Didistribusikan oleh:
MaksiPlus
Daftar Isi
Persembahan dari
PT Tani Solusi
Tani Solusi dengan bangga mempersembahkan sebuah produk
inovasi teknologi bagi produktivitas pertanian dan hortikultura, per
kebunan, peternakan dan perikanan. MaxiGrow adalah karya anak
bangsa yang didedikasikan bagi kesejahteraan rakyat. Sumbang
si
h MaxiGro w diharapkan menjadi jawaban atas permasalahan
yang d
ihadapi dunia pertanian selama ini. Baik permasalahan yang
menyangkut pertumbuhan maupun produktivitas, juga secara kuanti-
tas maupun nilai ekonominya.
Hal itu akanmenjadikanMaxiGrowsebagaisalah satuproduk
unggulan dibidang peningkatan produksi pangan. Dengan visi tetap
menjadikan alam sebagai lingkungan sahabat manusia, keunggulan
MaxiGrow selain bernilaiekonomi, jugamenjadikan a lamsebagai
sahabat bagi kehidupan manusia yang hijau dan lestari.
Di Indonesia, MaxiGrow akan dipasarkan melalui jaringan
pemasaran Maksiplus Utama Indonesia, sebuah perusahaanyang
akan membawa kesuksesan baru bagi produktivitas pertanian.
Dengan dukungan adanya distribusi hasil panen melalui MaxiFresh
dansekolah tani MaxiFarm, maka solusi mengenai pertanian,
perikanan dan peternakan ada dalam genggaman Anda semua.
Buku ini disusun sebagai alat bantu pemasaran berbasis jaringan
Maksiplus Utama Indonesia yang tersebarditanah air,serta referensi
tambahan bagi para pengguna pupuk MaxiGrow.
Akhir kata,kamiberharap b uku inidapatmenjadi alat b antu
yang memadai.
Penyusun
Terobosan Bagi
Produktifitas Pertanian
Sistem pertanian kita dalam 40 tahun terakhir hanya meng
andalkan peningkatan produktifitas dan kesuburan tanah dari kimia
saja, padahal kesuburan tanah merupakan keseimbangan antara
kesuburan fisika, kimia dan biologi. Akibatnya sekarang kesuburan
biologi tanah/bahan organic merosot drastis dicirikan dengan
kandungan humus tanah yang rendah (sekitar 1%). Pengembalian
kesuburan biologi ini dapat dilakukan dengan penambahan kompos
atau pupuk kandang. Namun demikian hal ini sulit dilakukan petan
i karena jumlah kompos atau pupuk kandang yang dibutuhkan jum-
lahnya besar (6 s/d 8 ton/ha/musim tanam). Tentu pengadaan kom-
pos sebanyak itu sangat sulit bagi petani. Kalaupun ada, biayanya
menjadi mahal, selain penggunaannya tidak praktis.
Di sisis lain kebutuhan pupuk kimia (urea, sp36, KCL, dll) setiap
tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Data menunjukkan
kebutuhan urea untuk lahan padi mengalami kenaikan 8,5% - 10%
per tahun. Situasi ini diperparah dengan problematika sistem tata
niaga dan distribusi pupuk, khususnya urea. Sehinga, setiap musim
tanam selalu terjadi kelangkaan urea dan gejolak harga yang me-
nyulitkan petani.
Perlu diketahui bahwa dalam komponen produksi pertanian,
pupuk menjadi factor penentu keberhasilan, yakni mencapai 55%.
Dengan kendala sulitnya petani memperoleh suplai pupuk yang me-
madai, baik harga, jumlah, maupun ketepatan waktu, dibutuhkan
suatu terobosan strategis di tingkat kebijakan pemerintah maupun
inovasi teknologi.
Tahun 1985
Riset isolasi dan analisis potensi mikroba tanah dari bumi
Indonesia. Pada tahap ini diambil sample mikroba dari berbagai
daerah nusantara, terutama dari daerah yang dianggap subur,
untuk diuji coba. Sampai saat ini riset ini tetap berjalan untuk terus
meningkatkan mutu produk.
Tahun 1996
Dari berbagai uji coba akhirnya terpilih beberapa mikroba unggul,
yang dikemas dalam sebuah teknologi/formula campuran berbagai
macam bakteri yang bermanfaat untuk meningkatkan hasil pertanian.
Memakan waktu 10 tahun sejak dimulainya penelitian, baru ditemukan
mikroba paling unggul yang baik untuk meningkatkan hasil pertanian.
Tahun 1997
Dilakukan uji lapangan di sentra pertanian Jawa Tengah, Jawa
Timur dan Jawa Barat. Uji lapangan ini merupakan pembuktian
setelah dilakukan uji lab yang masih bersifat teori.
Tahun 1998
Dilakukan uji praktis dan evaluasi oleh petani. Tahap ini dilakukan
untuk mengetahui respon dan hasil yang paling obyektif oleh peng-
guna yaitu petani. Setelah dilakukan uji praktis oleh para petani di
sejumlah daerah, terbukti mereka puas akan manfaat dan keung-
gulan teknologi ini.
Tahun 1998
Mulai diproduksi secara masal dan dipasarkan di Indonesia.
Setelah melalui masa penelitian selama 13 tahun, teknologi ini
layak dipasarkan dan mulai diterima pasar secara luas.
Tahun 2016
Setelah sukses dipasaran Indonesia secara bebas/konvensional,
produk ini degan New Teknologinya (MaxiGrow) berusaha melaku-
kan penetrasi pasar yaitu melakukan pemasaran secara direct
marketing. Adalah MaksiPlus, sebuah perusahaan yang akan mem-
bawa kesuksesan baru bagi produktifitas pertanian. Dengan back
up perusahaan yang sangat berpengalaman didalam industri perta-
nian diantaranya benih jagung, sayuran dan industri pestisida. Tidak
hanya itu dari sisi finansial dan IT, MaksiPlus masuk dalam group
perusahaan asuransi dan IT.
• Aplikasi sederhana
• Untuk tanaman semusim 1 s/d 2 kali aplikasi.
• Untuk tanaman tahunan 3 s/d 4 aplikasi/tahun.
• Sebagai suplement untuk peternakan (penggemukan) dan per
ikanan sebagai probiotik dan prebiotik.
Hara Mikro
Hara Mikro diantaranya terdiri dari : Boron (B), Seng (Zn), Besi
(Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Molibdenum (Mo), Natrium (Na)
dan Aluminium (Al).
