Anda di halaman 1dari 139

BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN

HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

Bahan Ajar Kursus & Pelatihan


HANTARAN Level III

HANTARAN
Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik
Jilid 2

Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta, 2014
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KURSUS HANTARAN LEVEL III


HANTARAN, Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

Diterbitkan oleh:
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2014

Gedung E Lantai VI, Jl. Jenderal Sudirman


Senayan – Jakarta 19720
Telepon (021) 57904363, 572041
Faximile (021) 57904363, 5725041
website: www.infokursus.net
email: ditbinsus@yahoo.co.id
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

KATA PENGANTAR
DIREKTUR PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN

Pertama-tama kami menyampaikan puji syukur ke hadirat Allah Yang


Maha Kuasa, berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga bahan ajar kursus
dan pelatihan selesai disusun dan selanjutnyasiap dipergunakan oleh
peserta didik,pendidik, maupun penyelenggara kursus dan pelatihan serta
satuan pendidikan nonformal lainnya.
Sumber daya manusia yang berketerampilan dan tersertifikasi dapat
diperoleh melalui uji kompetensi. Uji kompetensi merupakan upaya yang
terus dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan, Ditjen
PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk meningkatkan
ketersediaan, memperluas keterjangkauan, mewujudkan kesetaraan dan
menjamin kepastian mutu, relevansi, dan daya saing lulusan kursus dan
pelatihan serta satuan pendidikan nonformal lainnya sesuai dengan standar
nasional pendidikan. Untuk mencapai sasaran tersebut, perlu didukung oleh
tersedianya sarana dan prasarana yang memenuhi kebutuhan pembelajaran.
Dalam menghadapi persaingan global pada Asean Free Trade Area
(AFTA) dan World Trade Organization (WTO), Indonesia dituntut dapat
menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya
manusia yang memiliki keterampilan yang tersertifikasi sehingga diakui dunia
internasional. Sumber daya manusia yang dibekali dengan keterampilan
serta karakter dan sikap-sikap positif akan menjadikan daya saing bangsa iii
Indonesia semakin diperhitungkan di kancah pergaulan dunia.
Bahan ajar kursus dan pelatihan merupakan salah satu sarana
pembelajaran untuk mengoperasinalisasikan substansi kurikulum berbasis
kompetensi yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang
berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) pada masing-
masing jenis keterampilan. Penerapan bahan ajar yang relevan dan
kontekstual dengan kebutuhan peserta didik akan sangat membantu mereka
dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti uji kompetensi, sehingga peserta
didik memiliki kompetensi yang mampu bersaing di pasar global.
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Akhirnya tidak lupa kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada
tim penyusun yang telah bekerja keras serta meluangkan waktu, pikiran,
dan tenaga demi terwujudnya bahan ajar ini.

Jakarta, Januari 2014


Direktur,

Muslikh, S.H.
NIP 19580915 198503 1 001

iv
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

SEKAPUR SIRIH

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya


penyusun dapat menyelesaikan penulisan bahan ajar kursus yang berjudul
"Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2", sesuai dengan
waktu yang ditentukan. Penulisan bahan ajar kursus ini merupakan upaya
untuk meningkatkan kompetensi pembelajaran ketrampilan bidang hantaran
di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). Untuk itu penyusunan bahan ajar
ini mengacu pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBM) bidang Hantaran.
Dalam penulisan bahan ajar ini penyusun juga menggali dari berbagi sumber
dari berbagai seminar hantaran pengantin tradisional di beberapa provinsi.
Penyusun menyadari bahwa penulisan Bahan Ajar ini masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan bahan ajar ini.
Dalam penulisan bahan ajar ini penyusun menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan bahan ajar ini. Seperti dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
Ikatan Pembuat Hantaran Indonesia (IPHI) Pancawati beserta pengurus
konsorsium Pusat maupun Provinsi yang telah menyumbangkan tenaga
dan pikiran sehingga penyusunan bahan ajar ini dapat selesai. Kepada
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan yang telah memberikan
dukungan sehingga terwujudnya penulisan bahan ajar ini, kami ucapkan
terima kasih.
v

Hormat kami
Penyusun
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

vi Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ................................................................................ iii


Sekapur Sirih .................................................................................. v
Daftar Isi .................................................................................. vii
Bab I Pendahuluan ................................................................... 1

Bab II Hantaran Pengantin Tradisional .................................... 3


A. Hantaran Pengantin Tradisional Aceh ....................... 3
B. Hantaran Pengantin Tradisional Nusa Tenggara Barat 14
C. Hantaran Pengantin Tradisional Daerah Istimewa
Yogyakarta ................................................................ 20
D. Hantaran Pengantin Tradisional Adat Jambi .............. 25
E. Hantaran Pengantin Tradisional Melayu Deli
Sumatera Utara ......................................................... 31
F. Hantaran Pengantin Tradisional Sidoarjo .................. 44
G. Hantaran Pengantin Putri Jenggolo ........................... 47
H. Hantaran Pengantin Tradisional Adat Banjar
Kalimantan Selatan ................................................... 53
I. Hantaran Pengantin Tradisional Bengkulu................. 59
Y. Hantaran Pengantin Tradisional Kesultanan
Berau Kalimantan Timur ........................................... 69
vii
Bab III Seni Lipat Tanpa Potong ................................................ 90
A. Seni Lipat Bentuk Pelikan .......................................... 90
B. Seni Lipat Bentuk Naga ............................................. 92
C. Seni Lipat Bentuk Unta .............................................. 95
D. Seni Lipat Bentuk Menjangan .................................... 97
E. Seni Lipat Bentuk Kerbau .......................................... 99
F. Seni Lipat Bentuk Kucing .......................................... 101
G. Seni Lipat Bentuk Anjing ............................................ 104
H. Seni Lipat Bentuk Badak ........................................... 107
I. Seni Lipat Bentuk Tikus ............................................. 109
J. Seni Lipat Bentuk Koala ............................................ 111
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Bab IV Souvenir Daerah ............................................................. 114


A. Ikan Bandeng dari Sidoarjo ....................................... 114
B. Lelayang dari Daerah Istimewa Aceh ........................ 115
C. Penyekat buku "Raflesia" dari Bengkulu ................... 116
D. Gelang Martapura dari Kalimantan Selatan ............... 117
E. Markisa dari Medan ................................................... 118
F. Angsa Duo dari Jambi ............................................... 119
G. Naga dari Kalimantan Timur ...................................... 120
H. Gunungan dari Yogyakarta ........................................ 121
I. Ayam Taliwang dari Nusa Tenggara Barat................. 122

Bab V Hantaran Mas Kawin ........................................................... 123


A. Mas Kawin ................................................................ 123
B. Contoh-contoh Gambar Hantaran Mas Kawin .......... 125

Bab VI Penutup............................................................................ 126

Daftar Pustaka ................................................................................ 127

Biodata Penyusun .......................................................................... 128

viii
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

BAB I
PENDAHULUAN

Memberikan tanda kasih dan untuk mempererat persaudaraan sering


diwujudkan dalam pemberian hantaran. Hanya saja umumnya, orang lebih
mengenal hantaran pengantin. Isinya, berbagai keperluan calon mempelai
wanita, seperti perlengkapan shalat, baju pesta, dan keperluan mandi.
Kini beragam hantaran bermunculan. Hantaran sudah lazim diberikan
pada peristiwa yang penting dalam kehidupan seseorang dari sejak dalam
kandungan hingga menutup mata. Seperti hantaran untuk acara adat tujuh
bulanan/tingkepan, perlu ada parsel buah untuk membuat rujakan. Hantaran
untuk kelahiran bayi berisi keperluan bayi, seperti selimut, bedak, sabun
dan alat gendong. Hantaran ulang tahun untuk anak dapat berisi alat tulis
maupun mainan yang dikemas sedemikian rupa dalam bentuk kreasi yang
menarik. Karena itu hantaran adalah segala sesuatu yang diberikan
seseorang atau lembaga kepada orang lain yang dibentuk, dikemas dan
dipercantik dalam keadaan suka dan duka.
Membuat hantaran-hantaran sendiri tersebut, tentu akan memberikan
kesan lebih istimewa dan mendalam bagi yang menerimanya. Selain itu
membuat hantaran juga tidaklah sulit. Cukup dengan memberikan nuansa
khusus, sehingga hantaran anda menjadi lebih menarik.
Untuk menekuni pelajaran hantaran terdiri dari 3 level. Peserta didik
yang telah mengikuti kursus hantaran pada level I ini memiliki kompetensi
sebagai Pembuat Hantaran Yunior. Selain itu mereka memiliki peluang kerja
diperusahaan-perusahaan souvenir dan membantu event organizer
1
pernikahan. Sedangkan Level II peserta didik memiliki keterampilan sebagai
Pembuat Hantaran Senior. Selain memiliki peluang kerja diperusahaan-
perusahaan hantaran/souvenir juga sudah dapat berusaha mandiri.
Sedangkan peserta didik setelah mengikuti kursus pada level III memiliki
kemampuan sebagai Pembuat Hantaran Profesonal.
Buku bahan ajar hantaran tradisional, modifikasi, dan cantik unik jilid 2
ini merupakan materi level III yang berisi mengenai hantaran pengantin
tradisional dari berbagai provinsi. Seperti hantaran tradisional Aceh, Nusa
Tenggara Barat, DI Yogyakarta, Jambi, Melayu Deli Sumatera Utara, Sidoarjo
Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bengkulu dan Kalimantan Timur. Dalam
buku ini juga ditampilkan berbagai upacara adat perkawinan tradisoinal mulai
dari makanan tradisional, penataan hantaran busana tradisional maupun
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 1
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

modifikasi dan upacara adat perkawinan, dengan tujuan untuk melestarikan


budaya bangsa dari berbagai provinsi agar diketahui generasi penerus
sebagai warisan dari nenek moyang.
Hantaran tradisional juga membuat materi seni melipat kain tanpa
potong dengan bentuk-bentuk binatang yang ada di daerah tersebut serta
bentuk souvenir khas daerah masing-masing.
Semoga buku bahan ajar ini bermanfaat untuk pembaca dimanapun
berada. Belajar tidak harus mengikuti kursus, tetapi dengan membaca buku
ini pun bisa menambah pengetahuan dan berwirausaha dibidang hantaran.

2 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

BAB II
HANTARAN PENGANTIN TRADISIONAL

A. Hantaran Pengantin Tradisional Aceh

Sebelum perkawinan, masyarakat Aceh mengenal tradisi minta jodoh


(mita judo). Meskipun bukan termasuk bagian dari upacara perkawinan,
mita judo merupakan tanggung jawab orang tua. Sebab dalam
masyarakat Aceh, apabila seorang anak laki-laki atau perempuan tidak
mendapat jodoh bisa menjadi aib bagi keluarga maupun bagi anak itu
sendiri.
Ada kebiasaan bagi masyarakat Aceh apabila memiliki anak perempuan,
seorang ibu biasanya menyediakan juree bile (kamar pengantin). Hal
ini dilakukan karena rumah tempat tinggalnya, akan diberikan untuk
anak perempuannya. Sedangkan untuk anak laki-laki, sang ayah akan
membuat rumah lainnya atau memberikan sebidang tanah untuk
rumahnya kelak.

Masyarakat Aceh mengenal berbagai adat tradisional, menjelang


perkawinan, diantaranya yakni:
1. Cah Rauh (Cah Reot / Meurisik / Meneliti)
Adat Cah Rauh disebut juga jalan pembuka untuk memuluskan
jalan peminangan. Biasanya orang tua Pengantin Pria (Calon
Linto), bila sudah menemukan calon menantu yang diinginkan
seperti rupawan, berbudi, silsilah keturunan yang baik, rajin dan
pintar, akan berkunjung untuk silaturahmi dengan calon menantu. 3
Namun bisa juga orang tua calon linto mengutus seseorang yang
terpercaya dan pintar berbicara serta bijaksana untuk silaturahmi
tahap awal dengan calon dara baro. Utusan orang tua calon linto
itu disebut seulangke.
Terkadang calon dara baro tidak mengetahui maksud dan tujuan
kedatangan tamu ini. Bila dalam silaturahmi tersebut, ada tanda-
tanda baik, seulangke akan menanyakan apakah anak dara sudah
ada yang punya. Bila ternyata belum ada dan ada tanda setuju
dari pihak anak dara (got lumpo), maka seulangke akan
mengungkapkan keinginannya untuk datang melamar (Jak
Meulakee). Seulangke berjanji akan datang lagi untuk melamar.
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 3
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2. Jak Meulakee / Melamar


Jak Meulakee atau melamar merupakan saat pertama kali calon
linto dengan seulangke datang mengunjungi rumah calon dara
baro. Tujuannya untuk melamar dengan membawa hantaran yang
dibawa pihak laki-laki. Isinya berupa Bungkoih Ranub didalam bate
ranub, semacam kuningan berukir warna emas atau bagi
masyarakat Aceh Tamiang semacam tepak sirih dari kayu berukir,
buah-buahan atau kue kalengan, gula dan kopi.
Sirih yang dibawa oleh seulangke (ranub mameeh), dimakan
bersama-sama sambil beramah tamah dan mencicipi hidangan
juada, yakni kue khas Aceh, air kopi dan teh, yang sudah disiapkan
oleh pihak perempuan. Pada saat ini, biasanya tak membalas
bawaan. Hanya sekedar ucapan terima kasih membungkus juada
ala kadarnya, sambil mengembalikan tempat sirih.

3. Ranub Kong Haba/Intan Tanda/Antar Tanda (Bertunangan)


Setelah Jak Meulakee diadakan biasanya dilanjutkan acara Ranub
Kong Haba. Acara ini dilaksanakan setelah melihat Phai terlebih
dahulu, untuk mencari hari yang baik untuk mengantar tanda.
Segala sesuatu yang ada sangkutannya dengan cara adat "antat
tanda" adalah :
a. Tanda untuk peuha (mas kawin)
Peuha diletakkan dalam sebuah tempat yang dinamakan bate
ranub (karah) khusus untuk mengisi peuha. Di lapisan paling
bawah diletakkan bibit sayur-sayuran seperti bibit bayam, bibit
labu, bibit gambas dan lain-lain. Lapisan kedua (tengah) disusun
4 sirih. Lapisan paling atas diletakkan peuha. Peuha tersebut
dilapisi oleh kapas, kemudian dilapisi oleh kain kuning.
Maksudnya untuk menghormati indahnya mas kawin sebagai
fokus sejarah (simbol) seorang insan yang akan mengikat diri
dalam menempuh hidup baru atau berumah tangga dengan
pasangannya.
Sedangkan bibit-bibit dari sayuran diartikan bawa calon suami
menunjukkan kalau dia sudah siap bertanggung jawab sebagai
kepala keluarga untuk mencari nafkah. Sirih lengkap adalah
simbol, suami harus bisa menjadi obat bagi istrinya. Begitu
juga sebaliknya.

4 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

b. Peukaian calon dara baro sigo troun (pakaian tanda ikatan


sekali salin)
Pakaian dara baro dibungkus dengan kain diisi di dalam talam
yang terbuat dari kuningan (dalong), ditutup dengan kain
bersulam emas (Seuhab). Pakaian dara baro terdiri dari :
- Kain sarung 1 potong
- Bahan baju 1 potong
- Pakaian dalam selengkapnya
- Selendang 1 potong
- Handuk 1 potong
- Sajadah dan mukena 1 set
- Sandal 1 pasang
- Kain sarung 1 potong
c. Juada (kue-kue khas Aceh)
Semua juada yang dibawa dalam acara adat ini adalah hadiah
dari famili linto. Hanya saja jenis kuenya tergantung daerahnya.
Namun ada ciri daerah yang lebih ditonjolkan. Seperti :
- Bungong Kayee/Peunajoh Tho 1 talam (Aceh Besar)
- Timphan 1 talam (Aceh Pidie)
- Halua Breuh 1 talam (Aceh Utara/Timur)
- Halua Peutek 1 tempat khusus (Aceh Timur/Aceh Temiang)
- Doidoi 1 talam
- Keukarah 1 talam
- Wajik 1 talam
- Bhoi 1 talam
- Kemang loyang 1 talam (Aceh Timur)
- Meuseukat 1 talam (Aceh Besar) dan dibungkus dengan
kertas warna-warni. 5

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 5


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Seluruh bawaan beserta tanda kong haba diserahkan oleh pihak


linto ketika seulangke mengutarakan maksud yang telah
disepakati bersama. Dalam penyerahan tanda peuha,
dibicarakan sangsi-sangsi hukum adat, hari dan tanggal
mempelai menikah, berapa banyak orang yang mengantar
linto.
Setelah menerima tanda kong haba pada hari itu juga keluarga
dara baro menaksir harga juada atau kue-kue khas Aceh yang
dibawa linto. Tiga hari setelah menerima ranub kong haba dari
pihak linto, maka pihak dara baro datang kerumah orang tua
linto untuk mengantar kembali 'antat ranub kong haba' atau
'beunalaih/meunalaih tanda kong haba'. Dalam kunjungan ini,
orang tua pihak dara baro membawa bate ranub dan juada/
kue balasan dari pihak linto.
Kalau bawaan linto beserta tanda kong haba 10 talam, maka
pihak dara baro membawa 'ranub kong haba' atau 'Beunalaih
tanda kong haba' lebih dari 10 talam ada kalanya sampai 15
talam. Kelima belas talam tersebut dijunjung oleh ahli wareh
dara baro ke rumah linto. Bawaan aneuk dara ditaksir oleh pihak
linto yang membalasnya (baik berupa uang atau berupa benda)
yang bawaannya lebih dari nilai bawaan dara baro, yang diisi
dalam talam pihak calon dara baro. Kebiasaan di Aceh, balasan
hantaran disumbang oleh Ahli wareh/karong.
Talam tempat juadah tersebut tidak dikembalikan oleh pihak
calon dara baro. Tetapi baru dikembalikan beberapa hari setelah
itu. Sewaktu mengantar pulang tanda atau beunalaih tanda
kong haba (Balasan tanda jadi)
6 d. Ranub dong / ranub guci / pisang pawee (Aceh Timur)
Ranub dong terdiri dari sirih, pinang, tembakau, cengkeh, gambir
dan selengkapnya disusun sedemikian rupa didalam peurakan/
dalong. Selain itu, ranub dong juga terdiri dari gula, kopi/teh, telur
ayam atau telur itik rebus yang telah diwarnai merah

4. Adat Meugatib (Menikah)


Banyak cara yang dilakukan dalam acara Meugatib (menikah) di
Aceh. Hal ini sesuai dengan perjanjian bersama antara kedua
keluarga besar. Apakah tempatnya di rumah dara baro, di
Meunasah atau di mesjid. Tapi yang jelas, saat itu hantarannya
belum dibawa. Hanya mas kawinnya (Peuha/Jeulamee/Jeunamee)
6 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

yang sisa dua pertiga yang dibawa. Setelah menikah Linto Baro
akan pulang kerumah orang tuanya. Baru kembali kerumah Dara
Baro disaat Antat linto (Preeh Linto/Uro Meukeureuja/Hari Resepsi)

5. Adat Meukeureuja (Antat Linto)


Acara adat Meukeureuja di Aceh adalah acara yang paling meriah
dalam suatu perkawinan. Ini sudah menjadi hukum adat di Aceh.
Bahkan lima atau tujuh hari sebelum dilangsungkan acara tersebut
diadakan beberapa acara adat. Diantaranya yakni:
a. Adat bouh gaca. Acara adat bouh gaca (gaca phoun)
diadakan lima hari sebelum acara Meukeureuja. Acara bouh
gaca diliputi oleh beberapa ketentuan, dan sebelum acara
tersebut terlebih dahulu dipeusijuk (diluruskan niat dan
tehniknya atau ditepung tawari). Dirumah calon dara baro telah
dipersiapkan bahan-bahan keperluan seperti beuleukat kuning
(ketan kuning), ayam panggang, tumphou seperangkat/daun
seunijuk (daun-daun tepung tawar), oun gaca (daun inai), juada
(kue khas Aceh) yang terdiri dari beberapa hidangan. Talam
ditutup dengan "seuhap", tutup hidangan khusus khas Aceh
yang disulam benang emas.
Adakalanya bahan-bahan gaca phoun (pertama) diantar atau
disumbang oleh orang tua linto. Acara hantaran gaca phoun
dari linto dibalas oleh orang tua dara baro. Adat kouh/kruet
andam (mengerik rambut halus) Guna kouh/kruet andam untuk
memuluskan agar wajah Dara baro cemerlang pada hari dirias
nantinya. Acara adat kouh/kruet andam tidak semeriah acara
bouh gaca. Sebelum acara kouh andam terlebih dahulu calon
dara baro dipakaikan pakaian Aceh. Setelah itu calon dara baro 7
didudukkan diatas pelaminan atau kaso duek meukasab dan
dipeusijuk oleh maja (orang sepuh) dan calon dara baro diarak
geupeutron jak mano (turun pergi mandi / siraman), geuba le
mak peuganjo (dipandu oleh bidan pengantin)

b. Adat peumano Dara Baro (Siraman)


Kebiasaan siraman pertama kali dilakukan di Aceh Barat,
namun sekarang sudah membudaya pada masyarakat Aceh
pada umumnya. Karena dipandang dari sudut makna dan
fungsinya adalah baik, seperti berikut:

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 7


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

l Calon pengantin (dara baro), setelah dimandikan dengan


wangi-wangian air bunga aneka aroma dan warna tentu
menjadi lebih harum alami.
l Orang tua memandikan anaknya untuk yang terakhir kali
dengan kasih sayang.
l Dara Baro tidak perlu mandi pada hari meukeurija/
meukeureuja/Preeh Linto.
l Seumano ini, simbol seorang gadis yang akan mengakhiri
masa gadisnya, diawali dengan Jiwa dan Raga yang suci
bersih guna mengarungi kehidupan berumah tangga.
Acara ini dilaksanakan sehari sebelum hari meukeureuja. Pada
acara ini disediakan alat-alat menurut ketentuan adat Aceh Barat
Daya atau Selatan seperti :
1) Tempat dimana dara baro dimandikan yang terlebih dahulu
dihiasi sedemikian rupa.
l Satu buah kursi (ditempat sandaran dihiasi dengan 3, 5
atau 7 lapis seprei meukasap)
l Satu tilam duek di atas kursi, calon dara baro dipangku
oleh adik ibu atau ayah dara baro.
l Beberapa buah payung berwarna warni meukasap, guna
melindungi dara baro dari sinar matahari dan menutupi dara
baro sewaktu ganti pakaian.
l Satu dalongseunalen manou (pakaian selesai mandi) atau
ija seulanen dara baro antara lain : kain/pakaian lengkap,
bedak, sabun mandi, sogout, bohkreut rah ouk (untuk
keramas, kalau sekarang bisa diganti dengan shampoo).
l Tujuh buah meundam yang telah dilapisi dengan kain 7
warna-warni dan dihiasi On'u (janur) yang dijalin, air
8 berbunga 7 macam warna/rupa dan air bunga mawar/
minyak wangi. Daun janur akan terlepas waktu dara baro
berkumur air meundam lalu ditiupkan pada janur, itu
dilakukan setiap meundam sampai 7 orang yang
memandikan oleh sesepuh termasuk ayah dan ibu Dara
Baro, selesai mandi bunga, dibilas lalu dibimbing untuk
berwudhu. Setelah dara baro selesai, biasanya secara tak
disadari oleh pengunjung, makpeungajo mencipratkan air
sisa mandi pada seluruh pengunjung.
2) Pengantin memberikan hadiah/bingkisan pada para
pengunjung termasuk kepada para orang tua (makcik,
nyakwa, nyak chik/nenek) dari pihak orang tua (ibu dan ayah
dara baro) yang telah turut memandikan Dara baro.
8 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

Seumano Dara Baro ini (tergantung kesanggupan dari


pemangku hajad), ada juga yang tidak melakukan acara adat
Semanaou/peumano ini, karena dianggap mengada-ada,
Wallahualam bissawab.

c. Adat Khatam Al Qur'an


Setelah siang harinya menyelenggarakan upacara peumano
dara baro, pada malam harinya setelah shalat Isya dimulai
acara khatam Al Qur'an. Dalam acara ini disediakan hadiah
dara baro untuk guru ngaji. Diantaranya yakni:
1) Ketan kuning/buleukat kuneeng + ayam panggang, Aceh
temiang (bale ketan untuk ditancapkan telur + bendera kertas)
2) Nasi biasa beserta lauk-pauknya (masakan khas Aceh)
3) Pisang ambon/pisang bu ie/pisang raja
4) Kain putih dan kain sarung
5) Uang tanda terima kasih sesuai kemampuan

Peralatan lain yang perlu disiapkan yakni 2 buah Al Qur'an dan


2 buah reunai untuk teungku/guree atau guru ngaji dan dara
baro untuk sarana mengaji Khatam Al Qur'an. Setelah
mengkhatamkan Al Qur'an, teungku membaca Do'a khatam.
Selain itu teungku juga memberi nasehat dan petunjuk-petunjuk
pada dara baro untuk menghadapi lika-liku kehidupan berumah
tangga kelak.
Bagi mereka yang belum khatam Al Qur'an dikhatamkan
sewaktu mereka mengaji. Sebab khatam Al Qur’an merupakan
kewajiban mutlak bagi seorang calon pengantin di Aceh baik
bagi linto maupun dara baro. Sebaiknya belajar mengaji bukan 9
hanya membaca Al Qur'an saja. Tapi membahas dan mengkaji
makna yang terkandung dalam Al Qur'an. Demikian juga
mengerti Hadist Nabi Muhammad SAW, belajar adat sopan
santun, tatakrama kehidupan dalam rumah, bermasyarakat
dan nantinya siap bergaul dengan dunia luar.
Dengan begitu mereka akan mengenal diri sendiri. Dengan
mengenal diri kita otomatis mengenal siapa Pencipta diri kita.
Hingga pada akhirnya dapat berjalan lurus. Seperti yang selalu
diucapkan dalam shalat, seperti doa iftitah, Al Fatihah, Al Ikhlas,
An Naas, dan lain-lain.

