EDISI
REVISI
PEDOMAN
PENYUSUNAN DAN PENULISAN TUGAS AKHIR
SKRIPSI
PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI
S1 TELEVISI DAN FILM
televisi_film@isi.ac.id
KATA PENGANTAR
Buku Pedoman Penyusunan dan Penulisan Tugas Akhir Skripsi Program Sarjana S1
Prodi Televisi dan Film memuat panduan baku yang berlaku umum dalam penulisan skripsi,
namun juga memberikan panduan yang bersifat spesifik mengingat karakteristik perguruan
tinggi seni yang sarat dengan keluaran bersifat kekaryaan berbasis penelitian. Buku pedoman
ini diberlakukan seiring dengan penyesuaian kurikulum yang disesuaikan dengan nama prodi
televisi dan film sehingga wilayah penelitian dan penciptaan tidak hanya sebatas pada
program televisi namun juga lebih luas ke wilayah film baik fiksi maupun dokumenter.
Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak dalam usaha meningkatkan kualitas
skripsi baik yang bersifat penelitian/kajian dan penciptaan seni, dan hasil yang didapatkan
dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Saran dan kritik yang konstruktif sangat
diharapkan demi kesempurnaan buku ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
ii
5.3.2 Cara Penilaian .................................................................................. 16
5.3.3 Bobot Nilai ....................................................................................... 16
5.4 Perbaikan Skripsi dan Kelulusan Tugas Akhir ......................................... 16
5.5 Penundaan dan Pembatalan Hasil Ujian Skripsi ....................................... 16
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 42
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Skripsi merupakan tugas akhir karya ilmiah yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa
program studi S1 Televisi dan film, Jurusan Televisi ISI Yogyakarta sebagai salah satu syarat
untuk mengakhiri studi jenjang S1 serta syarat untuk mendapat gelar sarjana S1 Televisi dan
Film. Tugas akhir skripsi ini dapat berupa Penciptaan Seni dan Pengkajian Seni.
2
2.2 Tahapan Pelaksanaan Tugas Akhir
Penjelasan di bawah ini menggambarkan secara umum tahapan yang harus ditempuh
dalam tugas akhir skripsi. Penjelasan lebih rinci akan diuraikan dalam Bab III, Syarat dan
Aturan Pelaksanaan Tugas Akhir.
8. Pembimbingan Skripsi
Pembimbingan bisa segera dilakukan setelah Form-IV ditandatangani
pembimbing tugas akhir skripsi. Setiap pertemuan atau aktivitas pembimbingan wajib
dicatat dalam lembar konsultasi berupa Form-V (Kartu Konsultasi).
Penelitian/produksi baru dapat dilakukan setelah mahasiswa menyelesaikan penulisan
Bab III : Landasan Teori (skripsi Pengkajian Seni) atau Bab IV : Konsep Karya (skripsi
Penciptaan Seni). Kedua pembimbing akan menyatakan persetujuan penelitian/produksi
dalam bentuk penandatanganan Form-VI (Ijin Penelitian/produksi).
9. Laporan Kelayakan
Mahasiswa akan dinyatakan layak mengikuti ujian tugas akhir skripsi jika telah
menyelesaikan semua hal yang berkaitan dengan skripsi Penciptaan Seni/Pengkajian
Seni. Seluruh bab dalam penulisan telah diselesaikan dan dinyatakan dapat diterima
oleh dosen pembimbing, sedangkan karya seni sudah dalam status Final Mix dan siap
ditayangkan. Namun demikian, penentuan akhir apakah mahasiswa dianggap telah siap
mengikuti ujian tugas akhir berada di forum laporan kelayakan yang diselenggarakan
prodi 2 (dua) kali dalam satu semester. Dosen pembimbing akan menandatangani
Form-VII (Ijin Mengikuti Ujian Tugas Akhir) sebagai bukti jika mahasiswa
bersangkutan dinyatakan memenuhi syarat.
13. Perbaikan
Jika hasil ujian skripsi menyatakan ada perbaikan baik minor maupun mayor,
mahasiswa wajib melakukan pembimbingan kembali selama masa perbaikan diberikan.
Hasil perbaikan tidak mengubah nilai ujian, namun dapat menunda bahkan
membatalkan kelulusan jika kesempatan perbaikan yang diberikan tidak digunakan
sebagaimana mestinya. Skripsi yang telah diperbaiki dan mendapat persetujuan untuk
dijilid akan diparaf oleh seluruh tim penguji disertai keterangan Acc/Accord.
5
BAB III
SYARAT DAN ATURAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR
6
3.3 Syarat dan Aturan Pengajuan Judul Skripsi
1. Mahasiswa mengajukan satu judul tugas akhir skripsi baik Penciptaan Seni
maupun Pengkajian Seni kepada program studi. Judul skripsi Penciptaan Seni
setidaknya mengandung unsur bentuk karya, judul karya dan konsep yang
ditawarkan. Sedangkan judul skripsi Pengkajian Seni setidaknya mengandung
unsur topik penelitian, objek penelitian dan metode yang digunakan.
2. Judul skripsi disertai uraian yang merupakan gambaran umum konsep penciptaan
atau topik penelitian, alasan-alasan yang melatarbelakangi dan deskripsi
topik/konsep yang ditawarkan.
3. Diketik dengan huruf Times New Roman atau Book Antiqua ukuran 12, spasi 1,5,
jumlah paragraf bebas (1-2 halaman A4). Lembar pengajuan judul skripsi disertai
nama, NIM dan keterangan bentuk skripsi (skripsi Penciptaan Seni/skripsi
Pengkajian Seni).
4. Judul skripsi diserahkan kepada layanan akademik prodi disertai dokumen sebagai
berikut :
a. KRS Tugas Akhir.
b. Fotokopi Kartu Mahasiswa yang berlaku.
c. Transkrip Nilai.
d. Form-I (Keterangan Memenuhi Syarat Tugas Akhir).
5. Judul skripsi akan diseleksi oleh program studi untuk menentukan kelayakan. Hasil
seleksi judul skripsi akan diumumkan segera setelah rapat seleksi.
6. Judul skripsi dapat diajukan setiap bulan sekali dengan tanggal dan tenggat waktu
yang akan diatur dan diumumkan secara berkala prodi.
7. Bagi mahasiswa yang belum disetujui judul skripsinya, dapat mengajukan judul
baru pada bulan/periode berikutnya pada semester yang sama tanpa harus
melampirkan lagi KRS, Kartu Mahasiswa dan Form-I.
8. Bagi yang telah disetujui judul skripsinya, mahasiswa dapat melanjutkan tahapan
berikutnya berupa pembuatan proposal skripsi dengan judul tersebut. Bilamana
menginginkan judul baru dengan perubahan objek dan atau konsep serta metode,
mahasiswa wajib mengulang prosedur pengajuan judul skripsi.
9. Mahasiswa yang disetujui judul skripsinya akan menerima Form-II (Keterangan
Lolos Seleksi Judul Tugas Akhir).