Masing-masing unsur hara ini memiliki peranan yang tidak dapat di-
gantikan oleh unsur lain. Jika ada tanaman yang kekurangan salah satu
unsur, maka metabolismenya pasti akan terganggu. Jadi, untuk menge-
tahui kandungan hara perlu dilakukan analisa tanah dan tanaman.
Sedikitnya terdapat 60 jenis unsur hara yang dibutuhkan
tanaman dan 16 unsur atau senyawa di antaranya merupakan unsur
hara esensial yang mutlak dibutuhkan tanaman untuk mendukung
pertumbuhannya. Kekurangan hara bisa menyebabkan pertumbu-
han tanaman terganggu, menimbulkan penyakit, dan bisa menye-
babkan tanaman mati. Dari 16 unsur hara, 3 diantaranya keterse-
diaannya di alam melimpah. Ketiga unsur tersebut adalah Karbon
(C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O). ketiganya dapat diperoleh bebas
dari udara. Kebutuhan air dapat diperoleh dari tanah dan dari air
penyiraman. Sedangkan unsur hara yang lain karena ketersedian-
nya terbatas biasanya ditambahkan dengan pupuk.
Unsur hara bisa di bagi menjadi dua bagian utama: unsur hara
makro dan mikro.
UNSUR HARA
1. Nitrogen (N)
Tumbuhan memerlukan nitrogen untuk pertumbuhannya ter
utama pada fase vegetatif yaitu pertumbuhan cabang, daun
dan batang. Nitrogen (lebih dari 70% volume udara terdiri dari
nitrogen) juga bermanfaat dalam proses pembentukan hijau
daun atau klorofil. Kekurangan nitrogen menyebabkan pertum-
buhan tanaman tidak normal, kerdil, daunnya menguning dan
kering.
2. Phosphor/Fosfor (P)
Berguna untuk pembentukan akar, sebagai bahan dasar protein,
mempercepat penuaan buah, memperkuat batang tanaman,
meningkatkan hasil biji-bijian dan umbi-umbian. Selai itu Fosfor
juga berfungsi untuk membantu proses asimilasi dan respirasi.
Kekurangan Fosfor menyebabkan tanaman menjadi kerdil, per-
tumbuhan akar tidak baik dan pertumbuhan cabang dan ranting
meruncing.
3. Calsium/Kalsium (Ca)
Berfungsi sebagai pengatur pengisapan air dari dalam tanah. Kal-
sium juga berguna untuk menghilangkan (penawar) racun dalam
tanah. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan pertumbuhan
pucuk ranting terhambat dan batang tanaman tidak kokoh.
4. Sulfur/Belerang (S)
Membantu tanaman dalam membentuk bintil akar, pertumbu-
han tunas dan pembentukan hijau daun (klorofil). Sulfur meru-
pakan unsur penting dalam pembentukan berbagai jenis asam
amino. Kekurangan sulfur/belerang menyebabkan daun muda
berubah warna menjadi hijau muda, mengkilap agak keputihan
selanjutnya akan berubah menjadi kuning, tanaman akan tam-
pak kerdil, kurus dan batangnya pendek.
5. Magnesium (Mg)
Membantu proses pembentukan hijau daun atau klorofil. Selain
5. Boron (Bo)
Merupakan zat yang banyak manfaatnya, boron membawa karbohidrat
ke seluruh jaringan tanaman, boron juga bermanfaat dalam proses
mempercepat penyerapan kalium dan berperan pada pertumbuhan
tanaman khususnya pada bagian yang masih aktif selain itu juga me-
ningkatkan kualitas produksi sayuran dan buah-buahan.
6. Molibdenum (Mo)
Berfungsi untuk mengikat nitrogen bebas dari udara, juga
berfungsi sebagai komponen pembentukan enzim pada bakteri
akar tanaman leguminosae.
7. Zinc/Seng (Zn)
Mempunyai fungsi dalam pembentukan hormon tanaman yang
berguna untuk pertumbuhan. Kekurangan seng menyebab-
kan daun berwarna kuning atau kemerahan, daun berlubang,
mengering bahkan bisa mati.
HORMON PERTUMBUHAN
Hormon pertumbuhan atau zat pengatur tumbuh berperan penting bagi per-
tumbuhan dan perkembangan tanaman, juga bagi kelangsungan hidupnya.
Tanpa adanya zat pengatur tumbuh berarti tidak ada pertumbuhan.
Zat pengatur tumbuh pada tanaman didefinisikan sebagai senyawa
organic bukan hara. Ahli biologi tumbuhan telah mengidentifikasikan
5 tipe utama hormon pertumbuhan yaitu auksin, sitokinin, giberelin,
asam abisat dan etilen.
Hormon pertumbuhan yang terdapat di dalam pupuk hayati
MaxiGrow adalah jenis Sitokinin, Giberelin dan Auksin atau IAA (Indole
Acetic Acid), yaitu: hormon tumbuh yang tidak terlepas dari proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. IAA ini berfungsi sebagai
hormon pengembangan sel yang struktur kimianya menyerupai asam
amino triptopan. Jika diberikan IAA pada tanaman, pertumbuhannya
akan cepat dan juga dapat mempercepat pembentukan rambut akar,
memperpanjang akar dan pertumbuhan batang serta daun.
Mengapa Tumbuhan
Memerlukan Pupuk?
Meski secara ilmiah tanah telah menyediakan unsur hara makro
dan mikro sebagai makanan pokok bagi tumbuhan, tetapi karena
unsur hara ini diserap oleh tumbuhan dari hari ke hari maka unsur
hara ini semakin berkurang dan tanaman semakin tidak subur.
Unsur-unsur hara dalam tanah seringkali tidak mencukupi
kebutuhan tanaman. Setiap kali dibudidayakan, tanaman akan me-
nyerap terus menerus unsur hara dari tanah. Manakala tanaman
dipanen, unsur hara dalam tanah pun ikut terangkut dan terku-
ras. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi
tanaman, diperlukan masukan dari luar berupa pupuk.
Fungsi utama pupuk adalah menyediakan atau menambah un-
sur hara yang dibutuhkan tanaman karena hanya tersedia sedikit
atau bahkan tidak ada sama sekali di tanah tempat bertanam.
Selama 40 tahun lebih petani Indonesia mengenal dan telah
mempraktikkan pemupukan dengan pupuk kimia yaitu Pupuk Urea,
Pupuk TSP, Pupuk KCL, serta NPK atau pupuk majemuk.
