Anda di halaman 1dari 8

JNK

JURNAL NERS DAN KEBIDANAN


http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan


Kekambuhan Luka Diabetik

Agus Priyanto
Fakultas Keperawatan, STIKes Ganesha Husada Kediri

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Luka diabetik bila tidak tertangani dapat membusuk dan mengakibatkan kema-
Diterima, 24/10/2018 tian. Penanganan luka pasca operasi dan pengetahuan tentang pencegahan
Disetujui, 28/12/2018 terjadinya luka menjadi hal penting untuk mempercepat proses penyembuhan dan
Di Publikasi, 28/12/2018 mencegah kekambuhan ulang. Tanpa pengetahuan yang baik tentang perawatan,
luka diabetik akan muncul berulang dan mengakibatkan kematian jaringan.
Kata kunci: Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan tingkat penge-tahuan dengan
Pengetahuan, Perilaku, Luka perilaku pencegahan kekambuhan luka diabetik.Desain yang digunakan adalah
Diabetik, Kekambuhan korelasional. Populasinya pasien Diabet di ruang penyakit Dalam RSUD
Gambiran. Sampel diambil dengan teknik consecutive samping sejumlah 29
responden.Variabel independent nya adalah tingkat pengetahuan pasien tentang
pencegahan luka diabetik dan variabel dependent nya adalah perilaku pencegahan
kekambuhan luka diabetik. Data diambil menggunakan questioner dengan skala
ordinal dan dianalisis dengan Uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan
pengetahuan pasien tentang pencegahan luka diabetik baik sebanyak 24 responden
(82,75%). Perilaku pencegahan luka diabetik sebagian besar cukup 15 orang
(51,73%). Hasil Uji Spearman Rank menunjukkan Ada hubungan tingkat
pengetahuan dengan perilaku pence-gahan luka diabetik (dengan p = 0,003 < 0,05,
Coefficient correlation = 0,404), semakin baik tingkat pengetahuan maka perilaku
pencegahan luka diabetik juga semakin baik. Sebagai tindak lanjut dalam
meningkatkan perilaku pence-gahan kekambuhan luka dibetik pada pasien yang
pernah menderita luka maupun yang belum pernah, perlu upaya untuk
meningkatkan pengetahuan tentang cara perawatan pasien Diabet terutama dalam
menjaga kestabilan gula darah dalam batas normal, melalui pola diet dan cara
pemeliharaan inte-gritas kulit agar tidak terjadi luka dibetik.


Correspondence Address:
STIKes Ganesha Husada Kediri - East Java, Indonesia P-ISSN : 2355-052X
Email: laserdut98@gmail.com E-ISSN : 2548-3811
This is an Open Access article under
The CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)
DOI:10.26699/jnk.v5i3.ART.p233–240

233
234 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 233–240

The correlation of knowledge level and the preventive behavior of Diabetic Wound

Article Information Abstract

History Article: Improper treatment of diabetic wound will result in bad smell and will
caused died. Treatmentof postoperative wounds and knowledge of preven-
Received, 24/10/2018 tion of injury are important to prevent recurrence. Without good knowl-
Accepted, 28/12/2018 edge about the treatment, diabetic wounds will be recurred and cause loss
Published, 28/12/2018 of body parts due to the necrotic tissue. The purpose of this study was to
analyze the correlation of knowledge level and preventing behavior of
Keywords: diabetic wound. The design used correlational. The population was inter-
Knowledge, Behavior, Diabetic nist patients of Gambiran Hospital. 29 respondents were taken by con-
wounds, recurrence secutive techniques. The independent variable was the level of patient
knowledge about the prevention of diabetic wounds and the dependent
variable was the behavior of diabetic wound in recurrence prevention.
The ordinal data was taken with a questionnaire and analyzed by the
Spearman Rank Test. The results showed that 24 respondents (82.75%)
were in the good category of the knowledge of the prevention of diabetic
wounds. Preventive behavior of diabetic wounds was mostly 15 people
(51.72%). The Spearman Rank test showed that there was a correlation of
level of knowledge and the preventive behavior of diabetic wounds in the
internist room of Gambiran Hospital (spearman rank with p = 0.003 <0.05,
Coefficient correlation = 0.40). Patients who hadbetter knowledge level
will have better preventive behavior of diabetic wounds. As a follow-up in
improving the prevention behavior of randomized wound recurrence in
patients who have suffered from diabetic wounds or who have never before,
it is necessary to increase the knowledge of patients and family members
on how to treat diabetic patients, especially in maintaining blood sugar
stability within normal limits, through diet and methods, maintenance of
the integrity of the skin so that no wounds occur.

