Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

“BRONCHOPNEUMONIA”
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam
bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan disekitarnya. (Smeltzer &
Suzanne C, 2002)
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya menyerang di
bronkeoli terminal. Bronkeoli terminal tersumbat oleh eksudat mokopurulen yang
membentuk bercak-bercak konsolidasi di lobuli yang berdekatan. Penyakit ini
sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran pernapasan atas, demam
infeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh.
(Sudigdiodi dan Imam Supardi,1998).
Kesimpulannya bronchopneumonia adalah jenis infeksi baru yang disebabkan
oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli.

2. Etiologi
Secara umum bronchopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme pertahanan
tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal dan sehat mempunyai
mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernapasan yang terdiri atas : reflek
glotis dan batuk, adanya lapisan mucus, gerakan silia yang menggerakkan kuman
keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat. Timbulnya bronchopneumonia
disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan
rikettsia. (Sandra M. Nettiria) antara lain:
a. Bakteri : streptococcus, staphylococcus, N. influenza, Klebsiella.
b. Virus : Legionella Pneumoniae
c. Jamur : Aspergillus spesies, Candida Albicans
d. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru.
e. Terjadi karena kongesti paru yang lama.

3. Manisfestasi Klinis
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi disaluran pernapasan
bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita bronchopneumonia
mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil, demam, nyeri dada,
pleuritis batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernapas menggunakan otot
aksesorius dan bisa timbul sianosis. (Barbara C. Long, 1996 : 35). Terdengar
adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi konsolidasi
(pengisian rongga udara oleh eksudat).

1
a. Pneumonia Bakteri
Gejala :

 Rhinitis ringan
 Anoreksia
 Gelisah
- Berlanjut sampai
 Demam
 Malaise (tidak nyaman)
 Napas cepat dan dangkal
 Ekspirasi berbunyi
 Lebih dari 5 tahun, sakit kepala dan kedinginan
 Kurang dari 2 tahun vomitus dan diare ringan
 Leukositosis
 Foto thorak pneumonia lebar.
b. Pneumonia Virus
Gejala awal :
 Batuk
 Rhinitis
- Berkembang sampai
 Demam ringan, batuk ringan, dan malaise sampai demam tinggi batuk
hebat dan lesu.
 Emfisema obstruktif
 Ronchi basah
c. Pneumonia Mikroplasma.
 Demam
 Sakit kepala
 Menggigil
 Anoreksia
- Berkembang sampai
 Rhinitis alergi sakit tenggorokan batuk kering berdarah
 Area konsolidasi pada pemeriksaan

4. Patofiologi
Sebagian besar penyebab Bronchopneumonia adalah mikroorganisme (jamur,
bakteri, virus) dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (minyak
tanah, bensin dan sejenisnya). Serta aspirasi (masuknya isi lambung ke dalam
saluran napas).
Awalnya mikroorganisme akan masuk melalui percikan ludah (droplet). Infeksi
ini akan masuk ke dalam pernapasan atas dan menimbulkan reaksi imunologis
dalam tubuh. Reaksi ini menyebabkan peradangan , dimana saat terjadi

2
peradangan ini tubuh akan menyesuaikan diri sehingga timbullah gejala demam
pada penderita.
Reaksi peradangan ini akan menimbulkan sekret. Semakin lama sekret semakin
menumpuk di bronckus sehingga aliran bronckus menjadi semakin sempit
sehingga pasien akan merasa sesak. Selain terkumpul di bronckus, lama kelamaan
sekret akan sampai ke alveolus paru dan mengganggu sistem pertukaran gas di
paru-paru.
Selain menginfeksi saluran napas, bakteri ini juga dapat menginfeksi saluran cerna
saat ia terbawa oleh dara. Bakteri ini akan membuat flora normal dalam usus
menjadi agen pathogen sehingga timbul masalah di GI tract

3
5. Patoflow Diagram

Jamur, Virus, Bakteri dan Protozoa

Masuk ke saluran pernapsan atas

Infeksi saluran Kuman berlebih di Broncus Kuman terbawa


Pernapasan bawah disaluran cerna

Peradangan/ Dilatasi pembuluh Proses peradangan infeksi saluran


Inflamasi darah pencernaan

Peningkatan eksudat masuk akumulasi sekret dibroncus Peningkatan flora


Suhu tubuh ke alveoli normal dalam usus

HIPERTERMI Gangguan mucus dibroncus sesak Peningkatan


Bersihan jalan
Difusi gas meningkat peristaltik usus
napas tidak
efektif
bau mulut Gangguan malabsorbsi
tidak sedap
pola tidur

suplai O2 dalam Anoreksia Diare/ buang air


Gangguan
darah menurun lebih dari 3x sehari
pertukaran gas

Hipoksia Intake kurang Resiko


ketidakseimbangan
elektrolit
Fatigue Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Insufisiensi O2

Intoleransi
aktivitas

4
6. Penatalaksanaan Medis
a. Anti seperti ; penisilia, entro, ki, dan sefalosforin.
b. Terapi oksigen (O2)
c. Nebulizer, untuk mengencerkan dahak yang kental dan pemberian
bronkodilator
d. Istirahat yang cukup
e. Kemoterapi untuk mikoplasma pneumonia dapat diberikan eritromicin 4x 500
mg/hari atau tetrasiklin 3-4 x 500 mg/hari.

