HANTARAN
Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik
Jilid 2
Diterbitkan oleh:
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2014
KATA PENGANTAR
DIREKTUR PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN
Akhirnya tidak lupa kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada
tim penyusun yang telah bekerja keras serta meluangkan waktu, pikiran,
dan tenaga demi terwujudnya bahan ajar ini.
Muslikh, S.H.
NIP 19580915 198503 1 001
iv
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2
SEKAPUR SIRIH
Hormat kami
Penyusun
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
DAFTAR ISI
Halaman
viii
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
HANTARAN PENGANTIN TRADISIONAL
yang sisa dua pertiga yang dibawa. Setelah menikah Linto Baro
akan pulang kerumah orang tuanya. Baru kembali kerumah Dara
Baro disaat Antat linto (Preeh Linto/Uro Meukeureuja/Hari Resepsi)
SINTO UMA
18
SINTO SIGI
19
LAMARAN
1. Mengajukan lamaran
Pada hari yang sudah ditetapkan, utusan dari orang tua calon
pengantin pria datang melamar ke calon pengantin wanita dengan
membawa oleh-oleh yang diletakkan dan dibawa dalam suatu
tempat (wadah). Dalam kunjungan tersebut dikemukakan maksud
dan tujuannya kepada orang tua si gadis. Yakni untuk meminang
si gadis. Adapun oleh-oleh tersebut diletakkan dalam suatu tempat
yang disebut dengan jodang. Jodang tersebut dipikul oleh dua
orang pria.
Sedangkan makanan yang dibawa berupa, makanan yang terbuat
dari beras ketan. Misalnya jadah, wajik, rengginang, pisang raja
20 satu tangkep, gula dan teh. Selain itu juga ada makanan berupa
lauk pauk berupa ayam goreng, sambal goreng, krupuk dan telur.
Makanan tersebut mengandung makna agar kelak mempelai tetap
rukun, kekal dan pliket, lengket satu sama lain dan hubungan
antara kedua besan tetap akrab.
Lamaran dari calon pengantin pria melalui utusannya tersebut,
tidak langsung dijawab dan diterima pada saat lamaran. Bila
lamaran tersebut diterima, pihak orang tua calon pengantin putri
mengirimkan utusan untuk memberikan jawaban atas lamaran dari
pihak calon pengantin pria.
2. Jawaban lamaran
Pada waktu yang sudah ditetapkan, pihak pengantin putri
mengirimkan utusan ke pihak pengantin pria untuk memberikan
jawaban bahwa lamarannya diterima. Setelah lamaran diterima,
kedua belah pihak bersama-sama merundingkan hari, tanggal dan
waktu dilaksanakannya peningsetan. Utusan tersebut juga
membawa oleh-oleh sebagai balasan untuk mempererat
persaudaraan. Adapun oleh-oleh yang dibawa antara lain :
a. Makanan yang terbuat dari beras ketan antara lain jadah, wajik,
jenang, dan lain-lain.
b. Lauk pauk berupa ayam goreng, sambal goreng, kerupuk, telur.
c. Gula, teh, pisang
PENINGSETAN
Kata peningsetan berasal dari kata singset yang berati pengikat.
Peningset berupa barang-barang yang dibawa oleh pihak calon
pengantin pria yang diserahkan kepada pihak calon pengantin wanita
sebagai tanda pengikat. Setelah peningsetan diterima maka mulai saat
itu masing-masing calon pengantin saling mengikatkan diri dengan
menyatakan kesepakatan yang akhirnya diwujudkan dalam ikatan resmi
perkawinan.
1. Barang-barang peningsetan memiliki bentuk dan makna simbolis
didalamnya. Peningset terdiri dari berbagai macam perlengkapan.
Khususnya untuk Jawa atau Yogyakarta, peningset selain berupa
seperangkat pakaian atau sepengadeg juga harus dilengkapi
dengan bermacam-macam barang yang memiliki makna atau arti
21
simbolis. Adapun barang atau macamnya yang harus diberikan
kepada calon pengantin putri adalah sebagai berikut:
a. Baki berisi:
1) Dua sisir pisang raja atau setangkep (uler-ulernya genap)
dihias ujungnya dengan kertas emas warna kuning dan
dililiti dengan benang lawe. Maksudnya adalah nantinya
diharapkan kehidupannya seperti raja.
2) Sirih ayu atau kinang sebagai lambang sedyo rahayu yang
artinya harapan atau kesejahteraan
3) Bunga telon yang terdiri dari tiga macam bunga, yakni bunga
mawar merah, bunga mawar putih dan bunga kenanga.
WAKTU PENYERAHAN
23
Penyerahan barang-barang peningset dilakukan pada waktu yang telah
disepakati bersama oleh kedua belah pihak keluarga. Di rumah calon
pengantin putri berkumpul para keluarga dekat dan sejumlah handai
taulan untuk menyaksikan upacara srah-srahan atau peningsetan atau
hantaran pernikahan. Tentu saja harus dipilih hari dan jam dan bulan
yang baik. Penentuan waktu untuk upacara-upacara yang sifatnya
sangat penting dan penuh arti ini memang harus dilaksanakan dalam
perhitungan waktu sedemikian rupa sehingga membawa kesejahteraan
bagi semua yang terlibat didalamnya.
Srahsrahan atau peningsetan yang baik diserahkan dua minggu atau
sebulan sebelum hari pernikahan karena yang terpenting adalah yang
berupa uang yang disebut petukon. Biasanya untuk memberikan
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 23
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
24
Adatnya berupa:
l uang tunai,
l pakaian perempuan sepelulusan.
Lembaganya berupa:
l kerbau seekor, beras seratus, kelapa seratus tali (dua ratus
butir) selemak semanis se asam segeramnya.
2. Tingkat kedua dinamakan tingkat adat menengah (lek baik ke
nenek mamak).
Adatnya sama tingkat pertama. Lembaganya berupa: Kambing
seekor, beras dua puluh, kelapa dua puluh tali (empat puluh
butir) selemak semanis se asam segeramnya.
3. Tingkat ketiga dinamakan tingkat penuh kebawah (lek baik ke
tengganai). Adatnya sama dengan tingkat pertama.
Lembaganya adalah berupa: ayam dua ekor (prinsipnya kaki
empat), beras dua gantang, kelapa dua tali, selemak semanis
se asam garamnya.
Adat dan lembaga di antarkan oleh pihak nenek-mamak. Laki-laki
dengan arakan dan iringannya, dari rumah pihak laki-laki kerumah
pihak perempuan. Sesampainya arak iringan ke rumah permpuan
dilakukan upacara mengisi adat menuang lembaga atau ulur antar
serah terima adat, sesuai dengan ikat buat janji semayo yang telah
dilakukan pada waktu lamaran diterima oleh nenek mamak pihak-
pihak keluarga perempuan. Dinamakan mengantar belanjo.
l Tembak sebatang.
l Timbangan emas.
l Ayam tujuh ekor
l Pakaian perempuan dua pelu
l lusan
l Isi kamar berupa tempat tidur, kaca bias.
2. Berupa lembago yaitu :
l kerbau seekor, beras seratus gantang.
l Kelapa seratus tali (dua ratus butir)
l Selemak semanis, seasam segeramnya. (bumbu dapur lengkap,
cabe, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, garam).
l Sirih bergagang.
l Pinang bertandan.
l Uang tunai.
l Pakaian perempuan 2 pelulusaan
l Isi kamar berupa tempat tidur, almari pakaian, cermin, akan
tetapi isi tdk termasuk lembago, hanya berupa harta bawaan
oleh pihak laki-laki, kalau terjadi perceraian harta bawaan di
bawa kembali.
Adat dan lembaga diantarkan oleh pihak nenek, mama, laki-laki dengan
arakan dan iringannya dari rumah pihak laki-laki ke rumah pihak
perempuan.
Sesampainya iringan ke rumah perempuan dilakukan upacara mengisi
adat menuang lembaga atau ulur antar serah terima adat sesuai
dengan ikat buat janji semayo yang telah di lakukan pada waktu lamaran
29
diterima oleh nenek mama pihak keluarga perempuan. Dinamakan
pengantar belanjo
30
c. Tahapan Peminangan
Setelah ada tahapan merisik dan kata mufakat dari kedua belah 33
pihak keluarga diadakan penentuan tanggal dan waktu pihak
mempelai laki-laki akan memberikan uang kasih sayang
sebagai lazimnya ajaran agama Islam pada S. An-Nisaa, Ash
Shuhraa (S. An-Nisaa yang kecil).
