Anda di halaman 1dari 27

SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam bidang farmasi, kimia organik sintesis sangatlah berperan
penting. Seperti yang kita ketahui bahwa bidang ini banyak
memanfaatkan senyawa-senyawa kimia. Semua struktur dari bahan
obat merupakan struktur senyawa organik yang berikatan satu sama
lain. Dengan adanya ilmu kimia, maka pembuatan atau sintesis dapat
dilakukan dengan benar dan efisien.
Aspirin atau asam asetil salisilat (asetosal) adalah sejenis obat
turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa
analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri), antipiretik (terhadap
demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek
antikoagulan yang dapat menjadi pengobat dan pencegah penyakit
kardiovaskular. Namun, selain mempunyai banyak manfaat, aspirin
juga mengandung bahaya. Penggunaan berulang dapat menyebabkan
pendarahan gastrointestinal, dan dalam dosis tinggi dapat
mengakibatkan kematian.
Aspirin merupakan senyawa turunan dari asam salisilat, yang
dibuat dengan proses asetilasi asam salisilat dalam kondisi bebas air.
Apabila masih terdapat air, aspirin yang terbantuk akan terhidrolisi
kembali menjadi asam salisilat. Asetilasi merupakan reaksi masuknya
gugus asetil kedalam molekul organik yang mengandung gugus –OH.
Dasar pembuatan aspirin adalah reaksi asetilasi. Senyawa ini dapat
dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam
asetat menggunakan asam sulfat pekat sebagai katalisator. Dalam hal
ini menggunakan katalis asam, karena reaksi akan berlangsung
dengan baik jika direfluks bersama sedikit asam sulfat.
Metil salisilat merupakan senyawa ester yang pada suhu ruangan
berfase cair (tidak berwarna), mempunyai aroma yang khas, larut

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

sempurna dalam alkohol namun sukar larut dalam air. Metil salisilat
merupakan obat golongan NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory
Drugs) yang digunakan secara topikal sebagai analgesik. Senyawa
metil salisilat dapat disintesis dari asam salisilat yang direaksikan
dengan metanol dengan suatu katalis asam.
Metil salisilat merupakan senyawa yang diperoleh dari reaksi
esterifikasi antara asam salisilat dengan metanol. Reaksi esterifikasi
adalah reaksi pembuatan ester dari suatu asam karboksilat dengan
suatu alkohol menggunakan katalis asam. Reaksi ini merupakan reaksi
dapat balik (reversibel) dimana laju esterifikasi dari suatu asam
karboksilat bergantung pada halangan sterik dalam alkohol dan asam
karboksilatnya.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dilakukannya praktikum ini adalah untuk
mengetahui dan mempelajari proses terjadinya reaksi asetilasi dan
untuk mengenal pembuatan ester aromatis (reaksi esterifikasi).
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk
mengasilkan aspirin dan metil salisilat (ester aromatis)

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Aspirin bersifat antipiretik dan anelgesik karena merupakan
kelompok senyawa glikosida. Aspirin merupakan nama lain dari asam
asetil salasilat dapat disentesis dari asam salisilat yaitu dengan
mereaksikannya dengan anhidrat asetat (Giuliano, 2014 : 928).
Aspirin adalah asam organik lemah yang unik diantara obat-
obat AINS dalam asetilasi dan juga inaktivasi siklo-oksigenese
ireversibel. OAINS lain termasuk salisilat semuanya menghambat
siklo-oksigenase irreversible. Secara teori, penghambat COX-2 selektif
mungkin menguntungkan karena dapat membatasi jaringan inflamasi.
Aspirin cepat dideasetilasi oleh esterase dalam tubuh, menghasilkan
salisilat, yang mempunyai efek anti-inflamasi, anti-piretik dan
anlgesik.Suatu derivat diflurofenil asam salisilat, tidak dimetabolisme
menjadi salisilat dan karena itu menyebakan intoksikasi salisilat
(Mycek, 2002 :406).
Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk
tablet. Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk
(puyer). Sudah banyak penemu aspirin yang digunakan untuk
pencegahan kanker usus besar (kolorektal), kanker payudara, kanker
prostat, kanker paru, Alzheimer dan penyakit lain. Namun, selain
mempunyai bnayak manfaat, aspirin mengandung bahaya juga.
Penggunaan berulang dapat menyebabkan pendarahan
gastrointestinal, dan satu dosis tinggi (10 sampai 20 g) dapat
mengakibatkan kematian (Hart, dkk, 2003 : 333).
Aspirin merupakan senyawa turunan dari asam salisilat, yang
dibuat dengan proses asetilasi asam salisilat dalam kondisi bebas air.
Apabila masih terdapat air, aspirin yang terbantuk akan terhidrolisi
kembali menjadi asam salisilat. Asetilasi merupakan proses

