Oleh:
NIDN. 0319017601
Oleh:
15020014
Mengetahui,
2
ABSTRAK
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan sebuah program yang dirancang untuk
mendapatkan pengalaman kerja bagi mahasiswa Universitas Dirgantara Marsekal
Suryadarma yang telah menempuh kuliah selama enam semester dan sebagai syarat agar bisa
mengambil Tugas Akhir di semester depan. Dengan melaksanakan kerja praktik mahasiswa
dilatih untuk mengenal dan menghayati ruang lngkup kerja dan mahasiswa juga dituntut
untuk beradaptasi terhadap lingkungan kerjanya dimanapun mahasiswa tersebut ditempatkan
dan juga mengembangkan softskill dan hardskill yang dimiliki oleh mahasiswa selama
kuliah.
Lokasi yang dipilih oleh penulis dalam kerja praktik yaitu PT GMF AeroAsia Tbk.
Pada kegiatan kerja praktik mahasiswa ditempatkan di unit component services (TC-A). Di
dalam unit TC-A mahasiswa memilih sutau materi yang berfokus pada analisis
troubleshooting dan system kerja pada komponen X9 Multiplier Radar Weather RTA-4A.
Kata Kunci :
3
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik berjudul
“Analisis proses troubleshooting Pada Komponen X9 Multplier Radar Weather RTA-4A ”
Namun penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat terbatas, baik dari segi
metodologi penulisan dan isi. Oleh karena itu penulis siap menerima kritik dan saran yang
membangun sebagai bahan evaluasi. Laporan kerja praktik ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan
doa dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak – pihak yang telah memberi bantuan dan doa kepada penulis. Semoga kebaikan yang
telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang lebih dari Allah SWT. Amin.
Demikian laporan kerja praktik ini penulis susun agar nantinya dapat memberi manfaat atau
ilmu kepada pembaca yang berhubungan dengan materi yang dibahas pada buku ini. Akhir kata,
penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan
saran penting bagi penulis untuk kesempurnaan laporan ini.
Wassalamualaikum wr.wb.
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………. i
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………… 2
ABSTRAK ………………………………………………………………………..... 3
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………... 4
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… 5
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………… 6
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………… 7
DAFTAR ISTILAH ………………………………………………………………. 8
BAB I PENDAHULUAN .……………………………………………………....... 9
1.1 LATAR BELAKANG ……………………………………………… 9
1.2 TUJUAN KERJA PRAKTIK …………………………………………………… 10
1.3 METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………………… 10
1.4 WAKTU DAN LOKASI KERJA PRAKTEK ………………………………….. 11
1.5 RENCANA KEGIATAN ……………………………………………………….. 12
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN ………………………………………………….. 13
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ……………………………………… 14
2.1 SEJARAH PT. GMF AERO ASIA, Tbk …………………………………. 14
2.2 FASILITAS PT. GMF AERO ASIA, Tbk ………………………………... 15
2.3 STRUKTUR ORGANISASI PT. GMF AERO ASIA, Tbk ………………. 18
2.4 KEPEGAWAIAN …………………………………………………………. 22
2.5 POTENSI PT. GMF AERO ASIA, Tbk …………………………………... 22
2.6 VISI & MISI PT. GMF AERO ASIA, Tbk ……………………………….. 23
2.7 KLASIFIKASI PERAWATAN PESAWAT ……………………………… 23
2.8 PRESTASI YANG DIRAIH PT.GMF AERO ASIA, Tbk ………………... 26
2.9 LOKASI PT.GMF AERO ASIA, Tbk …………………………………….. 26
BAB III PENGENALAN SISTEM NAVIGASI & PEMBAHASAN ANALISIS
RADAR………………………………………………………………………… 28
3,1 NAVIGASI DUNIA PENERBANGAN …………………………………... 28
3.2 PERALATAN-PERALATAN SISTEM NAVIGASI PESAWAT ……….. 30
3.3 SEJARAH RADAR ……………………………………………………….. 32
3.4 PRINSIP KERJA RADAR ………………………………………………… 34
3.5 RADAR CUACA RTA-4A ………………………………………………... 36
3.6 UNIT DESKRIPSI ………………………………………………………… 37
3.7 ANALISIS PROSES TROUBLESHOOTING RADAR CUACA RTA-4A 41
BAB IV PENUTUP …………………………………………………………........ 51
4.1 KESIMPULAN …………………………………………………………… 51
4.2 SARAN …………………………………………………………………… 51
5
DAFTAR GAMBAR
6
DAFTAR TABEL
7
DAFTAR ISTILAH
- Overhaul : pemeriksaan yang sangat teliti & keseluruhan, jadi dapat kita kembangkan lagi
tentang pengertian atau definisi over haul yaitu kegiatan pembongkaran komponen komponen
suatu barang, kemudian diperiksa dengan sangat teliti agar didapat data-data yang valid,
sehingga langkah perbaikan selanjutnya dapat tepat atau sesuai.
- Ground Station : Suatu fasilitas penunjang untuk sistem komunikasi dan navigasi pesawat
terbang,dimana berfungsi sebagai “check point” di dalam suatu rute penerbangan
- Turbulence : gerakan tidak beraturan atau berputar tidak beraturan akibat perbedaan tekanan
udara atau perbedaan temperatur udara.
8
BAB I: PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan padat penduduk. Kebutuhan akan transportasi antar
pulau-pulau di Indonesia ini menyebabkan banyaknya permintaan pengguna layanan
transportasi udara sehingga perusahaan-perusahaan penyedia jasa transportasi udara yaitu
pesawat terbang berkembang jumlahnya dengan sangat pesat. Dalam perkembangan pesawat,
banyak komponen-komponen yang diperlukan untuk menjadikan pesawat transportasi yang
lebih aman. Salah satu alat yang diperlukan adalah peralatan avionik. Komponen avionik
adalah komponen elektronik yang berada di pesawat, termasuk komponen komunikasi,
navigasi, display, dan manajemen sistem, kontrol, dan lain sebagainya. Salah satu bidang
teknologi yang berkembang sangat pesat adalah bidang teknologi yang berhubungan dengan
navigasi dan komunikasi pada pesawat terbang.
PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (PT. GMF AeroAsia) merupakan salah satu
fasilitas perawatan pesawat terbang di Indonesia. Perawatan di PT. GMF AeroAsia telah
mendapatkan beberapa sertifikasi domestik dan internasional, menjadikan GMF AeroAsia
sebagai perusahaan perawatan pesawat terbang yang dipercaya oleh banyak maskapai
penerbangan domestik maupun internasional. Hal ini dibuktikan dengan sertifikasi yang
dimiliki antara lain DSKU (Dinas Sertifikasi dan Kelaikan Udara) dari Indonesia, FAA
(Federal Aviation Administration) dari Amerika Serikat, dan EASA (European Aviation
Safety Agency) dari Eropa.
Dalam rangka memajukan bangsa dalam hal teknologi, pendidikan secara teori diberikan.
Sebelum terjun langsung dalam dunia kerja, maka mahasiswa perlu melihat terlebih dahulu
aplikasi dari teori yang telah diberikan oleh dosen. Sehingga perlu adanya kerja praktik untuk
mahasiswa guna mengetahui aplikasi teori yang sudah diberikan dan melakukan analisis.
Selain itu, kerja praktik ini merupakan pengetahuan tambahan untuk mahasiswa dalam hal
softskill yang tidak bisa didapatkan pada saat pembelajaran di perkuliahan. Mahasiswa belajar
mengenai semangat kerja, disiplin, Teamwork, dan lain sebagainya. Selain belajar mengenai
aplikasi teori dalam perkuliahan, mahasiswa juga diharapkan mengetahui atittude yang
dibutuhkan untuk menjadi engineer dari salah satu jenis pekerjaan yang akan menjadi bekal
mahasiswa untuk bekerja dan masuk ke lingkungan masyarakat kelak.
9
1.2 TUJUAN KERJA PRAKTIK
1. Umum
a. Meningkatkan keterampilan dan wawasan, baik dalam hal kompetensi hard skill (yakni
kemampuan teknis) maupun softskill (yakni kemampuan menyesuaikan diri, perilaku positif,
dan semangat kerja tim).
b. Membekali mahasiswa dengan gambaran nyata mengenai lingkungan kerja, mulai dari
jenis pekerjaan tingkat bawah sampai dengan tingkat yang lebih tinggi.
c. Mengimplementasikan teori yang telah didapat di perkuliahan dan menerapkannya dalam
dunia industry.
d. Membina hubungan baik antara perguruan tinggi dan dunia kerja khususnya jurusan
Teknik Elektro Universitas Telkom dengan PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY
(GMF) AEROASIA.
2. Khusus
a. Memberikan pengalaman praktek kerja dan penyelesaian masalah pekerjaan yang timbul di
lapangan sekaligus mengukur implementasi keilmuan dan ketrampilan di dunia kerja.
b. Mengetahui prinsip kerja Weather Radar dan melakukan Troubleshooting.
1.2.1. Analisa Proses Troubleshooting pada Komponen X9 Multiplier Weather Radar RTA-
4A
Dalam penulisan laporan ini digunakan buku, Component Maintenance Manual (CMM), dan
data dari internet untuk komponen-komponen yang berhubungan dengan sistem weather
radar yang digunakan sebagai landasan secara teori.
1.3.2. Diskusi
Dilakukan diskusi dengan teknisi dan engineer yang menangani langsung komponen avionik
tersebut sehingga mengetahui masalah apa saja yang terjadi di lapangan pada komponen yang
dimaksud serta cara penanganannya.
10
1.3.3. Observasi
Observasi dilakukan di lingkungan kerja PT. GMF AeroAsia sehingga bisa didapatkan data
yang lebih akurat mengenai fungsi dan cara kerja weather radar
11
1.5 RENCANA KEGIATAN
MINGGU
NO. KEGIATAN
I II III IV V VI VII VIII
Pengenalan dan
1 adaptasi di PT GMF
AeroAsia, Tbk.
Studi literasi dam
konsultasi mengenai
2
flow process
maintenance
Studi literasi dan
konsultasi mengenai
fungsi dan prinsip
kerja komponen
avionics (radio
3
communication and
navigation/electronic
control
system/instrument
system)
Pengmabilan data
4
untuk analisis
Implementasi dan
5
maintenance
6 Penyusunan Laporan
Penyerahan Draft
7
Laporan
12
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan kerja praktik, batasan masalah, metodologi penelitian, waktu dan
tempat pelaksanaan kerja praktik, dan sistematika penyusunan laporan.
BAB IV:KESIMPULAN
Berisi Kesimpulan dan saran.
13
BAB II: TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Tujuan utama dari keberadaan GMF Aeroasia adalah untuk menjamin kehandalan
penerbangan pesawat komersil. Pembangunan GMF AeroAsia seluruhnya dobiayai oleh
pemerintah Indonesia dengan total anggaran hingga tahun 1991 mencapai sekitar $ 148 juta
US dan sekitar 63% dibayar untuk membeli mesin dan peralatan dari luar negeri dan sekitar $
54,2 juta US untuk pembangunan Engine Shop.
GMF AeroAsia dilengkapi dengan fasilitas serba modern dalam menunjang perawatan
pesawat yang modern. GMF AeroAsia telah mengingkatkan reputasinya dengan memperoleh
pengakuan Internasional dalam bidang perawatan pesawat dari Badan sertifikat Kelaikan
Udara Amerika yang dikenal dengan nama FAA (Federal Aviation Administration) dengan
dikeluarkannya Air agency Certificate pada tanggal 30 September 1992.
GMF AeroAsia memperkejakan 1400 pegawai, dan terus mengadakan trainingpada technical
September 1992. GMF AeroAsia memperkejakan 1400 pegawai, dan terus mengadakan
training pada technical staff-nya untuk menjamin skill, dedikasi dan pengalaman
pegawainya. hal ini dilakukan untuk menyeimbangkan dengan perkembangan teknologi
penerbangan yang semakin pesat.
14
2.2 Fasilitas PT.GMF AeroAsia
1. Hangar
GMF AeroAsia memiliki tiga buah hangar yang masing-masing memiliki fungsi dan
meiliki spesifikasi sebagai berikut:
a) Hangar 1
Hangar ini di selesaikan pada tahun 1991 dan digunakan untuk havy maintenance
pesawat AIRBUS A330-300, BOIENG 747-200 dan BOEING 747-400. Hangar ini
mempunyai luas 21.540 m2.
b) Hangar 2
Hangar ini dipergunakan untuk perawatan-perawatan ringan semua tipe pesawat,
hangar ini mempunyai luas 22.500 m2.
c) Hangar 3
Hangar ini digunakan untuk heavy maintenance pesawat, Boeing 737 Series, DC-10.
hanggar ini mempunyai luas area 22.500 m2.
