Gerak jatuh bebas atau disingkat GJB merupakan salah satu bentuk gerak lurus berubah beraturan
(GLBB) dalam arah vertikal. Konsep gerak jatuh bebas (GJB) ini hampir sama dengan konsep gerak
vertikal ke bawah (GVB) yang membedakan adalah, jika pada gerak vertikal ke bawah kecepatan awal
tidak sama dengan nol (v0≠ 0) sedangkan pada gerak jatuh bebas kecepatan awalnya sama dengan nol
(v0 = 0).
Karena GJB tidak memiliki kecepatan awal maka gerak benda hanya dipengaruhi oleh percepatan
gravitasi bumi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
Gerak Jatuh Bebas atau GJB adalah gerak lurus berubah beraturan dalam arah vertikal (atas ke bawah)
dengan kecepatan awal nol serta mengalami percepatan sebesar percepatan gravitasi bumi (a = g).
Karena gerak jatuh bebas merupakan GLBB yang dipengaruhi gravitasi maka perubahan kecepatan yang
dialami benda ketika jatuh bebas terjadi karena pengaruh gravitasi bumi. Benda yang jatuh akan
bergerak semakin cepat dari kecepatan nol hingga kecepatan maksimum sesaat sebelum menyentuh
bumi.
Perubahan kecepatan pada benda yang jatuh bebas tersebut merupakan bentuk penambahan
kecepatan. Pertambahan kecepatan ini terjadi karena gerak benda searah dengan gaya gravitasi bumi.
Sehingga percepatan benda pada gerak jatuh bebas selalu bernilai positif (+a) yaitu sebesar percepatan
gravitasi bumi (a = g = 9,8 m/s2) oleh karena itu gerak jatuh bebas merupakan jenis gerak lurus berubah
beraturan (GLBB) dipercepat.
Contoh penerapan gerak jatuh bebas dalam kehidupan sehari-hari adalah buah yang jatuh dari
pohonnya, seorang penerjun payung yang jatuh bebas di udara menggunakan parasut atau sebuah
benda yang dijatuhkan secara vertikal dari suatu gedung dengan ketinggian tertentu tanpa diberi
kecepatan awal.
Ciri-Ciri Gerak Jatuh Bebas
Suatu benda dikatakan mengalami gerak jatuh bebas (GJB) apabila memenuhi ciri-ciri atau karakteristik
sebagai berikut:
Benda bergerak dari atas ke bawah dengan permukaan tanah sebagai titik acauannya.
Dari ciri-ciri gerak jatuh bebas nomor 3 di atas, perpindahan benda terjadi dalam arah vertikal sehingga
besaran perpindahan dalam GJB ini lebih sering disebut dengan ketinggian yang disimbolkan dengan h.
Ketinggian dalam gerak jatuh bebas digunakan untuk menyatakan perpindahan benda yang dihitung dari
atas ke bawah bukan dari bawah ke atas meskipun titik acuannya adalah tanah.
Dalam gerak jatuh bebas (GJB) dapat berlaku Hukum Kekekalan Energi Mekanik dimana energi mekanik
(energi potensial + energi kinetik) di titik tertinggi akan sama dengan energi mekanik benda di titik
terendah. Prinsip kekekalan energi mekanik ini dapat digunakan untuk menyelesaikan soal-soal yang
berhubungan dengan kinematika gerak lurus serta usaha dan energi.
Untuk menurunkan rumus besaran-besaran pada gerak jatuh bebas (GJB) kita dapat menggunakan
rumus umum pada gerak lurus berubah beraturan. Rumus umum dalam GLBB tersebut adalah sebagai
berikut:
Rumus Umum GLBB
Dalam gerak jatuh bebas (GJB) terdapat beberapa rumus umum yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan soal-soal fisika yang berhubungan dengan gerak jatuh bebas. Rumus-rumus tersebut
yaitu:
Rumus atau persamaan Kecepatan Awal Benda pada gerak jatuh bebas (GJB)
Pada gambar di atas menunjukkan perbedaan kecepatan awal pada gerak vertikal ke bawah (GVB)
dengan kecepatan awal pada gerak jatuh bebas (GJB). Sebenarnya konsep gerak jatuh bebas itu sama
dengan konsep gerak vertikal ke bawah hanya saja kecepatan awal pada GJB sama dengan nol. Jadi bisa
dikatakan gerak jatuh bebas adalah gerak vertikal ke bawah dengan kecepatan awal nol.
