 = 𝑒 ∈ 𝐻 (dengan demikian𝑎𝑅𝑅 𝑎, yakni RL terbukti
relasi reflektif)
 Simetri, misalkan untuk setiap ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 berlaku𝑎𝑅𝑅 𝑏 → 𝑏𝑅𝑅 𝑎 dengan demikian
𝑎𝑏 −1 ∈ 𝐻karena H ≤ G, maka setiap elemennya memiliki invers dengan demikian
(𝑎𝑏 −1 )−1 ∈ 𝐻
𝑏𝑎−1 ∈ 𝐻
Diperoleh 𝑏𝑅𝑅 𝑎 sehingga RR merupakan relasi simetris
 Transitif, misalkan∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐻 berlaku𝑎𝑅𝑅 𝑏 dan 𝑏𝑅𝑅 𝑐 → 𝑎𝑅𝑅 𝑐
dengan demikian𝑎𝑏 −1 ∈ 𝐻 dan 𝑏𝑐 −1 ∈ 𝐻karena H ≤ G memenuhi sifat tertutup
(𝑎𝑏 −1 )(𝑏𝑐 −1 ) ∈ 𝐻
𝑎(𝑏𝑏 −1 )𝑐 −1 ∈ 𝐻
𝑎𝑒𝑐 −1 ∈ 𝐻
𝑎𝑐 −1 ∈ 𝐻
Maka diperoleh 𝑎𝑅𝑅 𝑐 dengan demikian relasi transitif terbukti. Karena ketiga relasi
terbukti maka RR merupakan relasi ekuivalen di kanan.
Dengan dipenuhi ketiga sifat tersebut maka relasi RR merupakan relasi ekuivalen.Jadi
G terpecah atas kelas – kelas yang saling asing, misalnya:
Ha = {x ∈ G|aR R x} = {x ∈ G|x a−1 ∈ H}
= {x ∈ G|x a−1 = h untuk suatu h ∈ H}
= {x ∈ G|x = ha untuk suatu h ∈ H}
= {ha|h ∈ H}
Dan seterusnya sehingga di peroleh:
Ha ∪ Hb ∪ Hc ∪ Hd ∪ … ∪= G dan
Ha ∩ Hb ∩ Hc ∩ Hd ∩ … ∩= ϕ
Ha; Hb; Hc; Hd=H disebut koset kanan dari H dalam G
(Saragih, 2017: 139)

Let H be a subgroup of a group G, which may be of finite or infinite order. We exhibit two
partitions of G by defining two equivalence relations, ∼Land ∼Ron G.

10.1 Theorem Let H be a subgroup of G. Let the relation ∼Lbe defined on G by


a ∼L b if and only if a-1b ∈H.
Let ∼Rbe defined by
a ∼R b if and only if ab-1∈H.
Then ∼Land ∼Rare both equivalence relations on G.

Proof : We show that ∼Lis an equivalence relation, and leave the proof for ∼Rto Exercise
26.
When reading the proof, notice how we must constantly make use of the fact that H
is

Page | 3
a subgroup of G.
Reflexive Let a ∈G. Then a-1 a = e and e ∈H since H is a subgroup. Thus a ∼L a.
Symmetric Suppose a ∼L b. Then a-1b ∈H. Since H is a subgroup, (a-1 b)-1 is in H and (a-1 b)-
1
= b-1a, so b-1a is in H and b ∼L a.
Transitive Let a ∼L b and b ∼L c. Then a-1b ∈H and b-1c ∈H. Since H is a subgroup,
(a-1b)(b-1c) = a-1c is in H, so a ∼L c.
(Fraleigh, 2014: 97)
Translate:
Diberikan H subgroup dari grup G. yang mungkin dari berhingga dan tak terhingga. Kami
menunjukkan dua partisi G dengan mendefinisikan dua hubungan ekivalensi, ∼L dan ∼R pada
G.
Teorema 10.1
Diberikan H subgroup dari G. Relasi ∼L didefinisikan di G berlaku:
a ∼L b jika dan hanya jika a-1b ∈H.
Relasi ∼Rdidefinisikan
a ∼R b jika dan hanya jika ab-1∈H.
Maka ∼Ldan ∼Rkeduanya ekuivalen di G.
Bukti:
Rekfektif : Diberikan a ∈G. maka aa-1=e dan e ∈H. Karena H adalah subgroup maka a ∼a
(Terbukti)
Simetri : Andaikan a ∼L b . Maka a-1b ∈H. Karena H adalah subgrup (a-1b)-1 bagian dari H
dan (a-1b)-1 = b-1a dengan demikian b-1a bagian dari H dan b ∼L a
Transitif : Diberikan a ∼L b and b ∼L c. Maka a-1b ∈H dan b-1c ∈H. Karena H adalah
subgrup,
(a-1b)(b-1c) = a-1c bagian dari H, dengan demikian a ∼L c.
(Fraleigh, 2014: 97)

