0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
47 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang Wawasan Nusantara sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dalam menyatukan seluruh kepulauan Indonesia secara politik, sosial, budaya, dan ekonomi. Dokumen tersebut juga membahas tantangan dalam implementasi Wawasan Nusantara seperti pengaruh globalisasi dan sistem kapitalisme, serta fungsi Wawasan Nusantara sebagai pedoman utama dalam pemerintahan dan kehidupan berbangsa.
Deskripsi Asli:
semoga bermanfaat
Judul Asli
Implikasi Wawasan Nusantara Dalam Kerangka Konsep Geopolitik
Dokumen tersebut membahas tentang Wawasan Nusantara sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dalam menyatukan seluruh kepulauan Indonesia secara politik, sosial, budaya, dan ekonomi. Dokumen tersebut juga membahas tantangan dalam implementasi Wawasan Nusantara seperti pengaruh globalisasi dan sistem kapitalisme, serta fungsi Wawasan Nusantara sebagai pedoman utama dalam pemerintahan dan kehidupan berbangsa.
Dokumen tersebut membahas tentang Wawasan Nusantara sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dalam menyatukan seluruh kepulauan Indonesia secara politik, sosial, budaya, dan ekonomi. Dokumen tersebut juga membahas tantangan dalam implementasi Wawasan Nusantara seperti pengaruh globalisasi dan sistem kapitalisme, serta fungsi Wawasan Nusantara sebagai pedoman utama dalam pemerintahan dan kehidupan berbangsa.
Geopolitik Konsepsi Wawasan Nasional atau Nation Outlook, maninfestasinya sangat ditentukan oleh kesejarahaan. Kondisi objektif, dan subjektif kultural serta idealisme yang dijadikan aspirasi dalam keberadaannya atau eksistensinya yang merdeka, berdaulat dan bermartabat. Oleh karena itu Wawasan Nasional memiliki identitas yang khas, yang hakikatnya menjiwai tindak kebijaksanaan suatu bangsa dalam mencapai tujuan nasionalnya. Keterkaitannya yang erat dengan faktor geografis, filsafat dan budaya bangsa menjadikan wawasan itu menjadi konsepsi geopolitik suatu bangsa sebagaimana dirumuskan dalam Doktrin HANKAMNEG Republik Indonesia dinyatakan bahwa, “Wawasan Nusantara adalah pandangan dari segala aspeknya”.Wawasan Nusantara sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dalam mendayagunkan Konstelasi Indonesia, sejarah dan kondisi sosial budaya perlu dijawantahkan sebagai dorongan dan rangsangan didalam usaha mencapai perwujudan aspirasi bangsa, yang mencakup”. a. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, dalam arti: 1) Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup dan kesatuan seluruh matra seluruh bangsa, serta menjadi modal dan milik bersama bangsa; 2) Bahwa negara Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai bahasa daerah, memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya; 3) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, se-Bangsa dan se-Tanah Air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa; 4) Bahwa pancasila adalah satu-satunya filsafah serta ideologi bangsa dan negara yang melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya; 5) Bahwa seluruh kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional. b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya, dalam arti: 1) Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, peri kehidupan bangsa harus merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupa yang sesuai denga kemajuan bangsa; 2) Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedang corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat dimiliki bangsa. c. perwujudanKepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, dalam arti : 1) Bshws kekayaan wilayah nuantara baik potensial ataupun efektif adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air; 2) Tingkat perkebangan ekonommi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh daerha-daerah dalam pengembangan kehidupan ekonominya. d. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan, dalam arti: 1) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara; 2) Membangun kesadaran dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.