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 9


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

d. Adat peungui tempat (Persiapan tempat acara)


Dalam setiap adat perkawinan terutama di Aceh Timur, rumah
calon dara baro dihiasi dengan barang-barang yang terbuat
dari benang emas berbentuk bunga-bungaan khas Aceh.
Upacara seperti ini dinamakan "peungui tempat". Yakni
menghias rumah, merakit tempat pelaminan, menghias kamar
pengantin, membuat seung/babah pinto neurouk atau tenda,
pintu gerbang, pintu-pintu masuk.
Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk menghias tempat
dan pelaminan itu meliputi:
l Tabeng/Tiree, ceuradi, neulanget, bie, seuprei, cawiek, boh
keuleumbu/pokopok, bantai duek dll, yang semuanya
disulam emas. Disamping menghias di ruang dalam
rumah, di pekarangan rumah juga dihias. Seperti pintu
gerbang/babah neurouk dihias dengan gabah-gabah/On'u
(Janur). Sedangkan kanan dan kiri pintu gerbang dipasang
tumbak meujanggut (tombak berjanggut). Sementara tiang
pintu gerbang digantung teubee me oun dan u meulason.
l Mee Bu Balee/Peurakan yang dibuat dari bahan kayu atau
papan berbentuk rumah khas Aceh. Ada kalanya dibuat
bertingkat atau dibuat ruangan ditengah-tengah peurakan.
Isi ruangan tengah peurakan tersebut adalah Bu Leukat
kuneng, tumphou, ayam panggang, buah-buahan yang telah
diukir, telur ayam/itik diatur dan ditusuk dipinggirnya, sirih
lengkap dalam bate ranub yang diletakkan di samping.
l Isi dalong terdiri dari beras/padi, batee ie yang berisi air
yang telah dicampur dengan bedak dingin/tepung beras,
10 satu ikat daun tumbuh-tumbuhan (naleung sambo, On
seunijuk) dihiasi sedemikian rupa dengan ceuradi yang
dibuat dari kain beludru/sutra dan diberi sulam emas/
meusujou. Kain tersebut diujungnya memakai sumbu
diletakkan pada lingkaran dalong. Songkok diletakkan
sebagai alas talam diatas dalong. Songkok berbentuk segi
empat dengan memakai warna dasar merah dan
meusujou. Tudung saji yang dibuat dari daun nipah (laya)
yang bagiannya dilapisi dengan kain merah/warna lain
sebagai dasar dan meusujo.
l Diatas tudung diletakkan sehab yang meusujo berbentuk
segi delapan.

10 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

l Perlengkapan makanan untuk mempelai adalah dalong


tempat lauk pauk. Dalong tersebut dihias dan diatasnya
diletakkan rubing (rotan yang melingkari dalong tersebut).
Dalam rubing diisi piring-piring yang berisikan lauk pauk
seperti daging ayam, daging lembu, ikan dan sebagainya.
l Kreukai tempat lapek nasi atau dara baro atau linto yaitu
pingan meututop, diletakkan diatas kreukai ditutup sehab/
sangee, satu ceret air (ciriek) dan gelas cawan dan batee
ie/cuci tangan, juga disediakan tempat penampung air cuci
tangan (seurahi). Acara makan bersama di Aceh Temiang
(makan hadap-hadapan), ada adat memperebutkan ayam
yang disembunyikan di dalam nasi)
l Hidangan juadah terdiri dari satu dalong dan berisi kue-kue
yang ditempatkan didalam piring kecil disusun bertingkat-
tingkat dan ditutup dengan sangee dan seuhab.

6. Upacara Adat/Antat Linto (Resepsi)


Acara puncak yang paling meriah dari upacara adat perkawinan
Aceh adalah upacara antat linto dan acara bersanding (dirumah
dara baro). Linto menginap. Tapi bila subuh tiba, Linto kembali ke
orang tuanya. Hari berikutnya Linto datang bersama temannya.
Hal ini mungkin karena linto masih malu dan sungkan pada keluarga
besar istrinya.
Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan oleh linto adalah :
a. Batee ranub, ini ditukar dengan milik dara baro sewaktu
rombongan linto dipersilahkan masuk oleh pihak dara baro
setelah soumapa. Batee ranub diisi dengan berbagai
kelengkapan antara lain : 11
1) Lapisan bawah : bibit palawija, bibit ayam, bibit labu, bibit
gambas, dan lain-lain.
2) Lapisan tengah : diisi dengan sirih yang telah dibuat.
3) Lapisan atas diletakkan peuha yang telah dibungkus dengan
kapas yang kemudian diikat dengan kain/sapu tangan warna
kuning.
b. Batee ranub digunakan untuk tueng dara baro, penyerahan batee
ranub kepada bisan dara baro sewaktu rombongan linto baru
datang dan disambut oleh bisan memberikan sirih (Tukar
Menukar Sirih). Dan ketika mau pulang atau selesai makan
bersama/sebelum acara penyerahan linto pada pihak dara baro.
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 11
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

c. Batee ranub dibawa ketiga-tiganya oleh linto, kalau menikah


dilaksanakan pada malam hari, tetapi kalau menikah telah
dilaksanakan jauh sebelum hari meukeureuja/antat linto, batee
ranub hanya membawa dua buah saja. Isi Batee ranub :
1). Pisang Pawee (beberapa sisir pisang disusun diatas Talam
dan dihias), teubee meu On (tebu yang dibawa dengan akar
dan daunnya), u meulason (kelapa dibawa dengan tandannya).
2). Peurakan diisi dengan berbagai bahan menurut adat : sirih,
pinang secukupnya, cengkeh, tembakau, gula, kopi, teh,
susu, limun, pisang, buah-buahan dan lain-lain.
3). Satu dalong/rubing/balee buleukat yang berisis pulut kuning,
tumpho, ayam panggang, telur ayam/itik rebus, yang
diwarnai merah dan hijau.
4). Juada yang berisi halua meusekat 2 talam, keukarah 1
talam, wajig 2 talam, keumang loyang 1 talam, bhoi 1 talam,
doidoi 1 talam.
5). Satu talam ija tujuh (tujuh salin treoun / 7 set salin) :
- 7 potong kain sarung, 1 potong kain panjang
- 7 potong bahan baju
- 7 potong kain selendang, beberapa kelengkapan pakaian
dalam
- 3 potong handuk
- 5 potong sabun madi
- sandal, sepatu dan tas
- minyak wangi, bedak, sikat gigi, mukena, sajadah
- 1 koper pakaian ganti linto
12
7. Upacara Tueng Dara Baro (Ngunduh Mantu)
Upacara tueng dara baro sangat sederhana, namun sangat
menentukan. Upacara ini juga disebut penutup dari pesta
perkawinan/meukeureuja. Dua hari sebelum upacara adat tueng
dara baro, orang tua dara baro juga menyerahkan juada yang akan
dibawa kerumah orang tua linto baro. Juada tersebut jumlahnya
sampai 10 talam atau dilebihkan dari bawaan linto pada acara
antat linto. Kue tersebut semuanya hadiah dari ahli wareh/karong
dara baro.

12 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

Dirumah linto baro telah dipersiapkan pelaminan. Di depan


pelaminan telah dipersiapkan bahan-bahan untuk upacara adat
antara lain :
a. Satu dalong alat peusijuk/bahan untuk tepung tawar (terdiri dari
brueh pade/beuruteh, bate ie (air dalam mangkok yang
dicampur dengan bedak dingin, satu ikat tumbuh-tumbuhan
yang diletakkan diatas bate ie (naleueng sambo, on senijuek,
on silaklak/ daun sitawar, On Maneek Manou, On Gaca).
b. Satu dalung buleukat kuneeng, tumpho/U mirah, Manook
Panggang. Diambil sedikit untuk disulangi pada pengantin atau
disunting ditelinganya.
Tata Cara Upacara Teung Dara Baro :
l Dara baro mengenakan pakaian adat Aceh yang namanya
Ija duablah haih, boleh juga pakaian Aceh lain yang lebih
sederhana dibanding waktu Uro Meukeureuja, demikian
juga Linto baru sudah siap menyambut Dara Baro, dengan
memakai pakaian Aceh yang serasi dengan dara baro.
l Dara baro datang dengan disambut meriah oleh tuan rumah
(mertua), sebelum naik atau masuk kerumah, geupeu
sipreuk brueh pade (disiram dengan beras dan padi) dan
dicuci kakinya dengan air bunga yang tersedia di dalam
seurahi atau geupet. Lalu linto menggandeng dara baro
digiring ke pelaminan, dan dipeusijuek oleh maja dari pihak
linto lebih kurang 3, 5, 7, 9 orang (harus ganjil)
l Setelah upacara adat peusijuk dan teumeutuek
(sumbangan hadiah berupa barang, emas/uang yang
diselipkan waktu salaman setelah peusijuek) selesai, lalu
acara makan bersama, berbincang-bincang sebentar, lalu 13
rombongan dara baro, mohon diri minta izin/pamit untuk
pulang, kecuali dara baro menginap beberapa malam
dirumah mertua. Sampai menunggu kapan dijemput oleh
pihak orang tua dara baro. Waktu acara dijemput pulang,
oleh mertua, dara baro dibekali lagi hadiah berupa alat
perabotan dapur, anak sapi/kambing untuk diternakkan, dan
dipesan untuk tidak dijual walaupun uang lagi putus.
l Sebelum berangkat diberi nasehat, petuah-petuah dan doa
dari mertua/orang tua linto agar diberi oleh Allah SWT rezeki
yang berkah, mendapat keturunan yang sholeh, mempunyai
ilmu/umur yang manfaat, menjaga keluarga sakinah,
mawadah warahamah.
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 13
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

l Linto dan dara baro berangkat menuju rumah orang tua


Dara baro beserta hadiah-hadiahnya, yang diiringi oleh
keluarga Dara baro tadi.
Dengan demikian selesailah sudah upacara adat perkawinan
Aceh, dengan segala macam hantaran dan bawaannya. Bagi
sebagian masyarakat Aceh, kadang mengambil sebagian-
sebagian saja.

B. Hantaran Pengantin Tradisional Nusa Tenggara Barat


Bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat bentuk hantaran mempunyai
nilai filosofi tersendiri. Yakni sebagai simbol keselarasan dua keluarga
yang bersatu dan memiliki nilai estetika.

Tata cara mengantar hantaran dan bentuknya.


1. Penyerahan hantaran pada suku Sasak, pada umumnya
menyerahkan hantaran dilaksanakan setelah akad nikah yang
disebut Sorong Serah
a. Berbentuk Kebon Odek, menyerupai kotak segi empat panjang
dan dipikul oleh dua orang pria. Isinya pakaian untuk digunakan
oleh pengantin wanita seperti pakaian dalam, pakaian sehari-
hari, kain panjang, kain songket dan perhiasan. Kebon odek
sebagai simbol cinta kasih yang tulus, kebersamaan dalam
menggapai bahtera kehidupan.
b. Berupa piring yang berisi beras yang dibawa oleh kaum pria,
sebagai lambang tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan
14 pangan.
c. Kelapa yang disimpan didalam wadah terbuka dan dibawa oleh
kaum pria sebagai lambang memenuhi kebutuhan lauk pauk.
d. Kepeng/uang yang berlubang ditengahnya, sebagai lambang
keberadaan pengantin pria, tergantung banyak dan sedikitnya
Kepeng tersebut.
Disamping hantaran tersebut masih banyak lagi yang dihantarkan
oleh pengantin pria. Ketika menyerahkan hantaran diiringan oleh
rombongan yang banyak. Ketika menyerahkan hantaran
menggunakan bahasa pantun yang santun serta diiringi musik khas
suku Sasak.

14 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

2. Penyerahan hantaran pada suku Samawa, hantaran diserahkan


sebelum hari terlaksananya akad nikah yang disebut Nyorong.
Nama keseluruhan hantaran yang diantarkan adalah Sowan Lemar
dan Barang Pamako. Bentuk hantaran bagi suku Samawa
bervariasi. Setiap bentuk hantaran mempunyai makna dan sym-
bol, seperti:
a. Kotak Pabeli (Mahar dan Mas kawin) antara lain :
1) Al Qur'an dan perangkat sholat ditempatkan dalam Sito
Masigit, wadah yang berbentuk masjid. Harapannya kedua
mempelai dapat menjalankan ibadah.
2) Perhiasan emas/permata ditempatkan dalam Sito
Bungkeng yang berbentuk kotak persegi.
3) Uang yang ditempatkan dalam Sito ayam/piyo/burung
sebagai lambang keperkasaan. Uang ini berbentuk Ringgi
Bulaeng (Ringgi Emas)
b. Pasaji telu rupa (panganan khas Sumbawa)
1) Tepung selipat
2) Manjareal
3) Bulu barai
c. Pasalin/pangkenang (bahan pakaian dan alat rias)
d. Katunung katokal (tempat tidur dan perlengkapannya)
e. Medo Bura (obat dan jamu-jamuan)
f. Loto Modeng (beras dan ketan)
g. Jangan Kakan (lauk pauk)
h. Daru reka (bahan mentah)
i. Akar kayu buah kayu (sayur dan buah)
15
Bagi masyarakat Sumbawa, pengelompokan barang hantaran
Nyorong dalam sembilan kelompok mencerminkan moksa tertinggi
dalam pemahaman Islam. Selain itu juga sebagai bentuk
penghargaan terhadap hasil kesepakatan kedua belah pihak
terhadap kegiatan perkawinan yang akan dilaksanakan.
Secara keseluruhan barang-barang tersebut ditempatkan dalam
Dulang kuningan beralas kain berenda emas yang ditutup dengan
Tabola maupun dengan penutup saji lainnya yang terubuat dari
anyaman benang emas yang berwarna-warni. Hal ini
menyimbolkan tentang kebahagiaan bergotong royong.

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 15


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

3. Penyerahan hantaran pada suku Mbojo, biasanya dilaksanakan


tujuh atau tiga hari sebelum akad nikah. Namun bisa juga
dilaksanakan pada hari dilaksanakan akad nikah. Bagi suku
Mbojo, mengantar hantaran disebut Wa'a co'i / Dende Wa'a Co'i.
Perlengkapan dan bentuk hantaran yang diantarakan kepada calon
mempelai wanita oleh calon mempelai pria suku Mbojo, hampir
sama dengan bentuk hantaran yang dibawa oleh calon mempelai
pria suku Samawa. Begitu juga dalam pelaksanaannya.
Adapun jenis hantaran meliputi:
a. Al Qur'an dan perangkat alat sholat yang ditempatkan dalam
Sinto Sigi, berbentuk masjid. Ini mempunyai bermakna agar
calon pengantin akan selalu beribadah dan dalam segala
kegiatan kehidupan tidak lepas dari Ridho Allah.
b. Perhiasan emas permata yang disimpan dalam Kampu yang
terbuat dari perak berbentuk kotak persegi, yang disimpan
diatas Tare, (talam yang terbuat dari kuningan yang berukir. Di
dalam tare tersebut dihiasi dengan sekapur sirih. Kapur sirih
tersebut akan disirih atau dimakan oleh orang tua. Hal ini
melambangkan nantinya kedua calon mempelai akan langgeng
dalam pernikahan.
c. Piti Balanja atau uang belanja, disimpan dalam Kampu, wadah
yang terbuat dari perak berbentuk kotak segi empat. Uang
belanja disimpan diatas tare kuningan atau talam yang dihiasi
dengan sekapur sirih dan beras kuning. Uang tersebut akan
dihitung dengan alas daun sirih. Hal ini menyimbolkan kehati-
hatian dan kewaspadaan. Sedangkan beras kuning akan
ditaburkan kearah keluarga yang menunggu di depan rumah.
16 Hal ini sebagai simbol ucapan dan rasa kebahagiaan.
d. Pangaha, berbagai bentuk panganan khas Bima (Mbojo) antara
lain:
1) Pangaha bunga
2) Pangaha terekali
3) Pangaha sinci
Pangaha tersebut berbentuk saling berhubungan. Hal ini
melambangkan hubungan dan keterikatan antara keluarga. Ada
pula panganan lain untuk melengkapi, seperti: bingka dulo,
Range, Waji, Ponte kalo, dan Apa. Ditambah dengan Oha Mina,
nasi kuning dari ketan yang dihias dengan Karaba, makanan
dari padi yang di gongseng dilengkapi dengan pisang sebagai
16 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
lambang kebesaran hajatan tersebut.
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

e. Pakaian calon pengantin dan segala perlengkapnnya yang


disimpan pada Sinto Bana, berbentuk soang. Ini melambangkan
bahwa dalam kehidupan harus bermasyarakat.
f. Segala rupa makanan, nasi dan lauk pauknya, yang disimpan
dalam Sinto Uma, Sinto yang berbentuk rumah, sebagai
lambang kehidupan. Harapannya kehidupan kedua mempelai
nantinya tidak pernah kekurangan.
g. Oi Ra afi - Riha ra Rawu, perlengkapan dapur dalam hantaran
suku Mbojo antara lain : beras, kayu bakar, sayur mayur, buah-
buahan, rempah-rempah, dan lain-lain.
h. Isi Umara Salaja atau perabot rumah tangga seperti: lemari,
tempat tidur, kasur dan bantal, kursi, yang berhubungan dengan
perabot rumah tangga.
i. Binatang ternak yang dipotong seperti kambing, kerbau dan
sapi.
Piti balanja atau uang belanja akan digunakan pada hari Pamaco.
Begitu juga perlengkapan dapur dan binatang ternak juga akan
digunakan pada acara Pamaco atau resepsi.
Sembilan kelompok jenis hantaran sama halnya dengan suku
Samawa yang memiliki nilai tertinggi berdasarkan ajaran dan
syareat Islam. Karena itu sembilan kelompok jenis hantaran pada
acara Wa'a Co'i harus ada. Nantinya akan disampaikan oleh tokoh
masyarakat atau orang yang dituakan dengan sapaan yang santun
agar hantaran dapat diterima dengan senang hati oleh keluarga
mempelai wanita.
Dalam menyampaikan hantaran, seorang tokoh masyarakat atau
yang mewakili keluarga pihak calon mempelai pria dengan ucapan 17
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Ake lamada
doho kaso mamai wa'a co'i di ita doho, ro ake wara di karongga
rakantudu ba mada doho di ru'u mori ra wako ana to'I-to'I ndai ta
ake, sampe ama ra ompu, ina ra wa'I - dunia ahera.
Urutan iring-iringan mengantar hantaran suku Mbojo - Bima
1. Pembuka jalan rombongan musik hadrah dan zikir
2. Tokoh masyarakat / orang yang dituakan
3. Inang pengasuh (Pape) seorang wanita yang berpengalaman
dalam kegiatan Nika Raneku (acara pernikahan)
4. Pembawa Sinto Sigi (Sinto masjid)
5. Pembawa kampu yang berisi uang dan perhiasan
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 17
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

6. Pembawa Sinto Bana dan Sinto Uma


7. Pembawa perlengkapan dapur
8. Pembawa isi uma Ra Salaja / perlengkapan rumah tangga.
9. Pengiring binatang ternak

CONTOH DAN BENTUK SINTO

SINTO UMA

18

SINTO SIGI

18 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

Sumber : dokumentasi pribadi

19

Sumber : dokumentasi pribadi

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 19


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

C. Hantaran Pengantin Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta


Kehidupan bangsa Indonesia memiliki tata kehidupan dan kebudayaan
sendiri. Kehidupan manusia memiliki daur hidup yang terdiri upacara-
upacara adat misalnya kehamilan, kelahiran, pernikahan dan kematian.
Hanya saja yang kami kemukakan disini adalah salah satu upacara-
upacara adat pernikahan yaitu peningset atau srah-srahan versi
Yogyakarta.
Hantaran pernikahan adat isitiadat Yogyakarta diberikan dari Calon
Pengantin Pria kepada Calon Pengantin Wanita sebelum terjadi
pelaksanaan pernikahan. Barang-barang tersebut disebut peningset.
Peningset berupa barang-barang sesuai di daerahnya khusus
Yogyakarta. Yakni berupa dua butir jeruk gulung, pisang raja setangkep,
setagen putih dan lain-lain.

LAMARAN
1. Mengajukan lamaran
Pada hari yang sudah ditetapkan, utusan dari orang tua calon
pengantin pria datang melamar ke calon pengantin wanita dengan
membawa oleh-oleh yang diletakkan dan dibawa dalam suatu
tempat (wadah). Dalam kunjungan tersebut dikemukakan maksud
dan tujuannya kepada orang tua si gadis. Yakni untuk meminang
si gadis. Adapun oleh-oleh tersebut diletakkan dalam suatu tempat
yang disebut dengan jodang. Jodang tersebut dipikul oleh dua
orang pria.
Sedangkan makanan yang dibawa berupa, makanan yang terbuat
dari beras ketan. Misalnya jadah, wajik, rengginang, pisang raja
20 satu tangkep, gula dan teh. Selain itu juga ada makanan berupa
lauk pauk berupa ayam goreng, sambal goreng, krupuk dan telur.
Makanan tersebut mengandung makna agar kelak mempelai tetap
rukun, kekal dan pliket, lengket satu sama lain dan hubungan
antara kedua besan tetap akrab.
Lamaran dari calon pengantin pria melalui utusannya tersebut,
tidak langsung dijawab dan diterima pada saat lamaran. Bila
lamaran tersebut diterima, pihak orang tua calon pengantin putri
mengirimkan utusan untuk memberikan jawaban atas lamaran dari
pihak calon pengantin pria.

20 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

2. Jawaban lamaran
Pada waktu yang sudah ditetapkan, pihak pengantin putri
mengirimkan utusan ke pihak pengantin pria untuk memberikan
jawaban bahwa lamarannya diterima. Setelah lamaran diterima,
kedua belah pihak bersama-sama merundingkan hari, tanggal dan
waktu dilaksanakannya peningsetan. Utusan tersebut juga
membawa oleh-oleh sebagai balasan untuk mempererat
persaudaraan. Adapun oleh-oleh yang dibawa antara lain :
a. Makanan yang terbuat dari beras ketan antara lain jadah, wajik,
jenang, dan lain-lain.
b. Lauk pauk berupa ayam goreng, sambal goreng, kerupuk, telur.
c. Gula, teh, pisang

PENINGSETAN
Kata peningsetan berasal dari kata singset yang berati pengikat.
Peningset berupa barang-barang yang dibawa oleh pihak calon
pengantin pria yang diserahkan kepada pihak calon pengantin wanita
sebagai tanda pengikat. Setelah peningsetan diterima maka mulai saat
itu masing-masing calon pengantin saling mengikatkan diri dengan
menyatakan kesepakatan yang akhirnya diwujudkan dalam ikatan resmi
perkawinan.
1. Barang-barang peningsetan memiliki bentuk dan makna simbolis
didalamnya. Peningset terdiri dari berbagai macam perlengkapan.
Khususnya untuk Jawa atau Yogyakarta, peningset selain berupa
seperangkat pakaian atau sepengadeg juga harus dilengkapi
dengan bermacam-macam barang yang memiliki makna atau arti
21
simbolis. Adapun barang atau macamnya yang harus diberikan
kepada calon pengantin putri adalah sebagai berikut:
a. Baki berisi:
1) Dua sisir pisang raja atau setangkep (uler-ulernya genap)
dihias ujungnya dengan kertas emas warna kuning dan
dililiti dengan benang lawe. Maksudnya adalah nantinya
diharapkan kehidupannya seperti raja.
2) Sirih ayu atau kinang sebagai lambang sedyo rahayu yang
artinya harapan atau kesejahteraan
3) Bunga telon yang terdiri dari tiga macam bunga, yakni bunga
mawar merah, bunga mawar putih dan bunga kenanga.

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 21


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kesemuanya itu disebut dengan Sanggan yang memiliki arti


simbolis bahwa apapun yang terjadi akan ditanggung bersama
(disonggo bareng)
b. Baki yang berisi dua buah jeruk gulung yang dihias mengandung
arti gemolonging karep atau kebulatan tekad
c. Baki yang berisi Tujuh potong Tebu Wulung atauTebu Hitam
Tebu Wulung berarti anteping kalbu atau kemantapan hati.
d. Baki yang berisi dua butir Cengkir Kelapa Gading (kelapa yang
masih muda) yang dihias.
e. Kain batik tradisional yang namanya melambangkan cita-cita
yang luhur seperti kain batik Sido Mukti, Sido Mulyo atau Sido
Luhur.
f. Semekan (kain untuk kemben)
g. Setagen putih terbuat dari benang lawe, sebagai lambang
sandang (kumlawe) sebagai pengikat suci.
h. Padi, beras, gula jawa, garam, sebagai lambang pangan.
Ditambah dengan empon-empon yang artinya terhindar dari
kesulitan dan terbebas dari penyakit, karena pada zaman
dahulu pengobatan penyakit dengan obat-obat tradisional
tersebut.
i. Baki yang berisi makanan kecil yang terbuat dari beras ketan
seperti wajik, jadah, rengginang, gandos, jenang, dan lain-lain.
Ditambah gula dan teh yang memiliki arti agar kedua calon
pengantin dan kedua keluarga terjalin ikatan kekeluargaan yang
erat, karena beras ketan mempunyai sifat keket, lengket dan
hubungan antara kedua besan tetap akrab.
22
j. Ada yang disertai dengan uang dan perhiasan. Uang disini
disebut dengan petukon, yang diberikan tidak ditentukan
jumlahnya. Semua tergantung kemampuan pihak calon
pengantin pria.
k. Lauk pauk berupa ayam goreng, sambal goreng, kerupuk,
bakmi dan telur
l. Satu janjang kelapa yang dipikul tersendiri.
m. Sepasang ayam hidup digendong dengan kain cinde, sebagai
lambang kehidupan atau sejahtera.
n. Hasil bumi atau pala-palaan yaitu terdiri dari:
1) Pala kesimpar yaitu buah-buahan yang terletak pada posisi
22 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

tergeletak diatas tanah atau pada batang pohonnya antara


lain semangka, ketimun, labu, melon.
2) Pala kependem yaitu berbagai macam umbi-umbian dan
ubi yang tertanam didalam tanah antara lain kentang, ubi
jalar, ketela pohon, bengkoang, kacang tanah.
3) Pala gumantung yaitu berbagai macam buah yang letaknya
menggantung dipohon induknya seperti pepaya, jeruk,
kedondong, apel, jambu, dan lain sebagainya. Jika kedua
calon pengantin masih mempunyai kakek atau nenek maka
juga memberikan barang berupa kain (untuk nenek) dan
sarung (untuk kakek). Barang yang diberikan ini disebut
pesing. Jika kedua calon pengantin masih mempunyai
kakak yang belum menikah juga memberi barang sebagai
tanda diijinkan untuk melangkahi. Barang tersebut wujudnya
terserah permintaan dari kakak yang dilompati. Barang ini
disebut dengan pelangkah.
2. Barang-barang yang diberikan dari calon pengantin pria kepada
calon pengantin wanita tesebut harus ada yang berbentuk :
a. Ayam
Bentuk ayam ini melambangkan pandai mencari nafkah, kasih
sayang, dan bertanggung jawab.
b. Kapal atau Perahu
Bentuk kapal atau perahu ini melambangkan orang yang
mengarungi kehidupan yang penuh dengan tantangan.