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

penggantian atom H pada gugus –OH dari asam salisilat dengan


gugus asetil. Dasar pembuatan aspirin adalah reaksi asetilasi.
Senyawa ini dapat dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan
anhidrida asam asetat menggunakan asam sulfat pekat sebagai
katalisator. Dalam hal ini menggunakan katalis asam, karena reaksi
akan berlangsung dengan baik jika direfluks bersama sedikit asam
sulfat atau asam klorida (Riswiyanto, 2009 : 298).
Selain mempunyai banyak manfaat, penggunaan aspirin juga
dapat menimbulkan bahaya. Penggunaan berulang dapat
menyebabkan pendarahan gastrointestinal, indikasi tukak lambung
atau tukak peptik yang kadang-kadang disertai anemia sekunder
akibat perdarahan saluran cerna dan jika dikonsumsi dalam dosis
tinggi (10 sampai 20 g) dapat mengakibatkan kematian (Tjay, 2002).
Salah satu turunan dari asam salisilat adalah metil salisilat. Metil
salisilat adalah cairan kuning kemerahan dengan bau wintergreen.
Tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter. Metil salisilat
sering digunakan sebagai bahan farmasi, penyedap rasa pada
makanan, minuman, gula-gula, pasta gigi, antiseptik, dan kosmetik
serta parfum. Metil salisilat telah digunakan untuk pengobatan sakit
saraf, sakit pinggang, radang selaput dada, dan rematik, juga sering
digunakan sebagai obat gosok dan balsem (Supardani, dkk, 2006).
Metil salisilat adalah sebuh senyawa organik dan merupakan
sebuah ester. Ester adalah sebuah kombinasi dari sebuah asam
organik dan sebuah alkohol. Metil salisilat juga dikenal sebagai minyak
gandapura dan ditemukan secara alami didalam tanaman. Metil
salisilat digambarkan sebagai sebuah senyawa yang sangat aromatik,
cairannya kuning agak terang. Metil salisilat diperkirakan menjadi
pelindung untuk tanaman yang menghasilkan minyak. Dahulu, metil
salisilat dihasilkan dari destilasi ranting birchmanis dan tanaman

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

gandapura. Sekarang metil salisilat disintesis dan didapatkan dari


esterifikasi asam salisilat dengan metanol absolute. Metil salisilat
dapat berupa cairan yang berwarna kuning atau merah. Dapat
berwarna merah. Dapat berwarna bening juga. Dalam air, metil salisilat
terlarut. Metanol adalah bagian dari metil salisilat dan gugus
hidroksilnya bereaksi dengan asam asetat (Irwandi, 2014).
Asam salisilat merupakan salah satu bahan kimia yang cukup
penting dalam kehidupan sehari-hari serta mempunyai nilai ekonomis
yang cukup tinggi karena dapat digunakan sebagai bahan intermediat
dari pembuatan obat-obatan seperti antiseptik dan analgesik
(Supardani, dkk, 2006).
Metil salisilat disebut juga asam-2-hidroksi benzoat metil ester.
Metil salisilat adalah suatu senyawa organik yang memiliki cincin
aromatik dan merupakan turunan dari metil ester atau asam salisilat.
Bentuk fisik metil salisilat adalah cairan berwarna kuning kemerahan
dengan bau wintergreen. Metil salisilat merupakan oksidator yang
kuat, bersifat asam dan alkalis. Metil salisilat mempunyai rumus
molekul C8H8O3, memiliki massa molekul relatif 152,15 g/mol,
tekanan uap 5,24, titik didih 214-224 °C, titik leleh -8,6 °C, dan memiliki
kelarutan dalam alkohol. Metil salisilat dapat dibuat melalui reaksi
kondensasi asam salisilat dan methanol (Thompson, 2008).
Reaksi esterifikasi adalah reaksi pembuatan ester dari suatu
asam karboksilat dengan suatu alkohol menggunakan katalis asam.
Reaksi ini merupakan reaksi dapat balik (reversibel) dimana laju
esterifikasi dari suatu asam karboksilat bergantung pada halangan
sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Reaksi esterifikasi
terdiri dari tiga tahapan, yaitu protonasi gugus karboksil; adisi alkohol
dan transfer proton ke gugus karboksil; serta deprotonasi dan eliminasi
air (Freas, 2016).