Pupuk Urea mengandung N (Nitrogen) sebanyak 46%. Manfaat
pupuk urea ini jika diberikan ke tanaman maka unsur hara nitrogen
dalam tanah cukup, karena nitrogen merupakan unsur hara mak-
ro primer yang sangat dibutuhkan tumbuhan. Nitrogen berperan
dalam pembentukan sel, jaringan, dan organ tanaman. Ia berfungsi
sebagai bahan sintetis klorofil, protein dan asam amino. Karena itu
kehadirannya dibutuhkan dalam jumlah besar, terutama saat per-
tumbuhan vegetatif. Bersama fosfor (P), nitrogen digunakan untuk
mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
1. Azotobacter Sp
Berfungsi sebagai mikroba penambat N (nitrogen) dari udara
bebas.
2. Azoospirilium Sr
Berfungsi sebagai penambat N (nitrogen).
3. Mikroba Selulolitik
Pendegradasi bahan organik/pembusukan bahan organik.
Aplikasi MaxiGrow
Pada Bawang Merah
Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan
(tanah kering), tekstur sedang sampai liat. Jenis tanah Alluvial, Glei
Humus atau Latosol, pH 5.6 – 6.5, ketinggian 0-400 m, kelembaban
50-70%, suhu 25º – 32º C.
Cara penggunaan MaxiGrow yang dikombinasikan dengan pu-
puk kimia pada tanaman bawang merah.
Gejala
Ujung daun mengering, daun muda menguning dan daun melintir.
Pengendalian
Semprotkan fungisida berbahan aktif karbendenzim atau
mankozeb. Apabila serangan belum terlalu banyak, langkah lain
dapat ditempuh dengan mencabut dan buang/bakar segera
tanaman yang terserang.
• Fysarium Oxysporum
Jamur Fusarium oxysporum (Fo) merupakan salah satu jenis
jamur patogen tular tanah yang mematikan, karena patogen ini
mempunyai strain yang dapat dorman selama 30 (tiga puluh) ta-
hun sebelum melanjutkan virulensi dan menginfeksi tanaman.
Gejala
Ujung daun layu dan menguning, melinting dan nekrosis. Akar
berwarna hitam dan rapuh, dasar akar membusuk. Fusarium
dapat juga menyerang umbi bawang yang telah dipanen yang
terdapat dalam gudang penyimpanan.
Pengendalian
Semprotkan fungisida berbahan aktif karbendenzim atau
mankozeb. Apabila serangan belum terlalu banyak, langkah lain
dapat ditempuh dengan mencabut dan buang/bakar segera
tanaman yang terserang.
Aplikasi MaxiGrow
Pada Buah-Buahan
MaxiGrow bisa diaplikasikan untuk berbagai tanaman buah-
buahab. Yang akan dibahas disini adalah buah-buahan dari tana-
man keras seperti : alpukat, apel, belimbing, durian, jambu, jeruk,
kecapi, mangga, manggis, nangka, pear, pepaya, rambutan, sawo,
srikaya, dan sebagainya.
Buah-buahan yang bukan berasal dari tanaman keras seperti:
anggur, pisang, semangka, melon, nanas, salak, strawberry dibahas
pada halaman terpisah.
• Encerkan 2 s/d 3 liter MaxiGrow dengan 100 s/d 300 liter air.
• Untuk efektifitas pemupukan, buat 4 lubang (4 arahan mata an-
gin) dengan kedalaman 20 cm dengan diameter 5 cm. jarak lubang
tersebut dari batang pohon adalah ½ tajuk (½ jarak ujung daun
terluar dan batang pohon), atau kurang lebih 1,5 meter.
• Tuangkan setiap pohon 500 s/d 1000 ml larutan MaxiGrow.
• Pupuk kimia diberikan sesuai degan anjuran/rekomendasi se-
tempat, tetapi selalu diatur agar aplikasi pupuk kimia dilakukan
setelah pemupukan MaxiGrow.
Aplikasi MaxiGrow
Pada Cabai
Cabai dapat tumbuh pada dataran rendah maupun tinggi, ter-
gantung dari varietasnya. Tanah yang baik dalam budidaya cabai
adalah yang memiliki pH tanah dengan skala 5-6. Budidaya cabai
seringkali dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantara
nya; teknis budidaya, kekurangan unsur hara, serangan hama dan
penyakit.
Pengolahan Lahan
Lahan yang telah diolah, buat bedengan (seperti terlihat pada
gambar), berikan pupuk kandang (sudah matang) pada setiap
bedengan, kemudian semprotkan larutan MaxiGrow (1 liter Maxi-
Grow : air max 100 liter), kemudian tutup dengan tanah dan mulsa
(apabila menggunakan). Biarkan minimal 3 hari, kemudian siap un-
tuk ditanam.
Pada tahap ini kebutuhan MaxiGrow sebanyak 2 liter per hektar
dan pupuk kandang sebanyak 4-6 ton per hektar.
FAKTA MENAKJUBKAN
Aplikasi MaxiGrow
Pada Jagung
Tempat ideal untuk budidaya jagung adalah daerah dengan
katinggian 50 – 600 m yang memiliki curah hujan sekitar 85 – 200
mm/bulan, suhu optimum antara 23ºC - 30ºC, tanah gembur, subur
dan kaya humus, pH tanah antara 5,6 – 7,5, aerasi (pengaliran udara
ke dalam air untuk meningkatkan kandungan oksigen) dan keterse-
diaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 80º.
Pengolahan Lahan
• Tanah yang akan ditanam diolah dengan cara dicangkul sedalam
15–20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran
drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm,
kedalaman 20 cm. saluran ini dibuat terutama pada tanah yang
drainasenya jelek. Daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dika-
pur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata pada
barisan tanaman, ± 1 bulan sebelum tanam.
• Berikan pupuk kandang sebanyak 6 ton/ha, diberikan sepanjang
larikan tanaman sebelum tanam. Kemudian berikan larutan Maxi-
Grow (1 liter MaxiGrow: air max 200 liter) pada setiap titik tanam.
Tahap ini diperlukan 2 s/d 3 liter MaxiGrow per Ha.
• Lubang tanam ditugal (dibuat lubang untuk benih di tanah), ke-
dalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak
tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin
panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur
panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40 cm
x 100 cm (2 benih/lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari,
jarak tanam 25 cm x 75 cm (1 benih/lubang).