8
minimum pertemuan bimbingan 10 (sepuluh) kali untuk setiap masing-masing
pembimbing.
6. Pembimbing memiliki wewenang untuk menentukan keberlanjutan setiap tahapan
dalam proses penciptaan dan penelitian.
7. Untuk memastikan kesiapan mahasiswa, penelitian dan produksi baru dapat
dilakukan setelah mahasiswa menyelesaikan penulisan Bab III : Landasan Teori
(skripsi Pengkajian Seni) atau Bab IV: Konsep Karya (skripsi Penciptaan Seni).
Kedua pembimbing akan menyatakan persetujuan penelitian/produksi dalam
bentuk penandatanganan Form-VI (Ijin Penelitian/Produksi).
8. Form-VI juga berfungsi administratif sebagai syarat meminta surat pengantar
penelitian/produksi yang ditandatangani Pembantu Dekan I Bidang Akademik
FSMR ISI Yogyakarta, sekaligus syarat peminjaman peralatan/pemakaian sarana-
prasarana yang berkaitan dengan tugas akhir mahasiswa bersangkutan.
10
e. Menyerahkan bukti-bukti publikasi dan pelaksanaan screening/penayangan
karya, presentasi/pemaparan hasil penelitian serta surat keterangan telah
melaksanakan screening/penayangan atau presentasi penelitian dari pihak
pengelola tempat penyelenggaraan.
7. Pelaksanaan ujian skripsi akan diumumkan dalam waktu yang tidak terlalu lama
setelah pendaftaran dilakukan. Prodi akan menyiapkan kebutuhan dasar ujian
skripsi seperti sarana-prasaran dan media presentasi.
8. Mahasiswa wajib datang setidak-tidaknya 30 (tiga puluh menit) sebelum
dimulainya ujian untuk mempersiapkan secara mandiri materi presentasi, bendel
skripsi, materi karya untuk diputar kembali, pemasangan poster di ruang ujian dan
kebutuhan/perlengkapan ujian lainnya.
9. Jika dibutuhkan perlengkapan yang bersifat khusus, mahasiswa dapat meminta
kepada bagian perlengkapan jurusan/prodi selambat-lambatnya 2 (dua) hari
sebelum jadwal ujian.
10. Mahasiswa wajib berpakaian rapi saat ujian skripsi, bagian atas putih dan bagian
bawah hitam serta memakai dasi.
Bentuk tugas akhir disesuaikan dengan konsentrasi yang telah dipilih mahasiswa yaitu
konsentrasi penciptaan dan konsentrasi pengkajian. Mahasiswa dengan konsentrasi
penciptaan menggunakan bentuk tugas akhir Skripsi Penciptaan Seni, sedangkan mahasiswa
yang memilih konsentrasi pengkajian akan menggunakan bentuk tugas akhir Skripsi
Pengkajian Seni.
12
4.1.2 Film Dokumenter
Bentuk karya dokumenter wajib menerapkan prinsip dan kaidah-kaidah dalam
dokumenter dengan pertanggungjawaban pada keseluruhan konsep perwujudan film
dalam lingkup seni dan estetika.
a. Objek film dokumenter dapat berupa hal apapun yang dianggap penting dan atau
menarik serta mempunyai nilai. Nilai dalam hal ini dapat berupa pesan inspiratif,
reflektif dan sebagainya. Namun sesuai dengan visi dan misi, pilihan objek film
dokumenter diharapkan masih mempunyai hubungan dan kaitan dengan budaya
Indonesia.
b. Objek film dokumenter yang dipilih dapat berupa objek baru namun juga
dimungkinkan objek yang sudah pernah diangkat sebelumnya. Jika bukan
merupakan objek baru, film statement, sudut pandang dan konsep perwujudan
wajib dibedakan dengan karya yang telah ada sebelumnya.
c. Mahasiswa dengan pilihan bentuk film dokumenter dapat memilih konsentrasi
pertanggungjawaban pada bentuk film dokumenter, genre film atau tipe/gaya film,
serta hal-hal lain yang termasuk dalam bagian proses perwujudan film dokumenter.
d. Tugas akhir skripsi Penciptaan Seni film dokumenter tidak dimungkinkan
dilakukan secara kolektif.
13
commercial break dengan durasi 30 menit atau 60 menit untuk jenis televisi publik
dan televisi komunitas.
BAB V
EVALUASI TUGAS AKHIR
14
5.1 Sidang Ujian Skripsi
1. Mahasiswa dapat mendaftar ujian skripsi apabila mendapat persetujuan dosen
pembimbing 1 & 2 yang dibuktikan dengan tandatangan Form-VII (Ijin Mengikuti
Ujian Tugas Akhir).
2. Mahasiswa diijinkan mengikuti ujian skripsi apabila progres tugas akhir yang
dilaporkan tim pembimbing dinyatakan layak diuji pada forum laporan kelayakan
yang diselenggarakan program studi sebelum musim ujian tugas akhir.
3. Ujian skripsi diselenggarakan 2 (dua) kali dalam satu semester
4. Penyelenggaraan ujian skripsi menjadi wewenang fakultas dilaksanakan oleh
masing-masing Program Studi dengan Surat Keputusan Dekan, dilampiri daftar
peserta ujian.
5. Ujian skripsi dilaksanakan selama 60 menit setiap mahasiswa.
15
penelitian dan kemampuan verbal.
16
BAB VI
PENULISAN TUGAS AKHIR
1. Halaman Sampul
Halaman sampul depan memuat tulisan : judul proposal skripsi Penciptaan
Seni, maksud proposal skripsi, lambang Institut Seni Indonesia Yogyakarta, nama
lengkap mahasiswa, nomor induk mahasiswa, lembaga (instansi) yang dituju dan
tahun penyelesaian proposal skripsi Penciptaan Seni.
a. Judul skripsi Penciptaan Seni dibuat singkat tetapi setidaknya mengandung
beberapa variabel seperti konsep, bentuk karya dan judul karya.
b. Maksud proposal skripsi Penciptaan Seni adalah untuk memenuhi
persyaratan tugas akhir S1 (Strata-satu) Program Studi Televisi dan Film.
c. Lambang Institut Seni Indonesia Yogyakarta, pola dasar berbentuk bulat
dengan ukuran garis tengah 5 cm.
d. Nama mahasiswa ditulis lengkap sesuai dengan nama ijazah yang digunakan
pada saat mendaftar ke Institut Seni Indonesia Yogyakarta (tidak boleh ada
singkatan) dan tidak boleh ada derajat kesarjanaan.
e. Lembaga yang dituju adalah Jurusan Televisi Fakultas Seni Media Rekam
Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
17
f. Tahun penyelesaian seminar proposal tugas akhir dan ditempatkan di bawah
tulisan Yogyakarta (kota tempat pelaksanaan).
2. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan memuat tulisan : "Proposal Skripsi ini telah diuji dan
dinyatakan lulus oleh Tim Penguji Proposal Tugas Akhir Jurusan
Televisi/Program Studi Televisi dan Film FSMR ISI Yogyakarta pada tanggal ....
(diisi tanggal seminar proposal tugas akhir)".
6. Objek Penciptaan
Bagian ini memuat uraian tentang hal-hal relevan yang digunakan sebagai
objek dalam penciptaan karya seni. Semua informasi yang berhubungan dengan
objek penciptaan dipaparkan secara lengkap namun ringkas. Bila perlu dituliskan
analisis singkat yang menyatakan hubungan antara objek penciptaan dan metode
serta bentuk yang akan digunakan. Sebagai contoh, Penyutradaraan film
dokumenter "Sihir Para Penabuh" dengan genre Potret, yaitu film dokumenter
18
yang menceritakan para drummer terkenal di dunia. Maka yang menjadi objek
penciptaan adalah sosok para drummer tersebut beserta kehidupannya, bukan
tentang instrumen drum maupun bagaimana cara bermain drum.
Untuk penyutradaraan film fiksi maupun program cerita, termasuk di
dalamnya pendekatan-pendekatan khusus yang digunakan seperti penataan
sinematografi/videografi, editing dan sebagainya, perlu ditambahkan analisis
terhadap isi skenario itu sendiri sebagai bagian objek penciptaan.
7. Tinjauan Karya
Tinjauan karya memuat penjelasan tentang karya-karya seni sejenis yang
dijadikan acuan bagi karya seni yang akan diciptakan. Di dalam penjelasan
tersebut terkandung keterangan tentang bagian-bagian referensi yang menjadi
inspirasi penciptaan karya. Misalnya dari segi referensi sinematografi, cara
membangun adegan, cutting dan sebagainya.
8. Landasan Teori
Landasan teori merupakan pendukung penting bagi proses penciptaan
karya. Di dalam penciptaan karya, pengetahuan-pengetahuan dan teori-teori
diterapkan berdasar kesesuaian dengan konsep karya, sehingga karya yang
diciptakan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Landasan teori yang
berkaitan dengan aspek perwujudan diwajibkan menggunakan sumber-sumber
primer, dalam hal ini adalah buku referensi yang menjadi pegangan umum
pendidikan televisi dan film.
Landasan teori yang digunakan sebaiknya hanya yang benar-benar
berkaitan dan relevan dengan pokok bahasan dalam konsep utama, atau hal-hal
yang berhubungan dengan metode penciptaannya. Sebagai contoh, jika konsep
utama adalah tentang Sinematografi, landasan teori yang berhubungan dengan
bidang lain seperti Tata suara, editing, tata artistik dan sebagainya tidak
diperlukan meskipun dalam desain produksi juga disertakan konsep-konsep tata
suara, editing dan tata artistik. Contoh berikutnya, jika konsep utama adalah
dokumenter tipe performatif, landasan teori yang digunakan selain berhubungan
dengan dokumenter juga berhubungan dengan metode penciptaan untuk mencapai
aspek performatif misalnya penggunaan timelapse dan sebagainya.
9. Kerangka Konsep
Kerangka konsep memuat konsep utama yang secara estetika menjadi dasar
penciptaan karya seni tersebut. Konsep yang dimaksud diarahkan pada estetika
wujud/bentuk, estetika cara perwujudannya dan teknis perwujudan. Contohnya
adalah penyutradaraan film dokumenter "Sihir Para Penabuh" dengan genre
potret, penyutradaraan suara dengan gaya surealis pada film drama “Mencari
Tuhan”, penyutradaraan film komedi dengan strategi restricted-narration,
simbolisasi adegan perkelahian dalam koreografi film tari, simbolisasi suasana
sedih melalui komposisi gambar, penerapan jump-cut sebagai metode
mempercepat ritme adegan dan sebagainya. Kerangka konsep hanya memuat
19
konsep-konsep utama dan relevan dengan judul. Konsep-konsep lain yang
menjadi bagian unsur produksi televisi dan film cukup dituliskan dalam Desain
Produksi.
Teknis perwujudan memuat uraian tentang bagaimana cara perwujudannya
yang dijabarkan secara ilmiah atau berbasis keilmuan yang sesuai dengan masing-
masing bidang dengan pendekatan seni terapan. Sebagai contoh, untuk
mewujudkan konsep penyutradaraan suara dengan gaya surealis pada film drama
“Mencari Tuhan”, metode penciptaannya menggunakan teknik foley. Teknik foley
yang dilakukan yaitu dengan merekam suara kipas angin yang kemudian diatur
pitch-nya sampai serendah mungkin. Hasil suara yang didapatkan seperti suara
monster yang kemudian dijadikan suara dialog tokoh utama. Teknik ini kemudian
digunakan secara dominan atau menjadi bagian besar konsep
penyutradaraan/desain suaranya.
a. Desain Produksi
Desain Produksi adalah rancangan dasar karya seni yang bertujuan
untuk memberikan gambaran menyeluruh atas hasil yang harus dicapai atau
diwujudkan. Di dalam desain produksi juga dijabarkan secara singkat hal-hal
yang berkaitan dengan aspek kreatif, aspek teknis dan aspek manajerial.
Untuk mahasiswa yang berkonsentrasi pada pendekatan tertentu misalnya
hanya pada aspek sinematografi/videografi tetap harus membuat desain
produksi secara lengkap sebagai bagian dari indikator capaian pembelajaran,
kecuali jika bentuk karyanya adalah skenario. Format desain produksi akan
disesuaikan dengan batasan atau ruang lingkup produksi skenario.
Untuk bentuk karya Film, isi desain produksi antara lain : bentuk film
(fiksi/dokumenter), ide/gagasan, tema/topik, judul, durasi, sinopsis,
treatment, skenario (fiksi), analisis skenario (pesan, karakter, setting,
property, wardrobe), breakdown skenario, shotlist/storyboard, konsep
penyutradaraan, konsep artistik (setting, property, wardrobe), konsep
sinematografi, konsep editing, konsep tata suara serta konsep-konsep lainnya
yang diperlukan, alat-alat yang digunakan (equipment), perencanaan pemain
(casting) atau narasumber untuk film dokumenter, rencana anggaran
(budgeting), kerabat produksi (crew), alokasi waktu/jadwal kegiatan dan
sebagainya.
Untuk bentuk program televisi kurang lebih sama namun perlu
ditambahkan informasi kategori program (cerita atau non-cerita/jurnalistik),
jenis televisi (televisi publik, swasta lokal/nasional, komunitas,
berlangganan), nama program, isi, tujuan, format program, sub format
program, kategori produksi (studio/non-studio), narasumber (untuk program
20
yang mengunakan narasumber) dan rundown. Untuk kategori program non-
cerita, penyebutan skenario diganti dengan naskah.
b. Tahapan Penciptaan
Tahapan penciptaan mengacu pada terminologi umum dalam dunia
produksi televisi dan film yaitu Pra-Produksi, Produksi dan Pascaproduksi.
