05 Artikel Untoro Revisi PDF
05 Artikel Untoro Revisi PDF
The use of plastic and goods made of plastic have been rising in day to day. Increasing use of plastics is a
consequence of the development of technology, industry and population. On one hand, the invention of
plastic has a remarkable positive impact, because it has many advantages compared to other materials. But
on the other hand, the plastic waste has negative impact that too worried, so its solutions need to be looked
for.
One of the alternative handling of plastic waste that currently extensively researched and developed is
converting plastic waste into fuel. Converting plastic waste into fuel oil can be done with cracking process.
There are three kinds of process that is hydro cracking, thermal cracking and catalytic cracking. Fuel oil
produced from the cracking of plastic waste depending on the plastic type, cracking process used , catalyst
type, pyrolisis temperature and condenser temperature.
Kata kunci: plastic, fuel, hydrocracking, thermal cracking, catalytic cracking
Di satu sisi penemuan plastik ini hanya mengubah sampah plastik langsung
mempunyai dampak positif yang luar biasa, menjadi plastik lagi. Dengan cara ini dua
karena plastik memiliki keunggulan- permasalahan penting bisa diatasi, yaitu
keunggulan dibanding material lain. Tetapi di bahaya menumpuknya sampah plastik dan
sisi lain, sampah plastik juga mempunyai diperolehnya kembali bahan bakar minyak
dampak negatif yang cukup besar. yang merupakan salah satu bahan baku
Keunggulan plastik dibanding material lain plastik. Teknologi untuk mengkonversi
diantaranya kuat, ringan, fleksibel, tahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak
karat, tidak mudah pecah, mudah diberi yaitu dengan proses cracking (perekahan). Di
warna, mudah dibentuk, serta isolator panas sini akan dikaji penelitian-penelitian yang
dan listrik yang baik. Sedangkan plastik yang berhubungan dengan teknologi tersebut.
sudah menjadi sampah akan berdampak Dengan kajian ini akan diketahui berbagai
negatif terhadap lingkungan maupun metode pengolahan sampah plastik menjadi
kesehatan manusia. minyak, material yang dapat membantu
Sampah plastik akan berdampak proses pengolahan sampah plastik menjadi
negatif terhadap lingkungan karena tidak minyak dan penerapannya sebagai bahan
dapat terurai dengan cepat dan dapat bakar mesin.
menurunkan kesuburan tanah. Sampah plastik
yang dibuang sembarangan juga dapat LANDASAN TEORI
menyumbat saluran drainase, selokan dan Jenis-jenis Plastik
sungai sehingga bisa menyebabkan banjir. Plastik adalah salah satu jenis
Sampah plastik yang dibakar bisa makromolekul yang dibentuk dengan proses
mengeluarkan zat-zat yang berbahaya bagi polimerisasi. Polimerisasi adalah proses
kesehatan manusia. penggabungan beberapa molekul sederhana
Semakin meningkatnya sampah (monomer) melalui proses kimia menjadi
plastik ini akan menjadi masalah serius bila molekul besar (makromolekul atau polimer).
tidak dicari penyelesaiannya. Penanganan Plastik merupakan senyawa polimer yang
sampah plastik yang populer selama ini unsur penyusun utamanya adalah Karbon dan
adalah dengan 3R ( Reuse, Reduce, Recycle). Hidrogen. Untuk membuat plastik, salah satu
Reuse adalah memakai berulang kali barang- bahan baku yang sering digunakan adalah
barang yang terbuat dari plastik. Reduce Naphta, yaitu bahan yang dihasilkan dari
adalah mengurangi pembelian atau penyulingan minyak bumi atau gas alam.
penggunaan barang-barang dari plastik, Sebagai gambaran, untuk membuat 1 kg
terutama barang-barang yang sekali pakai. plastik memerlukan 1,75 kg minyak bumi ,
Recycle adalah mendaur ulang barang-barang untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya
yang terbuat dari plastik. maupun kebutuhan energi prosesnya (Kumar
Masing-masing penanganan sampah dkk., 2011).