© 2018 Journal of Ners and Midwifery


Priyanto, Hubungan Tingkat Pengetahuan Denan Perilaku... 235

PENDAHULUAN daan proteksi kaki terhadap rangsangan dari luar.


Kesehatan merupakan salah satu indikator dari Keadaan gangren lanjut yang tidak ditangani dengan
tercapainya masyarakat Indonesia yang sejahtera, perawatan luka biasa, berakhir dengan tindakan am-
yaitu tercapainya hak atas hidup sehat bagi seluruh putasi di meja operasi, jika tindakan terakhir ini tidak
lapisan masyarakat melalui sistem kesehatan yang dilakukan luka akan tidak terkendali dan berakibat
dapat menjamin terlindunginya masyarakat dari fatal sampai pada kematian. Pengetahuan adalah
berbagai risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan proses belajar dengan pancaindra yang dilakukan
dan tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, untuk dapat menghasilkan pemahaman dan kete-
terjangkau dan merata. yang ditandai dengan ma- rampilan (Hidayat, 2010). Pengetahuan memegang
syarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan peranan penting dalam penentuan perilaku yang utuh
perilaku hidup sehat, baik jasmani, rohani sosial, karena pengetahuan akan membentuk kepercayaan
dan memiliki kemampuan untuk menjangkau pela- yang selanjutnya dalam mempersepsikan kenya-
yanan kesehatan yang bermutu secara adil dan taan, memberikan dasar dalam pengambilan kepu-
merata, denan derajat kesehatan yang optimal (Dep- tusan dan menentukan perilaku terhadap suatu objek
kes RI, 2009). Seiring dengan bertambahnya usia (Notoatmodjo, 2013). Berdasarkan survey IDF
maka muncul berbagai macam penyakit degeneratif, (International Diabetes Federation), tahun 2010
Penyakit Degeneratif merupakan penyakit kronik data angka kasus diabetes di Indonesia menempati
menahun yang dapat menurunkan produktifitas dan urutan ke empat tertinggi di dunia setelah Cina, India
kualitas hidup masyarakat, diantaranya adalah diabet, dan Amerika, yaitu 8,4 juta jiwa dan diperkirakan
hipertensi dan kanker (Brunner & Suddarth, 2012). jumlahnya melebihi 21 juta jiwa pada tahun 2025
Diabetes mellitus (DM) adalah sindroma gangguan mendatang. Dalam profil Kesehatan Indonesia tahun
metabolisme dan ditandai dengan hiperglikemia yang 2010, diabetes mellitus berada pada urutan keenam
disebabkan oleh defisiensi absolut atau relatif dari dari 10 penyakit utama pada pasien rawat jalan di
sekresi insulin dan atau gangguan kerja insulin. rumah sakit di Indonesia. Peneliti telah melaksa-
Diabetes mellitus merupakan penyakit seumur hidup nakan survei awal di poli penyakit Dalam RSUD
dan tidak dapat disembuhkan, tetapi dengan perilaku Gambiran September–November 2016 jumlah pa-
yang sehat, kadar glukosa darah dapat dikendalikan sien diabetes mellitus a sebanyak 111 orang, dan
sehingga selalu sama dengan kadar glukosa orang yang pernah mengalami luka diabetik sejumlah 39
normal atau dalam batas normal. Kadar glukosa orang dari 30 pasien yang mengalami luka tersebut
yang tidak terkendali pada penderita DM mengaki- 14 orang mengalami luka berulang artinya pasien
batkan berbagai komplikasi. Komplikasi diabetes mengalami luka tidak hanya sekali, setelah luka
mellitus dapat muncul secara akut atau timbul secara pertama sembuh pasien mengalami luka lagi. Ber-
mendadak seperti reaksi hipoglikemia dan koma dasarkan penjelasan di atas peneliti tertarik untuk
diabetik. Komplikasi yang lain muncul secara kronik mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan
atau secara perlahan, kadang tidak diketahui, tetapi perilaku pencegahan kekambuhan luka diabetik di
akhirnya berangsur menjadi makin berat dan mem- Ruang penyakit dalam RSUD Gambiran Kediri.
bahayakan. Komplikasi ini meliputi komplikasi Mukhopadhyay (2012) dalam penelitiannya menge-
makrovaskular dan komplikasi mikrovaskular. nai persepsi dan praktek pasien DM tipe II dalam
Komplikasi makrovaskuler meliputi penyakit jantung mengendalikan diabetes mellitus, berkesimpulan
koroner, kaki diabetes (gangren). Komplikasi mikro- bahwa penderita diabetes sebagian besar mengenda-
vaskuler meliputi penyakit ginjal, penyakit mata, dan likan penyakitnyadengan obat dan diet, dan tidak
neuropati (Brunner dan Suddart 2012). menyebutkan tentang modifikasi gaya hidup lain-
Thoha (2009) mengatakan bahwa salah satu nya. Gaya hidup penting bagi penderita DM karena
komplikasi yang ditakuti tapi dapat dihindari adalah gaya hidup merupakan salah satau bentuk aplikasi
luka diabetik atau gangren. Prabowo (2010) menye- dari pemahaman tentang penyakit dan cara me-
butkan bahwa dasar terjadinya gangren adalah ngendalikan penyakitnya untuk mencagah komplikasi
adanya suatu kelainan pada saraf, kelainan pada dan mencegah kekambuhan luka berulang bagi
pembuluh darah dan kemudian ada infeksi. Dalam penderita yang pernah mengalami luka gangren.
hal ini yang paling menentukan adalah kelainan sa- Pengetahuan dapat diartikan sebagai hasil tahu
raf, dan apabila mengenai saraf sensorik mengaki- yang terjadi setelah seseorang melakukan pengin-
batkan hilang rasa, sehingga kehilangan kewaspa- draan terhadap suatu objek tertentu (Notoadmojo,
236 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 233–240