21
1. Halaman Sampul
Halaman sampul depan memuat tulisan : judul proposal skripsi Pengkajian
Seni, maksud proposal skripsi, lambang Institut Seni Indonesia Yogyakarta, nama
lengkap mahasiswa, nomor induk mahasiswa, lembaga (instansi) yang dituju dan
tahun penyelesaian proposal skripsi Pengkajian Seni.
a. Judul proposal skripsi Pengkajian Seni dibuat singkat tetapi jelas. Sebaiknya
judul menggambarkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti dan tidak
membuka peluang penafsiran berbeda dengan yang dimaksud peneliti. Judul
setidaknya mengandung beberapa variabel seperti topik penelitian, objek
penelitian dan metode yang digunakan.
b. Maksud proposal skripsi Pengkajian Seni adalah untuk memenuhi
persyaratan tugas akhir S1 (Strata-satu) Program Studi Televisi dan Film.
c. Lambang Institut Seni Indonesia Yogyakarta, pola dasar berbentuk bulat
dengan ukuran garis tengah 5 cm.
d. Nama mahasiswa ditulis lengkap sesuai dengan nama ijazah yang digunakan
pada saat mendaftar ke Institut Seni Indonesia Yogyakarta (tidak boleh ada
singkatan) dan tidak boleh ada derajat kesarjanaan.
e. Lembaga yang dituju adalah Program Studi Televisi dan Film, Jurusan
Televisi, Fakultas Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
f. Tahun penyelesaian seminar proposal tugas akhir dan ditempatkan di bawah
tulisan Yogyakarta (kota tempat pelaksanaan).
2. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan memuat tulisan : "Proposal Skripsi ini telah diuji dan
dinyatakan lulus oleh Tim Penguji Proposal Tugas Akhir Program Studi Televisi
dan Film FSMR ISI Yogyakarta pada tanggal .... (diisi tanggal seminar proposal
tugas akhir)".
3. Latar Belakang
Latar belakang skripsi mengandung uraian yang menjelaskan bahwa objek
penelitian tersebut menarik, orisinal dan layak untuk diteliti. “Menarik” dapat
diartikan bahwa objek yang hendak diteliti mempunyai berbagai prestasi, sangat
fenomenal, mapan, keberadaannya sudah diakui oleh masyarakat luas baik di
tingkat lokal, nasional maupun internasional.
“Orisinal” maksudnya objek penelitian ini sebelumnya belum pernah diteliti
orang lain. Kalau sudah ada peneitian sejenis, maka harus dikemukakan siapa
yang meneliti, pendekatan teori dan metode apa yang digunakan orang tersebut.
Dengan pemaparan masalah ini, maka secara tidak langsung si peneliti telah
menunjukkan kepada khalayak akademis bahwa penelitiannya berbeda dengan
penelitian yang dilakukan para peneliti sebelumnya.
“Layak” diteliti artinya objek yang hendak diteliti sangat penting untuk
keilmuan dan datanya tersedia lengkap. Peneliti harus dapat menjelaskan sasaran
yang akan diteliti. Sasaran penelitian adalah objek konkrit, bisa dihadapi secara
empiris.
22
4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berisi penjelasan tentang alasan-alasan apa yang
membuat penelitian tersebut menarik dan penting untuk diteliti. Di dalam
penjelasan harus dapat menguraikan kedudukan masalah dalam lingkup yang
lebih luas. Peneliti juga harus dapat memaparkan bagaimana ia memandang
masalah bertolak dari topik penelitian.
Peneliti juga harus dapat mengemukakan alasan-alasan kepantasan atau
kelayakan tentang objek dan masalah yang hendak diteliti, yang akan dicari
jawabannya melalui penelitian.
Di dalam merumuskan masalah sebaiknya berupa pertanyaan atau
menggunakan kalimat tanya. Pertanyaan harus dibuat logis, jelas dan jawabannya
akan diwujudkan dalam penelitian kelak.
5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah sesuatu yang ingin dicapai dengan penelitian ini.
Tujuan harus diperjelas agar arah penelitian dapat mencapai sasaran yang
diharapkan. Deskripsi tujuan penelitian tergantung kepada kepentingan peneliti
masing-masing. Peneliti memaparkan hal-hal yang ingin dicapai melalui
penelitian tersebut. Jika pada dasarnya penelitian untuk mengumpulkan dan
menganalisa data, maka si peneliti hendaknya mengemukakan manfaat dan
analisis data.
Tujuan penelitian bisa dilihat dari sisi teoritis atau akademis atau praktis.
Sisi akademis terkait dengan manfaat penelitian bagi perkembangan keilmuan
sedangkan dari sisi praktis terkait dengan perkembangan keilmuan dan
masyarakat pada umumnya.
6. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka memuat uraian secara singkat dan sistematis dari berbagai
buku, hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian
yang akan dilaksanakan. Data atau fakta yang diungkapkan sejauh mungkin
diambil dari sumber primer (orisinal). Semua sumber yang digunakan harus
disebutkan namanya dan tahun penulisan atau penerbitnya. Di dalam bagian ini
peneliti perlu menguraikan isi buku dan penelitian-penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan pemecahan masalah dengan objek yang sama dengan karya
yang akan diteliti.
Sebutkan manfaat teori yang diambil untuk penelitian yang akan dilakukan.
Teori berfungsi sebagai alat pemecah masalah. Oleh karena itu, dalam
mempergunakan teori yang berasal dari disiplin ilmu televisi dan film yang
relevan dengan tujuan penelitian. Teori harus dijelaskan secara konsepsional dan
peneliti juga harus sudah memiliki gambaran cara mengoperasionalkannya.
23
7. Landasan Teori
Landasan teori adalah penjabaran teori-teori yang digunakan untuk
memecahkan masalah penelitian.
8. Metode Penelitian
Metode penelitian mengandung uraian tentang: Objek Penelitian, Teknik
Pengambilan Data, Analisa Data, Skema Penelitian.
a. Objek Penelitian
Menjelaskan tentang sesuatu yang dijadikan sebagai objek yang akan diteliti.
Objek ini harus diberi batasan supaya menjadi jelas ruang lingkupnya, lebih
fokus serta memungkinkan untuk dilaksanakan penelitiannya. Bagian ini juga
menjelaskan anggota dan jumlah populasi penelitian. Jika dari populasi
tersebut ditarik sampel maka perlu juga dijelaskan teknik pengambilan
sampelnya
b. Teknik Pengambilan Data
Menjelaskan bagaimana cara data penelitian hendak diambil. Ada banyak
metode yang bisa digunakan untuk mengambil data, misalnya observasi,
studi pustaka, dan wawancara. Teknik pengambilan data harus disesuaikan
dengan jenis dan sifat data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam satu
penelitian bisa digunakan beberapa teknik pengambilan data.
c. Skema Penelitian
Berisi bagan yang menjelaskan hubungan antar variabel (dan sub variabel)
penelitian beserta analisisnya. Hubungan tersebut dijelaskan dalam bentuk
skema yang menyatakan jenis data yang akan dicari dan bagaimana alur
analisisnya.
d. Analisis data
Memuat cakupan uraian tentang skema penelitian dan cara menganalisis data.