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

Reaksi esterifikasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.


Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut (Maharani dkk,
2010):
a. Waktu Reaksi
Semakin lama waktu reaksi maka kemungkinan kontak antar zat
semakin besar sehingga akan menghasilkan konversi yang besar.
Jika kesetimbangan reaksi sudah tercapai maka dengan
bertambahnya waktu reaksi tidak akan menguntungkan karena tidak
memperbesar hasil.
b. Pengadukan
Pengadukan akan menambah frekuensi tumbukan antara molekul
zat pereaksi dengan zat yang bereaksi sehingga mempercepat
reaksi dan reaksi terjadi sempurna. Semakin besar tumbukan maka
semakin besar pula harga konstanta kecepatan reaksi. Sehingga
dalam hal ini pengadukan sangat penting mengingat larutan minyak-
katalis metanol merupakan larutan yang immiscible.
c. Katalisator
Katalisator berfungsi untuk mengurangi tenaga aktivasi pada suatu
reaksi sehingga pada suhu tertentu harga konstanta kecepatan
reaksi semakin besar. Pada reaksi esterifikasi yang sudah dilakukan
biasanya menggunakan konsentrasi katalis antara 1- 4 % berat
sampai 10 % berat campuran pereaksi.
d. Suhu Reaksi
Semakin tinggi suhu yang dioperasikan maka semakin banyak
konversi yang dihasilkan, hal ini sesuai dengan persamaan
Archenius. Bila suhu naik maka harga k makin besar sehingga
reaksi berjalan cepat dan hasil konversi makin besar.

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

2.2 Uraian Bahan


1. Asam salisilat (Ditjen POM, 1979 : 43)
Nama Resmi : ACIDUM SALICYLICUM
Nama Lain : Asam salisilat
Rumus Molekul : C7H6O3
Bobot Molekul : 138,12 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur ringan tak berwarna atau


serbuk berwarna putih hampir tidak
berbau rasa agak manis dan tajam.
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4
bagian etanol 95 % P. , mudah larut
dalam kloroform P dan dalam eter P.
Laruta dalam larutan amonium asetat P,
dinatrium hidrogenfosfat P, kalium
sitrat P dan natrium sitrat P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai bahan dasar sintesa aspirin.
2. Asam sulfat (Ditjen POM, 1979 : 58)
Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama Lain : Asam sulfat
Rumus Molekul : H2SO4
Bobot molekul : 98,07 g/mol
Rumus Struktur :

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

Pemerian : Cairan kental seperti minyak korosif


tidak berwarna, jika ditambahkan ke
dalam air menimbulkan panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai katalisator
3. Air Suling (Ditjen POM, 1979 : 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquades
Rumus Molekul : H2O
Bobot Molekul : 18,02 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak


berbau, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Pembilas
4. Anhidrida Asetat (Ditjen POM, 1979 : 647)
Nama Resmi : ACIDUM ACETIC ANHIDRIDA
Nama Lain : Asam asetat anhidrida
Rumus Molekul : (CH3CO)2O
Bobot Molekul : 180,16 g/mol
Rumus bangun : O O
C C

CH3 O CH3

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, berbau


tajam, mengandung tidak kurang dari 95
%.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai reaktan
JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF
15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

5. Aspirin (Ditjen POM, 1979 : 43)


Nama resmi : ACIDUM ACETYLOSALICYLICUM
Sinonim : Asetosal, asam asetilsalisilat
Rumus kimia : C8H9O4
% Unsur penyusun : Asam asetilsalisilat mengandung tidak
kurang dari 99,5% C9H8O4, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan
Titik lebur : 141o sampai 144oC .
Berat molekul : 180,16 g/mol
Rumus bangun : COOH
OCOCH3