2013). Pengetahuan pasien diabetes mellitus dapat lami luka diabetik sejumlah 29 responden. Sampel
diartikan sebagai hasil tahu dari pasien mengenai diambil dengan teknik Consecutive sampling
penyakitnya, memahami penyakitnya, cara pence- selama 20 hari . Dalam penelitian ini yang menjadi
gahan, pengobatan dan komplikasinya. Pengetahuan variabel independen adalah tingkat pengetahuan
memegang peranan penting dalam penentuan pasien diabetes mellitus, dan variabel dependenya
perilaku yang utuh karena pengetahuan akan mem- adalah perilaku pencegahan kekambuhan luka
bentuk kepercayaan yang selanjutnya dalam mem- diabetikum. Data dikumpulkan dengan mengguna-
persepsikan kenyataan, memberikan dasar bagi kan instrumen berupa Questioner pertanyaan
pengambilan keputusan dan menentukan perilaku tertutup dengan Skala Guttman. Data yang terkum-
terhadap objek tertentu (Notoatmodjo, 2013) sehing- pul kemudian di sajikan dalam bentuk tabel dan
ga akan mempengaruhi seseorang dalam berperila- selanjutnya dilakukan analisis dengan SPSS Uji
ku. Terbentuk suatu perilaku baru terutama pada Spearman Rank dengan tingkat signifikan  0,05.
orang dewasa dimulai pada domain kognitif dalam
arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus HASIL PENELITIAN
yang berupa materi atau obyek di luarnya, sehingga DATA UMUM
menimbulkan pengetahuan baru dan akan terbentuk
dalam sikap maupun tindakan.
Pengetahuan penderita tentang pencegahan Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasar-
kan Usia
luka gangren memegang peranan penting dalam
mengantisipasi kejadian berulang. Penderita harus No Kategori Umur f %
mengenal, mempelajari dan memahami segala aspek
1 25 - 65 tahun 14 48,27
dari penyakit diabetes mellitus termasuk tanda dan
2 65 - 75 tahun 12 41,37
gejala, penyebab, pencetus dan penatalaksanaan- 3 76 - 80 tahun 2 6,89
nya. Abdelhafiz. (2014). Pengetahuan kondisi tubuh 4 > 80 tahun 1 3,44
secara menyeluruh dapat membantu untuk meng- Jumlah 29 100
ambil keputusan yang tepat dalam memilih peng-
obatan yang diperlukan dan langkah yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya gangren
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
(Sibroto, 2010). Pengetahuan memiliki kaitann yang
erat dengan keputusan yang akan diambilnya, karena Berdasarkan Tabel 1 di atas menunjukkan bah-
dengan pengetahuan seseorang memiliki landasan wa hampir setengah pasien diabetes di Ruang
untuk menentukan pilihan (Notoadmojo, 2010). penyakit dalam RSUD Gambiran berusia 25–65 ta-
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ter- hun (48,27 %) yaitu 14 dari 29 responden.
tarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan
antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pence-
gahan luka diabetik di Ruang penyakit dalam RSUD Tabel 2 Distribusi Karakteristik Responden
Gambiran. Berdasarkan Jenis Kelamin
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menge-
No Kategori Jenis Kelamin f %
tahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku
pencegahan luka diabetik pada pasien diabetes 1 Laki-laki 13 44,82
mellitus Ruang penyakit dalam 2 Perempuan 16 55,17
Jumlah 29 100
BAHAN DAN METODE
Desain penelitian ini adalah Correlational
dengan pendekatan cross Sectional.Penelitian Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
dilaksanakan pada bulan Oktober s.d desember Kelamin
tahun 2016 di RSUD Gambiran kota Kediri. Sam- Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukkan bah-
pelnya adalah pasien dengan diagnosa Diabetes wa sebagian besar pasien diabetes di ruang penyakit
Mellitus yang menjalani rawat inap di ruang penyakit dalam RSUD Gambiran berjenis kelamin perempuan
dalam dan pernah mengalami atau sedang menga- yaitu sebanyak 16 orang (55,17 %).
Priyanto, Hubungan Tingkat Pengetahuan Denan Perilaku... 237