15
4. Work Shop Building
a) Workshop 1
Bangunan ini mencapai luas 10.785 m2dan digunakan untuk mereparasi dan
overhoul dari berbagai komponen besar, terdapat juga sheet metal work shop yang
memiliki memampuan untuk melakukan perbaikan dan overhoul untuk pesawat
Boeing 747, Boeing 737, DC-10, A-300, DC-9, F-28. Dan juga kontrol
penerbangan, radar domesgalleys, engine pylons, cowling, dan trust reverse
doors, dan balancing flight surface.
Pada waktu shop ini terdapat pula areal untuk servis dan overhaul brakes, tire,
undercarriage, upholstery, sheet, carpet cutting, dan panel seperti terdapat pada
paint shop, bagian pusat perbaikan dan cleaning area. Selain itu juga mampu
membuat flight control cable dan aircraft turbing, yang membantu menahan
panas aircraft skin dan composite bounding.
Machine shop pada workshop ini memiliki peralatan komputer yang dioperasikan
secara horizontal, miling turn table, dua buah horizontal turning latches, grinding
for rotary surface, tool dan cutter universal dan internal grinding, radial, columb,
dan bennch driling machine, machine for universal milling, sharping hydraulic
preesing, procuction cut-off, metal cutting band sawing, hack sawing, engrawing
dan pantograph, surface plate, dan stand, pedestial grinder dan vices.
b) Workshop 2
Terdiri dari bengkel IERA, hydraulic, electric, pneumatic, bahn bakar dan
emergency equipment. Selain itu ada gedung untuk menguji mesin (test cell) yang
memiliki kemampuan 100.000 pound yang biasa digunakan untuk semua jenis
mesin, dan mesin dengan after burner dan juga pengujian APU.Apron GMF
seluas 379.620m2 dibangun dengan kontruksi cakar ayam yang mampu
menampung 50 pesawat,yaitu 4 bay untuk B737, 5 bay untuk DC-10, 18 bay
untuk Fokker-28, 17 bay DC-9, dan 6 bay untuk A330 serta dilengkapi dengan 2
bay untuk pencucian pesawat dan engine run up merangkap kompas swing area
seluas 15.525 m2.
Fasilitas lainnya adalah gudang untuk material, mesin-mesin dan gedung utility
sebagai penyedia listrik dan AC untuk seluruh unit bangunan, gudang khusus dan
tangki bahan bakar untuk bensin dan solar dengan kapasitas 30.000 liter dan
kapasitas 15.000 liter untuk avtur, juga terdapat bangunan khusus untuk
kepentingan dan lahan parkir seluas 18.500 m2.
Avionic (IERA) Shop, bangunan ini mempunyai luas 11.814 m2, digunakan untuk
melayani peralatan komunikasi, navigasi dan elektronik. Instrument elektronik
Radio dan mencakup pengetesan instrument penerbangan, peralatan navigasi dan
komunikasi, gyro, radar cuaca, reparasi dan overhaul autopilot untuk bermacam-
16
macam tipe pesawat termasuk yang dipasang dengan modern digital avionic pada
pesawat A-300, BOEING 747, DC-10 dan lain-lain.
Pada workshop ini juga dilengkapi dengan tes otomatis yang disebut ATEC 5000
dan IRIS 2000 yang merupakan init pengetesan komputer. Workshop ini juga
memiliki Electrical Mechanical and Oxygen (ELMO) shop untuk pengetesan
Pneumatic dan Hydraulic, Fuel Flow, Pompa tekanan bahan bakar dan oli.
Peralatan pengetesan mencakup CDS test stand, Engine Fuel Component, mesin
pengetesan hydraulic, Overhaul Ikomponen elektrik, peralatan oksigen, life rats
dan emergency slide and rats. Seluruh Workshop dilengkapi dengan:
6. Apron Area
Bangunan ini mempunyai luas area 318.000 m2 dan mampu menampung kurang lebih 50
pesawat semua type.
7. Utility Building
Fasilitas ini merupakan pusat kelistrikan yang memuat peralatan utama yang diperlukan
sebagai electrical power source seperti generator dan transformator. Bangunan ini
mempunyai luas area 1.215 m2.
8. Material Departement
Bangunan ini mempunyai luas area 972 m2. Bangunan ini merupakan pusat pemeriksaan
dan penelitian dari material pesawat.
9. Surrounding Property
Surrounding property ini mempunyai luas area sebesar 140 m2.
17
10. General Storage
Merupakan tempat penyimpanan suku cadang.
14. Office
Merupakan pusat kegiatan administrasi PT. GMF AeroAsia.
15. Environment
Merupakan lahan penunjang bagi gedung-gedung maupun fasilitas lain yang terdapat
di PT. GMF AeroAsia.
a. Direktur Utama
b. Direktur Corporate Strategy & Development
c. Direktur Finance
d. Direktur Line Operation
e. Direktur Base Operation
f. Direktur Human Capital & Corporate Affair
18
Gambar 1 . Bagan Susunan Direksi PT GMF AeroAsia
Untuk kepentingan komunikasi, maka penyebutan untuk direksi dan nama jabatan direksi
diatur sebagai berikut:
19
Pembagian tugas dan akuntabilitas Direksi sebagai berikut:
President & CEO bertugas menjamin efektifitas pengurusan dan pengelolaan
perusahaan, termasuk penentuan arah dan strategi perusahaan serta
pengelolaan kepatuhan, penjaminan kualitas, audit & kontrol internal dan
pemasaran, sehingga mampu mendukung jalannya bisnis GMF sekaligus
membantu pertumbuhan bisnisnya. Unit satu tingkat yang dibawah Direksi
yang bertanggung jawab langsung terhadap President & CEO adalah Vice
President ( VP ) Quality Assurance & Savety, VP Internal Audit & Control
dan VP Sales & Marketing.
EVP Corporate Strategy & Development bertanggung jawab menjamin
efektifitas pengurusan dan pengelolaan strategi dan pengembangan korporasi,
teknologi informasi dan komunikasi perusahaan agar sejalan dengan tata
kelola perusahaan yang baik, sehingga mampu mendukung jalannya kerja
bisnis GMF sekaligus pertumbuhan bisnisnya. Unit yang berada satu tingkat
dibawah Direksi sebagai pelaksana kebijakan strategis perusahaan yang
bertanggung jawab langsung kepada EVP Corporate Strategy & Development
adalah VP Corporate Development & ICT Treasury Management.