Pemerian : Hablur tidak berwarnahablur serbuk,


tidak berbau rasanya agak pahit
Kelarutan : Agak sukar larut dalam etanol (95%)P
larut dalam iodoform P dan dalam eter
P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Hasil akhir dari sintesa
6. Metanol (Ditjen POM, 1979 : 706)
Nama Resmi : METANOL
Nama lain : Metanol
RM/BM : CH3OH/34,00 g/mol
Rumus Struktur : CH3-OH
Pemerian :Cairan tidak berwarna, gliserin, bau khas
Kelarutan :Dapat bercampur dengan air,
membentuk cairan jernih tidak berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Sebagai pereaksi

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

7. Natrium Bikarbonat (Ditjen POM, 1979 : 424)


Nama Resmi : NATRII SUBCARBONAS
Nama lain : Natrium bikarbonat
RM/BM : NaHCO3/84,01 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk hablur putih monoklin kecil, buran,


tidak berbau, dan rasa asin
Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, praktis tidak
larut dalam etanol 95 % P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pengesktrak

2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2019 : 7-11)


A. Aspirin
Timbang 2,0 g (0,015 mol) kristal asam salisilat dan
tempatkan dalam Erlenmeyer 250 mL. Tambahkan 5 mL (0,05
mol) anhidrida asetat, diikuti dengan 5 tetes asam sulfat pekat dari
pipet tetes, dan kocok hingga asam salisilat larut. Panaskan di
penangas air selama 5-10 menit. Lalu Erlenmeyer didinginkan
pada temperatur kamar hingga dimana asam asetilsalisilat akan
menjadi kristal dari campuran reaksi. Jika tidak, gores dinding
Erlenmeyer dengan batang pengaduk dan campuran sedikit dingin
dalam tangas es (wadah es) hingga kristal terbentuk. Tambahkan
50 mL air dan dinginkan campuran dalam tangas es hingga proses
rekristalisasi berlangsung sempurna.
Kumpul hasil (kristal) secara penyaringan vakum
menggunakan penyaring buchner. Filrat dapat diganakan untuk
membersihkan Erlenmeyer hingga semua kristal telah dikumpulan.

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

Cuci kristal beberapa kali dengan sedikit bagian air dingin.


Lanjutkan penarikan udara melalui Kristal pada penyaring Buchner
secara penyedotan (suction) higga kristal bebas dari pelarut.
Timbang dan hitung hasil kasarnya.
Pemurnian :
Kedalam masing-masing 3 bagian tabung uji yang
mengandung 5 mL air dilarutkan sedikit kristal dengan beberapa
fenol, asam salisilat dan hasil kasar (kristal aspirin). Tambahkan
satu atau dua tetes larutan FeCl3 1 % ke tiap-tiap tabung dan catat
warna. Pembentukan kompleks besi fenol dengan Fe (III)
memberikan warna merah hingga violet, yang dipercaya bahwa
partikel fenol masih ada.
Pindahkan padatan kasar kegelas piala 250 mL dan
tambahkan 25 mL larutan natrium bikarbonat jenuh. Aduk hingga
tanda (bunyi) reaksi berhenti. Beberapa polimer yang merupakan
reaksi samping. Cuci gelas piala dan corong dengan 5-10 ml air.
Buat campuran 3,5 mL asam klorida pekat dan 10 mL air dalam
gelas piala 100 mL. Hati-hati menuang filtrat kedalam campuran
sambil diaduk. Aspirin akan diendapkan.
Dinginkan campuran dalam es (tangas) saring padatan
dengan penyedotan menggunakan penyaring buchner, tekan
cairan dari kristal dengan penutup bersih dan cuci kristal dengan
air dingin. Air yang digunakan dalam tahap ini adalah air es.
Tempatkan kristal pada gelas arloji untuk dikeringkan. Timbang
hasilnya, tentukan titik leburnya (135-136oC) dan hitung nilainya
dalam persen. Uji terhadap adanya asam salisilat yang tidak
bereaksi menggunakan besi (III) klorida.