Artinya berikanlah mas kawin (mahar) kepada wanita yang
kamu nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.
Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebahagian
dari mas kawin itu dengan dengan senang hati, maka makan
lah (ambillah) pemberian itu. (sebagai makanan) yang sedap
lagi baik akibatnya.
Cembulan/tempat sirih, kacu Tepak sirih dan isinya Tepak sirih gambir
4) Hari bersanding
5) Jumlah besarnya mas kawin
6) Adat-adat lain yang dipakai
7) Syarat-syarat seperti yang diuraikan diwaktu meminang
36
f. Akad Nikah
Umumnya separuh uang mahar dibungkus dengan kain tujuh
lapis berlainan warna sedikit bersih, kunyit, bunga rampai,
beras kuning, uang diikat dengan benang dilipat sela “di buka
bemba” dimasukkan kedalam sebuah batil perak, dibungkus
dengan kain panjang diletakkan diatas sebuah sebuah Dulang
Kecil yang dinamakan “semberip” tertutup diletakkan bunga-
bunga diatasnya disamping tepak sirih yang dibawa.
1) Uang mahar seperti yang telah dijanjikan dan biasanya 37
uang mahar dinaikkan atau ditambah juga pada waktu nikah
2) Uang tambahan dibungkus dan diikat dengan benang
perca warna warni dimasukkan kedalam cepu atau peri
kecil dibungkus dengan sehelai kain panjang pada sebuah
dulang kecil “semerip,\ Uang mahar ini digendong sewaktu
dibawa ke rumah pihak perempuan dengan penuh kasih
sayang seperti menggendong bayi layaknya.
3) Pahar berisi pulut kuning dan panggang ayam
4) Tepak nikah yang didalamnya dimasukkan sebagian upah
nikah untuk mankadi yang biasanya dibayar oleh kedua
belah pihak. 6.1
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 37
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Balai
Balai berupa meja bertingkat, berkaki empat, tinggi kaki lebih
kurang 40 cm. kotak balai berbentuk segi empat, segi lima,
segi enam atau segi delapan tinggi tiap tingkat lebih kurang 10
cm. Jumlah tingkatan balai selalu ganjil, 1,3,5, 7 dan 9.
Ketinggian tingkat sebuah balai melambangkan kedudukan dan
posisi yang memiliki balai tersebut. Semakin tinggi tingkatan
balai, menunjukkan semakin tinggi pula kedudukan yang
mempunyai acara.
Pada masa sekarang ini, ketinggian tingkat balai hanya sampai
pada tiga tingkat. Balai tersebut berisi pulut kuning. Di tengah-
tengah balai diletakkan ayam panggang dan dipacakkan bunga
kemuncak, ditingkat kedua dipacakkan bunga telur dan tingkat
yang paling bawah dipacakkan merawal atau bendera. Khusus
warna balai ini untuk kalangan raja dan bangsawan hanya ada
kuning dan putih. Kuning untuk upacara perkawinan,
menyambut tamu dan lain-lain. Putih untuk upacara khataman,
naik haji. Namun untuk rakyat biasa balai ini boleh berwarna
warni.
38
g. Bersanding
Hantaran yang dibawa pada acara bersanding :
1) Balai
2) Tepak sirih penyongsong
3) Bunga sirih
4) Nasi besan (nasi dengan lauk pauknya)
5) Sebaki tabor-taburan (beras putih, beras kuning, bertih,
bunga rampai)
6) Tujuh buah telur ayam mentah (telur alunan)
7) Sisa uang hantaran
8) 2 uncang uang ampang pintu
9) Uang buka kipas, yang dibungkus di dalam uncang kuning
oleh anak beru perempuan
Ketika sampai di halaman rumah pengantin perempuan
rombongan pengantin laki-laki didahului oleh anak beru sebab
ketika akan memasuki rumah pintu di hempang dengan sehelai
kain yang disebut batang dan dijaga oleh anak beru laki-laki
pihak perempuan sementara pihak tuan rumah menaburkan
bertih dan beras kunyit kepada rombongan pengantin laki-laki.
Laki-laki diizinkan masuk kedalam rumah tapi dekat pelaminan
terhalang lagi karena adanya hempang kedua yang dijaga oleh
anak beru perempuan dari pihak perempuan setelah berdebat
pantun maka uang buka kipas diserahkan, setelah itu dipenuhi
tabir pun dibuka dan pengantin laki-laki diperkenankan naik ke
pelaminan duduk disebelah pengantin perempuan.
Setelah buka kipas maka sirih genggam (sirih genggam 39
dibawa oleh pengantar pengantin laki-laki) pun dipertukarkan
antara pengantin laki-laki dan pengantin perempuan dan 7 telur
aluan diserahkan pada pihak perempuan. Keluarga pihak laki-
laki pun juga menyerahkan semua hantaran yang dibawa. Lalu
dilakukan acara tepung tawar oleh famili dari kedua belah pihak
yang jumlahnya haruslah ganjil dan untuk menepungtawari
diberilah bunga telur cecak. Setelah semua selesai, maka
kedua pengantin dibawa turun untuk mengikuti acara nasi
hadap-hadapan atau astakona.
h. Tepung Tawar
Tepung tawar adalah satu kebudayaan adat suku Melayu
terutama Melayu Deli. Dipergunakan pada semua upacara,
baik dipernikahan, khitanan, “upah-upah” atau mendapat rezeki.
Tepung tawar terbagi dua:
1) Ramuan Penabur
Diletakkan dipahar (didulang tinggi) terletak didalam tempat-
tempat kecil yang terpisah dengan isi beras putih, beras
kuning, bunga rampai, tepung beras. Maksudnya : Beras
puth berarti kesuburan, beras kuning berarti suatu
kemulian, bunga rampai keharuman, tepung beras berarti
40 keberhasilan hati.
2) Ramuan Peruncis
Terdiri dari semangkok air, segenggam beras, yang
dicampur dengan sebuah jeruk yang diiris-iris. Iris satu
genggam yang tujuh macam ikatan, daun-daunan.
3) Cara-cara penepung tawar
Yang ditepung tawari duduk dibentangkan kain panjang
diatas kedua pahanya, sipenepung tawar mengambil
sedikit-sedikit alat-alat yang disiapkan di atas dulang (pahar)
di tabor ke arah yang di tepung tawari. Kemudian diambil
ikatan ramuan perincis dan dicelupkan ke air yang
bercampur ceruk purut.
40 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2
i. Nasi Hadap-Hadapan
Pada upacara nasi hadap-hadapan atau astakona ini pengantin
akan didudukkan di depan sebuah dulang yang berisi nasi
beserta lauk pauknya. Didalam nasi tersebut disembunyikan
ayam panggang yang nantinya akan diperebutkan kedua
pengantin. Menurut kepercayaan orang Melayu, pengantin yang
berhasil mendapatkannya lebih dulu, menjadi pertanda bahwa
dia akan lebih berperan dalam mengarungi rumah tangga.
Di samping itu, untuk lebih menyemarakkan dan memeriahkan
suasana pada acara itu, disediakan berbagai macam makanan
dan buah-buahan yang telah diukir dan dihiasi dengan bagus.
Begitu juga disediakan berbagai kue; halva atau manisan yang
lezat-lezat. Pada zaman dahulu ragam hidangan ini tak kurang
dari 100 macam hidangan. Setelah acara ini selesai lalu
pengantin memasuki kamar dan oleh pengantin laki-laki diberilah
sebentuk cincin atau perhiasan lain yang dipakaikan langsung
oleh pengantin laki-laki ke pengantin perempuan, pemberian
ini disebut cemetuk.
41
j. Meminjam Pengantin
Orang tua pengantin laki-laki mengutus anak beru laki-laki dan
perempuannya untuk meminjam pengantin ke rumah keluarga
pengantin laki-laki. Pihak pengantin wanita menyiapkan
hantaran mertuanya berupa kue- kue, Tilam dan bantal serta
satu balai nasi kuning.