EVP Finance bertanggung jawab menjamin efektifitas pengurusan dan
pengelolaan keuangan perusahaan, sehingga mampu mendukung jalannya
bisnis GMF sekaligus pertumbuhan bisnisnya, unit yang berada satu tingkat
dibawah Direksi yang menjalankan fungsi memberi dukungan dan
bertanggung jawab langsung kepada EVP Finance adalah VP Accounting dan
VP Treasury Management.
EVP Line Operation bertugas menjamin efektifitas pengurusan dan
pengelolaan perusahaan khususnya operational perawatan lini, aset perusahaan
dan layanan material serta jasa engineering sesuai bisnis utama perusahaan,
sehingga mampu mendukung jalannya bisnis GMF sekaligus membantu
pertumbuhan bisnisnya. Unit satu tingkat yang dibawah Direksi yang
bertanggung jawab langsung terhadap EVP Line Operation adalah VP Line
Maintenance, VP Asset Management & Material Services, dan VP
Engineering Services.
EVP Base Operation bertugas menjamin efektifitas pengurusan dan
pengelolaan perusahaan khususnya operational perawatan rangka pesawat
20
mesin, komponen, dan pendukung lainnya sesuai bisnis perusahaan, sehingga
mampu mendukung jalannya bisnis GMF sekaligus membantu pertumbuhan
bisnisnya. Unit satu tingkat yang dibawah Direksi yang bertanggung jawab
langsung terhadap EVP Base Operation adalah VP Base Maintenance, VP
Component Maintenance & VP Engine Maintenance.
EVP Human Capital & Corporate Affair bertanggung jawab menjamin
efektifitas pengurusan dan pengelolaan sumber daya manusia, pelatihan,
manajement pengetahuan dan budaya perusahaan, sehingga mampu
mendukung jalannya bisnis GMF sekaligus membantu pertumbuhan bisnisnya.
Unit satu tingkat yang dibawah Direksi yang menjalankan fungsi dan
dukungan dan bertanggung jawab langsung kepada EVP Human Capital &
Corporate Affair adalah VP Human Capital Management dan VP Learning
Center & Corporate Culture.
a. Unit Internal Audit & Control, berfungsi untuk memastikan efektifitas sistem
Audit Internal, pengendalian internal, dan pengelolaan resiko perusahaan,
bertanggung jawab pada direktur utama.
b. Unit Quality Assurance & Safety, berfungsi untuk mengelola sistem keselamatan,
pengendalian dan pengelolaan kualitas perawatan pesawat, Analisi kualitas
Workshop & Inspeksi Material, sistem kualitas dan Audit, termasuk sistem
dokumentasi kualitas, kualifikasi personil dan lisensi, bertanggung jawab kepada
Direktur Utama.
c. Unit Sales & Marketing berfungsi untuk mewujudkan terjadinya pencapaian
penjualan dam pemasaran, serta pengelolaan costumer service dan aspek-aspek
komersial lainnya, bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
21
2.4 Kepegawaian (Man Power)
Jumlah tenaga kerja PT. GMF AeroAsia hingga tahun 1994 berjumlah 3.161 tenaga kerja, hal
ini cukup mendukung seluruh kemampuan GMF dengan komposisi 977 orang mekanik
rangkap, 366 orang mekanik cabin, 735 orang mekanik bengkel, dan 1070 orang tenaga
produksi tidak langsung untuk tenaga tambahan dan apabila diperlukan sudah siap pakai,
mereka adalah tenaga kerja dari PT. Dirgantara Indonesia, Teknisi, Pensiunan AURI, dan
lulusan STM Penerbangan.
Karena GMF merupakan bagian dari Garuda Indonesia yang merupakan perusahaan BUMN,
maka status pegawai adalah pegawai negeri, sedang selebihnya berstatus tenaga kerja
kontrak, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, sedangkan untuk calon pegawai
tetap (mekanik) akan mengalami masa pendidikan lanjutan setaraf dengan D2 yang
diselenggarakan Garuda Indonesia dan perguruan-perguruan tertentu yang dipilih. Selain itu
untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas para teknisi dan engineer, maka diadakan
program Up Grading yang dilaksanakan baik di dalam maupun di luar negeri, seperti PT. DI,
Amerika, Selandia Baru dan lain-lain.
Sistem pengaturan jam kerja bagi mekanik di GMF AeroAsia dilakukan secara bergilir
(Shift), lamanya waktu kerja adalah 8 jam dengan perhitungan total jam kerja perminggu
adalah 48 jam, pengaturan secara bergilir ini dilakukan agar proses pada pesawat dapat
berlangsung secara continue dan tidak ada kekosongan pekerjaan. Sedangkan proses kerja
untuk karyawan staf adalah normal dengan lama waktu kerja 45 jam perminggu.
PT. GMF AeroAsia memiliki potensi menjanjikan untuk meraih pangsa pasar yang lebih
besar. Pada tahun 2002, pangsa pasar total PT. GMF AeroAsia adalah 0.53% dari nilai total
pasar dunia. Modal untuk menjadi perusahaan MRO telah dimiliki PT. GMF AeroAsia, yaitu
kualitas SDM, fasilitas, dan infrastruktur yang terus mengalami peningkatan. Pembentukan
“kawasan berikat” juga telah membantu meningkatkan efisiensi kerja dan kecepatan
pelayanan kepada pelanggan. Di samping itu, dukungan infrastruktur IT dengan
menggunakan state of the art enterprise resource planning telah diletakkan secara profesional
dan lengkap meliputi aspek keuangan, produksi, service delivery, dan asset management.
PT. GMF AeroAsia telah diakui secara internasional oleh dua badan otoritas kelayakan udara
yang merupakan barometer penerbangan komersial dunia, yakni FAA dan JAA. Pengakuan
internasional juga didapat dari otoritas kelayakan udara dari berbagai negara, antara lain Civil
Aviation Authority of Singapore (CAAS), Departement of Aviation (DOA) Thailand, Civil
Aviation
22
2.6 Visi dan Misi PT. GMF AeroAsia
a. Visi PT. GMF AeroAsia
“ Top 10 MRO in the world.”