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

Rekritalisasi :
Air tidak cocok sebagai pelarut untuk kristalisasi karena
aspirin akan terhidrolisis sebagian dengan pemanasan dalam air.
Dilarutkan sedikit sampel dari hasil akhir dalam sejumlah kecil
benzene panas, campuran dipanaskan dipenangas air. Jika masih
ada padatan yang tersisa saring larutan panas dari penyaring
yang ditempatkan dalam corong yang sebelumnya dipanaskan
terlebih dahulu lalu menuangkan benzene panas. Pada
pendinginan pada temperature kamar, aspirin akan
mengrekritalisasi. Jika tidak, tambahkan petroleum eter dan
dinginkan sedikit larutan (benzene membeku pada 5oC) dalam air
es, sambil digosok dinding gelas dengan menggunakan batang
pengaduk.
Kumpulkan produk (kristal) secara penyaringan vakum
dengan menggunakan corong Hirsch. Jangan lupa menguji kristal
dengan FeCl3.
B. Metil Salisilat
Dilakukan refluks menggunakan labu alas bulat 100 mL.
Masukkan 6,9 g (0,05 mol) asam salisilat dan 24 g (30 mL, 0,75
mol) methanol dalam labu. Tambahkan secara hati-hati 8 mL asam
sulfat pekat ke dalam campuran. Aduk labu secara perlahan agar
reaktan tercampur semuanya, tambahkan batu didih ke dalam labu
dan pasang perlatan.
Panaskan campuran sampai mendidih menggunakan
pemanas mantel atau tangas minyak. Biarkan campuran
mengalami refluks selama 2 - 2,5 jam. Dinginkan larutan dalam
labu reaksi dengan mencelupkan labu dalam tangas es, kemudian
tambahkan 50 mL air. Tuangkan campuran reaksi kedalam corong
pisah dan pisahkan lapisan . hati-hati memisahkan lapisan cairan

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

yang mengandung ester. Cuci ester kasar (crude ester) dengan 50


mL NaHCO3 5% dengan memindahkan ester dan larutan NaHCO3
ke corong pisah dan kocok campuran beberapa saat buang lapisan
airnya. Cuci ester pada saat ketiga dengan 30 mL air. Pisahkan
lapisan dan pisahkan ester kedalam Erlenmeyer. Keringkan produk
dengan membiarkannya bersama 0,5 g kalsium klorida anhidrat
selama semalam.

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Batang
pengaduk, Baskom, Botol semprot, Batu didih, Cawan porselin,
Corong buchner, Corong pisah, Erlenmeyer, Gelas piala, Gelas ukur,
Kertas saring, Labu alas bulat, Timbangan analitik, Pipet tetes, Pipet
volume, Penangas air, Pemanas mantel, Tabung reaksi, Sendok
tanduk, dan Seperangkat alat refluks.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
Aquadest, Asam sulfat pekat, Asam asetat anhidrat, Asam salisilat,
Besi (III) klorida, Es batu, Metil salisilat, Metanol, Natrium bikarbonat.
3.3 Cara Kerja
A. Aspirin
1. Ditimbang asam salisilat sebanyak 3 gram dan masukkan
kedalam Erlenmeyer.
2. Ditambahkan 7,5 mL asam asetat anhidrat, 3 tetes asam sulfat
pekat, kemudian dikocok hingga larut.
3. Lalu dipanaskan diatas penangas air selama 10 menit dan
dinginkan pada temperatur kamar.
4. Kemudian gores dinding Erlenmeyer dengan batang pengaduk,
setelah itu masukkan kedalam wadah berisi es dan tambahkan
25 mL aquadest.
5. Setelah terbentuk kristal aspirin, saring menggunakan penyaring
Buchner dengan kertas saring yang telah ditimbang sebelumnya.
6. Kertas saring yang berisi kristal aspirin dikeringkan kemudian
ditimbang kembali.
7. Untuk membuktikan apakah dalam kristal masih mengandung
asam salisilat atau tidak maka dilakukan pengujian dengan

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

menggunakan larutan FeCl3.


B. Metil Salisilat
1. Ditimbang asam salisilat sebanyak 3 gram dan masukkan
kedalam labu alas bulat.
2. Kemudian ditambahkan 12 mL metanol dan 2,6 mL asam sulfat
pekat, aduk perlahan.
3. Setelah itu dimasukkan batu didih, pasangkan pada peralatan
refluks, dan panaskan pada pemanas mantel selama 2,5 jam.
4. Dinginkan dalam wadah berisi es dan ditambahkan 25 mL
aquadest.
5. Dimasukkan kedalam corong pisah dan dikocok.
6. Setelah terbentuk larutan 2 fase, kemudian dipisahkan. Fase
minyak yang ada dicorong pisah ditambahkan 20 mL natrium
bikarbonat, kemudian dikocok dan dipisahkan kembali.

