Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN MAGANG INDIVIDU

GAMBARAN PENGELOLAAN SAMPAH


DI LINGKUNGAN INTERNAL PUSKESMAS KAWUA,
KECAMATAN POSO KOTA SELATAN
KABUPATEN POSO

OLEH:
DENY LANIPI
14.1.10.7.1.222

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU
2017
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan magang ini telah diperiksa dan disetujui sebagai hasil kegiatan magang

untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Program Sarjana Kesehatan

Masyarakat, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyakat, Universitas

Muhammadiyah Palu

Periode Tanggal 10-07-2017 s.d Tanggal 07-08-2017

Palu, 07 Agustus 2017

Pembimbing Akademis Magang Pembimbing Lapangan Magang

NUR AFNI, SKM., M.Kes RISKA DENA, SKM


NBM:1105632 NIP. 19830305 200903 2 001

Mengetahui,
Dekan FKM Unismuh Palu

SUDIRMAN, SKM., M.Kes


NBM: 1411071235

ii
IDENTITAS PEMAGANG

Data Personal
Nama : Deny Lanipi
NPM : 14.1.10.7.1.222
Jumlah SKS yang telah lulus : 100 SKS
Tahun Akademik : 2017/2018

Data Institusi Magang


Nama Instansi : Dinas Kesehatan Kabupaten Poso
Unit Kerja : Puskesmas Kawua
Alamat : Jl. Tabatoki Kelurahan Kawua Kecamatan Poso
Kota Selatan Kabupaten Poso

Bidang Konsentrasi Magang dan Pembimbing


Bidang Konsentrasi : Kesehatan Lingkungan
Pembimbing Lapangan : Riska Dena, SKM
Pembimbing Akademis : Nur Afni, SKM., M.Kes

Poso, 07 Agustus 2017

Pembimbing Akademis Magang Pembimbing Lapangan Magang

Nur Afni, SKM., M.Kes Riska Dena, SKM


NBM: 1105632 NIP. 19830305 200903 2 001

Mengetahui,
Dekan

Sudirman, SKM., M.Kes

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa berkat

karunianya penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang individu di Puskesmas

Kawua dengan judul “Gambaran Pengelolaan Sampah di Lingkungan

Internal Puskesmas Kawua, Kecamatan Poso Kota Selatan, Kabupaten

Poso”.

Laporan magang individu ini merupakan bentuk pertanggungjawaban dari

seluruh rangkaian pelaksanaan magang selama 1 bulan dilapangan. Pelaksanaan

magang ini merupakan kegiatan akademik wajib bagi mahasiswa program studi

ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Muhammadiyah Palu. Adapun instansi yang merupakan tempat magang dari

penulis adalah Puskesmas Kawua Kecamatan Poso Kota Selatan Kabupaten Poso.

Penyusunan laporan ini dapat terselesaikan berkat bantuan, bimbingan dan

kerja sama dari berbagai pihak. Untuk itu dengan penuh kerendahan hati dan rasa

hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Sudirman, SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu

2. Ibu Riska Dena, SKM selaku Pembimbing Lapangan Magang yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan saran dalam pelaksanaan magang

3. Ibu Ni Ketut Trielkana, SKM selaku Kepala Puskesmas Kawua yang telah

menerima kami peserta magang dengan sepenuh hati

4. Ibu Nur Afni SKM., M.Kes selaku Pembimbing Akademis Magang Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu

iv
5. Ibu Maria Delim, SKM, Ibu Asni Nua, SKM, Ibu Novalia Tobanta, AMKL

yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama pelaksanaan magang.

6. Teman-teman magang yang bersama-sama mengikuti pelaksanaan magang

yang sama-sama telah berjuang, bekerjasama memberikan masukan dalam

penyusunan laporan magang

Penulis senantiasa menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih

jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan laporan ini. Harapan

penulis kiranya laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Poso, Agustus 2017

Penulis

Deny Lanipi

v
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................... i

Lembar Persetujuan ................................................................................ ii

Identitas Pemagang ................................................................................. iii

Kata Pengantar ........................................................................................ iv

Daftar Isi .................................................................................................. vi

Daftar Lampiran ...................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 3

C. Tujuan ............................................................................... 4

D. Manfaat ............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian sampah .............................................................. 6

B. Jenis-jenis sampah ….......................................................... 7

C. Prinsip Pengolahan sampah …............................................ 9

D. Cara Pengolahan sampah …................................................ 10

E. Pengertian Tempat Pembuangan Sampah (TPS) ................ 11

F. Manfaat dari Tempat Pembuangan Sampah ....................... 11

G. Dampak Adanya Tempat Pembuangan Sampah (TPS)....... 12

H. Syarat TPS yang baik …...................................................... 14

vi
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 15

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................... 17

B. Saran ............................................................................... 17

Daftar Pustaka

vii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Selesai Magang


2. Dokumentasi Kegiatan Magang

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prioritas pembangunan kesehatan dalam rencana strategis kementrian

Tahun 2010-2014 difokuskan pada delapan fokus prioritas Indonesia sehat

yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan mempunyai visi yang

sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya hidup dalam

lingkungan dan perilaku sehat mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu, adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya. (Kemenkes RI, 2014)

Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga. Jika mendengar

istilah sampah, pasti yang terlintas dalam benak kita adalah setumpuk limbah

yang menimbulkan aroma bau busuk yang sangat menyengat. Sampah

diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

suatu proses.

Sampah merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi,

baik oleh negara-negara berkembang maupun negara-negara maju di dunia.

Masalah sampah merupakan masalah yang umum dan telah menjadi

fenomena universal di berbagai negara belahan dunia manapun, dengan titik

perbedaannya terletak pada seberapa banyak sampah yang dihasilkan.

Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai masalah

persampahan dikarenakan jumlah penduduk di Indonesia menempati urutan

1
ke-4 terbanyak di dunia. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan

segala aktivitasnya jumlah sampah yang dihasilkan terus bertambah dari

waktu ke waktu dan jenisnya semakin beragam sehingga manusia dalam

kehidupannya tidak terlepas dari sampah.

Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat

menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang

semakin beragam. Dampak peningkatan aktivitas manusia, lebih lanjut

mengakibatkan bertambahnya sampah. Hal ini dapat menyebabkan

menurunnya kualitas lingkungan perkotaan karena pengelolaan persampahan

yang kurang memadai. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan suatu cara untuk

menangani masalah sampah tersebut sehingga fenomena sampah yang selama

ini terjadi pada kota tidak menjadi masalah serius bagi warga masyarakat

perkotaan maupun masyarakat pedesaan. Sejalan dengan itu, bahwa masalah

persampahan telah mengakibatkan pencemaran lingkungan secara berantai,

seperti bau busuk yang mengganggu, sumber penularan penyakit,

tersumbatnya drainase dan sungai yang dapat mengakibatkan banjir.

(Naatonis, 2010)

Dalam kehidupan manusia, sebagian besar aktivitas akan

menghasilkan sampah. Sampah tersebut akan menumpuk di tempat

pembuangan sampah sementara. Apalagi tumpukan yang semakin meningkat

tersebut tidak diimbangi dengan pengolahan yang baik maka akan muncul

berbagai permasalahan terutama bagi penduduk di sekitar Tempat

pembuangan sampah sementara (TPS).

2
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010

sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang

berbentuk padat yang terdiri atas sampah rumah tangga maupun sampah

sejenis sampah rumah tangga. Sedangkan pengelolaan sampah adalah

kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi

perencanaan, pengurangan, dan penanganan sampah.

Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau

dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses

alam yang tidak mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai

yang negatif karena dalam penanganannya, baik untuk membuang atau

membersihkannya memerlukan biaya yang cukup besar.

Manusia sebagai makhluk berakal mendapatkan tugas dari Tuhan

untuk memelihara lingkungan ini. Bukan berarti dengan manusia yang

memiliki akal bertugas memelihara lingkungan, lingkungan menjadi bersih

dan aman. Berbagai permasalahan lingkungan pun bermunculan.

Permasalahan lingkungan yang dimaksud di sini adalah menyangkut

pencemaran, baik pencemaran tanah, air, udara, dan suara (Rahayu, T.Puji,

2010:20).

B. Rumusan Masaalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Apa itu tempat pembuangan sampah sementara?

3
2. Syarat tempat pembuangan sampah sementara yang baik?

3. Dampak apa yang akan ditimbulkan dengan adanya tempat pembuangan

sampah bagi lingkungan?

4. Seperti apa cara mengatasi tempat pembuangan sampah sementara yang

kurang baik?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang

sampah sembarangan.

b. Untuk mengetahui pengaruh sampah dalam kehidupan masyarakat

setiap hari.

c. Mencoba memecahkan masalah yang ditimbulkan akibat sampah.

2. Tujuan Khusus

a. Ditingkatkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah

sembarang.

b. Diketahui pengaruh sampah dalam kehidupan masyarakat setiap hari.

c. Terpecahkan masalah yang ditimbulkan akibat sampah.

D. Manfaat

1. Manfaat bagi Instansi

Dari hasil ini dapat memberikan gambaran tentang pengelolaan

sampah di lingkungan internal Puskesmas Kawua.

4
2. Manfaat bagi institusi

Bagi institusi dapat dijadikan sebagai bahan bacaan di

perpustakaan yang diharapkan bisa menambah informasi.

3. Manfaat bagi peneliti

a. Mengetahui masalah tentang tempat pembuangan sampah sementara

(TPS) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kawua.

b. Mengetahui solusi tempat pembuangan sampah sementara.

c. Mengajarkan kita untuk menghilangkan kebiasaan buruk yaitu

membuang sampah sembarang.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sampah

Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan

dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih

bisa dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar. (Panji Nugroho, 2013)

Penumpukan sampah disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya

adalah volume sampah yang sangat besar sehingga melebihi kapasitas daya

tampung tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Pengelolaan sampah yang

terjadi selama ini dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada

lingkungan, dan kuranganya dukungan kebijakan dari pemerintah.

Menurut Prof. Dr. Ir. Ign. Suhatro dalam buku Limbah Kimia (2011)

mengatakan pemerintah belum begitu serius dalam memikirkan masalah

sampah ini. Meski pemerintah sudah melakukan beberapa terobosan namun

di beberapa tempat pembuangan sementara (TPS) gunungan sampah masih

sangat mengganggu masyarakat dan masih menjadi perhatian.

Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial (sulit

terselesaikan). Bahkan, dapat diartikan sebagai masalah kultural/kebiasaan

karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar.

Mengutip dari buku Panduan Membuat Pupuk Organik Cair (Panji Nugroho,

2013), setiap harinya sekitar 6000 ton sampah dihasilkan dikota Jakarta. Oleh

sebab itu bila tidak ditangani secara benar, maka akan menimbulkan dampak

6
seperti pencemaran air, udara, dan tanah yang mengakibatkan sumber

penyakit.

Pengolahan sampah membutuhkan lahan sebagai tempat pembuangan

akhir (TPA). Sampah sebagai barang yang masih bisa dimanfaatkan tidak

seharusnya diperlakukan sebagai barang yang menjijikan, melainkan harus

dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna lainnya.

Seharusnya pengolahan sampah harus dilakukan dengan efisien danefektif,

yaitu sebisa mungkin dekat dengan sumbernya, seperti dilingkungan RT/RW,

sekolah, dan rumah tangga sehingga jumlah sampah dapat dikurangi.

Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi kompos

organik yang didalamnya terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman

(Panji Nugroho, 2013), perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat

mengurangi bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya

tidak meninggalkan residu / sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan

aman bila dikonsumsi (Tresna Sastrawan, 2014).

B.Jenis-jenis Sampah

1. Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Sampah Organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa

makanan, sayuran, daun-daun kering dan sebagainya. Sampah ini

dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.

7
b. Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti

plastik kemasan pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol

dan gelas minuman, kaleng, kayu dan sebagainya.

2.Berdasarkan Sumbernya

Menurut sumbernya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Sampah alam

2. Sampah manusia

3. Sampah konsumsi

4. Sampah nuklir

5. Sampah industri

6. Sampah pertambangan

3.Berdasarkan Bentuknya

Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan

dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi menjadi :

a. Sampah Padat yaitu segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine

dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga : sampah dapur,

sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain.

b. Sampah Cair yaitu bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan

kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

c. Sampah Alam yaitu sampah yang diproduksi di kehidupan liar

diintegrasikan melalui proses daur ulang alami.

d. Sampah Manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil

pencernaan manusia sperti feses dan urin.

8
e. Limbah Radioaktif

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang

menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan

hidup dan juga manusia.

C. Prinsip Pengolahan Sampah

Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan

sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 5M (Panji Nugroho, 2013),

yaitu:

1. Mengurangi (Reduce)

Mengurangi penggunaan barang-barang habis pakai yang dapat

menimbulkan sampah. Karena semakin banyak barang terbuang maka

akan semakin banyak sampah.

2. Menggunakan kembali (Reuse)

Mengusahakan untuk mencari barang-barang yang bisa dipakai

kembali, dan menghindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai

guna memaksimalkan umur suatu barang.

3. Mendaur ulang (Recycle)

Selain mencari barang yang dapat dipakai kembali, dapat pula

mencari barang yang dapat didaur ulang. Sehingga barang tersebut dapat

dimanfaatkan bukan menjadi sampah.

9
4. Mengganti (Replace)

Metode ini dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan

disekitar. Ganti barang sekali pakai dengan barang yang lebih tahan lama,

serta menggunakan barang yang ramah lingkungan.

5. Menghargai (Respect)

Metode ini menggunakan rasa kecintaan pada alam, sehingga akan

menimbulkan sikap bijaksana sebelum memilih.

D. Cara Pengolahan Sampah

Pengolahan sampah erat kaitannya dengan masyarakat karena dari

sampah tersebut akan hidup mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri

pathogen) jadi sampah harus betul-betul dapat diolah agar tidak menimbulkan

masalah.

Menurut Panji Nugroho (2013), berbagai cara yang dapat mengurangi

efek negatif dari sampah, antara lain :

1. Penumpukan

Metode ini dilakukan dengan cara menumpuk sampah samapai

membusuk, sehingga dapat menjadi kompos.

2. Pembakaran

Pembakaran merupakan cara yang sering dilakukan, bahkan

diberbagai TPA metode ini kerap dipakai pemerintah, kelemahan metode

ini adalah tidak semua sampah dapat habis dibakar.

10
3. Sanitary Landfill

Metode ini juga kerap digunakan pemerintah, cara penerapannya

adalah dengan membuat lubang baru untuk mengubur sampah.

4. Pengomposan

Cara ini sangat dianjurkan karena berdampak positif dan

menghasilkan barang bermanfaat dari sampah yang berguna bagi

lingkungan dan alam.

E. Pengertian Tempat Pembuangan Sampah (TPS)


TPS atau tempat pembuangan sampah sementara adalah tempat yang

digunakan untuk menampung sampah sampah dari masyarakat sementara

untuk selanjutnya diteruskan ke tempat pembuangan sampah akhir atau TPA.

Proses Pembuangan Sampah

TPS pada umumnya terletak di daerah yang jauh dari pemukiman

sehingga tidak menganggu kenyamanan masyarakat sekitar. Tujuan dari TPS

untuk menghindari masyarakat membuang sampah sembarangan yang dapat

menganggu keindahan dan kesehatan lingkungan serta etika sosial.

F. Manfaat dari Tempat Pembuangan Sampah (TPS)


1. Mencegah masyarakat membuang sampah sembarangan

2. Mencegah terjadinya bencana alam contohnya banjir dan kebakaran

11
3. Jika masyarakat bisa mengolahnya dengan baik, sampah bisa menjadi
pemasukan tambahan

G. Dampak Adanya Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Sementara


TPS sementara atau tempat pembuangan sampah sementara merupkan

suatu tempat menampung sampah dari masyarakat yang bersifat sementara,

karena sampah akan diteruskan ketempat pembuangan akhir. Adanya tempat

pembuangan sampah yang menumpuk bisa menyebabkan berbagai masalah

bagi beberapa aspek kehidupan apalagi jika sistem kerja pengambilan sampah

tidak berjalan dengan lancar.

Berikut dampak-dampak sampah bagi kehidupan:

1. Pencemaran Lingkungan

TPS yang kurang terorganisir menyebabkan pencemaran

lingkungan. Sampah dari berbagai sumber dapat mencemari lingkungan

baik ligkungan darat, udara maupun perairan.

Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya

ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat bersarang dan menyebarnya

bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi keindahan, tentu saja

menurunnya estetika (tak sedap dipandang mata). Seperti pencemaran

udara yang ditimbulkan, misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Pencemaran air yang ditimbulkan oleh sampah seperti terjadinya

perubahan warna dan bau pada air sungai. Meresapnya bahan-bahan

berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air.

12
2. Penyebab Penyakit

Sampah yang menumpuk tentunya akan mengganggu kita,

disamping menimbulkan bau yang tidak sedap sampah ini pun akan

menimbulkan penyakit. Untuk sampah yang banyak mengandung

makanan busuk, sudah pasti merupakan sarang hidupnya bakteri e.colli.

Sehingga apabila sampah ini menumpuk dimusim hujan, tentunya akan

menimbulkan wabah muntaber atau diare. Sampah juga bisa mengundang

datangnya kawanan tikus dan serangga yang bisa menyebabkan berbagai

penyakit pencernaan, penyakit kuning dan penyakit cacing perut.

3. Dampak Sosial Terhadap Masyarakat

Permasalahan sampah dapat berkaitan dengan nilai buruknya

kerukunan, atau sebaliknya justru dapat menambah kerukunan. Orang

yang sering membuang sampah disekitar tempat tinggalnya dapat

mencemari lingkungan dan menimbulkan ketidak senangan tetangganya.

Hal yang demikian dapat menimbulkan keretakan hubungan antar

keluarga , kondisi yang demikian perlu diubah agar terjadi hubungan yang

sebaliknya yakni dapat semakin meningkatkan kerukunan.

Dengan adanya TPS diharapkan masyarakat tidak akan membuang

sampah sembarang karena ada petugas yang akan mengambil sampah

mereka.

Namun, jika TPS itu berada didekat pemukiman mungkin juga

akan membuat warga sekitar kurang merasa nyaman karena bau sampah.

13
4. Dampak Sampah Terhadap Keadaan Sosial Ekonomi

Pengelolaan tempat pembuangan sampah yang kurang baik akan

menimbulkan lingkungan yang tidak menyenangkan. Pengelolaan sampah

yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan

masyarakat.

H. Syarat TPS Yang Baik

Setiap hari manusia menghasilkan sampah baik yang merupakan

sampah rumah tangga maupun sampah industri yang bermacam-macam

bentuk dan jenisnya. Sampah jika tidak diurus dan dikelola dengan baik dapat

menyebabkan masalah masalah lingkungan yang sangat merugikan.

Berikut ini adalah hal-hal yang wajib diperhatikan dalam mengelola

tempat sampah/tempat pembuangan sampah, yaitu:

1. Adanya pemisahan sampah, sehingga diharapkan sampah yang masih bisa

digunakan atau didaur ulang tidak akan terbuang sia-sia.

2. Letak pembuangan sampah sementara harus jauh dari pemukiman warga

agar tidak mengganggu kenyamanan warga sekitar

3. Ukuran tempat sampah harus memadai dan juga diberi pembatas berupa

tembok

4. Pengambilan sampah oleh petugas harus teratur.

14
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Puskesmas Kawua sudah seharusnya peduli lingkungan demi mewujudkan

kesehatan masyarakat. Puskesmas dan tenaga medis memiliki peran penting dan

tanggung jawab sebagai fungsi preventif terhadap lingkungan. Salah satunya

kepedulian dalam mengelola sampah. Sampah di Puskesmas Kawua terdiri dari

sampah medis dan non medis. Sampah medis adalah sampah hasil buangan dari

suatu kegiatan medis yangn harus sesegera mungkin diolah sedangkan sampah

non medis adalah sampah hasil buangan dari bagian administrasi, unit pelayanan,

sampah dari ruang pasien dan sebagainya yang tidak berkaitan dengan kegiatan

medis.

Berdasarkan hasil observasi lapangan dan wawancara dengan petugas

kesehatan lingkungan di Puskesmas Kawua tentang pengelolaan sampah medis

dan non medis. Pengelolaan sampah medis berupa sampah jarum suntik, infus

yang sudah dipakai dan terdapat darah pasien, obat-obat kadarluwarsa dan

sebagainya perlu diperhatikan secara serius sesuai dengan teknik penanganan

sampah yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan. Hal ini dikarenakan adanya

potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari pembuangan sampah secara

sembarangan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3). Teknik

penenganan tersebut diatur dalam Permenkes No.1204/Menkes/SK/2004, tentang

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, poin Pengolahan dan

Pemusnahan Sampah Medis, sebagai berikut :

15
1. Sampah medis tidak diperbolehkan dibuang langsung ke tempat

pembuangan akhir sampah sebelum aman bagi kesehatan.

2. Cara dan teknologi pengolahan atau pemusnahan sampah medis

disesuaikan dengan pemanasan mengunakan otoklaf atau dengan

pembakaran menggunakan insinerator.

Pengelolaan sampah medis dilakukan dengan cara mengumpulkan sampah

yang ada di tempat penampungan sampah dengan label berwarna kuning sebagai

simbol sampah medis yang di dalam dilapisi oleh kantongan plastik yang

berfungsi untuk mengakomodasi semua jenis sampah medis. Sampah medis

dikumpulkan setiap hari, hal ini sesuai dengan Permenkes Nomor:

1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah

Sakit, dimana sampah tidak boleh dibiarkan dalam wadah melebihi 3 x 24 jam

atau apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh sampah, maka harus

dikumpulkan supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit atau binatang

penggangu kemudian sampah tersebut dimasukkan ke dalam insinerator sederhana

untuk dilakukan pembakaran pada volume tertentu. Pengelolaan sampah non

medis berupa sampah organik seperti daun-daun, rumput-rumput kering diolah

menjadi pupuk kompos dan sampah anorganik seperti kemasan plastik

pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol/gelas minuman, kaleng, kayu

dan sebagainya dibakar di tempat pembakaran sampah terbuka maksimal

seminggu sekali. Jadi pengelolaan sampah medis dan sampah non medis di

Puskesmas Kawua sudah dipisahkan dan dikelola sesuai persyaratan kesehatan.

16
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pengelolaan sampah medis dilakukan dengan cara mengumpulkan
sampah yang ada di tempat penampungan sampah dengan label berwarna
kuning sebagai simbol sampah medis yang di dalam dilapisi oleh kantongan
plastik yang berfungsi untuk mengakomodasi semua jenis sampah kemudian
sampah tersebut dimasukkan ke dalam insinerator sederhana untuk
dilakukan pembakaran pada volume tertentu. Pengelolaan sampah non
medis berupa sampah organik seperti daun-daun, rumput-rumput kering
diolah menjadi pupuk kompos dan sampah anorganik seperti kemasan
plastik pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol/gelas minuman,
kaleng, kayu dan sebagainya dibakar di tempat pembakaran sampah terbuka
maksimal seminggu sekali. Pengelolaan sampah medis dan non medis di
Puskesmas Kawua sudah dipisahkan dan dikelola sesuai persyaratan
kesehatan.

B. Saran
1. Pemerintah perlu menyediakan lahan yang memadai untuk
pembangunan tempat pembuangan sampah dan pengelolaan sampah.
2. Pemerintah sebaiknya perlu memperbanyak sarana dan prasarana yang
dapat menunjang proses pengelolaan sampah sebagai upaya pelestarian
lingkungan.
3. Petugas kesehatan perlu meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan
dan kelestarian lingkungan dengan cara mengolah sampah medis dan
non medis.

17
DAFTAR PUSTAKA

Adrian R. Nugraha. 2009. Menyelamatkan Lingkungan Hidup dengan


Pengelolaan Sampah. PT. Cahaya Pustaka Raga. Bekasi
Depkes RI. 2004. Kepmenkes RI No.1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Permenkes RI. 2015. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas.
Sidik, M.A,Herumartono, D dan Sutanto, H.B. 1985. Teknologi Pemusnahan
Sampah dengan Incinerator dan Landfill. Jakarta.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN MAGANG
PUSKESMAS KAWUA KECAMATAN POSO KOTA SELATAN
KABUPATEN POSO

Gambar 1. Tempat Sampah Medis dan Non Medis

Gambar 2. Insinerator ( Alat Pembakar Sampah)


Gambar 3. Pembuatan Pupuk Kompos

Gambar 4. Hasil Pembuatan Pupuk Kompos

Anda mungkin juga menyukai