Anda di halaman 1dari 3

GL 2021 Pengantar Geologi dan Tata Lingkungan

Sarah Jasmine Riadi


15415065
Teknik Planologi, SAPPK ITB
TEORI TEKTONIK LEMPENG (PLATE TECTONIC THEORY)
Dari beberapa teori yang saya baca tentang Teori Tektonik Lempeng, saya
menyimpulkan bahwa teori ini sederhananya adalah tentang pergerakan dinamis dari
dalam bumi yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk di permukaan bumi.
Lempeng adalah kepingan litosfer yang terbentuk di permukaan bumi, yaitu lapisan
padat dari kerak bumi dan mantel bumi bagian atas yang mengapung di atas
astenosfer. Lempeng merupakan objek yang bergerak dan digerakan oleh tenaga
konveksi dari dalam bumi yang terjadi terus-menerus. Lempeng ada dua jenis, yaitu
benua dan samudera. Kata tektonik dipakai untuk menyatakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan perubahan kedudukan dan bentuk lapisan-lapisan batuan.
Kedudukan lapisan-lapisan batuan mengalami berbagai macam perubahan karena
gaya-gaya yang bekerja di dalam kulit bumi. (Bambang dkk, 1977: 105).
Djauhari (2014: 130) membagi lempengan di bumi menjadi tiga belas.
Contoh Lempeng besar, yaitu
1. Lempeng Pasifik
5. Lempeng Amerika Utara
2. Lempeng Eurasia
6. Lempeng Amerika Selatan
3. Lempeng India-Australia
7. Lempeng Antartika
4. Lempeng Afrika
Ada juga lempeng-lempeng kecil, yaitu:
1. Lempeng Nasca
4. Lempeng Phillippines
2. Lempeng Arab
5. Lempeng Scotia
3. Lempeng Karibia
6. Lempeng Cocos
Batas-batas dari ketiga belas lempeng besar maupun kecil tersebut dapat
dibedakan berdasarkan interaksi antar lempeng tersebut. Berdasarkan Tim Pembina
Buku Olimpiade Kebumian(2010:18) batas lempeng kerak bumi dapat dibedakan
menjadi tiga berdasarkan pergerakan dari lempeng, yaitu:
1) Batas divergen, terjadinya seafloor spreading (mantel bumi menaikan
material) yang menghasilkan dasar samudra baru yang mengakibatkan
lempeng saling menjauh. Contoh: mid oceanic ridge di samudra Atlantik.
2) Batas konvergen, menyebabkan mendekatnya lempeng-lempeng(bertubrukan).
Tubrukan yang terjadi bisa bertransformasi menjadi zona tunjaman(subduksi)
atau benua(obduksi). Contoh: pegunungan Alpen dan Himalaya, selatan
Sumatra-Jawa-NTB, dan NTT.
3) Batas transform, menggeserkan lempeng yang saling menyamping membuat
sesar mendatar yaitu strike slip fault. Contoh: patahan San Andreas di
Amerika Serikat.

Sumber: Buku Pengantar Geologi, 2012

Sumber: https://yudi81.wordpress.com/2010/12/04/teori-tektonik-lempeng/

Teori tektonik lempeng pertama kali dikemukakan oleh McKenzie dan Robert
Parker (1967) yang kemudian disempurnakan oleh J. Tuzo Wilson. Teori tektonik
lempeng merupakan perpaduan teori-teori ahli yang disempurnakan dan diakui di
zaman modern. Teori pertama yaitu Teori Uniformitas yang dikemukakan oleh
Charless Lyell pada tahun 1830, teori ini berkata bahwa pergerakan bumi bukan
karena lempengan, hanya perubahan permukaan seperti hujan, angin, dan suhu.
Setelah itu, terdapat Teori Arus Benua(Continental Drift) dalam buku: The Origins of
Continent yang dicetuskan oleh Alfred Wegener(1912), beliau menjelaskan
pembentukan bumi dalam teori Hipotesis Apungan Benua, yang mempunya satu
benua besar bernama Pangaea.
Revolusi perkembangan teori ini ditandai dengan perubahan data-data
struktur, topografi, dan pola kemagnetan pada lantai samudra; lokasi-lokasi
gempabumi; pola aliran panas didalam kerak bumi; lokasi-lokasi aktivitas gunungapi;
penyatuan unsur struktur dan geografi dari benua-benua; serta sejarah pembentukan
jalur pegunungan yang ada di bumi.
Kejadian awal dari pergerakan teori tektonik lempeng ialah lempeng samudra
yang merupakan bagian dari litosfer yang berasal dari material mantel panas bumi
yang keluar ke permukaan dan membeku di punggung tengah samudra, setelah itu
lempengan tersebut bergerak menyusup ke bagian mantel yang lebih panas dibawah
yang disebut zona subduksi. Lalu peristiwa nyusupnya lempeng ditandai dengan
adanya palung laut di beberapa benua yang dibatasi oleh busur kepulauan.
Lempengan tersebut akan saling berinteraksi dan bergeser sehingga bisa
mengakibatkan gempabumi, vulkanisme, dan jalur pegunungan.
Beberapa teori yang mendukung Teori Tektonik Lempeng adalah Convection
Current Theory yang menerangkan bahwa ada arus konveksi yang bergerak di dalam

bumidan Sea Floor Growth yang mengakibatkan terbentuknya punggungan yang


memanjang di sekitar dasar samudra.
Sebagai mahasiswa Teknik Planologi, kami akan mempelajari hampir segala
keilmuan demi menunjang wilayah yang baik untuk direncanakan. Salah satu ilmu
yang mendukung adalah ilmu geologi, karena dengan mengetahui ilmu geologi,
seorang perencana akan mempertimbangkan aspek geografis dalam perencanaannya.
Faktor geografis wilayah sangat penting karena bisa berdampak banyak dalam bidang
ekonomi, ketahanan, kebencanaan, karakteristik masyarakat, dll. Contohnya, dalam
bidang ekonomi, sumber daya dari dalam bumi bisa menambah kapita regional jika
diolah dan dimanfaatkan dengan baik, selain itu di faktor ketahanan, medan geografis
yang sulit membuat susahnya intervensi dari pihak luar negeri. Kondisi geografis juga
memengaruhi sistem kebencanaan, misalnya, di daerah tersebut rawan terkena
tsunami, maka seorang perencana jangan membuat pusat aktivitas disana untuk
pencegahan kerusakan akibat bencana, jika tanah tersebut rawan gempa, permukiman
juga jangan dibuat secara vertikal. Selain itu, sifat-sifat masyarakat bisa diidentifikasi
oleh kondisi geografis juga, misalnya wilayah Asia Tenggara dan Amerika Latin yang
merupakan negara tropis, masyarakatnya cenderung hangat, santai, dan malas.
Intinya, untuk menjadi planner unggul, harus bersungguh-sungguh belajar segala
keilmuan yang berhubungan untuk merencanakan sebuah wilayah.
Sumber:
Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Yogyakarta: Deepublish.
Dwi Imanda, Teguh. Teori Tektonik Lempeng. 29 Februari 2016. Diakses pada
tanggal 26 Agustus 2016. http://teguhdwiimanda.blogspot.co.id/2016/02/teoritektonik-lempeng.html
Abu Fauzan, Yudi. Teori Tektonik Lempeng. 4 Desember 2015. Diakses tanggal 26
Agustus 2016. https://yudi81.wordpress.com/2010/12/04/teori-tektonik-lempeng/

Anda mungkin juga menyukai