Pada tahapan ini dijelaskan metode analisis yang dipergunakan serta dasar
teorinya. Dalam hal ini dapat dipergunakan metode kuantitatif maupun
kualitatif. Metode yang dipilih tergantung pada tujuan penelitian dan jenis
data.
9. Daftar Referensi
Daftar Referensi terdiri atas Daftar Pustaka, Daftar Artikel Jurnal, Daftar
Artikel Majalah, Daftar Artikel Koran, Daftar Skripsi, Tesis, atau Disertasi,
Daftar Makalah konferensi, Daftar Website, Email/Wawancara, dan Daftar
Sumber audio-visual.
Daftar pustaka disebut juga kepustakaan atau Bibliography. Daftar pustaka
hanya memuat pustaka yang diacu dalam penciptaan karya karena bahan pustaka
itu merupakan penunjang kegiatan penciptaan karya. Daftar pustaka berisi semua
sumber rujukan tertulis berupa buku-buku teori dan karangan lain yang relevan.
Selain itu karangan-karangan yang berasal dari media massa cetak pun bisa
dimasukkan. Perlu diingat bahwa “diktat kuliah” tidak bisa dirujuk sebagai
referensi, karena diktat kuliah belum dipublikasikan. Cara penulisan daftar
24
pustaka, buku, laporan penelitian, majalah, surat kabar, jurnal, tabloid, tesis,
skripsi, makalah, novel, katalog mengacu pada panduan rujukan (sitasi) yang ada
pada bagian Penulisan Pustaka Referensi.
A. BAGIAN AWAL
Bagian ini terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, halaman
pengesahan, halaman pernyataan, halaman persembahan (bila perlu), kata
pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel (bila ada), daftar istilah (bila
ada), daftar singkatan (bila ada), daftar lampiran (bila ada).
2. Halaman Judul
Halaman Judul memuat tulisan sama dengan halaman sampul depan
tetapi ditulis pada kertas putih HVS 80 gram, dengan logo Institut Seni
Indonesia Yogyakarta dengan diameter 5 cm.
25
3. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan memuat tulisan : "Skripsi ini telah diuji dan
dinyatakan lulus oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Televisi dan
Film pada tanggal .... (diisi tanggal ujian)".
Selain itu juga memuat tanda tangan, nama lengkap, dan NIP (jika ada)
Pembimbing 1, Pembimbing 2, Penguji Ahli, Ketua Jurusan/Ketua Program
Studi dan Dekan. Latar belakang halaman pengesahan juga disertakan logo
air (watermark) lambang Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan diameter
7 cm, berwarna kuning dan diletakkan tepat di tengah halaman.
4. Halaman Pernyataan
Berisi pernyataan orisinalitas pencipta karya bahwa karya seni yang
dibuat adalah karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain dan lembar
pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah untuk kepentingan akademis.
Pernyataan ini ditandatangani di atas materai yang berlaku.
5. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi uraian singkat maksud penciptaan karya seni,
penjelasan-penjelasan dan ucapan terima kasih. Paparan mutlak
menggunakan bahasa Indonesia baku dengan gaya bahasa formal (ilmiah)
dan ditulis tidak lebih dari dua halaman.
6. Daftar Isi
Daftar Isi memuat judul karya, sub judul karya, anak sub judul karya
yang memberikan gambaran keseluruhan isi penciptaan karya seni. Daftar isi
akan menjadi petunjuk bagi para pembaca jika ingin mengetahui isi setiap
bab atau sub judul. Penulisan daftar isi tertulis urutan nama judul, sub judul
dan anak sub judul, harus disertai dengan nomor halamannya secara jelas.
7. Daftar Gambar
Gambar meliputi foto, screenshot, ilustrasi, sketsa, grafik, diagram,
peta, skema dan sebagainya kecuali tabel. Setiap gambar diberi nama gambar
serta diberi nomor urut. Gambar-gambar sedapat mungkin hanya menyajikan
satu macam fakta atau serangkaian fakta-fakta yang sejenis. Daftar gambar
dibuat jika dalam laporan tertulis terdapat empat gambar atau lebih yang
berisi urutan judul gambar beserta nomor halaman dan letak gambar.
8. Daftar Tabel
Tabel mempunyai fungsi khusus sebagai sajian data kepada
pembacanya. Tabel adalah suatu bentuk penyajian yang ringkas dan kompak,
hubungan antara variabel-variabel ditunjukkan dengan jelas tanpa
memerlukan keterangan-keterangan lain dalam teks. Data yang disajikan
dalam tabel tidak boleh menyulitkan pembaca dalam menangkap dan
26
menginterpretasi. Setiap Tabel diberi nomor secara berurutan. Daftar tabel
berisi nomor urut dan judul tabel beserta nomor halaman letak tabel. Tabel
yang tidak begitu relevan dengan pokok persoalan yang sedang
diperbincangkan, apabila masih dirasa perlu untuk dimuat dalam laporan,
maka tabel tersebut harus ditempatkan di bagian lampiran. Apabila tabel
dirasa sangat perlu dan relevan dengan pokok persoalan, maka tabel tersebut
diletakkan di bagian teks yang terkait langsung dengan pokok pembahasan.
9. Daftar Diagram
Diagram merupakan bentuk penyajian data selain tabel yaitu dengan
gambar, antara lain berupa diagram batang, diagram lingkaran, diagram
simbol, dan lain-lain.
Setiap diagram diberi nomor secara berurutan. Daftar diagram berisi
nomor urut dan judul diagram beserta nomor halaman letak diagram.
Diagram yang tidak begitu relevan dengan pokok persoalan yang sedang
diperbincangkan, apabila masih dirasa perlu untuk dimuat dalam laporan,
maka diagram tersebut harus ditempatkan di bagian lampiran.
27
Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan diketik spasi satu.
Biasanya abstrak terdiri dari tiga alinea, panjangnya kurang lebih ½ halaman
A4 (tidak lebih dari 250 kata). Kata kunci dicantumkan di bawah abstrak dan
berjumlah tidak lebih dari tiga kata.
B. BAGIAN ISI
Bagian ini memuat bab-bab: Pendahuluan, Objek Penciptaan, Landasan
Teori dan Konsep Karya, Pembahasan Karya, Kesimpulan Saran.
1. BAB 1 : Pendahuluan
Bab pendahuluan memuat: latar belakang penciptaan, ide penciptaan,
tujuan dan manfaat, tinjauan karya, landasan teori, kerangka konsep, metode
penciptaan.
d. Tinjauan Karya
Tinjauan karya memuat penjelasan tentang karya-karya seni
sejenis yang dijadikan acuan bagi karya seni yang akan diciptakan. Di
dalam penjelasan tersebut terkandung keterangan tentang bagian-bagian
referensi yang menjadi inspirasi penciptaan karya. Misalnya dari segi
pengambilan gambar, cara membangun adegan, dan sebagainya.