tersebut di atas mempunyai kelemahan. Plastik dapat dikelompokkan menjadi
Kelemahan dari reuse adalah barang-barang dua macam yaitu thermoplastic dan
tertentu yang terbuat dari plastik, seperti termosetting. Thermoplastic adalah bahan
kantong plastik, kalau dipakai berkali-kali plastik yang jika dipanaskan sampai
akan tidak layak pakai. Selain itu beberapa temperatur tertentu, akan mencair dan dapat
jenis plastik tidak baik bagi kesehatan tubuh dibentuk kembali menjadi bentuk yang
apabila dipakai berkali-kali. Kelemahan dari diinginkan. Sedangkan thermosetting adalah
reduce adalah harus tersedianya barang plastik yang jika telah dibuat dalam bentuk
pengganti plastik yang lebih murah dan lebih padat, tidak dapat dicairkan kembali dengan
praktis. Sedangkan kelemahan dari recycle cara dipanaskan.
adalah bahwa plastik yang sudah didaur ulang Berdasarkan sifat kedua kelompok
akan semakin menurun kualitasnya. plastik di atas, thermoplastik adalah jenis
Alternatif lain penanganan sampah yang memungkinkan untuk didaur ulang.
plastik yang saat ini banyak diteliti dan Jenis plastik yang dapat didaur ulang diberi
dikembangkan adalah mengkonversi sampah kode berupa nomor untuk memudahkan
plastik menjadi bahan bakar minyak. Cara ini dalam mengidentifikasi dan penggunaannya
sebenarnya termasuk dalam recycle akan (lihat Gambar 1 dan Tabel 2).
tetapi daur ulang yang dilakukan adalah tidak
Daur ulang sampah plastik menjadi bahan bakar minyak dapat dilakukan
Daur ulang merupakan proses dengan proses cracking (perekahan).
pengolahan kembali barang-barang yang Cracking adalah proses memecah rantai
dianggap sudah tidak mempunyai nilai polimer menjadi senyawa dengan berat
ekonomis lagi melalui proses fisik maupun molekul yang lebih rendah. Hasil dari proses
kimiawi atau kedua-duanya sehingga cracking plastik ini dapat diguna sebagai
diperoleh produk yang dapat dimanfaatkan bahan kimia atau bahan bakar. Ada tiga
atau diperjualbelikan lagi. Daur ulang macam proses cracking yaitu hidro cracking,
(recycle) sampah plastik dapat dibedakan thermal cracking dan catalytic cracking
menjadi empat cara yaitu daur ulang primer, (Panda, 2011)
daur ulang sekunder, daur ulang tersier dan
daur ulang quarter. Daur ulang primer adalah Hidro cracking
daur ulang limbah plastik menjadi produk Hidro cracking adalah proses
yang memiliki kualitas yang hampir setara cracking dengan mereaksikan plastik dengan
dengan produk aslinya. Daur ulang cara ini hidrogen di dalam wadah tertutup yang
dapat dilakukan pada sampah plastik yang dilengkapi dengan pengaduk pada temperatur
bersih, tidak terkontaminasi dengan material antara 423 – 673 K dan tekanan hidrogen 3 –
lain dan terdiri dari satu jenis plastik saja. 10 MPa. Dalam proses hydrocracking ini
Daur ulang sekunder adalah daur ulang yang dibantu dengan katalis. Untuk membantu
menghasilkan produk yang sejenis dengan pencapuran dan reaksi biasanya digunakan
produk aslinya tetapi dengan kualitas di bahan pelarut 1-methyl naphtalene, tetralin
bawahnya. Daur ulang tersier adalah daur dan decalin. Beberapa katalis yang sudah
ulang sampah plastik menjadi bahan kimia diteliti antara lain alumina, amorphous silica
atau menjadi bahan bakar. Daur ulang quarter alumina, zeolite dan sulphate zirconia.
