Anda di halaman 1dari 22

MODUL PRAKTIKUM V

PENUGASAN DAN MANAJEMEN PROYEK (PERT/CPM)

A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang akan dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Praktikan dapat memahami permasalahan permasalahan mengenai penugasan dan
manajemen proyek (PERT/CPM)
2. Praktikan dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
penugasan dan manajemen proyek (PERT/CPM)

B. Landasan Teori
1. Penugasan / Assignment

Model penugasan merupakan bentuk khusus metode transportasi. Kasus yang dapat
diselesaikan menggunakan model penugasan akan lebih mudah diselesaikan menggunakan
metode penyelesaian yang ada pada model penugasan dibandingkan jika menggunakan
metode transportasi. Seperti yang telah ditunjukkan namanya, kasus yang dapat
diselesaikan dengan metode penugasan adalah kasus-kasus penugasan, seperti penugasan
beberapa karyawan untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan, atau beberapa mesin untuk
menyelesaikan beberapa pekerjaan. Jika diselesaikan menggunakan metode transportasi,
yang berperan sebagai sumber adalah pekerjaan (tugas), dan sebagai tujuan adalah mesin
atau pekerja.

2. Manajemen Proyek (PERT/CPM)


Proyek adalah suatu kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan
alokasi sumberdaya terbatas dan dimaksudkan untuk melaksanakan suatu tugas yang telah
ditentukan (Raharja, 2014). Pengelolaan proyek berskala besar, seperti konstruksi
bangunan, memerlukan perencanaan, penjadwalan, dan pengoordinasian yang hati-hati
dari berbagai aktivitas yang saling berkaitan. Perencanaan dan penjadwalan yang baik dari
suatu proyek menentukan keberhasilan tahapan proyek berikutnya, yaitu pengendalian.
Perencanaan dan penjadwalan selalu menjadi isu dalam manajemen proyek karena akan

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


berpengaruh pada keberhasilan sebuah proyek, terutama dalam memenuhi lingkup waktu,
lingkup pekerjaan dan lingkup biaya (Syahrizal, 2016).

1. Pengertian PERT (Program Evaluation and Review Technique)

PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review Technique (teknik
menilai dan meninjau kembali program). PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang
digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasikan bagian-
bagian pekerjaan yang ada di dalam suatu proyek. PERT yang memiliki kepanjangan
Program Evaluation Review Technique adalah suatu metodologi yang dikembangkan oleh
Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1950 untuk mengatur program misil.

Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin
mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan
berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek.
Teknik ini memungkinkan dihasilkannya suatu pekerjaan yang terkendali dan teratur,
karena jadwal dan anggaran dari suatu pekerjaan telah ditentukan terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan.

Tujuan dari PERT adalah pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktu merupakan
dasar penting dari PERT dalam penyelesaian kegiatan- kegiatan bagi suatu proyek. Dalam
metode PERT dan CPM masalah utama yaitu teknik untuk menentukan jadwal kegiatan
beserta anggaran biayanya dengan maksud pekerjaan-pekerjaan yang telah dijadwalkan
itu dapat diselesaikan secara tepat waktu serta tepat biaya.

2. Pengertian CPM (Critical Path Method)


CPM adalah singkatan dari Critical Path Method (metode jalur kritis) dimana
keduanya merupakan suatu teknik manajemen. CPM adalah suatu metode perencanaan
dan pengendalian proyek-proyek yang merupakan sistem yang paling banyak digunakan
diantara semua sistem yang memakai prinsip pembentukan jaringan. Dengan CPM,
jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek
dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan
dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM merupakan fasilitas
analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek
melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan.

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


CPM adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian proyek-proyek yang
merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang memakai
prinsip pembentukan jaringan. Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek dianggap diketahui dengan pasti, demikian
pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek. Jadi CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha
mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian total
proyek yang bersangkutan. Teknik penyusunan jaringan kerja yang terdapat pada CPM,
sama dengan yang digunakan pada PERT. Perbedaan yang terlihat adalah bahwa PERT
menggunakan activity oriented, sedangkan dalam CPM menggunakan event oriented.