Karakteristik Responden berdasarkan Pendi- DATA KHUSUS


dikan Terakhir Karakteristik Responden Berdasarkan Ting-
kat Pengetahuan
Tabel 3 Distribusi Karakteristik Responden Berda-
sarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 5 Distribusi Karakteristik Responden berda-
No Pendidikan f % sarkan Tingkat Pengetahuan

1 Tidak Sekolah 1 3,44 No Tingkat Pengetahuan f %


2 SD 8 27,58
1 Baik 24 82,75
3 SMP 9 33,33
2 Cukup 5 17,24
4 SMA 4 13,79
5 Perguruan Tinggi 7 24,13 Jumlah 29 100
Jumlah 29 100

Berdasarkan Tabel 5 di atas menunjukkan bah-


Berdasarkan Tabel 3 di atas menunjukkan bah- wa sebagian besar tingkat pengetahuan pasien
wa sebagian besarpasien diabetes di ruang penyakit diabetes mellitus kategori baik sebanyak 2 4orang
dalam RSUD Gambiran berpendidikan SMP yaitu (82,75 %)
9 orang (33,33 %)
Karakteristik Responden Berdasarkan Perila-
ku Pencegahan Gangren
Karakteristik Responden berdasarkan Peker-
jaan
Tabel 6 Distribusi Karakteristik Responden berdasar-
Tabel 4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasar- kan Perilaku Pencegahan kekambuhan luka
kan Jenis Pekerjaan diabetik

No Kategori f % No Perilaku Pencegahan Luka diabetik f %


1 Wiraswasta 8 27,58 1 Baik 9 31,03
2 Swasta 1 3,44 2 Cukup 15 51,72
3 IRT 13 44,82 3 Kurang 5 17,24
4 Pensiunan 7 25 Jumlah 29 100
Jumlah 29 100