Theorem 16.1. Let H denote a subgroup of a group G, and define a relation ∼on G as
follows:
a ∼ b iff ab-1∈H.
Then∼ is an equivalence relation on G
Proof:
Reflexive : If a ∈ G, thena ∼ a because aa-1 = e ∈ H
Symmetric : Ifa ∼ b, thenab-1∈H, so ba-1 = (ab-1)-1∈ H
Because H contains the inverse of each of its elements; thusb ∼ a
Transitive : If a ∼ b and b ∼ c, then ab-1∈ H and bc-1∈ H, so ac-1 = (ab-1)(bc-1)∈ H
Because H is closed under products; thus a ∼ c.
(Durbin, 2009: 86)

Translate :
Teorema 16.1 : diberikan H subgrup dari G, dan ditetapkan a relasi ∼ di G, sebagai berikut:

Page | 4
a ∼ b jika dan hanya jika ab-1∈H.
Maka∼ adalah relasi ekuivalen pada G
Reflexive : Jika a ∈ G, makaa ∼ a Karena aa-1 = e ∈ H
Symmetric : Jikaa ∼ b, makaab-1∈H, sehingga ba-1 = (ab-1)-1∈ H
Karena H memiliki invers dari masing masing elemennya; dengan demikianb ∼ a
Transitive : Jika a ∼ b dan b ∼ c, maka ab-1∈ H dan bc-1∈ H, sehingga ac-1 = (ab-1)(bc-1)∈ H
Karena H tertutup; dengan demikian a ∼ c.
(Durbin, 2009: 86)

Dalam beberapa buku seperti Sahat Saragih kita hanya diberikan pembuktian relasi
ekivalen yang kiri saja begitu juga pada buku Fraleigh. Sedangkan pada buku Durbin
pembuktian yang diberikan relasi ekivalen di kanan sehingga pembaca dapat mengetahui
bagaimana cara membuktikan relasi ekivalen baik kiri maupun kanan.
Dari beberapa teorema itu juga dapat disimpulkan bahwa suatu relasi yang ekivalen
memiliki grup yang terpecah atas kelas – kelas yang saling asing atau disebut kelas ekivalen.

Definisi Koset
Definisi A – 1:
Jika H subgroup dari G, a  G maka Ha  ha h  H  disebut koset kanan dari H dalam G
dan aH  ah h  H  disebut koset kiri dari H dalam G.
(Saragih, 2017: 140)
Definition: Coset of H in G
Let G be a grup and let H be a nonempty subset of G. For any a  G the subset ah h  H is
 
denoted by aH. Analogously, Ha  ha h  H  and aHa 1  aha 1 h  H . When H is
subgroup of G, the set aH is called the left coset of H in G containing a, wheres Ha is called
the right coset of H in G containing a. In this case, the element a is called the coset
representative of aH (or Ha). We use aH to denote the number of elements in the set aH,
and Ha to denote the number of elements in Ha.
(Gallian, 2013: 144)
Translate
Coset dari H dalam G
Diberikan G adalah grup dan diberikan H adalah himpunan tak kosong dari G. untuk setiap
a  G bagian dari ah h  H  dilambangkan aH. Secara analogi Ha  ha h  H  dan
 
aHa 1  aha 1 h  H . Ketika H adalah subgroup dari G, set aH disebut koset kiri dari H in
dalam G yang mengandung a, dimana Ha disebut koset kanan dari H di dalam G yang
mengandung a. dalam hal ini, elemen a disebut perwakilan koset dari aH(atau Ha). Kita
menggunakan aH untuk melambangkan banyaknya elemen di dalam aH dan Ha untuk
melambangkan banyaknya elemen di dalam Ha
(Gallian, 2013: 144)