CPM memberikan manfaat sebagai berikut:


● Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek,
● Memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek,
● Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam menjaga
jadwal penyelesaian proyek.

3. Elemen-Elemen PERT dan CPM


CPM dan PERT menggunakan sebuah sistem jaringan untuk menangkap prioritas
atau hubungan paralel diantara banyak tugas dalam sebuah proyek. Sebagai contoh dari
prioritas yang dimaksud adalah pembuatan kerangka pada sebuah rumah sebelum
membuat atap. Di sisi lain, beberapa kegiatan dapat terjadi secara paralel, seperti sistem
listrik yang dapat dinstall oleh satu kru di waktu yang bersamaan dengan pemasangan
sistem pipa saluran air oleh kru lainnya (Chinneck, 2016). Terdapat beberapa elemen
penyusun jaringan pada CPM dan PERT yang diperlihatkan di tabel dibawah ini.

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


Terkait dengan penggunaan beberapa elemen tersebut, ada dua pendekatan menurut
Heizer dan Render (2006) untuk menggambarkan jaringan proyek yaitu kegiatan-pada-
titik (activity-on-node atau AON) dan kegiatan-pada-panah (activity on-arrow atau
AOA). Pada pendekatan AON, titik menunjukkan kegiatan, sedangkan pada AOA, panah
menunjukkan kegiatan. Gambar berikut akan mengilustrasikan kedua pendekatan, AOA
dan AON.

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


Selain menunjukkan perbedaan AON dan AOA, gambar tersebut pun menjelaskan
bagaimana cara membaca jaringan yang terdiri dari node dan anak panah untuk
menunjukkan kegiatan dan peristiwa/event, termasuk menunjukkan aktivitas dummy.
Pada pendekatan AON, lingkaran merepresentasikan hal-hal yang berkaitan di dalam
proyek seperti gambar di bawah ini.

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


 ES (Earliest Start) adalah waktu terdahulu suatu kegiatan dapat dimulai, dengan
asumsi semua pendahulu sudah selesai.
 EF (Earliest Finish) adalah waktu terdahulu suatu kegiatan dapat selesai.
 LS (Latest Start) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat dimulai sehingga
tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek
 LF (Latest Finish) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat selesai sehingga
tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek

4. Elemen-Elemen PERT dan CPM


Probabilitan penjadwalan proyek dapat dilakukan dengan metode PERT di saat
terdapat ketidakpastian dalam proyek tanpa perlu tahu durasi dari setiap aktifitas.
Metode PERT memberikan perkiraan waktu dengan menggunakan tiga angka estimasi
untuk menyelesaikan suatu kegiatan yaitu Optimistic Time, Most Likely Time, dan
Pessimistic Time. PERT juga memperkenalkan parameter lain yang mencoba
mengukur ketidakpastian secara kuantitatif seperti deviasi standar dan varians. Dengan
demikian metode PERT bermaksud menampung adanya unsur-unsur yang belum
pasti, kemudian menganalisis kemungkinan sejauh mana proyek menyimpang atau
memenuhi (Syahrizal, 2016).

Jelasnya, tujuan dari penggunaan tiga angka estimasi adalah untuk memberikan

rentang waktu yang paling lebar dalam melakukan estimasi rentang waktu kegiatan.

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


Ketiga estimasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Optimistic Time (a)

Kurun waktu optimistik adalah durasi yang tercepat untuk menyelesaikan suatu
kegiatan jika segala sesuatunya berjalan dengan baik. Durasi yang digunakan hanya
sekali dalam seratus kali kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang
hampir sama.