WAKTU PENYERAHAN
23
Penyerahan barang-barang peningset dilakukan pada waktu yang telah
disepakati bersama oleh kedua belah pihak keluarga. Di rumah calon
pengantin putri berkumpul para keluarga dekat dan sejumlah handai
taulan untuk menyaksikan upacara srah-srahan atau peningsetan atau
hantaran pernikahan. Tentu saja harus dipilih hari dan jam dan bulan
yang baik. Penentuan waktu untuk upacara-upacara yang sifatnya
sangat penting dan penuh arti ini memang harus dilaksanakan dalam
perhitungan waktu sedemikian rupa sehingga membawa kesejahteraan
bagi semua yang terlibat didalamnya.
Srahsrahan atau peningsetan yang baik diserahkan dua minggu atau
sebulan sebelum hari pernikahan karena yang terpenting adalah yang
berupa uang yang disebut petukon. Biasanya untuk memberikan
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 23
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

peningsetan atau hantaran pernikahan ini yang membawa adalah gadis-


gadis yang didandani dengan pakaian-pakaian tradisional Jawa. Ada
kemungkinan jika calon pengantin pria kebetulan anak orang kaya maka
barang yang diberikan banyak. Membawa dan memberikan barang
peningset tersebut secara estafet dan berurutan.

24

Foto by. Ibu Herina, Yogyakarta

24 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

D. Hantaran Pengantin Adat Jambi


Hantaran adat pernikahan Jambi diberikan pada saat akan dilangsungkan
akad nikah yang dilanjutkan dengan acara resepsinya. Hantaran dibawa
oleh rombongan pengantin laki-laki. Diberikan kepada keluarga pengantin
perempuan setelah selesai kato bajawab di halaman.
Rombongan dari pihak laki-laki terdiri dari barisan terdepan pengantin
laki-laki dipimpin seorang juru bicara dengan empat pendamping.
Pendamping membawa tombak. Pendamping kedua membawa
timbangan emas. Pendamping ketiga membawa mahar. Pendamping
keempat membawa pohon pinang. Barisan kedua adalah ibu-ibu dan
para remaja putri dari pihak pengantin laki-laki membawa hantaran yang
akan diberikan kepada pihak keluarga pengantin perempuan di
balairungsari (Ruangan resepsi) Dalam balairungsari diadakan ulur
tangan serah terimo.
Hantaran yang dibawa biasanya gunung sirih, gunung pinang dan
gunung ringgit. Selain ketiga gunung diatas juga terdapat bunga-
bungaan dari kertas jagung yang dililit pada kawat yang dibungkus
berwarna-warni disertai permen gula-gula untuk anak-anak kecil. Ketiga
gunung tersebut terbuat dari kayu yang ditusuk bambu. Buah pinang
kuning dan hijau bercampur melekat di kayu yang dibungkus kain dan
dialasi baki. Sedangkan gunung sirih juga berupa kayu yang dilingkari
kawat, diselipi dedaunan sirih hijau.
Adapun gunung ringgit adalah seulas kain yang dilingkari pada kartun,
uang ringgit berlubang ditengah ditempeli dengan lem perekat pada
kain hitam bergulung melingkar. Ada juga barang bawaan hantaran lain
yang berupa seperangkat alat sholat, mushaf al-quran, sajadah,
telekung-mukena, alat-alat perhiasan berupa cincin dan gelang. Pakaian
mempelai wanita, sepatu, tas, alat-alat kosmetika seperti bedak, parfum, 25
celak mata, lotion, pelembap dan perawatan wajah.
Salah satu bentuk hantaran pernikahan adat jambi adalah gunung
pinang, hal ini bermakna berdasarkan cerita rakyat setempat, nama
jambi berasal dari perkataan "jambe" yang berarti "pinang". Nama ini
ada hubungannya dengan sebuah legenda yang hidup dalam
masyarakat, yaitu legenda mengenai raja putri selaras pinang masak,
yang ada kaitannya dengan asal-usul provinsi Jambi.
Bila dibandingkan dengan adat daerah lain di Indonesia, sebenarnya
tiap hantaran isinya sama. Tapi yang membedakan cara membungkus
dan pada makanan tradisionalnya saja. Sebagai contoh hantaran adat
jawa terdapat sirih, begitu pula di daerah Jambi. Hantaran untuk
perlengkapan mempelai perempuanpun isinya sama saja.
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 25
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pendekatan Calon Pengantin Pria Dengan Calon Pengantin Wanita


Apabila muda-mudi sudah berkeinginan untuk melanjutkan
kehubungan yang lebih serius, maka orang tua terutama orang tua
laki-laki akan meminangkan anaknya. Sebelum dilakukan peminangan,
orang tua akan menjelaskan beberapa prinsip yang harus dipahami
oleh anaknya.
Untuk melakukan pendekatan lebih lanjut hubungan muda-mudi
kejenjang pernikahan, pihak orang tua laki-laki menanyakan kepada
pihak perempuan sudah ada yang punya atau belum. Yang dinamakan
duduk bertuik tegak bertanyo, atau sirih tanyo pinang tanyo. Apabila
telah terdapat kesepakatan, maka didudukkan atau diletakkan tando
sesuai eco. Menggunakan tempat, yang berbentuk cincin tando nak
jadi. Kalau sigadis belum ada yang meletakkan tando atau melamanya,
maka pihak laki-laki boleh melanjutkan dengan duduk bertanyo,
mengirim utusan resmi yaitu nenek mamaknya kepada pihak sigadis
dengan membawa sirih tanyo pinang tanyo sebagai tanda pengikat.
Tanda pengikat tersebut berupa :
l Pakaian perempuan sepelulusan (pakaian lengkap)
l Sirih pinang senampan.
l Cincin emas belah rotan.
l Uang tunai sepatutnya.
Penyerahan sirih tanyo pinangan tanyo kepada keluarga pihak sigadis
adalah merupakan pertanda bahwa si bujang resmi melamar si gadis.
Si Bujang akan menyemendo (datang secara adat) kepada keluarga
si gadis bila sudah duduk bertunangan, maka akan berlakulah ikat buat
26 janji semayo. Yakni apabila pihak laki-laki mungkir janji dan memutuskan
pertunangan secara sepihak, maka tando dinyatakan hilang atau
disebut emas terlucir (pulang mandi). Apabila si gadis memutuskan
pertunangan secara sepihak maka tando di kembalikan dua kali lipat
atau disebut so balik duo.
Tindak lanjut pertunangan, maka nenek mamak kedua belah pihak akan
mengadakan pertemuan berikutnya untuk membicarakan dan
menentukan :
• Tingkat adat yang akan diisi dan lembago yang akan diruang.
• Hari mengisi adat menuang lembago (Ulur antar serah terimo adat)
• Hari pelaksanaan akad nikah dan ijab kabul.

26 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

• Menentukan mahar / mas kawin, sesuai permintaan calon


pengantin.
• Hari ulur antar serah terima pengantin atau hari labuh lek atau
disebut juga hari peresmian pernikahan.
Setelah ada kesepakatan bersama kedua belah pihak keluarga, maka
dilaksanakanlah upacara mengisi adat menuang lembago, atau disebut
juga hari ulur antar serah terima adat. Adapun adat dan lembago itu
ada dua macam, terdiri dari lembago penuh dan lembago minimal.
Adat lembago yang penuh adalah :
- berupa adat.
l Emas murni seberat 3,5 tail.
l Bedil selaras, yang bermakna kecil kawan mencari, gedang
kawan menjemput.
l Tombak sebatang yang bermakna titian jalan ke jenang, tanggo
jalan kerajo.
l Timbangan emas bermakna rajo adil raja disembah, rajo zalim
rajo sisanggah.
- berupa lembago.
l Kerbau seekor, beras seratus gantang, kelapa seratus tali (dua
ratus butir), selemak semanis.
l Se asam segaramnya.
l Ayam tujuh ekor bermakna anak elang beranak tujuh.
l Sirih bergagang.
l Pinang bertandan.
27
l Uang tunai.
l Pakaian perempuan dua pelulusan.
l Isi kamar berupa: tempat tidur, almari pakaian, bupet bercermin.
Akan tetapi isi kamar tidak termasuk lembago, hanya berupa harta
bawaan oleh pihak laki-laki, kalau terjadi perceraian harta bawaan
di bawa kembali.
Adat dan lembaga terdiri dari 3 tingkatan.
1. Tingkat pertama di namakan tingkat adat penuh keatas. (lek
balik ke negeri).

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 27


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Adatnya berupa:
l uang tunai,
l pakaian perempuan sepelulusan.
Lembaganya berupa:
l kerbau seekor, beras seratus, kelapa seratus tali (dua ratus
butir) selemak semanis se asam segeramnya.
2. Tingkat kedua dinamakan tingkat adat menengah (lek baik ke
nenek mamak).
Adatnya sama tingkat pertama. Lembaganya berupa: Kambing
seekor, beras dua puluh, kelapa dua puluh tali (empat puluh
butir) selemak semanis se asam segeramnya.
3. Tingkat ketiga dinamakan tingkat penuh kebawah (lek baik ke
tengganai). Adatnya sama dengan tingkat pertama.
Lembaganya adalah berupa: ayam dua ekor (prinsipnya kaki
empat), beras dua gantang, kelapa dua tali, selemak semanis
se asam garamnya.
Adat dan lembaga di antarkan oleh pihak nenek-mamak. Laki-laki
dengan arakan dan iringannya, dari rumah pihak laki-laki kerumah
pihak perempuan. Sesampainya arak iringan ke rumah permpuan
dilakukan upacara mengisi adat menuang lembaga atau ulur antar
serah terima adat, sesuai dengan ikat buat janji semayo yang telah
dilakukan pada waktu lamaran diterima oleh nenek mamak pihak-
pihak keluarga perempuan. Dinamakan mengantar belanjo.

Hantaran Jambi Ditentukan Oleh Kemampuan Calon Pengantin Pria


28
Pemberian hantaran pengantin yang lengkap dan besar-besaran hanya
dilakukan oleh kalangan tertentu. Dalam adat jambi hantaran yang lengkap
dan mengikuti adat istiadat daerah setempat, dikemas dalam tempat
hantaran kuningan atau talam (nampan), serta dihitung ganjil, misalnya
17 talam, 19 talam, 21 talam, dan seterusnya, sesuai dengan
kemampuan calon mempelai laki-laki, jumlah minimal 17 nampan (talam).
Dalam pembahasan sebelumnya, bahwa adat hantaran pengantin
daerah Jambi terdiri dari dua jenis yaitu :
1. Berupa adat yaitu :
l emas murni seberat 3,5 tail.
l Bedil selaras.
28 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

l Tembak sebatang.
l Timbangan emas.
l Ayam tujuh ekor
l Pakaian perempuan dua pelu
l lusan
l Isi kamar berupa tempat tidur, kaca bias.
2. Berupa lembago yaitu :
l kerbau seekor, beras seratus gantang.
l Kelapa seratus tali (dua ratus butir)
l Selemak semanis, seasam segeramnya. (bumbu dapur lengkap,
cabe, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, garam).
l Sirih bergagang.
l Pinang bertandan.
l Uang tunai.
l Pakaian perempuan 2 pelulusaan
l Isi kamar berupa tempat tidur, almari pakaian, cermin, akan
tetapi isi tdk termasuk lembago, hanya berupa harta bawaan
oleh pihak laki-laki, kalau terjadi perceraian harta bawaan di
bawa kembali.
Adat dan lembaga diantarkan oleh pihak nenek, mama, laki-laki dengan
arakan dan iringannya dari rumah pihak laki-laki ke rumah pihak
perempuan.
Sesampainya iringan ke rumah perempuan dilakukan upacara mengisi
adat menuang lembaga atau ulur antar serah terima adat sesuai
dengan ikat buat janji semayo yang telah di lakukan pada waktu lamaran
29
diterima oleh nenek mama pihak keluarga perempuan. Dinamakan
pengantar belanjo

Hantaran adat Jambi


Hantaran pengantin sudah menjadi salah satu acara pokok upacara
perkawinan. Berlangsungnya upacara hantaran pengantin menunjukan
bahwa lamaran yang dilakukan oleh pihak kel laki-laki telah di terima
oleh pihak kel perempuan.
Upacara hantaran pengantin biasanya dilakukan setelah adanya
kesepakatan dari kedua belah pihak, baik dari pihak laki-laki maupun
pihak perempuan. Hantaran pengantin yang di bawa keluarga calon
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 29
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

pengantin laki-laki berupa sesuai dengan adat yang berlaku di daerah


setempat. Kondisi ini tentunya disesuaikan dengan pihak calon
pengantin laki-laki, tetapi tidak melanggar adat budaya yang berlaku di
daerahnya. Di daerah propinsi Jambi upacara hantaran pengantin inin
di sebut upacara mengisi adat menuang lembago atau di sebut ulur
antar serah terima adat.

Kreasi Hantaran Pengantin


Seiring dengan perkembangan zaman bentuk hantaran dibuat
sedemikian rupa. Seindah mungkin agar terlihat menarik dan terkesan
menghargai keluarga calon pengantin perempuan. Akan tetapi modifikasi
bentuk hantaran pernikahan tidak mengurangi simbol dan makna yang
terkandung didalam hantaran tersebut dan disesuaikan dengan adat
dan budaya masing-masing daerah.
Berdasarkan pengarahan dari lembaga adat propinsi jambi, modifikasi
bentuk-bentuk hantaran tidak diperbolehkan lagi dengan bentuk-bentuk
binatang, karena akan merubah makna dari bentuk hantaran tersebut.
Misalnya : binatang harimau bisa diartikan dengan kebuasan, bentuk
ular bisa diartikan sebagai orang yang berpendirian tidak tetap.
Namun untuk binatang angsa tetap harus ada, karena merupakan
simbol / lambang daerah propinsi jambi, dan jumlahnya ada dua angsa
(angso duo) yang mana simbol angso duo ini berkaitan dengan legenda
yang ada kaitannya dengan asal-usul suatu daerah Jambi.

30

Sumber : dokumentasi pribadi

30 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

E. Hantaran Pengantin Adat Melayu Deli Sumatera Utara


Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas berbagai
macam suku, ras, Agama dan adat istiadat. Salah satu suku bangsa
yang ada dinegara kita adalah Melayu dengan beragam adat-istiadat
dan kebudayaannya. Suku Melayu pada umumnya tersebar di bagian
pesisir pulau sumatera. Salah satu suku yang ada di Sumatera Utara
adalah suku Melayu Deli yang terkenal yaitu istana Maimun, yang terletak
di tengah kota Medan. Melayu Deli Sumatera Utara termasuk suku yang
tertua dari berbagai suku melayu sumatera utara yang ada.
Untuk melaksanakan adat-istiadat Melayu, Suku Melayu Deli
mempunyai sebuah adat, suku yang ciri khasnya sangat menonjol dan
unik ini yang harus dipertahankan dan dilestarikan. Masyarakat Melayu
Deli dapat dikategorikan mempunyai tingkah laku yang lemah-lembut,
ramah-tamah, sopan-santun, rajin tata krama, adat istiadat salah
satunya adalah tentang hantaran juga mementingkan keharmonisan
indentik dengan unsur agama sesuai dengan ajaran agama Islam yang
dianut oleh suku Melayu Deli.
Hantaran pada sebuah adat perkawinan Melayu Deli berupa pemberian
dari pihak mempelai laki-laki ke pihak mempelai perempuan. Adakala
juga pemberian ucapan terima kasih yang diberikan ke pihak keluarga
mempelai laki-laki. Bagi suku Melayu sirih beserta tepak ditambah kacu
(kapur dari kulit kerang yang di hancurkan), pinang yang dibelah-belah,
kapur dan tembakau sedikit adalah suguhan yang diberikan untuk
menyambut tamu maupun didalam upacara-upacara adat tetap
dipergunakan dan dilestarikan sampai saat ini.

1. Gambaran Umum Adat Perkawinan Suku Melayu Deli Berupa


Hantaran 31
Didalam kebudayaan Melayu pernikahan merupakan kegiatan yang
bersifat keagamaan dan sekaligus adalah adat perkawinan yang
sakral. Pernikahan secara konseptual, adalah penyatuan jasmani
dan rohani antara lelaki dan perempuan yang diabsahkan baik oleh
agama maupun norma-norma sosial di dalam masyarakat dan
budaya.

2. Adat Hantaran Perkawinan Melayu


Pada kesempatan ini akan dibahas tentang Hantaran Perkawinan
Melayu yang merupakan salah satu bagian penting yang menyertai

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 31


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

serangkaian upacara pernikahan menurut adat budaya Melayu.


Rangkaian upacara dan adat istiadat perkawinan Melayu yang
biasanya dilalui oleh sepasang mempelai pengantin sebelum,
selama, dan setelah pernikahan meliputi:
a. Hantaran Pengantin
Hantaran adalah sesuatu yang diberikan seseorang dalam
upacara pengantin. Didalam membuat hantaran pengantin
masyarakat Melayu sangat kreatif membuat hiasan tepak sirih
sampai kebenda yang akan diberikan ke pihak mempelai wanita
(berupa pemberian) di ciri khas Melayu. Konsep yang disajikan
diurut dari Resam-adat kebiasaan masyarakat Melayu
Sumatera Utara menjadikan Tepak Sirih adalah lambang
budaya Melayu yang sangat tinggi dan khas didaerah Sumatera
Utara terutama Melayu Deli.
Setiap Tepak yang akan dibawa sebagai hantaran biasanya
diisi dengan : sirih, kapur, kacu dan pinang ditambah bunga
dan bombon. Sirih tersebut disusun dengan sangat indah di
dalam tiap tepak yang akan dibawa untuk mewakili pihak
mempelai laki-laki maupun mempelai wanita. Budaya Melayu
di Sumatera Utara, mengartikan daun sirih yang ada di tepak
sebagai alat silaturahmi untuk menyatukan hubungan kedua
keluarga yang akan dibina menjadi keluarga yang damai dan
harmonis dari sebuah perkawinan.
Pada adat perkawinan melayu Deli dapat dipisahkan dimana
mempelai laki-laki dan mempelai wanita mempergunakan
hantaran ini pada acara-acara :
1) Merisik
32
2) Meminang
3) Ikat janji atau menukar tanda
4) Akad nikah
5) Bersanding (tepung tawar dan nasi hadap-hadapan)
6) Meminjam pengantin
Yang perlu ditegaskan disini adalah bahwa diantara berbagai
ragam upacara tersebut hanya pada acara merisik, meminang,
mengantar bunga sirih, akad nikah, bersanding dan meminjam
pengantin yang menggunakan hantaran.

32 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

b. Pada tahapan peminangan ini pihak mempelai laki-laki


diwajibkan membawa beberapa benda yang menjadi ciri khas
budaya Melayu adalah
1) Tepak pembuka biasanya diiringi dengan pantun
Nahat kasih laman genang
Mahat rumah bilal lada
Makan sirih sekapur seorang
Inilah asal si mula kata
2) Tepak Merisik
Tumbuk kemiri diatas dulang
Urutnya besar silih mengetik
Duduk kami duduk berbilang
Karena hajat ingin memberi sirih
3) Tepak Meminang
Periuk gendang di kampung dadap
Buatkan lidi jadi penyapu
Sirih pinang sedap di pandang
Mahar pinangan mendapat restu
4) Tepak Ikat Janji
Jika ombak sikata batu
Harus ditebang pohon keranji
Untuk merundingkan hati bersatu
Mari kita mengikat janji

c. Tahapan Peminangan
Setelah ada tahapan merisik dan kata mufakat dari kedua belah 33
pihak keluarga diadakan penentuan tanggal dan waktu pihak
mempelai laki-laki akan memberikan uang kasih sayang
sebagai lazimnya ajaran agama Islam pada S. An-Nisaa, Ash
Shuhraa (S. An-Nisaa yang kecil).
Artinya berikanlah mas kawin (mahar) kepada wanita yang
kamu nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.
Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebahagian
dari mas kawin itu dengan dengan senang hati, maka makan
lah (ambillah) pemberian itu. (sebagai makanan) yang sedap
lagi baik akibatnya.

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 33


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Cembulan/tempat sirih, kacu Tepak sirih dan isinya Tepak sirih gambir

Kiasan ini terungkap untuk kedua keluarga yang datang dan


menunggu akan duduk bersama-sama menikmati sirih yang
disusun dengan paduan kapur, kacu dan pinang menjadikan
kelezatan sirih yang dimakan. Disini dapat digambarkan antara
paduan sirih, kapur, kacu dan pinang menyatu menjadi
kunyahan yang enak dimasyarakat khususnya Melayu. Ini akan
tercerminnya ke adat yang teradat dengan kata mufakat
kekeluargaan harmonis seperti konsep suku Melayu hidup itu
harmonis seharmonisnya paduan sirih kapur, kacu dan pinang
dimakan bersama-sama. Pihak mempelai wanita juga harus
menyediakan satu tepak namanya Tepak Penunggu. Dalam
acara meminang, pihak laki-laki datang membawa hantaran
pengantin berupa tepak sirih sebanyak 5 tepak, yaitu :
1) Tepak sirih pembuka kata
2) Tepak sirih merisik
3) Tepak sirih meminang
4) Tepak sirih bertukar tanda
5) Tepak sirih ikat janji dan beberapa tepak sirih pengiring. Ada
kalanya tujuh (7) buah atau lebih menurut tingkat
34 kedudukan.
Dari perempuan telah menanti tiga tepak sirih, yaitu:
1) Tepak menanti
2) Tepak ikat janji
3) Tepak tukar tanda
Setelah bertukar tanda, maka pihak laki-laki menyorongkan pula
sebuah tepak ikat janji, untuk memperbincangkan dan
menentukan :
1) Hari nikah
2) Mengantar sirih besar
3) Hari mengantar mas kawin
34 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

4) Hari bersanding
5) Jumlah besarnya mas kawin
6) Adat-adat lain yang dipakai
7) Syarat-syarat seperti yang diuraikan diwaktu meminang

d. Acara Mengantar BungaSirih


Tujuan mengantar bunga sirih adalah untuk meramaikan
suasana iring-iringan dari pihak laki-laki ke rumah pihak
perempuan. Jumlah bunga sirih dapat menunjukkan
banyaknya keluarga dan kerabat pihak laki-laki.
Tepak bunga sirih dapat dikemas dalam bermacam-macam
bentuk yang indah dan menarik. Misalnya bunga sirih dapat
dibentuk seperti bentuk hewan, bunga, rumah, buah, dan
hewan. Biasanya di dalam bunga sirih ini diletakkan secarik
kertas yang berisi pantun dan kata-kata sindiran yang manis
yang ditujukan kepada kedua mempelai.
Namun seiring berjalannya waktu bunga sirih ini berganti
dengan benda-benda yang lebih bermanfaat seperti alat shalat,
pakaian, peralatan mandi, buah, makanan yang juga dibentuk
dengan berbagai bentuk yang indah dan cantik, hal ini mungkin
disebabkan zaman sekarang sulit mendapatkan sirih yang
banyak untuk dirangkai, dan juga zaman sekarang jarang or-
ang yang mau makan sirih seperti orang-orang dahulu sehingga
apabila dipaksakan dibuat maka sirih-sirih tersebut akan
terbuang percuma, perubahan ini dapat diterima suku Melayu
sebab sesuai dengan semboyan orang Melayu "Sekali air bah
sekali tepian berubah" maksudnya suku Melayu dapat 35
menerima perubahan selagi tidak melanggar syariat agama
dan adat.
Orang tua pengantin laki-laki meminta kepada famili dan handai
taulan untuk membuat tepak bunga sirih untuk diantar ke rumah
pihak perempuan sebelum acara bersanding di mulai.
Pada saat perkembangan zaman di saat ini, keluarga mempelai
laki-laki dibantu keluarga mempelai perempuan dapat
menyiapkan "tepak" tempat sirih dengan bermacam-macam
bentuk yang dimodifikasi sesuai dengan selera kedua belah
pihak. Dalam hal ini Budaya Hantaran Pengantin Melayu Deli
telah berkembang pada seni keindahan di dalam pernak-pernik
hantaran yang penuh nuansa ke indahan.
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 35
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Suku Melayu Sumatera Utara khususnya Medan sangat identik


dengan keindahan, baik berupa alat-alat, bahan-bahan
makanan bahkan merias pengantin yang digunakan sebagai
hantaran untuk pengantin yang menjadikan ciri khas budaya
etnis Melayu tersebut. Didalam peminangan baik berupa uang,
alat dari bahan yang akan diberikan kepihak mempelai wanita
sering dihiasi dan didesain sedemikian rupa menjadikan.
Hantaran tersebut sangat menawan.

36

Contoh beberapa gambar Hantaran sudah modifikasi


Sumber : dokumentasi pribadi

e. Tahapan Ikat Janji


Tepak sirih nikah bungkusan berupa mahar dan “Tepak Janji”
diletakkan di tengah majelis. Pada kesempatan yang sama
pihak perempuan mempersiapkan tepak sirih pahar berisi pulut
36 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

dan panggang ayam yang akan dipertukarkan dengan hantaran


dari pihak laki-laki. Pihak mempelai wanita menyodorkan tepak
sirih penyambut tamu untuk dimakan setelah itu anak beru
pihak perempuan membuka bungkusan mahar secara hati-
hati dihitung jumlah isinya maksud dan tujuannya perkawinan
mendapat kekal dan keselamatan seperti orang tua-tua
terdahulu.

