Anda di halaman 1dari 20

HIMPUNAN DAN

OPERASI BINER
TEORI GRUP

Dwi Laila Sulistiowati, M.Pd.

TADRIS MATEMATIKA - INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO


HIMPUNAN
Himpunan adalah kumpulan
suatu objek baik konkret Notasi Himpunan :
maupun abstrak yang dapat Menggunakan huruf kapital, misal: A, B, C, …
didefinisikan dengan jelas Unsur atau anggota himpunan biasanya dinotasikan
(well defined). menggunakan huruf kecil, seperti a, b, c, .., x, y

Notasi dari
𝒙∈𝑨 𝒙 adalah anggota dari himpunan A
Notasi dari
𝐲∉𝑨 𝒚 bukan anggota dari himpunan A

Notasi Himpunan Bilangan:


1. 𝑍 = 0, ±1, ±2, ±3, … merupakan notasi dari himpunan bilangan bulat.
2. 𝑍 + = 0, 1, 2, 3, … merupakan notasi dari himpunan bilangan bulat positif.
3. 𝑹merupakan notasi dari himpunan bilangan real.
𝒂
𝟒. 𝑸 = |𝒂, 𝒃 ∈ 𝒁, 𝒃 ≠ 𝟎 merupakan notasi dari himpunan bilangan rasional.
𝒃
Banyaknya elemen dari himpunan A dinotasikan dengan 𝑛(𝐴)

Untuk membentuk himpunan, metode yang dapat digunakan adalah:

1. Metode deskripsi

2. Metode roster (tabelaris) yaitu dengan menyebut atau mendaftar semua anggota

3. Metode Rule yaitu dengan menyebut syarat keanggotaannya.

Contoh:
Himpunan dari bilangan asli yang lebih kecil
dari 7
𝐴 = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
𝐴 = {𝑥|𝑥𝜖ℕ, 𝑥 < 7}
Himpunan Semesta:
Himpunan semesta (universal set) adalah himpunan dari semua elemen yang sedang
dibicarakan, biasanya dinotasikan dengan huruf S atau U.

Himpunan Kosong:
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki elemen/anggota, biasanya
dinotasikan dengan ∅ atau { }.

Korespondensi Satu-Satu:
Korespondensi satu-satu antara himpunan A dan himpunan B adalah pemasangan elemen
dari A dengan tepat satu elemen dari B, dan sebaliknya.

Jika terdapat korespondensi satu-satu antara himpunan A dan B maka ditulis A~B dan
dikatakan bahwa A dan B equivalent.

Contoh:
𝐴 = 1, 2 ~𝐵 = 𝑎, 𝑏 tetapi 𝐴 = 1, 2 ≁ 𝐵 = 𝑎, 𝑏, 𝑐
Himpunan Bagian Sejati (Proper Subset)
Himpunan Bagian (Subset) Suatu himpunan A dikatakan merupakan
Suatu himpunan A dikatakan merupakan himpunan bagian sejati (proper subset) dari
himpunan bagian dari himpunan B, jika himpunan B, jika A ⊆ B dan terdapat
setiap anggota dari himpunan A sedikitnya satu unsur dari B yang bukan
merupakan anggota dari himpunan B, anggota dari A, yang dilambangkan dengan
yang dilambangkan dengan A ⊆ B. A ⊂ B.
Contoh:
Contoh:
𝑨 = 𝒂, 𝒃, 𝒄 ⊂ 𝑩 = 𝒂, 𝒃, 𝒄, 𝒅, 𝒆
𝑨 = 𝒂, 𝒃, 𝒄 ⊆ 𝑩 = 𝒂, 𝒃, 𝒄, 𝒅, 𝒆
𝑨 = 𝒂, 𝒃, 𝒄 ⊄ 𝑩 = {𝒃, 𝒅, 𝒆}
𝑨 = 𝒂, 𝒃, 𝒄 ⊈ 𝑩 = {𝒃, 𝒅, 𝒆}
𝑨 = 𝒂, 𝒃, 𝒄 ⊄ 𝑩 = {𝒂, 𝒃, 𝒄}
Banyaknya himpunan bagian dari himpunan A adalah 2𝑛(𝐴) dimana n(A) adalah banyaknya
anggota himpunan A.
Contoh:
Misal 𝐴 = 𝑎, 𝑏, 𝑐 maka 𝑛 𝐴 = 3 dan banyaknya himpunan bagian dari A adalah:
2𝑛(𝐴) = 23 = 8
Himpunan Kuasa (Power Set)
Himpunan kuasa (power set) dari A adalah himpunan dari seluruh subset A.