2. Most Likely Time (m)

Kurun waktu paling mungkin atau realistik adalah durasi yang paling sering terjadi
dibanding dengan yang lain bila kegiatan dilakukan berulang-ulang dengan kondisi
yang hampir sama.

3. Pessimistic Time (b)

Kurun waktu pesimistik adalah durasi yang paling lama untuk menyelesaikan
kegiatan, bila segala sesuatunya serba tidak baik. Durasi disini dilampaui hanya sekali
dalam seratus kali, bila kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang dengan kondisi
yang hampir sama.

Selanjutnya ketiga perkiraan waktu itu dirumuskan menjadi satu angka yang
disebut (te) atau kurun waktu yang diharapkan (expected duration time). Dalam
menentukan nilai (te) dipakai asumsi bahwa kemungkinan terjadinya peristiwa
optimistic (a) dan pesimistik (b) adalah sama. Sedangkan kemungkinan terjadinya
peristiwa paling mungkin adalah empat kali lebih besar dari kedua peristiwa optimistik
dan pesimistik sehingga apabila dijumlah akan bernilai 6 (enam) sesuai dengan rentang
kurva distribusi peristiwa yang telah di standarkan. Sehingga didapat rumus sebagai
berikut:

Lalu varians waktu penyelesaian kegiatan dapat dihitung dengan rumus di bawah ini:

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


PERT menggunakan varians kegiatan jalur kritis untuk membantu menentukan varians
proyek keseluruhan. Varians proyek dihitung dengan menjumlahkan varians kegiatan
kritis:

5. Jalur Kritis (Critical Path)


Jalur kritis adalah sebuah rangkaian aktivitas-aktivitas dari sebuah proyek yang
tidak bisa ditunda waktu pelaksanaannya dan menunjukan hubungan yang saling
berkaitan satu dengan yang lain (Heizer dan Render, 2006). Suatu proyek bisa
menghasilkan lebih dari satu jalur kritis. Semakin banyak jalur kritis dalam suatu
proyek, maka akan semakin banyak aktivitas yang harus diawasi secara intensif. Jalur
kritis yang mempunyai akumulasi durasi waktu yang paling lama akan digunakan
sebagai estimasi waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.

Dannyanti (2010) menjelaskan bahwa dalam dalam melakukan analisis jalur


kritis, digunakan dua proses two-pass, terdiri atas forward pass dan backward pass. ES
dan EF ditentukan selama forward pass, LS dan LF ditentukan selama backward pass.
ES (Earliest Start) adalah waktu terdahulu suatu kegiatan dapat selesai. LS (Latest
Start) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat dimulai sehingga tidak menunda
waktu penyelesaian keseluruhan proyek. LF (Latest Finish) adalah waktu terakhir
suatu kegiatan dapat selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan
proyek.

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


Setelah waktu terdahulu dan waktu terakhir dari semua kegiatan dihitung, kemudian
jumlah waktu slack (slack time) dapat ditentukan. Slack adalah waktu yang dimiliki
oleh sebuah kegiatan untuk bisa diundur, tanpa menyebabkan keterlambatan proyek
keseluruhan (Heizer dan Render, 2006).

Dengan menggunakan konsep te, maka jalur kritis dapat diidentifikasi. Pada jalur kritis
berlaku slack = 0 (Soeharto, 1999).

Penjelasan :

a. ES dari A = 0 diperoleh dari EF sebelumnya (mulai) = 0

b. EF dari A = 2 diperoleh dari ES = 0 + waktu dari A (2)

c. Apabila ada dua jalur untuk ES, pilihlah EF yang paling maksimum

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


Penjelasan :
a. LS dan LF dari F diperoleh dari ES = 11 dan EF=17 (contoh dari forward pass)
b. LF dari E = 11 diperoleh dari LS sebelumnya (F) = 11
c. LS dari E = 8 diperoleh dari LF = 11 – waktu dari E (3)
d. Apabila ada dua jalur untuk LF, yang dipilih adalah LS yang paling minimum