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel Pengamatan :

No. Nama senyawa Berat asam salisilat % Rendamen


1 Aspirin 3 gram 112,7 %
2 Metil salisilat 3 gram 21,24 %

Reaksi :
1. Asprin
O

O O O
H O C CH3
O
H2SO4
+ CH3 C O C CH3 + CH3 C O H
C OH C OH

O O
Asam Salisilat Anhidrat asam asetat Aspirin Asam asetat

2. Metil salisilat

4.2 Pembahasan
Aspirin adalah senyawa turunan asam salisilat yang dapat
disintesis melalui reaksi asetilasi. Asam salisilat dilarutkan pada asam
asetat anhidrat sehingga terjadi substitusi gugus hidroksi (-OH) pada
asam salisilat dengan gugus asetil (OCOCH3) pada anhidrat asetat.
Sebagai katalis digunakan asam sulfat (H2SO4). Reaksi ini akan
menghasilkan aspirin sebagai produk utama dan asam asetat sebagai
produk sampingan.

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

Pada percobaan ini digunakan asam salisilat sebanyak 3 gram


dan asam asetat anhidrat 7,5 mL sebagai pereaksi. Sesuai yang
dilakukan pada praktikum ini, asam salisilat digunakan sebagai
pereaksi pembatas. Artinya jika dilihat secara teoritis, jumlah aspirin
yang dihasilkan adalah setara dengan jumlah aspirin yang direaksikan.
Asam asetat ditambahkan berlebih agar asam salisilat habis bereaksi.
Selain itu, dengan bergesernya kesetimbangan kearah produk, aspirin
yang dihasilkan juga lebih banyak.
Penambahan H2SO4 berguna sebagai katalisator dan zat
penghidrasi. Untuk mempercepat reaksi dilakukan dengan pemanasan
pada penangas air selama 10 menit hal ini bertujuan untuk
menghilangkan zat-zat pengotor yang ada pada bahan sehingga
aspirin yang diperoleh nanti memiliki kemurnian tinggi. Pada saat
pemanasan tidak boleh ditambahkan air sebagai pelarut, disebabkan
glasial asetat akan berikatan dengan air membentuk asam asetat.
Selain itu, asam salisilat dan aspirin sedikit larut dengan air dingin.
Setelah 10 menit angkat kemudian dimasukkan ke dalam wadah berisi
es yang bertujuan untuk mengikat asam salisilat dengan asam asetat
anhidrat dan Pendinginan dimaksudkan untuk membentuk kristal,
karena ketika suhu dingin, membantu pembentukan Kristal lebih
cepat.

Setelah terbentuk kristal ditambahkan air sebanyak 25 mL agar


reaksi pembentukan kristal berjalan sempurna dan dimaksudkan untuk
menghidrolisis kelebihan asam yang terdapat dikristal aspirin
kemudian Kristal disaring menggunakan penyaring buchner dengan
kertas saring yang telah ditimbang sebelumnya. Kertas saring yang
berisi kristal aspirin dikeringkan kemudian ditimbang kembali.
Untuk membuktikan apakah dalam kristal aspirin masih
mengandung asam salisilat atau tidak maka dilakukan pengujian