Berdasarkan Tabel 5 di atas menunjukkan


Berdasarkan Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pasien diabetes di ruang
bahwa sebagian besar pasien diabetes di ruang penyakit dalam RSUD Gambiran mempunyai
penyakit dalam RSUD Gambiranadalah Ibu rumah perilaku cukup daam pencegahan luka diabetes
tangga sebanyak 13 orang (44,82%), mellitus sebanyak 15 orang (51,726)

Tabulasi Silang Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan luka Diabetik

Tabel 7 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan luka Diabetik

Tingkat Pengetahuan
Total
Perilaku Pencegahan Luka Diabetik Baik Cukup Kurang
 %  %  %  %
Baik 9 100 0 0 0 0 9 100
Cukup 12 80 3 20 0 0 15 100
Kurang 3 60 2 40 0 0 5 100
Total 24 82,75 5 17,24 0 0 29 100
238 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 233–240

Pada Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa seba- dipengaruhi beberapa faktor yaitu umur, pendidikan,
gian besar pasien diabetes di ruang penyakit dalam sumber informasi, dan pekerjaan.
RSUD Gambiran mempunyai tingkat pengetahuan Dari faktor yang pertama yaitu umur adalah
baik dengan perilaku pencegahan luka diabetik usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
cukup yaitu sebanyak 12 orang (80 %). sampai berulang tahun. Berdasarkan analisis ini ada
kecenderungan hubungan antara usia responden
Korelasi Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan tingkat pengetahuan. Jadi dapat disimpulkan
dengan Perilaku Pencegahan luka Diabetik semakin muda usia semakin baik pula tingkat
pengetahuannya.
Faktor yang kedua yaitu pendidikan adalah
Tabel 8 Hasil Uji Corelasi Spearman Rank bimbingan yang diberikan seseorang terhadap per-
kembangan orang lain menuju ke arah cita-cita ter-
Coefficient tentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan
No Variabel p
Correlation mengatasi kehidupan untuk mencapai keselamatan
1. Pengetahuan - Perilaku dan kebahagiaan. Berdasarkan analisis ini semakin
Pencegahan Luka Diabetik 0,404 0,003 tinggi pendidikan terakhir belum tentu mempunyai
2. N = 29 tingkat pengetahuan baik. Faktor yang ketiga yaitu
3.  = 0,05 Sumber informasi, sumber informasi ini dapat
diperoleh melalui tenaga kesehatan, pengalaman
orang lain, media cetak seperti buku, majalah, koran,
Hasil analisa korelasi Spearman Rank.Nilai dan poster, sedangkan media elektronik seperti
korelasi (r), nilai p, dan jumlah subjek televisi, dan radio. Faktor yang keempat yaitu peker-
Piranti yang digunakan untuk menganalisa uji jaan adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk
hipotesa dan untuk menguji validitas dan reabilitas menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga-
uji Spearman Rank dengan tingkat signifikan  0,05 nya. Berdasarkan analisis ini semakin baik jenis
menggunakan komputer dengan program SPSS pekerjaan belum tentu mempunyai tingkat pengeta-
(Statistick Program Social ans Sain) versi 16. huan baik. Wati (2009).
Pada SPSS p = 0,033 < 0,05 (), maka Ho Berdasarkan fakta penelitian dan teori yang
ditolak dan H1 diterima sehingga dapat ditarik kesim- mendukung dapat dijelaskan bahwa tingkat penge-
pulan ada hubungan tingkat pengetahuan dengan tahuan pasien diabetes yang baik di ruang penyakit
perilaku pencegahan luka diabetic. Nilai Coefisien dalam RSUD Gambiran Kota Kediri didukung infor-
Correlasi sebesar 0,404 menunjukkan bahwa arah masi tentang diabetes mellitus yang diperoleh pasien
korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang dari petugas kesehatan. Selain informasi diabetes
sedang. didapat dari petugas kesehatan juga didapatkan dari
media massa, media cetak, media elektronik dan
PEMBAHASAN media sosial yang sangat mudah untuk di akses.
Tingkat Pengetahuan pasien tentang Penyekit
Perilaku Pencegahan Kekambuhan luka
Diabetes Mellitus, perawatan dan pencegahan
Diabetik Pasien Diabetes Mellitus di Ruang
kekambuhan luka diabetik
penyakit Dalam RSUD Gambiran Kota Kediri
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan mayoritas
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa
tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus adalah
mayoritas Pasien Diabetes Mellitus di Ruang Pe-
baik yaitu sebanyak 23 orang (82,75 %) Pengeta-
nyakit Dalam RSUD Gambiran Kota Kediri mem-
huan atau kognitif merupakan hasil dari tahu dan ini
punyai perilaku cukup dalam pencegahan luka
terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan
diabetiksebanyak 15 orang (51,73%)
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan ini terjadi
Perilaku adalah respons individu terhadap suatu
melalui panca indra manusia, yaitu indra pengeli-
stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan
hatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba. Se-
mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik
bagian besar pengetahuan manusia diperoleh mela-
disadari maupun tidak (Wawan dan Dewi, 2010).
lui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010). Menurut
Perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
Nursalam (2011) pengetahuan seseorang dapat faktor internal dan faktor eksternal.
Priyanto, Hubungan Tingkat Pengetahuan Denan Perilaku... 239