Manfaat yang didapat jika mengetahui lintasan kritis adalah sebagai berikut (Dannyanti,
2010):

1. Penundaan pekerjaan pada lintasan kritis menyebabkan seluruh pekerjaan proyek


tertunda penyelesaiannya.
2. Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang ada pada
lintasan kritis dapat dipercepat.
3. Pengawasan atau kontrol dapat dikontrol melalui penyelesaian jalur kritis yang tepat
dalam penyelesaiannya dan kemungkinan di trade off (pertukaran waktu dengan
biaya yang efisien) dan crash program (diselesaikan dengan waktu yang optimum
dipercepat dengan biaya yang bertambah pula) atau dipersingkat waktunya dengan
tambahan biaya lembur.
4. Time slack atau kelonggaran waktu terdapat pada pekerjaan yang tidak melalui
lintasan kritis. Ini memungkinkan bagi manajer/pimpro untuk memindahkan tenaga
kerja, alat, dan biaya ke pekerjaan-pekerjaan di lintasan kritis agar efektif dan efisien

6. Langkah dasar CPM dan PERT


CPM dan PERT memiliki enam langkah dasar yang sama (Gray dan Larson, 2006),

yaitu:

1. Mengidentifikasi proyek dan menyiapkan struktur pecahan kerja


2. Membangun hubungan antara kegiatan, memutuskan kegiatan mana yang harus
terlebih dahulu dan mana yang mengikuti yang lain
3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan
4. Menetapkan perkiraan waktu dan atau biaya untuk setiap kegiatan
5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan (jalur kritis)

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


Jalur kritis didapat melalui penghitungan slack dengan mengurangi LS dan ES atau
LF dan EF
6. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan
pengendalian proyek.

g. Perbedaan CPM dan PERT


Meskipun CPM dan PERT memiliki tujuan, elemen atau komponen jaringan, serta cara
analisis data yang sama, namun terdapat beberapa perbedaan sebagai berikut:

1. PERT merupakan teknik manajemen proyek yang menggunakan tiga perkiraan


waktu untuk tiap kegiatan yaitu waktu tercepat, terlama, serta terlayak. CPM hanya
memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan
layak untuk menyelesaikan suatu proyek.
2. PERT menekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya
proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya.
3. Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil),
sedangkan pada CPM tanda panah adalah kegiatan. Meskipun demikian, CPM dan
PERT mempunyai tujuan yang sama dimana analisis yang digunakan adalah sangat
mirip yaitu dengan menggunakan diagram anak panah.
4. PERT memusatkan perhatian pada penemuan waktu penyelesaian kegiatan yang
bersifat probabilistik sehingga waktu penyelesaian proyek bisa dianalisis dengan
menggunakan hukum-hukum statistik. CPM lebih memusatkan perhatiannya pada
penemuan waktu percepatan suatu kegiatan dengan biaya minimum agar proyek
bisa selesai dalam waktu tertentu, contohnya mengerahkan sumberdaya tambahan
untuk memperpendek durasi pekerjaan.
5. PERT digunakan pada proyek yang taksiran waktu kegiatannya tidak bisa
dipastikan, misal kegiatan tersebut belum pernah dilakukan atau memiliki variasi
waktu yang besar. CPM digunakan apabila taksiran waktu pengerjaan setiap
kegiatan dapat diketahui dengan baik, dimana penyimpangannya relatif kecil atau
dapat diabaikan.

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


6. PERT events oriented, menggunakan pendekatan activity on node (AON).
Contoh :

CPM activities oriented, menggunakan pendekatan activity on arrow (AOA).


