Anda di halaman 1dari 2

PEMBELAJARAN YANG BERPIJAK PADA ALIRAN KOGNITIF

2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Kognitif


Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajarnya. Teori ini
juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks
situasi tersebut. Membagi-bagi situasi/materi pelajaran menjadi komponen-komponen kecil dan
mempelajarinya secara terpisah akan menghilangkan makna belajar. Teori ini juga berpandangan
bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi,
emosi, dan faktor-faktor lain. (Asri, 2005 : 34). Belajar adalah aktifitas yang melibatkan proses berpikir
yang sangat kompleks. Proses belajar di sini antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima
(faktor eksternal) dan menyesuaikan dengan struktur kognitif yang sudah terbentuk di dalam pikiran
seseorang (background knowledge) berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya (faktor internal).
Teori kognitif lebih menekankan pada struktur internal pembelajar dan lebih memberi perhatian pada
bagaimana seseorang menerima, menyimpan, dan mengingat kembali informasi dari perbendaharaan
ingatan. Ada beberapa kelompok penganut teori kognitif, namun fokus dari penganut teori ini sama
yaitu pada soal bekerjanya pikiran manusia (Mukminan, 1998:53).

2.2. Aplikasi Teori Belajar Kognitif dan Pemprosesan Informasi dalam Desain Pesan Pembelajaran.
Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar yang
berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual, dan proses internal. Dalam merumuskan
tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi dan tujuan pembelajaran tidak lagi mekanistik
sebagaimana pada teori behavioristik namun dengan memperhitungkan kebebasan dan keterlibatan
siswa secara aktif dalam proses belajar agar belajar lebih bermakna bagi siswa.
Karakteristik dari proses belajar ini adalah:
a. Belajar merupakan proses pembentukan makna berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki melalui
interaksi secara langsung dengan obyek.
b. Belajar merupakan proses pengembangan pemahaman dengan membuat pemahaman baru.
c. Agar terjadi interaksi antara anak dan obyek pengetahuan, maka guru harus menyesuaikan obyek
dengan tingkat pengetahuan yang sudah dimiliki anak.
d. Proses belajar harus dihadirkan secara autentik dan alami. Anak dihadirkan dalam situasi obyek
sesungguhnya dan harus sesuai dengan perkembangan anak.
e. Guru mendorong dan menerima otonomi dan insiatif anak.
f. Memberi kegiatan yang menumbuhkan rasa keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk
mengekspresikan ide dan mengkomunikasikannya dengan orang lain.
g. Guru menyusun tugas dengan menggunakan terminologi kognitif yaitu meminta anak untuk
mengklasifikasi, menganalisa, memprediksi.
h. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk merespon proses pembelajaran.
i. Guru memberi kesempatan berpikir setelah memberi pertanyaan.

Anda mungkin juga menyukai