23
Gambar 2 . Bagan Management Unit Component Maintenance
24
2.7.2 Time Limit Overhoul, Check Inspection
Time limit dalam maintenance specification terdapat di bagian Chapter dan transferred di
dalam Job Card.
b) Transit Check
Pemeriksaan akan dilakukan sebelum keberangkatan terbang dan kebanyakn
dilakukan di stasiun. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan inspeksi jika ada
struktur yang rusak di pesawat. Semua sistem berfungsi dengan baik,
aircraft servicing yang sesuai dan melengkapi catatan aircraftmaintenance
log book.
d) Weekly Check
Ini dilaksanakan setiap 7 hari berdasarkan kalender dan hanya jika sudah daily
check, operational check, dan cabin maintenance job belum terlaksana.
2. Letter Check (A, C, D,-Check) Interval Time limit untuk pesawat yang dalam
program maintenance terdiri dari :
a) A Check : 300 jam terbang
b) C Check : 4000 jam terbang
c) D Check : 24000 jam terbang
25
2.8 Prestasi yang diraih PT. GMF AeroAsia
Dalam melaksanakan aktivitas organisasinya dengan tujuan visi, misi seperti yang telah
diuraikan sebelumnya, PT. GMF AeroAsia berhasil meraih prestasi terbaik dengan
mendapatkan penghargaan dan sertifikasi dari dinas kelayakan udara domestik, internasional
dan organisasi lainnya. Adapun penghargaan sertifikasi yang telah didapat antara lain :
1. Domestik
a. Dinas kelayakan udara Indonesia (DGAC) No. sertifikasi 145/100
b. Indonesia AirForce (TNI-AU) NO. Sertifikasi SLAIK/018-02-FH/MK/I/2000.
2. Internasional
a. Otoritas penerbangan Federal Amerika (FAA/Federal Aviation Authority).
b. Otoritas penerbangan Singapore (CAAS/Civil Aviation Authority of
Singapore).
c. Otoritas penerbangan Philiphine (ATO/Air Transportation Office).
d. Otoritas penerbangan Thailand (DOA/Departement of Aviation).
e. Otoritas penerbangan Pakistan (CAA/Civil Aviation Authority).
f. Otoritas penerbangan Bangladesh (CAAB/Civil Aviation Authority
Bangladesh).
g. Otoritas penerbangan Air Nugini (CAA/Civil Aviation Authority)
h. Otoritas penerbangan Ghana (GCAA/Ghana Civil Aviation Authority).
i. Otoritas penerbangan Nigeria (DCA/Direction de Aviation Civil).
26
Gambar 3. Lokasi PT. GMF AeroAsia, Tbk.
27
BAB III : PENGENALAN SISTEM NAVIGASI DAN PEMBAHASAN
ANALISIS RADAR
3.1 Navigasi Dunia Penerbangan
Navigasi atau pandu arah adalah penentuan kedudukan (position) dan arah perjalanan baik di
medan sebenarnya maupun di peta. Oleh sebab itulah pengetahuan tentang pedoman arah
(compass) dan peta serta teknik penggunaannya haruslah dimiliki dan dipahami. Sebelum
pedoman arah ditemukan, pandu arah dilakukan dengan melihat kedudukan benda-benda
langit seperti matahari dan bintang-bintang di langit, yang tentunya bermasalah kalau langit
sedang mendung.
Semua pesawat terbang dilengkapi dengan sistem navigasi agar pesawat tidak tersesat dalam
melakukan penerbangan. Panel-panel instrumen navigasi pada cockpit pesawat memberikan
berbagai informasi untuk sistem navigasi mulai dari informasi tentang arah dan ketinggian
pesawat. Pengecekan terhadap instrument sistem navigasi harus seteliti dan seketat mungkin.
1. Pengamatan Penerbangan
Peralatan pengamatan penerbangan meliputi:
Primary Surveillance Radar (PSR)
PSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi dan data
target yang ada di sekelilingnya secara pasif, dimana pesawat tidak ikut aktif
jika terkena pancaran sinyal RF radar primer. Pancaran tersebut dipantulkan
oleh badan pesawat dan dapat diterima di sistem penerima radar.
Secondary Surveillance Radar (SSR)
SSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi dan data
target yang ada di sekelilingnya secara aktif, dimana pesawat ikut aktif jika
menerima pancaran sinyal RF radar sekunder. Pancaran radar ini berupa pulsa-
pulsa mode, pesawat yang dipasangi transponder akan menerima pulsa-pulsa
tersebut dan akan menjawab berupa pulsa-pulsa code ke sistem penerima radar.
Air Traffic Control Automation (ATC Automation)
Terdiri dari: RDPS, FDPS. ADBS-B Processing dan ADS-C Processing.
Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B) dan Automatic
Dependent Surveillance Contract (ADS-C)
28
Merupakan teknologi pengamatan yang menggunakan pemancaran informasi
posisi oleh pesawat sebagai dasar pengamatan.
Airport Survace Movement Ground Control System (ASMGCS)
Multilateration
Global Navigation Satellite System
29
3.1.2 Fungsi Navigasi dalam Dunia Penerbangan
Dalam suatu penerbangan, kemampuan untuk melakukan tinggal landas (take off),
selama in flight, sampai melakukan pendaratan (landing) dalam keadaan atau kondisi
bagaimanapun adalah suatu hal yang sangat penting untuk keselamatan penerbangan.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu peralatan yang dapat mengontrol jalannya
penerbangan dengan tepat.
Peralatan navigasi sangat berguna apabila cuaca dalam keadaan buruk, dan juga bila
pesawat dalam keadaan darurat. Dengan peralatan tersebut memungkinkan pesawat
dapat terhindar dari kecelakaan. Peralatan navigasi penerbangan bertugas memberi
segala informasi yang diperlukan ketika pesawat sedang terbang guna mengarahkan
pesawat menuju tempat tujuan yang telah ditentukan, dengan memperhatikan faktor
posisi, arah, kecepatan, dan waktu agar dapat sampai dengan selamat di tempat tujuan.
Air Traffic Controllers (ATC) adalah salah satu pihak penentu keselamatan
penerbangan tentu tak ada yang menyangsikan. Tanpa adanya ATC bisa dibayangkan
bagaimana bahayanya arus penerbangan di Indonesia, entah itu tabrakan antar
30
pesawat maupun yang lainnya. ATC atau yang disebut dengan Air Traffic Control
System merupakan sistem pengatur lalu lintas udara yang tugas utamanya mencegah
pesawat terlalu dekat satu sama lain dan menghindarkan dari tabrakan (making
separation). Selain tugas separation, ATC juga bertugas mengatur kelancaran arus
traffic (traffic flow), membantu pilot dalam menghandle emergency/darurat, dan
memberikan informasi yang dibutuhkan pilot (weather information atau informasi
cuaca, traffic information, navigation information, dll).