Gambar Ikat janji atau tunangan


Sumber : dokumentasi pribadi

f. Akad Nikah
Umumnya separuh uang mahar dibungkus dengan kain tujuh
lapis berlainan warna sedikit bersih, kunyit, bunga rampai,
beras kuning, uang diikat dengan benang dilipat sela “di buka
bemba” dimasukkan kedalam sebuah batil perak, dibungkus
dengan kain panjang diletakkan diatas sebuah sebuah Dulang
Kecil yang dinamakan “semberip” tertutup diletakkan bunga-
bunga diatasnya disamping tepak sirih yang dibawa.
1) Uang mahar seperti yang telah dijanjikan dan biasanya 37
uang mahar dinaikkan atau ditambah juga pada waktu nikah
2) Uang tambahan dibungkus dan diikat dengan benang
perca warna warni dimasukkan kedalam cepu atau peri
kecil dibungkus dengan sehelai kain panjang pada sebuah
dulang kecil “semerip,\ Uang mahar ini digendong sewaktu
dibawa ke rumah pihak perempuan dengan penuh kasih
sayang seperti menggendong bayi layaknya.
3) Pahar berisi pulut kuning dan panggang ayam
4) Tepak nikah yang didalamnya dimasukkan sebagian upah
nikah untuk mankadi yang biasanya dibayar oleh kedua
belah pihak. 6.1
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 37
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Balai
Balai berupa meja bertingkat, berkaki empat, tinggi kaki lebih
kurang 40 cm. kotak balai berbentuk segi empat, segi lima,
segi enam atau segi delapan tinggi tiap tingkat lebih kurang 10
cm. Jumlah tingkatan balai selalu ganjil, 1,3,5, 7 dan 9.
Ketinggian tingkat sebuah balai melambangkan kedudukan dan
posisi yang memiliki balai tersebut. Semakin tinggi tingkatan
balai, menunjukkan semakin tinggi pula kedudukan yang
mempunyai acara.
Pada masa sekarang ini, ketinggian tingkat balai hanya sampai
pada tiga tingkat. Balai tersebut berisi pulut kuning. Di tengah-
tengah balai diletakkan ayam panggang dan dipacakkan bunga
kemuncak, ditingkat kedua dipacakkan bunga telur dan tingkat
yang paling bawah dipacakkan merawal atau bendera. Khusus
warna balai ini untuk kalangan raja dan bangsawan hanya ada
kuning dan putih. Kuning untuk upacara perkawinan,
menyambut tamu dan lain-lain. Putih untuk upacara khataman,
naik haji. Namun untuk rakyat biasa balai ini boleh berwarna
warni.

38

Contoh Gambar 1 set Bunga Balai untuk Pengantin


Sumber : dokumentasi pribadi

Makna yang terkandung dalam alat-alat pada balai ini : Pulut


kuning berarti lambang kesuburan dan kemuliaan, panggang
ayam berarti lambang pengorbanan. Telur ayam berarti
lambang keberhasilan, keturunan, perkembangan, kejayaan.
Bunga kemuncak berarti lambang pelindung, pengayom,
pemimpin, kukuh dan jaya. Bendera atau merawal berarti
lambang persatuan, kehormatan, kemuliaan.
38 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

g. Bersanding
Hantaran yang dibawa pada acara bersanding :
1) Balai
2) Tepak sirih penyongsong
3) Bunga sirih
4) Nasi besan (nasi dengan lauk pauknya)
5) Sebaki tabor-taburan (beras putih, beras kuning, bertih,
bunga rampai)
6) Tujuh buah telur ayam mentah (telur alunan)
7) Sisa uang hantaran
8) 2 uncang uang ampang pintu
9) Uang buka kipas, yang dibungkus di dalam uncang kuning
oleh anak beru perempuan
Ketika sampai di halaman rumah pengantin perempuan
rombongan pengantin laki-laki didahului oleh anak beru sebab
ketika akan memasuki rumah pintu di hempang dengan sehelai
kain yang disebut batang dan dijaga oleh anak beru laki-laki
pihak perempuan sementara pihak tuan rumah menaburkan
bertih dan beras kunyit kepada rombongan pengantin laki-laki.
Laki-laki diizinkan masuk kedalam rumah tapi dekat pelaminan
terhalang lagi karena adanya hempang kedua yang dijaga oleh
anak beru perempuan dari pihak perempuan setelah berdebat
pantun maka uang buka kipas diserahkan, setelah itu dipenuhi
tabir pun dibuka dan pengantin laki-laki diperkenankan naik ke
pelaminan duduk disebelah pengantin perempuan.
Setelah buka kipas maka sirih genggam (sirih genggam 39
dibawa oleh pengantar pengantin laki-laki) pun dipertukarkan
antara pengantin laki-laki dan pengantin perempuan dan 7 telur
aluan diserahkan pada pihak perempuan. Keluarga pihak laki-
laki pun juga menyerahkan semua hantaran yang dibawa. Lalu
dilakukan acara tepung tawar oleh famili dari kedua belah pihak
yang jumlahnya haruslah ganjil dan untuk menepungtawari
diberilah bunga telur cecak. Setelah semua selesai, maka
kedua pengantin dibawa turun untuk mengikuti acara nasi
hadap-hadapan atau astakona.

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 39


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar Pengantin Bersanding


Sumber : dokumentasi pribadi

h. Tepung Tawar
Tepung tawar adalah satu kebudayaan adat suku Melayu
terutama Melayu Deli. Dipergunakan pada semua upacara,
baik dipernikahan, khitanan, “upah-upah” atau mendapat rezeki.
Tepung tawar terbagi dua:
1) Ramuan Penabur
Diletakkan dipahar (didulang tinggi) terletak didalam tempat-
tempat kecil yang terpisah dengan isi beras putih, beras
kuning, bunga rampai, tepung beras. Maksudnya : Beras
puth berarti kesuburan, beras kuning berarti suatu
kemulian, bunga rampai keharuman, tepung beras berarti
40 keberhasilan hati.
2) Ramuan Peruncis
Terdiri dari semangkok air, segenggam beras, yang
dicampur dengan sebuah jeruk yang diiris-iris. Iris satu
genggam yang tujuh macam ikatan, daun-daunan.
3) Cara-cara penepung tawar
Yang ditepung tawari duduk dibentangkan kain panjang
diatas kedua pahanya, sipenepung tawar mengambil
sedikit-sedikit alat-alat yang disiapkan di atas dulang (pahar)
di tabor ke arah yang di tepung tawari. Kemudian diambil
ikatan ramuan perincis dan dicelupkan ke air yang
bercampur ceruk purut.
40 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

Kemudian diletakkan ditelapak tangan, dikening, jumlah


sipenepung tawar biasanya ganjil 7 orang yang tertua
didahulukan terlebih dahulu.
Pihak mempelai wanita juga mempersiapkan hantaran sebagai
ucapan terimakasih berupa “Pulut Berkat” boleh ditambah
inti dan telur. Maksudnya mengucapkan terimakasih untuk yang
dituakan dan keluarga yang membantu dalam pelaksanaan
upacara jalannya Adat Perkawinan tersebut.

i. Nasi Hadap-Hadapan
Pada upacara nasi hadap-hadapan atau astakona ini pengantin
akan didudukkan di depan sebuah dulang yang berisi nasi
beserta lauk pauknya. Didalam nasi tersebut disembunyikan
ayam panggang yang nantinya akan diperebutkan kedua
pengantin. Menurut kepercayaan orang Melayu, pengantin yang
berhasil mendapatkannya lebih dulu, menjadi pertanda bahwa
dia akan lebih berperan dalam mengarungi rumah tangga.
Di samping itu, untuk lebih menyemarakkan dan memeriahkan
suasana pada acara itu, disediakan berbagai macam makanan
dan buah-buahan yang telah diukir dan dihiasi dengan bagus.
Begitu juga disediakan berbagai kue; halva atau manisan yang
lezat-lezat. Pada zaman dahulu ragam hidangan ini tak kurang
dari 100 macam hidangan. Setelah acara ini selesai lalu
pengantin memasuki kamar dan oleh pengantin laki-laki diberilah
sebentuk cincin atau perhiasan lain yang dipakaikan langsung
oleh pengantin laki-laki ke pengantin perempuan, pemberian
ini disebut cemetuk.
41

Sumber : dokumentasi pribadi


Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 41
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lampiran Gambar Makanan Tradisi Adat Melayu Deli Sumatera

Kue Rasidah Bubur Pedas

Tepung Banda Sayur Anyang

42 Manisan Buah Pala dan Glugur


Sumber : dokumentasi pribadi

Didalam hantaran pada upacara Melayu Deli Sumatera Utara,


umumnya suku melayu memiliki adat-istiadat dan kebudayaan
tersendiri yang umumnya muslim. Adat Melayu mengandung
unsur keagamaan.
Konsekuensinya disini dapat dilestarikan dan dilakukan budaya
Melayu Deli yang masih terjaga dengan baik walaupun ada di
dapati pergeseran/perubahan namun tidak menghilangkan
identitas Adat Budaya pada suku tersebut. Tiap hantaran pada
upacara Suku Melayu selalu diiringi dengan Tepak Sirih pada
tiap- tiap acara pemberian (hantaran).
42 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

Tepak tersebut ada terbuat dari kayu dan tembikar yang


berbentuk segi empat perencahnya diletakkan ke dalam
cembul. Bagi Orang Melayu, sirih merupakan suguhan yang
paling utama sebagai komunikasi dan silaturahmi. Maknanya
sirih dan perencah sebagai keberanian, gambir berarti keuletan,
kapur, berarti kesucian. Pinang berarti hati yang terbuka, dan
lurus. Tembakau berarti, memabukan. Dari lambang itulah
kedudukan dikenal dengan istilah “sekapur sirih”biasa
dimakan sebagai perangsang, penangkal setan, obat yang
disemburkan untuk jampi-jampi.
Acara mengantar bunga sirih di samping keluarga mempelai
laki- laki membawa hantaran berupa benda-benda yang akan
diserahkan ke pihak mempelai wanita, biasanya ditata dan
dihias sedemikian rupa dengan bentuk yang indah dan
menawan, ini juga diperlukan keterampilan yang luar biasa.

j. Meminjam Pengantin
Orang tua pengantin laki-laki mengutus anak beru laki-laki dan
perempuannya untuk meminjam pengantin ke rumah keluarga
pengantin laki-laki. Pihak pengantin wanita menyiapkan
hantaran mertuanya berupa kue- kue, Tilam dan bantal serta
satu balai nasi kuning.
Secara simbolis mertua pengantin wanita memberikan
menantunya asam garam, beras, lesung dan alat- alat
memasak. Dengan maksud dan tujuan menantu perempuannya
mau ikut turun ke dapur membantu memasak kebutuhan
keluarga. Barulah diadakan acara Mebat Yaitu pengantin
emengunjungi kaum keluarga laki- laki sambil membawa
tepak sirih dan makanan. Pihak kerabat memberikan cemetuk 43
atau hadiah kepada kedua pengantin. Beberapa malam diadakan
perjanjian pengantin diantar kembali ke rumah pihak perempuan,
disini si mertua perempuan memberikan kedua anak
menantunya tersebut:
1) Tilam dan bantal
2) Satu balai nasi kuning
3) Kue bermacam- macam
4) Alat- alat perhiasan
5) Alat- alat rumah tangga.
Maka selesailah upacara pada saat Adat Perkawinan Melayu
Sumatera Utara.
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 43
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

F. Hantaran Pengantin Sidoarjo


Gambaran Hantaran Umum Adat Perkawinan Masyarakat Sidoarjo
(Putri Jenggolo).
Dengan melalui proses pernikahan merupakan kegiatan yang bersifat
keagamaan (religius). Dan sekaligus adalah adat-istiadat perkawinan
yang sakral (suci). Pernikahan secara konseptual adalah penyatuan
dua hati yang berbeda untuk kebahagiaan hidup berumah tangga, bisa
dikatakan penyatuan jasmani dan rohani antara lelaki dan perempuan
yang disahkan baik oleh agama maupun norma-norma sosial di dalam
masyarakat dan budaya diawali dari sebelum pernikahan (pranikah).

1. Nelesek
NELESEK adalah mencari jodoh untuk putranya. Pada jaman
dahulu pada tahap nelesek ini biasanya dilaksanakan oleh orang
tuanya dan dilakukan pada saat sedang diadakan suatu perayaan
antara lain upacara adat sedekah bumi (dalam bahasa Jawa)
bersih deso, cangkeman (maulud nabi), acara mantu dan lain-
lain. Dimana biasanya putra dan putri juga turut menghadirinya,
apabila sudah menemukan gadis yang dirasa cocok untuk
dijodohkan dengan putranya, maka segera diadakan penelitian
melalui Duta (utusan) untuk mengetahui asal-usul dan data yang
lengkap dari gadis tersebut. Dalam basa Jawa NELESEK (BIBIT,
BOBOT, BEBET) dari gadis tersebut.
Apabila sudah cocok maka segera diadakan acara NGGATHUKNO
artinya mempertemukan.

44 2. Nakokno
NAKOKNO (bahasa Sidoarjo) yang artinya menanyakan orang tua
pihak putra datang ke pihak putri untuk bersilaturahmi sambil
menyaksikan dari dekat calon menantu yang sudah disepakati
untuk mendampingi putranya.
Orang tua pihak putra datang sambil membawa hantaran yang
berisi tebu wulung sekerat, cengkir gading satu bui, gula dan kopi.
Apabila acara NAKOKNO sudah sama-sama jelas maka
dilanjutkan acara PENINGSETAN yang artinya mengikat rapat-
rapat pembicaraan antara keluarga putra dan keluarga putri.

44 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

3. Mbalesi Pihak Putra (Bebesanan)


Keluarga putri bertandang ke keluarga pihak putra selain untuk
bersilaturahmi juga menegaskan keberadaan calon menantunya
ingin melihat bibit, bobot, dan bebet dari pihak putra tersebut.
Kedatangan pihak putri biasanya membawa hantaran yang disebut
HANTARAN LENGKETAN yang berisi kue-kue yang dibuat dari
bahan ketan contoh: madu mongso, ketan salak, tetel, dan lain-
lain. (LENGKET-LENGKETAN)
Dimaknakan hubungan yang sudah disetujui biar kedua keluarga
lebih lengket atau lebih erat.
Hantaran selanjutnya disebut HANTARAN AMBU-AMBUAN yang
berisi dari macam-macam buah-buahan.

4. Peningsetan (Lamaran)
Menindak lanjuti pembicaraan kedua keluarga yang akan bebesanan
maka peningsetan sebagai tanda kesepakatan kedua keluarga.
Maka sebagai tanda pinangan keluarga calon pria datang dengan
membawa barang hantaran dan menyerahkan barang-barang
tertentu sebagai tanda meminang.
Maka tidak lupa membawa hantaran BUMBU KINANG dan BUNGA
SETAMAN diartikan pihak keluarga putra telah meminang maka
diharapkan kedua keluarga itu bisa saling menjaga nama baik agar
tetap harum bagaikan bunga setaman. Selanjutnya ditandai dengan
tukar cincin. Maka resmilah acara peningsetan sebagai tanda ikatan
bahwa putrinya sudah ada yang meminang.

45
5. Thethekan Dino, Kethek Dino (Teges Gawe)
Kedua belah pihak menentukan hari baik untuk pernikahan putra-
putrinya dalam mencari penentuan hari sangat diutamakan karena
mengharapkan kesejahteraan dan keselamatan bagi kedua belah
pihak, dalam mencari hari baik menghindari hari na'as.

6. Adek Terop (Tratag)


Terop (tratag) ini didirikan sebelum hajatan berlangsung atau
menurut hari baik.

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 45


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

7. Melekan (Jagongan)
Satu hari menjelang pernikahan maka di rumah calon pengantin
putri diadakan acara melekan, maksud dan tujuannya adalah
NGERDATEN, kirim do'a (memanjatkan do'a) agar esok hari dalam
mempunyai hajat dapat berjalan lancar dan sukses.

8. Pernikahan

a. Akad Nikah
Sebelum upacara ijab kabul dilaksanakan terlebih dahulu
diadakan RAFAK yaitu meneliti kembali semua dokumen dan
perlengkapan yang lain untuk kebutuhan ijab kabul,
kesimpulannya syarat dari rukun nikah harus dipenuhi.
b. Buwuan/Resepsi
Pemberian doa restu kepada mempelai berdua dan kepada
kedua orang tuanya. Kemudian dilanjutkan dengan beramah
tamah.

9. Sesudah Pernikahan

Tinjo/Ngunduh Mantu
Kedua mempelai sudah sepasar (5 hari) diharuskan untuk
berkunjung (TINJO) di kediaman mempelai putra (besan). Ada satu
tradisi bila keluarga mempelai putra juga mengadakan buwuhan
sebelum sepasar (satu hari setelah temu manten) disebut TINJO
46 WALIK AJANG atau TINJO WALIK KLOSO biasanya kedua
mempelai disuruh berangkat terlebih dahulu jangan sampai
kedahuluan munculnya surya (matahari) juga jangan sampai
(kedisian karo kluruk pitek jago), baru keluarga dan pengiring
datang ke tempat hajatan keluarga putra (besan).
Keluarga putri datang dengan membawa hantaran yang disebut
HANTARAN TINJO terdiri dari kue-kue basah dan kering. Semua
terbuat dari bahan tepung ketan dan tepung beras.
Semua bahan serba lengket-lengketan dimaknakan kerukunan,
kebahagiaan dan kesejahteraan pengantin berdua supaya tetap
lengket (kantil) tidak pudar karena cuaca dan tidak hancur karena
hasutan (omongan) diharapkan tetap langgeng.
46 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

G. Hantaran Pengantin Putri Jenggolo


Hantaran adalah salah satu bentuk seni kreasi dalam dunia menata
hantaran untuk pengantin. Pada kesempatan ini akan dibahas tentang
hantaran perkawinan khas Sidoarjo (Pengantin Putri Jenggolo).
Hantaran merupakan salah satu bagian penting yang menyertai
serangkaian upacara pernikahan menurut adat Sidoarjo. Rangkaian
upacara adat-istiadat perkawinan khas Sidoarjo (Pengantin Putri
Jenggolo) yang biasa dilalui oleh sepasang mempelai sebelum (pra
nikah), selama pernikahan, dan setelah pernikahan.
Di dalam membentuk hantaran PENGANTIN PUTRI JENGGOLO
disesuaikan dengan kebendaan yang akan diberikan ke pihak mempelai
wanita (berupa pemberian). Dan ciri-ciri khas Sidoarjo hantarannya
terdiri dari beberapa bagian antara lain:

1. Hantaran Adat
Hantaran dalam adat Sidoarjo diberikan saat akan dilangsungkan
acara temu manten yang akan dilanjutkan dengan cara resepsinya.
Hantaran dibawa oleh rombongan pengantin laki-laki diberikan
kepada keluarga pengantin perempuan.
Rombongan dari pihak laki-laki terdiri dari barisan, barisan terdepan
pembawa tombak, kemudian di belakang kiri dan kanan ada
pembawa rontek. Setelah itu pembawa kembar mayang rontek.
Kemudian pendekar pembawa jago loro pangkon. Baru pengantin
laki-laki diapit sesepuh dan talang atur yang akan menyerahkan
hantaran.
Di belakang pengantin, pembawa payung baru Bapak, Ibu dan
rombongan pembawa hantaran, sedangkan yang dimaksud 47
dengan hantaran adat adalah hantaran yang sudah turun temurun
dari nenek moyang serta atas arahan ketua adat atau sesepuh
adat.
Hantaran ini harus selalu ada tidak boleh dilupakan satu pun dari
macam hantaran, karena ini sudah ditentukan oleh ketua adat atau
sesepuh adat. Adapun macam hantaran adat antara lain:
a. Pisang rojo setangkep
b. Cengkir gading dan tebu wulung sekerat
c. Bumbu kinang
d. Bunga setaman yang diletakkan pada nampan kecil-kecil
jumlahnya harus ganjil.
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 47
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

e. Air putih yang diletakkan di dalam kendi tanah yang cucup dan
atasnya ditutup dengan daun pisang.
f. Kloso (tikar) serta bantal.
g. Ongkek bubak kawak
h. Ongkek pangan
i. Pakaian perempuan sepengadek
j. Perlengkapan mandi
k. Perlengkapan rias dan perhiasan

Sedangkan sarana adat antara lain:


a. Tombak
b. Payung
c. Rontek dua buah
d. Jagoan
e. Kembar mayang rontek
f. Jodang

2. Hantaran Pelengkap
Adapun HANTARAN PELENGKAP adalah hantaran yang
disediakan oleh keluarga laki-laki. Adapun kelengkapannya
meskipun tidak lengkap, tidak apa-apa. Kesimpulannya disesuaikan
dengan keadaan kemampuan keluarga pengantin laki-laki.
Macam Hantaran Pelengkap antara lain
a. Bandeng sepasang
48 b. Panggang ayam
c. Telur asin
d. Macam-macam kue basah dan kue kering serta buah
Adapun jenis kue yang disajikan untuk hantaran pelengkap antara
lain:
a. Roti iwak
b. Madu mongso
c. Jenang waluh
d. Jenang putih
e. Juwadah
f. Tetel

48 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

g. Bikang
h. Kucur
i. Nogosari
j. Koci-koci
k. Kupat lepet
l. Opak jepet
m. Lentari
n. Kembang gulo klopo
o. Rengginang
Sumber : dokumentasi pribadi
p. Wajek (ketan salak)
q. Kue thok

3. Perlambangan (arti) dari Hantaran Pelengkap


a. Bandeng Sepasang
Diartikan simbol dari kota Sidoarjo yang masyarakatnya
kebanyakan berternak ikan bandeng di tambak yang sesuai
dengan daerahnya yang disebut dengan DELTA BRANTAS.
b. Panggang Ayam
Diartikan sebagai makhluk hidup harus tabah menjalani cobaan
dan siksaan. Bila tabah akan mendapatkan kenikmatan
disimpulkan seperti panggang ayam hidup rela disembelih
sampai mati, disiram air panas, kemudian dicabuti bulunya
bagaikan disiksa, sampai rela dipanggang bahkan dibumbui
sarana yang pedih, panas dan perih. Tetapi semua itu bisa
membuat kenikmatan bagi yang menyantapnya dan juga
panggang ayam banyak disukai orang tua dan muda bahkan 49
anak-anak.
c. Telur Asin
Diartikan hidup berumah tangga diharapkan bisa menelurkan
ide-ide yang baik untuk membangun ketentraman,
keharmonisan, kemuliaan, dan kewibawaan.
d. Perlambangan Dari Macam-macam Kue Hantaran (arti dari
kue-kue hantaran)
1) Roti Iwak
Diartikan simbol dari Sidoarjo masyarakatnya kebanyakan
para nelayan tambak.
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 49
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2) Madu Mongso
Diambil dari kata MEMADU dan ROSO (memadukan dua
perasaan). Diartikan perkawinan itu harus bisa memadukan
dua hati yang berbeda menjadi satu keluarga.
3) Jenang Waluh
Diambil dari kata JENENG (bahasa Jawa) atau nama, dan
LINUWIH. Jenang Waluh (jeneng kang linuwih).
Diartikan hidup berumah tangga harus bisa menjaga nama
baik keluarga dengan penuh tanggung jawab.
4) Jenang Putih
Jeneng kang putih) diartikan hidup berumah tangga harus
bisa menjaga nama baik orang tua jangan sampai ternoda.
5) Juwadah
Diambil dari kata JADAH atau SAJADAH.
Diartikan hidup berumah tangga jangan melupakan sajadah
atau melupakan sholat.
6) Tetel
Diambil dari kata NETEL (menekan)
Diartikan hidup berumah tangga harus bisa menekan tujuh
hawa nafsu yang tidak baik pada diri manusia.
7) Bikang
Diambil dari kata BIKAK (bahasa Jawa) atau BUKAK,
mendapatkan akhiran NG menjadi Bikang.

50 Diartikan agar PEDARINGAN selalu terbuka biar rizki terus


mengalir masuk ke dalam pedaringan.
8) Kucur
Diambil dari kata MENGUCUR
Diartikan mengharapkan kepada yang Maha Kuasa agar
rizki selalu mengucur terus-menerus.
9) Nogo Sari
Diambil dari kata Nogo (bahasa Jawa) atau Naga dan Sari
Diartikan hidup berumah tangga bila sudah berkuasa dan
mempunyai kekuatan harus selalu ingat akan inti sari
kehidupan.
50 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

10) Koci-koci
Diambil dari kata kunci (Mengunci)
Diartikan hidup berumah tangga harus berusaha mengunci
rapat-rapat aib keluarga (kejelekan dalam keluarga).
11) Kupat Lepet (Lepat-Linepat)
Diambil dari kata KU, KULO (bahasa Jawa) atau saya,
Pat, Lepat (bahasa Jawa) atau Salah.
Diartikan hidup berumah tangga harus bisa mempunyai
jiwa saling maaf-memaafkan.
12) Lemper
Diambil dari kata Lempar
Diartikan hidup berumah tangga harus bisa memberi dan
menerima nasehat yang baik untuk keutuhan keluarga
(Saling lempar melempar kebaikan).
13) Opak Jepit
Diartikan bila hidup berumah tangga jangan suka
berbohong (Oplak), Goroh (bahasa Jawa) supaya tidak
terjepit dengan perbuatannya sendiri.
14) Lemtari
Diambil dari kata Mentari, diartikan bila hidup berumah
tangga harus bisa menjadi penerang bagi keluarga seperti
sinar matahari yang bisa memerangi seisi jagat raya ini.
15) Kembang Gulo Klopo
Diartikan hidup berumah tangga diharapkan bisa
berkembang dan dapat bermanfaat bagi keluarga dan 51
masyarakat seperti pohon kelapa berguna keseluruhannya
dari daun yang muda sampai yang tua, dari buah yang
muda sampai yang tua, dari batang yang mudah sampai
yang tua.
16) Rengginang
Diambil dari kata RENG (RENGGENG). Suara bunyi-
bunyian atau Rengeng-Rengeng. Ginang (Girang bahasa
Jawa) atau Senang. Diartikan setiap mempunyai hajat
perkawinan tidak lepas dari bunyi-bunyian atau Rengeng-
rengeng supaya gembira atau senang.

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 51


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

17) Ketan Salak (Wajik)


Kue yang bentuknya mempunyai 4 sisi yang diartikan empat
kiblat yang harus dijaga dan diperhatikan untuk
kelanggengan hidup berumah tangga (arah hadap nogo
dino).
Demikianlah bentuk keseluruhan uraian HANTARAN
PENGANTIN PUTRI JENGGOLO. Semoga dapat menambah
perbendaharaan tata upacara adat HANTARAN di Nusantara.
Dengan demikian kami mencoba untuk menggali, menampilkan
dan berusaha untuk melestarikan.