Contoh:
Misal 𝐴 = 𝑎, 𝑏, 𝑐 maka himpunan kuasa dari himpunan A adalah:
𝑃 𝐴 = {∅, 𝑎 , 𝑏 , 𝑐 , 𝑎, 𝑏 , 𝑎, 𝑐 , 𝑏, 𝑐 , 𝑎, 𝑏, 𝑐 }

Kesamaan Dua Himpunan


𝐴 = 𝐵 jika dan hanya jika 𝐴 ⊆ 𝐵 dan 𝐵 ⊆ 𝐴

Himpunan Saling Asing (Disjoint Set)


A dan B disebut himpunan saling asing jika A dan B masing-masing tidak kosong dan
tidak mempunyai elem yang sama
Contoh:
𝐴 = 1, 2, 3 dan 𝐵 = 4, 5, 6 merupakan himpunan yang saling lepas.
Gabungan
A gabungan B ditulis dengan A ∪ B adalah
himpunan yang semua anggotanya merupakan
anggota A atau anggota B, disimbolkan dengan
A ∪ B = {x|x ∈ A atau x ∈ B}.
Contoh:
Irisan Diketahui:
A irisan B ditulis dengan A ∩ B adalah himpunan Himpunan 𝑆 = 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑, … . , 𝑥, 𝑦, 𝑧 ,
yang semua anggotanya merupakan anggota A 𝐴 = {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒, 𝑓, 𝑔} dan
sekaligus anggota B, disimbolkan dengan: 𝐵 = {𝑓, 𝑔, ℎ, 𝑖}, maka:
A ∩ B = {x|x ∈ A dan x ∈ B}. 𝑎) 𝐴 ∪ 𝐵 = {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒, 𝑓, 𝑔, ℎ, 𝑖}
𝑏) 𝐴 ∩ 𝐵 = {𝑓, 𝑔}
𝑐) 𝐴𝑐 = {ℎ, 𝑖, 𝑗, 𝑘, … , 𝑥, 𝑦, 𝑧}}
Komplemen
Komplemen dari suatu himpunan A adalah
himpunan anggota-anggota x dengan x ∉ A,
yang dinyatakan dengan Ac . Secara simbolik
dapat ditulis: 𝑥𝜖𝑆 𝑥 ∉ 𝐴}.
DIFERENS (DIFFERENCES) / KOMPLEMEN RELATIF (RELATIVE COMPLEMENT)
Komplemen relatif A terhadap B dinotasikan 𝐴 ∕ 𝐵 atau 𝐴 − 𝐵 adalah himpunan yang
dibentuk oleh elemen A yang bukan elemen B. Secara simbolik ditulis:
𝐴 − 𝐵 = {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ∉ 𝐵}
Contoh:
Jika 𝐴 = {𝑎, 𝑏, 𝑐} dan 𝐵 = {𝑏, 𝑑} maka 𝐴 − 𝐵 = {𝑎, 𝑐} dan 𝐵 − 𝐴 = {𝑑}

DIFERENS SIMETRIS (SYMMETRIC DIFFERENCE)


