Anda di halaman 1dari 4

YAYASAN ELEAZAR PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT-ALAT

BANDUNG
SK. MENKUMHAM RI LIFESAVING
NOMOR : No. 01.LIFESAVING.02
C- Dokumen
2031.HT.01.02.TH.200 STANDAR No. Revisi 0
7 OPERASIONAL
Jl. Raya Laswi No.554, PROSEDURTanggal 1 Februari 2019
Ciparay, Telp. terbit
(022)5952729 Halaman 1/4
:
KLINIK EL-SHADDAI Dr. Gunawan
Ditandatangani oleh:
UTAMA Pimpinan

PENGERTIAN BATASAN/DEFINISI
 Pasien Gawat Darurat : adalah pasien yang tiba-tiba berada dalam
keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya
atau anggota badanya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat
pertolongan secepatnya (Asma bronkialis, Infark Miokardial Akut,
Keracunan)
 Pasien Gawat Tidak Darurat : adalah pasien yang berada dalam
keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat (kanker
stadium lanjut)
 Pasien Darurat Tidak Gawat : adalah pasien akibat musibah yang
datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota
badannya (luka sayat dangkal, fraktura lengan tanpa komplikasi)
 Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat : adalah pasien tidak berada
dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam
nyawanya atau anggota badannya dan tidak memerlukan tindakan
darurat (batuk, flu, pegal linu)
 Obat dan alat lifesaving diindikasikan untuk mempertahankan
nyawa penderita terutama untuk penderita yang datang dalam
keadaan gawat darurat atau pasien-pasien yang diluar kriteria gawat
darurat tetapi saat berobat mengalami keadaan gawat darurat

 Sebagai acuan penatalaksanaan prosedur


 penyediaan obat lifesaving yang ada di troli emergensi
 semua jenis berjumlah 10 buah
 morfin dan petidin
 dalam lemari tersendiri dan terkunci
 setiap pengambilan harus menggunakan resep
 menuliskan dengan lengkap identitas pasien serta dokter yang
menginstruksikannya
 tanggal pengambilan
 dosis yang diperlukan
 nama dan tanda tangan perawat yang mengambil obat tersebut
 setiap pemberian dan pemakaian obat lifesaving harus
 langsung dicatat dalam kartu medis pasien
 langsung diganti sesuai dengan jumlah yang telah dipakai
o Permintaan langsung ke depo farmasi
 penyimpanan obat-obat lifesaving di dalam troli emergensi
sedangkan untuk obat golongan narkotika disimpan dalam lemari
khusus yang terkunci (golongan morfin, petidin dan fentanil) dan
diserahkan kepada dokter penanggungjawab
 Penanggungjawab penggunaan obat-obat narkotika adalah dokter
Kepala Bagian Unit Gawat Darurat

TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan prosedur

1. PETUNJUK TEKNIS DEFIBFILATOR


 oleskan krim EKG pada paddle defibrilator sampai rata
 lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
 putar power on dan tentukan energi yang akan diberikan. Pilih dan tekan
modul yang harus diberikan, “Synchronize” atau “Asynchronize”
 isi energi dengan cara menekan tombol charge di alat defibrilator atau
penolong yang memegang paddle dapat menekan tombol yang ada pada
paddle untuk mulai melakukan charge
 tekan tombol charge sampai tampil nilai energi pada monitor sesuai
dengan yang dibutuhkan
 letakkan paddle sternum pada sternum ICS 2-3 kanan pasien dan paddle
apex pada apeks kordis yaitu ICS 4-5 kiri pasien, tekan sampai antara
padle dan kulit pasien tidak ada celah.
 perawat/dokter yang akan melakukan defibrilasi memberikan aba-aba
bahwa defibrilasi akan dilakukan dengan mengatakan “dc siap”
 berikan energi yang sudah ditentukan dengan cara menekan tombol di
ujung depan paddle dengan jari telunjuk bersamaan baik paddle sternum
maupun paddle apex
 bila energi akan diberikan lagi, perhatikan apakah krim EKG perlu
ditambah dan lakukan langkah semula
 Catatan : bila akan melakukan defibrilasi, pasien harus dalam keadaan
tidur, dan bila masih sadar dapat diberikan suntikan valium 5-10 mg/IV
(bila memungkinkan)

2. PETUNJUK TEKNIS PEMASANGAN NON INVASIVE PACING


 putar monitor on
 tempelkan elektroda EKG
 sambungkan modul invasiv pacing ke defibrilator
 tempelkan electrode pacing non invasive defibrilator pada lokasi dengan
petunjuk pada gambar yang ada pada elektrode
 tekan pacer on
 tentukan frekuensi pacing (misalnya 70x/menit)
 tekan start
 naikkan output sampai terdapat stimulasi yang efektif
 jika pasien akan mendapat defibrilasi, maka putar tombol “1” Select Energy
 Energi sampai dengan nilai yang dibutuhkan
 tekan charge maka energi akan diberikan
3. PETUNJUK TEKNIS PEMASANGAN VENTILATOR
 Setting Sirkuit Ventilator “Drager Evita I”
 pasangkan water trap pada sirkuit inspirasi dan sirkuit ekspirasi
 bagian distal sirkuit inspirasi sambungkan ke “Y” piece, bagian proksimal
dihubungkan dengan humidifier kemudian pasangkan sensor temperatur
pada “Y” piece
 sirkuit ekspirasi bagian distal disambungkan ke “Y” piece, bagian
proksimall sambungkan ke ventilator (ekspirasi)
 sirkuit terpendek dihubungkan dari mesin ventilator ke humidifier
 setelah “setting” selesai, lakukan test dengan menggunakan paru-paru
buatan untuk memastikan apakah ventilator berfungsi baik
 Langkah-langkah
 isi humidifier dengan akuades steril s/d batas maksimal
 hubungkan ventilator dan humidifier dengan sumber listrik, kemudian
nyalakan mesin dengan cara menekan tombol on
 tekan power on dan nyalakan humidifier
 hubungkan ventilator dengan sumber oksigen dan udara tekan
 pilih modus ventilator sesuai dengan instruksi dokter dan sesuai kebutuhan
pasien atau berdasarkan hasil BGA
 tentukan TV (Tidal Volume) = 10 - 15 cc/kg BB pasien
 tentukan RR (10 - 15 x/menit)
 tentukan FiO2 sesuai dengan kebuituhan pasien atau berdasarkan hasil
BGA, saturasi oksigen dan kebutuhan pasien
 Paska resusitrasi, pemberian O2 100 % maksimal selama 1 jam
 tentukan I : E sesuai dengan kebutuhan pasien atau berdasarkan hasil
BGA
 set P max (20 - 30 mBar)
 PEEP : ditentukan oleh kondisi pasien, bila udema paru, PEEP dimulai dari
-5 mBar, pada pasien bukan dengan udema pulmonal, PEEP dimulai dari 0
- 5 mBar. PEEP dapat dinaikkan bertahap maksimal s/d -15 mBar
 ventilator Drager Evita I hanya dapat dipakai oleh pasien dewasa/anak
dengan BB minimal 10 kg
 setting upper dan lower limit alarm : minute volume pada display ventilator
20 % diatas dan dibawah MV yang dibutuhkan pasien
4. PETUNJUK TEKNIS PEMAKAIAN LARINGOSKOP
 pemilihan daun/blade laringoskop disesuaikan dengan panjang rongga mulut
dan kondisi penderita serta penderitanya tua atau muda
 pada umumnya dipergunakan blade bengkok namun anak kecil lebih disukai
untuk menggunakan blade lurus
 pasangkan blade pada gagang laringoskop dan perhatikan apakah lampu
menyala
 posisi kepala penderita sedikit ekstensi, kepala diganjal bantal atau seprei tipis
 pegang tangkai laringoskop dengan tangan kiri dan masukkan blade ke dalam
mulut penderita dari sisi kanan dan teruskan sampai masuk ke dalam mulut

UNIT TERKAIT Bagian terkait

Anda mungkin juga menyukai