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan terakhir, agama, pekerjaan, alamat, tanggal masuk RS, tanggal
pengkajian, Diagnosa medis, Ruangan Rawat.
b. Riwayat keperawatan
1) Keluhan Utama
Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, disertai
pernapasan cuping hidung, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang
disertai muntah dan diare , tinja berdarah dengan atau tanpa lendir,
anoreksia dan muntah.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh infkesi saluran pernapasan
bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak
sampai 39-40° Celcius dan kadang disertai kejang karena demam yang
tinggi.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami penyakit infeksi yang menyebabkan system imun
menurun.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan
dapat menularkan kepada anggota keluarga yang lain.
5) Riwayat Kesehatan Lingkungan
Menurut Wilson dan Thompson. 1990 pneumonia sering terjadi pada
musim hujan dan awal musim semi. Selain itu pemelihara kesehatan dan
kebersihan lingkungan yang kurang juga bisa menyebabkan anak menderita
sakit. Lingkungan pabrik dan banyak asap dan debu ataupun lingkungan
dengan anggota keluarga perokok.
6) Imunisasi
Anak yang tidak mendapat imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat
penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah karena system
pertahanan tubuh yang tidak cukup buat untuk melawan infeksi sekunder.
7) Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

5
8) Nutrisi
Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi alergi protein = MEP)
c. Pemeriksaan Persistem
1) Sistem Kardiovaskuler
Takikardi, irritability.
2) Sistem Pernapasan
Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas, pernapasan
cuping hidung, ronchi, wheezing, takipnea, batuk produktif atau non
produktif, pergerakan dada asimetris, pernapasan tidak teratur / ireguler,
perkusi redup pada daerah terjadinya konsolidasi, ada sputum / sekret.
Orang tua cemas dengan keadaaan anaknya yang bertambah sesak dan
pilek.
3) Sistem pencernaan
Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada
orang tua yang dengan tipe anak pertama, mungkin belum memahami
tentang tujuan dan pemberian makanan / cairan personale.
4) Sistem Eliminasi
Anak atau bayi menderita diare , atau dehidrasi, orang tua mungkin belum
memahanmi alasan anak menderita diare sampai terjadi dehidrasi (ringan
sampai berat).
5) Sistem Saraf
Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus pada
anak-anak atau malas minum, ubun-ubun cekung.
6) Sistem Lekomotor/ Muskuloskeletal.
Tonus otot menurun, lemah secara umum.
7) Sistem Endokrin
Tidak ada kelainan.
8) Sistem Integumen
Turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, sianosis, pucat, akral
hangat, kulit kering.
9) Sistem pengindraan
Tidak ada kelainan.
d. Pemeriksaan Diagnostik dan Hasil
Secara laboratorik ditentukan lekositosis, biasanya 15.000 – 40.000/m3 dengan
pergeseran ke kiri, LED Meninggi. Pengambilan sekret secara broncoskopi
dan fungsi paru-paru untuk preparat langsung; biarkan dan tes resistensi dapat
menentukan / mencari etiologinya. Tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena
sukar pada punksi misalnya dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan kuman
dari luar. Foto roentgen (Chest x-ray) dilakukan untuk melihat :
- Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis, OMA.
- Luas daerah paru yang terkena
- Evaluasi pengobatan

6
Pada bronchopneumonia bercak-bercak infiltrat ditentukan pada salah satu
atau beberapa lobus. Pada pemeriksaan ABGs ditemukan PaO₂ < 0 mmHg.

2. Diagnosis Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan produksi sputum
ditandai dengan adanya ronchi dan ketidakefektifan batuk.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolus
kapiler, gangguan kapasitas pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman
oksigen, ditandai dengan sianoasis, PaO₂ menurun, sesak napas.
3. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi terhadap infeksi saluran napas
ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, menggigil, akral teraba panas.
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan
metabolic sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia yang
ditandai dengan nafsu makan menurun, berat badan menurun,mual dan
muntah, turgor kulit tidak elastic.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan insifisiensi O2 untuk aktivitas
sehari-hari.
6. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan perubahan kadar
elektrolit dalam serum (diare).

3. Intervensi
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan produksi sputum
ditandai dengan adanya ronchi dan ketidakefektifan batuk.
Tujuan dan kriteria hasil
- Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan jalan
napas pasien efektif, tidak ada bunyi napas tambahan, tidak sesak RR normal
(35-40x/menit) tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan cuping hidung.