VOR Ground Station memancarkan 2 macam signal, yaitu signal referensi dan signal
variabel.VOR Receiver yang terdapat di pesawat menganalisa perbedaan fasa dari
kedua signal untuk membentuk sudut (bearing) antara titik referensi relatif dengan
VOR Ground Station.
31
3.2.5 Automatic direction finder (ADF)
ADF adalah suatu alat navigasi yang berfungsi sebagai petunjuk arah yang
menunjukkan arah relatif pesawat terhadap titik tujuan di darat. ADF digunakan
bersama dengan non-directional beacon (NDB) yang berbasis ditanah, instrumen
menampilkan jumlah derajat searah jarum jam dari hidung pesawat ke stasiun yang
diterima. ADF memiliki keuntungan bila dibandingkan dengan alat navigasi VOR
dalam hal penerimaan sinyalnya tidak terbatas pada line of sight. Sinyal ADF
mengikuti kelengkungan bumi. Maksimum jarak tergantung pada kekuatan NDB.
ADF menggunakan frequensi rendah sampai menengah, dari frequensi 190 Khz
sampai 1750 Khz, ADF dapat menerima dua sinyal radio, yaitu sinyal AM dan NDB
(Non-Directional Beacon), pada saluran sinyal komersial disiarkan pada frekuensi
540-1260 Khz, dan jika pada NDB beroperasi pada saluran frekuensi 190-535 Khz.
Beberapa pesawat terbang yang dilengkapi dengan ADF, dapat menerima sinyal
frekuensi menengah mulai dari 190Khz sampai dengan 1750 Khz.
Komponen ADF:
32
dan lalu mengukur energy yang dipantulkan(reflective energy) yang
digenerasi(generated) oleh target yang teriluminasi di daerah itu.
33
Sebelum Perang Dunia II yakni antara tahun 1934 hingga 1936, ilmuan dari Amerika,
Jerman, Prancis dan Inggris mengembangkan sistem radar. Namun setelah Perang
Dunia II sistem radar berkembang sangat pesat, baik tingkat resolusi dan portabilitas
yang lebih tinggi, maupun peningkatan kemampuan sistem radar sebagai pertahanan
militer. Hingga saat ini sistem radar sudah lebih luas lagi penggunaannya yakni
meliputi kendali lalu lintas udara (Air Traffic Control), pemantau cuaca dan jalan.
.
1.Antenna
Antena yang terletak pada radar merupakan suatu antena reflektor berbentuk piring
parabola yang menyebarkan energi elektromagnetik dari titik fokusnya dan
dipantulkan melalui permukaan yang berbentuk parabola. Antena radar memiliki dua
kutub (dwikutub). Input sinyal yang masuk dijabarkan dalam bentuk phased- array
(bertingkat atau bertahap). Ini merupakan sebaran unsur-unsur objek yang tertangkap
antena dan kemudian diteruskan ke pusat sistem radar.
Fungsi antena adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik,
lalu meradiasikannya (pelepasan enegri elektromagnetik ke udara/ruang bebas). Dan
sebaliknya, antenna juga dapat berfungsi untuk menerima sinyal elektromagnetik dan
mengubahnya menjadi sinya listrik.
Ada beberapa karakter penting antenna yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
jenis antenna, yaitu pola radiasi, direktivitas, gain ,dan polarisasi. Karakter-karakter
ini umumnya sama pada sebuah antenna,baik ketika antenna tersebut menjadi
peradiasi atau menjadi penerima suatu frekuensi,polarisasi, dan bidang irisan tertentu
- Gain
Gain (directive gain) adalah karakter antena yang terkait dengan kemampuan antena
mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. Gain
bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis pada umumnya seperti watt,
ohm, atau lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan. Oleh karena itu, satuan
yang digunakan untuk gain adalah desibel.
- Polarisasi
Polarisasi didefinisikan sebagai arah orientasi dari medan listrik. Antena dipol
memiliki polarisasi linear (vertikal atau horisontal). Mengenali polarisasi antena amat
berguna dalam sistem komunikasi, khususnya untuk mendapatkan efisiensi
maksimum pada transmisi sinyal.
34
2.Transceiver
Transceiver adalah transmitter dan Receiver. Pada sistem radar, pemancar sinyal
(transmitter) berfungsi untuk memancarkan gelombang elektromagnetik melalui
reflektor antena. Hal ini dilakukan agar sinyal objek yang berada didaerah tangkapan
radar dapat dikenali. Pada umumnya, transmitter memiliki bandwidth dengan
kapasitas yang besar. Transmitter juga memiliki tenaga yang cukup kuat, efisien, bisa
dipercaya, ukurannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat, serta mudah dalam hal
perawatannya. Sedangkan Pada sistem radar, penerima sinyal (receiver) berfungsi
sebagai penerima kembali pantulan gelombang elektromagnetik dari sinyal objek
yang tertangkap oleh radar melalui reflektor antena. Pada umumnya, receiver
memiliki kemampuan untuk menyaring sinyal yang diterimanya agar sesuai dengan
pendeteksian yang diinginkan, dapat memperkuat sinyal objek yang lemah dan
meneruskan sinyal objek tersebut ke pemroses data dan sinyal (signal and data
processor), dan kemudian menampilkan gambarnya di layar monitor (display).
Selain dua perangkat diatas, ada 3 perangkat sebagai perangkat atau komponen
pendukung lainnya, yaitu :
Tahap Pertama dapat berupa Low Noise RF Ampliefier, seperti penguat parametric
atau rendah kebisingan transistor.Namun, menggunakan LNA yang pertama di radar
tidak selalu diinginkan.Input penerima hanya dapat tahap mixer,terutama di radar
militer yang harus beroperasi dilingkungan yang bising.Meskipun receiver dengan
low-noise front-end akan lebih sensitive,input mixer dapat memiliki rentang yang
lebih besar dinamis,berkurang kerentanannya terhadap overload,dan kurang
kerentanan terhadap interferensi elektronik.Mixer dan Local Oscillator(LO)
mengubah sintal RF ke Intermediate Frequency(IF).Sebuah IF amplifier untuk radar
surveillance dapat memiliki pusat frekuensi 30 atau 60 MHz dan bandwidth satu
megahertz.Jika penguat harus dirancang sebagai filter,yaitu fungsi frekuensi-respon
H(f) memaksimalkan puncak-sigtial-to-berarti-noise-daya rasio pada output. Hal ini
terjadi ketika besarnya frekuensi-respon fungsi H(f) sama dengan besarnya spektrum
sinyal echo S(f), dan spektrum fase filter yang cocok adalah negatif dari spektrum
fase sinyal echo. Dalam radar sinyal yang mendekati gelombang pulsa persegi
panjang, konvensional jika karakteristik bandpass filter mendekati filter cocok ketika
produk dari IF bandwidth B dan lebar pulsa ρ. Setelah memaksimalkan signal-to-
noise rasio di IF amplifier, modulasi pulsa diekstraksi oleh detektor kedua dan
diperkuat oleh video amplifier hingga ke tingkat puncak kemampuannya.