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

dengan menggunakan larutan FeCl3. Berdasarkan teori penambahan


FeCl3 (besi (III) klorida) akan bereaksi dengan gugus fenol membentuk
kompleks ungu. Jika teramati warna ungu, berarti aspirin belum benar-
benar murni. Sedangkan jika FeCl3 ditambahkan pada larutan aspirin,
tidak akan terbentuk warna ungu. Hal ini terjadi karena pada aspirin
hanya gugus karboksilat yang berikatan dengan ion kompleks
tersebut, sedangkan gugus asetil tidak berikatan.
Adapun pada praktikum sintesa aspirin didapatkan berat hasil
praktikum sebesar 4,41 gram dan berat teoritis sebesar 3,912 gram.
Sehingga % Rendamen yang diperoleh adalah 112,7%. Sedangkan
berdasarkan Farmakope Indonesia % Rendamen aspirin tidak kurang
dari 99,5%, hal ini menunjukkan bahwa antara hasil yang didapatkan
pada praktikum dan literatur sudah sesuai.
Adapun manfaat dari aspirin yaitu sering digunakan sebagai
antiinflamasi, antipiretik, dan analgesik.
Metil salisilat adalah cairan berbau khas yang diperoleh dari
bagian tumbuh-tumbuhan seperti daun dan akar wangi. Metil salisilat
merupakan obat golongan NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory
Drugs) yang digunakan secara topical sebagai analgesik. Metil salisilat
berupa zat cair berwarna kuning kemerahan yang berada pada fase
organik (minyak). Metil salisilat diperoleh dari reaksi antara asam
salisilat dan metanol dengan bantuan katalis asam sulfat. melalui
pemanasan pada refluks.
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini yaitu ditimbang asam
salisilat sebanyak 3 gram dan masukkkan kedalam labu alas bulat.
Kemudian ditambahkan 12 mL metanol dan 2,6 mL asam sulfat pekat
berfungsi sebagai katalis yang sifatnya asam dan hanya untuk
mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasinya.
Penambahan asam sulfat ini dilakukan diawal atau terdahulu pada

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

percobaan ini bertujuan agar tidak terjadinya premature. Aduk


perlahan. Setelah itu dimasukkan batu didih yang bertujuan untuk
mengurangi letupan atau bumping saat campuran direfluks akibat
perbedaan titik didih reaktan. Pasangkan pada peralatan refluks, dan
panaskan pada pemanas mantel selama 2,5 jam Refluks ditujukan
untuk mempercepat terjadinya reaksi dengan pemanasan tanpa
mengurangi volume zat yang bereaksi, sebab pelarut yang menguap
dapat terkondensasi dengan adanya kondensor tegak pada rangkaian
refluks. Kemudian dinginkan dalam wadah berisi es dan ditambahkan
25 mL aquadest. Lalu dimasukkan kedalam corong pisah dan dikocok.
Setelah terbentuk larutan 2 fase, kemudian dipisahkan. Fase minyak
yang ada dicorong pisah ditambahkan 20 mL natrium bikarbonat,
kemudian dikocok Pisahkan lapisan natrium salisilat yang terbentuk
dan air yang tersisa. Sehingga yang tersisa hanya metil salisilat,
natrium salisilat terbentuk dari hasil reaksi antara natrium bikarbonat
dan salisilat yang berfungsi untuk menarik sisa air yang terdapat pada
sampel.
Adapun pada praktikum ini didapatkan volume metil salisilat
sebanyak 0,6 mL, berat hasil praktikum sebesar 0,702 gram, dan berat
teoritis sebesar 2,303 gram. Sehingga % Rendamen yang diperoleh
adalah 21,24%. Sedangkan berdasarkan Farmakope Indonesia %
Rendamen metil salisilat tidak kurang dari 98,05%, hal ini
menunjukkan bahwa antara hasil yang didapatkan pada praktikum dan
literatur kurang sesuai.
Rendahnya persen rendemen pada percobaan ini dapat
dibebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah katalisator,
suhu, pengadukan, maupun waktu reaksi. Apabila keempat faktor
tersebut belum diberikan secara optimal, maka reaksi esterifikasi tidak

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

akan berlangsung sempurna sehingga metil salisilat belum tersintesis


secara keseluruhan.

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yag telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa pada percobaan sintesis aspirin Berat teoritisnya
2, 608 gram, dengan % rendamen 108,128 %. Sedangkan pada
percobaan sintesis metil salisilat Berat teoritis percobaan sintesis
metil salisilat 2,203 gram, dengan % rendamen 37,176 %.
5.2 Saran
Adapun saran pada percobaan ini adalah sebaiknya asisten
selalu mendampingi saat praktikum berlangsung agar meminimalis
terjadinya kesalahan.

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2019, Penuntun dan Laporan Praktikum Kimia Sintesis, Fakultas


Farmasi Universitas Muslim Indonesia : Makassar.

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, Departemen


Kesehatan RI, Jakarta.

Freas, Raymond, 2016, Benzoic and Tolule Acid with Lower Alcohols,
Eschenbach Printing Company, Amsterdam.

