Anda di halaman 1dari 5

PAHAM FIXIST

Paham fixist merupakan suatu paham yang berdasarkan pada asumsi bahwa letak
lempeng-lempeng tektonik bersifat tetap, tidak berpindah, pada permukaan bumi, dan
pergerakan tektonik secara vertikal memegang peranan penting dalam perkembangan kerak di
bumi. Teori ini merupakan salah satu prinsip dasar dalam geologi hingga tahun 1600-an
(Krill,2011). Beberapa geologist menggunakan paham fixist sebagai landasan dalam menciptakan
sebuah teori dari penelitiannya yaitu, teori geosinklin, teori undasi, dan teori kontraksi.
Hal yang memperkuat keberadaan paham fixist adalah munculnya Ide-ide tentang awal
terbentuknya pegunungan yang kemudian berkembang. Rentang pegunungan diperkirakan
terbentuk sebagai akibat dorongan vertikal (vertical push) yang berasal dari bawah, mungkin
berhubungan dengan intrusi lelehan batuan di sepanjang zona lemah yang sudah ada sebelumnya,
dan terlipat, serta patah pada lapisan (strata) yang diakibatkan oleh gaya gravitasi. Berikutnya,
pentingnya gaya horizontal (horizontal forces) kemudian ditekankan, dan para ahli geologi
berspekulasi bahwa rentang pegunungan dan komponen strukturnya mencerminkan (teori)
kontaksi dari Bumi yang dihasilkan dari pengaruh pendinginan yang menerus (progressif). Pada
model ini, penyusutan Bumi telah membawa kepada bentuk kerut pada permukaan. (Seru,2014).
Mulai saat itu banyak geologist yang mempercayai paham fixist.

Sumber gambar : Academia.edu


Paham fixist ditinggalkan karena munculnya teori Continental drift (teori apungan benua)
dari seorang geologist yaitu Alfred Wegener (1912) yang membawa paham mobilist. Beliau
mengatakan bahwa pegunungan tersebut disebabkan oleh gaya lateral melalui proses pergerakan
benua yang hanyut (Teixell, 2009). Kelemahan paham fixist yaitu tidak dapat menjelaskan
bagaimana asal-usul aktivitas vulkanik secara jelas dan kurangnya bukti yang konkret untuk
menguatkan paham tersebut.

TEORI GEOSINKLIN
Teori geosinklin merupakan salah satu teori yang menggunakan paham fixist sebagai
landasannya. Teori ini pertamakali berkembang pada pertengahan abad ke 18 saat geologiawan
Amerika, James Hall dan James Dwight Dana menaruh perhatian besar terhadap Pegunungan
Appalachian. Teori geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi
mengalami depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen yang
tebal. Suplai sedimen yang terendapkan berasal dari geantiklin. Proses pengendapan ini
menyebabkan subsidence (penurunan) pada dasar cekungan. Endapan sedimen yang tebal
dianggap berasal dari sedimen akibat proses orogenesa (pembentukan pegunungan) yang
membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini endapan sedimen yang telah terbentuk
akan mengalami metamorfosa. Batuan yang terdeformasi didalamnya diakibatkan oleh
menyempitnya cekungan karena terus menurunnya cekungan, sehingga batuan terlipat dan
tersesarkan. Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan vertikal akibat gaya isostasi.

Kelemahan teori ini adalah tidak mampu menjelaskan asal-usul aktivitas vulkanik dengan
baik dan logis. Intinya, go golongan ilmuwan menganggap bahwa gaya yang bekerja pada bumi
merupakan gaya vertical. Artinya, semua deformasi yang terjadi diakibatkan oleh gaya utama yang
berarah tegak lurus dengan bidang yang terdeformasi.

TEORI UNDASI
Teori Undasi yang dikemukakan Reinout Willem van Bemmelen (1931), seorang ahli
geologi Belanda. Undasi merupakan penggelombangan yang agak teratur tetapi
periodik/terputus-putus, artinya selang beberapa waktu lamanya muncul baru muncul
penggelombangan berikutnya.. Van Bemmelen berpendapat bahwa terbentuknya rangkaian
busur pegunungan di Indonesia sama seperti prinsip undasi, yaitu menyebar dari suatu pusat
undasi di mana selang beberapa saat kemudian akan terbentuk busur gelombang yang melingkari
pusat undasi dan selanjutnya makin menyebar ke luar sampai akhirnya tidak nampak lagi
penggelombangan di tempat yang jauh dari pusat penggelombangan tadi. Dua busur gelombang
yang terbentuk paling luar disebut busur luar dan busur dalam.
Berdasarkan besarnya undasi, Van Bemmelen membedakan undasi menjadi beberapa
macam, yakni sebgai berikut:
a. Mega Undasi
Melibatkan ruang berukuran diameter ribuan km dan waktu evolusi lebih daripada 100 juta
tahun, lokal-undasi melibatkan ruang berdiameter ratusan meter dan skala waktu ratusan tahun.
Menghasilkan/menyebabkan pengapungan benua dan pembukaan lantai samudra.
B. Geo Undasi
Meliputi daerah yang lebarnya 1.000 km atau lebih, berupa plato benua dengan
kompensasi berupa cekungan dasar laut/geosinklin. Menurut W. Wahl, interval terjadinya geo
undasi rata-rata 165 juta tahun (maksimum 231 juta tahun dan minimum 95 juta tahun).
Terjadinya penggelombangan ini berkaitan dengan peristiwa kimia fisika/hipodiferensiasi di
lapisan subcrustal sampai kedalaman 800 km.
C. Meso Undasi
Lebarnya sampai beberapa ratus kilometer dengan interval penggelombangan hanya
puluhan juta tahun, dan berkaitan dengan proses hipodiferensiasi di lapisan salsima dengan
kedalaman kurang dari 100 km.
D. Minor Undasi
Lebarnya hanya puluhan kilometer dan terbatas pada lapisan epidermis saja.
e. Lokal Undasi
Lokal-undasi terjadi di dalam endapan sedimen karena pembalikan densitas lapisan-lapisan
yang diendapkan, atau terjadi di kantong-kantong magma subvolkanik. Naiknya diapirisme di sini
akan diikuti tektonik gayaberat berupa: mushrooming, erupsi lumpur, garam, lava dan melange
atau runtuhnya gunungapi.