36
digunakan untuk mentransmisi dan menerima.ketika pulsa memotong target,energy akan
dipantulkan sebagai gema atau sinyal kembali,kembali ke antenna.Dari antenna,sinyal yang
dikembalikan akan ditransfer ke penerima dan memproses sirkuit terletak di unit pemancar
penerima.Gema atau sinyal yang dikembalikan ditampilkan pada lingkup yang disebut
Indikator Posisi Rencana (PPI).
Gelombang radio melaju dengan kecepatan 300 juta meter per detik dan dengan demikian
menghasilkan hampir seketika informasi saat bergema kembali.radar mulai adalah proses dua
arah yang membutuhkan waktu 12,36 mikrodetik untuk gelombang radio untuk
mengeluarkan gelombang dan kembali setiap mil laut rentang target.seperti yang ditunjukkan
pada ilustrasi jarak dibawah ini,dibutuhkan 123,6 mikrodetik untuk pulsa yang ditransmisikan
energy radar untuk bepergian keluar dan kembali dari area presipitasi 10 nautical miles.
Radar RTA-4A mentransmisi dan menerima di frekuensi sangat tinggi (9,345 GHz) dimana
panjang gelombang sangat pendek (3,2 cm) hal ini memungkinkan untuk membangun
antenna terarah ukuran kecil yang cukup untuk masuk ke hidung pesawat.gelombang pendek
ini disebut gelombang mikro bergerak lurus.jadi arahnya dari mana pengembalian refleksi
ditunjukan oleh posisi sudut antenna saat kapan saja.
Radar penghidaran cuaca udara seperti namanya menyiratkan untuk menghidari cuaca buruk
bukan untuk menembus cuaca tersebut.akan terbang ke area gema radar tergantung pada
intensitas gema,jarak antara gema,dan kemampuan pilot dan pesawat
37
3.6.2 PPI
PPI-4B menerima dan memproses data video dari unit Receiver / Transmitter dan
menyajikan informasi ini sebagai tampilan terus menerus dari pemetaan cuaca atau
medan. Informasi ditampilkan dalam hingga empat warna berbeda - hijau, kuning,
merah dan magenta. Target terlemah ditampilkan dalam warna hijau dan warna merah
terkuat. Area turbulensi sedang hingga berat dalam kisaran 40 NM ditampilkan
sebagai magenta jika deteksi turbulensi dipilih.
Pada beberapa instalasi, Unit Tampilan PPI-4B juga digunakan sebagai layar
multifungsi kokpit. Dalam konfigurasi ini, berbagai macam data seperti daftar periksa,
ACARS, EGPWS, dan TCAS dapat ditampilkan.
Gambar 9.PPI
Warna dari cuaca target disesuaikan dengan intentitas dari sinyal kembali.display tersebut
berkorelasi dengan curah hujan seperti gambar dibawah ini.
38
Gambar 10.PPI test mode
3.6.3 Antenna
komponen-komponen dari rakitan antena adalah Penggerak Antena DAA-4A dan susunan
pelat datar REA-4B. Perakitan antena, yang terletak di dalam radome, membentuk energi
gelombang mikro menjadi sebuah sinar berbentuk kerucut 3 derajat yang menyapu 90 derajat
ke kiri dan 90 derajat ke kanan garis tengah pesawat. Antena juga menerima energi
gelombang mikro yang sama, ketika dipantulkan oleh formasi cuaca atau objek lain dan
mengarahkan sinyal ke penerima / pemancar untuk diproses. Perakitan antena memindai
sektor 180 derajat di azimuth dan memiliki cakupan kemiringan (elevasi) ± 15 derajat. Batas
stabilisasi adalah ± 25 derajat dalam sumbu pitch dan ± 40 derajat dalam sumbu guling,
selama pitch kombinasi, kemiringan dan roll tidak melebihi ± 43 derajat
The DAA-4B Drive Assembly dengan REA-4A flat-plate array menawarkan bobot yang
lebih ringan dan ukuran yang lebih kecil untuk digunakan baik dalam pesawat komersial
maupun pesawat eksekutif besar. Operasi mirip dengan antenna DAA-4A / REA-4B, namun,
antena memindai sektor 160 derajat dalam azimuth dan memiliki cakupan kemiringan ± 15
derajat. Batas stabilisasi adalah ± 15 derajat dalam sumbu pitch dan ± 30 derajat dalam
sumbu gulung untuk kemiringan kombinasi / pitch / roll batas ± 35 derajat
39
Gambar 11. Reflektor antenna
40
Gambar 13.Simplified Blok Diagram Radar Weather RTA-4A
Manufactur : HONEYWELL
41
CMM ( Component Manual Maintenance)
CMM merupakan rujukan dari setiap kesalahan yang terjadi diseluruh komponen.
Bukan hanya membantu penyelesaian masalah dalam bidang navigasi ataupun radar saja.
Tetapi CMM membantu seluruh komponen yang masuk baik dalam proses Funcitonal
Test, proses perbaikan (Repair), dan menyelesaikan masalah (Troubleshooting). Oleh
karena itu dengan adanya CMM dapat membantu penulis dalam analisis kesalahan yang
terjadi pada komponen PN: 066-5008-0407. Part Number tersebut memiliki nomor
dokumen 15231 ATA : 34-41-36 dengan Revisi ke- 9 pada tanggal 30 April 2015. Fungsi
revisi yang dilakukan secara berkala pada CMM ditujukan agar pembaharuan terus
dilakukan pada CMM.
Perbandingan modul
Perbandingan merupakan cara praktis dalam melakukan Troubleshooting.