Secara simbolis mertua pengantin wanita memberikan
menantunya asam garam, beras, lesung dan alat- alat
memasak. Dengan maksud dan tujuan menantu perempuannya
mau ikut turun ke dapur membantu memasak kebutuhan
keluarga. Barulah diadakan acara Mebat Yaitu pengantin
emengunjungi kaum keluarga laki- laki sambil membawa
tepak sirih dan makanan. Pihak kerabat memberikan cemetuk 43
atau hadiah kepada kedua pengantin. Beberapa malam diadakan
perjanjian pengantin diantar kembali ke rumah pihak perempuan,
disini si mertua perempuan memberikan kedua anak
menantunya tersebut:
1) Tilam dan bantal
2) Satu balai nasi kuning
3) Kue bermacam- macam
4) Alat- alat perhiasan
5) Alat- alat rumah tangga.
Maka selesailah upacara pada saat Adat Perkawinan Melayu
Sumatera Utara.
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 43
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
1. Nelesek
NELESEK adalah mencari jodoh untuk putranya. Pada jaman
dahulu pada tahap nelesek ini biasanya dilaksanakan oleh orang
tuanya dan dilakukan pada saat sedang diadakan suatu perayaan
antara lain upacara adat sedekah bumi (dalam bahasa Jawa)
bersih deso, cangkeman (maulud nabi), acara mantu dan lain-
lain. Dimana biasanya putra dan putri juga turut menghadirinya,
apabila sudah menemukan gadis yang dirasa cocok untuk
dijodohkan dengan putranya, maka segera diadakan penelitian
melalui Duta (utusan) untuk mengetahui asal-usul dan data yang
lengkap dari gadis tersebut. Dalam basa Jawa NELESEK (BIBIT,
BOBOT, BEBET) dari gadis tersebut.
Apabila sudah cocok maka segera diadakan acara NGGATHUKNO
artinya mempertemukan.
44 2. Nakokno
NAKOKNO (bahasa Sidoarjo) yang artinya menanyakan orang tua
pihak putra datang ke pihak putri untuk bersilaturahmi sambil
menyaksikan dari dekat calon menantu yang sudah disepakati
untuk mendampingi putranya.
Orang tua pihak putra datang sambil membawa hantaran yang
berisi tebu wulung sekerat, cengkir gading satu bui, gula dan kopi.
Apabila acara NAKOKNO sudah sama-sama jelas maka
dilanjutkan acara PENINGSETAN yang artinya mengikat rapat-
rapat pembicaraan antara keluarga putra dan keluarga putri.
4. Peningsetan (Lamaran)
Menindak lanjuti pembicaraan kedua keluarga yang akan bebesanan
maka peningsetan sebagai tanda kesepakatan kedua keluarga.
Maka sebagai tanda pinangan keluarga calon pria datang dengan
membawa barang hantaran dan menyerahkan barang-barang
tertentu sebagai tanda meminang.
Maka tidak lupa membawa hantaran BUMBU KINANG dan BUNGA
SETAMAN diartikan pihak keluarga putra telah meminang maka
diharapkan kedua keluarga itu bisa saling menjaga nama baik agar
tetap harum bagaikan bunga setaman. Selanjutnya ditandai dengan
tukar cincin. Maka resmilah acara peningsetan sebagai tanda ikatan
bahwa putrinya sudah ada yang meminang.
45
5. Thethekan Dino, Kethek Dino (Teges Gawe)
Kedua belah pihak menentukan hari baik untuk pernikahan putra-
putrinya dalam mencari penentuan hari sangat diutamakan karena
mengharapkan kesejahteraan dan keselamatan bagi kedua belah
pihak, dalam mencari hari baik menghindari hari na'as.
7. Melekan (Jagongan)
Satu hari menjelang pernikahan maka di rumah calon pengantin
putri diadakan acara melekan, maksud dan tujuannya adalah
NGERDATEN, kirim do'a (memanjatkan do'a) agar esok hari dalam
mempunyai hajat dapat berjalan lancar dan sukses.
8. Pernikahan
a. Akad Nikah
Sebelum upacara ijab kabul dilaksanakan terlebih dahulu
diadakan RAFAK yaitu meneliti kembali semua dokumen dan
perlengkapan yang lain untuk kebutuhan ijab kabul,
kesimpulannya syarat dari rukun nikah harus dipenuhi.
b. Buwuan/Resepsi
Pemberian doa restu kepada mempelai berdua dan kepada
kedua orang tuanya. Kemudian dilanjutkan dengan beramah
tamah.
9. Sesudah Pernikahan
Tinjo/Ngunduh Mantu
Kedua mempelai sudah sepasar (5 hari) diharuskan untuk
berkunjung (TINJO) di kediaman mempelai putra (besan). Ada satu
tradisi bila keluarga mempelai putra juga mengadakan buwuhan
sebelum sepasar (satu hari setelah temu manten) disebut TINJO
46 WALIK AJANG atau TINJO WALIK KLOSO biasanya kedua
mempelai disuruh berangkat terlebih dahulu jangan sampai
kedahuluan munculnya surya (matahari) juga jangan sampai
(kedisian karo kluruk pitek jago), baru keluarga dan pengiring
datang ke tempat hajatan keluarga putra (besan).
Keluarga putri datang dengan membawa hantaran yang disebut
HANTARAN TINJO terdiri dari kue-kue basah dan kering. Semua
terbuat dari bahan tepung ketan dan tepung beras.
Semua bahan serba lengket-lengketan dimaknakan kerukunan,
kebahagiaan dan kesejahteraan pengantin berdua supaya tetap
lengket (kantil) tidak pudar karena cuaca dan tidak hancur karena
hasutan (omongan) diharapkan tetap langgeng.
46 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2
1. Hantaran Adat
Hantaran dalam adat Sidoarjo diberikan saat akan dilangsungkan
acara temu manten yang akan dilanjutkan dengan cara resepsinya.
Hantaran dibawa oleh rombongan pengantin laki-laki diberikan
kepada keluarga pengantin perempuan.
Rombongan dari pihak laki-laki terdiri dari barisan, barisan terdepan
pembawa tombak, kemudian di belakang kiri dan kanan ada
pembawa rontek. Setelah itu pembawa kembar mayang rontek.
Kemudian pendekar pembawa jago loro pangkon. Baru pengantin
laki-laki diapit sesepuh dan talang atur yang akan menyerahkan
hantaran.
Di belakang pengantin, pembawa payung baru Bapak, Ibu dan
rombongan pembawa hantaran, sedangkan yang dimaksud 47
dengan hantaran adat adalah hantaran yang sudah turun temurun
dari nenek moyang serta atas arahan ketua adat atau sesepuh
adat.
Hantaran ini harus selalu ada tidak boleh dilupakan satu pun dari
macam hantaran, karena ini sudah ditentukan oleh ketua adat atau
sesepuh adat. Adapun macam hantaran adat antara lain:
a. Pisang rojo setangkep
b. Cengkir gading dan tebu wulung sekerat
c. Bumbu kinang
d. Bunga setaman yang diletakkan pada nampan kecil-kecil
jumlahnya harus ganjil.
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 47
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
e. Air putih yang diletakkan di dalam kendi tanah yang cucup dan
atasnya ditutup dengan daun pisang.
f. Kloso (tikar) serta bantal.
g. Ongkek bubak kawak
h. Ongkek pangan
i. Pakaian perempuan sepengadek
j. Perlengkapan mandi
k. Perlengkapan rias dan perhiasan
2. Hantaran Pelengkap
Adapun HANTARAN PELENGKAP adalah hantaran yang
disediakan oleh keluarga laki-laki. Adapun kelengkapannya
meskipun tidak lengkap, tidak apa-apa. Kesimpulannya disesuaikan
dengan keadaan kemampuan keluarga pengantin laki-laki.