Faktor internal, yaitu karakteristik orang yang RSUD Gaambiran Kediri dengan menggunakan uji
bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, spearman rank memperoleh nilai p= 0,033<á=0,05
misalnya: tingkat pendidikan, tingkat emosional, jenis yang menunjukkan bahwa Ho di tolak dan H1 di
kelamin, dan sebagainya. Faktor eksternal, yaitu terima artinya ada korelasi antara tingkat pengeta-
lingkungan baik lingkungan fisik, sosial, sosial, huan dengan perilaku pencegahan kekambuhan luka
budaya, ekonomi. Faktor lingkungan merupakan diabetik. Dengan nilai signifikansi 0,404 menunjuk-
faktor yang domain yang mempengaruhi perilaku kan bahwa arah korelasi positif. Menurut Senuk
seseorang (Notoadmodjo, 2010). (2013) interval koefisien korelasi antara 0,40 – 0,59
Berdasarkan hasil penelitian pada responden, menyatakan terdapat korelasi sedang. Artinya ada
faktor pendidikan menjadi salah satu penentu tingkat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan peri-
perilaku cukup, dengan tingkat pendidikan yang laku pencegahan kekambuhan luka diabetik. Menu-
sebagian besar adalah tingkat SMP, bahkan ada yang rut Notoadmodjo (2010) Pengetahuan merupakan
SD ini mempengaruhi wawasan dan cara pengam- hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melaku-
bilan keputusan dalam berprilaku. kan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Menurut Efendy (2009), perilaku terbentuk mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
adanya prosedur pembentukan perilaku yaitu perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang
pertama melakukan identifikasi tentang hal yang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:
merupakan penguat atau reinforcer berupa kaidah- awarenss (kesadaran), yakni orang tersebut menya-
kaidah atau rewards bagi perilaku yang akan dari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih
dibentuk. Berikutnya melakukan analisis untuk dahulu, interest yakni orang mulai tertarik kepada
mengidentifikasi komponen kecil yang membentuk stimulus, evaluation (menimbang-nimbang baik dan
perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini
tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk berarti sikap responden sudah lebih baik lagi, trial
menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimak- orang telah mulai mencoba berperilaku baru,
sud, dengan menggunakan secara urut komponen adaption subjek telah berperilaku baru sesuai
itu sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap
reinforcer atau hadiah untuk masing-masing kom- stimulus (Notoatmodjo, 2010). Dan selanjutnya
ponen tersebut. Apabila komponen pertama telah pengetahuan tersebut bisa mempengaruhi perilaku
dilakukan maka hadiahnya diberikan. Hal ini akan (practice) yang dikemukakan oleh Notoatmodjo
mengakibatkan komponen atau perilaku (tindakan) (2010).
tersebut cenderung akan sering dilakukan (Wawan Pengetahuan manusia tentang apa yang dilihat-
dan Dewi, 2010). nya, dipelajari dipikirkan dan dipengaruhi oleh ling-
Perilaku merupakan hasil pengalaman dan kungan menjadi suatu sikap yang dilakukan sehari-
proses interaksi seseorang dengan lingkungannya, hari sehingga terbentuklah perilaku. Demikian juga
yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dengan perilaku pencegahan gangren di kaki pada
dan tindakan. Dalam upaya peningkatan kesehatan pasien diabetes mellitus jika individu mempuyai
masyarakat dapat dilakukan kegiatan pendidikan pengetahuan yang baik tentang kesehatan maka
kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan suatu kejadian gangren bisa dicegah dari awal, mulai dari
faktor penentu utama dalam upaya pencegahan mengontrol jumlah kalori dalam makanan, jadwal
kekambuhan luka diabetik. makan yang teratur, serta harus memperhatikan
jenis-jenis makanan yang dianjurkan untuk di kon-
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Peri- sumsi dan olah raga yang mudah seperti senam kaki.
laku Pencegahan Kekambuhan luka Diabetik
Di Ruang Penyakit Dalam RSUD Gambiran KESIMPULAN DAN SARAN
Kota Kediri Kesimpulan
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian Tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus
besar responden mempunyai tingkat pengetahuan tentang pencegahan kekambuhan luka diabetik di
baik dengan perilaku pencegahan luka diabetik ruang penyakit dalam RSUD Gambiran mayoritas
cukup yaitu sebanyak 12 orang (80 %). Hasil analisa baik yaitu 24 orang (82,75 %)
hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku Perilaku pasien Diabetes Mellitus di Ruang Pe-
pencegahan luka diabetik di Ruang Penyakit Dalam nyakit Dalam RSUD Gambiran Kota Kediri dalam
240 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 3, Desember 2018, hlm. 233–240