Page | 5
10.2 Definition
Let H be a subgroup of a group G. The subset aH = {ah | h ∈H} of G is the left coset
of H containing a, while the subset Ha = {ha | h ∈H} is the right coset of Hcontaining a.
(Fraleigh, 2014: 97)
Translate
10.2 Definisi
Diberikan H adalah subgrup dari grup G. Subset aH = {ah | h ∈ H} dari G adalah koset kiri
dari H yang mengandung a, sedangkan himpunan bagian Ha = {ha | h ∈ H} adalah koset
kanan H yang mengandung a.
(Fraleigh, 2014: 97)

Dari beberapa buku yang membahas defisni dari koset dapat disimpulkan bahwa H
dalam G memiliki koset kanan dan koset kiri. H merupakan subgrup dari G dan untuk a  G
maka, aH = {ah | h ∈ H} adalah koset kiri dari H yang mengandung a, dan Ha = {ha | h ∈ H}
adalah koset kanan H yang mengandung a.
Semua buku memiliki definisi yang sama hanya saja bahasanya berbeda – beda tetapi
masih memiliki makna yang sama.

Contoh Soal
1. Misalkan (G,+)=Z4 adalah suatu grup dan H={0,2} adalah merupakan subgrup dari G.
Tentukan koset kiri dan koset kanan dari H dalam G.
Penyelesaian:
(G,+) = Z4 = {0,1, 2, 3},
Koset kiri : 0 + H = 0 + {0,2} = {0,2}
1 + H = 1 + {0,2} = {1,3}
2 + H = 2 + {0,2} = {2,0}
3 + H = 3 + {0,2} = {3,1}
Koset kanan : H + 0 = {0,2} + 0 = {0,2}
H + 1 = {0,2} + 1 = {1,3}
H + 2 = {0,2} + 2 = {2,0}
H + 3 = {0,2} + 3 = {3,1}
Sehingga:
0 + H = H + 0 = {0,2}
1 + H = H + 1 = {1,3}
2 + H = H + 2 = {2,0}
3 + H = H + 3 = {3,1}
Maka koset kanan sama dengan koset kiri (Mas’oed,2013)
{𝜌 }
Perhatikan grup permutasi S3 = 0 , 𝜌1 , 𝜌2 , 𝜇1 , 𝜇2 , 𝜇3 dengan:
1 2 3 1 2 3 1 2 3
𝜌0 = [ ] 𝜌1 = [ ] 𝜌2 = [ ]
1 2 3 2 3 1 3 1 2

1 2 3 1 2 3 1 2 3
𝜇1 = [ ] 𝜇2 = [ ] 𝜇3 = [ ]
1 3 2 3 2 1 2 1 3

Page | 6
Dapat ditunjukkan bahwa 𝐻 = {𝜌0 , 𝜇1 } merupakan subgrup dari S3. Tentukan koset kanan dan
koset kiri, apakah koset kanan dari H sama dengan koset kiri dari H?
Bukti :
𝐻 = {𝜌0 , 𝜇1 }
Dengan menggunakan tabel cayley :
* 𝜌0 𝜇1
𝜌0 𝜌0 𝜇1
𝜇1 𝜇1 𝜌0

𝜌0 ∗ 𝜌0 = 𝜌0
1 2 3 1 2 3 1 2 3
[ ]* [ ] =[ ]
1 2 3 1 2 3 1 2 3
𝜌0 ∗ 𝜇1 = 𝜇1
1 2 3 1 2 3 1 2 3
[ ]∗[ ]=[ ]
1 2 3 1 3 2 1 3 2
𝜇1 ∗ 𝜌0 = 𝜇1
1 2 3 1 2 3 1 2 3
[ ] *[ ]=[ ]
1 3 2 1 2 3 1 3 2
𝜇1 ∗ 𝜇1 = 𝜌0
1 2 3 1 2 3 1 2 3
[ ] *[ ] =[ ]
1 3 2 1 3 2 1 2 3
Dengan demikian terbukti bahwa H merupakan subgrup. H merupakan himpunan berhingga
dan tak kosong dari grup S3. H subgrup dari S3 Jika H memenuhi sifat tertutup.
Mencari koset kanan dan kiri dari H dalam S3
Koset kanan (Ha)
𝐻𝜇3 = {𝜌0 , 𝜇1 } 𝜇3
1 2 3 1 2 3 1 2 3
= {[ ],[ ] }[ ]
1 2 3 1 3 2 2 1 3
1 2 3 1 2 3
= {[ ],[ ]}
2 1 3 3 1 2
= {𝜇3 , 𝜌2 }
Koset kiri (aH)
𝜇3 𝐻 = 𝜇3 {𝜌0 , 𝜇1 }