Macam Hantaran Pelengkap antara lain
a. Bandeng sepasang
48 b. Panggang ayam
c. Telur asin
d. Macam-macam kue basah dan kue kering serta buah
Adapun jenis kue yang disajikan untuk hantaran pelengkap antara
lain:
a. Roti iwak
b. Madu mongso
c. Jenang waluh
d. Jenang putih
e. Juwadah
f. Tetel
g. Bikang
h. Kucur
i. Nogosari
j. Koci-koci
k. Kupat lepet
l. Opak jepet
m. Lentari
n. Kembang gulo klopo
o. Rengginang
Sumber : dokumentasi pribadi
p. Wajek (ketan salak)
q. Kue thok
2) Madu Mongso
Diambil dari kata MEMADU dan ROSO (memadukan dua
perasaan). Diartikan perkawinan itu harus bisa memadukan
dua hati yang berbeda menjadi satu keluarga.
3) Jenang Waluh
Diambil dari kata JENENG (bahasa Jawa) atau nama, dan
LINUWIH. Jenang Waluh (jeneng kang linuwih).
Diartikan hidup berumah tangga harus bisa menjaga nama
baik keluarga dengan penuh tanggung jawab.
4) Jenang Putih
Jeneng kang putih) diartikan hidup berumah tangga harus
bisa menjaga nama baik orang tua jangan sampai ternoda.
5) Juwadah
Diambil dari kata JADAH atau SAJADAH.
Diartikan hidup berumah tangga jangan melupakan sajadah
atau melupakan sholat.
6) Tetel
Diambil dari kata NETEL (menekan)
Diartikan hidup berumah tangga harus bisa menekan tujuh
hawa nafsu yang tidak baik pada diri manusia.
7) Bikang
Diambil dari kata BIKAK (bahasa Jawa) atau BUKAK,
mendapatkan akhiran NG menjadi Bikang.
10) Koci-koci
Diambil dari kata kunci (Mengunci)
Diartikan hidup berumah tangga harus berusaha mengunci
rapat-rapat aib keluarga (kejelekan dalam keluarga).
11) Kupat Lepet (Lepat-Linepat)
Diambil dari kata KU, KULO (bahasa Jawa) atau saya,
Pat, Lepat (bahasa Jawa) atau Salah.
Diartikan hidup berumah tangga harus bisa mempunyai
jiwa saling maaf-memaafkan.
12) Lemper
Diambil dari kata Lempar
Diartikan hidup berumah tangga harus bisa memberi dan
menerima nasehat yang baik untuk keutuhan keluarga
(Saling lempar melempar kebaikan).
13) Opak Jepit
Diartikan bila hidup berumah tangga jangan suka
berbohong (Oplak), Goroh (bahasa Jawa) supaya tidak
terjepit dengan perbuatannya sendiri.
14) Lemtari
Diambil dari kata Mentari, diartikan bila hidup berumah
tangga harus bisa menjadi penerang bagi keluarga seperti
sinar matahari yang bisa memerangi seisi jagat raya ini.
15) Kembang Gulo Klopo
Diartikan hidup berumah tangga diharapkan bisa
berkembang dan dapat bermanfaat bagi keluarga dan 51
masyarakat seperti pohon kelapa berguna keseluruhannya
dari daun yang muda sampai yang tua, dari buah yang
muda sampai yang tua, dari batang yang mudah sampai
yang tua.
16) Rengginang
Diambil dari kata RENG (RENGGENG). Suara bunyi-
bunyian atau Rengeng-Rengeng. Ginang (Girang bahasa
Jawa) atau Senang. Diartikan setiap mempunyai hajat
perkawinan tidak lepas dari bunyi-bunyian atau Rengeng-
rengeng supaya gembira atau senang.
52
d. Obon Kuningan
e. Talam Babatis dengan tudung saji
5. Hidangan khas Banjar untuk upacara adat adalah :
a. Sesajian 41 macam
b. Ba Kakadaan / Ma- antar Kada 3. Nasi hadap-hadap
c. Nasi astakona / Nasi padapatan
Selain itu ada pula makanan pelengkap yaitu Gangan Gadang,
masakan ini dapat dihidangkan langsung kepada tamu atau
dibungkus untuk di bawa pulang sebagai ucapan terima kasih.
Gadang adalah inti batang pisang yang selalu terasa dingin,
maknanya adalah agar pengantin selalu lapang, agar rumah
tangga terasa sejuk.
6. Ma - Atar Kada - Bakakadaan
Kada adalah semacam tempayan / guci dari tanah untuk
memasukkan makanan yang diantar. Biarpun saat ini tidak
digunakan lagi diganti dengan bentuk lain namun adat antar
mengantar makanan ini tetap dinamakan BAKAKADAAN.
Tata caranya adalah :
a. Diantar oleh keluarga calon mempelai wanita sebelum hari
BATATAI, sesudah selesai acara pengantaran mahar atau
JUJURAN diantar kembali calon mempelai pria sebagai
pembayaran kembali antara keluarga calon mempelai wanita.
b. Diantar bersama/sebagai pengiring waktu mengantar pengantin
BATATAI/hari perkawinan.
c. Diantar pada hari kedua/ketiga setelah upacara BATATAI, 55
sebelum upacara pengantin sujud diantar oleh keluarga calon
mempelai wanita sebelum hari BATATAI.
7. Tata Cara dan Antaran yang Dibawa
Setelah menerima mahar beberapa hari sebelum upacara batatai,
keluarga calon mempelai wanita yang terdiri oleh ibu2 mengantar
kue2 tertentu dalam jumlah yang tertentu pula.
Macam macam kue adalah :
a. Dodol
b. Madu Kasirat
c. Wajik
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 55
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
d. Wajik Anun
e. Cingkaruk
f. Kekoleh 2 warna
g. Roti beras
Masing masing dalam 1 tempat sehingga ada 7 kada, ada pula
yang mengantar dalam 9-11 kada. Yaitu :
a. Dodol : 3 kada
b. Madu kasirat : 3 kada
c. Wajik : 3 kada
d. Kekoleh 2 warna : 1 kada
e. Roti beras : 1 kada
Bahan pokok adalah beras, beras ketan, gula dan kelapa. Beras
maksudnya agar kaya dan makmur. Sedangkan beras ketan adalah
kesatuan yang kuat dan kukuh. Gula dan kelapa yaitu lemak dan
manis demikian hendaknya hidup yang dijalani.
Jumlah hantaran selalu ganjil : 7, 9, 11 lbh Kada atau tempat.
Karena tujuannya sebagai pancingan Kada balasan atau
tambahan pengiring mahar maka Kada yang terdiri dari kue2 ini
dibagikan kepada calon mempelai pria dengan cara menjual dan
harganya akan diantar sebagai kada balasan.
Setelah menerima kada dari calon mempelai wanita, maka
keluarga calon mempelai pria melaksanakan KAKADAAN (Berupa
harga pembelian dari keluarga) dengan mengantar macam2 jenis
makanan: Kue, buah dan lain-lain. Ada daerah yang melengkapi
dengan PIDUDUK, Kelapa tumbuh dan anak pohon pisang dengan
56 makna untuk menambah harapan yang kukuh dalam keluarga.
Antaran diantar bersama sewaktu mengantar (MAARAK) mempelai
pria ke rumah mempelai wanita.
a. Rombongan mempelai pria membawa KADA yang terdiri
macam2 daging dengan bagian lengkap dari hewan yang
dipotong maksudnya: Otak, lidah dll. Jadi macam masakan
seperti : gulai daging, gulai otak, sambal goreng hati dll, pal-
ing sedikit 7 macam.
b. Di beberapa daerah ada pula yang mengantar KADA berupa
bahan mentah lengkap dengan kayu bakar, maksudnya adalah
agar mempelai wanita pandai di dapur.
9. Nasi Astakona
Adalah hidangan khas yang biasanya disajikan dalam upacara adat
Nasi Astakona merupakan hidangan nasi lengkap dengan lauk serta
makanan penutup, yakni buah dan kue yang dihidangkan dalam
talam astakona. Talam astakona adalah talam bentuk bundar
bersegi banyak diletakkan diatas kaki tunggal yang dibuat dari
kuningan. Sajian nasi astakona mempunyai pengertian kesatuan
untuk menjadi sempurna dihias dengan bunga dalam 1 wadah
bersusun dan bertingkat.
l Lengkap 3 komponen pokok : nasi, lauk & buah
l Lengkap lauk : daging, ayam, udang, telor, hati, sayuran, dan
lain-lain.
