SPLN D3.026.2017 Spesifikasi Fuse Cutout Sounding Market 7-8 Agustus 2017 PDF
SPLN D3.026.2017 Spesifikasi Fuse Cutout Sounding Market 7-8 Agustus 2017 PDF
026: 2017
Lampiran Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. xxx.K/DIR/2017
17 T
20 KE
U AR
ST M
S
U G
AG IN
8 D
7- UN
SO
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
SO
7- UN
8 D
AG IN
U G
ST M
U AR
S
20 KE
17 T
STANDAR SPLN D3.026: 2017
Lampiran Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. xxx.K/DIR/2017
17 T
20 KE
U AR
ST M
S
U G
AG IN
8 D
7- UN
SO
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
SO
7- UN
8 D
AG IN
U G
ST M
U AR
S
20 KE
17 T
SPESIFIKASI FUSE CUTOUT
Disusun oleh:
17 T
20 KE
Kelompok Kerja Standardisasi Fuse Cutout
dengan Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan
U AR
Pengembangan (Research Institute) No. 0431.K/GM/2015
ST M
S
U G
AG IN
8 D
7- UN
SO
Diterbitkan oleh:
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Pengesahan
SO
7- UN
8 D
AG IN
U G
ST M
U AR
S
20 KE
17 T
Pengesahan
SO
7- UN
8 D
AG IN
U G
ST M
U AR
S
20 KE
17 T
Susunan Kelompok Bidang Distribusi Standarisasi
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan
Pengembangan (Research Institute) No. 0439.K/PUSLITBANG/2016
17 T
9. I Ketut Gede Agus Sutopo : Sebagai Anggota
20 KE
U AR
Susunan Kelompok Kerja Standardisasi Fuse Cutout
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan
ST M
Nara Sumber:
1. M. Solikhudin, ST. MT
2. Satyagraha Abdul Kadir, ST
SPLN D3.026: 2017
DAFTAR ISI
17 T
7.1 Umum .......................................................................................................... 3
7.1.1 Bagian utama ...................................................................................... 3
20 KE
7.1.2 Pemasangan fuse link ......................................................................... 4
7.1.3 Mekanisme kontak .............................................................................. 4
U AR
7.1.4 Cara pengoperasian ............................................................................ 5
7.1.5 Persyaratan material logam................................................................. 5
7.2 Fuse base .................................................................................................... 6
ST M
DAFTAR GAMBAR
17 T
20 KE
DAFTAR TABEL
Tabel 4. Nilai batas karakteristik arus-waktu pra-busur fuse link tipe K...................... 13
Tabel 5. Nilai batas karakteristik arus-waktu pra-busur fuse link tipe T ...................... 14
S
U G
PRAKATA
SPLN D3.026: 2017 ini merevisi sebagian dari ketentuan pada SPLN 64: 1985
“Petunjuk pemilihan dan penggunaan pelebur pada sistem distribusi tegangan
menengah”. Materi yang direvisi adalah yang berhubungan dengan ketentuan fuse
cutout sebagai suatu produk.
Standar fuse cutout sebagai produk dirasa perlu diterbitkan dalam suatu SPLN
tersendiri. Dengan tumbuhnya pabrikan dalam negeri yang telah memproduksi
peralatan tersebut, diperlukan suatu panduan desain dan ketentuan komponen, agar
diperoleh fuse cutout dengan mutu standar dan cocok digunakan pada instalasi PLN.
Dengan diterbitkannya SPLN D3.026: 2017 maka ketentuan pada SPLN 64: 1985 yang
terkait dengan persyaratan produk fuse cutout dinyatakan tidak berlaku lagi.
17 T
20 KE
U AR
ST M
S
U G
AG IN
8 D
7- UN
SO
SO
7- UN
8 D
AG IN
U G
ST M
U AR
S
20 KE
17 T
SPLN D3.026: 2017
1. Ruang Lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan teknis fuse cutout dan fuse link-nya untuk
penggunaan pada saluran udara tegangan menengah dan transformator distribusi.
Fuse cutout merupakan pelebur jenis expulsion, di mana operasi pemutusan dilakukan
dengan pengeluaran gas yang dihasilkan oleh busur listrik.
Kinerja fuse cutout secara keseluruhan ditentukan oleh kombinasi dari fuse base, fuse
carrier dan fuse link yang telah diuji sesuai dengan standar ini.
2. Tujuan
Sebagai ketentuan persyaratan teknis pada pengadaan dan pemesanan bagi unit-unit
PLN, acuan desain dan pembuatan bagi pabrikan serta ketentuan uji bagi pabrikan dan
17 T
institusi penguji.
20 KE
3. Acuan Normatif
U AR
a. IEC 60282-2 (2008-04), High-voltage fuse - Part 2: Expulsion fuses;
ST M
c. IEC 61952 (2008-05), Insulators for overhead lines - Composite line post insulators
for A.C. systems with a nominal voltage greater than 1 000 V - Definitions, test
AG IN
d. IEC 62217 (2012-09), Polymeric HV insulators for indoor and outdoor use -
General definitions, test methods and acceptance criteria;
7- UN
e. IEC 60587: 2007, Electrical insulating materials use under severe ambient
conditions – Test methods for evaluating reistance to tracking and erosion.
SO
Definisi dan istilah yang tidak tercantum di bawah ini mengikuti Term and Definition
pada IEC 60282-2 butir 3.
Bagian tetap dari fuse cutout yang terdiri dari insulator, kontak dan terminal.
Bagian bergerak dari fuse cutout yang didesain untuk memasang fuse-link.
Bagian dari fuse cutout yang harus diganti setelah beroperasi (putus).
4.5 Terminal
Bagian konduktif dari fuse cutout yang berfungsi untuk menghubungkan ke konduktor
eksternal.
Ditunjukkan dengan huruf K atau T, berhubungan dengan rasio antara nilai arus pra-
busur pada dua nilai yang ditentukan dari waktu pra-busur.
CATATAN:
1) Waktu pra-busur dinyatakan untuk 0,1 s dan 300 s (atau 600 s);
17 T
2) Fuse link dinyatakan dalam arus pengenal diikuti dengan desain kecepatan pemutusan;
contoh: 125 K adalah fuse link arus pengenal 125 A dengan kecepatan pemutusan K.
20 KE
4.7 Load buster
U AR
Alat yang digunakan untuk membuka fuse cutout dalam kondisi berbeban.
ST M
S
4.8 Pembawa fuse carrier
U G
AG IN
Alat bantu untuk membawa fuse carrier dari dan ke fuse base.
8 D
4.9 Galah
7- UN
Galah insulasi yang berfungsi untuk disambungkan dengan pembawa fuse carrier atau
SO
4.10 Loto
Lock Out Tagout, Pengunci fuse carrier untuk pengamanan agar tidak dioperasikan
saat pemeliharaan.
5. Kondisi Pelayanan
Kondisi pelayanan fuse cutout yang ditetapkan pada standar ini adalah kondisi
pelayanan normal, sebagai berikut:
a) Suhu udara sekitar tidak melebihi 40°C dan suhu harian rata-rata tidak melebihi
35°C;
NOTE 1 Attention is drawn to the fact that the time-current characteristics may be influenced by changes in
ambient temperature.
6. Nilai Pengenal
Nilai pengenal fuse cutout tercantum pada Tabel 1 dan nilai pengenal fuse link pada
Tabel 2.
1. Tegangan pengenal 24 kV
2. Arus pengenal 100 A, 200 A
3. Frekuensi pengenal 50 Hz
4. Tingkat insulasi
17 T
a) Tegangan ketahanan impuls 1,2/50 µs 125 kV
20 KE
b) Tegangan ketahanan frekuensi daya 50 kV
5. Kapasitas pemutusan (rms) 8 kA atau 10 kA atau 12,5 kA atau 16
U AR
kA
6. Kelas TRV 100 A kelas A atau B ; 200 A kelas B
ST M
1. Tegangan pengenal 24 kV
AG IN
7. Persyaratan Konstruksi
SO
7.1 Umum
③ ③
① ①
0
0
17 T
20 KE
Bagian utama fuse cutout: U AR ②
a) Fuse holder, terdiri dari:
Fuse base ①
Fuse carrier ②
ST M
b) Bracket ③
S
U G
Fuse link dipasang di dalam tabung fuse carrier. Bagian kepala fuse link dihubungkan
ke lubang berulir pada arc shortening rod (7.2.4.3), sedangkan bagian ekornya
SO
Fuse carrier terhubung dengan fuse base melalui mekanisme kontak. Pada saat fuse
cutout posisi tutup, posisi kontak antara fuse carrier dan fuse base adalah seperti
Gambar 2.
SPLN D3.026: 2017
Kontak atas
Trunnion
Kepala tabung
Kontak bawah
17 T
20 KE
Gambar 2. Posisi kontak antara fuse carrier dengan fuse base.
Di bagian atas, mekanisme kontak terjadi antara kepala tabung (7.2.4.3) pada fuse
U AR
carrier dengan kontak atas (7.2.2.2) pada fuse base, sedangkan pada bagian bawah
antara trunnion (0) pada fuse carrier dengan kontak bawah (7.2.3.2) pada fuse base.
ST M
Kontak bawah (7.2.3.2) terpasang pada engsel (7.2.3.1). Bidang kontak trunnion akan
terhubung dengan kontak bawah pada posisi fuse cutout tertutup dan tidak terhubung
S
pada posisi terbuka.
U G
AG IN
Pengoperasian fuse cutout dilakukan dengan bantuan galah (hot stick). Jenis-jenis
7- UN
kondisi berbeban harus dilakukan dengan load buster dengan cara mengaitkan terlebih
dahulu ke pengait (7.2.2.3) pada rakitan atas fuse base. Pengait juga berfungsi untuk
memandu arah pemasukan fuse carrier ke fuse base.
Pada penutupan dengan galah tipe 1, pengangkatan fuse carrier untuk dimasukkan ke
engsel (7.2.3.1) pada fuse base dilakukan melalui lubang pada trunnion.
Kontak-kontak pada fuse cutout harus dilapis dengan perak. Daya pegas kontak harus
diperkuat dengan komponen bantu yang dibuat dari stainless steel.
Pelat tembaga yang berfungsi sebagai jalur arus antara terminal ke kontak harus
dilapis perak atau timah.
Komponen yang dibuat dari baja harus dilapis galvanis yang diproses dengan sistem
celup panas (hot dip). Tebal lapisan harus memenuhi Tabel 3.
SPLN D3.026: 2017
Komponen yang dibuat dari tembaga paduan (kuningan atau perunggu) harus
mempunyai nomor kode komponen (part number) atau penandaan merek.
Fuse base terdiri dari insulator, rakitan atas dan rakitan bawah.
17 T
7.2.1 Insulator
20 KE
7.2.1.1 Insulator terdiri dari inti dan selungkup.
7.2.1.2 Material inti adalah epoksi resin dengan penguatan fiberglass. Inti harus
U AR
bebas dari retak dan rongga (void) yang dapat mempengaruhi sifat mekanis dan
elektris fuse cutout.
ST M
7.2.1.3 Inti harus dilengkapi dengan fasilitas pemegang yang terbuat dari baja
S
galvanis:
U G
a) Pemegang tengah (mounting pin; strap) berfungsi untuk pemasangan fuse cutout
AG IN
diproses secara high temperature vulcanizing (HTV); dengan filler aluminium tri hydrate
(ATH). Material karet silikon harus memenuhi:
a) Flammability kelas V0;
b) Passing voltage level 4,5 kV, sesuai IEC 60587.
7.2.1.5 Selungkup diekstrusi langsung di atas inti dan harus menempel dengan ketat
komponen yang berada di bawahnya. Tebal selungkup yang berada di atas inti harus
tidak kurang dari 3 mm. Jarak rambat harus tidak kurang dari 480 mm.
7.2.1.6 Selungkup harus menutupi inti secara keseluruhan untuk melindungi
masuknya air dan lembab ke dalam inti.
SPLN D3.026: 2017
Terminal atas
Pegas kontak
Pengait
Kontak atas
17 T
20 KE
Konduktor jalur arus
U AR
CATATAN: Bentuk komponen pada gambar hanya merupakan ilustrasi dan tidak dimaksudkan
untuk penyeragaman.
ST M
Terminal atas menggunakan konektor alur paralel (parallel groove; Gambar 4), yang
8 D
Keping konektor yang terpasang di sebelah bawah harus menempel dengan tetap dan
kuat pada pijakannya, sehingga mur dapat dikencangkan dengan hanya satu alat
pengencang.
Sistem mur-baut pada konektor menggunakan ukuran M10.
CATATAN:
Bentuk komponen pada gambar hanya merupakan ilustrasi dan tidak dimaksudkan untuk penyeragaman.
Gambar 4. Terminal
SPLN D3.026: 2017
Kontak atas dibuat dari pelat tembaga dan harus dilapis perak.
Bidang kontak harus dilengkapi dengan pegas yang dibuat dari stainless steel. Pegas
harus dikonstruksi sedemikian sehingga tidak mudah lepas dan selalu berada pada
posisinya.
7.2.2.3 Pengait
Pengait harus didesain sedemikian sehingga fungsi-fungsi tersebut pada 7.1.4 alinea
ke-2 dapat dilakukan dengan baik.
Pengait dibuat dari baja galvanis dengan diameter minimum 8,0 mm.
17 T
20 KE
U AR
ST M
Konduktor
jalur arus Engsel
S
U G
Penguat
AG IN
kontak
8 D
CATATAN:
Bentuk komponen pada gambar hanya merupakan ilustrasi dan tidak dimaksudkan untuk penyeragaman.
SO
7.2.3.1 Engsel
Kontak bawah terdiri dari dua buah pelat yang dipasang sejajar pada engsel. Pelat
dibuat dari tembaga dilapis perak.
Pemasangan kontak ke engsel menggunakan paku keling tembaga.
Kontak harus dilengkapi dengan penguat yang dibuat dari pelat stainless steel untuk
menjaga kestabilan daya pegas.
Pulling ring
Flipper spring
Kepala tabung Night vision reflector
Trunnion
Konektor atas
Baut/mur terminal
17 T
CATATAN:
20 KE
Bentuk komponen pada gambar hanya merupakan ilustrasi dan tidak dimaksudkan untuk penyeragaman.
17 T
20 KE
U AR
ST M
7.2.4.4 Trunnion
AG IN
fuse carrier, ruang tersebut harus bebas dari komponen dan objek lainnya yang dapat
7- UN
kepala baut/mur terminal adalah hex-flange dengan ukuran M10. Baut/mur terminal
dibuat dari tembaga atau tembaga paduan.
Trunnion harus dilengkapi dengan flipper spring untuk meningkatkan kecepatan drop-
out dan menjaga kekencangan fuse link terpasang. Flipper spring harus dibuat dari
stainless steel.
7.2.5 Bracket
17 T
20 KE
U AR
ST M
S
U G
AG IN
8 D
7- UN
SO
7.3.1 Dimensi
Fuse link harus dari jenis removable head dan dilengkapi dengan arc-quenching tube.
Dimensi fuse link pada Gambar 10.
ØA
Ø
C Ø
D Ulir M6 x 1
17 T
20 KE
U AR
Arus
A B C D
pengenal [A]
ST M
-
diameter dalam:
140 – 200 - ≥ 500 ≤ 9,5
AG IN
1 A – 50 A : 7,9 mm
63 A – 100 A : 11,1 mm
140 A – 200 A : 17,5 mm
8 D
7- UN
Arus pra-busur
Arus
1) Speed
pengenal 300 s atau 600 s 10 s 0,1 s
ratio
[A]
Min Maks Min Maks Min Maks
Preferred values
6,3 / 6 2) 12,0 14,4 13,5 20,5 72 86 6,0
10 19,5 23,4 22,5 34 128 154 6,6
2)
16 / 15 31,0 37,2 37,0 55 215 258 6,9
25 50 60 60 90 350 420 7,0
40 80 96 96 146 565 680 7,1
2)
63 / 65 128 153 159 237 918 1100 7,2
100 200 240 258 388 1520 1820 7,6
2)
160 / 140 310 372 430 650 2470 2970 8,0
200 480 576 760 1150 3880 4650 8,1
17 T
Intermediate values
20 KE
8 15 18 18 27 97 116 6,5
2)
12,5 / 12 25 30
U AR 29,5 44 166 199 6,6
20 39 47 48 71 273 328 7,0
2)
31,5 / 30 63 76 77,5 115 447 546 7,1
ST M
Low rating
1 2 2,4 - 10 - 58 -
AG IN
2 4 4,8 - 10 - 58 -
8 D
3 6 7,2 - 10 - 58 -
7- UN
CATATAN:
1) 300 s untuk fuse link dengan arus pengenal ≤ 100 A; 600 s untuk arus pengenal > 100A;
2) Arus pengenal untuk fuse link yang mengikuti desain IEEE.
SO
SPLN D3.026: 2017
Arus pra-busur
Arus
1) Speed
pengenal 300 s atau 600 s 10 s 0,1 s
ratio
[A]
Min Maks Min Maks Min Maks
Preferred values
6,3 / 6 2) 12,0 14,4 15,3 23,0 120 144 10,0
10 19,5 23,4 26,5 40,0 224 269 11,5
2)
16 / 15 31,0 37,2 44,5 67,0 388 466 12,5
25 50 60 73,5 109 635 762 12,7
40 80 96 120 178 1040 1240 13,0
2)
63 / 65 128 153 195 291 1650 1975 12,9
100 200 240 319 475 2620 3150 13,1
2)
160 / 140 310 372 520 775 4000 4800 12,9
200 480 576 850 1275 6250 7470 13,0
17 T
Intermediate values
20 KE
8 15 18 20,5 31,0 166 199 11,1
2)
12,5 / 12 25 30 34,5
U AR 52,0 296 355 11,8
20 39 47 57,0 85,0 496 595 12,7
2)
31,5 / 30 63 76 93 138 812 975 12,9
ST M
Low rating
1 2 2,4 - 11 - 100 -
AG IN
2 4 4,8 - 11 - 100 -
8 D
3 6 7,2 - 11 - 100 -
7- UN
CATATAN:
1) 300 s untuk fuse link dengan arus pengenal ≤ 100 A; 600 s untuk arus pengenal > 100A;
2) Arus pengenal untuk fuse link yang mengikuti desain IEEE.
SO
8. Penandaan
8.1 Fuse-base
8.2 Fuse-carrier
8.3 Fuse-link
17 T
a) Merek atau logo pabrik pembuat;
20 KE
b) Tipe (bila ada);
c) Arus pengenal dan kecepatan pemutusan (K atau T);
d) Tegangan pengenal. U AR
9. Pengujian
ST M
S
9.1 Uji jenis
U G
AG IN
Uji jenis adalah pengujian secara lengkap terhadap sampel prototipe yang mewakili
suatu tipe fuse cutout atau fuse link yang dibuat oleh pabrikan untuk membuktikan
8 D
apakah tipe tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan standar ini. Pengujian
jenis dilakukan sebelum produksi masal.
7- UN
Ketentuan sampel
Jumlah sampel uji
Merek fuse link
Fuse cutout dinyatakan memenuhi uji jenis bila dapat lulus semua mata uji tercantum
pada Tabel 6.
17 T
5. Jarak rambat selungkup Butir 7.2.1.5
20 KE
6. Uji ketahanan impuls petir IEC 60282-2 sub ayat 8.4.4
7. Uji ketahanan tegangan
U AR
Kering IEC 60282-2 sub ayat 8.4.5
Basah IEC 60282-2 sub ayat 8.4.6
ST M
Tabel 7
AG IN
CATATAN
1) J = Uji jenis ; R = Uji rutin ; S = Uji serah-terima;
5) Dapat menggunakan data Laporan Pengujian Desain produk insulator yang dikeluarkan oleh PLN
Puslitbang.
SPLN D3.026: 2017
Nilai maksimum
No. Komponen
Suhu [°C] Kenaikan suhu [K]
1. Terminal
Terminal atas 7.2.2.1 105 65
Terminal bawah 7.2.3.3 105 65
2. Kontak
Kontak atas 7.2.2.2 105 65
Kepala tabung 7.2.4.3 105 65
Kontak bawah 7.2.3.2 105 65
Trunnion (pada bidang kontak) 7.2.4.4 105 65
3. Komponen lain
Pegas atas 7.2.2.2 - -
Flipper spring 7.2.3.2 - -
17 T
Fuse link 7.3 1) 1)
20 KE
CATATAN:
1) Diperiksa secara visual; tidak boleh terlihat pemburukan.
U AR
9.1.2 Fuse link
ST M
a) Gambar konstruksi.
AG IN
Fuse link dinyatakan memenuhi uji jenis bila dapat lulus semua mata uji tercantum
7- UN
Uji rutin adalah pengujian yang dilakukan oleh pabrikan terhadap fuse cutout dan fuse
link yang diproduksi untuk memisahkan yang cacat atau yang menyimpang dari
persyaratan standar.
Mata uji rutin tercantum pada kolom 5 Tabel 6 dan Tabel 8.
Pabrikan harus mendokumentasikan hasil uji rutin.
Uji serahterima dilakukan terhadap sampel yang mewakili sejumlah fuse cutout yang
akan diserah-terimakan.
Mata uji serah-terima tercantum pada Tabel 6 kolom 6.
Uji serah-terima disaksikan oleh personil PLN yang ditugaskan.
17 T
Jumlah sampel dan ketentuan penerimaan tercantum pada Tabel 9.
20 KE
Tabel 9. Jumlah sampel pada uji serah terima
U AR
Jumlah yang Jumlah gagal Jumlah sampel
Jumlah sampel
diserahterimakan maksimum ulang
ST M
≤ 15 2 0 0
S
16 s/d 25 2 0 0
U G
26 s/d 90 3 1 3
AG IN
91 s/d 150 5 1 5
151 s/d 500 8 2 8
8 D
CATATAN: Bila pada sampel ulang masih terdapat kegagalan, maka dilakukan pengujian
terhadap seluruh sisa barang yang diserahterimakan. Barang yang diterima adalah barang
yang memenuhi persyaratan standar.
SPLN D3.026: 2017
LAMPIRAN A
17 T
20 KE
U AR
ST M
S
U G
AG IN
8 D
7- UN
SO
SPLN D3.026: 2017
17 T
20 KE
U AR
ST M
S
Pemasukan fuse carrier ke engsel pada fuse base
U G
AG IN
8 D
7- UN
SO
SO
7- UN
8 D
AG IN
U G
ST M
U AR
S
20 KE
17 T
SPLN D3.026: 2017
SPLN D3.026: 2017
SO
7- UN
8 D
AG IN
U G
ST M
U AR
S
20 KE
17 T
SPLN D3.026: 2017
LAMPIRAN B
Ada dua buah kurva yang perlu diperhatikan pada proteksi transformator, yaitu kurva
ketahanan transformator dan kurva arus operasi peralihan (transient) transformator.
1250
17 T
t .......................................................................................... (1)
I2
20 KE
Dengan :
U AR
t durasi hubung-singkat [detik]
I arus hubung-singkat simetris transformator [pu]
ST M
Pada arus gangguan yang lebih rendah, durasi hubung-singkat dapat berlangsung
S
lebih lama, karena intervensi minyak pendingin akan menghambat kenaikan suhu
U G
Selama operasi transformator, akan timbul arus-lebih yang bersifat peralihan. Arus-
lebih ini harus dapat ditahan oleh pelebur atau proteksi (terutama sisi primer), tanpa
beroperasi memutus.
Efek termal dari hot load pickup diperhitungan setara dengan 12 s/d 15 kali arus
nominal dengan durasi 0,1 detik.
Bila pasokan daya padam dalam waktu yang cukup panjang, akan timbul fenomena
cold load pickup. Arus peralihan ini cenderung berdurasi panjang dan terjadi pada
transformator yang memasok beban residensial dengan daya terpasang mendekati
atau lebih besar dari kapasitas transformator. Cold load pickup dapat berlangsung
hingga 30 menit, sejak re-enerjais, karena beberapa beban seperti AC, refrigerator dan
heater umumnya dikendalikan secara termostatik dan on-off secara random satu sama
lain. Akibat hilangnya pasokan daya dalam waktu yang cukup lama, kendali peralatan
ini akan keluar dari batas set-point. Setelah pasokan tersedia, termostat kemudian
menghubung dan peralatan segera menyerap daya.
Efek termal dari arus cold load pick-up diperhitungkan setara dengan :
6 pu dengan durasi 1 detik
3 pu dengan durasi 10 detik
Kurva dari arus-arus peralihan operasi transformator dapat digambarkan seperti kurva
17 T
C-D pada gambar A1.
20 KE
Pemilihan rating arus atau setting proteksi (terutama proteksi sisi primer) dapat
dilakukan dengan mengkaji kurva arus-waktunya. Kurva tersebut harus berada
U AR
dibawah kurva A-B dan diatas kurva C-D.
10000
ST M
A
S
U G
1000
AG IN
100
8 D
7- UN
C
10
SO
B
waktu [s]
0,1
D
0,01
1 10 100
Arus [pu]
Gambar A1. Kurva ketahanan transformator dan kurva arus operasi peralihan
Kurva proteksi transformator 160 kVA dengan NH fuse link 200 A yang terpasang pada
sisi sekunder, dikoordinasikan dengan pelebur 10 K pada sisi primer, dapat dilihat
pada gambar A2.
SPLN D3.026: 2017
10000
1000
gG 200A
75% 10K
K - 10A
100
C
10
B
waktu [s]
0,1
17 T
0,01
1 4 10 100
20 KE
Arus [pu]
semua garis ketahanan transformator. Keberadaan fuse link ini dapat memperbaiki
S
cakupan proteksi fuse link pada cutout, yang hanya dapat memproteksi untuk arus
U G
Bila fuse link sisi primer dikoordinasikan dengan fuse link sisi sekunder, kedua kurva
perlu dipisahkan sejauh 25%. Kurva arus-waktu 75% fuse link sisi primer harus lebih
8 D
kanan dari kurva fuse link sisi sekunder (gambar A2). Kurva 75% didefinisikan sebagai
7- UN
kurva waktu rusak pelebur (time damaging curve). Pemberian jarak 25% dimaksudkan
agar semua gangguan pada JTR, yang telah berhasil diamankan oleh fuse link sisi
sekunder, tidak menimbulkan pengaruh kerusakan pada fuse link sisi primer.
SO
Dengan pola tersebut di atas, arus pengenal fuse link untuk saklar utama (fuse switch)
pada sisi sekunder dikoordinasikan dengan fuse link sisi primer, dapat menggunakan
Tabel B1.
SPLN D3.026: 2017
Tabel B1. Rating pelebur sisi primer yang dikoordinasi dengan pelebur NH gG/gL
17 T
perlu dipastikan dengan kurva arus-waktu dari merek pelebur yang akan
digunakan
20 KE
2) rentan terhadap arus cold-load pickup dan hot-load pickup
U AR
B.2 PROTEKSI SUTM CABANG
ST M
LAMPIRAN C
When fuses are required for use above 1 000 m, the rated insulation levels to be
specified should be determined by multiplying the standard insulation levels given in
Tables 4 and 5 by the appropriate correction factors given in Table 1, or reducing
overvoltages by using appropriate overvoltage limiting devices.
17 T
20 KE
U AR
The rated current of the equipment or the temperature rise specified in Table 12 can be
corrected for altitudes exceeding 1 000 m by using appropriate factors given in Table 2,
ST M
columns 2 and 3 respectively. Use one correction factor from columns 2 or 3, but not
both for any one application.
S
U G
AG IN
8 D
7- UN
SO
17 T
20 KE
U AR
ST M
S
U G
AG IN
8 D
7- UN
SO
Pengelola Standardisasi :
PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
Jl. Durentiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id
SO
7- UN
8 D
AG IN
U G
ST M
U AR
S
20 KE
17 T
17 T
20 KE
U AR
ST M
S
U G
AG IN
8 D
7- UN
SO
Pengelola Standardisasi :
PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
Jl. Durentiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id