PEMUPUKAN
Pupuk kimia
Kebutuhan pupuk kimia per hektar pada tanaman jagung adalah:
Urea sebanyak 175 kg, TSP sebanyak 60 kg, dan KCL sebanyak 75 kg.
diberikan 2 kali, pemberian pertama dengan dosis 1/3 takaran Urea
dan semua TSP dan KCL diberikan pada saat tanam, sisanya 2/3 ta-
karan Urea diberikan pada usia 5 minggu setelah tanam.
Pengendalian Hama
Pengendalian hama dilakukan dengan cara pemantauan di la-
pangan, yaitu penyemprotan insektisida hanya dilakukan apabila
ditemukan serangan hama yang merusak.
FAKTA MENAKJUBKAN
Aplikasi MaxiGrow
Pada Jati
Pemupukan saat pembibitan
• Semprot media tanam dengan MaxiGrow sebelum dipakai untuk
pembibitan. Jika media tanam dicampur dengan pupuk kandang
atau pupuk lain, maka harus ada jeda 3 hari sesudah atau sebe-
lum dari pemakaian MaxiGrow.
• Siramkan larutan MaxiGrow secara merata pada setiap media ta-
nam, ketika berumur 10 hari (1 liter MaxiGrow dicampur dengan
50 s.d. 100 liter air, cukup untuk 300 s/d 400 polybag besar).
• Selanjutnya lakukan pemupukan MaxiGrow setiap sebulan sekali
sampai penanaman.
FAKTA MENAKJUBKAN
Aplikasi MaxiGrow
Pada Kacang Tanah
Tempat yang ideal bagi budidaya kacang tanah adalah daerah
ketinggian 50 – 500 m, memiliki curah hujan antar 800 – 1.300
mm/tahun, suhu udara berkisar 28ºC-32ºC (suhu di bawah 10ºC,
pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil) dengan
kelembaban udara 65-75%. Selain itu sinar matahari penuh dibu-
tuhkan, karea akan mempengaruhi fotosintesa. Hujan yang terlalu
keras akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga.
Media tanam
Jenis tanah yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah ta-
nah gembur/bertekstur ringan dan subur, pH antara 6,0-6,5, me-
miliki drainase dan aerasi yang baik, lahan tidak terlalu becek dan
kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
Syarat benih
• Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul atau dari
balai benih atau penangkar benih yang telah ditunjuk oleh balai
sertifikasi benih.
• Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90%) dan sehat.
• Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
• Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
• Kadar air benih berkisar 9 – 12 %.
Pengolahan lahan
Olah lahan dengan melakukan pembajakan/pencangkulan untuk
pembersihan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan
akar-akar tanaman. Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, tinggi bedengan
20 cm – 30 cm,di antara 2 bedengan dibuatkan parit saluran air.
PEMUPUKAN
Pupuk kimia
Diberikan seluruhnya pada saat tanam. Jenis pupuk yang digu-
nakan adalah: SP-36 (100 kg/ha), ZA (100 kg/ha) dan KCL (50 kg/ha)
atau sesuai rekomendasi setempat.
Aplikasi MaxiGrow
Pada Kakao - Coklat
Pohon coklat tumbuh di daerah tropis, pada ketinggian 10 hingga
500 meter di atas permukaan laut. Pohon coklat pada umumnya
dapat mencapai tinggi 5 – 6 meter, dapat berbunga dan berbuah
sepanjang tahun sejak umur 4 – 5 tahun.
Cara penggunaan MaxiGrow yang dikombinasikan dengan pu-
puk kimia pada kakao:
Persiapan lahan
Buat lubang untuk bibit tanaman dengan ukuran 40X40X40 cm,
kemudian masukkan pupuk kandang 20 biarkan selama 1 bulan. Ke-
mudian bibit siap untuk dimasukkan dalam lubang tanam.
pangkal batang, ulangi setiap 3 s/d 4 bulan sekali. Pada tahap ini un-
tuk satu aplikasi, MaxiGrow yang dibutuhkan 3 s/d 4 liter per hektar
atau per tahun dibutuhkan 12 s/d 16 liter.
Pupuk kimia yang diberikan adalah berupa campuran pupuk urea
500 gr, tsp 200 gr, dan kcl 300 gr atau bisa berupa pupuk majemuk
N-P-K-Mg (15-15-6-4) sebanyak 1 kg pada setiap pohon, berikan di
sekitar pangkal batang. Ulangi setiap 6 bulan sekali (sekali di awal
musim hujan dan sekali di akhir musim hujan).
Aplikasi MaxiGrow
Pada Karet
Tempat dan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan tanaman
karet adalah daerah dengan ketinggian 200 m, memiliki curah
hujan 1.500-2.000 mm/tahun, suhu udara berkisar 24˚C-28˚C dan
mendapatkan sinar matahari 5-7 jam/hari dengan struktur tanah
yang dapat meneruskan air , tidak berpadas pH antara 5-6.
Aplikasi MaxiGrow
Fakta Menakjubkan
Aplikasi MaxiGrow
Pada Kedelai
Tanaman dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asalkan
drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik, curah
hujan 100-400 mm/bulan, suhu udara 23ºC-30ºC, kelembaban
60%-70%, pH tanah 5,8 – 7 dan ketinggian kurang dari 600 m.
Dengan teknologi MaxiGrow budidaya kedelai menjadi lebih
murah bila dibandingkan dengan cara-cara konvensional, sedangkan
hasil yang didapat bisa lebih baik.
Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan
cukup air dan mendapatkan sinar matahari yang cukup. Penanaman
yang ideal adalah pada awal musim hujan atau menjelang musim
kemarau.
Penanaman
• Buat tugulan (lubang penanaman benih) dengan jarak 20 cm X
30 cm X atau 25 cm X 25 cm.
• Buat lubang di sebelah lubang untuk bibit.
• Rendam benih dengan air yang telah diberi MaxiGrow (10
ml MaxiGrow : 1 liter air) selama kurang lebih 1 jam, tiriskan.
Kemudian beri Rhizole (1 botol @ 30 gr Rhizole cukup untuk 6 – 8
kg bibit sehingga untuk 1 Ha diperlukan 150 gr), aduk hingga rata
dan biarkan selama 2 jam di tempat yang sejuk dan terhindar
dari sinar matahari.