v0=0……………………pers. (4)
Rumus atau persamaan percepatan Benda pada gerak jatuh bebas (GJB)
Pada GLBB, secara umum percepatan dilambangkan dengan a. pada gerak jatuh bebas (GJB), percepatan
yang dialami benda adalah percepatan gravitasi bumi sehingga percepatan pada GJB dapat
dilambangkan dengan g.Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa percepatan benda pada gerak jatuh
bebas berharga positif, hal ini dikarenakan arah percepatan benda searah dengan percepatan gravitasi
bumi yaitu ke bawah.
a=g……………pers. (5)
Dengan:
Jika dalam soal nilai g tidak diketahui, maka kita gunakan nilai 10 m/s2 sebagai nilai percepatan gravitasi
pada gerak jatuh bebas atau jenis gerak vertikal lainnya.
3. Rumus Perpindahan Benda
Dalam artikel tentang konsep jarak dan perpindahan telah dijelaskan bahwa perpindahan adalah jarak
terdekat dari posisi awal ke posisi akhir. Jadi dalam gerak jatuh bebas yang lintasan bebentuk garis lurus,
perpindahan dapat diartikan sebagai selisih antara posisi akhir dan posisi awal. Karena pada gerak jatuh
bebas posisi awalnya adalah di atas maka perpindahan benda diukur dari atas.
Perpindahan dalam gerak lurus berubah beraturan biasanya disimbolkan dengan huruf s. Pada gerak
jatuh bebas, karena perpindahan benda terjadi dalam arah vertikal dan menyatakan perubahan
ketinggian benda, maka perpindahan disimbolkan dengan h.
Namun penggunaan simbol h untuk menyatakan konsep perpindahan tidak sama dengan penggunaan
simbol h untuk menyatakan konsep ketinggian, karena perpindahan diukur dari atas ke bawah sedangkan
ketinggian diukur dari bawah ke atas.
Dengan mensubtitusikan persamaan 4 dan 5 ke persamaan 2, maka besar perpindahan benda pada
gerak jatuh bebas dapat dihitung dengan rumus:
Dengan:
h=Perpindahan (m)
t=waktu (s)
Jika persamaan 4 dan 5 kita subtitusikan ke persamaan 1, maka kita akan mendapatkan rumus kecepatan
benda setelah t detik yaitu sebagai berikut:
vt=v0 ± at
vt=0 + gt
vt=g.t…………………………pers. (7)
Sementara jika persamaan 4 dan 5 kita subtitusikan ke persamaan 3 maka kita peroleh rumus kecepatan
setelah t detik sebagai berikut:
vt2=v02 ± 2as
vt2=02 + 2gh
vt2=2gh
vt=√(2gh)…………………pers. (8)
Keterangan:
t=waktu (s)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketinggian benda diukur dari tanah. Pada gambar di atas,
ketinggian mula-mula benda disimbolkan dengan h0. Ketika benda jatuh bebas dan mencapai posisi
ditengah seperti pada gambar di atas, maka besar perpindahan disimbolkan dengan huruf s dimana s =
h.
Ketinggian benda pada titik tersebut disimbolkan dengan h’. Dari gambar di atas terlihat jelas hubungan
antara h0, s dan h’. Dengan menggunakan persamaan 6, maka ketinggian benda setelah t detik pada
gerak jatuh bebas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
h'=h0 – h
Dengan:
t=waktu (s)
Jika ketinggian benda mula-mula h0 sudah diketahui, maka dengan menggunakan persamaan 6, waktu
yang dibutuhkan benda untuk sampai ke tanah dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:
h0=½ g.t2
t2=2h0/g
t=√(2h0/g)………………………pers. (10)
Keterangan:
Jika semua rumus-rumus diatas dikumpulkan jadi satu maka akan menjadi rumus umum dalam gerak
jatuh bebas yang dapat kalian pergunakan untuk menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan
gerak jatuh bebas.
h=½ g.t2
vt=g.t
vt=√(2gh)
h'=h0 – ½ g.t2
t=√(2h0/g)
Grafik pada gerak jatuh bebas (GJB) sama seperti grafik pada gerak lurus beraturan (GLB) hanya saja
pada GJB terdapat dua jenis grafik kedudukan yaitu grafik perpindahan dan ketinggian. Jadi pada GJB
terdapat 4 jenis grafik yaitu grafik hubungan perpindahan terhadap waktu (grafik s – t), grafik hubungan
ketinggian terhadap waktu (grafik h – t), grafik hubungan kecepatan terhadap waktu (grafik v– t) dan
grafik hubungan percepatan terhadap waktu (a – t).