adalah proses untuk mendapatkan energi yang Penelitian tentang proses hydrocracking
terkandung di dalam sampah plastik (Kumar ini antara lain telah dilakukan oleh
dkk., 2011). Perbandingan energi yang Rodiansono (2005) yang melakukan
terkandung dalam plastik dengan sumber- penelitian hydro cracking sampah plastik
sumber energi lainnya dapat dilihat pada tabel polipropilena menjadi bensin (hidrokarbon
4 berikut: C5-C12) menggunakan katalis NiMo/Zeolit
dan NiMo/Zeolit-Nb2O5. Proses hydro
Tabel 4. Nilai kalor plastik dan bahan lainnya cracking dilakukan dalam reaktor semi alir
Material Nilai Kalor (MJ/kg) (semi flow-fixed bed reactor) pada temperatur
Polyethylene 46,3 300, 360, dan 400 °C; rasio katalis/umpan
0,17; 0,25; 0,5 dengan laju alir gas hidrogen
Polypropylene 46,4 150 mL/jam. Uji aktivitas katalis
Polyvinyl chloride 18,0 NiMo/zeolite yang menghasilkan selektivitas
Polystyrene 41,4 produk C7-C8 tertinggi dicapai pada
temperatur 360 °C dan rasio katalis/umpan
Coal 24,3
0,5. Kinerja katalis NiMo/zeolit menurun
Petrol 44,0 setelah pemakaian beberapa kali, tetapi
Diesel 43,0 dengan proses regenerasi kinerjanya bisa
Heavy fuel oil 41,1 dikembalikan lagi.
Nurcahyo (2005), melakukan
Light fuel oil 41.9 penelitian sama dengan penelitian Rodiansono
LPG 46,1 (2005) tetapi dengan katalis NiPd/Zeolite. Uji
Kerosene 43,4 aktivitas katalis NiPd/Zeolit untuk reaksi
hydro cracking sampah plastik menjadi fraksi
Sumber: Das dan Pande, 2007
bensin telah dilakukan dengan variasi
Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan temperatur 300, 350, 400, 450 dan 500 °C dan
Bakar Minyak variasi rasio berat katalis : umpan 1/2, 1/4,
dan 1/6 dengan sistem semi alir. Hasil
Mengkonversi sampah plastik penelitian menunjukkan bahwa aktivitas
menjadi bahan bakar minyak termasuk daur katalis optimum dicapai pada temperatur 450
ulang tersier. Merubah sampah plastik °C dan rasio berat katalis : umpan = 1/2.
Penelitian unjuk kerja mesin diesel Tabel 6. Perbandingan sifat minyak dari
berbahan bakar minyak dari sampah plastik sampah plastik dan solar
dan solar juga dilakukan oleh Narayana dan
Sifat Minyak dari solar
Mojeswararao, 2012. Penelitian dilakukan
sampah plastik
dengan dua variasi campuran, yaitu dengan
Densitas pada 0,793 0,83 s/d
prosentase minyak dari sampah plastik 20 %
30°C, g/cc 0,88
dan 40 % . Penelitian ini menggunakan mesin
diesel satu silinder. Nilai kalor, 41858 46500
Perbandingan sifat minyak dari kJ/kg
sampah plastik dan solar dapat dilihat pada Viskositas 2,149 5
tabel 6. Sedangkan unjuk kerja yang diamati kinematis, cst
antara lain konsumsi bahan bakar, konsumsi Cetane number 51 55
bahan bakar spesifik dan efisiensi termal. Dari Flash point, °C 40 50
uji coba diperoleh hasil seperti terlihat pada Fire point, °C 45 56
tabel 7. Kandungan < 0,002 < 0,035
sulfur, %
Tabel 7. Perbandingan unjuk kerja campuran minyak sampah dari plastik dan solar
Campuran solar dan 20% Campuran solar dan
Solar murni minyak dari sampah 40% minyak dari
Unjuk kerja plastik sampah plastik
Beban (kg) Beban (kg) Beban (kg)
0 5 10 15 0 5 10 15 0 5 10 15
Daya (kW) 0 1,317 2,63 3,95 0 1,3175 2,63 3,952 0 1,3175 2,63 3,995
Konsumsi bahan
bakar (kg/jam) 0,45 0,497 0,529 0,604 0,395 0,4129 0,4288 0,4380 0,342 0,349 0,355 0,376
Sfc (kg/kWjam) 0 0,377 0,2 0,152 0 0,3131 0,1627 0,1108 0 0,266 0,135 ,095
Efisiensi
volumetris (%) 91,1 88,8 88,8 87,6 68,8 69,49 70,13 70,13 68,88 70,13 70,74 71,04
Efisiensi
thermal (%) 0 20,52 38,43 47,78 0 24,7 47,57 69,81 0 29,15 57,35 81,33
Efisiensi
mekanis (%) 0 46 63,68 72,42 0 46,69 63,68 72,49 0 46,69 63,68 72,47
Tahun 2011, Guntur dkk meneliti beberapa parameter antara lain jenis plastik
pemakaian bahan bahar minyak dari sampah yang diolah, temperatur proses, penggunaan
plastik yang dicampur dengan solar. katalis dan jenis katalis yang digunakan.