52

Sumber : dokumentasi pribadi

52 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

H. Hantaran Pengantin Adat Banjar Kalimantan Selatan


Berdasarkan cerita rakyat, naskah tulisan tangan, patung dan prasasti
yang terdapat di Kalimantan Selatan, orang Melayu yang menjadi inti
orang Banjar datang dari Kalimantan Selatan, Sumatera dan dari Jawa
Timur. Pada jaman itu telah terjadi perkawinan campuran antara
orang Melayu dan penduduk sekitar.
1. Dalam adat Banjar yang sebenarnya yang dimaksud dengan
perkawinan atau BAKAKAWINAN ialah saat kedua mempelai duduk
bersanding atau BATATAI, diberikan restu oleh Kerabat dan
Undangan.
Dalam prosesi perkawinan adat banjar jelas sekali penghormatan
kepada seorang Ibu, bahwa wanita merupakan implementasi dari
mutiara Hadist: “Surga itu dibawah telapak kaki Ibu.” Semua acara
berpusat dirumah mempelai wanita dengan urutan-urutan :
a. RASUSULUH (Mencari Informasi)
b. BATATAKUN (lnformasi definitif)
c. BADATANG (Meminang)
d. MAATAR PATALIAN (Peningset)
e. NIKAH (Ikatan Resmi)
f. BATATAI (Upacara bersanding)
Garis besar sub etnis Banjar Kuala dan Banjar Pahuluan meliputi:
a. Ma - Nurun - akan mempelai / Pengantin laki-laki
b. Ma - arak mempelai / Pengantin laki-laki
c. Pengantin / Mempelai Ba-Tatai
1) Pengantin laki-laki dibawa ke pihak perempuan dibacakan
doa-doa dan shalawat Nabi sambil menaburkan beras 53
kuning*
2) Pengantin laki-laki
Umumnya adalah Sinoma, Hadrah, Kuda Kepang dan
musik Bamban (sejenis tanjidor). Mempelai laki-laki
dilindungi oleh PAYUNG UBUR-UBUR, yaitu pembawanya
bergerak sambil menari.
3) Mempelai bersanding (Puncak acara)
Beberapa kegiatan adat adalah sbb :
l Sebelum pengantin duduk bertukar bunga tangan yang
disebut Bahurup Palimbaian
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 53
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

l Setelah duduk saling menyuapkan sekapur sirih yang


disebut Bahurup Sasuap
l Setelah sirih dikunyah, kemudian meludah yang
disebut BA-KAKUMUR
l Berikutnya pemberian segenggam nasi ketan yang
diserahkan kepada mempelai wanita. Kemudian nasi
ketan tersebut dilempar ke pangkuan mempelai laki-
laki. Oleh mempelai laki laki dilempar lagi kepangkuan
pengantin wanita. Hal itu dilakukan beberapa kali.
Akhirnya nasi ketan tersebut dilemparkan ke
kerumunan hadirin yatiu kelompok Remaja Putri untuk
diperebutkan. Nasi Ketan biasanya dibuat dalam
beberapa buah. Agar higienis nasi ketan sebaiknya
dibungkus plastik.
l Akhirnya acara adat dalam kegiatan tersebut disebut
BATAPUNG TAWAR atau atungkai yaitu para tetua dari
masing-masing mempelai memberi sentuhan dengan
memercikkan sejenis ramuan cair (air bunga, minyak
wangi) pada ubun2, bahu kiri kanan, serta pangkuan
kedua mempelai.
2. Perlengkapan upacara Adat:
a. Perangkat makan sirih
b. Perangkat air minum (air putih dalam teko & 2 bh gelas/cangkir)
c. Perlengkapan Batapung Tawar atungkal)
d. Nasi hadap-hadap
54 3. Hiasan lain :
a. Rumpun kembang sarai (terbuat dari kertas WARNA WARNI)
b. Rangkaian janur Banjar khususnya bentuk halilipan/Lipan.
c. Kembang Banjar (kembang berenteng, bogam beronce &
kembang sarai
4. Perlengkapan pada umumnya terdiri dari logam kuningan
antara lain :
a. Peludahan besar 2 buah, biasa dipakai untuk meletakkan
kembang sarai/Payung kambang
b. Penginangan & paludahan kecil
c. Tempat air minum
54 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

d. Obon Kuningan
e. Talam Babatis dengan tudung saji
5. Hidangan khas Banjar untuk upacara adat adalah :
a. Sesajian 41 macam
b. Ba Kakadaan / Ma- antar Kada 3. Nasi hadap-hadap
c. Nasi astakona / Nasi padapatan
Selain itu ada pula makanan pelengkap yaitu Gangan Gadang,
masakan ini dapat dihidangkan langsung kepada tamu atau
dibungkus untuk di bawa pulang sebagai ucapan terima kasih.
Gadang adalah inti batang pisang yang selalu terasa dingin,
maknanya adalah agar pengantin selalu lapang, agar rumah
tangga terasa sejuk.
6. Ma - Atar Kada - Bakakadaan
Kada adalah semacam tempayan / guci dari tanah untuk
memasukkan makanan yang diantar. Biarpun saat ini tidak
digunakan lagi diganti dengan bentuk lain namun adat antar
mengantar makanan ini tetap dinamakan BAKAKADAAN.
Tata caranya adalah :
a. Diantar oleh keluarga calon mempelai wanita sebelum hari
BATATAI, sesudah selesai acara pengantaran mahar atau
JUJURAN diantar kembali calon mempelai pria sebagai
pembayaran kembali antara keluarga calon mempelai wanita.
b. Diantar bersama/sebagai pengiring waktu mengantar pengantin
BATATAI/hari perkawinan.
c. Diantar pada hari kedua/ketiga setelah upacara BATATAI, 55
sebelum upacara pengantin sujud diantar oleh keluarga calon
mempelai wanita sebelum hari BATATAI.
7. Tata Cara dan Antaran yang Dibawa
Setelah menerima mahar beberapa hari sebelum upacara batatai,
keluarga calon mempelai wanita yang terdiri oleh ibu2 mengantar
kue2 tertentu dalam jumlah yang tertentu pula.
Macam macam kue adalah :
a. Dodol
b. Madu Kasirat
c. Wajik
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 55
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

d. Wajik Anun
e. Cingkaruk
f. Kekoleh 2 warna
g. Roti beras
Masing masing dalam 1 tempat sehingga ada 7 kada, ada pula
yang mengantar dalam 9-11 kada. Yaitu :
a. Dodol : 3 kada
b. Madu kasirat : 3 kada
c. Wajik : 3 kada
d. Kekoleh 2 warna : 1 kada
e. Roti beras : 1 kada
Bahan pokok adalah beras, beras ketan, gula dan kelapa. Beras
maksudnya agar kaya dan makmur. Sedangkan beras ketan adalah
kesatuan yang kuat dan kukuh. Gula dan kelapa yaitu lemak dan
manis demikian hendaknya hidup yang dijalani.
Jumlah hantaran selalu ganjil : 7, 9, 11 lbh Kada atau tempat.
Karena tujuannya sebagai pancingan Kada balasan atau
tambahan pengiring mahar maka Kada yang terdiri dari kue2 ini
dibagikan kepada calon mempelai pria dengan cara menjual dan
harganya akan diantar sebagai kada balasan.
Setelah menerima kada dari calon mempelai wanita, maka
keluarga calon mempelai pria melaksanakan KAKADAAN (Berupa
harga pembelian dari keluarga) dengan mengantar macam2 jenis
makanan: Kue, buah dan lain-lain. Ada daerah yang melengkapi
dengan PIDUDUK, Kelapa tumbuh dan anak pohon pisang dengan
56 makna untuk menambah harapan yang kukuh dalam keluarga.
Antaran diantar bersama sewaktu mengantar (MAARAK) mempelai
pria ke rumah mempelai wanita.
a. Rombongan mempelai pria membawa KADA yang terdiri
macam2 daging dengan bagian lengkap dari hewan yang
dipotong maksudnya: Otak, lidah dll. Jadi macam masakan
seperti : gulai daging, gulai otak, sambal goreng hati dll, pal-
ing sedikit 7 macam.
b. Di beberapa daerah ada pula yang mengantar KADA berupa
bahan mentah lengkap dengan kayu bakar, maksudnya adalah
agar mempelai wanita pandai di dapur.

56 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

Antaran diantar pada hari ke 2, dan ke 3 yang biasanya lengkap


dan beraneka ragam paling sedikit 7 macam sesuai kemampuan
yaitu: Satu wadah dinamakan Kepala KADA enam wadah
dinamakan Pengiring KADA.
Hantaran kada ini biasanya dibawa dalam talam atau baki kuningan
yang ditutup dengan tetudung (tutup saji) kuningan.
Kepala Kada : Berbagai buah seperti : papaya, rambutan dll ditata
indah. Kada Pengiring/Pengiring Kada :
a. Masakan daging
b. Opor, udang, ikan panggang
c. Wadai babiji garing, macam2 bingka
d. Tapai, wajik = wadai khas Banjar
e. Wadai/kue kering
Karena kalua/manisan buah sulit diperoleh maka diganti dengan
potongan telor dadar. Hiris pundak, bawang dan lombok goreng,
ketimun, kadang ditambah iwak barabuk. Agar lebih memberi
kesan, sebagai kepala Kada diletakkan opor ayam baikung namun
sekarang tidak saja masakan Banjar yang diantar namun macam-
macam kue seperti bolu, agar-agar dan lain-lain.

8. Nasi Hadap - Hadap


Nasi Hadap-hadap disajikan dalam upacara adat Banjar dihadapan
mereka yang bersyukur, bahan utamanya adalah : beras ketan
dihidangkan dalam talam Babatis ditata indah.
Nasi hadap-hadap dalam upacara pengantin.
Dihidangkan dalam 2 talam bertingkat dengan ketan warna putih 57
dan kuning. Dahulu kaum bangsawan (Tutus) umumnya dipakai
ketan kuning bertingkat 3 sampai 7. Sekarang umumnya dipakai
ketan putih hanya dalam 1 talam yang berbentuk seperti glinting
dengan tempaan yang padat sekali. Hidangan terdiri dari :
l Nasi ketan
l Kepala ayam 2 bh, ayam jantan dan betina ditusukkan
berhadapan diatas ketan sebagai lambang suami istri yang
ber kasih-kasihan
l Buah nenas bermahkota atau hiasan bunga yang berbentuk
nanas dengan makna mahkota

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 57


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hidangan terdiri dari :


l Telor dadar diiris, pudak dan Gegetas
l Mayang pinang dan buah pinang muda.
l Kembang sarai.

9. Nasi Astakona
Adalah hidangan khas yang biasanya disajikan dalam upacara adat
Nasi Astakona merupakan hidangan nasi lengkap dengan lauk serta
makanan penutup, yakni buah dan kue yang dihidangkan dalam
talam astakona. Talam astakona adalah talam bentuk bundar
bersegi banyak diletakkan diatas kaki tunggal yang dibuat dari
kuningan. Sajian nasi astakona mempunyai pengertian kesatuan
untuk menjadi sempurna dihias dengan bunga dalam 1 wadah
bersusun dan bertingkat.
l Lengkap 3 komponen pokok : nasi, lauk & buah
l Lengkap lauk : daging, ayam, udang, telor, hati, sayuran, dan
lain-lain.
Nasi astakona yang disiapkan pada upacara perkawinan akan
dimakan bersama oleh kedua mempelai.
Cara menghidangkan ada 2 macam :
a. Talam astakona sebanyak 5 tingkat
b. 3 tingkat ditambah dengan talam kecil sesanggan atau tempat
lain untuk sajian lengkap.
Talam 5 tingkat
a. Nasi kebuli (putih) dihias dengan iwak rabuk, telor dadar,
58 ketimun, lombok.
b. Nasi Buchari/nasi kuning dengan otak-otak pipih, telor dadar,
timun, bawang dan lombok goreng.
c. Udang galah, telor bumbu rujak
d. Sate hati babakong dan sambal
e. Ayam panggang dan buah-buahan ditusuk seperti sate.
Talam 3 tingkat
a. Nasi kebuli putih dan nasi kuning dihias iwak rabuk, otak-otak,
telor dadar, timun, bawang dan Lombok goreng;
b. Udang galah goreng dan sambal, telor bumbu rujak, ubi-ubi
acar manis sambal goreng daging dan kentang;
58 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

c. Ayam panggang baikung & kuahnya, sate hati babakong &


sambal dihias timun dan lombok segar ditambah dengan
macam-macam buah dan makanan penutup yaitu manisan.
Hidangan nasi astakona pada perkawinan dapat dihiasi dengan
mayang dan bakal buah pinang yang masih melekat pada mayang,
bunga yang dibuat bogan beronce/kembang berenteng dan daun
sirih yang diukir.
Masakan yang harus ada adalah:
a. Ayam panggang lenggang kencana
b. Sate hati babakong
c. Udang galah

I. Hantaran Pengantin Bengkulu


Barang Hantaran, saat ini dan tempo dulu sudah terdapat perubahan.
Seiring dengan pergantian zaman, kelihatannya terdapat perubahan
dalam melaksanakan atau memberikan barang hantaran tersebut.
Tempo dulu, barang hantaran biasanya diberikan setelah melaksanakan
peminangan kepada seorang wanita, dan pinangan (lamaran) tersebut
sudah diterima, biasanya diteruskan dengan pertunangan (ikatan
secara adat).
Namun sekarang, beragam cara dapat dilaksanakan, sesuai
kesepakatan dan kehendak pihak keluarga. Biasanya, barang hantaran
diberikan pada waktu sebelum acara akad nikah. Dan tradisi atau adat
yang dilaksanakan, adalah yang perlu saja, yang sederhana, praktis,
dan dapat diterima di masyarakat.
Sekiranya pada waktu melamar dan pertunangan, pihak pria membawa 59
sesuatu berupa makanan, buah-buahan dan lain lain, maka barang
tersebut adalah sekedar oleh-oleh saja. Dengan kata Iain, belumlah
merupakan barang hantaran.
1. Daerah Rejang Lebong
Antara lain daerah Curup dan Lebong.
Barang hantaran di daerah Rejang Lebong, biasanya dibawa pada
waktu Basen (Bahasa Rejang berarti berasan)
a. Untuk menjelaskan tentang Hantaran Pengantin di daerah
Rejang Lebong, maka harus dimulai dan menjelaskan tentang
Acara Iben Basen. Artinya Sirih Berasan. Basen, bahasa
Rejang, asal katanya adalah Asen artinya Rasan.
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 59
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pelaksanaannya dinamakan Basen. Dan keputusannya


dinamakan Kasen. Iben bahasa Rejang adalah Sirih.
Maksudnya bukanlah sekedar daun sirih saja, tapi sirih lengkap,
kapur, gambir, pinang, dan tembakau yang ditaruh di satu
tempat dinamakan, Bakul Sirih (Bahasa Rejang = Bokoa Iben).
b. Selanjutnya akan dijelaskan tentang Basen berasan. Karena
menyangkut soal adat, maka dinamakan Iben Basen artinya :
Sirih Perasanan. Pelaksanaan Iben Basen ini biasanya
dilaksanakan oleh seorang yang memang mengerti tata cara
secara adat, dan dinamakan Juru Rasan.
c. Timbulnya perasaan, diawali dan kehendak anak-anak,
kehendak orang tua, dan kaum kerabat. Dalam bahasa daerah
disebut "Kelak titik menitik" tenuwei, kasen tuwei, kasen adik
sanak (kehendak anak-anak dituakan, diadakan rasan tua,
rasan adik sanak).
d. Setelah ada persetujuan antara kedua pihak (bujang dan gadis)
serta orang tuanya, sudah ada kata sepakat, telah menyanggupi
semua permintaan dan pihak gadis, serta telah siap pula
mengantar semua permintaan, telah sepakat pula kapan waktu
mengantarnya. Maka hal ini di beritahukan kepada kepala dusun
dan kedua pihak.

2. Barang-barang yang dibawa terbagi 3 kategori


a. Keperluan acara adat
b. Permintaan yang sudah disepakati oleh sigadis yang disebut,
Pitek Kinai
60 c. Pemberian lainnya dan penganten pria / pihak pria kepada calon
penganten wanita / pihak wanita, di luar permintaan, disebut
Rube-Rube (oleh-oleh).
1) Keperluan acara adat terdiri dari:
a) Bokoalben adat (Bakul Sirih Adat).
Yaitu tempat sirih, lengkap dengan isinya, (sirih, gambir,
daun gambir, pinang, kapur, tembakau).
Digunakan untuk bermusyawarah secara adat. Pada
saat ini, Bokoa Iben ini diperlukan dalam rangka
meminang seorang gadis.

60 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

b) Caci Tiang Kole (Uang Tiang Kole) = Caci berasan (Uang


untuk berasan)
Yaitu uang yang diperlukan untuk basen (berasan). Uang
ini ditaruh didekat Bakoa Iben adat sebesar Rp. 20.000,-
Setelah Rasan putus nanti, uang ini diberikan kepada juru
rasan pihak wanita dan pria di bagi 2 = a Rp. 10.000,-
c) Rokok
Adalah permintaan juru Rasan dan Kutei kepada pihak
pria, untuk minta rokok, supaya acara basen ini nanti,
akan berjalan lancar. Para kutei akan semangat apabila
sambil merokok, mengikuti jalannya acara Basen ini, dan
diharapkan mencapai tujuan, sesuai yang diharapkan
bersama.
d) Cad Sarak Kundang = Uang Sarak Kundang
Adalah uang yang perlu disiapkan oleh pihak pria, sebesar
Rp. 10.000,- uang ini akan diberikan oleh calon pengantin
wanita kepada teman-temannya, sebagai tanda sayang
kepada teman-temannya, karena sebentar lagi mereka
akan berbeda status si gadis akan memasuki kehidupan
berumah tangga bersama suaminya.
e) Cad Rajo = Uang Rajo
Adalah uang yang perlu disiapkan, oleh pihak pria,
sebesar Rp. 20.000,- akan diberikan kepada Rajo (istitah
adat), yang dimaksud adalah pejabat pemerintah
setempat (kepala desa dan lain-lain). Sebagai ucapan
terima kasih, telah membantu melaksanakan acara
Basen ini, karena dalam acara Basen ini, peran Rajo
61
sangatlah menentukan. Sebelum dan sesudah acara,
serta memutuskan, dan mengumumkan hasil Basen ini
nanti.
f) Caci Kutei = Uang Kutei (U peak Tuwei)
Adalah uang yang disediakan sebesar Rp. 20.000,- akan
di bagikan kepada Kutei (masyarakat) yang ada
diruangan tersebut, yang sedang mengikuti Basen ini.
Karena lazimnya, kutei juga ikut mengawasi tingkah laku
anak-anak kita selama ini, menegur bila salah,
menasehati yang baik-baik. Supaya tidak terjadi hal yang
memalukan keluarga. OIeh sebab itulah diberikan uang
kutei (Upeak Tuwei) artinya upah untuk para tetua
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 61
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2) Pitek kinai:
Adalah Permintaan yang telah di sepakati oleh si gadis,
dan akan diserahkan oleh pihak keluarga pria disebut juga
terdiri dari :
a) Cad Antaran Uang Hantaran. Jumlahnya sesuai
kesepakatan keluarga . Umpamanya Rp. 5.000.000, Rp.
10.000.000 dan sebagainya.
Uang antaran ini ditaruh di dalam kotak dari perak, di
namakan Selpeak. Pada waktu menaruh uang hantaran
di Selpeak ini, biasanya bersamaan dengan menaruh
Cuk ulew = Topi khas daerah Rejang, terbuat dari kain
detar benang emas.
b) Barang emas, Sesuai permintaan si gadis. Biasanya
kalung, gelang atau cincin .
c) Pakaian seperangkat, terdiri dan bahan baju, kain sarung
(songket) selendang, selop dan lain-lainnya.
d) Selikeup Seng, adalah selimut, yang biasanya di pakai
untuk kemul badan. Mengandung arti tersirat, sebagai
pengganti anak tersayang, yang akan berumah tangga
bersama suaminya. Maka ibu Si gadis menganggap
selimut tersebut adalah ganti anak tersayang yang dapat
menemani dan menghangatkan ibu pada waktu tidur.
e) Beras, biasanya ± 4 kaleng = 1 pikul (jumlahnya sesuai
kesepakatan)
f) Kerbau/Sapi atau Kambing yang telah di sanggupi, serta
asam garamnya
g) Keris, Permintaan keris ini tidak selalu ada. Biasanya
62 pihak keluarga wanita minta keris ini, karena anaknya
yang akan di pinang ini merupakan anak mahal yang
dulunya di dapat secara berobat ke orang pintar atau
dokter, atau pun merupakan anak tunggal Ungkapan
yang sangat mendalam dari orang tua, karena ananda
tercinta akan dipersunting oleh calon menantu. Maka
sebagai gantinya, orang tua si gadis minta keris,
mengandung arti tersirat, supaya orang tua tetap ikut
menjaga keselamatan sang anak, walau secara batin
saja. Dengan kata lain orang tua selalu mengharapkan
anak tercintanya selalu dalam keadaan selamat.

62 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

3. Pemberian
Diluar permintaan si gadis dan keluarganya, disebut Rubo-rubo
(oleh-oleh). Biasanya, terdiri dari kue-kue tradisional misalnya :
a. Wajik : Kue tradisional terbuat dari ketan, dimasak dengan gula
merah, santan kelapa, diberi garam sedikit.
b. Benik (Lemang) : Terbuat dari ketan putih di masak dengan
santan diberi garam sedikit, lalu dimasukkan ke dalam bambu
bulat ukuran garis tengah ± 6 cm, kemudian dipanggang.
c. Pujuak (Dodol) : Terbuat dari tepung ketan diberi gula merah,
santan, garam sedikit, dimasak di kuali / wajan, diaduk terus,
sampai mengental, kemudian dibungkus oleh daun pisang.
d. Bolu Koja : Kue terbuat dari tepung terigu, gula pasir, telor ayam
/ telur bebek, daun pandan dan daun suji, garam sedikit, diaduk
sampaii mengental, lalu dipanggang.
e. Taart : adalah kue khas dari daerah Bengkulu tebuat dari terigu,
santan, gula putih, telur ayam, garam sedikit, laIu diaduk agak
keras sampai empuk, lalu dicetak di tengah-tengah kue diberi
selai nanas.

4. Prosesi
Acara adat dalam rangka basen (berasan)
a. Iben Pamit (Sirih Pamil)
Setelah sanak keluarga pihak wanita dan rombongan tamu
pihak pria sudah berkumpul di ruangan, maka juru rasan pihak
wanita mengangkat bokoa iben (tempat sirih), menyampaikan
63
sirih pamit kepada kepala dusun dan menjelaskan bahwa ada
tamu yang akan menyampaikan maksud kepada kita. Lalu
kepala desa mencicip iben (sirih) dan mengatakan bahwa sirih
sudah diterima. Selanjutnya silahkan menyampaikan apa yang
akan di Iaksanakan.
b. Iben Taok Tawea = Iben tegur sapa (sirih tegur sapa)
1) Juru rasan pihak wanita, mengangkat bokoa iben kepada
kutei (hadirin) dan menanyakan kemana harus
menambatkan perahu (maksudnya menanyakan siapakah
yang akan bertindak selaku juru rasan pihak pria. Lalu para
tamu pihak pria memberitahukan bahwa akan membawa
iben kepada Bapak (selaku juru rasan/pria), maka juru rasan
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 63
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

pihak wanita menemui juru bicara pihak pria (sirih adat tegur
sapa)
2) Juru rasan wanita menyampaikan selamat datang dan
disuguhkan iben adat ini, tando arok tando suko,
menyambut rombongan tamu kami selanjutnya, silahkan
mencicipi serawo kelapa ini.
3) Serawo kelapo, suguhan secara adat, terdiri dan kelapa
parut, gula merah, sedikit garam, lalu diatasnya di tambah
secikit gula merah lagi Dan minumannya air ke!apa muda.
Di suguhkan secara simbolis saja, hanya untuk juru rasan
pihak pria dan seorang temannya. Harapan ahil bait,
semoga tenaga yang lelah selama perjalanan ke rumah
pihak wanita,dapat pulih,semoga segar dan sehat. Suguhan
ini mengandung arti, semoga hubungan kekeluargaan
antara pihak wanita dan pihak tamu, akan selalu balk dan
damai.
4) Juru bicara pihak wanita mohon pamit dan kembali duduk
di tempat semula. Dengan ucapan, sekiranya rombongan
tamu ada maksud tertentu, akan pamit, silahkan kepada
rajo (kepala desa).
c. Selanjutnya juru bicara pihak pria membawa:
1) Bokoa ben adat kepada rajo (kepala desa) mengatakan
minta izin, akan menyampaikan pesan kepada ahli rumah
pihak wanita.
2) Dijawab oleh rajo (kepala desa) iben saya terima, dan
silahkan menyampaikan maksud dan tujuan melalui juru
64 rasan pihak wanita.
3) Setelah mendapat Ijin dari kepala desa, juru rasan
mendatang, duduk berhadapan dengan juru rasan menanti
pihak wanita.
4) Selanjutnya bapak juru rasan sudah slap. Juru rasan pihak
pria membawa bokoa iben (tempat sirih), menemui juru
rasan pihak wanita, Ialu minta ijin untuk menyampaikan
pesan-pesan yang akan di sampaikan kepada keluarga
pihak wanita (semulen). Juru rasan pihak pria, di sebut juru
rasan pendatang.
d. Setelah ada keputusan dari maksud I tujuan rombongan juru
rasan pihak pria, keputusannya diumumkan oleh kepala desa.
64 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

e. Hasil perasanan antara kedua juru rasan di sampaikan kepada


orang tua wanita, sesuai yang telah dibicarakan dan disepakati.
1) Sangsi adat yang mungkin terjadi yaitu :
a) Apabila terjadi pihak pria mungkir janji, apa yang dibawa
(hantaran ini) tidak ada sangsi apapun
b) Apabila terjadi pihak wanita mungkir janji, apa yang
dibawa dikembalikan berlipat ganda
c) Bila terjadi diluar kehendak manusia, maka harus
dibicarakan secara damai
2) Mengenai kedudukan Maksudnya dalam basen ini
dibicarakan secara adat, mufakat, bagaimana kedudukan
dan perundingan ini nanti (ada ketentuan adat) apakah
semendo, artinya setelah nikah nanti, sang suami selalu
berada di rumah pihak wanita. Beleke artinya setelah nikah,
sang istri selalu berada di rumah pihak pria. Semendo Rajo-
rajo biasanya status inilah yang umumnya berlaku saat ini.
Artinya, setelah nikah antara suami dan istri bebas berada
di mana saja di keluarga kedua pihak dan hal ini yang pal-
ing tepat.

5. Daerah Bengkulu Utara


Antara lain: Kerkap dan Air Napal
Tata cara memberikan barang hantaran hampir sama dengan
daerah-daerah lainnya. Barang hantaran yang dibawa oleh keluarga
pihak pria kerumah keluarga pihak wanita, pada waktu melamar
dan di serahkan setelah lamaran diterima, adalah
65
Piti (uang) - sesuai kesepakatan
Beras - berapa pikul
1 pikul = 4 kaleng beras
1 kaleng = 10 cupak
10 cupak = ± 20 liter
Kambing, kerbau, gula, kopi dll
Kue-kue tradisional, buah-buahan, pakaian sepemakaian,
Dan lain-lain

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 65


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

6. Daerah Bengkulu Selatan (antara lain daerah Manna)


Tata caranya hampir sama dengan daerah Bengkulu Utara
Tapi ada satu hal yang perlu dijelaskan, dan dianggap unik. Salah
satu kue yang disiapkan adalah lemang. Yaitu kue yang bahan
dasarnya adalah beras ketan putih + santan kelapa + sedikit garam
dimasukkan dalam bambu yang di alas dengan daun pisang lalu
di panggang. Lemang ini biarkan dalam bambu tersebut lalu dihias
dengan kertas warna-warni, bambu itu dibawa kerumah pihak
wanita dengan dibelakang badan seperti seorang tukang jamu yang
membawa bakulnya.