pencegahan luka diabetik mayoritas baik sebanyak Hidayat. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Pasien
15 orang (51,73%) Diabetes Mellitushttp://hidayat2. wordpress.com.
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan (diakses 29 September 2017).
pasien Diabetes Mellitus tentang pencegahan ke- IDF (International Diabetes Federation). (2008). Diabetes
and Cardiovaskuler Disease. http://www.idf.com
kambuhan luka diabetik dengan perilaku pencegahan
(diakses 1 September 2017)
kekambuhan luka diabetik. p= 0,033 < 0,05 (). Mukhopadhyay K, Chaudhary B, (2012). Syzygium
Dengan tingkat kemaknaan “sedang” 0,404. cumini (l.) skeels: A potential source of
nutraceuticals. IJPBS, 2(1): 46-53.
Saran Notoatmodjo. (2010). Pendidikan Dan Perilaku Kese-
Untuk meningkatkan perilaku pencegahan terja- hatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, (2013). Promosi Kesehatan Global. Ja-
dinya kekambuhan luka diabetik perlu dioptimalkan
karta: Rineka Cipta.
pengetahuan tentang cara pencegahan kekambuhan
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi da-
luka, melalui ceramah, pengalaman merawat lang- lam Praktik Keperawatan Profesional (3rd ed.).
sung, sharing antar pasien dan keluarga pasien serta Jakarta: Salemba Medika.
mengoptimalkan akses media elektronik maupun Senuk. (2013). Hubungan pengetahuan dan dukungan
media sosial. keluarga dengan kepatuhan menjalani diet DM
di Poliklinik RSUD Kota Tidore Kepulauan Pro-
DAFTAR PUSTAKA vinsi Maluku Utara. Skripsi.
Sibroto, Junita I.L. (2010). Tingkat Pengetahuan Pasien
Abdelhafiz, A., Sinclair, A. (2014). Diabetes in the Elderly.
Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes
USA: Elsevier
Melitus Di RSUP Haji Adam Malik Medan. Skripsi.
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawanan
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Medikal Bedah. Ed.8. Vol 2. Jakarta : EGC
Wati, R. (2009). Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pe-
Departermen Kesehatan RI. (2009). Rencana Pem-
ningkatan Pengetahuan. http://enprints.uns.ac.id
bangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
(diakses 1 Oktober 2017)
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas,
Wawan & Dewi M. (2010). Teori dan Pengukuran Sikap
Salemba Medika. Jakarta.
dan Perilaku Manusia. Surabaya: Numed.

Anda mungkin juga menyukai