Beda simetris himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya terdiri atas anggota A
atau anggota B tetapi bukan anggota 𝐴 ∩ 𝐵. Secara simbolik ditulis:
𝐴 ⊕ 𝐵 = 𝐴 ∪ 𝐵 − (𝐴 ∩ 𝐵)
= 𝐴∪𝐵 ∩ 𝐴∩𝐵 𝑐
= 𝐴 − 𝐵 ∪ (𝐵 − 𝐴)

Contoh:
Jika 𝐴 = {𝑎, 𝑏, 𝑐} dan 𝐵 = {𝑏, 𝑑} maka 𝐴 ⊕ 𝐵 = 𝐴 − 𝐵 ∪ 𝐵 − 𝐴
= 𝑎, 𝑐 ∪ {𝑑}
= {𝑎, 𝑐, 𝑑}
PERKALIAN HIMPUNAN
Perkalian himpunan A dan B dinotasikan 𝐴 × 𝐵 adalah himpunan yang terbentuk sebagai
pasangan terurut (ordered pair) dari (𝑎, 𝑏) dimana 𝑎𝜖𝐴 dan 𝑏𝜖𝐵. Secara simbolik ditulis:
𝐴 × 𝐵 = {(𝑎, 𝑏)|𝑎 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝜖𝐵}
Contoh:
Jika 𝐴 = {𝑎, 𝑏, 𝑐} dan 𝐵 = {1, 2} maka
𝐴 × 𝐵 = 𝑎, 1 , 𝑎, 2 , 𝑏, 1 , 𝑏, 2 , 𝑐, 1 , 𝑐, 2
𝐵 × 𝐴 = 1, 𝑎 , 1, 𝑏 , 1, 𝑐 , 2, 𝑎 , 2, 𝑏 , 2, 𝑐
Hukum-Hukum Operasi pada Himpunan

Hukum Idempoten 𝐴∪𝐴 =𝐴 𝐴∩𝐴=𝐴


Hukum Asosiatif 𝐴 ∪ 𝐵 ∪ 𝐶 = 𝐴 ∪ (𝐵 ∪ 𝐶) 𝐴 ∩ 𝐵 ∩ 𝐶 = 𝐴 ∩ (𝐵 ∩ 𝐶)
Hukum Komutatif 𝐴∪𝐵 =𝐵∪𝐴 𝐴∩𝐵 =𝐵∩𝐴
Hukum Distributif 𝐴 ∪ 𝐵 ∩ 𝐶 = (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶) 𝐴 ∩ 𝐵 ∪ 𝐶 = (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐶)
Hukum Identitas 𝐴∪∅=𝐴 𝐴∩∅=∅
𝐴∪𝑆 =𝑆 𝐴∩𝑆 =𝐴
Hukum Involusi (𝐴𝑐 )𝑐 = 𝐴
Hukum 𝑆𝑐 = ∅ ∅𝑐 = 𝑆
Komplemen
Hukum De Morgan (𝐴 ∪ 𝐵)𝑐 = 𝐴𝑐 ∩ 𝐵𝑐 (𝐴 ∩ 𝐵)𝑐 = 𝐴𝑐 ∪ 𝐵𝑐
RELASI
Definisi:
Misalkan A dan B merupakan dua himpunan tak kosong, maka suatu relasi R dari A ke B
adalah suatu himpunan bagian dari A x B. Jika A = B, maka R disebut relasi biner pada A.
Contoh:
1. Relasi < pada himpunan A = {1, 2, 3} adalah himpunan {(1, 2), (1, 3), (2, 3)}.
2. Relasi ≥ pada himpunan A = {1, 2, 3} adalah himpunan {(1, 1), (2, 1), (2, 2), (3, 1), (3, 2),
(3, 3)}
Definisi:
Misalkan R suatu relasi pada A maka R disebut :
a. Refleksif jika aRa, ∀ a ∈ A
b. Simetris jika aRb maka bRa, a,b ∈ A
c. Transitif jika aRb dan bRc, maka aRc, a,b,c ∈ A
d. Trikotomi jika ∀ a,b ∈ A tepat salah satu berlaku : • aRb atau a = b atau bRa
Contoh:

Misalkan R didefinisikan pada A = {x, y, z}. (a) Tidak refleksif karena terdapat
Tentukan apakah relasi berikut bersifat refleksif anggota himpunan A yaitu z yang
atau tidak? tidak berelasi dengan dirinya
(a) R = {(x, x), (x, y), (y, y), (z, y)} sendiri, (𝒛, 𝒛) ∉ 𝑹.
(b) R= {(x, x), (x, y), (y, y), (z, z)} (b) Refleksif karena a𝐑𝐚, ∀ a ∈ A

Misalkan R didefinisikan pada A = {2, 3, 5}.


Tentukan apakah relasi berikut bersifat simetris (a) Simetris
atau tidak? (b) Tidak simetris, karena (𝟐, 𝟓) ∈ 𝑹
(a) R = {(2, 2), (3, 5), (5, 3), (5,5)} tetapi (𝟓, 𝟐) ∉ 𝑹
(b) R= {(2, 3), (2, 5), (3, 2)}

Misalkan R adalah relasi “≤” yang didefinisikan


(a) Transitif
pada A = {1, 2, 3, 4}. Tentukan apakah relasi R
(b) Tidak Transitif, karena 𝟐, 𝟑 ∈
bersifat transitif?
𝑹 dan (𝟑, 𝟒) ∈ 𝑹, tetapi (𝟐, 𝟒) ∉
(a) R = {(1, 2), (1, 5), (2, 5), (5,5)}
𝑹.
(b) R= {(2, 3), (2, 5), (3, 4)}
PEMETAAN
Definisi:
Misalkan A, B himpunan tak kosong, fungsi atau pemetaan dari A ke B adalah suatu
himpunan bagian f dari A x B demikian sehingga untuk setiap x ∈ A terdapat satu y ∈ B
dengan (x, y) ∈ f. Himpunan A disebut daerah asal (domain) dari f dan himpunan B
disebut daerah kawan (kodomain).

Untuk setiap x ∈ A terdapat y ∈ B sehingga f(x) = y Pemetaan


(Fungsi)
Untuk sebarang x1, x2∈ A dengan x1= x2 maka f(x1) = f( x2)
Fungsi Injektif (Satu-Satu)
Pemetaan (fungsi) 𝑓: 𝐴 → 𝐵 dikatakan satu-satu atau injektif jika hanya jika 𝑓 𝑥 =
𝑓 𝑦 → 𝑥 = 𝑦 atau 𝑥 ≠ 𝑦 → 𝑓 𝑥 ≠ 𝑓 𝑦 .
Contoh:
𝟏. 𝒇 𝒙 = 𝟐𝒙 − 𝟔, 𝑓: 𝑅 → 𝑅
Penyelesaian:
Ambil sebarang 𝑥1 , 𝑥2 ∈ 𝑅 dan 𝑓 𝑥1 = 𝑓 𝑥2 berakibat:
𝑓 𝑥1 = 𝑓 𝑥2
2𝑥1 − 6 = 2𝑥2 − 6
2𝑥1 = 2𝑥2
𝑥1 = 𝑥2
Karena ∀ 𝑥1 , 𝑥2 ∈ 𝑅 berlaku 𝑓 𝑥1 = 𝑓 𝑥2 → 𝑥1 = 𝑥2
𝟐. 𝒇 𝒙 = 𝒙𝟐 − 𝟏, , 𝑓: 𝑅 → 𝑅
Penyelesaian:
Ambil sebarang −2, 2 ∈ 𝑅 di domain, sehingga diperoleh:
𝑓 −2 = −2 2 − 1 = 4 − 1 = 3 dan 𝑓 2 = 2 2 − 1 = 4 − 1 = 3 berakibat
𝑓 −2 = 𝑓 2 . Karena terdapat dua elemen di domain yang memiliki peta yang sama di
kodomain. Jadi, f(x) bukan fungsi injektif.
Fungsi Surjektif (Pada)
Pemetaan (fungsi) 𝑓: 𝐴 → 𝐵 dikatakan surjektif atau pada jika untuk setiap 𝑦 ∈
𝐵 terdapat 𝑥 ∈ 𝐴, sehingga 𝑦 = 𝑓 𝑥 .
Contoh:
𝟏. 𝒇 𝒙 = 𝟐𝒙 − 𝟔, 𝑓: 𝑅 → 𝑅
Penyelesaian:
Ambil sebarang y ∈ 𝑅 dan 𝑓 𝑥 = 𝑦 berakibat:
𝑦 = 2𝑥 − 6
2𝑥 = 𝑦 + 6
𝑦+6
𝑥= 2
𝑦+6 𝑦+6
Sehingga terdapat 𝑥 = 2
∈ 𝑅 (domain). Karena untuk ∀𝑦 ∈ 𝑅 terdapat 𝑥 = 2
∈ 𝑅,
𝑦+6
sehingga 𝑓 𝑥 = 𝟐𝒙 − 𝟔 = 𝟐 − 𝟔 = 𝑦 + 6 − 6 = 𝑦, maka fungsi 𝑓(𝑥) adalah
2
fungsi surjektif.
𝟐. 𝒇 𝒙 = 𝒙𝟐
Penyelesaian:
Karena terdapat anggota kodomain yaitu bilangan real negatif yang tidak mempunyai
prapeta pada domain, sehingga 𝑓(𝑥) bukan fungsi surjektif.
Fungsi
Injektif