Pemupukan (1 Ha)
• Berikan campuran pupuk SP-36 (50 kg) dan KCL (25 kg) pada
tugalan disebelah lubang benih ditanam. Diberikan saat tanam
benih.
• Setelah berkecambah, berikan pupuk Urea sebanyak 25 kg.
• Kecambah berumur 7 hari, berikan larutan MaxiGrow (2 s/d 3
liter MaxiGrow: 200 liter air) pada lahan secara merata. Tahap ini
memerlukan 2 s/d 3 liter MaxiGrow.
• Saat bunga mulai keluar, berikan kembali MaxiGrow sebanyak 1
liter.
Keuntungan
Hasil optimal, tanaman lebih sehat dan lebih tahan terhadap
serangan penyakit.
Catatan
Untuk mengoptimalkan produksi kedelai, sebaiknya digunakan
penambahan Rhizobium
Aplikasi MaxiGrow
Pada Kentang
Tempat ideal untuk budidaya kentang adalah pada daerah yang
memiliki ketinggian 1.000-3.000 m dengan curah hujan rata-rata
1500 mm/tahun dan mendapatkan sinar matahari antara 9 – 10 jam
setiap hari. Kelembaban udara yang baik dalam budidaya kentang
adalah antara 80 – 90%.
Tanah tempat budidaya yang baik memiliki pH antara 5,8 – 7,0,
gembur dan banyak mengandung bahan organik juga memiliki
drainase yang baik. Waktu tanam harus diperhatikan, karena umbi
kentang sangat rentan dengan kadar air tanah yang tinggi (umbi
busuk), penanaman benih yang tepat adalah diakhir musim hujan.
• Pengolahan lahan
Lahan yang telah diolah dibuat bedengan, berikan pupuk kan-
dang (yang sudah matang) pada setiap bedengan, kemudian
semprotkan larutan MaxiGrow (1 liter MaxiGrow: air max 100
liter), kemudian tutup dengan tanah. Biarkan minimal 3 hari, ke-
mudian siap untuk ditanam. Pada tahap ini kebutuhan MaxiGrow
sebanyak 2 liter per hektar dan pupuk kandang sebanyak 6 ton
per hektar.
Aplikasi MaxiGrow
Pada Kopi
Kopi tumbuh pada daerah dengan ketinggian 800 – 1500 di atas
permukaan laut, curah hujan 1250 – 3000 mm, suhu 18˚-25˚C, ke-
dalaman solum tanah minimal 30 cm, kelembaban udara 70 – 80%,
kemiringan 0 - 40˚, pH tanah 5,5 – 6,5.
• Encerkan 2 s/d 3 liter MaxiGrow dengan 100 s.d. 200 liter air.
• Untuk efektifitas pemupukan, buat 4 lubang (4 arah mata angin)
dengan kedalaman 20 cm dengan diameter 5 cm.
• Jarak lubang tersebut dari batang pohon adalah ½ tajuk (setengah
jarak ujung daun terluar dan batang pohon), atau kurang lebih
1,5 meter.
• Tuangkan pada setiap lubang 250 ml larutan MaxiGrow.
• Pupuk kimia diberikan sesuai dengan anjuran/rekomendasi se-
tempat, tetapi selalu diatur agar aplikasi pupuk kimia dilakukan
setelah pemupukan MaxiGrow.
Aplikasi MaxiGrow
Pada Oyong - Gambas
Oyong atau gambas, memiliki bahasa latin Luffa Acutangula.
Sayuran ini masuk suku labu-labuan. Oyong ini termasuk sayuran
merambat, sehingga untuk penanamannya membutuhkan para-
para. Lebih baik ditanam pada menjelang akhir musim hujan
Penanaman
Tiga hari setelah pemupukan MaxiGrow ke-1, tanam bibit dengan
jarak tertentu (tergantung varietas) pada bedengan. Lakukan pena-
naman pada pagi atau sore hari.
Aplikasi MaxiGrow
Pada Padi
Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 1.500 m dengan tem-
peratur 19-27˚C, memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa
naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan.
Padi membutuhkan tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-
22 cm dan pH tanah 4-7.
Teknologi MaxiGrow
Aplikasi MaxiGrow
Pada Pisang
Dataran rendah sampai daerah pegunungan dengan ketinggian
2.000 m, tanaman pisang masih dapat tumbuh. Tetapi pada jenis
tertentu seperti : pisang ambon, nangka, dan tanduk tumbuh baik
sampai dengan ketinggian 1.000 m. iklim tropis basah dan lembab
dengan curah hujan optimal adalah 1.520 – 3.800 mm/tahun den-
gan 2 bulan kering. Namun pisang masih dapat tumbuh di daerah
subtropis.
• Persiapan lahan
Buat lubang untuk tanam bibit pisang, masukkan 20 kg pupuk
kandang + dolomite sebanyak 500 gr. Biarkan selama ± 1 bulan.
• 10 hari setelah tanam.
Berikan larutan MaxiGrow (1 liter MaxiGrow: air max 100 liter)
sebanyak 200 ml per pohon. Pada tahap ini MaxiGrow yang
dibutuhkan sebanyak 4 liter per hektar.
Kebutuhan pupuk kimia per pohon adalah sebagai berikut ZA
160 gr, SP-36 100 gr dan KCL 150 gr, berikan di sekitar pangkal
batang (jarak 10 cm).
• Pengulangan pemberian pupuk
Berikan larutan MaxiGrow (1 liter MaxiGrow: air max 100 liter)
sebanyak 300 ml per pohon, ulangi setiap 3 s/d 4 bulan sekali.
Pada tahap ini untuk satu aplikasi, MaxiGrow yang dibutuhkan
sebanyak 4 liter per hektar atau per tahun dibutuhkan 12 s/d 16
liter.
Kebutuhan pupuk kimia per pohon adalah sebagai berikut ZA
Pemeliharaan tanaman
• Satu rumpun hanya terdiri dari 3 s/d 4 batang pohon pisang.
• Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam
satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing berbeda
umur (fase pertumbuhan). Setelah 5 tahun rumpun dibongkar
diganti tanaman baru.
• Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan
penimbunan dapuran dengan tanah, penyiangan dan penggem-
buran jangan terlalu dalam.
• Pengairan harus dijaga, lakukan penyiraman atau isi parit saluran
air.
• Pasang mulsa berupa daun kering ataupun basah. Tetapi mulsa
tidak boleh dipasang terus menerus.