Page | 7
1 2 3 1 2 3 1 2 3
=[ ] {[ ],[ ] }
2 1 3 1 2 3 1 3 2
1 2 3 1 2 3
= {[ ],[ ]}
2 1 3 2 3 1
= {𝜇3 , 𝜌1 }
Dapat dilihat bahwa koset kanan ≠ koset kiri
Koset kanan
𝐻𝜇2 = {𝜌0 , 𝜇1 } 𝜇2
1 2 3 1 2 3 1 2 3
= {[ ],[ ] }[ ]
1 2 3 1 3 2 3 2 1
1 2 3 1 2 3
= {[ ],[ ]}
3 2 1 2 3 1
= {𝜇2 , 𝜌1 }
Koset kiri (aH)
𝜇2 𝐻 = 𝜇2 {𝜌0 , 𝜇1 }
1 2 3 1 2 3 1 2 3
=[ ] {[ ],[ ] }
3 2 1 1 2 3 1 3 2
1 2 3 1 2 3
= {[ ],[ ]}
3 2 1 3 1 2
= {𝜇2 , 𝜌2 }
Dapat dilihat bahwa koset kanan ≠ koset kiri
Maka dapat disimpulkan jika G grup, H subgrup dari G, maka untuk a ∈ H berlaku Ha = aH =
H

Teorema A-2
G suatu grup dan H subgrup dari G, ∀𝑎 ∈ 𝐺 maka terdapat korespondensi satu satu antara
Ha, aH dan H sendiri.
Bukti :
Bangun pemetaan 𝛽: 𝐻 → 𝐻𝑎
Akan ditunjukkan 𝛽(ℎ) = ℎ𝑎 merupakan pemetaan injektif dan surjektif
1. 𝛽 injektif
Andaikan 𝛽(h1) = 𝛽(h2) maka
h1a = h2a ( dengan hukum kanselisasi pada grup G
h1 = h2
terbukti bahwa 𝛽 injektif karna jika f(a) = f(b) jika dan hanya jika a = b dan hasil
pemetaannya sama.

Page | 8
2. 𝛽 surjektif
Ambil 𝑡 ∈ 𝐻𝑎 akan ditunjukkan ∃ℎ ∈ 𝐻 ∋ 𝛽(ℎ) = 𝑡
t = 𝛽(ℎ) → 𝑡 = ℎ𝑎 → ℎ = 𝑡𝑎−1. Jadi untuk setiap 𝑡 ∈ 𝐻𝑎 ∃ℎ = 𝑡𝑎−1 ∈ 𝐻 ∋ 𝛽 ∗
(ℎ) = 𝑡
terbukti bahwa 𝛽 surjektif

 Definisi A-2

Dari dua buah buku Stuktur Aljabar oleh Saragih (2017) dan Mas’oed (2017)
memberikan definisi mengenai order suatu grup. Apabila ditelaah lebih rinci lagi, kedua buku
menyiratkan definisi yang sama akan tetapi menggunakan bahasa yang berbeda. Berdasarkan
kedua buku tersebut dapat diketahui bahwa buku Saragih (2017) lebih mudah dipahami. Hal
ini dikarenakan pada buku Saragih (2017) telah dijelaskan secara rinci. Berikut merupakan
definisi yang diberikan Saragih (2017):

“Jika G suatu grup dan a ∈ G, order (periode) dari elemen a adalah bilangan bulat
positif terkecil m sehingga,

am = e, dinotasikan o (a).”

Sedangkan pada buku Struktur Aljabar oleh Mas’oed (2017) definisi yang diberikan
tidak terlalu rinci, tetapi tepat sasaran. Sehingga sulit untuk mengatakan terletak pada buku
siapa yang memberikan definisi dengan baik, karena kedua buku memiliki kelebihannya
masing-masing. Beirkut merupakan definisi yang diberikan Mas’oed (2017):

“Bila a suatu unsur dari Grup terhingga, maka,

a|G| = e.”

Mengenai simbol yang digunakan dapat diketahui bahwa kedua buku memiliki
penjelasannya masing-masing. Hal ini tidaklah perlu dipermasalahkan, karena semua
dikembalikan kepada pembaca yang telah membuat kesepakatan dalam menggunakan simbol
yang mana. Sehingga dapat disimpulkan bahwa buku Saragih (2017) lebih baik dibandingkan
dengan buku Mas’oed (2017).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa:

“Jika G adalah suatu grup berhingga yang generator a nya 𝜖 G, maka order dari a
adalah bilangan bulat positif terkecil m.”

Contoh:

Page | 9
U9 = {1,2,4,5,7,8} dengan operasi perkalian modulo 9 dapat ditunjukkan U9 merupakan grup
dengan unsur netral e = 1.

Maka,

(1) Untuk a = 1 , maka : 11 = 1 = e


Jadi, m=1, maka order dari 1 atau o(1) = 1
(2) Untuk a = 2, maka : 21 = 2 ; 22 = 4; 23= 8; 24 = 7; 25 = 5, 26 =1 = e
(3) Untuk a = 4, maka : 41 = 4 ; 42 = 7 ; 43 = 1 = e
(4) Untuk a = 5, maka : 51 = 5 ; 52 = 7 ; 53 = 8; 54 = 4; 55 = 2; 56 = 1 = e
(5) Untuk a = 7, maka : 71 = 7 ; 72 = 4 ; 73 = 1 = e
(6) Untuk a = 8, maka : 81 = 8 ; 82 = 1 = e

Sehingga,

Pada (1), (2), (3), (4), (5), dan (6) merupakan berorder finit, karena setiap generator
dari U9 memiliki bilangan bulat positif terkecil 𝑚 ∋ 𝑎𝑚 = 𝑒 = 1. Maka, berdasarkan
percobaan di atas dapat ditunjukkan bahwa U9 merupakan grup dengan unsur netral e = 1.

Teorema A-3:

Pada beberapa buku yang ada yaitu Struktur Aljabar oleh Sahat Saragih (2017), A
First Course in Abstract Algebra oleh John B Fraleigh (2014) dan Contemporary Abstract
Algebra oleh Joseph A. Gallian (1998) memaparkan teorema yang sama. Apabila di dalam
buku Saragih (2017 : 146) dikatakan:

“Jika G adalah grup finit (berhingga) dan H adalah subgrup dari G maka o(H)
merupakan pembagi dari o(G).”

Pada buku Gallian (1998 : 135) dikatakan bahwa:

“If G is a finite group and H is a subgroup of G, then |H| divides |G|. Moreover, the
number of distinct left (right) cosets of H in G is |G|^|H|.”

Translate:

“Jika G adalah grup berhingga dan H adalah subgrup dari G, maka |H| membagi |G|.
Sehingga, jumlah koset kiri (kanan) H dalam G adalah |G| ^ |H|.”

Pada buku Fraleigh (2014 : 100) dikatakan bahwa:

Page | 10
“Let H be a subroup of a finite group G. Then the order of H is a divisor of the
order of G.”

Translate:

“Jika H subgrup dari grup G berhingga. Maka order dari H adalah pembagi dari order
G.”

Berdasarkan ketiga buku yang telah dipaparkan masing-masing teoremanya, dapat


diketahui bahwa teorema yang disampaikan sama, akan tetapi berbeda dalam pengolahan
katanya saja. Namun, setelah ditelaah kembali buku Fraleigh (2014) lebih bagus dalam
memberikan teorema. Hal itu dikarenakan buku Fraleigh memberikan penjelasannya secara
langsung. Apabila ditranslatekan, bunyi teoremanya yaitu:

“Bila G adalah suatu Grup terhingga dan H subgrup dari G, maka |H| membagi
|G|.”

Bukti:

Misalkan koset-koset kiri dari H dalam G membentuk partisi dari G, sehingga G dapat
ditulis sebagai gabungan dari koset-koset yang lepas (disjoint) sebagai berikut:

𝐺 = 𝑎1 𝐻 ∪ 𝑎2 𝐻 ∪ 𝑎3 𝐻 ∪ … ∪ 𝑎𝑘 𝐻

Untuk suatu himpunan terhingga dengan unsur-unsur a1, a2, a3, ... , ak ∈ , |H| adalah
sebagai banyaknya unsur-unsur dalam banyaknya unsur-unsur dalam tiap-tiap koset. Jadi,
jumlah semua unsur dalam gabungan:

𝐺 = 𝑎1 𝐻 ∪ 𝑎2 𝐻 ∪ 𝑎3 𝐻 ∪ … ∪ 𝑎𝑘 𝐻 = |G| = k |G|

Oleh karena itu, |H| membagi |G|.

Dengan kata lain, koset-koset membentuk partisi artinya gabungan dari koset-koset
itu dapat membentuk grup itu sendiri dan interaksi dari kedua koset tersebut dapat
membentuk himpunan kosong.

(Mas’oed, 2017)

Contoh:

G = Z4 = {0,1,2,3} dan H={0,2} dengan penjumlahan modulo 4.

Misalkan kita ambil koset kiri:

Page | 11
0 + H = {0,2}

1 + H = {1,3}

2 + H = {2,0}

3 + H = {3,1}

Maka, 0 + H = 2 + H = {0,2}

1 + H = 3 + H = {1,3}

Sehingga,

(0 + 𝐻) ∪ (1 + 𝐻) = {0,1,2,3} = 𝐺

(0 + 𝐻) ∩ (1 + 𝐻) = ∅ = {}

Untuk pembuktiannya, pada buku Sahat Saragih (2017), Gallian (1998) dan Fraleigh
(2014) memberikan penjelasan yang sama. Akan tetapi pada buku Gallian penjelasan yang
diberikan sama dengan buku Mas’oed (2017), yaitu:

“Let a1H, a2H, .... , aiH denote the distinct left cosets of H in G. Then, for each a in G,
we have aH = aiH for some i. Also, by property 1 of lemma , 𝑎 ∈ 𝑎𝐻. Thus, each member of
G belongs to one of the cosets aiH. In symbols,

𝑮 = 𝒂𝟏 𝑯 ∪ … ∪ 𝒂𝒊 𝑯

Now, property 3 of the lemma shows that this union is disjoint, so that,

|𝑮| = |𝒂𝟏 𝑯| + |𝒂𝟐 𝑯| + ⋯ + |𝒂𝒊 𝑯|

Finally, since |aiH| = |H| for each i, we have |G| = i|H|.

Translate:

“Jika a1H, a2H, .... , aiH menunjukkan perbedaan koset kiri dari H dalam G. Maka,
untuk setiap a dalam G, dimiliki aH = aiH untuk beberapa i. Berdasarkan properti 1 dari
lemma, 𝑎 ∈ 𝑎𝐻. Demikian, untuk setiap anggota dari G memiliki satu dari koset aiH. Dalam
simbol,

Page | 12
𝑮 = 𝒂𝟏 𝑯 ∪ … ∪ 𝒂𝒊 𝑯

Sekarang, properti 3 dari lemma menunjukkan bahwa penggabungan ini dipisah,


menjadi,

|𝑮| = |𝒂𝟏 𝑯| + |𝒂𝟐 𝑯| + ⋯ + |𝒂𝒊 𝑯|

Akhirnya, sejak |aiH| = |H| untuk setiap i, kita miliki |G| = i|H|.

Sedangkan pada buku Saragih (2017) dan John B. Fraleigh (2014) memberikan
penjelasan yang sama, yang mana kedua buku menggunakan teorema terdahulu dan
kemudian disimpulkan dan kemudian disimpulkan sehingga menjadi lebih singkat.