Fungsi
Bijektif
Fungsi
Surjektif
Operasi Biner
Secara umum yang dimaksud dengan operasi biner adalah operasi dimana setiap kali
operasi itu dijalankan, hanya ada dua unsur yang dapat diselesaikan.

Jika terdapat tiga unsur, maka dua unsur dikerjakan terlenih dahulu, dilanjutkan dengan
satu unsur dikerjakan kemudian.

Misalkan S suatu himpunan yang tidak kosong. Pemetaan dari S x S ke S yang


mengaitkan setiap pasangan terurut (a, b) dengan tepat satu elemen di S disebut
operasi biner dalam S.

Jadi, operasi ∗ pada himpunan tak kosong S adalah operasi biner jika:
1. Terdefinisi dengan jelas (well defined) yaitu untuk setiap anggota berurutan (𝑎, 𝑏) ∈
𝑆×𝑆 dikawankan dengan tepat satu nilai (a*b). Dapat disimbolkan:
∀ 𝑎, 𝑏 , (𝑎′ , 𝑏′ ) ∈ 𝑆 × 𝑆 dengan 𝑎, 𝑏 = (𝑎 ′ , 𝑏′ ) maka 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 ′ ∗ 𝑏′ .
2. S tertutup di bawah operasi * yaitu untuk setiap (𝑎, 𝑏) ∈ 𝑆 × 𝑆 maka 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ 𝑆.
a ∈ S, b ∈ S ⟹ a ∗ b ∈ S ∀a, b ∈ G.
Contoh:

• Operasi Penjumlahan pada himpunan bilangan asli N adalah operasi biner.

• Operasi pembagian pada himpunan bilangan bulat Z bukan operasi biner.

• Operasi perkalian pada himpunan bilangan bulat Z adalah operasi biner.

• Operasi pembagian pada himpunan bilangan rasional Q adalah operasi biner

• Z dengan operasi * yang didefinisikan oleh 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 ∗ 𝑏 − 10, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑍 adalah


operasi biner
Contoh:
Misalkan suatu himpunan yang tak kosong S = {a, b, c, d}, didefinisikan x * y =
y untuk setiap x,y ∈ S adalah suatu operasi biner dalam S. Tunjukan operasi
biner dari himpunan tersebut.
Penyelesaian:

Tabel Cayley

y
* a b c d
x a a b c d
b a b c d
c a b c d
d a b c d
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai