Disusun Oleh :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2019
Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Ambulance Hebat dalam Program UHC
(Universal Health Coverage) di Kota Semarang
Saat ini pemerintah Dinas Kesehatan Kota Semarang telah menyediakan 5 unit
ambulance hebat yang saat ini dipusatkan dilima titik diantaranya Puskesmas
Halmahera, Puskesmas Bangetayu, Puskesmas Karangmalang, Puskesmas Srondol,
dan di Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Widoyono selama ini proposi
kematian menurut tempat kejadian kematian yaitu 64,5 persen di rumah, 30,1 persen
di rumah sakit, tempat lainnya 3,4 persen, serta fasilitas kesehatan lain 1,5 persen,
untuk itu pihaknya menginisiasi peluncuran ambulan tersebut. Sehingga dengan data
ini bisa dikatakan bahwa program ini bertujuan untuk meminimalisir jumlah kematian
pasien.
Menurut Perwal No.54 Tahun 2016 Tentang Pelayanan Ambulan Hebat Kota
Semarang. Ruang lingkup pelayanan ambulan hebat Kota Semarang meliputi :
a. Informasi gawat darurat 24 jam non stop dengan call center 1500-132;
b. Pelayanan penjemputan pasien gawat darurat dengan mobil ambulan;
c. Tindakan medis dilokasi, observasi maupun terapi kondisi gawat darurat;dan
d. Rujukan ke instalasi gawat darurat rumah sakit.
Adapun tujuan dan sasaran dari pelayanan ambulan hebat ini adalah :
Kegiatan ambulan hebat kota Semarang harus diberikan sesuai dengan standar
pelayanan dan ketentuan yang berlaku untuk semua jenis pelayanan dan tindakan.
Untuk kerjasama dalam melaksanakan pelayanan ambulan hebat Kota Semarang,
Dinas Kesehatan dapat bekerjasama dengan Rumah Sakit. Kerjasama ini berupa
pelayanan kegawatdaruratan medis dan kegawatdaruratab materal, dan kerjasama
ini dituangkan dalam perjanjian kerjasama.
Aksi kebijakan merupakan suatu aktifitas yang dimulai dari input dan proses.
Guna mencapai tujuan kebijakan, pemerintah harus melakukan aksi atau tindakan
berupa penghimpunan sumberdaya dan pengelolaan sumber daya tersebut. Hasil
dari aksi pertama dapat disebut input kebijakan dan aksi yang kedua secara terbatas
disebut sebagai proses (implementasi) kebijakan. Sedangkan konsekuensi
kebijakan mencakup dua jenis pemahaman yaitu output dan dampak. Output
adalah barang, jasa, atau fasilitas lain yang diterima oleh sekelompok masyarakat
tertentu, baik kelompok sasaran maupun kelompok lain yang tidak dimaksudkan
untuk disentuh oleh kebijakan. Sedangkan dampak adalah perubahan kondisi fisik
maupun sosial sebagai akibat dari output kebijakan. Dampak disini yang dimaksud
adalah dampak jangka panjang.
Sebagai langkah awal dalam melakukan evaluasi terhadap suatu program harus
ditetapkan suatu standar atau dasar penilaian (Pariata Westra, 1991:41). Karena
dalam kajian mengenai pelayanan ambulance hebat Kota Semarang sasaran
evaluasinya adalah menjelaskan seberapa jauh kebijakan dan implementasinya
telah mendekati tujuan, maka standar utama yang digunakan adalah tujuan awal
program yang menjadi pedoman pelaksanaan atau petunjuk teknis serta hasil atau
output dari pelaksanaan program dalam hal ini adalah dampak yang ditimbulkan
dari pelaksanaan program tersebut.
Kriteria yang dapat digunakan untuk memilih dampak yang dijadikan focus
analisi dalam penulisa ini adalah perhatian public terhadap kebijakan pelayanan
ambulan hebat ini. Sehingga sikap public yang dapat menimbulkan dampak terkait
dengan pelayanan ambulan hebat ini adalah :
a. Sumber Daya
pelaksanaan pelayanan ambulance hebat kota semarang tidak berjalan efektif
karena kurangnya tenga medis serta unit ambulance yang disediakan puskesmas
dan rumah sakit yang menjalin kerjasama dengan pemerintah. Kurangnya sikap
professional petugas dan rendahnya pengetahuan teknis dalam pelayanan juga
masih terjadi. Adanya sikap ketergantungan masyarakat juga semakin tinggi.
Hal ini merupakan kendala yang dihadapi dalam pelayanan ambulan hebat Kota
Semarang untuk meningkatkan akses kesehatan masyarakat serta pemberian
pertolongan pertama dan stabilitasasi pasien/korban gawat darurat sebelum
diantar ke rumah sakit tujuan.
b. Komunikasi
salah satu hal yang menjadikan kurangnya keberhasilan program adalah ditahap
implementasi awal. Yaitu pada tahap sosialisasi kebijakan terkait pelayanan
ambulance hebat kota semarang. Komunikasi yang seharusnya dapat diberikan
ke semua kepala daerah di Kota Semarang tidak dapat berjalan semestinya
karena ketidakhadiran pejabat yang hadir dalam rapat rutin. Tidak adanya
penyampaian terkait SOP sosialisasi juga menyebabkan tidak tersampaikannya
kebijakan ini secara sempurna.
c. Sikap Aparat Pelaksana
Dilihat dari dampak yang dijelaskan sebelumnya terkait dengan sikap petugas
pelayanan yang tidak sesuai dengan prosedur pelaksanaan pelayanan. Maka
sikap aparat dalam pencapaian tujuan peningkatan akses kesehatan masyarakat
serta pemberian pertolongan pertama dan stabilitasasi pasien/korban gawat
darurat sebelum diantar ke rumah sakit tujuan tidak dapat berjalan secara
optimal sehingga menyebabkan rendahnya kepuasan yang didapat masyarakat
terkait pelayanan yang diberikan dalam program ambulance hebat Kota
Semarang ini.
D. Rekomendasi Kebijakan
Novitaria, Wiwid . Putri Asmita Wigati dan Ayun Sriatmi. Analisis Kesiapan
Pelaksanaan Sosialisasi Program Ambulance Hebat Dalam Rangka Dukungan
Terhadap Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Di Kota Semarang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro, 2017.
Perwal No. 54 Tahun 2016 Tentang Pelayanan Ambulan Hebat Kota Semarang. Pdf.
Sindonews.com. si cepat ambulance hebat gratis untuk masyarakat. Diakses pada Rabu
24 April 2019, Pukul 17.00.