Giuliano, R.M, 2014, Organic Chemistry Ninth Edition, Mc Graw Hill, New
York.

Hart, dkk, 2003, Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Kesebelas,
Erlangga : Jakarta.

Irwandi, Dedi, 2014, Experient’s of Organic Chemical, UIN Press : Jakarta.

Maharani, Hikmah Nurul, Zuliyana, Pembuatan Metil Ester (Biodiesel) dari


Minyak Dedak dan Metanol dengan Proses Esterifikasi dan
Transesterifikasi, 2010, Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro, Semarang.

Mycek, Mary, 2002, Farmakologi Ulasan Bergambar, Widya Medika:


Jakarta.

Riswiyanto, 2009, Kimia Organik, Erlangga : Jakarta.

Supardani, dkk, 2006, Perancangan Pabrik Asam Salisilat dari Phenol.


Jurusan Teknik Kimia, FTI Institut Teknologi Nasional, Bandung.

Thompson, Robert, 2008, Illustrated Guide to Home Chemistry


Experiment, O’Reilly Media Imc., USA.

Tjay Tan Hoan, dkk, 2002, Obat – Obat Penting, PT. Elex Media: Jakarta.

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

LAMPIRAN

Lampiran I. Skema Kerja

1. Sintesa Aspirin

3,0 gram asam salisilat (Erlenmeyer)

+ 7,5 mL asam asetat anhidrat


+ 3 tetes asam sulfat pekat
Dikocok hingga larut

Larutan asam salisilat

Panaskan dengan penangas air selama 10 menit


Dinginkan pada temperatur kamar

Kristal aspirin

Gores dinding Erlenmeyer dengan BTP


Masukkan dalam wadah berisi es
+ 25 mL aquadest
Saring dengan penyaring buchner

Kristal aspirin bebas dari pelarut

Pemurnian :

Kristal aspirin

+ 1-2 tetes FeCl3

Larutan merah hingga violet (positif fenol)

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

Rekristalisasi :

Kristal aspirin

+ 15 mL etanol
+ 35 mL aquadest
Panaskan

Kristal melebur panas

Saring
Dinginkan

Kristal aspirin

2. Sintesa Metil salisilat

3,0 gram asam salisilat (labu alas bulat)

+ 12 mL metanol
+ 2,6 mL asam sulfat pekat (secara hati-hati)
Aduk perlahan

Larutan asam salisilat

+ batu didih
Pasangkan pada peralatan refluks
Panaskan pada pemanasa mantel selama 2,5
jam
Dinginkan dalam wadah berisi es
+ 25 mL aquadest
Masukkan dalam corong pisah
Kocok
Larutan 2 fase

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

Pisahkan

Fase minyak (corong pisah)

+ 20 mL NaHCO3
Kocok
Pisahkan

Fase minyak (corong pisah)

+ 15 mL aquadest
Kocok
Pisahkan

Metil salisilat

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

Lampiran II. Perhitungan

1. Sintesa aspirin
- Berat hasil praktikum : 4,82 g -0,41 g
: 4,41 g
- Berat teoritis : mol aspirin = mol asam salisilat
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
: =
𝐵𝑀 𝐵𝑀
𝑥 3𝑔
: 180,16𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 = 138,12 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
540,48
: 138,12 = 3,913 𝑔𝑟
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
- % Rendamen : 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
4,41𝑔𝑟
: 3,913 𝑔𝑟 𝑥 100%

: 112,7 %
2. Sintesa metil salisilat
- Berat hasil praktikum : gram = BJ x Volume
= 1,17 g/mL x 0,6 mL
= 0,702 gram
- Berat teoritis : mol metil salisilat = mol asam salisilat
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
: =
𝐵𝑀 𝐵𝑀
𝑥 3 𝑔𝑟
: 152,15𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 = 138,12 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
456,45
: = 3,304 𝑔𝑟
138,12
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
- % Rendamen : 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0,702 𝑔
: 3,304 𝑔 𝑥 100%

: 21,24 %

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117
SINTESA ASPIRIN DAN METIL SALISILAT

Lampiran III. Gambar


A. ASPIRIN

Kertas saring Kristal aspirin Kristal aspirin


+ aspirin + FeCl3

JAHWIYANI MARYAM JAMILA ARIEF


15020170117

Anda mungkin juga menyukai