Pengujian dilakukan pada mesin diesel satu Sebagian besar penelitian dilakukan
silinder, dengan tiga variasi bahan bakar, dengan reaktor tabung atau batch reaktor.
yaitu solar murni, campuran solar dan 50% Proses pengolahan dalam reaktor tabung ini
minyak dari sampah plastik, serta campuran memang bisa diterapkan dalam skala
solar dan 70% minyak dari sampah plastik. eksperimen di laboratorium, tetapi apabila
Dari penelitian tersebut diketahui akan dikembangkan dalam skala produksi
bahwa konsumsi bahan bakar solar paling maka perlu diteliti lagi menggunakan reaktor
rendah dan semakin tinggi prosentase minyak jenis kontinyu, sehingga proses pengolahan
dari sampah plastik, konsumsi bahan bisa berlangsung terus menerus.
bakarnya semakin tinggi. Sfc campuran solar Apabila proses pengolahan plastik
dan minyak dari sampah plastik lebih rendah menjadi minyak ini akan diterapkan maka
dari Sfc solar murni. BMEP campuran solar perlu dilakukan penelitian mengenai sumber
dan minyak dari sampah plastik lebih tinggi energi untuk proses pemanasannya, karena
dari BMEP solar murni. Efisiensi thermal dan beberapa penelitian di atas masih memakai
efisiensi mekanis campuran solar dan minyak sumber energi listrik sebagai sumber energi
dari sampah plastik juga lebih tinggi dari dalam proses pemanasan. Apabila dalam
efisiensi thermal dan efisiensi mekanis solar tahap penerapan teknologi, penggunaan energi
murni, kecuali pada beban beban penuh listrik sebagai sumber energi panas ini tentu
efisiensi thermal solar murni paling tinggi. tidak efisien.
Emisi CO, CO2 dan HC campuran minyak Minyak dari pengolahan sampah
dari sampah plastik dan solar lebih tinggi dari plastik mempunyai prospek yang baik sebagai
solar murni, sedangkan emisi O2 solar murni bahan bakar substitusi untuk solar maupun
yang paling tinggi. bensin. Dari hasil penelitian di dalam motor
diesel, campuran minyak dari sampah plastik
menjadikan daya dan efisiensi termal dan
PEMBAHASAN
efisiensi mekanisnya meningkat. Penelitian-
Dari penelitian tentang pengolahan penelitian pada mesin-mesin yang lain masih
sampah plastik menjadi minyak di atas dapat perlu dilakukan untuk mengetahui unjuk
diketahui bahwa minyak yang dihasilkan dari kerjanya.