7. Daerah Bengkulu Kota


Pada dasarnya cara memberikan barang hantaran, juga pada
waktu melamar seorang gadis, dan diserahkan setelah lamaran
diterima, tapi untuk melengkapi penjelasan tentang apa dan
bagaimana hantaran pengantin Bengkulu Kota ada baiknya,
diinformasikan Iebih mendetail karena memang banyak yang unik
dan menarik.
a. Akan dijelaskan, dimana barang-barang tersebut diserahkan
setelah acara lamaran, dan lamaran tersebut sudah diterima.
Maka dilaksanakanlah acara penyerahan barang hantaran
b. Diberikan sehari sebelum acara akad nikah.
1) Cerano (tempat sirih)
2) Piti (uang)
3) Cincin emas
4) Pakaian seperangkat
66 5) Buah-buahan
6) Kue-kue (Cake, bolu dan lain-lain)
7) Kue-kue tradisional dan daerah bengkulu (taart Bengkulu,
kue koja, lepek binti dan lain-lain)

8. Tata cara penyerahan barang hantaran di daerah Bengkulu


Kota.
Keluarga pihak wanita, menyiapkan :
1) Tempat sirih (cerano sirih puan / disebut sirih cerano)
berisikan sirih, pinang, gambir, kapur, tembakau, daun
gambir.

66 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

2) 5 batang rokok berjailin tali keemasan, merupakan rakit,


rokok berjumlah 5 mengandung arti tersirat, angka 5 (ilma)
diartikan dengan kata terima / menerima.
3) Bunga teratai (bunga hiasan dari kertas) dan dihiasi bunga
setaman yang harum.

9. Bunga sirih gadis / sirih mayang / sirih menanti yaitu hiasan sirih,
terdiri dari 5 tingkat dan setiap tingkat terdiri dari rangkaian sirih
yang dijalin erat, sedemikian rupa dan akan dijadikan tempat
menaruh hiasan bendera di puncaknya ada hiasan kipas yang
terkembang.
Yaitu hiasan kipas mekar dikelilingi bunga mawar dan kertas hias
artinya, pihak wanita senang dan bahagia siap-siap akan menerima
sirih Bujang. Dengan harapan semoga kehidupan selalu dihiasi
keharuman seperti bunga mawar.
l Dalam keadaan susah payah pun, tetap berkipas
l Sirih ini adalah sirih pihak wanita, untuk menyambut rombongan
pihak pria
l Waktu rombongan tamu datang, sirih gadis / sirih puan ini,
menanti di dalam rumah belum di taruh di ruangan tempat
pelaksanaan acara sebab itu di sebut sirih menanti

10. Pihak wanita juga menyiapkan oleh-oleh berupa kue-kue, buah dan
makanan lainnya, untuk balasan yang akan diberikan kepada
rombongan tamu pihak pria, pada waktu akan pulang nanti.
Rombongan tamu pihak pria datang kerumah keluarga pihak
wanita membawa: 67
a.) Tempat sirih cerano, merupakan sekapur sirih dan rombongan
berisikan
l Sirih, dengan perlengkapannya
l Pinang bulat diukir belah lima
l Rokok 7 batang di jalin dengan tali keemasan merupakan
rakit
b) Rokok jumlah 7 batang mengandung arti yang tersirat angka 7
(tujuh) diartikan dengan kata setuju, hal ini berarti, setelah acara
pinangan (lamaran) sudah selesai, dan telah diterima oleh pihak
keluarga wanita dan kedua keluarga telah sama-sama setuju.
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 67
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

c) 7 batang rokok, dengan dierima, akan mengandung makna,


merupakan bukti (kwitansi) karena pihak keluarga wanita sudah
menerima pinangan dari keluarga pihak pria.
d) 7 batang rokok, merupakan tanda setuju berarti pinangan /
lamaran sudah disetujui.
e) Dan melambangkan bahwa anak laki-laki yang meminang itu,
masih bujang asli

11. Membawa bunga sirih bujang, terdiri dari 7 tingkat, masih tetap
diartikan angka 7 (setuju). Bunga sirih bujang ini berupa hiasan
bendera yang ditaruh di anyaman sirih yang unik sebanyak 7
tingkat. Di puncaknya terdapat hiasan burung-burung
dilambangkan seorang pria, bagaikan seekor burung yang terbang
kemana-kemana dan sekarang burung ini hinggap di rumah ini
(rumah pihak wanita ini) dengan maksud tertentu yaitu akan
menyunting pujaan hatinya. Burung, maksudnya adalah lambang
bahwa seorang pria akan menempuh bahtera rumah tangga, pada
puncak bunga sirih bujang ada hiasan yang dibuat dan sirih yang
tertangkup jadi satu. Setelah itu baru puncaknya, terdapat hiasan
seekor burung terbuat dari kapas atau hiasan lainnya.

68

Gambar 9. Perhiasan yang diletakkan di patung naga


yang dibawa pada waktu mengantar
Sumber : dokumentasi pribadi

12. Membawa barang-barang seserahan yang akan diserahkan


kepada keluarga pihak wanita berupa
a) Uang seserahan sesuai kesepakatan
b) Pakaian sepemakai (baju, bahan untuk kebaya dan lain-lain,
selop, tas, kain dan selendang (songket)
c) Perhiasan (sesuai kesepakatan) termasuk cincin,
68 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

d) Selimut, seprai, handuk, pakaian dalam dan lain-lain,


e) Alat-alat kosmetik
f) Buah-buahan
g) Kue-kue termasuk kue-kue tradisional, kue koja, lemang, lepek
binti, dan lain-lain

Barang-barang hantaran di taruh di taplak meja ini, bunga sirih


bujang disimpan di sudut dan taplak ini.di pihak dimana rombongan
tamu duduk biasanya di pihak depan dan ruangan tempat
pelaksanaan bicara pihak pria.
Juru bicara pihak wanita menyerahkan cerano sirih kepada juru
bicara pihak pria cerano yang berisikan sirih, bunga teratal putih
dan rokok 5 batang.
Maksud rokok 5 batang, bahwa keluarga pihak wanita telah
menerima / terima, pinangan (lamaran) dan pihak pria dan kwitansi
/ tanda terima secara adat. pun telah di terima oleh keluarga pihak
wanita. Maksud bunga teratai adalah lambang bahwa ananda
(gadis kita) masih suci bagaikan bunga teratai putih ini, masih segar
dan menawan hati.
Cerano sirih dan pihak pria berisikan sirih, pinang belah lima dan
rokok 7 batang berjalin membentuk rakit emas. Maksud rokok 7
batang bahwa perundingan tentang lamaran sudah disetujui oleh
keluarga kedua pihak. Dan rokok ini pun merupakan bukti
kwitansiItanda terima (secara adat) Ialu dibacakan pantun.
Selesai pantun bersahut, maka barang hantaran/seserahan
diserahkan secara simbolis oleh Ibu Calon mempelai pria kepada
Ibu Calon mempelai wanita. Setelah itu barang hantaran dibawa 69
masuk ke kamar, acara diteruskan dengan perkenalan keluarga
dan diakhiri doa dan ramah tamah.

Y. Hantaran Pengantin Tradisional Kesultanan Berau Kalimantan


Timur
1. Prosesi Meminang/Melamar
Meminang (melamar) adalah suatu prosesi kedatangan orang tua
si pria (pangeran) atau yang mewakilinya kepada orang tua si
wanita (putri sultan) untuk meminta agar putrinya menjadi istri anak
prianya.

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 69


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pada zaman kesultanan Berau dahulu, sebelum seorang wanita


dinikahkan dengan seorang pria, ada tradisi yang unik yang pada
zaman modern sekarang sudah tidak dilakukan lagi, yaitu anak
wanita sultan dipingit (dikaddam), tidak diperkenankan keluar
rumah dan kontak dengan masyarakat biasa. Seseorang yang
boleh melamar juga harus dari kalangan bangsawan, sehingga
keluarga kesultanan hanya bisa menikah dengan keluarga dari
kesultanan yang sama atau dari kesultanan yang lain.
Biasanya seorang pria dan wanita dijodohkan oleh orang tua kedua
belah pihak kesultanan, sehingga anak-anak mereka tidak bisa
menolak kehendak orang tua mereka. Sebelum melamar, orang
tua pihak pria mengundang para sesepuh. Dalam pertemuan, or-
ang tua pihak pria menentukan para sesepuh keluarga kesultanan
untuk menjadi juru bicara pada saat pelamaran. Para sesepuh
membawa 1 set bahan dan peralatan untuk menginang dan cincin
bermata berlian tanda lamaran yang diletakkan di tanduk naga. Di
dalam alat penginangan berisi 14 lembar daun sirih, 3 biji gambir, 1
cangkir kecil kapur sirih, 7 biji pinang, 7 lempeng tembakau dan 1
tempat peludahan sebagai tanda pelamaran (Gambar 1).

70
Gambar 1. Peralatan yang dibawa pada saat melamar, yaitu perlengkapan
cincin bermata berlian pada tanduk naga sebagai tanda lamaran
Sumber : dokumentasi pribadi

Rombongan pelamar harus melewati 3 buah pagar/allat (pagar


rumah/allat ruma, pagar tangga/allat rajjan dan pagar pintu/allat
pintu) yang dijaga oleh 6 orang (3 pasang). Pagar/a//ar tersebut
dipasang pada jalan menuju ke rumah wanita yang akan dilamar.
Rombongan pelamar disambut dengan bapantun yang dialunkan
oleh sesepuh pihak wanita dan kemudian dijawab oleh sesepuh
pihak pria dengan pantun yang dialunkan juga. Pantun disampaikan
pada pagar/allat pertama, kedua dan ketiga.
70 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

Selanjutnya pihak wanita menyiapkan selembar daun sirih, gambir,


kapur dan pinang untuk diracik dan dikunyah (dikinang)/dipappak
sebagai tanda bahwa lamaran telah diterima.

2. Perlengkapan Hantaran
Mangatar siyin/suma (mengantar jujuran/hantaran) artinya
menyerahkan uang beserta perlengkapannya yang sudah
disanggupi oleh pihak pria kepada pihak wanita sebagai tanda jadi
dan menyetujui syarat permintaan pihak wanita yang dilamarnya.
Hantaran juga sekaligus merupakan bentuk ujian dan tanggung
jawab serta kesanggupan pihak pria yang telah berani meminta
atau melamar putri raja (sultan).
Pada jaman dahulu pria atau pangeran tidak semudah jaman
sekarang melamar wanita atau putri kalau belum siap dan
mempunyai modal yang banyak. Kadang-kadang dari hasil tawar-
menawar kalau pihak pria tidak bisa menyanggupi, maka
pernikahan bisa gagal, atau bisa juga pihak pria meminta waktu
kepada pihak wanita agar bisa mengumpulkan uang (siyin).
Permintaan pihak wanita berupa siyin juga menunjukkan kepada
pihak pria bahwa pihak wanita perlu dihormati dan tidak ingin
diremehkan. Putri-putri sultan (raja) jaman dahulu mempunyai
derajat yang tinggi, sehingga tidak sembarang pria (pangeran) bisa
melamarnya.
Sebelum acara hantaran dilaksanakan, diperlukan persiapan-
persiapan matang yang memakan waktu sampai berhari-hari, yaitu
menyiapkan tempat/wadah untuk menaruh barang-barang
hantaran sebagai berikut:
a. Tabak kuningan atau baki/nampan persegi empat berwarna 71
kuning emas (Gambar 2) yang diberi alas (lapik) kain kuning
untuk menaruh barang-barang hantaran selain puncak rasul
(ketan 5 warna). Di tepi kain tersebut dironce dengan 4 bentuk
payet yang berbeda. Payet-payet tersebut disusun pada benang
dengan urutan sebagai berikut:
1) Bulat 1 butir diletakkan di ujung benang diawali dengan
membaca shalawat nabi 3x.
2) Lonjong 7 butir dengan membaca Al-Fathiha 1x.
3) Bulat 1 butir.
4) Bintang 1 butir.
5) Bulat 1 butir.
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 71
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

6) Bintang 1 butir.
7) Lonjong 7 butir
8) Bunga 1 butir
9) Bulat 1 butir
10) Bunga 1 butir
11) Lonjong 7 butir
12) Bulat 1 butir

Jarak dari ronce satu dengan lainnya diukur dengan


menggunakan jari telunjuk, yaitu sebesar diameter jari telunjuk
perempuan dewasa yang mempunyai arti hanya satu Yang
Maha Kuasa. Pada setiap sudut talam dihiasi dengan 4 ronce
lonceng bulat berwarna kuning emas. Talam yang belum dan
yang sudah dihias ditampilkan pada Gambar 2.

Tabak/talsaa kuningan yang belum dihias Tabak/talsaa yang sudah dihias


Gambar 2. Tabak/talam kuningan yang digunakan untuk menaruh uang (siyin)
yang telah dikuwai (diaduk)
Sumber : dokumentasi pribadi

Bentuk-bentuk payet tersebut merupakan simbol yang


72 mempunyai arti sebagai berikut :
1) Bulat, berjumlah 6 butir, menyimbolkan 6 buah kelapa tua
yang berarti pangeran yang sudah dewasa yang sudah
sanggup memimpin dan menjadi seorang sultan atau raja.
2) Lonjong, berjumlah 21 butir, menyimbolkan 21 buah padi
yang telah menguning, berarti kemakmuran bagi calon
pengantin.
3) Bintang, berjumlah 2 butir, menyimbolkan 2 ekor kulimpapat
(kunang-kunang) yang berkelap-kelip di waktu malam hari,
berarti kerajaan yang gemerlapan.
4) Bunga, berjumlah 2 butir yang menyimbolkan bunga
tanjung, berarti keharuman nama kesultanan Berau.
72 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

b. Tabak (baki) bundar yang diberi alas (lapik) kain kuning untuk
menaruh puncak rasul. Kain kuning direnda berombak-ombak,
kemudian dihiasi dengan payet bulat berwarna kuning emas di
bagian dalam, sedangkan yang di tepi luar dihiasi payet bulat
berwarna kuning diselingi dengan manik kristal hijau
mengelilingi talam.

Sumber : dokumentasi pribadi

Selain itu talam dihiasi juga dengan ronce yang terdiri atas
manik kristal 5 warna, yaitu putih, hitam, merah, hijau dan
kuning, yang mana setiap warna berjumlah 5 butir kristal dan
dibatasi dengan payet lonjong, bintang, bulat dan bunga yang
masing-masing berwarna kuning emas (Gambar 3).

Payet dan manik tersebut disusun pada benang dengan urutan


sebagai berikut:
1) Payet lonceng bulat 1 butir sembarang warna diletakkan
pada ujung benang diawali dengan membaca shalawat
nabi 3x. 73
2) Manik kristal putih 5 butir dengan membaca al fathiha 1x.
3) Pembatas yang terdiri atas payet-payet berbentuk lonjong,
bintang, bulat dan berbentuk bunga yang semuanya
berwarna kuning emas masing-masing berjumlah 1 butir.
4) Manik kristal hijau 5 butir.
5) Pembatas.
6) Manik kristal merah 5 butir.
7) Pembatas.
8) Manik kristal kuning 5 butir.
9) Pembatas.

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 73


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Bentuk-bentuk payet dan manik tersebut merupakan simbol


yang mempunyai arti sebagai berikut:
1) Payet bulat berwarna kuning menyimbolkan buah kelapa
tua yang berarti pangeran yang sudah dewasa yang sudah
sanggup memimpin dan menjadi seorang sultan atau raja.
Warna emas berarti kejayaan, kemakmuran dan
kesejahteraan kerajaan. Payet lonceng harus selalu ada
pada ronce tersebut, karena ada suatu kepercayaan pada
zaman dahulu.
2) Manik kristal berwarna hijau untuk melengkapi warna
sehingga lebih indah.
3) Manik kristal 5 warna menyimbolkan sama seperti yang
akan dibawanya yaitu puncak rasul (ketan 5 warna) yang
berarti kewajiban bagi seorang muslim yang wajib
melaksanakan shalat 5 waktu.
4) Arti dari payet-payet pembatas adalah sama seperti pada
halaman 6.

c. Kinayang (besek), terbuat dari anyaman pandan yang dihias


dengan payet dan manik kristal (Gambar 4). Ada 3 macam
gantang yang digunakan untuk membawa hantaran, yaitu:
1) Membawa siyin (uang).
2) Menguwai (mengaduk) siyin setelah diserahkan kepada
pihak wanita.
3) Membawa patina (sesajen).
Berikut ini dijelaskan perlengkapan hantaran pengantin Putri
Lungsuran Naga dari Kesultanan Berau (Kalimantan Timur).
74 1) Siyin (uang). Siyin ditaruh di dalam kinayang (besek) warna
kuning berisi beras kuning dengan irisan daun pandan,
berbagai jenis bunga, uang benggol/logam, permen
bermacam-macam rasa dan bumbu-bumbu dapur lengkap
termasuk kemiri. Jumlah siyin telah ditentukan oleh pihak
wanita pada waktu lamaran. Setelah uang diserahkan
kepada pihak wanita dalam prosesi hantaran, kemudian
dikuwai (diaduk). Kemudian uangnya diletakkan di atas
kuningan (baki) berwarna kuning emas yang diberi alas
(lapik) kain kuning sebagai warna khas bagi bangsawan
atau kerajaan (Gambar 5).

74 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

Gambar 5.
Siyin (uang) yang sudah
diterima oleh pihak wanita
setelah dikuwai (diaduk)

Sumber :
dokumentasi pribadi

2) Seperangkat/satu set miniatur tempat tidur/ranjang


pengantin yang dibawa di atas tabak/baki berhiaskan seperti
pada nomor 1 di atas. Miniatur tempat tidur/ranjang
pengantin tersebut (Gambar 6) dibawa pada waktu
mangatar siyin yang menandakan bahwa pihak pria telah
membawa tempat tidur yang besar terlebih dulu sebelum
hari mangatar siyin. Karena tempat tidur itu cukup besar
dan berat, maka yang membawa adalah para pengawal/
hulubalang. Jadi pada waktu mangatar hantaran,
miniaturnya saja yang diperlihatkan kepada undangan yang
hadir sekaligus diumumkan isinya oleh ibu juru bicara pihak
wanita, yaitu: kasur, seprai, kulambu/kelambu, 2 sulipi
(bantal) dan 2 sulipi guling, yang artinya pangeran
membawakan calon istrinya untuk tempat mereka
beristirahat dan bercengkrama menikmati manisnya cinta
di peraduan yang romantis dan indah.

Gambar 6.
Miniatur ranjang pengantin

75

Sumber :
dokumentasi pribadi

Kain yang digunakan untuk kelambu adalah kain tipis


berwarna kuning. Setiap sisi dari kelambu dibelah dua. Kain
untuk langit-langit digunakan kain yang lebih tebal berwarna
kuning. Pada tepi langit-langit diberi ronce yang terdiri dari
payet warna kuning emas berbentuk bulat tipis diletakkan
paling ujung disusul dengan manik bulat sebanyak 5 butir
warna kuning emas.
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 75
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Di antara ronce yang ujungnya terdiri dari payet bulat


diselingi dengan ronce yang ujungnya berbentuk kulit bikin
(kulit kerang). Payet berbentuk kulit kerang tersebut
mengingatkan sang putri yang senang makan daging kerang
dan pada waktu masih kecil sering bermain simban (bekel)
menggunakan kulit kerang.
Payet warna kuning emas berbentuk bulat tipis
menyimbolkan bulan purnama yang memang ada
legendanya bahwa sang putri bila melakukan ritual adalah
pada bulan purnama yang meyakini bahwa sinar bulan
purnama akan menambah kekuatan jiwa sang putri. Pada
saat pertama kali memasukkan benang pada lubang payet
tersebut wajib membaca shalawat nabi 3x.
Manik kristal bulat 5 butir warna kuning emas menyimbolkan
buah kelapa tua yang berarti pangeran yang sudah dewasa
yang sudah sanggup memimpin dan menjadi seorang sul-
tan atau raja. Pada saat pertama kali memasukkan benang
ke manik tersebut wajib membaca Al-Fathiha 1x. Jarak
antara ronce satu dengan lainnya adalah sebesar diam-
eter jari telunjuk wanita dewasa. Setiap mengukur wajib
membaca dua kalimat syahadat 1x. Lima butir mempunyai
arti bahwa seorang muslim senyenyak dia tidur harus selalu
mengingat kewajibannya untuk menunaikan shalat 5 waktu.
Di sekeliling kelambu dihiasi dengan ronce 5 warna sama
seperti pada hiasan talam untuk membawa puncak rasul.
Di setiap sudut atas kelambu diberi hiasan payet lonceng
masing-masing 1 butir, karena menurut kepercayaan, di
setiap sudut kelambu tersebut ada penjaga sang putri yang
76
kasat mata.
3) Miniatur lemari pakaian pengantin beserta isinya (Gambar
7) yang dibawa oleh pihak pria di atas baki. Lemari yang
sebenarnya bersama ranjang pengantin telah diantar duluan
ke kediaman calon pengantin wanita. Lemari tersebut
adalah untuk tempat menyimpan baju kedua mempelai
kalau mereka sudah sah menjadi suami istri disertai dengan
isinya, yaitu: baju kebaya, baju sehari-hari, ampik (sarung),
jarik, laung (serudung), baju tidur, BH, celana dalam,
handuk, sepatu, sandal dan tas.
4) Meja rias (meja bejajak) (Gambar 8) disertai dengan
peralatan make up seperti:
76 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

a) Pupur (bedak).
b) Callak (pensil alis).
c) Gincu (lipstik).
d) Sugai (sisir).
e) Carammin alus (cermin kecil).

Miniatur lemari pakaian Sarung batik (jarik)

Sarung (ampik, caul) Baju tidur, serudung, BH, dan Celana


Dalam

Handuk Sepatu dan Tas

77

Sandal dan Tas

Gambar 7. Miniatur Lemari Pakaian beserta isinya


Sumber : dokumentasi pribadi

5) Seperangkat perhiasan wanita terbuat dari emas dan intan


atau berlian. Perhiasan tersebut adalah untuk calon
pengantin wanita, diletakkan di patung seekor naga yang
terbuat dari kayu atau kristal. Hanya orang-orang keturunan
bangsawan saja yang boleh menggunakan patung naga
untuk tempat perhiasan pada waktu mengantar hantaran,
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 77
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

sedangkan yang bukan keturunan bangsawan biasanya


menggunakan kotak perhiasan berlapis kain beludru.
Patung naga digunakan karena memang ada legendanya.
Perhiasan yang dibawa seperti terlihat pada Gambar 9 terdiri
atas:
a) Sepasang kalung rantai bermata berlian.
b) Sepasang giwang bermata berlian atau intan.
c) Sepasang gelang tangan bermata berlian.
d) Satu set rantai parrut (kalung perut) bermata berlian.
e) Sepasang gallang batis (gelang kaki) berbentuk biji
jagung.
f) Sepasang cincin kawin.