Perpindahan merupakan besaran vektor jadi memiliki arah. Dalam gerak jatuh bebas, perpindahan
diukur dari atas ke bawah, yaitu dari posisi awal ketinggian benda sampai ke tanah jadi arah perpindahan
adalah ke bawah sehingga perpindahan berharga negatif seperti pada grafik. Dari grafik s – t di atas
terlihat jelas bahwa mula-mula perpindahan benda adalah nol. Kemudian seiring bertambahnya waktu
perpindahan benda semakin besar sampai pada titik akhir yaitu di tanah perpindahan benda tetap.
Dalam gerak jatuh bebas, ketinggian merupakan kebalikan dari perpindahan. Ketinggian benda diukur
dari bawah ke atas yaitu dari permukaan tanah menuju posisi ketinggian benda. Ketinggian merupakan
besaran skalar sehingga nilainya selalu positif. Dari grafik h – t di atas terlihat bahwa semakin
bertambahnya waktu ketinggian benda semakin berkurang karena benda bergerak ke bawah. Dan pada
titik akhir (di tanah) ketinggian benda adalah nol.
Kecepatan merupakan besaran vektor jadi selain nilai, kecepatan juga memiliki arah. Dalam fisika,
besaran-besaran yang arahnya ke bawah (searah dengan percepatan atau gaya gravitasi bumi) bernilai
negatif. Karena pada gerak jatuh bebas, arah kecepatan searah dengan percepatan gravitasi, maka
kecepatan benda berharga negatif. Dari grafik di atas terlihat mula-mula kecepatan benda nol (v0 = 0)
kemudian bertambah secara teratur seiring bertambahnya waktu.
Untuk semua jenis gerak vertikal seperti gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke bawah dan gerak vertikal ke
atas, semua percepatan gravitasi berharga negatif karena arahnya ke bawah. Tidak hanya pada gerak
vertikal saja, pada gerak parabola juga berlaku percepatan gravitasi tersebut. Pada grafik a – t di atas
terlihat jelas bahwa besar percepatan gravitasi konstan -9,8 m/s2.
Untuk lebih memahami penjelasan tentang grafik gerak benda, silahkan kalian pelajari artikel tentang
jenis-jenis grafik gerak benda dan cara membacanya.
Penyelesaian
h1 = 2 m (mangga)
h2 = 8 m (kelapa)
a) waktu jatuh
t1 = √(2h1/g)
t1 = √(2×2/10)
t1 = √(4/10)
t1 = 2/√10 → dengan menggunakan teknik perasionalan penyebut pecahan bentuk akar maka
t1 = (2/10) √10
t2 = √(2h2/g)
t2 = √(2×8/10)
t2 = √(16/10)
t2 = 4/√10
t2 = (4/10) √10
t1/t2 = 1/2
b) kecepatan jatuh
v1 = √(2gh1)
v1 = √(2×10×2)
v1 = √40
v1 = 2√10 m/s
v2 = √(2gh2)
v2 = √(2×10×8)
v2 = √160
v2 = 4√10
v1/v2 = 1/2
Soal di atas dapat diselesaikan dengan lebih cepat menggunakan konsep kesebandingan berikut ini. Coba
kalian gunakan sendiri konsep ini untuk mengerjakan soal di atas. Jika hasil perhitungan sama berarti
perhitungan kalian benar.
Konsep kesebandingan
Waktu jatuh: t ~ √h
Kecepatan jatuh: v ~ √h
Berarti: v1/v2 = √h1/√h2
Demikianlah artikel tentang definisi gerak jatuh bebas (GJB), ciri-ciri, rumus serta contoh soal tentang
gerak jatuh bebas dan pembahasannya. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. Terimakasih atas
kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya.