Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASMA BRONKHIAL

Disusun oleh :

ROSMIATUN, S.Kep
NPM 018.02.0861

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

2019
ASMA BRONKHIAL
A. DEFISINI
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea
dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu (
Smeltzer, 2002 : 611)
Asma Bronkhial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya
respon trakea dan bronkhus terhadap berbagai rangsangan dengan
manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya
dapat berubah-ubah secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan
(the Aamerican Thoraccic Society, 1962).

B. KLASIFIKASI
Secara etiologi asma bronkhial dibagi dalam 3 tipe :
1. Asma bronkhial tipe non atopi (intrinsik)

 Serangan timbul setelah dewasa


 Keluarga tidak ada menderita asma
 Ada hubungan dengan beban fisik
 Perubahan cuaca

2 . Asma bronkhial tipe atopi (ektrinsik)

 Timbul sejak anak-anak


 Ada keluarga yang menderita asma
 Adanya eksim pada waktu bayi
 Sering menderita rinitis

3. Asma bronkhial campuran (mixed)

2
Pada golongan ini keluhan diperberat oleh faktor intrinsik maupun
ektrinsi

C. ETIOLOGI

 Faktor genetik (faktor keturunan)


 Faktor lingkungan
 Bahan alergen
 Infeksi saluran nafas (terutama virus)
 Olah raga
 Tekanan jiwa
 Faktor makanan
 Obat-obatan

D. TANDA DAN GEJALA


Sesak nafas yang kumat-kumatan dengan bunyi nafas mengi
(wheezing), batuk dengan sputum. Biasanya keluhan dan gejala
tergantung dari berat ringannya pada waktu serangan, pada asma
bronkhial yang ringan dan tanpa adanya komplikasi keluhan dan gejala
tidak ada yang khas.
Tanda-tanda fisik: keadaan umum : CM, Cemas, gelisah, TD
meningkat, Nadi meningkat , sianosis,terdapat bunyi wheezing.

E. PATOFISIOLOGI
1. Perubahan patologis
- overdistensi kedua paru
- paru tidak kolaps waktu kavum pleura dibuka
- terdapat kumpulan eksudat yang menyerupai getah pada bronkus
dan cabang-cabangnya.

3
2. Perubahan Histopatologis
- Hypertropi otot polos bronkus
- Odema mukosa bronkus
- Kerusakan epitel permukaan mukosa
- Penebalan nyata membran basalis
- Infiltrasi eosinofil dalam dinding bronkus

F. PATHWAY
Faktor pencetus serangan Asma : alergen,
infeksi saluran nafas,
tekanan jiwa, olahraga/ kegiatan jasmani
yang berat,
obat-obatan, polusi udara,
lingkungan kerja

------------------------------------------------------
-----------------

Hiperreaktivitas edema mukosa


& hipersekresi mukus
bronkhus dinding
bronkus

4
-------------------------------------------------------
------------------

peningkatan usaha dan frekuensi


pernafasan
penggunaaan otot bantu
pernafasan

Ketidakefektifan
bersihan jalan
keluhan psikososial

nafas
malaise, kelemahan & kecemasan,
ketidaktahuan
keletihan
fisik akan

Perubahan pemenuhan
kecemasan
peningkatan kerja nutrisi kurang dari

pernafasan, kebutuhan tubuh

hipoksemia secara

reversibel
Kurang
pengetahuan

mual intake nurtrisi

5
G. PENATALAKSANAAN
a. Waktu Serangan
1. Brokodilator
 golongan Adrenergik
 adrenalin larutan 1: 1000 subkutan 0,3 cc ditunggu selama
15 menit
 golongan methylyanthin = aminophilin
 golongan antikolinergik = sulfat atropin, pratopilum
bronida efek adalah menghambat enzim guanylcyclase
2. Antihistamin
3. Kortikosteroid : memperkuat kerja obat beta adrenergic
4. Ekspektoransia : memudahkan mukus dari saluran nafas adalah air
minum biasa , glyserin guaicolat (ekspektoran)
5. pengobatan non farmakoterapi
 pemberian O2
 Pemberian cairan
 Drainase postural
 menghindari paparan alergen
b. Diluar serangan
1. Pendidikan/ penyuluhan
2. Immunoterapi / desensitisasi Relaksasi / kontrol emosi