DEFINISI
Dari dua buah buku Struktur Aljabar oleh Saragih (2017) dan Mas’oed (2017)
memberikan sebuah definisi mengenai indeks. Kedua buku memberikan definisi yang
bermaksud sama namun terdapat kata-kata yang berbeda dalam mengolah bahasa yang
disajikan oleh kedua buku ini. Dari bahasa yang disajikan dapat diketahui bahwa buku
Mas’oed (2017:77) lebih baik dalam mengolah kata-kata dari definisi yang disajikan. Adapun
definisi yang diberikan yaitu:
“ Bila H adalah subgrup dari G, maka banyaknya koset yang berbeda dari H dalam G disebut
indeks dari H dalam G ”, ditulis:
𝐼𝑛𝑑 |𝐺 ∶ 𝐻|
Pada buku Saragih (2017:146) definisi yang disajikan mengenai indeks ini lebih spesifik
kepada koset kanan, yaitu:
“ Jika H adalah subgrup dari grup G, Indeks dari H dalam G adalah banyaknya koset kanan
berlainan dari H dalam G, dinotasikan dengan iG(H) ”.
Dari definisi yang disajikan ini kurang diketahui bagaimana dengan koset kirinya, apakah
banyaknya koset kiri yang berlainan dari H dalam G tidak disebut dengan indeks juga.
Dalam hal ini, dapat diperjelas oleh buku lain yaitu buku Contemporary Abstrak Algebra
oleh Gallian (2010:142) yang memaparkan: “ The index of a subgroup H in G is the number
of distinct left cosets of H in G ”.
Dari sini dapatlah disimpulkan bahwa baik koset kanan maupun koset kiri yang berbeda dari
H dalam G disebut indeks H dalam G, untuk H adalah subgrup dari G.
Untuk mengenai simbol yang digunakan dapat diketahui antar buku berbeda-beda dalam
penulisan simbol indeks tersebut. Hal ini tidaklah terlalu dipermasalahkan dikarenakan

Page | 13
dikembalikan kepada pembaca ingin menggunakan kesepakatan yang mana dalam simbol
indeks tersebut, dikarenakan maksud yang ingin dituju tetaplah sama yaitu indeks H dalam
G.
Pada buku Mas’oed (2017:77) dan Gallian (2010:142) memberikan informasi tambahan
berupa definisi, yaitu:
“ Bila G adalah suatu grup terhingga dan H adalah merupakan subgrup dari G, maka:

Contoh:
Dari contoh sebelumnya, G = Z4
= {0,1,2,3} dan H = {0,2}
Indeks dari H dalam G adalah:

𝐼𝑛𝑑 |𝐺 ∶ 𝐻| = 2

TEOREMA
Pada beberapa buku yang ada yaitu buku Struktur Aljabar oleh Saragih (2017), Soebagio
(1999), Abstract Algebra oleh Herstein (1995), dan buku Modern Algebra An Introduction
oleh Durbin (2009) memaparkan teorema yang sama, yaitu:
“ Jika G adalah grup berhingga dan 𝑎 ∈ 𝐺 maka order dari a atau o(a) merupakan pembagi
dari order dari G atau o(G) ”.
Bukti:
Misalkan G suatu grup berhingga dengan order m. Maka o(G)=m
Ambil 𝑎 ∈ 𝐺
Jika a = e maka o(e) = 1, dan 1 habis membagi m. Jadi o(a)|o(G)
Jika a e, buatlah grup siklik generator a
Misalkan o(a)=k, maka ak=e dan misalkan himpunan perpangkatan a adalah H={a,a2,a3, …,
ak-1, ak = e}. H adalah suatu grup siklik dengan generator a dan merupakan subgrup dari G.
Order H yaitu o(H)=k, sebab semua anggota dari S berlainan.
Menurut Teorema Lagrange o(H)|o(G) atau k|m dengan k = o(a). Sehingga o(a)|o(G).
(Soebagio, 1999: 223-224)

Page | 14
Untuk pembuktiannya, pada buku Saragih (2017) dan Soebagio (1999) memberikan
penjelasan yang sama, yang mana pada buku Saragih (2017) lebih mudah dipahami
dibandingkan Soebagio (1999), hanya saja pada buku Soebagio (1999) terdapat penambahan
penjelasan yang mana jika a = e. Sedangkan pada buku Herstein (1995) dan buku Durbin
(2009) langsung menggunakan teorema-teorema sebelumnya dan kemudian disimpulkan
sehingga lebih singkat dibandingkan kedua buku tersebut.