Gambar 9.
Perhiasan yang
diletakkan di
patung naga yang
dibawa pada
waktu mengantar
hantaran

Sumber :
dokumentasi
pribadi

Semua perhiasan yang dibawa oleh pihak pria


diperuntukkan sebagai hiasan calon pengantin wanita agar
pada waktu bamaidan (bersanding) di pelaminan tampak
78 cantik dan gemerlapan sebagai pelengkap busana
pengantin yang indah.
Rantai parrut (kalung perut) yang berliontin berlian berarti
tanda cinta kasih dan sayang pangeran kepada putri, agar
supaya putri bisa menjaga atau merawat tubuhnya atau
perutnya sehingga selalu tampak indah dan langsing, akan
lebih indah lagi bila perut (pinggang) seorang putri raja
dihiasi dengan kalung perut. Kalung itu juga berguna untuk
ukuran perut, yang mana bila sudah sesak, berarti perut
putri tidak indah lagi dipandang suaminya karena
kegemukan, dengan demikian sang putri mau berusaha
untuk memperhatikan/merawat tubuhnya agar kelihatan
78 tetap ramping dan indah.
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

Gallang battis (gelang kaki) menandakan bahwa calon


pengantin wanita adalah keturunan bangsawan atau
seorang putri raja. Kaki putri raja selalu dirawat
menggunakan lulur atau kasai pupur basah, sehingga
tampak putih bersih dan bila memakai gelang kaki akan
menambah indahnya kaki putri dan cantik dipandang
pangeran atau suaminya.
6) Puncak rasul bertingkat 5 (5 lapis) dengan 5 warna, biasanya
digunakan untuk kalangan ningrat (bangsawan), terbuat dari
ketan 5 warna (Gambar 10). Kalau bukan kalangan ningrat,
biasanya hanya menggunakan sukku, yaitu ketan putih yang
berbentuk pipih dan dipotong-potong berbentuk segi empat
ditaburi inti, yaitu kelapa parut yang sudah dimasak dengan
gula merah atau gula aren. Lima warna mempunyai makna
bahwa shalat lima waktu adalah wajib dikerjakan bagi setiap
muslim.
Jadi setiap warna atau tingkat mempunyai makna sebagai
berikut:
a) Ketan putih di tingkat 1 (dasar), sebagai simbol shalat
maghrib.
b) Ketan hitam di tingkat 2, sebagai simbol shalat isya.
c) Ketan merah di tingkat 3, sebagai simbol shalat subuh.
d) Ketan hijau di tingkat 4, sebagai simbol shalat dzuhur.
e) Ketan kuning di tingkat 5, sebagai simbol shalat ashar.
Di atas ketan kuning ini ada ketan kuning yang berbentuk
kerucut kecil yang dinamakan timpasung dan dikelilingi oleh
4 timpasung kecil lainnya yang berwarna putih, merah, hijau
dan hitam. 79

Gambar 10.
Puncak rasul
(ketan lima warna)

Sumber :
dokumentasi pribadi

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 79


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Tingkat kelima berwarna kuning, karena kuning adalah


warna keramat atau warna simbol kejayaan bagi raja yang
masih menduduki takhtanya. Warna kuning tidak boleh
ditinggalkan dalam upacara adat seperti pernikahan.
Puncak rasul harus dibawa pada saat mengantar hantaran,
hal ini mempunyai makna: agar kedua calon mempelai tetap
lengket seperti lengketnya ketan, kedua calon mempelai
selalu bersama dan mengerjakan kewajiban shalatnya yang
lima waktu sebagai hamba Allah, yaitu maghrib, isya, subuh,
dzuhur dan ashar.
Alat yang perlu disiapkan untuk membuat puncak rasul
adalah sebagai berikut:
a) Loyang bundar berdiameter 24 cm dengan tinggi 1 cm.
b) Daun pisang untuk membuat timpasung (kerucut).
Kerucut besar berjumlah 1 buah yang permukaannya
berukuran sebesar kepalan tangan atau 5 jari yang
menyatu lurus, sedangkan untuk kerucut kecil berjumlah
4 buah dengan ukuran permukaannya sebesar 3 jari
tangan menyatu lurus.
Bahan untuk membuat puncak rasul adalah beras ketan
sebanyak 2,5 kg yang dibagi menjadi 5 bagian untuk warna
yang berbeda sehingga setiap warna seberat 0,5 kg.
Cara membuat puncak rasul adalah sebagai berikut:
Puncak rasul lima warna dibuat dari ketan lima warna dan
disusun bertingkat.
a) Ketan putih diaron sampai matang bersama santan
kelapa, kemudian dikukus sampai matang. Setelah
80 matang dibentuk bulat tipis kira-kira 1 cm tebalnya.
b) Ketan hitam dimasak dan dibentuk seperti pada ketan
putih. Setelah terbentuk, diletakkan di atas ketan putih.
c) Ketan merah dimasak dan dibentuk seperti pada ketan
putih. Setelah terbentuk, diletakkan di atas ketan hitam.
d) Ketan putih dimasak dan diberi warna hijau dengan
menggunakan kesumba atau daun pandan, kemudian
dibentuk seperti pada ketan putih. Setelah terbentuk,
diletakkan di atas ketan merah.
e) Ketan putih dimasak dan diberi warna kuning dengan
menggunakan kesumba, kemudian dibentuk seperti
pada ketan putih. Setelah terbentuk diletakkan di atas
80 ketan hijau.Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

Setelah kelima warna ketan tersusun rapi sampai lima


tingkat, kemudian dibuat ketan 5 warna berbentuk kerucut
(timpasung) kecil dengan tinggi sekitar 5 cm. Timpasung
yang berwarna kuning diletakkan di tengah, sedangkan 4
warna lainnya diletakkan di sekelilingnya. Pada puncak
timpasung yang berwarna kuning diletakkan sebutir tallur
berabbu (telur rebus). Inti atau kelapa parut bercampur gula
merah dibentuk bulat-bulat dan diletakkan di antara
timpasung kerucut yang 4 warna.
Timpasung ini hanya digunakan pada waktu mengantar
hantaran saja, sedangkan dalam acara-acara yang lain
tidak menggunakan timpasung. Keempat kerucut selain
yang berwarna kuning diperuntukkan bagi kerabat orang
tua putri, seperti saudara orang tua putri atau kerabat
dekatnya sebagai penghormatan dan rasa syukur orang tua
putri serta berbagi kebahagiaan kepada kerabat dekatnya.
Puncak rasul adalah yang terakhir diserahkan pada waktu
mengatar siyin. Terjadi dialog khusus pada waktu
penyerahan :
Pengantar : Ini puncak rasul andai Sultan Pangiran Haji
Muhammad Maulana tulung dibarikan kapada
Baginda Putri Busak Mallur Lungsuran Naga
(Ini puncak rasul dari Sultan Pangiran Haji
Muhammad Maulana tolong diberikan kepada
Baginda Putri Busak Mallur Lungsuran Naga)
Pihak Putri : Lamun damitu Patik tarima, Patik sarrakan
dangngan Putri Busak Mallur Lungsuran Naga
(Kalau begitu saya terima, saya serahkan 81
kepada Putri Busak Mallur Lungsuran Naga)
Kemudian sesepuh mengambil timpasung yang berwarna
kuning untuk diserahkan kepada putri yang berada di dalam
Kirindani Lungsuran Naga. Sisa timpasung diserahkan oleh
putri kepada saudara terdekatnya.
Gaun yang dipakai oleh putri diberi nama baju Putri
Simunangkaca yang berwarna biru muda kehijauan karena
ada kaitannya dengan wama air biru laut. Tata rambutnya
diberi nama rambut gallung (sanggul) Pinang Mayang
Manjuang, sedangkan gaun yang dipakai saudaranya
disebut baju Putri Baramuda rattinya putri brangkat muda
(putri baru menanjak dewasa).
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 81
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

7) Tujuh macam masakan. Ketujuh macam masakan (Gambar


11) yang dibawa pihak pria mempunyai makna bahwa pihak pria
sudah sanggup memenuhi permintaan/syarat yaitu siyin yang
diminta oleh pihak wanita dengan jumlah yang besar, sehingga
pihak wanita bisa menyambutnya dengan pesta 7 hari 7 malam.
Selain itu, pesta 7 hari 7 malam itu adalah untuk mengucapkan
rasa syukur dan terima kasih kepada Allah atas kemakmuran
dan kesejahteraan kerajaan, sehingga dapat dinikmati bersama-
sama rakyatnya yang turut merasa bahagia serta turut
mendoakan pengantin agar kehidupan mereka berdua kelak
selalu bahagia dan mendapat ridho dari Allah SWT.
Masakan yang dibawa terdiri atas:
a) Jukut batutung (ikan bakar).
b) Jukut bajarrang (sop ikan).
c) Jukut basalai (ikan asap).
d) Manuk karih (ayam karih).
e) Gulai daging sapi.
f) Lawar mantimun udang (salad mentimun dan udang).
g) Gulai karring umbut pisang dan kacang putih (sambal
goreng).
Cara membuat masakan 7 macam adalah sebagai berikut:
a) Jukut batutung (ikan bakar)
Ikan terkulu atau ikan kakap dibersihkan, dibuang isi
perutnya, diberi bumbu dengan perasan jeruk nipis 1 biji
dan garam secukupnya, kemudian dibakar di atas bara api
sampai matarig. Memakannya adalah dengan sambal
umbaring (terasi).
82
b) Jukut bajarrang (sop ikan)
Ikan kakap atau ikan patin dibersihkan Dan dipotong kecil-
kecil. Bumbu yang digunakan adalah bawang merah 5
siung, bawang putih 5 siung, lombok merahbesar 1 buah
dan kunyit setengah ruas jari. Bahan-bahan tersebut diulek
dan dicampur di dalam panci bersama ikan, ditambahkan
irisan tomat 1 buah, serai 1 buah, daun jeruk purut 2 lembar
air jeruk nipis, gula dan garam secukupnya serta air 1 gelas.
Campuran ikan dan bumbu tersebut dimasak sampai
mendidih.
c) Jukut pari basalai (ikan pari asap)
Ikan pari salai (ikan pari asap) dipotong kecil-kecil, bawang
82 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

putih 5 siung, bawang merah 5 siung, Lombok besar hijau


5 buah dipotong-potong serong/miring dan santan kelapa
kental 1 gelas tinggi. Semua bahan tersebut diulek kecuali
lombok hijau besar dipotong-potong. Bumbu digoreng dan
diberi gula sendok kecil dan garam secukupnya.
Kemudian ikan pari asap dimasukkan dan diberi santan
kelapa mendidih, lombok ijau besar, lalu diangkat dan
dimasukkan di mangkok.
d) Manuk karih manuk/ayam karih Daging ayam dipotong-
potong dan diberi bumbu karih, dimasak sampai matang.
f) Lawar mentimun/salad mentimun Mentimun 2 buah diparut
pada parutan salada atau dicincang. Udang dimasak
dengan air setengah gelas sampai kering. Setelah masak,
udang tersebut dikupas kulitnya kemudian dicampur
dengan parutan mentimun, diberi garam secukupnya dan
irisan lombok kecil (cabi rarari).

83

Gambar 11. Tujuh macam masakan yang dibawa pada


waktu mengantar hantaran
Sumber : dokumentasi pribadi
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 83
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

g) Gulai /karring umbut pisang dan kacang putih


Umbut pisang direbus, dibuang airnya kemudian dipotong-
potong. Setengah kilogram kacang putih dikukus, setelah
masak diberi bumbu gulai, dimasak lagi sampai kering
airnya seperti sambal goreng kering.
8) Patina (sesajen) adalah suatu perlengkapan yang terdiri atas
bahan-bahan makanan, pakaian dan penerangan (Gambar 12).
Patina merupakan syarat yang harus disediakan dan tidak boleh
ditinggalkan untuk melengkapi hantaran. Tujuan dari
disediakannya patina adalah agar yang membawa dan yang
menerima selalu sehat dan sejahtera. Setelah bersama-sama
membaca doa selamat dan tolak bala, kemudian patinanya
diserahkan kepada seorang ibu sesepuh yang membacakan
doa di saat mengantar hantaran.

Gambar 12.
Patina yang dibawa
pada waktu mengantar
hantaran

Sumber :
dokumentasi pribadi

Isi patina adalah sebagai berikut:


84 a) Beras biasa 1 kg.
b) Beras ketan 1 kg.
c) Pisang sanggar 1 sisir.
d) Kelapa 1 buah yang masih bersabut.
e) Gula merah 1 biji.
f) Garam dapur 1 bungkus, rempah-rempah (bumbu) dapur
secukupnya.
g. Kain atau ampik 1 helai.
h) Benang 1 gulung kecil.
i) Jarum jahit 1 biji.
j) Dian (lilin) 1 batang.
k) Korek api kayu 1 kotak.
84 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

9) Pangkaran (tempayan/gentong) adalah merupakan


perlengkapan hantaran yang harus dibawa pada waktu
mengantarkan siyin. Gentong digunakan untuk tempat air yang
nantinya digunakan untuk mandi/membersihkan diri dan tempat
mengambil air wudhu sewaktu akan melaksanakan shalat 5
waktu. Selain itu gentong digunakan untuk tempat air minum,
memasak dan kegiatan rutin sehari-hari yang dibutuhkan oleh
putri dan pangeran bila sudah hidup bersama.
Karena air sangat vital bagi kehidupan manusia, maka nantinya
bila putri dan pangeran telah hidup bersama, gentong tidak boleh
kosong. Yang harus mengisi gentong dengan air adalah sang
suami. Merupakan suatu pantangan (pamali/bagali) bila
gentong sampai kosong tidak ada airnya, apalagi bila telah tiba
malam Jum'at, gentong harus terisi air.
Gentong yang dibawa berbentuk miniatur (Gambar 13) dan
tidak ada batasan mengenai ukurannya, sedangkan jumlahnya
biasanya ada 3 buah, yaitu:
a) Gentong untuk air minum dan memasak.
b) Gentong untuk air mandi putri.
c) Gentong untuk air wudhu.

85

Untuk air minum dan Untuk air mandi putri Untuk air wudhu
memasak
Sumber : dokumentasi pribadi

10) Seperangkat alat shalat yang dibawa sewaktu mengantar


hantaran merupakan perlengkapan hantaran yang mempunyai
arti bahwa calon pengantin wanita wajib melaksanakan shalat
5 waktu. Alat shalat tersebut terdiri dari mukena ruku), sejadah,
Al-Qur'an dan tasbih (Gambar 14).

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 85


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Mukena (ruku) Al-Qur’an, tasbih dan sajadah


Gambar 14. Seperangkat alat sholat
Sumber : dokumentasi pribadi
11) Pagatdi (kue) yang dibawa pada waktu mengantar hantaran
hanya sebagai pelengkap, tetapi biasanya terbuat dari tepung
beras, bukan tepung gandum. Sebagai berikut :
a) Wadai rangai
b) Wadai telinga sagayi (kue cincin)
c) Wadai daun linjuang
d) Baulu renggang
e) Wadai kajajanga
f) Wadai ruku
g) Apam warna merah dan putih
h) Wadai cucur (payung raja)
Contoh kue-kue tersebut ditampilkan pada Gambar 15.

86
Sumber : dokumentasi pribadi

3. Prosesi Mengantar Hantaran


Prosesi mengantar hantaran (mangatar siyinlsuma) dari
Kabupaten Berau dan daerah atau kota lainnya di Indonesia
berbeda-beda tergantung dari sukunya masing-masing. Prosesi
mangatar siyinlsuma yang berlaku di kerajaan yang ada di
Kabupaten Berau pada jaman dahulu sampai sekarang masih
dipertahankan untuk menghargai putri-putri sultan dan yang
keturunan ningrat. Berikut ini dijelaskan prosesi mangatar
siyinlsuma Putri Lungsuran Naga dari Kesultanan Tanjung Redeb
Berau (Kalimantan Timur).

86 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

Mangatar siyinlsuma merupakan tanda bahwa pihak pria atau


pangeran benar-benar ingin menjadi suami putri/wanita yang telah
dilamarnya. Biasanya setelah pria diterima lamarannya, pihak pria
dimintai syarat oleh pihak wanita atau putri yang dilamarnya. Syarat
tersebut berupa sejumlah uang untuk biaya pernikahan dan
resepsinya disertai dengan perlengkapan isi kamar calon
pengantin.
Jadi perlengkapan yang perlu dipenuhi adalah sebagai berikut:
a. Uang (siyin) sejumlah yang diminta oleh pihak wanita.
b. Seperangkat isi kamar yaitu: tempat tidur atau ranjang
pengantin, kasur, bantal, guling, kelambu, seprai yang harus
berwarna kuning kalau dia seorang pangeran atau sultan.
c. Lemari pakaian serta isinya berupa: ampik atau sarung, baju
tidur, BH, celana dalam, tas, sepatu, sandal, lawung/
serudung, kain jarik, kebaya dan payung.
d. Meja rias (meja make uplmeja bajajjak/nursisuraganaari)
serta isinya berupa: bedak atau pupur, lipstik (gincu), celak,
pensil alis, sugai (sisir), minyak harum (parfum).
e. Seperangkat perhiasan komplit yang digantung pada patung
seekor naga khusus bagi seorang putri raja saja, sedangkan
orang biasa tidak boleh membawa simbol naga. Selain itu
juga dilengkapi dengan seperangkat alat shalat dan Al-Qur’an
serta patina!sesajen yang diletakkan di dalam kinayanglbesek
yang terbuat dari pandan.
f. Pangkaran (gentong/tajau).
Jadi ada enam perlengkapan utama tersebut yang harus dibawa
waktu mengantar uang/siyin yang jumlahnya sudah ditentukan 87
oleh pihak wanita. Selain barang-barang tersebut di atas, juga
harus ada puncak rasul yaitu ketan dengan lima warna berbentuk
bulat gepeng tersusun di atas talam, yang mana paling atas
diletakkan ketan timpasung warna kuning dan sebutir telur.
Setelah pihak pria yang melamar setuju dan sanggup membawa
siyin yang diminta pihak wanita, maka pihak pria baru boleh
mengantar hantaran pada hari baik (kutika), yang mana hari baik
ini ditentukan oleh pihak wanita yang meliputi hari, tanggal, bulan,
jam yang sudah dihitung berdasarkan tanggal lahir calon pengantin.
Setelah penentuan kutika, barulah pihak pria boleh datang
mangatar siyin.
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 87
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Orang-orang yang mengantar hantaran terdiri atas:


a. Orang tua/sesepuh kerajaan yang terpilih, yaitu istri-istri
keturunan sultan atau istri-istri yang suaminya bergelar aji,
datuk, perdana menteri kerajaan serta istri para sesepuh
kerajaan. Ibu-ibu ini membawa hantaran yang ringan di atas
tabak (baki/talam) yang sudah dihias termasuk puncak rasul.
b. Pengawal/hulubalang kerajaan, yaitu para pria yang bertugas
sebagai pembawa miniatur barang-barang hantaran yang berat
seperti tempat tidur (ranjang), lemari, meja rias dan pangkaran
(gentong), karena barang-barang yang sebenarnya sudah
diantar duluan ke tempat kediaman calon pengantin wanita.
c. Pemain hadrah, gendang dan gambus, yaitu para pria yang
mengiringi pengantar hantaran dengan memainkan hadrah,
gendang dan gambus sambil mengalunkan lagu-lagu qasidah
dan lagu-lagu tradisional kerajaan sehingga acaranya cukup
meriah.
Sesampainya di tempat pihak wanita atau istana, para pengantar
siyin sudah ditunggu oleh para undangan dan sesepuh pihak
kerajaan yang sudah dipilih untuk menyambut mereka. Undangan
dan sesepuh pihak kerajaan duduk di tempat duduk yang telah
disediakan. Di antara sesepuh tersebut, seorang dipilih sebagai
juru bicara mewakili pihak kerajaan, begitu juga di antara pengantar,
ada seorang yang dipilih sebagai juru bicara pihak pria.
Sebelumnya mereka juga harus melewati 3 buah pagar allat yang
dijaga oleh 6 (enam) orang dayang/ibu-ibu/zwdb, sama seperti
pada waktu datang melamar.
Juru bicara pihak pria kemudian menyerahkan uang dan barang-
88 barang lainnya kepada juru bicara pihak kerajaan. Uang diterima
dan dituang/disalin ke dalam kinayang yang sudah disiapkan.
Juru bicara pihak wanita kemudian menguwai (mengaduk-aduk)
isi kinayang yang dibawa oleh pihak pria sampai tercampur
menjadi satu yang bermakna bahwa pihak putri siap menyatu
dengan pria. Setelah isi gantang diaduk merata, kemudian uang
disendok dengan pangawut (centong dari kayu) yang dihias kain
kuning dan diletakkan di atas talam kuning emas yang diberi alas
(dilapiki) kain kuning bersusun, lalu dihitung jumlahnya. Setelah
cukup jumlahnya sesuai dengan yang diminta oleh pihak wanita,
kemudian diumumkan kepada undangan berapa jumlah uang yang
dibawa pihak pria, misalnya 5.000 sen untuk biaya pernikahan
88 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

dan resepsi lengkap dengan isi kamar pengantin, seperangkat


perhiasan emas komplit yaitu giwang, kalung, gelang, cincin kawin,
rantai perut dan gelang kaki.
Setelah diumumkan kepada undangan, prosesi mangatar siyin
ditutup dengan hamdallah: alhamdulillah hirobbil alamin dan
memohon doa keselamatan kepada Allah SWT. Selesai membaca
doa, para undangan boleh memperebutkan isi gantang yang
tadinya dibawa oleh para pengantar uang, yaitu beras kuning,
rempah-rempah, permen, ketan dan puncak rasul. Tetapi ada yang
tidak boleh diambil (awa/pantangan), yaitu ketan berbentuk kerucut
(timpasung) berwarna kuning dan sebutir telur yang ada di atas
timpasung tersebut, karena ketan timpasung warna kuning dan
telur itu hanya boleh diambil dan dimakan oleh calon pengantin
wanita. Bagi yang melanggar pantangan tersebut, dipercayai tidak
akan mendapat suami atau mendapat suami dari hasil merampas
suami orang lain, yang mana bila merampas hak orang lain akan
berakibat tidak baik.
Biasanya para undangan terutama kaum ibu yang mempunyai
anak gadis berlomba-lomba berebut beras kuning, rempah-
rempah, permen dan uang logam untuk diberikan kepada anak
gadis mereka dengan maksud agar cepat mendapatkan jodoh
seperti putri raja. Menurut kepercayaan, kalau mengambil ketan
warna kuning dan telur yang ada di puncak rasul tersebut akan
terkena sarrau (sial). Oleh karena itu biasanya ketan timpasung
warna kuning dan telurnya itu diamankan oleh sesepuh yang
ditugasi.
Pada saat prosesi mangatar siyin tersebut, pihak pria bertanya
kepada pihak wanita kapan hari pernikahan dan bamaidan 89
(resepsi) dilaksanakan. Pihak wanita memberikan jawaban hari
yang baik (kutika) berdasarkan hitungan dari sesepuh kerajaan.

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 89


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB III
Seni Lipat Tanpa Potong

A. Seni Lipat Bentuk BURUNG PELIKAN

Bahan : - Handuk atau bahan warna putih


- Karet gelang
- Jarum pentul
- Koran bekas
- Mata-mataan

Cara Membuat :
1. Membuat patron kepala, dari Koran yang diremas-remas bentuk bulat
panjang, (gambar 1), ambil satu koran lagi lalu remas untuk
membungkus patron kepala sekaligus membentuk leher (gambar 2).
2. Ujung handuk dibentuk paruh bentuknya runcing (gambar 3).
3. Rapikan kepala dan leher, semua ditarik arah kedepan (gambar 4).
Tegakan lehernya dengan bantuan jarum pentul (gambar 4).
Siapkan remasan Koran sebanyak 3 lembar untuk membentuk
badan dan letakan di dalam lipatan handuk / bahan (gambar 4).
4. Siapkan terlebih dahulu di bawah pangkal leher untuk sayap
(gambar 5), ikat dengan karet. Setelah badan terbentuk, dan
dibungkus dengan kain yang ada di belakang lehernya dan sayap
90 (gambar 6).
5. Beri mata-mataan dan asesoris untuk menutupi karet gelang
dengan pita yang sewarna (selera)
6. Cara penataan (lihat gambar 7).

90 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Gambar 5 Gambar 6
Gambar 4

Gambar 7 Gambar 8
91

Sumber :
dokumentasi pribadi
Gambar
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 92 91
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

B. Seni Lipat Bentuk NAGA

Bahan : - Kain Panjang


- Karet gelang
- Jarum pentul
- Koran bekas
- Mata-mataan

Cara Membuat :
1. Satu lembar koran bekas diremas untuk patron kepala (gambar 1).
2. Remas satu koran lagi untuk membungkus patron kepala (gambar 2),
sambung koran lagi untuk membentuk badan naga sekaligus
panjang sampai ekor (gambar 3).
3. Ujung kain untuk membungkus bagian kepala naga, pada bagian
leher diberi karet yang longgar (gambar 4).
4. Diatas kepala kanan dan kiri di ambil / di jimpit, dililit dengan benang,
untuk membentuk tanduk (gambar 4).
5. Rapikan mulut naga dengan jarum pentul kecil, supaya terbuka
(gambar 5). Beri karton yang telah di bentuk gerigi atas dan bawah
(gambar 6). Sekaligus tanduknya dirapihkan, di leher diberi karet
(gambar 7) dan (gambar 8).
6. Terakhir merapikan sisa kain yang ada dibelakang leher, untuk badan
naga, sampai ekor, lalu beri mata-mataan, (gambar 8A dan 8B).
7. Beri mata-mataan (gambar 9)
92
8. Rapihkan karet-karet yang kelihatan dan tutup dengan pita. (gambar
10).

Gambar g1 Gambar g2
92 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

Gambar g3 Gambar g4

Gambar g5 Gambar g6

93

Gambar g7 Gambar g8

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 93


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 8A Gambar 8B

Gambar 9

94

Cara penataanya Gambar 10

Sumber : dokumentasi pribadi

94 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

C. Seni Lipat Bentuk UNTA

Bahan : - Handuk besar


- Karet gelang
- Jarum pentul
- Koran bekas
- Mata-mataan

Cara Membuat :
1. Membentuk patron kepala unta dengan satu koran yang diremas
(gambar 1). Satu koran diremas untuk membungkus kepala unta
(gambar 1). Rapikan diberi karet (gambar 1).
2. Rapikan koran dibelakang kepala, didalamnya ditambah koran
lagi untuk membentuk leher, karena unta lehernya panjang
(gambar 2).
3. Ujung handuk untuk membungkus patron kepala, rapikan sampai
bagian leher (gambar 3), beri karet.
4. Membuat patron badan dari 4 lembar koran (gambar 4)
5. Rapikan sisa handuk bagian leher, langsung patron badan letakan
di pangkal leher, dibungkus dengan sisa handuk bagian perut lalu
di beri jarum pentul (gambar 5), ujungnya dirapihkan untuk
membuat ekor (gambar 5), sisa handuk bagian perut untuk kaki
terakhir pasang mata-mataan (gambar 6).

95

Gambar 1 Gambar 2
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 95
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 3 Gambar 4

Gambar 5 Gambar 6

96

Cara penataan Gambar 7


Sumber : dokumentasi pribadi
96 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

D. Seni Lipat Bentuk MENJANGAN

Bahan : - Handuk
- Karet gelang
- Jarum pentul
- Koran bekas
- Benang
- Mata-mataan

Cara Membuat :
1. Remas satu koran untuk patron kepala. Remas dua koran untuk
membungkus patron kepala lalu ikat dengan karet, satu lagi
masukan untuk membuat leher.
2. Ujung handuk kurang lebih ¼ handuk dilipat kedalam, masukan
patron kepala dan leher (gambar 1). Ikat pada bagian leher yang
longgar.
3. Kanan dan kiri kepala ambil untuk membuat tanduk dan telinga
(gambar 5). Rapikan letak tanduk, dan ikat dengan karet.
4. Merapikan leher, dengan jarum pentul (gambar 6).
5. Siapkan koran kurang lebih 4, lalu remas satu koran untuk
membungkus yang lain, di buat patron badan (gambar 6).
6. Masukan patron badan pada pangkal leher, sisa koran dan leher
sambung dengan patron badan (gamabar 7).
7. Terakhir rapikan bagian badan (gambar 8), sisa handuk bagian 97
ujung untuk ekor bagian bawah perut untuk kaki (gambar 9), jangan
lupa pasang mata-mataan.

gambar 1 gambar 2 gambar 3

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 97


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 4 gambar 5 gambar 6

gambar 7 gambar 8 gambar 9

98

gambar 10

Sumber : dokumentasi pribadi

98 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

E. Seni Lipat Bentuk KERBAU

Bahan :
- Handuk besar
- Karet gelang
- Jarum pentul
- Koran bekas
- Mata-mataan

Cara Membuat :
1. Membuat patron kepala dari koran yang diremas dan dibentuk
sesuai dengan kepala kerbau.
2. Patron kepala dibungkus dengan remasan koran satu buah,
sekaligus sisa koran untuk membentuk leher (gambar 1).
3. Patron kepala dan leher masukan pada ujung handuk ikat dengan
karet yang longgar, ambil bagian atas kepala kanan dan kiri untuk
membungkus tanduk (gambar 2).
4. Remas koran 4 buah untuk membungkus badan (gambar 3).
5. Letakan patron badan di pangkal leher dan bungkus dengan handuk
(gambar 4).
6. Terakhir siapkan ekor dan kaki pasang mata-mataan (gambar 5).