H. ASUHAN KEPEWATAN
1. .PENGKAJIAN
a. Awitan distres pernafasan tiba-tiba
- Perpanjangan ekspirasi mengi

6
- Penggunaan otot-otot aksesori
- Perpendekan periode inpirasi
- Sesak nafas
- Restraksi interkostral dan esternal
- Krekels
b. Bunyi nafas : mengi, menurun, tidak terdengar
c. Duduk dengan posisi tegak : bersandar kedepan
d. Diaforesis
e. Distensi vera leher
f. Sianosis : area sirkumoral, dasar kuku
g. Batuk keras, kering : batuk produktif sulit
h. Perubahan tingkat kesadaran
i. Hipokria
j. Hipotensi
k. Pulsus paradoksus > 10 mm
l. Dehidrasi
m. Peningkatan anseitas : takut menderita, takut mati

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL


a. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d bronkospasme :
peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi
kental : penurunan energi/kelemahan
b. Kerusakan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen, kerusakan
alveoli
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan
masukan oral
d. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi/tidak mengenal sumber
informasi

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

7
a. DP : Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif
KH : - Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas
bersih/jelas
- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas
mis : batuk efektif dan mengeluarkan sekret
Intervensi
 Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi,
krekels, ronki
 Kaji/pantau frekuensi pernafasan
 Catat adanya/derajat diespnea mis : gelisah, ansietas, distres
pernafasan, penggunaan otot bantu
 Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis : peninggian kepala
tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur
 Pertahankan polusi lingkungan minimum
 Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir
 Observasi karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek,
basah
 Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hr ss toleransi
jantung dan memberikan air hangat, anjurkan masukkan cairan
sebagai ganti makanan
 Berikan obat sesuai indikasi
 Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada

b. DP : Kerusakan pertukaran gas


Tujuan : Pertukaran gas efektie dan adekuat
KH : -Menunjukkan perbaikan vertilasi dan oksigen
jaringan adekuat dalam rentang normal dan bebas gejala
distres pernafasan

8
-Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam
tingkat kemampuan /situasi
Intervensi
 Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot
aksesori, nafas bibir, ketidak mampuan bicara/berbincang
 Tingguikan kepala tempat tidur, pasien untuk memilih posisi
yang mudah untuk bernafas, dorong nafas dalam perlahan /
nafas bibir sesuai kebutuhan / toleransi individu.
 Dorong mengeluarkan sputum : penguapan bila diindikasikan.
 Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara
dan / bunyi tambahan.
 Awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya
perubahan.
 Evaluasi tingkat toleransi aktivitas.
 Awasi tanda vital dan irama jantung.
 Awasi / gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri.
 Berikan oksigen yang ssi idikasi hasil GDA dan toleransi
pasien.

c. DP : Perubahan nutrisi kurang dari tubuh


Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kh : - Menunjukan peningkatan BB
- Menunjukan perilaku / perubahan pada hidup untuk
meningkatkan dan / mempertahanka berat yang tepat.
Intervensi :
 Kaji kebiasaan diet, masukan makanan, catat derajat
kesulitan makan, evaluasi BB.
 Avskultasi bunyi usus.
 Berikan perawatan oral sering, buang sekret.

9
 Dorong periode istirahat, 1jam sebelum dan sesudah makan
berikan makan porsi kecil tapi sering.
 Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
 Hindari maknan yang sangat panas / dingin.
 Timbang BB sesuai induikasi.
 Kaji pemeriksaan laboratorium, ex : alb.serum.

d. DP : Kurang pengetahuan
Tujuan : Pengetahuan miningkat
KH :
- Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan
tindakan.
- Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala yang ada dari
proses penyakit dan menghubung dengan faktor penyebab.
- Melakukan perubahan pola hidup dan berparisipasi dalam
program pengobatan.
Intervensi:
 Jelaskan proses penyakit individu dan keluarga
 Instrusikan untuk latihan nafas dan batuk efektif.
 Diskusikan tentang obat yang digunakan, efek samping, dan
reaksi yang tidak diinginkan
 Beritahu tehnik pengguanaan inhaler ct : cara memegang,
interval semprotan, cara membersihkan.
 Tekankan pentingnya perawatan oral/kebersihan gigi
 Beritahu efek bahaya merokok dan nasehat untuk berhenti
merokok pada klien atau orang terdekat
 Berikan informasi tentang pembatasan aktivitas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansyoer (2012). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I.


Media Acsulapius. FKUI. Jakarta.

Heru Sundaru (2011). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga.
BalaiPenerbit FKUI. Jakarta.

Hudack&gallo (2009). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC.

Doenges, EM(2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.

Tucker, SM(2001). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC.

11

Anda mungkin juga menyukai