Nasi astakona yang disiapkan pada upacara perkawinan akan
dimakan bersama oleh kedua mempelai.
Cara menghidangkan ada 2 macam :
a. Talam astakona sebanyak 5 tingkat
b. 3 tingkat ditambah dengan talam kecil sesanggan atau tempat
lain untuk sajian lengkap.
Talam 5 tingkat
a. Nasi kebuli (putih) dihias dengan iwak rabuk, telor dadar,
58 ketimun, lombok.
b. Nasi Buchari/nasi kuning dengan otak-otak pipih, telor dadar,
timun, bawang dan lombok goreng.
c. Udang galah, telor bumbu rujak
d. Sate hati babakong dan sambal
e. Ayam panggang dan buah-buahan ditusuk seperti sate.
Talam 3 tingkat
a. Nasi kebuli putih dan nasi kuning dihias iwak rabuk, otak-otak,
telor dadar, timun, bawang dan Lombok goreng;
b. Udang galah goreng dan sambal, telor bumbu rujak, ubi-ubi
acar manis sambal goreng daging dan kentang;
58 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2
2) Pitek kinai:
Adalah Permintaan yang telah di sepakati oleh si gadis,
dan akan diserahkan oleh pihak keluarga pria disebut juga
terdiri dari :
a) Cad Antaran Uang Hantaran. Jumlahnya sesuai
kesepakatan keluarga . Umpamanya Rp. 5.000.000, Rp.
10.000.000 dan sebagainya.
Uang antaran ini ditaruh di dalam kotak dari perak, di
namakan Selpeak. Pada waktu menaruh uang hantaran
di Selpeak ini, biasanya bersamaan dengan menaruh
Cuk ulew = Topi khas daerah Rejang, terbuat dari kain
detar benang emas.
b) Barang emas, Sesuai permintaan si gadis. Biasanya
kalung, gelang atau cincin .
c) Pakaian seperangkat, terdiri dan bahan baju, kain sarung
(songket) selendang, selop dan lain-lainnya.
d) Selikeup Seng, adalah selimut, yang biasanya di pakai
untuk kemul badan. Mengandung arti tersirat, sebagai
pengganti anak tersayang, yang akan berumah tangga
bersama suaminya. Maka ibu Si gadis menganggap
selimut tersebut adalah ganti anak tersayang yang dapat
menemani dan menghangatkan ibu pada waktu tidur.
e) Beras, biasanya ± 4 kaleng = 1 pikul (jumlahnya sesuai
kesepakatan)
f) Kerbau/Sapi atau Kambing yang telah di sanggupi, serta
asam garamnya
g) Keris, Permintaan keris ini tidak selalu ada. Biasanya
62 pihak keluarga wanita minta keris ini, karena anaknya
yang akan di pinang ini merupakan anak mahal yang
dulunya di dapat secara berobat ke orang pintar atau
dokter, atau pun merupakan anak tunggal Ungkapan
yang sangat mendalam dari orang tua, karena ananda
tercinta akan dipersunting oleh calon menantu. Maka
sebagai gantinya, orang tua si gadis minta keris,
mengandung arti tersirat, supaya orang tua tetap ikut
menjaga keselamatan sang anak, walau secara batin
saja. Dengan kata lain orang tua selalu mengharapkan
anak tercintanya selalu dalam keadaan selamat.
3. Pemberian
Diluar permintaan si gadis dan keluarganya, disebut Rubo-rubo
(oleh-oleh). Biasanya, terdiri dari kue-kue tradisional misalnya :
a. Wajik : Kue tradisional terbuat dari ketan, dimasak dengan gula
merah, santan kelapa, diberi garam sedikit.
b. Benik (Lemang) : Terbuat dari ketan putih di masak dengan
santan diberi garam sedikit, lalu dimasukkan ke dalam bambu
bulat ukuran garis tengah ± 6 cm, kemudian dipanggang.
c. Pujuak (Dodol) : Terbuat dari tepung ketan diberi gula merah,
santan, garam sedikit, dimasak di kuali / wajan, diaduk terus,
sampai mengental, kemudian dibungkus oleh daun pisang.
d. Bolu Koja : Kue terbuat dari tepung terigu, gula pasir, telor ayam
/ telur bebek, daun pandan dan daun suji, garam sedikit, diaduk
sampaii mengental, lalu dipanggang.
e. Taart : adalah kue khas dari daerah Bengkulu tebuat dari terigu,
santan, gula putih, telur ayam, garam sedikit, laIu diaduk agak
keras sampai empuk, lalu dicetak di tengah-tengah kue diberi
selai nanas.
4. Prosesi
Acara adat dalam rangka basen (berasan)
a. Iben Pamit (Sirih Pamil)
Setelah sanak keluarga pihak wanita dan rombongan tamu
pihak pria sudah berkumpul di ruangan, maka juru rasan pihak
wanita mengangkat bokoa iben (tempat sirih), menyampaikan
63
sirih pamit kepada kepala dusun dan menjelaskan bahwa ada
tamu yang akan menyampaikan maksud kepada kita. Lalu
kepala desa mencicip iben (sirih) dan mengatakan bahwa sirih
sudah diterima. Selanjutnya silahkan menyampaikan apa yang
akan di Iaksanakan.
b. Iben Taok Tawea = Iben tegur sapa (sirih tegur sapa)
1) Juru rasan pihak wanita, mengangkat bokoa iben kepada
kutei (hadirin) dan menanyakan kemana harus
menambatkan perahu (maksudnya menanyakan siapakah
yang akan bertindak selaku juru rasan pihak pria. Lalu para
tamu pihak pria memberitahukan bahwa akan membawa
iben kepada Bapak (selaku juru rasan/pria), maka juru rasan
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 63
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
pihak wanita menemui juru bicara pihak pria (sirih adat tegur
sapa)
2) Juru rasan wanita menyampaikan selamat datang dan
disuguhkan iben adat ini, tando arok tando suko,
menyambut rombongan tamu kami selanjutnya, silahkan
mencicipi serawo kelapa ini.
3) Serawo kelapo, suguhan secara adat, terdiri dan kelapa
parut, gula merah, sedikit garam, lalu diatasnya di tambah
secikit gula merah lagi Dan minumannya air ke!apa muda.
Di suguhkan secara simbolis saja, hanya untuk juru rasan
pihak pria dan seorang temannya. Harapan ahil bait,
semoga tenaga yang lelah selama perjalanan ke rumah
pihak wanita,dapat pulih,semoga segar dan sehat. Suguhan
ini mengandung arti, semoga hubungan kekeluargaan
antara pihak wanita dan pihak tamu, akan selalu balk dan
damai.
4) Juru bicara pihak wanita mohon pamit dan kembali duduk
di tempat semula. Dengan ucapan, sekiranya rombongan
tamu ada maksud tertentu, akan pamit, silahkan kepada
rajo (kepala desa).
c. Selanjutnya juru bicara pihak pria membawa:
1) Bokoa ben adat kepada rajo (kepala desa) mengatakan
minta izin, akan menyampaikan pesan kepada ahli rumah
pihak wanita.
2) Dijawab oleh rajo (kepala desa) iben saya terima, dan
silahkan menyampaikan maksud dan tujuan melalui juru
64 rasan pihak wanita.
3) Setelah mendapat Ijin dari kepala desa, juru rasan
mendatang, duduk berhadapan dengan juru rasan menanti
pihak wanita.
4) Selanjutnya bapak juru rasan sudah slap. Juru rasan pihak
pria membawa bokoa iben (tempat sirih), menemui juru
rasan pihak wanita, Ialu minta ijin untuk menyampaikan
pesan-pesan yang akan di sampaikan kepada keluarga
pihak wanita (semulen). Juru rasan pihak pria, di sebut juru
rasan pendatang.
d. Setelah ada keputusan dari maksud I tujuan rombongan juru
rasan pihak pria, keputusannya diumumkan oleh kepala desa.
64 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2
9. Bunga sirih gadis / sirih mayang / sirih menanti yaitu hiasan sirih,
terdiri dari 5 tingkat dan setiap tingkat terdiri dari rangkaian sirih
yang dijalin erat, sedemikian rupa dan akan dijadikan tempat
menaruh hiasan bendera di puncaknya ada hiasan kipas yang
terkembang.
