Anda di halaman 1dari 3

I.

Implikasi Wawasan Nusantara dalam Kerangka Konsep


Geopolitik
Konsepsi Wawasan Nasional atau Nation Outlook, maninfestasinya sangat ditentukan oleh
kesejarahaan. Kondisi objektif, dan subjektif kultural serta idealisme yang dijadikan aspirasi
dalam keberadaannya atau eksistensinya yang merdeka, berdaulat dan bermartabat. Oleh
karena itu Wawasan Nasional memiliki identitas yang khas, yang hakikatnya menjiwai tindak
kebijaksanaan suatu bangsa dalam mencapai tujuan nasionalnya.
Keterkaitannya yang erat dengan faktor geografis, filsafat dan budaya bangsa
menjadikan wawasan itu menjadi konsepsi geopolitik suatu bangsa sebagaimana
dirumuskan dalam Doktrin HANKAMNEG Republik Indonesia dinyatakan bahwa, “Wawasan
Nusantara adalah pandangan dari segala aspeknya”.Wawasan Nusantara sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia dalam mendayagunkan Konstelasi Indonesia, sejarah dan kondisi
sosial budaya perlu dijawantahkan sebagai dorongan dan rangsangan didalam usaha
mencapai perwujudan aspirasi bangsa, yang mencakup”.
a. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, dalam arti:
1) Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan
satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup dan kesatuan seluruh matra seluruh
bangsa, serta menjadi modal dan milik bersama bangsa;
2) Bahwa negara Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam
berbagai bahasa daerah, memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat
dalam arti yang seluas-luasnya;
3) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, se-Bangsa dan se-Tanah Air, serta mempunyai satu tekad dalam
mencapai cita-cita bangsa;
4) Bahwa pancasila adalah satu-satunya filsafah serta ideologi bangsa dan negara yang
melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya;
5) Bahwa seluruh kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan hukum nasional
yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya, dalam arti:
1) Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, peri kehidupan bangsa harus merupakan
kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama,
merata dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupa yang sesuai denga
kemajuan bangsa;
2) Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedang corak ragam budaya
yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa menjadi modal dan landasan
pengembangan budaya bangsa seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat dimiliki
bangsa.
c. perwujudanKepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, dalam arti :
1) Bshws kekayaan wilayah nuantara baik potensial ataupun efektif adalah modal dan
milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata
di seluruh wilayah tanah air;
2) Tingkat perkebangan ekonommi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa
meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh daerha-daerah dalam pengembangan
kehidupan ekonominya.
d. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan,
dalam arti:
1) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya merupakan
ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara;
2) Membangun kesadaran dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

J. Tantangan-tantangan dalam Mengimplementasikan


Wawasan Nusantara
Dalam kenyataannya upaya untuk menerapkan atau mengimplementasikan Wawasan
Nusantara ke dalam pembangunan nasional tetap dihadapkan dala kendala-kendala. Kendala
implementasi Wawasan Nusantara yang utama pada dasarnya disebabkan oleh keadaan
dunia yang sudah tanpa batas, di mana pengaruh dan informasi di luar saat ini sudah begitu
gampang diakses melalui teknologi sehingga penetrasi nilai-nilai asing begitu mempengaruhi
watak dan kepribadian masyarakat Indonesia serta dapat membawa Indonesia hanyut di
dalam arus perkembangan lingkungan strategik yang demikian cepat.
Kemudian yang juga tidak kalah penting keberadaannya mengadakan kendala bagi
implementasi Wawasan Nusantara adalah terletak dalam hadapannya dengan sistem
kapitalisme yang meggandeng paham mengutamakan kebendaaan(materi), individualis, dan
jiwa konsumtif. Sistem ini sudah begitu merasuk dalam kehidupan masyarakat indonesia.
Kapitalisme itu sendiri merupakan suatu ajaran atau paham tentang modal atau segala
sesuatu dihargai dan diukur dengan uang. Bapak kapitalime, Adam Smith mengemukakan
bahwa terdapat lima teori dasar dari kapitalisme, yakni:
1. Pengakuan hak milik pribadi tanpa batas-batas tertentu;
2. Pengakuan hak milik pribadi untuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan
status sosial ekonomi;
3. Pengakuan adanya motivasi ekonomi dalam bentuk semangat meraih keuntungan
semaksimal mungkin;
4. Kebebasan melakukan kompetisi; dan
5. Mengakui hukum ekonomi pasar bebas/ mekanisme pasar.
Ada 3 hal yang menjadi sifat dan watak dasar dari kapitalisme, yakni: pertama,
eksploitasi, yang berarti adanya pengerukan secara besar-besaran terhadap sumberdaya
alam maupun sumberdaya manusia. Kaum kapitalis akan terus melakukan perampokan
besar-besaran terhadap kekayaan alam dan akan terus semaksimalnya mengeksploitasi para
burh demi kepentingan dan keuntungan pribadi. Kedua, akumulasi, yang secara harpiah
berarti penumpukan. Seifat penumpukan inilah yang mendasari kenapa kaum kapitalis tidak
pernah puas dengan apa yang telah diraih. Dan yang ketiga, ekspansi, yang berarti yang
menunjuk kepada pelebaran sayap atau perluasan wilayah pasar, seperti dari perdagangan
sandang di perluas pada usaha perkapalan, pergudangan, barang-barang mentah dan
selanjutnya barang-barang jadi. Begitupun yang terjadi saat ini, dimana kaum kaptalis terus
melakukan ekspansi ke seluru penjuru dunia melalui modal dan pendirian pabrik-pabrik
besar yang notabne adalah pabrik lisensi yang semakin dimuluskan dengan jalan globalisasi.
Pengaruh kapitalis ini telah terjadi pada hampir seluruh belahan dunia dimana kaum
kapitalis semakin mengakar dan menghisap negara-negara miskin dan berkembang melalui
sebuah cara yang disebut globalisasi.
Untuk meminimalisasi pengaruh kapitalisme ini, hendaknya pemerintah dapat
mendorong orang-orang kaya di Indonesia agar mau terjun ke sektor riil dan membangun
basis ekonomi rakyat, agar jurang antara si kaya dan si miskin tidak menjadi ajar kekerasan
dan ketegangan sosial.
Paham yang berasal dari Amerika ini bertujuab untuk mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya bagi individu atau pihak swasta yang memiliki modal. Kapitalisme juga
lebih memenitngkan kepada maeri. Dari sini dapat kita lihat, baha kapitalimse dapat
membuat jurang pemisah antara orang kaya dan miskin(stratifikasi sosial), sebab dalam
praktiknya kapitalis bertujuan kepada materi.
Selain kapitalisme dan globalisai, yang turut menjadi faktor penghambat bagi
implementasi Wawasan Nusantara ini di tingkat internal yakni oleh karena masih begitu
kurangnya kesadaran masyarakat terutama dalam penghayatannya erhadap hak dan
kewajibannya sebagai warga negara dan kesadarannya atas nasionalisme.

H. Fungsi Wawasan Nusantara


Sebagai wawasan nasional maka secara ideal Wawasan Nusantara harus berfungsi dan
mampu memberikan pedoman, arah dan tuntunan bagi perjuangan unutuk mencapai tujuan
nasional. Prajat merumuskan, bahwa Wawasan Nusantara merupakan petunjuk operasional
umum tertinggi dalam penyelenggaraan pemerintahan negara dan kehidupan berbangsa,
serta sekaligus merupakan faktor integrasi dalam penyelenggaraan politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan keamanan, serta daya dan dana di keempat bidangfungsi itu dapat
dipacu secara serentak dan didayagunakan secara terpadu agar memberikan hasil yang
maksimal.

Anda mungkin juga menyukai