Cara perbandingan modul selain nama itu penulis juga menyebut cara ini merupakan
cara “Bongkar Pasang”. Bongkar Pasang yang dimaksud adalah melakukan
Functional Test dengan menukar komponen atau modul yang sama dengan modul
yang memiliki jenis yang sama. Jika terjadi error atau fail ketika terjadi penukaran,
maka dapat ditarik kesimpulan modul tersebut bermasalah. Sehingga modul yang
bermasalah langsung ditangani baik dengan melakukan repair ataupun menukar
dengan modul yang baru.
Cara yang satu ini sangat efektif, sehingga sangat membantu teknisi di GMF
dalam menyelesaikan perawatan dan perbaikan. Selain efektif tentu saja lebih efisien,
karena memangkas waktu yang lumayan lama.
Visual check
1.Melakukan Visual check terhadap kondisi weather radar dan membersihkan modul-
modul yang ada di dalam weather radar.
2.Mempersiapkan test bench pada Weather Radar dengan mengikuti prosedur dari
CMM(Component Manual Maintenance), Untuk mengetahui efisiensi dan kapabilitas
dari setiap modul-modul di dalam Weather Radar seperti
Transmistter,Receiver,Power supply, Pre-Amplifier dan lainnya.
43
Gambar 15. Test Bench Radar Weather
44
Gambar 16. Fault memory codes
45
3. Melakukan Functional Test, yaitu pertama tama ada “set-up awal-awal” yang
harus disiapkan antara lain
46
- Lalu berikutnya, Hubungkan (nyalakan) daya pada catu daya Model 1001C.
- Pada panel uji RCT-4A, tekan tombol “Power System”. Tempatkan selector
fungsi beralih pada indikator warna menjadi posisi “TEST”. Perhatikan
bahwa lampu indikator “Power Fan” menyala berwarna merah di panel uji
RCT-4A .
- Antenna Drive Unit mulai memindai sebesar 180 derajat (azimuth) dan pada
API menunjukan angka sebesar 359,2 sampai 0,8 derajat (tilt)
- Setel saklar pemilih mode ke MAP. Indikator warna PPI harus menampilkan
“MAP” sebagai mode operasi. Lambang “CAL” akan muncul
47
4. Melakukan Fault Test untuk mengetahui fault yang terjadi pada Radar Cuaca
RTA-4A, dimana dimulai dengan :
- Pada PPI, setel knob pengatur mode ke mode “Test”
- Pada Radar RTA-4A, terdapat tombol “Test” pada panel depan, tekan dan
tahan tombol tersebut, lalu ke 7 lampu indicator akan menyala secara
serempak pada waktu yang singkat dan mati kembali, tetapi pada case ini
lampu indicator “R/T” tetap menyala yang dimana berarti terjadi fault pada
komponen-komponen yang berhubungan dengan proses Receive dan
Transmitte
- Dengan diketahui nya fault, matikan system Radar dengan mematikan power
keseluruhan sistem dan langkah berikutnya sambungkan Radar Tester (yang
juga dalam keadaan tidak menyala) dengan unit RTA-4A
- Nyalakan power sehingga sistem radar energized. Dan pada Radar Tester
tekan tombol “Auto” yang dimana secara otomatis akan menampilkan “fault”
dalam bentuk kode
- Pada case ini “fault” yang muncul adalah kode CB yang dimana berarti
modul X9 Multiplier mengalami fault
- Berikutnya lihat CMM mengenai memperbaiki modul X9 Multiplier yang
mengalami Fault
- Pada CMM komponen Modul X9 Multiplier tidak dianjurkan untuk
diperbaiki (not field repairable), melainkan dikembalikan ke vendor untuk
analisa lebih lanjut dan disarankan untuk melakukan pergantian komponen
yang baru
- Melakukan pergantian modul X9 Multiplier yang fault dengan yang baru
48
Gambar 17. PPI Radar Weather indicator sebelum mengganti X9 Multiplier
Sesuai Gambar yang ada diatas menunjukkan bahwa setelah digantinya X9 Multiplier
Module radar dapat melakukan proses receive & transmitte .Langkah selanjutnya yaitu
mengeluarkan laporan dari masalah tersebut.
49
Gambar 19.saat melakukan pergantian modul Radar weather RTA-4A
50
BAB IV: PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pada praktiknya dalam dunia kerja nyata, tidak dapat hanya mengandalkan
ilmu yang didapat pada bangku kuliah saja. Dibutuhkan kemampuan praktik,
pengembangan ilmu yang didapat dari bangku kuliah, serta sosialisasi yang
baik terhadap lingkungan kerja.
2. Selama Kerja Praktek banyak ilmu yang didapat khususnya untuk
pengetahuan komponen avionic seperti VOR/ILS Receiver, TCAS, ELT,
DME,RADAR, dan lain sebagainya.
3. Dalam melakukan pengetesan maupun perbaikan komponen, terdapat
prosedur/panduan berupa CMM (Component Maintenance Manual) yang
harus diikuti.
4. RADAR merupakan sistem navigasi yang digunakan pesawat sebagai
5. pemandu pilot saat berada di udara untuk mengetahui cuaca dan turbulence
agar pesawat aman di atas udara.
4.2 Saran
Seiring dengan kemajuan teknologi yang diterapkan pada pesawat terbang, PT.
GMF AeroAsia diharapkan untuk dapat meningkatkan kemampuan (kapabilitas)
Test Bench and Man Capability yang dimiliki dengan melakukan training untuk
setiap komponen yang ada.
PT. GMF AeroAsia diharapkan dapat mengadakan kerjasama yang baik dengan
perguruan-perguruan tinggi di Indonesia, misalnya dibidang penelitian, dalam
rangka mengembangkan teknologi, sehingga dicapai hubungan saling
menguntungkan baik bagi PT. GMF AeroAsia maupun bagi pihak perguruan
tinggi.
PT. GMF diharapkan dapat menambah jumlah Man Power, khususnya untuk
TCA-1 karena banyaknya komponen yang masuk workshop sedangkan jumlah
Man Power kurang.
51
Daftar pusaka
3.https://www.google.co.id/search?q=sejarah+radar&oq=sejarah+radar&aqs=chrome..69i57j
0l2j69i59j0l2.1907j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
4.https://www.google.co.id/search?q=teori+radar&oq=teori+radar&aqs=chrome..69i57j0l2.2
921j0j9&sourceid=chrome&ie=UTF-8
52