28
Tinjauan karya juga memuat hal-hal yang membedakan karya-
karya yang hendak diciptakan dengan karya referensi untuk
menunjukkan orisinalitas karya.
a. Objek Penciptaan
Bagian ini memuat uraian tentang hal-hal relevan yang digunakan
sebagai objek dalam penciptaan karya seni. Semua informasi yang
berhubungan dengan objek penciptaan dipaparkan secara lengkap namun
ringkas. Sebagai contoh, Penyutradaraan film dokumenter "Sihir Para
Penabuh" dengan genre Potret, yaitu film dokumenter yang
menceritakan para drummer terkenal di dunia. Maka yang menjadi objek
penciptaan adalah sosok para drummer tersebut beserta kehidupannya,
bukan tentang instrumen drum maupun bagaimana cara bermain drum.
29
utama adalah dokumenter tipe performatif, landasan teori yang digunakan
selain berhubungan dengan dokumenter juga berhubungan dengan metode
penciptaan untuk mencapai aspek performatif misalnya penggunaan
timelapse dan sebagainya.
a. Konsep Penciptaan
Penjelasan konsep memuat konsep utama yang secara estetika
menjadi dasar penciptaan karya seni tersebut. Konsep yang dimaksud
diarahkan pada estetika wujud/bentuk, estetika cara perwujudannya dan
teknis perwujudan. Contohnya adalah penyutradaraan film dokumenter
"Sihir Para Penabuh" dengan genre Potret, penyutradaraan suara dengan
gaya surealis pada film drama “Mencari Tuhan”, penyutradaraan film
komedi dengan strategi restricted-narration, simbolisasi adegan
perkelahian dalam koreografi film tari, simbolisasi suasana sedih melalui
komposisi gambar, penerapan jump-cut sebagai metode mempercepat
ritme adegan dan sebagainya. Kerangka konsep hanya memuat konsep-
konsep utama dan relevan dengan judul. Konsep-konsep lain yang
menjadi bagian unsur produksi televisi dan film cukup dituliskan dalam
Desain Produksi.
Teknis perwujudan memuat uraian tentang bagaimana cara
perwujudannya yang dijabarkan secara ilmiah atau berbasis keilmuan
yang sesuai dengan masing-masing bidang dengan pendekatan seni
terapan. Sebagai contoh, untuk mewujudkan konsep penyutradaraan
suara dengan gaya surealis pada film drama “Mencari Tuhan”, metode
penciptaannya menggunakan teknik foley. Teknik foley yang dilakukan
yaitu dengan merekam suara kipas angin yang kemudian diatur pitch-nya
sampai serendah mungkin. Hasil suara yang didapatkan seperti suara
monster yang kemudian dijadikan suara dialog tokoh utama. Teknik ini
kemudian digunakan secara dominan atau menjadi bagian besar konsep
penyutradaraan/desain suaranya.
b. Desain Produksi
Desain Produksi adalah rancangan dasar karya seni yang bertujuan
untuk memberikan gambaran menyeluruh atas hasil yang harus dicapai
atau diwujudkan. Di dalam desain produksi juga dijabarkan secara
singkat hal-hal yang berkaitan dengan aspek kreatif, aspek teknis dan
aspek manajerial. Untuk mahasiswa yang berkonsentrasi pada
pendekatan tertentu misalnya hanya pada aspek sinematografi/videografi
tetap harus membuat desain produksi secara lengkap sebagai bagian dari
indikator capaian pembelajaran, kecuali jika bentuk karyanya adalah
30
skenario. Format desain produksi akan disesuaikan dengan batasan atau
ruang lingkup produksi skenario.
Untuk bentuk karya film, isi desain produksi antara lain : bentuk
film (fiksi/dokumenter), ide/gagasan, tema/topik, judul, durasi, sinopsis,
treatment, skenario (fiksi), analisis skenario (pesan, karakter, setting,
property, wardrobe), breakdown skenario, shotlist/storyboard, konsep
penyutradaraan, konsep artistik (setting, property, wardrobe), konsep
sinematografi, konsep editing, konsep tata suara serta konsep-konsep
lainnya yang diperlukan, alat-alat yang digunakan (equipment),
perencanaan pemain (casting) atau narasumber untuk film dokumenter,
rencana anggaran (budgeting), kerabat produksi (crew), alokasi
waktu/jadwal kegiatan dan sebagainya.
Untuk bentuk program televisi kurang lebih sama namun perlu
ditambahkan informasi kategori program (cerita atau non-
cerita/jurnalistik), jenis televisi (televisi publik, swasta lokal/nasional,
komunitas, berlangganan), nama program, isi, tujuan, format program,
sub format program, kategori produksi (studio/non-studio), narasumber
(untuk program yang mengunakan narasumber) dan rundown. Untuk
kategori program non-cerita, penyebutan skenario diganti dengan
naskah.
b. Pembahasan Karya
Ini adalah bagian pokok dari seluruh pertanggungjawaban yang
dilakukan. Pada bagian ini dipaparkan seluruh konsep penciptaan yang
terwujud secara kongkrit dalam karya seni. Mahasiswa akan
mempertanggungjawabkan alasan-alasan ilmiah atas upaya kreatif yang
dilakukan dalam rangka mewujudkan konsep. Perwujudan karya seni
diuraikan dan dijelaskan secara deskriptif, disertai analisis yang
berhubungan dengan teori dasar.
Lingkup pertanggungjawaban disesuaikan dengan konsep utama
itu sendiri dan dengan desain produksi. Sebagai contoh, untuk
31
mempertanggungjawabkan konsep "Penerapan Jump-cut sebagai metode
mempercepat ritme adegan", dijelaskan bahwa pada adegan memilih
pakaian dengan durasi shot panjang dipotong secara sengaja pada ruang
dan waktu yang sama, saat si tokoh sedang mengamati baju yang ia
kenakan di depan cermin. Efek yang ditimbulkan oleh pemotongan
jumping berkali-kali tersebut membuat durasi shot menjadi lebih pendek.
Faktor berikutnya adalah pergantian gambar yang tiba-tiba
mengakibatkan perhatian penonton semakin intens (harus bisa
dibuktikan dengan teori, tidak boleh berupa opini) sehingga secara
psikologis penonton akan merasa perjalanan waktu filmisnya menjadi
lebih cepat.
Apabila terdapat gambar dalam pembahasan, maka gambar harus
diletakkan sedekat-dekatnya dengan uraian bila merupakan bagian dari
bahan kajian.
C. BAGIAN AKHIR
Bagian akhir terdiri dari daftar referensi dan lampiran.