J. Tantangan-tantangan dalam Mengimplementasikan
Wawasan Nusantara Dalam kenyataannya upaya untuk menerapkan atau mengimplementasikan Wawasan Nusantara ke dalam pembangunan nasional tetap dihadapkan dala kendala-kendala. Kendala implementasi Wawasan Nusantara yang utama pada dasarnya disebabkan oleh keadaan dunia yang sudah tanpa batas, di mana pengaruh dan informasi di luar saat ini sudah begitu gampang diakses melalui teknologi sehingga penetrasi nilai-nilai asing begitu mempengaruhi watak dan kepribadian masyarakat Indonesia serta dapat membawa Indonesia hanyut di dalam arus perkembangan lingkungan strategik yang demikian cepat. Kemudian yang juga tidak kalah penting keberadaannya mengadakan kendala bagi implementasi Wawasan Nusantara adalah terletak dalam hadapannya dengan sistem kapitalisme yang meggandeng paham mengutamakan kebendaaan(materi), individualis, dan jiwa konsumtif. Sistem ini sudah begitu merasuk dalam kehidupan masyarakat indonesia. Kapitalisme itu sendiri merupakan suatu ajaran atau paham tentang modal atau segala sesuatu dihargai dan diukur dengan uang. Bapak kapitalime, Adam Smith mengemukakan bahwa terdapat lima teori dasar dari kapitalisme, yakni: 1. Pengakuan hak milik pribadi tanpa batas-batas tertentu; 2. Pengakuan hak milik pribadi untuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan status sosial ekonomi; 3. Pengakuan adanya motivasi ekonomi dalam bentuk semangat meraih keuntungan semaksimal mungkin; 4. Kebebasan melakukan kompetisi; dan 5. Mengakui hukum ekonomi pasar bebas/ mekanisme pasar. Ada 3 hal yang menjadi sifat dan watak dasar dari kapitalisme, yakni: pertama, eksploitasi, yang berarti adanya pengerukan secara besar-besaran terhadap sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia. Kaum kapitalis akan terus melakukan perampokan besar-besaran terhadap kekayaan alam dan akan terus semaksimalnya mengeksploitasi para burh demi kepentingan dan keuntungan pribadi. Kedua, akumulasi, yang secara harpiah berarti penumpukan. Seifat penumpukan inilah yang mendasari kenapa kaum kapitalis tidak pernah puas dengan apa yang telah diraih. Dan yang ketiga, ekspansi, yang berarti yang menunjuk kepada pelebaran sayap atau perluasan wilayah pasar, seperti dari perdagangan sandang di perluas pada usaha perkapalan, pergudangan, barang-barang mentah dan selanjutnya barang-barang jadi. Begitupun yang terjadi saat ini, dimana kaum kaptalis terus melakukan ekspansi ke seluru penjuru dunia melalui modal dan pendirian pabrik-pabrik besar yang notabne adalah pabrik lisensi yang semakin dimuluskan dengan jalan globalisasi. Pengaruh kapitalis ini telah terjadi pada hampir seluruh belahan dunia dimana kaum kapitalis semakin mengakar dan menghisap negara-negara miskin dan berkembang melalui sebuah cara yang disebut globalisasi. Untuk meminimalisasi pengaruh kapitalisme ini, hendaknya pemerintah dapat mendorong orang-orang kaya di Indonesia agar mau terjun ke sektor riil dan membangun basis ekonomi rakyat, agar jurang antara si kaya dan si miskin tidak menjadi ajar kekerasan dan ketegangan sosial. Paham yang berasal dari Amerika ini bertujuab untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya bagi individu atau pihak swasta yang memiliki modal. Kapitalisme juga lebih memenitngkan kepada maeri. Dari sini dapat kita lihat, baha kapitalimse dapat membuat jurang pemisah antara orang kaya dan miskin(stratifikasi sosial), sebab dalam praktiknya kapitalis bertujuan kepada materi. Selain kapitalisme dan globalisai, yang turut menjadi faktor penghambat bagi implementasi Wawasan Nusantara ini di tingkat internal yakni oleh karena masih begitu kurangnya kesadaran masyarakat terutama dalam penghayatannya erhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan kesadarannya atas nasionalisme.
H. Fungsi Wawasan Nusantara
Sebagai wawasan nasional maka secara ideal Wawasan Nusantara harus berfungsi dan mampu memberikan pedoman, arah dan tuntunan bagi perjuangan unutuk mencapai tujuan nasional. Prajat merumuskan, bahwa Wawasan Nusantara merupakan petunjuk operasional umum tertinggi dalam penyelenggaraan pemerintahan negara dan kehidupan berbangsa, serta sekaligus merupakan faktor integrasi dalam penyelenggaraan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, serta daya dan dana di keempat bidangfungsi itu dapat dipacu secara serentak dan didayagunakan secara terpadu agar memberikan hasil yang maksimal.