INTERVENSI RASIONAL
- Observasi TTV terutama - Memberi informasi tentang pola
respiratory rate pernapasan pasien, tekanan darah,
nadi, dan suhu badan.
- Auskultasi area dada dan paru, catat - Ronchi dan mengi dapat
hasil pemeriksaan terdengar saat inspirasi dan
ekspirasi pada tempat konsolidasi
sputum
- Latih pasien batuk efektif dan napas - Memudahkan bersihan jalan
dalam napas dan ekspansi maksimum
paru.
- Lakukan suction sesuai indikasi - Mengeluarkan sputum pada
pasien tidak sadar atau tidak
mampu batuk efektif.
- Lakukan nebulizer sesuai indikasi - Mengencerkan sputum dan

7
memperluas saluran pernapasan
- Memberi posisi semifowler atau - Meningkatkan ekspansi paru
supinasi dengan elevasi kepala.
- Anjurkan pasien minum air hangat - Air hangat dapat memudahkan
pengeluaran sekret.
KOLABORASI
- Bantu mengawasi efek pengobatan - Memudahkan pengencerean dan
nebulizer dan fisioterapi napas pembuangan sekret
lainnya
- Berikan obat sesuai indikasi , - Proses medika mentosa dan
seperti mukolitik, ekspektoran, membantu mengurangi
bronkodilator, analgetik bronkospasme
- Berikan O2 lembab sesuai indikasi. - Mengurangi distress respirasi

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolus


kapiler, gangguan kapasitas pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman
oksigen, ditandai dengan sianosis PaO₂ menurun, sesak napas.
Tujuan dan kriteria hasil
- Setelah dilakukan asuhan keperawatan (…x…) diharapkan ventilasi pasien tidak
terganggu dengan, kriteria hasil:
AGD dalam rentang normal (PO2 = 80 – 100 mmHg, PCO₂ = 35-45 mmHg, PH =
7,35-7,45, SaO₂ = 95-99 %), tidak ada sianosis pasien tidak sesak dan rileks.

INTERVENSI RASIONAL
- Kaji frekuensi, kedalaman, - Memberi informasi tentang
kemudahan bernapas pasien pernapasan pasien
- Observasi warna kulit, - Kebiruan menunjukkan sianosis
membrane mukosa bibir.
- Berikan lingkungan sejuk , - Untuk membuat pasien lebih
nyaman, ventilsi cukup. nyaman.

- Tinggikan kepala, anjurkan - Meningkatkan inspirasi dan


napas dalam dan batuk efektif pengeluaran sekret.
- pertahankan istirahat tidur - mencegah terlalu letih
KOLABORASI
- kolaborasi pemberian oksigen - mengevaluasi proses penyakit
dan pemeriksaan lab (AGD) dan mengurangi distress respirasi

8
3. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi terhadap infeksi saluran napas ditandai
dengan peningkatan suhu tubuh, menggigil akral teraba panas.
Tujuan dan kriteria hasil
- Setelah dilakukan asuhan keperawatan (…x…) diharapkan suhu badan pasien
turun atau normal (36,5-37,5° C), dengan kriteria hasil: pasien tidak gelisah,
pasien tidak menggigil, akral teraba hangat, warna kulit tidak ada kemerahan.

INTERVENSI RASIONAL
- Kaji suhu tubuh pasien - Data untuk menentukan intervensi
- Pertahankan lingkungan tetap - Menurunkan suhu tubuh secara
sejuk radiasi.
- Berikan kompres hangat basah - Menurunkan suhu tubuh secara
pada ketiak, lipatan pahan dan konduksi dan vasodilatasi
kening
- Anjurkan pasien untuk banyak -
Peningkatan suhu tubuh
minum mengakibatkan penguapan cairan
tubuh meningkat, sehingga di
imbangi dengan intake cairan yang
banyak
- Anjurkan mengenakan minimal - Pakaian yang tipis mengurangi
atau tipis penguapan cairan tubuh
KOLABORASI
- Berikan antipiretik sesuai - Antipiretik efektif untuk
indikasi menurunkan demam
- Berikan anti mikroba jika di - Mengobati organism penyebab.
sarankan

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolic


sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia yang ditandai dengan
napsu makan menurun, berat badan turun, mual muntah, turgor kulit tidak elastic.
Tujuan dan kriteria hasil
- Setelah dilakukan asuhan keperawatan (…x…) diharapkan kebutuhan nutrisi
pasien adekuat dengan kriteria hasil: napsu makan pasien meningkat, BB pasien
ideal, mual muntah berkurang, turgor kulit elastic, pasien tidak lemes.

INTERENSI RASIONAL
- Kaji penyebab mual muntah - Untuk menentukan intervensi
pasien selanjutnya.
- Anjurkan pasien makan sedikit - Meningkatkan intake makanan
tapi sering
- Berikan perawatan mulut - Mulut yang bersih meningkatkan
napsu makan
- Bantu pasien membuang atau - Sputum menyebabkan bau mulut
mengeluarkan sputum sesering yang nantinya dapat menurunkan
mungkin napsu makan
- Anjurkan untuk menyajikan - Membantu meningkatkan napsu

9
makanan dalam keadaan hangat makan
KOLABORASI
- Kolaborasikan dengan ahli gizi - Memenuhi gizi dan nutrisi sesuai
untuk memilih makanan yang dengan kondisi atau keadaan
dapat memenuhi kebutuhan gizi pasien.
selama sakit

5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi O2 untuk aktivitas sehari-


hari.
Tujuan dan kriteria hasil
- Setelah diberikan asuhan keperawatan (...x…) diharapkan toleransi pasien
terhadap aktivitas meningkat dengan kriteria hasil: pasien mampu berpartisipasi
dalam kegiatan sehari-hari sesuai kemampuan tanpa bantuan, pasien
mempraktekkan teknik, penghematan energy, TTV stabil (S = 36,5-37,5° C, N =
75-100 x/ menit, RR = 35-40 x/menit).

INTERVENSI RASIONAL
- Evaluasi tingkat kelemahan dan - sebagai informasi dalam
toleransi pasien dalam menentukan intervensi
melakukan kegiatan selanjutnya.
- Berikan lingkungan yang tenang - Menghemat energy untuk aktivitas
dan periode istirahat tanpa dan penyembuhan
gangguan
- Bantu pasien dalam melakukan - Oksigen yang meningkat akibat
aktivitas sesuai sesuai dengan aktivitas
kebutuhannya
KOLABORASI
- Kolaborasi dalam pemberian O2 - Mengadekuatkan persediaan
tambahan oksigen

6. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan perubahan kadar elektrolit


dalam serum (diare).
Tujuan dan kritertia hasil
- Setelah dilakukan asuhan keperawatan (…x…) diharapkan volume cairan tubuh
pasien seimbang dengan kriteria hasil: membrane mukosa pasien lembab, turgor kulit
baik, pengisian kapiler cepat/ < 3 detik, input dan output seimbang, pasien tidak
muntah dan pasien tidak diare.

INTERVENSI RASIONAL
- Observasi TTV dalam 2-4 jam, - Peningkatan suhu menujukkan
kaji turgor kulit peningkatan metabolic
- Pantau intake dan output cairan - Mengidentifikasi kekurangan
volume cairan
- Anjurkan pasien minum air - Menurunkan resiko dehidrasi
hangat yang banyak

10
KOLABORASI
- Kolaborasi dalam pemberian - Melengkapi kebutuhan cairan
terapi intravena seperti infuse pasien
sesuai indikasi
- Kolaborasi untuk pemasangan - Membantu memenuhi cairan bila
NGT sesuai indikasi untuk tidak bias dilakukan secara oral /
pemasukan cairan mulut

11
DAFTAR PUSTAKA

Amin & Hardhi, (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC NOC, Edisi Refisi. JIlid 1. Penerbit Mediaction Jogja, Jogjakarta

Herdman & Kamitsuru. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi Edisi 10.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Taufan Nugroho. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah dan Penyakit
Dalam. Penerbit Nuha Medika, Jogyakarkat
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia. Jakarta
Mardalena Ida. (2017). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta

12
Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan
”Bronchopneumonia”

No. Register Medik : 11 . 27 . 20


Ruangan : Anak
Tanggal Masuk RS : 1 Maret 2016
Tanggal Pengkajian : 2 Maret 2016

1. Identitas
Nama : An. M
Anak yang ke : Pertama
Umur : 5 Bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Depapre
Diagnosa Medis : Bronchopneumonia

Data Penanggung Jawab


Nama : Ny. J
Umur : 21 Tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : IRT
Alamat : Depapre
Hubungan dengan klien : Ibu Kandung

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
- Batuk
b. Riwayat Penyakit Sekarang
- Orang tua klien mengatakan tanggal 28 Februari 2016 anaknya mengalami
batuk disertai demam, tampak sesak, rewel, gelisah dan sering menangis.
Klien mengalami muntah disertai lendir agak kental warna bening.
Sebelumnya klien belum pernah mengalami kejadian ini. Atas saran dari
nenek klien pada tanggal 1 maret 2016 dini hari tepatnya pukul 01:00 WIT
klien dibawa ke ruang UGD RSUD Yowari. Orang tua klien mengatakan di
UGD Suhu Badan klien : 39.0° C.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


- Orang tua klien mengatakan bahwa anaknya belum pernah mengalami sakit
seperti ini, biasanya hanya flu dan selang beberapa hari sembuh
- Orang tua klien mengatakan anaknya tidak mempunyai riwayat alergi
- Orang tua klien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami kecelakaan

d. Imunisasi
- BCG 1x
- Polio 3x
- DPT 3x
- Hepatitis B 3x

13
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Orang tua klien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang pernah mengalami
penyakit pernafasan.

25 thn 21th

5 bln

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

f. Riwayat Sosial
Yang mengasuh : klien di asuh oleh kedua orang tuanya dan juga
keluarganya
Pembawaan secara umum : orang tua klien mengatakan anaknya dirumah
tidak rewel
Lingkungan rumah : orang tua klien mengatakan mereka bertempat
tinggal dikawasan pantai, ventilasi berupa jendela,
pintu depan dan belakang

g. Pola Fungsi Kesehatan


1) Pola Minum ASI
SMRS : frekwensi menyusui : ibu klienmengatakan 1 hari Ia menyusui
anaknya berulang kali terutama pada saat aanaknya menangis
dan menjelang tidur
SMR : tidak ada perubahan dengan sebelum masuk rumah sakit

2) Pola Tidur
SMRS : ibu klien mengatakan anaknya tidur setelah disusui, tetapi
setelah 2 hari sebelum masuk RS klien tidur malam kurang
lebih 6 jam dan tidur siang kurang lebih 2-3 jam
MRS : ibu klien mengatakan pada saat tidur klien batuk dan menangis,
kemudian tidur kembali dan sesekali terbangun. Klien sering
terbangun tiap 30 menit-1 jam dan rewel tengan malam karena

14
batuk dan pilek. Pada siang hari klien dapat tidur kurang
lebih10-20 menit lalu terbangun.

3) Pola Eliminasi
BAB
SMRS : 1x sehari, biasanya pagi hari
MRS : 2x sehari, ampas ada lender warna kekuningan

BAK
SMRS : ibu klien mengatakan anaknya buang air kecil 3-4x sehari
kurang lebih 150-200 cc
MRS : klien menggunakan pampers kapasitas 500ml dan kadang-
kadang tidak pakai pampers

h. Keadaan Kesehatan Saat Ini


1) Diagnosa Medis : Bronchopneumonia
2) Tindakan Operasi : Belum pernah di operasi
3) Status Nutrisi : ASI
4) Therapy : Tanggal 2 Maret 2016
Intravena RL 23 tetes/menit Mikro
O2 Nasal Kanul 2 Lpm
Paracetamol drip 4x60 mg IV
Nebulizer Combiven 1,5 cc/8 Jam
(08:30/16:30/24:30 WIT)
Ceftriaxone 2x137 mg IV (0,4cc) (09:00/21:00 WIT)
5) Hasil Laboratorium : DDR (-) Negatif

i. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Batuk berlendiri agak kental warna bening, sesak,
Rewel
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Kulit : Turgor Kulit Elastis, tidak ada sianosis, tidak ada lesi
2) BB/TB : 5,5 kg / 60 cm
3) Tanda Vital : S=37,9˚c, N=150 x/menit, RR=70x/menit

Keadaan Fisik
a) Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala bulat, rambut ikal warna hitam, kulit kepala
cukup bersih
Palpasi : Tidak ada benjolan pada kepala

b) Mata
Inspeksi : Mata kiri dan kanan simetris, pergerakan mata baik, tidak
tampak kotoran pada kedua mata, konjungtiva tidak anemis.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada mata, tidak ada peningkatan
tekanan oskuler

c) Hidung
Inspeksi : Tampak pilek/beringus lendir agak cair warna bening,
terpasang O2 Nasal Kanul

15
Palpasi : Sinus tidak ada

d) Telinga
Inspeksi : Bentuk telinga kanan dan kiri simetris, tampak ada
serumen/kotoran di telinga kiri dan kanan warna kuning,
tidak ada cairan di telinga, tidak ada tanda-tanda
peradangan, tidak menggunakan aalat bantu, pendengaran
baik

e) Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir kering, pucat, tidak ada sariawaan, lidah
bersih.

f) Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada
pembesaran vena jugularis

g) Dada/thorax
Inspeksi : Pergerakan dada tidak teratur, ada retraksi dada,
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada dada
Auskultasi : Ada ronchi di paru-paru bagian kiri suara grok-grok,
wheezing tidak ada

h) Abdomen
Inspeksi : Warna kulit sawo matang, tidak ada pembesaran abdomen,
turgor kulit elastis, kembung tidak ada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada perut, tidak ada massa tumor
pada perut

i) Ekstremitas
Inspeksi : Atas : tidak ada sianosis pada jari-jari tangan, pergerakan
terkoordinir, edema tidak ada, terpasang infuse di tangan
sebelah kiri
Bawah : pergerakan terkoordinir, tidak ada sianosis, edema
tidak ada

j) Genitalia dan Anus


Tidak ada kelainan, kemerahan tidak ada, pada genitalia dan anus klien
tampak menggunakan pampers pada malam hari

3. Klasifikasi Data

Data Subyektif Data Obyektif


- Orang tua klien mengatakan anaknya - KU = Batuk berlendir agak kental
mengalami : warna bening, Sesak, Rewel
- Batuk berlendir - Kesadaran = Compos Mentis
- Demam - Hidung tampak pilek/beringus lendir

16
- Sesak agak kental warna bening
- Rewel - Telinga tampak ada serumen/kotoran
- Gelisah dan sering menangis di telinga kanan dan kiri warna kuning
- Muntah di sertai lendir agak - Mukosa bibir kering, pucat
kental warna bening - Respirasi 70x/menit, ada retraksi
- Klien tidak mempunyai riwayat dada, ada ronchi di paru-paru bagian
alergi kiri ada suara grok-grok pada saat
- Orang tua klien mengatakan Saat klien bernafas
tidur klien terbangun karena batuk - Pergerakan Abdomen tidak teratur
dan langsung menangis (cepat)
- Orang tua klien mengatakan - Klien tampak batuk dan sesak
Pilek/beringus - Klien tampak lemah
- Orang tua klien mengatakan - Klien tidak bisa mengeluarkan secret
anaknya sering terbangun tengah - Klien muntah disertai lendir agak
malam karena batuk dan beringus kental warna bening
- Orang tua klien mengatakan Suhu - Terpasang O2 Nasal kanul
Badan klien di UGD 39,0˚C - Klien tampak gelisah dan sering
- Orang tua klien mengatakan menangis
anaknya terbangun tiap 30/1 jam - Klien tampak sering terbangun ketika
dan rewel pada tengah malam. batuk
Pada waktu siang hari klien hanya - BAB 2x sehari, konsistensi feses
dapat tidur kurang lebih 10-20 ampas ada lendir warna kekuningan
menit lalu terbangun - TTV : N= 150x/menit,
RR=70x/menit, SB= 37,9˚C
Therapy
- Paracetamol drip 4x60 mg IV
- Nebulizer combiven 1,5cc/8 jam
(08:30/16:30/24:30)
- O2 Nasal Kanul 2 Lpm
- IVFD RL 23 tetes/menit Mikro
- Ceftriaxone 2x137 mg IV
Tanggal 1 maret jam 10:30 WIT
- DDR (-) Negatif

4. Analisa Data

Data Subyektif/Obyektif Etiologi Problem


DS : Jamur, Virus, Bakteri,
- Orang tua klien mengatakan Protozoa Bersihan Jalan
anaknya mengalami batuk Nafas Tidak Efektif
berlendir, sesak, muntah di
Saluran Pernafasan atas

17
sertai lendir agak kental
warna bening
- Orangtua klien mengatakan Kuman Berlebih di
anaknya pilek/beringus Bronchus
- Orang tua klien mengatakan
anaknya tidak mempunyai
riwayat alergi Proses Peradangan

DO :
- Batuk berlendir agak kental Akumulasi Sekret di
warna bening, Sesak, Rewel Bronchus
- Hidung tampak
pilek/beringus lendir agak
kental warna bening Bersihan Jalan Nafas tidak
- Respirasi 70x/menit, ada Efektif
retraksi dada, ada ronchi di
paru-paru bagian kiri ada
suara grok-grok pada saat
klien bernafas
- Pergerakan abdomen tidak
tidak teratur (cepat)
- Klien tampak batuk dan
sesak
- Klien tampak lemah
- Klien tidak bisa
mengeluarkan secret
- Klien muntah disertai lender
agak kental warna bening
- Terpasang O2 Nasal Kanul
- BAB 2x sehari, konsistensi
feses ampas ada lendir warna
kekuningan
- Nadi=150x/menit,
RR=70x/menit
- Nebulizer Combiven 1,5
cc/8jam (08:30/16:30/24:30)

DS : Jamur, Virus, Bakteri,


- Orang tua klien mengatakaan Protozoa Gangguan Pola
anaknya gelisah dan sering Tidur
menangis
- Rewel Saluran Pernafasan atas
- Orang tua klien mengatakan
Saat tidur klien terbangun
karena batuk langsung
menangis Kuman Berlebih di
- Orang tua klien mengatakan Bronchus
anaknya sering terbangun
tengah malam karena batuk
dan pilek/beringus Proses Peradangan

18
- Orang tua klien mengatakan
Suhu badan klien di UGD
39,0˚C Akumulasi Sekret di
- Orang tua klien mengatakan Bronchus
tiap 30/1 jam dan rewel pada
tengah malam. Pada waktu
siang hari klien hanya dapat Sesak Nafas
tidur kurang lebih 10-20
menit lalu terbangun
Gangguan Pola Tidur
DO :
- Klien tampak gelisah dan
sering menangis
- Klien tampak sering
terbangun ketika batuk

DS : Jamur, Virus, Bakteri,


- Orang tua klien mengatakan Protozoa
anaknya demam dan rewel
- Gelisah dan sering menangis Saluran Pernafasan Atas
- Orang tua klien mengatakan
Suhu Badan klien di UGD
39,0˚C Infeksi Saluran Pernafasan
bawah
DO :
- Klien tampak gelisah dan
sering menangis Peradangan / Proses
- Mukosa bibir kering, pucat Peradangan
- Klien tampak lemah
- Suhu Badan klien 37,9˚C
Resti Peningkatan Suhu
Tubuh

5. Diagnosis Keperawatan

1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret di


bronchus
2) Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak
3) Resti peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan / proses inflamasi

19
6. Intervensi Keperawatan

Tujuan dan
Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
1. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Memberikan
tidak efektif asuhan TTV, Nadi, informasi
berhubungan dengan keperawatan 1x24 Resprasi dan tentang pola
akumulasi sekret di jam diharapkan Suhu Tubuh pernafasan
bronkus ditandai bersihan jalan 2. Anjurkan klien, nadi,
dengan: nafas klien efektif member respirasi dan
DS : dengan kriteria posisi suhu klien.
- Orang tua klien hasil : semifowler 2. Peninggian
mengatakan anaknya - Mempertahank 3. Kolaborasi kepala
mengalami batuk an bersihan memberi mempermud
berlendir, sesak, jalan nafas nebulizer ah fungsi
muntah di sertai - Sesak dan sesuai pernapasan,
lendir agak kental batuk indikasi memaksimal
warna bening berkurang kan ekspansi
- Orangtua klien - Sekret dapat paru
mengatakan anaknya keluar 3. Untuk
pilek/beringus - Ronchi tidak mengencerka
- Orang tua klien ada atau suara n sputum dan
mengatakan anaknya grok-grok memperlebar
tidak mempunyai tidak saluran
riwayat alergi terdengar lagi pernapasan
- Tidak ada
DO : retraksi dada
- Batuk berlendir agak - TTV dalam
kental warna bening, batas normal
Sesak, Rewel
- Hidung tampak
pilek/beringus lendir
agak kental warna
bening
- Respirasi 70x/menit,
ada retraksi dada,
ada ronchi di paru-
paru bagian kiri ada
suara grok-grok pada
saat klien bernafas
- Pergerakan abdomen
tidak tidak teratur
(cepat)
- Klien tampak batuk
dan sesak
- Klien tampak lemah
- Klien tidak bisa
mengeluarkan secret

20
- Klien muntah
disertai lender agak
kental warna bening
- Terpasang O2 Nasal
Kanul
- BAB 2x sehari,
konsistensi feses
ampas ada lendir
warna kekuningan
- Nadi=150x/menit,
RR=70x/menit
- Nebulizer Combiven
1,5 cc/8jam
(08:30/16:30/24:30)

2. Gangguan pola tidur Setelah diberikan 1. Berikan 1. Lingkungan


berhubungan dengan asuhan lingkungan yang
sesak. Ditandai dengan: keperawatan yang nyaman nyaman dan
DS : selama …x24 jam dan tenang tenang dapat
- Orang tua klien diharapkan pola 2. Berikan merangsang
mengatakaan tidur klien dapat posisi yang klien untuk
anaknya gelisah dan terpenuhi dengan nyaman bisa tidur
sering menangis kriteria hasil: 3. Ganti baju 2. Dengan
- Rewel - Jumlah jam klien posisi
- Orang tua klien tidur dalam sebelum semifowler
mengatakan Saat batas normal tidur, bisa
tidur klien terbangun 6-8 jam menggunaka memperleba
karena batuk - Klien tidak n baju r jalan nafas
langsung menangis rewel, dengan bahan 3. Memberikan
- Orang tua klien menangis dan tipis, halus rasa nyaman
mengatakan anaknya tidak geliah dan pada klien.
sering terbangun menyerap
tengah malam karena keringat
batuk dan
pilek/beringus
- Orang tua klien
mengatakan Suhu
badan klien di UGD
39,0˚C
- Orang tua klien
mengatakan tiap 30/1
jam dan rewel pada
tengah malam. Pada
waktu siang hari
klien hanya dapat
tidur kurang lebih
10-20 menit lalu
terbangun

DO :

21
- Klien tampak gelisah
dan sering menangis
- Klien tampak sering
terbangun ketika
batuk

3. Resti peningkatan
Setelah dilakukan 1. Kaji suhu 1. Data untuk
suhu tubuh berulangasuhan tubuh klien menentukan
dengan proses
keperawatan 1x24 2. Berikan intervensi
inflamasi. jam, diharapkan kompres 2. Menurunkan
Ditandai dengan: suhu tubuh klien hangat basah suhu tubuh
DS : turun atau normal 3. Pertahankan secara
Orang tua klien
(36,5-37,5° C) lingkungan vasodilatasi
mengatakan anaknyadengan kriteria tetap sejuk 3. Menurunkan
mengalami demam dan hasil: 4. Anjurkan suhu tubuh
rewel. - Klien tidak mengenakan secara
gelisah pakaian radiasi
DO : - Suhu tubuh minimal atau 4. Pakaian yang
- Klien tampak gelisah normal tipis dan tipis dan
- Klien tampak lemah menyerap meyerap
- TTV = S : 37,9° C keringat keringat
Celcius 5. Kolaborasi dapat
N : 150 x/menit berikan mengurangi
RR : 70 x/menit antipiretik penguapan
sesuai cairan tubuh
indikasi 5. Antipiretik
efektif untuk
menurunkan
demam