Contoh :

7. PERT mencurahkan perhatiannya di area penelitian dan pengembangan program.


CPM terutama digunakan untuk program konstruksi.
8. PERT mengasumsikan sebuah distribusi probabilitas untuk waktu di tiap kegiatan
sehingga kelengkapan perkiraan waktu untuk semua kegiatan diperlukan.

h. Persamaan CPM dan PERT


1. Menggunakan diagram anak panah untuk menggambarkan kegiatan, perencanaan,
dan pengendalian proyek.
2. Mengenal istilah jalur kritis dan float (slack).
3. Memerlukan prasyarat dalam melaksanakan kegiatan.
4. Mendeskripsikan aktifitas proyek dalam jaringan kerja dan mampu dilakukan
berbagai analisis untuk pengambilan keputusan tentang waktu, biaya serta penggunaan
sumber daya.

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


Latihan 1
Perusahaan milik Laboratorium Optimasi memiliki 4 mesin yang berbeda untuk
diselesaikan oleh 4 orang asisten. Tabel biaya untuk masing-masing mesin dan karyawan
ditunjukkan oleh tabel berikut :

Permasalahannya adalah bagaimana menugaskan keempat asisten untuk menyelesaikan


pekerjaan dengan mesin-mesin yang ada agar total biaya menjadi minimum.

Langkah penyelesaian menggunakan excel :

1. Buka aplikasi Microsoft excel, pastikan menu “solver” telah terinstall dalam
worksheet.
2. Buatlah tabel dan isikan cell-cell tersebut seperti dalam gambar dibawah ini :

Sama seperti pada soal ( lihat lagi pada soal, dan pahami)

Merupakan tabel yang nantinya menghasilkan keputusan atau


decision yang akan menjawab permasalahan.

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


3. Constraint merupakan pembatas yang didefinisikan dalam excel solver.

 Untuk constraint (kolom) isikan penjumlahan dari dari mesin 1,2,3 dan 4 dari
masing-masing asisten menggunakan rumus SUM Contoh :

Pada kolom milik Agit telah ditambahkan [ =SUM(B10:E10) ] , lakukan kembali


dengan cara yang sama pada kolom sindur, odol, dan ebay.

 Untuk constraint (baris) isikan penjumlahan dari mesin 1,2,3, dan dari masing-
masing asisten menggunakan rumus SUM – sama seperti yang tadi hanya saja
penjumlahannya kebawah . Contoh :

Pada kolom milik Agit telah ditambahkan [ =SUM(B10:B13) ] , lakukan kembali


dengan cara yang sama pada kolom sindur, odol, dan ebay.

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


Job juga merupakan pembatas yang didefinisikan dalam excel solver.
Harus isikan angka 1 dalam cell tersebut dimana bahwa 1 mesin hanya
boleh dikerjakan oleh 1 orang asisten.

4. Dibawah kolom tabel variable keputusan terdapat cell Z yang merupakan hasil akhir

atau Z optimal yang didapat dalam suatu keputusan.

Isikan disebelah cell tersebut ( 0 ) dengan pemjumlahan dari hasil kali antara tabel soal
dan tabel variabel keputusan masing-masing asisten contoh :

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


Mesin 1 Agit dikalikan dengan Mesin 1 Agit dalam tabel Variabel Keputusan. Lalu
ditambahkan dengan Mesin 2 Agit dikalikan dengan Mesin 2 Agit dalam tabel
Variabel Keputusan. Jadi, (13x0) + (15x0)… begitu seterusnya sampai semua mesin
dan asisten telah dijumlahkan hasil perkaliannya

Contoh hasil akhirnya adalah :

5. Lalu buka menu solver (data,solver)

Isikan Cell Z optimal yang dalam


lembar kerja

Isikan dengan memblok


tabel variable keputusan

Pilih “Min” karena dalam


kasus ini kita mencari hasil
yang minimum

Pastikan telah terisi


dengan GRG Nonlinear

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


Untuk mengisi Subject to constraints, klik Add maka akan muncul gambar seperti
dibawah ini.