Daftar pustaka
 Allan Krill, FIXISTS VS. MOBILISTS IN THE GEOLOGY CONTEST OF THE CENTURY, 1844-1969
 Asmoro Pribadi Dewo, Teori Geosinklin, Undasi, Apungan Benua (2015)
 Christin, H. (2017). RESUME GEOTEKTONIK. Academia.edu. Retrieved 3 September 2017, from
https://www.academia.edu/23718681/RESUME_GEOTEKTONIK
 Malik, Y. (2017). Tektonik Lempeng. Retrieved 3 September 2017, from
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195901011989011-
YAKUB_MALIK/HANDOUT_TEKTONIK_LEMPENG.pdf
 Satyana, A. (2017). [iagi-net-l] Membangkitkan Kembali Teori Undasi (van Bemmelen, 1927-1977).
Mail-archive.com. Retrieved 3 September 2017, from https://www.mail-archive.com/iagi-
net@iagi.or.id/msg27800.html
 Seru, I. (2014). Sejarah Perkembangan Ilmu Geologi. Academia.edu. Retrieved 3 September 2017,
from https://www.academia.edu/9843479/Sejarah_Perkembangan_Ilmu_Geologi

 Akira Ishiwatari ; Dr, Assoc, Prof, Fac. Sci, Kanazawa University


http://www.geologinesia.com/2016/01/macam-macam-jenis-ofiolit-dan-klasifikasinya.html
diakses 30 Agustus 2017 21.00 WIB

 Allan Krill, FIXISTS VS. MOBILISTS IN THE GEOLOGY CONTEST OF THE CENTURY, 1844-1969

 Asmoro Pribadi Dewo, Teori Geosinklin, Undasi, Apungan Benua (2015)

 Asthenosphere: Schlumberger Oilfield Glossary. Glossary.oilfield.slb.com.

 Bucher K., Frey, M.1994. Petrgonensis of Metamorphic Rock. Springer Verlag. Berlin

 Christin, H. (2017). RESUME GEOTEKTONIK. Academia.edu. Retrieved 3 September 2017, from


https://www.academia.edu/23718681/RESUME_GEOTEKTONIK

 Glasscoe, Maggie. 13 Agustus 1998. (http://scecinfo.usc.edu/education/k12/learn/plate2.htm,


diakses 30 Agustus 2017)

 https://tamanjaya.desa.id/wp-content/uploads/2017/08/Deskripsi-Ofiolit.pdf diakses 3
September 2017 18.30 WIB

 Husain, Salahuddin. Deformasi dan Pegunungan. 2012. Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik
UGM.

 Lithosphere: Schlumberger Oilfield Glossary. Glossary.oilfield.slb.com.

 Malik, Y. (2017). Tektonik Lempeng. Retrieved 3 September 2017, from


http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195901011989011-
YAKUB_MALIK/HANDOUT_TEKTONIK_LEMPENG.pdf

 Musset, A. E & Khan, M. F (2000). Looking into the Earth an Introduction to Geological, geophysics.
New York : Cambridge

 Noor, Djauhari. Pengantar Geologi. 2014. Deepublish.

 P. Kearey; Kleipes, K.A., dan Vine, F.J. 2009. Global Tectonics 3rd Ed. Willey-Blackwell.

 Satyana, A. (2017). [iagi-net-l] Membangkitkan Kembali Teori Undasi (van Bemmelen, 1927-1977).
Mail-archive.com. Retrieved 3 September 2017, from https://www.mail-archive.com/iagi-
net@iagi.or.id/msg27800.html
 Seru, I. (2014). Sejarah Perkembangan Ilmu Geologi. Academia.edu. Retrieved 3 September 2017,
from https://www.academia.edu/9843479/Sejarah_Perkembangan_Ilmu_Geologi

 Tim Asisten Geologi Dasar. Panduan Praktikum Geologi Dasar. 2014. FMIPA UGM

 Van Andel, Tjreed H., Breendan Murphy J. . 20 Juli 1998. Britanian Encyclopedia: plate tectonic.
(https://www.britannica.com/science/plate-tectonics, diakses 30 Agustus 2017)

 Yani, Ahmad. Ruhimat, Mamat. Geografi: Menyingkap Fenomena Geosfer. 2007. Grafindo Media
Pratama.

Anda mungkin juga menyukai