1. Daftar Referensi
Daftar Referensi terdiri atas Daftar Pustaka, Daftar Artikel Jurnal,
Daftar Artikel Majalah, Daftar Artikel Koran, Daftar Skripsi, Tesis, atau
Disertasi, Daftar Makalah konferensi, Daftar Website,
Email/Wawancara, dan Daftar Sumber audio-visual.
Daftar pustaka disebut juga kepustakaan atau Bibliography. Daftar
pustaka hanya memuat pustaka yang diacu dalam penciptaan karya
karena bahan pustaka itu merupakan penunjang kegiatan penciptaan
karya. Daftar pustaka berisi semua sumber rujukan tertulis berupa buku-
buku teori dan karangan lain yang relevan. Selain itu karangan-karangan
32
yang berasal dari media massa cetak pun bisa dimasukkan. Perlu diingat
bahwa “diktat kuliah” tidak bisa dirujuk sebagai referensi, karena diktat
kuliah belum dipublikasikan. Cara penulisan daftar pustaka, buku,
laporan penelitian, majalah, surat kabar, jurnal, tabloid, tesis, skripsi,
makalah, novel, katalog mengacu pada panduan penulisan rujukan
(sitasi) Chicago-Style yang ada pada laman :
http://www.chicagomanualofstyle.org/tools_citationguide.html, atau
seperti yang telah dicontohkan pada bagian Penulisan Pustaka Referensi.
2. Lampiran
Lampiran berisi bahan-bahan dan atau dokumentasi segala
aktivitas yang berhubungan dengan penciptaan karya seni. Lampiran
yang bersifat administratif antara lain Form-I s.d VII, sedangkan Form
VIII tidak diletakkan dalam lampiran karena harus diletakkan di bagian
awal setelah halaman pengesahan. Selain itu juga dapat dilampirkan
dokumen perijinan, dokumen publikasi screening dan dokumen
administratif lainnya.
Lampiran lain yang penting adalah skenario bagi karya film fiksi
dan program cerita (dengan pendekatan selain penulisan skenario),
breakdown dan sub-breakdown skenario, editing script dan rundown
bagi karya film dokumenter dan program non-cerita lainnya (dokumenter
televisi, features, video musik, talkshow, variety-show), transkrip
wawancara (bagi program film dokumenter, dokumenter televisi dan
features serta dokumen lain yang bersifat mendukung aktivitas
penciptaan selain dokumen konsep seperti yang terdapat pada Desain
Produksi. Bagi penciptaan karya seni dengan pendekatan penulisan
skenario, skenario tidak dimasukkan dalam lampiran melainkan dijilid
terpisah dari pertanggungjawaban karya seni.
Lampiran lain yang harus disertakan adalah dokumentasi aktivitas
penciptaan yang menggambarkan setiap tahapan penciptaan karya seni.
A. BAGIAN AWAL
Bagian ini terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, halaman
pengesahan, halaman pernyataan, halaman persembahan (bila perlu), kata
pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel (bila ada), daftar istilah (bila
ada), daftar singkatan (bila ada), daftar lampiran (bila ada).
2. Halaman Judul
Halaman Judul memuat tulisan sama dengan halaman sampul depan
tetapi ditulis pada kertas putih HVS 80 gram, dengan logo Institut Seni
Indonesia Yogyakarta dengan diameter 5 cm.
3. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan memuat tulisan : "Skripsi ini telah diuji dan
dinyatakan lulus oleh Tim Penguji Tugas Akhir Jurusan Televisi/Program
Studi Televisi dan Film pada tanggal .... (diisi tanggal ujian)".
Selain itu juga memuat tanda tangan, nama lengkap, dan NIP (jika ada)
Pembimbing 1, Pembimbing 2, Penguji Ahli, Ketua Jurusan/Ketua Program
Studi dan Dekan. Latar belakang halaman pengesahan juga disertakan logo
air (watermark) lambang Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan diameter
7 cm, berwarna kuning dan diletakkan tepat di tengah halaman.
4. Halaman Pernyataan
Berisi pernyataan orisinalitas pencipta karya bahwa karya seni yang
dibuat adalah karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain dan lembar
pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah untuk kepentingan akademis.
Pernyataan ini ditandatangani di atas materai yang berlaku.
5. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi uraian singkat tentang maksud penelitian,
penjelasan-penjelasan dan ucapan terima kasih. Paparan mutlak
34
menggunakan bahasa Indonesia baku dengan gaya bahasa formal (ilmiah)
dan ditulis tidak lebih dari dua halaman.
6. Daftar Isi
Daftar Isi memuat judul penelitian, sub judul penelitian, anak sub judul
penelitian yang memberikan gambaran keseluruhan isi penelitian. Daftar isi
akan menjadi petunjuk bagi para pembaca jika ingin mengetahui isi setiap
bab atau sub judul. Penulisan daftar isi tertulis urutan nama judul, sub judul
dan anak sub judul, harus disertai dengan nomor halamannya secara jelas.
7. Daftar Gambar
Gambar meliputi foto, screenshot, ilustrasi, sketsa, grafik, diagram,
peta, skema dan sebagainya kecuali tabel. Setiap gambar diberi nama gambar
serta diberi nomor urut. Gambar-gambar sedapat mungkin hanya menyajikan
satu macam fakta atau serangkaian fakta-fakta yang sejenis. Daftar gambar
dibuat jika dalam laporan tertulis terdapat empat gambar atau lebih yang
berisi urutan judul gambar beserta nomor halaman dan letak gambar.
8. Daftar Tabel
Tabel mempunyai fungsi khusus sebagai sajian data kepada
pembacanya. Tabel adalah suatu bentuk penyajian yang ringkas dan kompak,
hubungan antara variabel-variabel ditunjukkan dengan jelas tanpa
memerlukan keterangan-keterangan lain dalam teks. Data yang disajikan
dalam tabel tidak boleh menyulitkan pembaca dalam menangkap dan
menginterpretasi. Setiap Tabel diberi nomor secara berurutan. Daftar tabel
berisi nomor urut dan judul tabel beserta nomor halaman letak tabel. Tabel
yang tidak begitu relevan dengan pokok persoalan yang sedang
diperbincangkan, apabila masih dirasa perlu untuk dimuat dalam laporan,
maka tabel tersebut harus ditempatkan di bagian lampiran. Apabila tabel
dirasa sangat perlu dan relevan dengan pokok persoalan, maka tabel tersebut
diletakkan di bagian teks yang terkait langsung dengan pokok pembahasan.
9. Daftar Diagram
Diagram merupakan bentuk penyajian data selain tabel yaitu dengan
gambar, antara lain berupa diagram batang, diagram lingkaran, diagram
simbol, dan lain-lain.
Setiap diagram diberi nomor secara berurutan. Daftar diagram berisi
nomor urut dan judul diagram beserta nomor halaman letak diagram.