 Pada Call Reference isikan dengan Constraint (kolom dan baris) yang ada pada
lembar kerja dengan tanda (=) dimana Constraint atau pembatasnya sendiri diisi
dengan JOB yang juga telah ada pada lembar kerja. Contoh :

Sama dengan (=)

Selanjutnya untuk menghindari hasil angka yang negatif atau decimal maka
tambahkan pada Call reference dengan memblok tabel variable keputusan lalu ganti
tanda dengan biner seperti pada gambar dibawah ini

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


Contoh hasil akhir subject to contsraint :

Lalu klik Solve dan close maka hasil akhirnya akan tampak seperti digambar bawah
ini :

Dari hasil akhir didapat bahwa untuk Z optimal atau keuntungan yang didapat yaitu
sebesar 42 dengan penugasan masing-masing asisten yaitu ( Lihat angka 1

yang terdapat dalam tabel variable keputusan ) Agit mengerjakan Mesin


3, Sindur Mesin 4, Odol Mesin 2 dan Ebay Mesin 1 .

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


Latihan 2

Langkah penyelesaian persoalan penugasan menggunakan software POM QM – lihat


kembali persoalan pada latihan 1

1. Buka aplikasi POM QM, lalu pilih Module – Assignment. Maka akan muncul
tampilan gambar seperti dibawah ini :

Pada Number of Job isikan 4 karena pada soal tertera ada 4 asisten, sedangkan
Number of Machines isikan sesuai juga pada soal yaitu terdapat 4 mesin. Lalu klik
OK.

2. Lihat dan cermati langkah selanjutnya pada gambar dibawah ini :

Pilih minimasi karena kasus pada


soal mencari nilai minimum

Isikan kolom-kolom yang ada sesuai dengan soal

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


3. Klik solve. Maka akan muncul output “assignment list” seperti gambar
dibawah ini :

Dari hasil output diatas dapat diketahui untuk mencapai penugasan yang optimal
maka Agit ditugaskan untuk mengerjakan mesin 3, Sindur mesin 4, Odol
mesin 2, dan Ebay mesin 1 dengan Total optimum yaitu sebesar 42.

Latihan 3 ( Project Management PERT/CPM )

Untuk menyelesaikan suatu aktifitas proyek, diketahui kegiatan- kegiatan yang


harus dilaksanakan sebagai berikut :

No Kegiatan Kegiatan Waktu


Sebelumnya (Hari)
1 A - 0
2 B A 20
3 C B 30
4 D B 60
5 E C 40
6 F C 40
7 G D 20
8 H E 50
,F
9 I F, 60
G
10 J H 20
,I
11 K J 0

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


Langkah penyelesaian persoalan penugasan menggunakan software POM QM.

1. Buka aplikasi POM QM, lalu pilih Module – Project Manajement (PERT/CPM)

Klik New  lalu pilih Single Estimate karena pada kasus kali ini hanya
menggunakan perkiraan 1 waktu saja.

Maka akan muncul tampilan gambar seperti dibawah ini :

Pada Number of Activities isikan 13 karena pada soal terdapat 13 aktivitas dalam
proyek yang akan diselesaikan. Pada Row Names pastikan pilih yang A,B,C,D…
agar lebih memudahkan penginputan data (A,B,C,D.. sama dengan soal). Pilih
Start/end node number pada table structure. Klik OK

2. Isikan sel-selnya sesuai dengan tabel disoal

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING


3. Setelah semua data terisi, kemudian klik Solve. Akan muncul 2
output dari PERT/CPM, yaitu :

1. Project Management (PERT/CPM) Result


2. Charts

Nilai slack nol (nol) merupakan nilai ET – LT = 0 , dimana nilai itu

menunjukkan jalur kritis. Sehingga jalur kritisnya adalah 1-2-4-7-9-10-11.

Dengan Total waktu seluruhnya adalah 200 hari. Dapat juga dilihat chart
(Precedence Graph) yang muncul yaitu :

Garis merah menunjukkan jalur kritis yang akan dilewati

LINEAR AND INTEGER PROGRAMMING

Anda mungkin juga menyukai