Aplikasi MaxiGrow
Pada Sawit
Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik
dan subur, drainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum
cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah
jenis Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pan-
tai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.
Selain Media Tanam, iklim turut berpengaruh bagi tumbuh kem-
bangnya tanaman. Daerah yang memiliki curah hujan tahunan 1.500
s/d 4.000 mm/tahun, temperatur optimal 24˚-28˚C, dan ketinggian
antara 1 s/d 500 m, serta kecepatan angin 5 s/d 6 km/jam untuk
membantu proses penyerbukan adalah merupakan tempat yang
ideal bagi perkebunan kelapa sawit.
Pembibitan
Pemupukan pada bibit tanaman sangat dianjurkan, dosis dan
waktu pemupukan tergantung pada usia tanaman.
• Berikan larutan MaxiGrow (1 liter MaxiGrow: 100 s/d 200 liter
air) pada bibit dalam polybag sebanyak ± 100 ml setiap 1 bulan
sekali sampai bibit tanaman berumur 12 s/d 14 bulan.
• Pupuk kimia yang diberikan adalah pupuk majemuk N-P-K-Mg
(15-15-6-4 atau 12-12-17-2). Bibit berumur 4 s/d 6 bulan seban-
yak 20 gr setiap polybag, umur 7 s/d 12 bulan sebanyak 30 – 40 gr
setiap polybag. Pemupukan dilakukan setiap bulan sekali.
3 bulan sekali. Pada tahap ini untuk satu kali aplikasi, MaxiGrow
yang dibutuhkan sebanyak 2 s/d 3 liter per hektar atau per tahun
dibutuhkan 8 s/d 12 liter.
• Pupuk kimia yang diberikan adalah pupuk majemuk N-P-K-Mg
(15-15-6-4 atau 12-12-17-2). Pemupukan dilakukan setiap 4
bulan sekali dengan dosis 1,5 kg untuk tiap pohon.
• Asumsi 1 hektar terdapat 140 pohon, jadi kebutuhan pupuk
majemuk sebanyak 210 kg per hektar untuk sekali aplikasi.
Aplikasi MaxiGrow
Pada Sayuran
Yang dimaksud sayuran dalam bahasan ini adalah sayuran
semusim dengan masa tanam singkat sekitar 30 harian, seperti
bayam, kangkung, sawi, dsb.
Pembibitan
Sebelum ditanam, bibit (untuk sayuran yang ditanam bijinya) bisa
direndam dulu dalam larutan MaxiGrow (10 ml MaxiGrow: 1 liter
air), biarkan selama 1-2 jam.
Catatan :
• Untuk sayuran berumur pendek (kurang dari 30 hari), seperti kol,
kubis, sawi, pakcoy, kangkung darat, selada air, asparagus, dll,
cukup sekali saja aplikasi jika pertimbangan ekonomisnya tidak
memungkinkan 2 kali aplikasi.
• Sayuran yang dipanen lebih dari 30 hari. Pemberian pupuk hayati
MaxiGrow seperti urut-urutan tersebut diatas.
Aplikasi MaxiGrow
Pada Semangka - Melon
Semangka dan melon termasuk dalam keluarga labu-labuan
(Cucurbitaceae). Secara teoritis curah hujan yang ideal untuk areal
penanaman semangka adalah 40 – 50 mm/bulan. Seluruh areal
pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak terbit sampai
tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan terjadinya ke-
munduran waktu panen.
Pembibitan
Rendam benih dengan larutan MaxiGrow (10 ml MaxiGrow: 1
liter air) selama 1-2 jam lalu dikeringanginkan. Setelah siap, benih
disemaikan sampai siap tanam.
Aplikasi MaxiGrow
Pada Talas
Talas atau talas bogor (Colocasia giganteum Hook, suku talas-ta-
lasan atau Araceae) merupakan tumbuhan penghasil umbi popular
yang banyak ditanam terutama di wilayah Indonesia bagian barat.
Talas mirip dengan taro namun menghasilkan umbi yang lebih besar.
Daun talas berbentuk perisai yang besar. Daun ini dapat digunak-
an sebagai pelindung kepala bila hujan. Permukaan daunnya ditum-
buhi rambut-rambut halus yang menjadikannya kedap air karena air
akan mengalir langsung meninggalkan permukaan daun.
Umbi talas dapat diolah dengan direbus atau digoreng setelah
dipotong-potong kecil. Daun talas dapat dipakai sebagai pembung-
kus. Daun talas juga dapat dimakan dan dijadikan pembungkus
makanan yang dikenal sebagai buntil.
Masa Pemeliharaan
Berikan setiap 30 s/d 45 hari sekali pupuk hayati MaxiGrow pada
media tanam dengan dosis yang sama saat pembibitan. Pemberian
pada tahap ini dimaksudkan agar unsur hara tetap dengan mudah
Aplikasi MaxiGrow
Pada Tebu
Tebu (sugar cane) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan
baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis.
Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak
ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun.
CATATAN
• Hitungan di atas adalah per hektar.
• Pupuk kimia tetap diberikan dengan dosis mengacu pada Petugas
Penyuluh Lapangan (PPL) setempat, hanya saja dosisnya bisa
dikurangi 50%.
• Jadwal pemberian pupuk kimia dilakukan sesuai rekomendasi
jadwal yang dianjurkan PPL setempat, hanya saja sebaiknya
dipilih waktu tiga hari setelah penyemprotan MaxiGrow, sehing-
ga penyerapan pupuk akan lebuh optimal.
Aplikasi MaxiGrow
Pada Tembakau
Daerah dengan ketinggian 2.000 – 3.000 m dpl yang memiliki
curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun, suhu udara berkisar antara
21˚C-32˚C, pH tanah antara 5-6 serta tekstur tanah gembur, remah,
mudah mengikat air, memiliki tata air dan udara yang baik sehingga
dapat meningkatkan drainase adalah daerah yang ideal bagi
tumbuhnya tanaman tembakau.
Cara penggunaan MaxiGrow yang dikombinasikan dengan pupuk
kimia pada tanaman tembakau.
Pengolahan lahan
Lahan yang telah diolah, diberikan pupuk kandang (sudah
matang) pada setiap bedengan, kemudian semprotkan larutan
MaxiGrow (1 liter MaxiGrow: air max 100 liter), kemudian tutup
dengan tanah. Biarkan minimal 3 hari, kemudian siap untuk
ditanam. Pada tahap ini kebutuhan MaxiGrow sebanyak 2 liter per
hektar dan pupuk kandang sebanyak 15 ton per hektar.
Aplikasi MaxiGrow
Pada Timun
Timun (cucumber) merupakan tanaman semusim yang bersifat
menjalar atau memanjat dengan perantaraan alat pemegang
berbentuk pilin atau spiral. Dapat hidup pada lahan berketinggian
sekitar 200 – 800 m dpl. Pertumbuhan optimalnya dapat dicapai
jika ditanam pada lahan yang berada pada ketinggian 400 m dpl.
Sedangkan tekstur tanah yang dikehendaki adalah tanah berkadar
liat rendah dengan pH tanah sekitar 6-7.
PEMBIBITAN
• Rendam benih dengan larutan MaxiGrow (10 ml MaxiGrow: 1
liter air) selama 1-2 jam lalu dikeringanginkan.
• Setelah siap, benih disemaikan sampai siap tanam.
Aplikasi MaxiGrow
Pada Tomat
Tumbuh baik di dataran rendah/dataran tinggi (tergantung
varietas) dengan suhu optimum 20˚C-28˚C, struktur tanahnya
gembur, berporus dan tanah liat yang sedikit mengandung pasir
dan pH antara 5-6. Daerah yang memiliki curah hujan berkisar 750
– 1.250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat
persarian.
Manfaat:
• Meningkatkan dan menjaga mutu air tambak/kolam
• Menekan Perkembangan bakteri pathogen didalam tanah dan
air tambak/kolam
• Meningkatkan kekebalan dan kesehatan udang/ikan terhadap
hama penyakit
• Meningkatkan produktifitas tambak/kolam
• Meningkatkan mutu dan jumlah plankton pada air tambak/
kolam
• Meningkatkan Kualitas dan kuantitas udang/ikan
• Panen relative lebih cepat
• Menekan potensi pencemaran pada lingkungan tambak/koalam
Aturan Pakai :
• Jangan dicampur dengan bahan kimia dan antibiotik.
• MaxiGrow penggunaan eksternal (diberikan pada tanah saat
pengolahan lahan, dan pada air saat masa pemeliharaan).
• Probiotik dalam kondisi baik apabila masih beraroma wangi,
apabila berbau busuk, JANGAN DIGUNAKAN !!!
• Diencerkan dengan air (JANGAN air berKAPORIT !!!).
Aplikasi MaxiGrow
Pada Tambak Udang Windu
dan Bandeng
Pengolahan Lahan Tambak
Sebelum tanah dibalik, Semprotkan MaxiGrow (telah dicampur
dgn air) pada lahan secara merata. Tahap ini diperlukan 2 liter
MaxiGrow tiap hektarnya. Kemudian balik tanah dengan cara diba-
jak/di cangkul, biarkan sampai mengering, apabila tidak mungkin
untuk dikeringkan maka tebarkan dolomite halus. Untuk 1 hektarnya
diperlukan sebanyak 500-600 kg
Semprotkan kembali MaxiGrow tambak secara merata kepermukaan
lahan, Tahap ini diperlukan 2 liter MaxiGrow. Biarkan selama 3 hari,
Berikan pupuk pada lahan, untuk 1 hektar diperlukan Urea sebanyak
100 kg, SP 36 60 kg, dan KCL sebanyak 40 kg. Diamkanlah selama 2 hari.
Pengisian air
Dilakukan secara Bertahap, setelah sampai dengan ketinggian
±60 cm, Berikan MaxiGrow (telah dicampur dengan air) Sebanyak
2 liter per hektarnya. Diamkan selama 4 hari, benur/bibit udang
dapat dimasukan kedalam tambak.
Pemeliharaan
• Umur 0-6 minggu Berikan MaxiGrow satu minggu sekali sebanyak
2 liter tiap hektarnya. Tahap ini diperlukan 12 liter MaxiGrow
• Umur diatas 6 Minggu – 12 minggu ( 3 Bulan berikan MaxiGrow
setiap 2 hari sekali sebanyak 2 liter. Tahap ini diperlukan 44 Liter
MaxiGrow
• Pakan udang tetap diberikan sesuai dengan kebutuhan (hasil
akan lebih optimal, Ketinggian air harus selalu dijaga)
Pembenihan
Berikan MaxiGrow pada kolam secara merata sebanyak 2 liter tiap
satu hektar
Pendederan
Berikan MaxiGrow setiap 15 hari sekali pada kolam secara
merata sebanyak 2 liter tiap satu hektar. Dianjurkan menambahkan
supplemen pada pakan, agar pertumbuhan ikan menjadi lebih baik
Aplikasi MaxiGrow
Pada Tambak Belut
Budidaya belut dengan MaxiGrow sangat dianjurkan karena fungsi
utama MaxiGrow sendiri dapat mempercepat fermentasi media
tanam, dan juga sebagai mikrostarter yang berguna untuk memicu
tumbuhnya jasad renik / plankton sebagai makanan alami dari belut.
Ada 2 (dua) tahapan pemberian MaxiGrow untuk kolam pembe-
saran (25 m², dengan kedalaman 1 meter) pada budidaya belut yaitu:
e. Lapisan ke 5
Tanah atau lumpur dengan ketebalan 15 cm
f. Lapisan ke 7
Tanah atau lumpur dengan ketebalan 20 cm. Biarkan lapisan–
lapisan tersebut selama kurang lebih 7 hari, agar proses
fermentasi berjalan sempurna
g. Lapisan ke 8 (paling atas) : berupa air dengan ketinggian 10-
15 cm, kemudian ditaburi cacahan batang pisang. Kemudian
biarkan sampai media matang (± 2-3 bulan), air yang terdapat
dikolam dibuang, agar limbah sisa fermentasi tersebut terbuang
keluar, kemudian ganti dengan air yang baru dengan ketinggian
±3 cm, Bibit belut siap untuk dimasukan ke kolam.
Aplikasi MaxiGrow
Pada Mina Padi
Sistem mina padi merupakan cara pemeliharaan ikan di sela-
sela tanaman padi. Jenis ikan yang dapat dipelihara pada sistem
tersebut adalah ikan mas, nila, mujair, karper, tawes dan lain-lain.
Ikan Nila merupakan jenis ikan yang paling baik dipelihara di sawah,
karena ikan tersebut dapat tumbuh dengan baik meskipun di air
yang dangkal, serta lebih tahan terhadap matahari.
Agar pertumbuhan tanaman padi tidak terganggu, pemelihara-
an ikan di sawah harus disesuaikan dengan sistem pengairan yang
ada, sehingga produksi padi tidak terganggu. Sawah yang sesuai
untuk mina padi adalah sawah yang berpengairan teknis maupun
setengah teknis. Usaha mina padi selain merupakan usaha yang
menguntungkan, juga dapat meningkatkan pendapatan petani,
serta membantu program pemerintah dalam usaha memenuhi gizi
keluarga.
Selain itu, keuntungan yang didapat pada sistem mina padi ini
diantaranya:
• Mengurangi hama penyakit pada tanaman padi
• Lahan sawah menjadi subur dengan adanya kotoran ikan yang
mengandung berbagai unsur hara
• Mengurangi penggunaan pupuk
• Ikan dapat juga membatasi tumbuhnya tanaman lain yang bersi-
fat kompetitor (pesaing) dengan padi dalam pemanfaatan unsur
hara
• Mengurangi biaya penyiangan tanaman liar.
Aplikasi MaxiGrow
Pada Lele Sangkuriang
Keunggulan Lele Sangkuriang
• Produksi tinggi
• Masa panen lebih cepat
• Kemampuan bertelur dan daya tetas telur tinggi
• Lebih tahan terhadap penyakit
• Kualitas daging lebih unggul
• Teknik pemeliharaan lebih mudah
2. Mikroba Selulolitik
Mikroba pendegradasi selulose dapat membantu proses perom-
bakan selulose menjadi bentuk-bentuk rantai glukosa yang lebih
sederhana sehingga akan lebih mudah dicerna oleh ternak yang
dibudidayakan.
1. Air Minum
Campurkan MaxiGrow dengan dalam air minum ternak, diberikan
setiap hari. Hindari penggunaan antibiotika melalui minum agar
MaxiGrow tidak mati. Bersihkan bak air minum dan tempat minum
ternak setiap hari. Pathogen dalam saluran pencernaan dan ada
pada tempat minum akan tertekan, ternak menjadi lebih sehat.
2. Pakan
Semprotkan MaxiGrow pada pakan yang segera akan diberikan,
MaxiGrow akan meresap dalam pakan dan masuk kesaluran
pencernaan makanan bersama makanan.
3. Sanitasi Kandang
Semprot kandang dengan air yang sudah diberi MaxiGrow, ko-
toran termasuk hewan ternak piaraan. Untuk menanggulangi
bau busuk, menekan berbagai pathogen yang ada pada bulu dan
kulit ternak, bulu atau kulit ternak akan lebih cerah dan bersih
4. Jamu Ternak
MaxiGrow dapat dipergunakan untuk membuat jamu ternak.
Pada ternak ayam dan bebek jamu dapat diberikan setiap hari
dengan konsesntrasi 1 %, bila telah menggunakan jamu ternak
pemberian MaxiGrow pada air minum tidak diperlukan lagi, pe-
ternak ayam dan bebek membuat jamu sendiri dengan ramuan
tradisional yang terdiri dari jahe, kencur, kunir, laos, bawang pu-
tih dan daun sirih. Bahan-bahan ini dirajang halus direndam/fer-
5. Silase
Sapi, kerbau kambing telah biasa diberikan silase larutan pada
musim kemarau saat rumput juga sulit didapat. MaxiGrow dapat
digunakan sebagai probiotik pembuatan silase, rumput kering,
jerami, pohon jagung kering dan lain-lain dapat diolah menjadi
pakan ternak dengan dipotong kecil-kecil terlebih dahulu. Potongan
rumput kering ini ditaruh dalam bak drum atau tempat lain, di
taburi dedak halus dan disiram dengan MaxiGrow sampai lembab
dan dipadatkan. Pembuatan silase dilakukan secara berlapis lapis,
dengan cara seperti diatas. Adonan ini kemudian ditutup rapat agar
suasananya anaerob, setelah 5 hari adonan sudah berbau tape dan
siap diberikan pada ternak. Karena proses fermentasi, kandungan
gizi silase lebih tinggi dari asalnya dan dapat disimpan lebih lama
untuk memenuhi kebutuhan pakan pada saat musim kemarau.
CARA PENGGUNAAN
Hewan Besar
• Cara 1 : Encerkan 20 ml MaxiGrow dengan 15 s/d 20 liter air,
jika diminumkan
• Cara 2 : Encerkan 20 ml MaxiGrow dengan 0,5 s/d 1 liter air,
jika dicampurkan atau disemprotkan/disiramkan
pada makanannya
Hewan Kecil
• Cara 1 : Encerkan 10 ml MaxiGrow dengan 5 s/d 7 liter air,
jika diminumkan
• Cara 2 : Encerkan 10 ml MaxiGrow dengan 0,5 liter air, jika
dicampurkan atau disemprotkan /disiramkan pada
makanannya
Catatan:
Pada awalnya ada beberapa jenis hewan yang tidak suka tapi tetap
harus diberikan sampai suka dengan sendirinya (tidak lama)
Manfaat
• Sistem pencernaan akan lebih optimal sehingga selera makannya
tinggi
• Hewan lebih tahan terhadap penyakit dan cuaca
• Tingkat penggemukan dan pertumbuhan menjadi tinggi
(maksimal)
• Kotoran hewan tidak berbau (berkurang)
Aplikasi MaxiGrow
Pada Ayam dan Unggas Lainnya
Pemberian probiotik MaxiGrow Ternak dicampur pada air minum
cara dan aplikasinya adalah sebagai berikut :
A. Dosis Anjuran/1000 ekor (untuk pagi dan sore hari) 2 kali Aplikasi
• Minggu I : 60ml MaxiGrow dilarutkan dengan Air 70
liter.
• Minggu II : 70ml MaxiGrow dilarutkan dengan Air 80
liter.
• Minggu III dst : 80ml MaxiGrow dilarutkan dengan Air 90
liter.
B. Aplikasi
• MaxiGrow diberikan setiap pagi dan sore hari (sesusi dosis
anjuran)
• Untuk DOC pemberian MaxiGrow diberikan 4 hari setelah
penggunaan vaksin mata.
• Pemberian MaxiGrow di hentikan (tidak diberikan lagi) 10
hari menjelang atau sebelum panen.
• Pemberian MaxiGrow sesuai dosis dan waktu anjuran terse-
but diatas secara teratur.