99

gambar 1 gambar 2

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 99


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

gambar 3 gambar 4

gambar 5 gambar 6

100

cara penataan gambar 7


Sumber : dokumentasi pribadi
100 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

F. Seni Lipat Bentuk KUCING


Alat dan bahan yang di gunakan :
- Handuk
- Jarum pentul
- Benang jahit
- Koran
- Double tape
- Mata-mataan

Cara membuatnya :

1. Lipat handuk menjadi dua 2. Ambilah sejumput handuk


bagian dengan bagian atas sepanjang 3,5 cm dari bagian
(yang akan menjadi muka) atas dengan jarak 1 cm, lalu
lebih pendek 10 cm bentuklah telinga dan ikat
dengan benang

101

3. Buatlah kaki depan dengan 4. Sudut yang satunya lagi di


cara mengambil jarak 2,5 cm gulung ke arah dalam
dari ke dua ujung bagian dengan lebar 2 cm
atas,lalu lipat menjadi kaki
depan yang panjang dan
ramping, jahit sebelum diikat
dengan tali
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 101
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

5. Gulung sampai arah telinga 6. Bagian tengah menjadi muka bentuk


lah bulatan lalu ikat dengan benang
tepat di bawah muka,ikat sekali lagi
setelah handuk bagian bawah ber
tumpu dengan bagian bawah muka

7. Gulung handuk bawah ke bagian 8. Gulung sampai bagian bawah


dalam dengan lebar 6-7 cm muka letakan ekor dan muka di
atasnya

102

9. Rapihkan kerutan-kerutan di sekitar 10.Pasang mata ddngan double


kaki depan,lalu jahit bersama-sama tape pasang hidung dengan
dengan bagian perut benang dengan bagian perut
terakhir pasang kumisnya (dari
kawat hitam/ijuk tebal)
102 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

11. Gambar setelah jadi untuk membuat 12.Untuk membuat kucing tampak
kucing tampak pasanglah lonceng agar eksotik beri garis pada kedua sisi
tampak lucu eksotik beri garis pada kedua hidung dengan benang hitam
sisi hidung dengan benang hitam mulutnya diberi benang merah
mulutnya diberi benang merah

103

Sumber : dokumentasi pribadi

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 103


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

G. Seni Lipat Bentuk ANJING

Alat dan bahan yang di gunakan :


- Handuk
- Jarum pentul
- Benang jahit
- Koran
- Double tape
- mata-mataan

Cara membuatnya :

1. Lipat handuk menjadi dua 2. Buatlah kurva dari kedua sudut


bagian dengan bagian atas bagian atas pada posisi 8-11
(yang menjadi bagian muka) cm mendatar dan 6-8 cm
lebih pendek 8-10 cm vertikal Jahit jelujur lalu tarik
supaya timbul kerutan
104

3. Diantara kedua telinga dijelujur 4. Gulung handuk atas ke


kecil-kecil lalu ditarik,begitu bagiandalam dengan
juga untuk telinga yang lebar 1,5-2 cm
satunya lagi perhatikan agar
besar kedua telinga sama
104 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

5. Gulung sampai bagian bawah 6. Lipat bertumpuk bagian kiri dan


telinga bagian tengah akan kanan bentuk menjadi muka,lalu
menjadi bagian muka ikat dengan benang,susun agar
handuk tepat dibawah muka dan
jahit sekali lagi dengan benang.

7 Buatlah ekor pada salah satu 8. Gulung satu sudut lainya kearah
sudut handuk bawah dengan dalam dengan lebar 6-7 cm
panjang 4-5cm dari kedua sisi
lalu jahit
105

9. Buatlah kaki depan dengan cara 10.Jahit bagian perutnya


membuat dua bulatan di kedua
sisi bagian perut
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 105
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

12.Buatlah lidah dengan kain flanel


merah dan pasang pada bagian
11. Pasang matanya dengan double tape, mulutnya
dan pasang kancing untuk hidung
dengan benang lalu buatlah mulut
dengan benang merah dengan bentuk
y, pasanglah pita

106

Sumber : dokumentasi pribadi

106 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

H. Seni Lipat Bentuk BADAK

Alat dan bahan yang di gunakan :


- Handuk
- Jarum pentul
- Benang jahit
- Koran
- Double tape
- Mata-mataan

Cara membuatnya :
Sumber : dokumentasi pribadi

1. Lipat handuk menjadi dua 2. Beri jarak pada bagian atas


bagian dengan bagian atas masing masing 1 cm dari
(yang akan menjadi bagian tengah kiri dan kanan,lalu
muka)lebih pendek 6- cm ambil 3cm dan bentuk
menjadi telinga setelah itu ikat 107
dengan tali / benang

3. Gulung handuk atas dengan 4. Gulung sampai di bawah


lebar 2 cm telinga dan bagian tengahnya
dijadikan muka
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 107
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

5. Pertama-tama,lipat salah satu 6. Bentuklah bagian muka,ikat


ujungnya untuk dijadikan dengan tali tepat dibawah
hidung lalu ujung yang lainya muka, susun agar handuk
mengelilinginya dan ini akan bawah menjadi tumpuan
menjadi muka handuk bagian muka.

7. Gulung handuk bagian bawah ke 8. Jahit bagian perut


arah dalam dengan lebar 7-8 cm,
ini akan menjadi bagian perut.

108

9. Pasang mata dengan double 10.Untuk tambahan buatlah topi, lalu lubangi
tape,buatlah bulatan untuk pada kedua sisi topi untuk menonjolkan
hidung dengan kain flanel warna telinganya
hitam/coklat lalu tempel. Buat juga
mulut dari kain flanel warna
merah
108 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

I. Seni Lipat Bentuk TIKUS

Alat dan bahan yang di gunakan :


- Handuk
- Jarum pentul
- Benang jahit
- Koran
- Double tape
- Mata-mataan

Cara membuatnya :
Sumber : dokumentasi pribadi

1. Lipat handuk menjadi dua bagian 2. Buatlah telinga dengan


dengan bagian atas (bagian yang mengambil handuk dari bagian
akan menjadi muka)lebih pendek tengah ke kiri dan kanan
7-10cm masing-masing 12 cm. Bentuk
bulat seperti telinga lalu ikat
dengan benang
109

3. Gulung handuk ke arah dalam 4. Gulung sampai bawah telinga


selebar 2cm sampai dengan dengan benang
bawah telinga
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 109
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

5. Buatlah ekor pada salah satu ujung 6. Gulung ekor yang sudah jadi dan
handuk bawah dengan panjang 8-9 satu ujungnya lagi dengan lebar 5-
cm lalu jahit 7 cm

7. Buatlah kaki depan lalu gulung 8. Bereskan kerutan-karutan di


ke arah tengah sekitar kaki depan,lalu jahit
bersamaan dengan bagian perut

110

10.Berikan aksen pada bagian ekor


9. Pasang mata dengan double tape
mengunakan benang yang warnanya
juga kancing untuk hidungnya,jahit
sedikit lebih tua dari warna handuk
bagian mulutnya dengan benang
merah,pasang lidah yang sudah
dibentuk dari kain flanel
110 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

J. Seni Lipat Bentuk KOALA

Alat dan bahan yang di gunakan :


- Handuk
- Jarum pentul
- Benang jahit
- Koran
- Double tape
- Mata-mataan

Cara membuatnya :

1. Lipat handuk menjadi dua 2. Berikan jarak masing-masing


bagian dengan bagian atas 1cm dari bagian tengah
(bagian yang akan menjadi atas.Ambil handuk sepanjang
muka) lebih pendek 6-7 cm 2cm dan susun agar berbentuk
teling, ikat dengan benang

111

3. Gulung handuk atas kearah


4. Gulung sampai dibawah
dalam dengan lebar 2cm
telinga dan bagian
tengahnya akan menjadi
dua
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 111
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

5. Tumpukan gulungan dari satu 6. Jahit dengan benang muka yang


sisi tepat ditengah bagian muka sudah tersusun bentuklah agar
susun agar membentuk muka ujung hidung sedikit menonjol ke
dan ujung hidung luar
hidung

7. Lipat dan jahit salah satu ujung 8. Gulung ujung lainya ke arah
handuk bawah sepanjang 5- dalam sepanjang 6-7cm gulung
6cm untuk di jadikan ekor, sampai ke bawah ujung muka
buatlah agak sedikit membulat
agar menyerupai ekor koala

112

9. Jahit kedua sisi handuk bawah tepat di 10.Gunting kain flanel hitam
bawah bagian muka.Atur agar ekor membentuk sedilit oval untuk
tepat di tengah lalu jahit.gulung ke dasar mata lalu pasang mata
bagian tengah untuk membentuk perut dari manik-manik di tengahnya
dengan double tape / benang
begitu juga dengan kancing
untuk hidung
112 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

11. Berilah aksen pada kain flanel


warna putih di bagian perut agar
menjadi perut genderang yang
manis

113

Sumber : dokumentasi pribadi

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 113


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Bab IV
SOUVENIR DAERAH

A. Ikan Bandeng
Souvenir khas Sidoarjo

Bahan : - Kain flanel dan dakron


- Benang jahit dan mata2an
- Lem putih
Sumber : dokumentasi pribadi
- Pita
Alat : Gunting kain, jarum tangan, pinsil, kertas pola.

Cara membuat :
1. Buat pola ikan bandeng dengan ukuran disesuaikan dengan tujuan
(untuk gantungan kunci, hiasan mobil, gantungan box bayi)
2. Potong kain flanel 2 lembar untuk badan ikan sesuai pola
3. Potong kain flanel sesuai pola sirip-sirip ikan sebaiknya warna flanel
sirip ikan berbeda dengan kain flanel untuk badan
4. Tempelkan sirip-sirip ikan pada titik sirip itu berada dengan cara di
lem putih biarkan mengering.
5. Pertemukan badan ikan yang polos dan badan ikan yang bersirip,
perkuat dengan jarum pentul agar kedua sisi badan ikan tepat,
kemudian mulai jahit peston diawali dibawah perut dengan tehnik
114 jahit peston, dan sisakan 3 cm tidak di jahit untuk pintu masuk
dakron, jangan lupa menyelipkan pita untuk menggantung di atas
punggung ikan (pita ikut terjahit peston)
6. Setelah badan ikan terisi dakron secukupnya lalu tutup pintu masuk
dakron dengan di jahit peston.
7 Pasangkan sirip dekat kepala dengan cara di lem putih, pasangkan
mata-mataan juga dengan lem putih
8. Untuk sisik ikan bisa di tempel payet-payet atau sisa flanel di potong
kecil bentuk segitiga lalu di lem putih
9. Kemas ikan bandeng sebagai souvenir dengan kertas kaca dan
di beri pemanis pita dan aplikasi
114 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

B. Lelayang
Dari Daerah Istimewa Aceh

Bahan : - Kain Beludru


- Dakron
- Mute, payet, pasir merah
- Benang jahit
Alat : Gunting kain, jarum tangan, jarum payet

Cara membuat :
1. Potong kain beludru bentuk segitiga dua lembar, dengan ukuran
lebar 7 cm tinggi 4 cm, ditambah jahitan keliling 1 cm
2. Pertemukan kain bagus didalam lalu jahit keliling disisakan kurang
lebih 3 cm untuk pintu masuk dakron. Setelah diisi dakron, pintu
masuk dakron di soom ditutup dirapikan.
3. Potong kain beludru 2 lembar panjang 7 cm dan lebar 5 cm,
ditambah jahitan keliling kurang lebih 1 cm. kemudian jahit
pertemukan kain keliling dan sisakan pintu masuk dakron kurang
lebih 3 cm, lalu masukkan dakron dan tutup kembali dengan jahit
tangan
4. Kedua bentuk tersebut (segitiga dan persegi) disusun dengan cara
disambung dengan benang berisi untaian mute panjang kurang
lebih 5 cm
5. Hias tepian kedua bentuk tadi dengan untaian mute. Karena Aceh
merupakan propinsi Serambi Mekkah, maka tulisan arab sebaiknya
menghiasi hiasan ini. Hiasan ini bisa kita gantung di mobil atau di 115
pintu masuk rumah.

Sumber :
dokumentasi pribadi
Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 115
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

C. Penyekat buku "Raflesia"


Dari daerah Bengkulu

Bahan : - Kain flannel merah dan hijau


- Kawat ukuran 20, mika, mute pasir
- Lem, lilin, benang jahit
Alat : - Gunting
- Lem lilin
- Jarum tangan

Cara membuat :
1. Buat pola bunga raflesia, lalu potong kain flannel sesuai pola
2. Potong mika tengah 2 cm, potong batang bunga 2 lembar dari
kain flannel hijau juga daun 2 lembar dari kain flannel yang sama
3. Letakkan kawat di tengah-tengah batang kain flannel hijau lalu tutup.
Lembaran daun dulu sambil dipasang pada batang, terakhir tutup
bagian batang dengan flannel yang sama
4. Ujung batang yang sudah berdaun dilem pada mika bulat, baru
tempelkan bunga raflesianya.
5. Penyekat buku yang cantik siap untuk diberikan sebagai ucapan
terimakasih

116

Sumber :
dokumentasi pribadi
116 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

D. Gelang Martapura
Dari Daerah Kalimantan Selatan

Bahan : - senar elastic


- Batu-batuan dan pengikat

Alat : Gunting

Cara membuat
1. Batu-batuan dan penyekat yang telah berhubung diisi dengan senar,
pada tahap berikutnya isi dengan batu-batu kecil 6-10 biji sebagai
selingan ronce batu-batuan. Seterusnya sama cara membuatnya
2. Jumlah batu tergantung untuk anak 5-6 buah, dewasa 9-11 buah
panjang senar 30-50 cm tergantung model
3. Untuk mengakhiri gelang senar kita diikat 2-3 kali lalu kembalikan
pada lubang yang kedua terakhir dan matikan lagi 2-3 kali ikat.

117

Sumber : dokumentasi pribadi

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 117


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

E. Markisa
Dari Daerah Medan
Bahan : - Kaus Kaki Anak-anak warna Oranye
- Telur-teluran plastik
- Daun-daunan
- Benang jahit
- Floratif
Alat : Gunting, jarum tangan

Cara membuat :
1. Buat pola markisa (pola A) lalu potong bahan kaus kaki warna
orange, jahit dan ceklis-ceklis untuk membentuk buah markisa
lebih menyerupai, kemudian isi dakron secukupnya, rapikan ujung
atas buah markisa, masukan potongan kawat kurang lebih 6 cm
kemudian tempelkan daun / lilitkan pada daun / terbuat dari flannel
warna hijau.
2. Rekatkan daun markisa 2 lembar kiri dan kanan, kawat batang di
balut dengan florotif, bila markisa akan di gantung, ujung pita di
rekatkan pada batang, sekaligus terbalut florotif.
3. Markisa medan siap di gantung di mobil, di tas anak-anak atau
gantungan kunci untuk souvenir ulang tahun anak-anak di kemas
dengan plastik kaca dan diberi pemanis pita.

KAOS KAKI
118

POLA A

Sumber : dokumentasi pribadi


118 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

F. Angsa Duo
Dari Daerah Jambi

Bahan : - Kain planel


- Dakron
- Benang jahit
- Aneka pita dan renda, aplikasi renda
- Mata-mataan
- Double tape
- Tali emas
- Keranjang kecil/ wadah
Alat : - Jarum jahit
- Gunting

Cara membuatnya :
- Buat pola angsa dari karton
- Gunting kain planel sesuai pola bentuk angsa sebanyak 4 lapis
- Jahit sekeliling badan kedua angsa
- Isi badan angsa dengan kapas sebelum terjahit seluruhnya
- Pasang mata-mataan dengan double tape
- Tempelkan renda disekeliling badan angsa dengan panjang 60 cm
dan lebar 5 cm
- Rekatkan kedua angsa dengan double tape
- Tambahkan aplikasi bunga
- Letakan kedua angsa yang sudah jadi pada sebuah keranjang kecil
- Pasang tali emas diatas punggung angsa 119

Sumber : dokumentasi pribadi


Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 119
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

G. Naga
Dari Berau, Kal-Tim

Bahan : - Kain planel


- Dakron
- Benang jahit
- Mata-mataan
- Double tape
- Tali emas
Alat : - Jarum jahit
- Gunting

Cara membuatnya:
- Gunting pola naga pada karton
- Gunting kain planel sesuai pola sebanyak 2 lapis
- Jahit sekeliling badan naga dengan jarum jahit dan benang
- Isi badan naga dengan kapas sebelum terjahit semua
- Pasang mata-mataan dengan double tape
- Pasang tali emas diatas punggung naga

120

Sumber : dokumentasi pribadi

120 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

H. Gunungan
Dari Jogjakarta

Bahan : - Kain batik


- Karton
- Gagang es krim
- Lem fox
- Tali koor
- Lem lilin
Alat : - Gunting

Cara membuatnya :
- Buat pola gunungan dari karton
- Gunting kain batik sesuai pola sebanyak 2 buah
- Tempel gagang es krem pada karton bentuk gunungan dengan
lem lilin
- Tempel kain batik pada karton gunungan dengan lem fox di kedua
sisi gunungan
- Lipat kain di sekeliling gunungan kedalam
- Tempel tali koor di sekeliling gunungan dengan lem lilin
- Lilit gagang es krim dengan tali koor

121

Sumber : dokumentasi pribadi


Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 121
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

I. Ayam Taliwang
Dari Nusa Tenggara Barat

Bahan : - Kain planel 2 warna


- Benang jahit
- Dakron
- Mata-mataan
- Double tape
- Lem lilin
- Benang emas
Alat : - Gunting
- Jarum jahit

Cara membuatnya :
- Buat pola ayam jago dari karton
- Gunting kain planel warna coklat bentuk pola ayam jago 2 lapis
- Jahit sekeliling badan ayam dengan jarum dan benang
- Isi badan ayam dengan kapas sebelum terjahit semua
- Gunting planel warna kuning bentuk sayap 2 buah, 1 bentuk
jengger, dan dua buah bentuk sayap
- Bentuk kaki
- Tempel sayap, jengger dan kaki ayam dengan lem lilin
- Pasang mata-mataan dengan double tape
122 - Pasang tali emas untuk menggantung direkat dengan lem lilin

Sumber : dokumentasi pribadi


122 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2
BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

BAB V
Hantaran Mas Kawin

A. Mas Kawin
Mas Kawin atau Mahar merupakan pemberian dari pengantin pria
kepada pengantin wanita, mas kawin yang diberikan pengantin pria
kepada penganin wanita selain uang dan cincin ada juga yang
memberikan alat beribadah seperi al-quran, mukena dan sejadah,
tentunya atas persetujuan pengantin wanita.
Jumlah uang yang diberikan berbeda-beda tergantung adat daerah
masing-masing.
Mas kawin yang diberikan akan lebih menarik dan berkesan tidak
terlupakan apabila di buat seindah mungkin.
Mas kawin yang berupa uang bisa dibentuk burung merak, lukisan
bentuk perahu, mesjid, dan lain-lain. Mukena bisa di bentuk burung,
bunga, mesjid dan lain-lain.

Mukena Bentuk Mesjid

Alat dan bahan


1. Mukena
2. Wadah / keranjang, kotak
3. Bola plastik
4. Jarum pentul 123
5. Gunting
6. Pita / Hiasan
7. Kertas Karton
8. Keras Emas
9. Double tape

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 123


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Cara Membuat :
- Bola plastik dibelah menjadi dua bagian/ setengah lingkaran
- Setengah lingkaran bola ini diletakkan diatas kotak segi empat
- Jika ingin bentuk mesjid yang lebih besar, dapat diberi lagi kotak
segi empat kedua dan lebih besar ukurannya dari kotak yang
pertama
- Taruh mukena diatas bola dan kotak tadi
- Beri karet dan jarum pentul pada bola setengah lingkaran tadi agar
rapi
- Rapikan mukena dengan jarum pentul disekitarnya
- Pada keliling kotaknya dibuat pintu dan jendela masjid dari kertas
karton yang sudah dilapisi kertas emas dan sudah digunting /
dilubangi berbentuk jendela masjid
- Beri pita / hiasan disekitarnya agar lebih manis
- Biasanya mukena satu keranjang / wadah dengan sajadah
- Di sini sajadah dapat dijadikan alas masjid / sekedar dilipat di
samping masjidnya sebagai pemanis.

124

124 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

B. Contoh Gambar Hantaran Mas Kawin

125

Sumber : dokumentasi pribadi

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 125


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB VI
Penutup

Hantaran-hantaran tradisional yang telah diseminarkan oleh DPP - IPPH


Pancawati, kami tuangkan pada buku ini dengan tujuan agar hantaran
tradisional tersebut bisa diketahui oleh generasi penerus dan dilestarikan.
Begitu pula dengan seni lipat tanpa potong untuk hantaran modifikasi agar
dapat dikembangkan ide-ide dan kreasinya. Souvenir daerah perlu kita
kenalkan untuk bisa diketahui oleh daerah lain, tapi pembuatan dan
pengemasannya perlu diperhatikan supaya memiliki nilai jual.
Selain mempelajari ketrampilan hantaran ini, perlu ditambahkan pelajaran
tentang pendidikan karakter atau sikap bagi peserta didik. Sebab untuk
mencapai keberhasilan tidak hanya dibutuhkan skill saja, tapi juga
kemampuan berpikir logis. Dengan kemampuan tersebut, peserta didik juga
memiliki pengetahuan tentang manajemen.
Saran dan kritik untuk meningkatkan mutu bahan ajar hantaran level III sangat
kami harapkan dari pembaca yang mencintai hantaran.
Terima kasih.

126

126 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

Daftar Pustaka

1. Ny. Aji Yeni Liliany Fatmawati Ardha : Hantaran Pengantin Kesultanan


Berau. DPC Berau Kaltim, Seminar IPHI Pancawati Jakarta
2. Anjungan Taman Mini Indonesia Indah : Hantaran Pengantin Kalimantan
Selatan, Seminar IPHI Pancawati Jakarta
3. Husni T.M Lah, 1972 : Butir-butir Adat Melayu Pesisir Sumatera Timur,
Seminar IPHI Pancawati Jakarta
4. Herina : Hantaran Pengantin Yogyakarta, DPD IPHI Pancawati DIY.
Seminar IPHI Pancawati, Jakarta
5. Lukman Sinar : Upacara Perkawinan dan Tata Rias Pengantin Melayu,
Seminar IPHI Pancawati, Jakarta
6. Megat Molina : Kuliner dalam Budaya Adat Perkawinan Melayu, Seminar
IPHI Pancawati, Jakarta
7. Nasuha M : Hantaran Pengantin Sidoarjo. DPC IPHI Pancawati Sidoarjo
Jatim. Seminar IPHI Pancawati Jakarta
8. Nurhefti D.S. : Hantaran Pengantin Aceh, Seminar IPHI Pancawati
Jakarta
9. Patriana T.S., 1997 : Boneka Handuk 6 (Alih Bahasa dari Taoru De
Tsakura Naiqusami Patan 43 oleh Masako Hatari) Seminar IPHI
Pancawati, Jakarta
10 Rapika Yohani A. : Hantaran pengantin Sumatera Utara. DPD IPHI
Pancawati Sumut. Seminar IPHI Pancawati, Jakarta
11. Rahmi & Darusna : Hantaran Pengantin Adat Jambi. DPD IPHI Jambi.
Seminar IPHI Pancawati, Jakarta
12. Sufira Hayasin : Hantaran Pengantin Nusa Tenggara Barat. Anjungan 127
TMII Jakarta. Seminar IPHI Pancawati, Jakarta
13. Sri Mulyasari A.A. : Hantaran Pengantin Rejang Lebong Bengkulu. Semi-
nar IPHI Pancawati, Jakarta

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 127


Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Biodata Penyusun

Hj. Sumiati Sukawit, S.Pd lahir di Kutowinangun,


14 Agustus 1940 adalah pimpinan LPK Astuti yang
berdiri pada tahun 1977. Mulai membuka kursus jenis
rias pengantin, tata kecantikan rambut dan tata
kecantikan kulit. Merangkai bunga gaya Eropa pada
tahun 1982, seiring berjalannya waktu, tahun 1993
beliau menekuni bidang keterampilan hantaran.
Penulis juga merupakan salah satu perintis Ikatan
Pembuat Hantaran Indonesia Pancawati. Memangku berbagai jabatan Ketua
Umum IPHI Pancawati, Ketua HISPPI Jakarta Selatan dan seksi pendidikan
pada DPP Harpi Melati.
Penulis telah mendemonstrasikan Hantaran di Brunei, Mesir dan
Kanada. Penghargaan yang diterima yakni dari Menteri Dalam Negeri pada
tahun 1997 karena keaktifannya di PKK dan dari menteri Pendidikan Nasional
dan Kebudayaan; Prestasi Widya Karya Bhakti Kursus tahun 2008. Bidang
Hantaran tahun 2010 dari Bapak Muhammad Nuh (Mendiknas).

128

128 Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2


BAHAN AJAR KURSUS & PELATIHAN
HANTARAN Tradisional, Modifikasi dan Cantik Unik Jilid 2

Enen Wandana S.Kom, lahir di Pamanukan, 10


Mei 1951. Sejak kecil menyukai kerajinan tangan
melalui ide-ide yang teIah dikembangkan. Telah
membuat 15 judul buku kerajinan yang banyak
dibaca oleh masyarakat Iuas. Dengan ide-ide
keterampilan telah membagi pengetahuan aneka
kreasi. Sejak tahun 1972 telah membuka Pusat
Pendidikan Ketenampilan Wanita WlDlA yang
telah mampu melahirkan tenaga tenaga terampil
yang berguna untuk masyarakat luas.
Sejak tahun 1986 melalui TVRl telah mengisi acara keterampilan dan diikuti
televisi swasta lainnya, serta tetap eksis sampai sekarang. Ilmu-ilmu tidak
saja diberikan pada murid-murid yang datang, akan tetapi sudah 28 provinsi
didatangi untuk ikut mencerdaskan, khususnya perempuan Indonesia. Selain
PKK dan Dharma Wanita serta anak-anak SLB, pemulung dan anak Jalanan
tidak lepas dari perhatiannya. Bersyukur, atas kerja keras yang dilakukan di
jaIur pendidikan non formal, sehingga terpiIih menjadi lembaga terbaik tahun
2008 dan mendapat Anugerah Prestasi Widya Karya Bhakti Kursus dari
Direktorat Jenderal PAUDNI Kementerian Pendidikan Nasional juga
penghargaan Asia Pasific Economic Professional Golden Award 2003.
Penghargaan pengabdian Kursus dan Pelatihan Bidang Hantaran 2010 dari
Mendiknas, Bapak Muhammad Nuh. Bersyukur dengan biaya sendiri hasil
berwirausaha mandiri dapat melaksanakan studi banding ke 31 negara.
129

Hantaran Tradisional, Modifikasi dan Cantik unik Jilid 2 129

Anda mungkin juga menyukai