Sumber: https://yudi81.wordpress.com/2010/12/04/teori-tektonik-lempeng/
Teori tektonik lempeng pertama kali dikemukakan oleh McKenzie dan Robert
Parker (1967) yang kemudian disempurnakan oleh J. Tuzo Wilson. Teori tektonik
lempeng merupakan perpaduan teori-teori ahli yang disempurnakan dan diakui di
zaman modern. Teori pertama yaitu Teori Uniformitas yang dikemukakan oleh
Charless Lyell pada tahun 1830, teori ini berkata bahwa pergerakan bumi bukan
karena lempengan, hanya perubahan permukaan seperti hujan, angin, dan suhu.
Setelah itu, terdapat Teori Arus Benua(Continental Drift) dalam buku: The Origins of
Continent yang dicetuskan oleh Alfred Wegener(1912), beliau menjelaskan
pembentukan bumi dalam teori Hipotesis Apungan Benua, yang mempunya satu
benua besar bernama Pangaea.
Revolusi perkembangan teori ini ditandai dengan perubahan data-data
struktur, topografi, dan pola kemagnetan pada lantai samudra; lokasi-lokasi
gempabumi; pola aliran panas didalam kerak bumi; lokasi-lokasi aktivitas gunungapi;
penyatuan unsur struktur dan geografi dari benua-benua; serta sejarah pembentukan
jalur pegunungan yang ada di bumi.
Kejadian awal dari pergerakan teori tektonik lempeng ialah lempeng samudra
yang merupakan bagian dari litosfer yang berasal dari material mantel panas bumi
yang keluar ke permukaan dan membeku di punggung tengah samudra, setelah itu
lempengan tersebut bergerak menyusup ke bagian mantel yang lebih panas dibawah
yang disebut zona subduksi. Lalu peristiwa nyusupnya lempeng ditandai dengan
adanya palung laut di beberapa benua yang dibatasi oleh busur kepulauan.
Lempengan tersebut akan saling berinteraksi dan bergeser sehingga bisa
mengakibatkan gempabumi, vulkanisme, dan jalur pegunungan.
Beberapa teori yang mendukung Teori Tektonik Lempeng adalah Convection
Current Theory yang menerangkan bahwa ada arus konveksi yang bergerak di dalam