Implementasi Keperawatan

Nama : An. M
Tanggal : 02 Maret 2016

Diagnosa Keperawatan Hari, Tanggal/ Jam Implementasi


1. Bersihan jalan nafas Rabu, 02 Maret
tidak efektif 14.00 WIT 1. Mengukur TTV, Nadi,
berhubungan dengan Respirasi, Suhu.
akumulasi sekret di Respon :
bronkus Nadi :
Respirasi :
Suhu :
15.25 WIT 2. Menganjurkan kepada

22
orang tua klien untuk
memberikan posisi
yang nyaman pada
aaknya bisa di gendong
atau ditinggikan
kepalanya
menggunakan bantal
yang agak tebal ketika
anaknya baring dan
tidur.
Respon :
3. Memberikan terapi
nebulizer combiven 1,5
16.30 WIT cc hasil kolaborasi
dengan dokter
Respon : klien keluar
batuk lendir kental
berwarna
2. Gangguan pola tidur Rabu, 02 Maret 2016
berhubungan dengan 19.00 WIT 1. Menganjurkan kepada
sesak orang tua klien untuk
membatasi pengunjung
pada saat klien mau
tidur, dan tidak
bercerita di samping
tempat tidur klien
2. Menganjurkan kepada
ibu klien untuk
memberikan posisi
yang nyaman pada saat
klien tidur bisa
digendong atau
ditidurkan di tempat
tidur dengan
menggunakan bantal
yang sedikit tebal
3. Menganjurkan kepada
orang tua klien untuk
mengganti baju klien
menggunakan bahan
yang lembut dan tipis
serta menyerap
keringat.

3. Resti peningkatan Rabu, 02 Maret 2016


suhu tubuh 15.40 WIT 1. Mengukur suhu tubuh
berhubungan dengan klien
proses inflamasi 16.00 WIT 2. Menganjurkan kepada
orang tua klien untuk
memberikan kompres

23
hangat pada anaknya
3. Menganjurkan kepada
orang tua klien untuk
16.20 WIT mempertahankan suhu
ruangan dengan
membatasi pengunjung
4. Menganjurkan kepada
orang tua klien untuk
mengganti pakaian
anaknya dengan
17.00 WIT pakaian yang tipis dan
menyerap keringat
5. Kolaborasi pemberian
obat paracetamol

Evaluasi Keperawatan

Nama : An. M

Umur : 5 Bulan

Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi


Kamis, 03 Maret 2016 1. Bersihan jalan nafas S : - orang tua klien
tidak efektif mengatakan bahwa
berhubungan dengan ada suara lendir pada
akumulasi sekret pernafasan klien dan
sekarang sedikit
berkurang
- Orang tua klien
mengatakan akan
memberikan posisi
yang nyaman pada
saat anaknya tidur
sehingga ekarang
ketika anaknya tidur
sudah tidak terlalu
sesak dan tidak gelisah
lagi.
- Orang tua klien
mengatakan ketika
diberikan terapi
nebulizer anaknya
muntah pada saat

24
batuk dan
mengeluarkan sekret
cair berwarna bening

O : - KLien tidak tampak


sesak lagi
- Batuk mulai
berkurang
- Sekret keluar beserta
muntah sekret cair
berwarna bening
- Ronchi mulai
berkurang ketika di
auskultasi
- Tidak ada retraksi
dada
- TTV mulai dalam
batas normal. RR =
60x/menit, N =
120x/menit
- Orang tua klien
tampak mengganti
baju klien.

A : Masalah belum tertatasi

P : Lanjutkan intervensi
Kamis, 03 Maret 2016 2. Gangguan pola tidur S : - Orang tua klien
berhubungan dengan mengatakan anaknya
sesak mulai bisa tidur
nyenyak dan tidak
terlalu rewel dan
gelisah
- Orang tua klien
mengatakan anaknya
kadang terbangun
karena batuk
- Dan mulai jarang
menangis
- Klien tidur siang ± 1
jam, malam ± 7 jam.

O : - Klien tampak mulai bisa


tidur nyenyak
- Klien tampak sudah
tidak gelisah ketika
tidur dan tidak terlalu
sering menangis
- Klien tampak batuk
ketika tidur

25
- Orang tua klien tampak
mengganti baju klien
dengan bahan yang
tipis
- Klien tampak tidur
siang ± 1 jam.

A : Masalah belum tertasasi

P : Intervensi di hentikan
Kamis, 03 Maret 2016 3. Resti peningkatan suhu S : - Orang tua klien
tubuh berhubungan mengatakan anaknya
dengan proses inflamasi sudah tidak demam
setelah dilakukan
kompres hangat.

O : Suhu Tubuh :
- Tampak orang tua klien
mengganti baju klien
dengan baju yang tipis.

A : Masalah tertatasi

P : Intervensi dihentikan.

26

Anda mungkin juga menyukai