Yaitu hiasan kipas mekar dikelilingi bunga mawar dan kertas hias
artinya, pihak wanita senang dan bahagia siap-siap akan menerima
sirih Bujang. Dengan harapan semoga kehidupan selalu dihiasi
keharuman seperti bunga mawar.
l Dalam keadaan susah payah pun, tetap berkipas
l Sirih ini adalah sirih pihak wanita, untuk menyambut rombongan
pihak pria
l Waktu rombongan tamu datang, sirih gadis / sirih puan ini,
menanti di dalam rumah belum di taruh di ruangan tempat
pelaksanaan acara sebab itu di sebut sirih menanti
10. Pihak wanita juga menyiapkan oleh-oleh berupa kue-kue, buah dan
makanan lainnya, untuk balasan yang akan diberikan kepada
rombongan tamu pihak pria, pada waktu akan pulang nanti.
Rombongan tamu pihak pria datang kerumah keluarga pihak
wanita membawa: 67
a.) Tempat sirih cerano, merupakan sekapur sirih dan rombongan
berisikan
l Sirih, dengan perlengkapannya
l Pinang bulat diukir belah lima
l Rokok 7 batang di jalin dengan tali keemasan merupakan
rakit
b) Rokok jumlah 7 batang mengandung arti yang tersirat angka 7
(tujuh) diartikan dengan kata setuju, hal ini berarti, setelah acara
pinangan (lamaran) sudah selesai, dan telah diterima oleh pihak
keluarga wanita dan kedua keluarga telah sama-sama setuju.
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 67
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
11. Membawa bunga sirih bujang, terdiri dari 7 tingkat, masih tetap
diartikan angka 7 (setuju). Bunga sirih bujang ini berupa hiasan
bendera yang ditaruh di anyaman sirih yang unik sebanyak 7
tingkat. Di puncaknya terdapat hiasan burung-burung
dilambangkan seorang pria, bagaikan seekor burung yang terbang
kemana-kemana dan sekarang burung ini hinggap di rumah ini
(rumah pihak wanita ini) dengan maksud tertentu yaitu akan
menyunting pujaan hatinya. Burung, maksudnya adalah lambang
bahwa seorang pria akan menempuh bahtera rumah tangga, pada
puncak bunga sirih bujang ada hiasan yang dibuat dan sirih yang
tertangkup jadi satu. Setelah itu baru puncaknya, terdapat hiasan
seekor burung terbuat dari kapas atau hiasan lainnya.
68
70
Gambar 1. Peralatan yang dibawa pada saat melamar, yaitu perlengkapan
cincin bermata berlian pada tanduk naga sebagai tanda lamaran
Sumber : dokumentasi pribadi
2. Perlengkapan Hantaran
Mangatar siyin/suma (mengantar jujuran/hantaran) artinya
menyerahkan uang beserta perlengkapannya yang sudah
disanggupi oleh pihak pria kepada pihak wanita sebagai tanda jadi
dan menyetujui syarat permintaan pihak wanita yang dilamarnya.
Hantaran juga sekaligus merupakan bentuk ujian dan tanggung
jawab serta kesanggupan pihak pria yang telah berani meminta
atau melamar putri raja (sultan).
Pada jaman dahulu pria atau pangeran tidak semudah jaman
sekarang melamar wanita atau putri kalau belum siap dan
mempunyai modal yang banyak. Kadang-kadang dari hasil tawar-
menawar kalau pihak pria tidak bisa menyanggupi, maka
pernikahan bisa gagal, atau bisa juga pihak pria meminta waktu
kepada pihak wanita agar bisa mengumpulkan uang (siyin).
Permintaan pihak wanita berupa siyin juga menunjukkan kepada
pihak pria bahwa pihak wanita perlu dihormati dan tidak ingin
diremehkan. Putri-putri sultan (raja) jaman dahulu mempunyai
derajat yang tinggi, sehingga tidak sembarang pria (pangeran) bisa
melamarnya.
Sebelum acara hantaran dilaksanakan, diperlukan persiapan-
persiapan matang yang memakan waktu sampai berhari-hari, yaitu
menyiapkan tempat/wadah untuk menaruh barang-barang
hantaran sebagai berikut:
a. Tabak kuningan atau baki/nampan persegi empat berwarna 71
kuning emas (Gambar 2) yang diberi alas (lapik) kain kuning
untuk menaruh barang-barang hantaran selain puncak rasul
(ketan 5 warna). Di tepi kain tersebut dironce dengan 4 bentuk
payet yang berbeda. Payet-payet tersebut disusun pada benang
dengan urutan sebagai berikut:
1) Bulat 1 butir diletakkan di ujung benang diawali dengan
membaca shalawat nabi 3x.
2) Lonjong 7 butir dengan membaca Al-Fathiha 1x.
3) Bulat 1 butir.
4) Bintang 1 butir.
5) Bulat 1 butir.
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 71
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
6) Bintang 1 butir.
7) Lonjong 7 butir
8) Bunga 1 butir
9) Bulat 1 butir
10) Bunga 1 butir
11) Lonjong 7 butir
12) Bulat 1 butir
b. Tabak (baki) bundar yang diberi alas (lapik) kain kuning untuk
menaruh puncak rasul. Kain kuning direnda berombak-ombak,
kemudian dihiasi dengan payet bulat berwarna kuning emas di
bagian dalam, sedangkan yang di tepi luar dihiasi payet bulat
berwarna kuning diselingi dengan manik kristal hijau
mengelilingi talam.
Selain itu talam dihiasi juga dengan ronce yang terdiri atas
manik kristal 5 warna, yaitu putih, hitam, merah, hijau dan
kuning, yang mana setiap warna berjumlah 5 butir kristal dan
dibatasi dengan payet lonjong, bintang, bulat dan bunga yang
masing-masing berwarna kuning emas (Gambar 3).
Gambar 5.
Siyin (uang) yang sudah
diterima oleh pihak wanita
setelah dikuwai (diaduk)
Sumber :
dokumentasi pribadi
Gambar 6.
Miniatur ranjang pengantin
75
Sumber :
dokumentasi pribadi
a) Pupur (bedak).
b) Callak (pensil alis).
c) Gincu (lipstik).
d) Sugai (sisir).
e) Carammin alus (cermin kecil).
77
Gambar 9.
Perhiasan yang
diletakkan di
patung naga yang
dibawa pada
waktu mengantar
hantaran
Sumber :
dokumentasi
pribadi
Gambar 10.
Puncak rasul
(ketan lima warna)
Sumber :
dokumentasi pribadi
83
Gambar 12.
Patina yang dibawa
pada waktu mengantar
hantaran
Sumber :
dokumentasi pribadi
85
Untuk air minum dan Untuk air mandi putri Untuk air wudhu
memasak
Sumber : dokumentasi pribadi
86
Sumber : dokumentasi pribadi
BAB III
Seni Lipat Tanpa Potong
Cara Membuat :
1. Membuat patron kepala, dari Koran yang diremas-remas bentuk bulat
panjang, (gambar 1), ambil satu koran lagi lalu remas untuk
membungkus patron kepala sekaligus membentuk leher (gambar 2).
2. Ujung handuk dibentuk paruh bentuknya runcing (gambar 3).
3. Rapikan kepala dan leher, semua ditarik arah kedepan (gambar 4).
Tegakan lehernya dengan bantuan jarum pentul (gambar 4).
Siapkan remasan Koran sebanyak 3 lembar untuk membentuk
badan dan letakan di dalam lipatan handuk / bahan (gambar 4).
4. Siapkan terlebih dahulu di bawah pangkal leher untuk sayap
(gambar 5), ikat dengan karet. Setelah badan terbentuk, dan
dibungkus dengan kain yang ada di belakang lehernya dan sayap
90 (gambar 6).