Diagram yang tidak begitu relevan dengan pokok persoalan yang sedang
diperbincangkan, apabila masih dirasa perlu untuk dimuat dalam laporan,
maka diagram tersebut harus ditempatkan di bagian lampiran.
35
10. Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor urut dan judul lampiran beserta nomor
halaman letak judul lampiran. Lampiran diletakkan di halaman berikutnya
setelah daftar pustaka.
B. BAGIAN ISI
Bagian isi merupakan bagian utama dari skripsi yang terbagi atas: Bab I
Pendahuluan, Bab II Objek Penelitian, Bab III Landasan Teori, Bab IV
Pembahasan Hasil Penelitian, Bab V Penutup (Kesimpulan dan Saran)
1. BAB I : Pendahuluan
Bab pendahuluan isinya sama dengan proposal (penjelasan mengenai
isi bagian-bagiannya, silakan melihat penjelasan tentang penulisan proposal
skripsi Pengkajian Seni), kecuali bagian landasan teori ditulis menjadi bab
yang tersendiri yaitu Bab III.
36
2. BAB II : Objek Penelitian
Bab ini menguraikan segala sesuatu mengenai objek penelitian yang
terkait dengan masalah penelitian, misalnya sejarah, latar belakang
keberadaan objek, jenis-jenis atau klasifikasi objek.
5. BAB V : Penutup
Bab Penutup berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran ditulis
secara terpisah. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat dari
hasil penjabaran penelitian dan analisis atau jawaban dari permasalahan.
Saran dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan peneliti,
ditujukan kepada peneliti lain dalam bidang sejenis, bila ingin
mengembangkan penelitian yang sudah terlaksana. Saran boleh dibuat boleh
tidak karena bukan suatu keharusan.
C. BAGIAN AKHIR
Bagian akhir terdiri dari: daftar sumber rujukan dan lampiran.
1. Daftar Referensi
Daftar Referensi terdiri atas Daftar Pustaka, Daftar Artikel Jurnal,
Daftar Artikel Majalah, Daftar Artikel Koran, Daftar Skripsi, Tesis, atau
Disertasi, Daftar Makalah konferensi, Daftar Website, Email/Wawancara,
dan Daftar Sumber audio-visual.
Daftar pustaka disebut juga kepustakaan atau Bibliography. Daftar
pustaka hanya memuat pustaka yang diacu dalam penciptaan karya karena
bahan pustaka itu merupakan penunjang kegiatan penciptaan karya. Daftar
pustaka berisi semua sumber rujukan tertulis berupa buku-buku teori dan
karangan lain yang relevan. Selain itu karangan-karangan yang berasal dari
media massa cetak pun bisa dimasukkan. Perlu diingat bahwa “diktat kuliah”
37
tidak bisa dirujuk sebagai referensi, karena diktat kuliah belum
dipublikasikan. Cara penulisan daftar pustaka, buku, laporan penelitian,
majalah, surat kabar, jurnal, tabloid, tesis, skripsi, makalah, novel, katalog
mengacu pada panduan penulisan rujukan (sitasi) Chicago-Style yang ada
pada laman : http://www.chicagomanualofstyle.org/tools_citationguide.html,
atau seperti yang telah dicontohkan pada bagian Penulisan Pustaka Referensi.
2. Lampiran
Lampiran berisi bahan-bahan dan atau dokumentasi segala aktivitas
yang berhubungan dengan penelitian. Lampiran yang bersifat administratif
antara lain Form-I s.d VII. Selain itu juga dapat dilampirkan dokumen
perijinan, dokumen publikasi seminar dan dokumen administratif lainnya.
Lampiran lain yang penting adalah data-data yang berhubungan dengan
hasil penelitian seperti kuisioner, statistik dan sebagainya. Selain itu juga
dapat dilampirkan dokumentasi aktivitas penelitian yang menggambarkan
setiap tahapan skripsi Pengkajian Seni.
1. Satu Pengarang
C: (Doniger 1999, 65)
D: Doniger, Wendy. Splitting the Difference. Chicago: University of Chicago
Press, 1999.
2. Dua Pengarang
C: (Cowlishaw and Dunbar 2000, 104-7)
D: Cowlishaw, Guy, dan Robin Dunbar. Primate Conservation Biology. Chicago:
University of Chicago Press, 2000.
38
D: Lattimore, Richmond, terj. The Iliad of Homer. Chicago: University of
Chicago Press, 1951.
7. Pengantar di buku
C: (Rieger 1982, xx-xxi)
D: Rieger, James. Introduction to Frankenstein; or, The Modern Prometheus, oleh
Mary Wollstonecraft Shelley, xi – xxxvii. Chicago: University of Chicago Press
1982
8. Buku elektronik
C: (Kurland and Lerner 1987)
D: Kurland, Philip B., dan Ralph Lerner, eds. The Founders Contitution.
Chicago: University of Chicago Press, 1987. http://press-
pubs.uchicago.edu/founders/. Juga tersedia dalam bentuk cetak dan CD-ROM.
39
12. Artikel Koran
C: (Niederkorn 2002)
D: Niederkorn, William S. “A Scholar Recants on His ‘Shakespeare’ Discovery.”
New York Times, 20 Juni, 2002, Arts section, Midwest edition.
16. Website
C: (Evanston Public Library Broad of Trustees)
D: Evanston Public Library Broad of Trustees. “Evanston Public Library Stategic
Plan, 2000 -2010: A Decade of Outreach.” Evanston Public Library.
http://www.epl.org/library/strategic -plan-00.html (diakses 1 Juni 2005).
18. Email
D: John Doe, email pada penulis, 31 Oktober, 2005
6.3.2 Kertas
Spesifikasi kertas yang digunakan adalah :
Jenis : HVS
Warna : Putih polos
40
Berat : 80 gram
Ukuran : A4 (21,5cm x 29,7cm)
6.3.3 Pengetikan
Ketentuan pengetikan adalah sebagai berikut
a. Pencetakan dilakukan pada satu sisi kertas (single side)
b. Posisi penempatan teks pada tepi kertas
Batas kiri : 4 cm
Batas kanan : 3 cm
Batas atas : 4 cm
Batas bawah : 3 cm
c. Huruf yang digunakan adalah Times New Roman 12 poin dan diketik rapi
(rata kiri-align left atau rata kiri kanan-justify)
d. Pengetikan dilakukan degan spasi 1,5
e. Huruf yang tercetak dari printer harus berwarna hitam dan seragam.
6.4 BAHASA
6.4.1 Bahasa yang dipakai
Bahasa yang dipakai ialah bahasa Indonesia yang baku (ada subjek dan predikat,
dan supaya lebih sempurna ditambah dengan objek keterangan).
41
6.4.3 Istilah
Istilah yang dipakai ialah istilah Indonesia atau yang sudah diindonesiakan. Jika
harus memakai istilah asing, ketiklah dengan huruf miring (italic).
6.4.4 Ejaan
Ejaan yang digunakan adalah Ejaan Yang Disempurnakan.
42
LAMPIRAN
43