pengolahan sampah plastik tergantung dari
KESIMPULAN com/2012/06/14/mengenal-kode-
kemasan-plastik-yang-aman-dan-tidak/,
Dari penelitian-penelitian yang sudah
1 Maret 2013
dilakukan pada proses konversi sampah
Osueke dan Ofundu, 2011, Conversion of
plastik menjadi minyak, dapat diambil
Waste Plastics (Polyethylene) to Fuel
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
by Means of Pyrolysis, (IJAEST)
1. Sampah plastik jenis polietilene atau International Journal of Advanced
pilipropilene dapat diolah dengan proses Engineering Sciences and
hydrocracking yang dibantu dengan katalis Technologies, Vol. No. 4, Issue No. 1,
menjadi hidrokarbon rantai pendek 021 – 024
(sekelas bensin). Pahlevi, M.R., 2012, Sampah Plastik
2. Pada proses konversi sampah plastik jenis (file:///I:/Artikel%20plastic%20to%20o
LDPE dengan thermal cracking tanpa il/twit-sampah-plastik.html)
katalis akan menghasilkan minyak yang Panda, A.K., 2011, Studies on Process
setara dengan kerosin. Optimization for Production of Liquid
3. Campuran plastik PE dan PP yang diproses Fuels from Waste Plastics, Thesis,
dengan thermo cracking pada temperatur Chemical Engineering Department
450 °C selama 2 jam dan selanjutnya National Institute of Technology
dikondensasikan pada temperatur 21 °C Rourkela
akan menghasilkan minyak yang Sahwan, F.L., Martono, D.H., Wahyono, S.,
mempunyai jumlah atom Carbon yang Wisoyodharmo, L.A., 2005, Sistem
setara dengan solar, yaitu C12 – C 17. Pengolahan Limbah Plastik di
4. Pada proses konversi sampah plastik jenis Indonesia, Jurnal Teknik Lingkungan
LDPE dengan thermal cracking dan BPPT 6 (1), halaman 311 – 318
catalytic cracking akan menghasilkan Tamilkolundu, S. dan Murugesan, C., 2012,
jumlah minyak yang optimal pada The Evaluation of blend of Waste
temperatur pyrolisis 550 °C dan Plastic Oil-Diesel fuel for use as
perbandingan katalis/sampah plastik 1 : 4. alternate fuel for transportation, 2nd
5. Uji unjuk kerja mesin dari bahan bakar International Conference on Chemical,
campuran solar dengan minyak dari Ecology and Environmental Sciences
sampah plastik PVC pada mesin diesel, (ICCEES'2012) Singapore April 28-29,
menghasilkan konsumsi bahan bakar yang 2012
lebih rendah, SFC yang lebih rendah dan Tubnonghee. R., Sanongraj, S., Sanongraj,
efisiensi termal yang lebih tinggi W., 2010, Comparative Characteristics
dibanding bahan bakar solar murni. of Derived Plastic Oil and Commercial
Diesel Oil, The 8th Asian-Pacific
Regional Conference on Practical
DAFTAR PUSTAKA Environmental Technologies
(APRC2010), Ubon Ratchathani
Budiyantoro, C.,2010, Thermoplastik dalam University, Ubonratchathani, Thailand
Industri, Teknika Media, Surakarta UNEP (United Nations Environment
Das, S. dan Pande, S., 2007, Pyrolysis and Programme), 2009, Converting Waste
Catalytic Cracking of Municipal Plastic Plastics Into a Resource, Division of
Waste for Recovery of Gasoline Range Technology, Industry and Economics
Hydrocarbons, Thesis, Chemical International Environmental
Engineering Department National Technology Centre, Osaka/Shiga
Institute of Technology Rourkela Sarker, M., Rashid, M.M., Rahman, M.S., dan
Kumar S., Panda, A.K., dan Singh, R.K., Molla, M., 2012, Envirnmentally
2011, A Review on Tertiary Recycling Harmful Low Density Waste Plastic
of High-Density Polyethylene to Fuel, Conversion into Kerosene Grade Fuel,
Resources, Conservation and Recycling Journal of Environmental Protection,
Vol. 55 893– 910 2012, 3, 700 – 708.
Kurniawan, A., 2012, Mengenal Kode Bajus, M. dan Hájeková, E., 2010, Thermal
Kemasan Plastik yang Aman dan Tidak Cracking of The Model Seven
http://ngeblogging.wordpress. Components Mixed Plastics into