5. Beri mata-mataan dan asesoris untuk menutupi karet gelang
dengan pita yang sewarna (selera)
6. Cara penataan (lihat gambar 7).
Gambar 5 Gambar 6
Gambar 4
Gambar 7 Gambar 8
91
Sumber :
dokumentasi pribadi
Gambar
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 92 91
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Cara Membuat :
1. Satu lembar koran bekas diremas untuk patron kepala (gambar 1).
2. Remas satu koran lagi untuk membungkus patron kepala (gambar 2),
sambung koran lagi untuk membentuk badan naga sekaligus
panjang sampai ekor (gambar 3).
3. Ujung kain untuk membungkus bagian kepala naga, pada bagian
leher diberi karet yang longgar (gambar 4).
4. Diatas kepala kanan dan kiri di ambil / di jimpit, dililit dengan benang,
untuk membentuk tanduk (gambar 4).
5. Rapikan mulut naga dengan jarum pentul kecil, supaya terbuka
(gambar 5). Beri karton yang telah di bentuk gerigi atas dan bawah
(gambar 6). Sekaligus tanduknya dirapihkan, di leher diberi karet
(gambar 7) dan (gambar 8).
6. Terakhir merapikan sisa kain yang ada dibelakang leher, untuk badan
naga, sampai ekor, lalu beri mata-mataan, (gambar 8A dan 8B).
7. Beri mata-mataan (gambar 9)
92
8. Rapihkan karet-karet yang kelihatan dan tutup dengan pita. (gambar
10).
Gambar g1 Gambar g2
92 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2
Gambar g3 Gambar g4
Gambar g5 Gambar g6
93
Gambar g7 Gambar g8
Gambar 8A Gambar 8B
Gambar 9
94
Cara Membuat :
1. Membentuk patron kepala unta dengan satu koran yang diremas
(gambar 1). Satu koran diremas untuk membungkus kepala unta
(gambar 1). Rapikan diberi karet (gambar 1).
2. Rapikan koran dibelakang kepala, didalamnya ditambah koran
lagi untuk membentuk leher, karena unta lehernya panjang
(gambar 2).
3. Ujung handuk untuk membungkus patron kepala, rapikan sampai
bagian leher (gambar 3), beri karet.
4. Membuat patron badan dari 4 lembar koran (gambar 4)
5. Rapikan sisa handuk bagian leher, langsung patron badan letakan
di pangkal leher, dibungkus dengan sisa handuk bagian perut lalu
di beri jarum pentul (gambar 5), ujungnya dirapihkan untuk
membuat ekor (gambar 5), sisa handuk bagian perut untuk kaki
terakhir pasang mata-mataan (gambar 6).
95
Gambar 1 Gambar 2
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 95
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gambar 3 Gambar 4
Gambar 5 Gambar 6
96
Bahan : - Handuk
- Karet gelang
- Jarum pentul
- Koran bekas
- Benang
- Mata-mataan
Cara Membuat :
1. Remas satu koran untuk patron kepala. Remas dua koran untuk
membungkus patron kepala lalu ikat dengan karet, satu lagi
masukan untuk membuat leher.
2. Ujung handuk kurang lebih ¼ handuk dilipat kedalam, masukan
patron kepala dan leher (gambar 1). Ikat pada bagian leher yang
longgar.
3. Kanan dan kiri kepala ambil untuk membuat tanduk dan telinga
(gambar 5). Rapikan letak tanduk, dan ikat dengan karet.
4. Merapikan leher, dengan jarum pentul (gambar 6).
5. Siapkan koran kurang lebih 4, lalu remas satu koran untuk
membungkus yang lain, di buat patron badan (gambar 6).
6. Masukan patron badan pada pangkal leher, sisa koran dan leher
sambung dengan patron badan (gamabar 7).
7. Terakhir rapikan bagian badan (gambar 8), sisa handuk bagian 97
ujung untuk ekor bagian bawah perut untuk kaki (gambar 9), jangan
lupa pasang mata-mataan.
98
gambar 10
Bahan :
- Handuk besar
- Karet gelang
- Jarum pentul
- Koran bekas
- Mata-mataan
Cara Membuat :
1. Membuat patron kepala dari koran yang diremas dan dibentuk
sesuai dengan kepala kerbau.
2. Patron kepala dibungkus dengan remasan koran satu buah,
sekaligus sisa koran untuk membentuk leher (gambar 1).
3. Patron kepala dan leher masukan pada ujung handuk ikat dengan
karet yang longgar, ambil bagian atas kepala kanan dan kiri untuk
membungkus tanduk (gambar 2).
4. Remas koran 4 buah untuk membungkus badan (gambar 3).
5. Letakan patron badan di pangkal leher dan bungkus dengan handuk
(gambar 4).
6. Terakhir siapkan ekor dan kaki pasang mata-mataan (gambar 5).
99
gambar 1 gambar 2
gambar 3 gambar 4
gambar 5 gambar 6
100
Cara membuatnya :
101
102
11. Gambar setelah jadi untuk membuat 12.Untuk membuat kucing tampak
kucing tampak pasanglah lonceng agar eksotik beri garis pada kedua sisi
tampak lucu eksotik beri garis pada kedua hidung dengan benang hitam
sisi hidung dengan benang hitam mulutnya diberi benang merah
mulutnya diberi benang merah
103
Cara membuatnya :
7 Buatlah ekor pada salah satu 8. Gulung satu sudut lainya kearah
sudut handuk bawah dengan dalam dengan lebar 6-7 cm
panjang 4-5cm dari kedua sisi
lalu jahit
105
106
Cara membuatnya :
Sumber : dokumentasi pribadi
108
9. Pasang mata dengan double 10.Untuk tambahan buatlah topi, lalu lubangi
tape,buatlah bulatan untuk pada kedua sisi topi untuk menonjolkan
hidung dengan kain flanel warna telinganya
hitam/coklat lalu tempel. Buat juga
mulut dari kain flanel warna
merah
108 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2
Cara membuatnya :
Sumber : dokumentasi pribadi
5. Buatlah ekor pada salah satu ujung 6. Gulung ekor yang sudah jadi dan
handuk bawah dengan panjang 8-9 satu ujungnya lagi dengan lebar 5-
cm lalu jahit 7 cm
110
Cara membuatnya :
111
7. Lipat dan jahit salah satu ujung 8. Gulung ujung lainya ke arah
handuk bawah sepanjang 5- dalam sepanjang 6-7cm gulung
6cm untuk di jadikan ekor, sampai ke bawah ujung muka
buatlah agak sedikit membulat
agar menyerupai ekor koala
112
9. Jahit kedua sisi handuk bawah tepat di 10.Gunting kain flanel hitam
bawah bagian muka.Atur agar ekor membentuk sedilit oval untuk
tepat di tengah lalu jahit.gulung ke dasar mata lalu pasang mata
bagian tengah untuk membentuk perut dari manik-manik di tengahnya
dengan double tape / benang
begitu juga dengan kancing
untuk hidung
112 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2
113
Bab IV
SOUVENIR DAERAH
A. Ikan Bandeng
Souvenir khas Sidoarjo
Cara membuat :
1. Buat pola ikan bandeng dengan ukuran disesuaikan dengan tujuan
(untuk gantungan kunci, hiasan mobil, gantungan box bayi)
2. Potong kain flanel 2 lembar untuk badan ikan sesuai pola
3. Potong kain flanel sesuai pola sirip-sirip ikan sebaiknya warna flanel
sirip ikan berbeda dengan kain flanel untuk badan
4. Tempelkan sirip-sirip ikan pada titik sirip itu berada dengan cara di
lem putih biarkan mengering.
5. Pertemukan badan ikan yang polos dan badan ikan yang bersirip,
perkuat dengan jarum pentul agar kedua sisi badan ikan tepat,
kemudian mulai jahit peston diawali dibawah perut dengan tehnik
114 jahit peston, dan sisakan 3 cm tidak di jahit untuk pintu masuk
dakron, jangan lupa menyelipkan pita untuk menggantung di atas
punggung ikan (pita ikut terjahit peston)
6. Setelah badan ikan terisi dakron secukupnya lalu tutup pintu masuk
dakron dengan di jahit peston.