Page | 15
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
H dalam G memiliki koset kanan dan koset kiri. H merupakan subgrup dari G dan
untuk a  G maka, aH = {ah | h ∈ H} adalah koset kiri dari H yang mengandung a, dan Ha =
{ha | h ∈ H} adalah koset kanan H yang mengandung a.
Relasi ekuivalensi pada koset haruslah memenuhi tiga sifat yaitu reflektif, simetri dan
transitif. Di mana refektif ingin membuktikan aRL a untuk relasi yang kiri aRR a untuk relasi
yang kanan. Sedangkan simetri untuk membuktikan aRL b  bRL a dan aRRb  bRRa . Dan
untuk yang transitif ingin membuktikan aRL b dan bRL c  aRL c dan aRRb dan
bRRc  aRRc
Jika relasi ekuivalen maka terdapat grup G atas kelas – kelas yang terpecah saling
asing aH  bH  cH  eH  ...  G dan
aH  bH  cH  eH  ...  𝜙
aH; bH; cH;eH=H disebut koset kiri dari H dalam G
Ha  Hb  Hc  He  ...  G dan
Ha  Hb  Hc  He  ...  𝜙
Ha; Hb; Hc; He=H disebut koset kanan dari H dalam G
Untuk sebarang grup G , subgrup H dari G dan koset kanan dari H dalam G yaitu Ha
untuk suatu a ∈ G. Jika a ∈ H, maka untuk setiap h ∈ H , ha ∈ H (sifat tertutup pada H )
Jika G grup, H subgrup G maka untuk a ∈ H berlaku Ha = aH = H
Terdapat korespondensi satu satu antara aH, Ha dan H itu sendiri dengan pembuktian
pemetaan injektif dan surjektif
Terdapat definisi, yaitu:

“Jika G suatu grup dan a ∈ G, order (periode) dari elemen a adalah bilangan bulat
positif terkecil m sehingga,

am = e, dinotasikan o (a).”

Dan sebuah teorema, yaitu:

“Bila G adalah suatu Grup terhingga dan H subgrup dari G, maka |H| membagi |G|.”

Terdapat definisi, yaitu:


“ Bila H adalah subgrup dari G, maka banyaknya koset (baik koset kanan maupun
koset kiri) yang berbeda dari H dalam G disebut indeks dari H dalam G ”, ditulis:
𝐼𝑛𝑑 |𝐺 ∶ 𝐻|
“ Bila G adalah suatu grup terhingga dan H adalah merupakan subgrup dari G, maka:

Page | 16
Juga memiliki teorema, yaitu “ Jika G adalah grup berhingga dan ∈ 𝐺 maka order
dari a atau o(a) merupakan pembagi dari order dari G atau o(G) ”

Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih terdapat kesalahan dan kekurangan
yang disebabkan karena kurangnya pengalaman dari penulis. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun ke arah lebih baik dari para pembaca agar
pembuatan makalah-makalah selanjutnya akan lebih baik dari sebelumnya. Mohon maaf atas
segala kekurangan. Penulis ucapkan makasih.

Page | 17
DAFTAR PUSTAKA

Durbin, John R. 2009. Modern Algebra An Introduction. United States of Amerika: Laurie
Rosatone.
Fraleigh, John B. 2014. A First Course In Abstract Algebra Ed.7.
Gallian, Joseph A. 2013. Contemporary Abstract Algebra Ed.8. University of Minnesota
Gallian, Joseph A. 2010. Contemporary Abstract Algebra. United States of Amerika: Richard
Stratton.
Herstein, I.N. 1995. Abstract Algebra. United States of Amerika:
Mas’oed, Fadli. 2017. Struktur Aljabar. Jakarta: Akademika Permata.
Saragih, Sahat. 2017. Struktur Aljabar 1. Medan: Larispa Indonesia.
Soebagio, S. dan Sukirman. 1999. Struktur Aljabar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Page | 18
Page | 19

Anda mungkin juga menyukai