7 Pasangkan sirip dekat kepala dengan cara di lem putih, pasangkan
mata-mataan juga dengan lem putih
8. Untuk sisik ikan bisa di tempel payet-payet atau sisa flanel di potong
kecil bentuk segitiga lalu di lem putih
9. Kemas ikan bandeng sebagai souvenir dengan kertas kaca dan
di beri pemanis pita dan aplikasi
114 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2
B. Lelayang
Dari Daerah Istimewa Aceh
Cara membuat :
1. Potong kain beludru bentuk segitiga dua lembar, dengan ukuran
lebar 7 cm tinggi 4 cm, ditambah jahitan keliling 1 cm
2. Pertemukan kain bagus didalam lalu jahit keliling disisakan kurang
lebih 3 cm untuk pintu masuk dakron. Setelah diisi dakron, pintu
masuk dakron di soom ditutup dirapikan.
3. Potong kain beludru 2 lembar panjang 7 cm dan lebar 5 cm,
ditambah jahitan keliling kurang lebih 1 cm. kemudian jahit
pertemukan kain keliling dan sisakan pintu masuk dakron kurang
lebih 3 cm, lalu masukkan dakron dan tutup kembali dengan jahit
tangan
4. Kedua bentuk tersebut (segitiga dan persegi) disusun dengan cara
disambung dengan benang berisi untaian mute panjang kurang
lebih 5 cm
5. Hias tepian kedua bentuk tadi dengan untaian mute. Karena Aceh
merupakan propinsi Serambi Mekkah, maka tulisan arab sebaiknya
menghiasi hiasan ini. Hiasan ini bisa kita gantung di mobil atau di 115
pintu masuk rumah.
Sumber :
dokumentasi pribadi
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 115
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Cara membuat :
1. Buat pola bunga raflesia, lalu potong kain flannel sesuai pola
2. Potong mika tengah 2 cm, potong batang bunga 2 lembar dari
kain flannel hijau juga daun 2 lembar dari kain flannel yang sama
3. Letakkan kawat di tengah-tengah batang kain flannel hijau lalu tutup.
Lembaran daun dulu sambil dipasang pada batang, terakhir tutup
bagian batang dengan flannel yang sama
4. Ujung batang yang sudah berdaun dilem pada mika bulat, baru
tempelkan bunga raflesianya.
5. Penyekat buku yang cantik siap untuk diberikan sebagai ucapan
terimakasih
116
Sumber :
dokumentasi pribadi
116 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2
D. Gelang Martapura
Dari Daerah Kalimantan Selatan
Alat : Gunting
Cara membuat
1. Batu-batuan dan penyekat yang telah berhubung diisi dengan senar,
pada tahap berikutnya isi dengan batu-batu kecil 6-10 biji sebagai
selingan ronce batu-batuan. Seterusnya sama cara membuatnya
2. Jumlah batu tergantung untuk anak 5-6 buah, dewasa 9-11 buah
panjang senar 30-50 cm tergantung model
3. Untuk mengakhiri gelang senar kita diikat 2-3 kali lalu kembalikan
pada lubang yang kedua terakhir dan matikan lagi 2-3 kali ikat.
117
E. Markisa
Dari Daerah Medan
Bahan : - Kaus Kaki Anak-anak warna Oranye
- Telur-teluran plastik
- Daun-daunan
- Benang jahit
- Floratif
Alat : Gunting, jarum tangan
Cara membuat :
1. Buat pola markisa (pola A) lalu potong bahan kaus kaki warna
orange, jahit dan ceklis-ceklis untuk membentuk buah markisa
lebih menyerupai, kemudian isi dakron secukupnya, rapikan ujung
atas buah markisa, masukan potongan kawat kurang lebih 6 cm
kemudian tempelkan daun / lilitkan pada daun / terbuat dari flannel
warna hijau.
2. Rekatkan daun markisa 2 lembar kiri dan kanan, kawat batang di
balut dengan florotif, bila markisa akan di gantung, ujung pita di
rekatkan pada batang, sekaligus terbalut florotif.
3. Markisa medan siap di gantung di mobil, di tas anak-anak atau
gantungan kunci untuk souvenir ulang tahun anak-anak di kemas
dengan plastik kaca dan diberi pemanis pita.
KAOS KAKI
118
POLA A
F. Angsa Duo
Dari Daerah Jambi
Cara membuatnya :
- Buat pola angsa dari karton
- Gunting kain planel sesuai pola bentuk angsa sebanyak 4 lapis
- Jahit sekeliling badan kedua angsa
- Isi badan angsa dengan kapas sebelum terjahit seluruhnya
- Pasang mata-mataan dengan double tape
- Tempelkan renda disekeliling badan angsa dengan panjang 60 cm
dan lebar 5 cm
- Rekatkan kedua angsa dengan double tape
- Tambahkan aplikasi bunga
- Letakan kedua angsa yang sudah jadi pada sebuah keranjang kecil
- Pasang tali emas diatas punggung angsa 119
G. Naga
Dari Berau, Kal-Tim
Cara membuatnya:
- Gunting pola naga pada karton
- Gunting kain planel sesuai pola sebanyak 2 lapis
- Jahit sekeliling badan naga dengan jarum jahit dan benang
- Isi badan naga dengan kapas sebelum terjahit semua
- Pasang mata-mataan dengan double tape
- Pasang tali emas diatas punggung naga
120
H. Gunungan
Dari Jogjakarta
Cara membuatnya :
- Buat pola gunungan dari karton
- Gunting kain batik sesuai pola sebanyak 2 buah
- Tempel gagang es krem pada karton bentuk gunungan dengan
lem lilin
- Tempel kain batik pada karton gunungan dengan lem fox di kedua
sisi gunungan
- Lipat kain di sekeliling gunungan kedalam
- Tempel tali koor di sekeliling gunungan dengan lem lilin
- Lilit gagang es krim dengan tali koor
121
I. Ayam Taliwang
Dari Nusa Tenggara Barat
Cara membuatnya :
- Buat pola ayam jago dari karton
- Gunting kain planel warna coklat bentuk pola ayam jago 2 lapis
- Jahit sekeliling badan ayam dengan jarum dan benang
- Isi badan ayam dengan kapas sebelum terjahit semua
- Gunting planel warna kuning bentuk sayap 2 buah, 1 bentuk
jengger, dan dua buah bentuk sayap
- Bentuk kaki
- Tempel sayap, jengger dan kaki ayam dengan lem lilin
- Pasang mata-mataan dengan double tape
122 - Pasang tali emas untuk menggantung direkat dengan lem lilin
BAB V
Hantaran Mas Kawin
A. Mas Kawin
Mas Kawin atau Mahar merupakan pemberian dari pengantin pria
kepada pengantin wanita, mas kawin yang diberikan pengantin pria
kepada penganin wanita selain uang dan cincin ada juga yang
memberikan alat beribadah seperi al-quran, mukena dan sejadah,
tentunya atas persetujuan pengantin wanita.
Jumlah uang yang diberikan berbeda-beda tergantung adat daerah
masing-masing.
Mas kawin yang diberikan akan lebih menarik dan berkesan tidak
terlupakan apabila di buat seindah mungkin.
Mas kawin yang berupa uang bisa dibentuk burung merak, lukisan
bentuk perahu, mesjid, dan lain-lain. Mukena bisa di bentuk burung,
bunga, mesjid dan lain-lain.
Cara Membuat :
- Bola plastik dibelah menjadi dua bagian/ setengah lingkaran
- Setengah lingkaran bola ini diletakkan diatas kotak segi empat
- Jika ingin bentuk mesjid yang lebih besar, dapat diberi lagi kotak
segi empat kedua dan lebih besar ukurannya dari kotak yang
pertama
- Taruh mukena diatas bola dan kotak tadi
- Beri karet dan jarum pentul pada bola setengah lingkaran tadi agar
rapi
- Rapikan mukena dengan jarum pentul disekitarnya
- Pada keliling kotaknya dibuat pintu dan jendela masjid dari kertas
karton yang sudah dilapisi kertas emas dan sudah digunting /
dilubangi berbentuk jendela masjid
- Beri pita / hiasan disekitarnya agar lebih manis
- Biasanya mukena satu keranjang / wadah dengan sajadah
- Di sini sajadah dapat dijadikan alas masjid / sekedar dilipat di
samping masjidnya sebagai pemanis.
124
125
BAB VI
Penutup
126
Daftar Pustaka
Biodata Penyusun
128