Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR MUTASI ( PINDAH ) CALON

JEMAAH HAJI
8 Juni 2015 Haji Mojokerto

Mojokerto . Berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah No. D.277
Tahun 2015 ketentuan mutasi (pindah ) adalah sebagai berikut :

1. Penggabungan suami / istri yang terpisah di buktikan dengan surat nikah;

2. Penggabungan anak / orang tua di buktikan dengan akte kelahiran / surat kenal lahir;

3. Pindah tugas / dinas dibuktikan dengan surat keterangan mutasi dari instansi CJH yang
bersangkutan;

4. Pindah domisili dibuktikan dengan KTP tempat baru, KK tempat baru, dan surat keterangan domisili
dari kelurahan dan kecamatan di tempat baru.

Prosedur Mutasi :
1. Mutasi hanya berlaku untuk keberangkatannya saja;
2. Lembar merah setoran awal BPIH , paspor, manasik, Buku Manasik, tas, koper semuanya masih
tanggung jawab daerah yang tertera sesuai BPIH;
3. CJH harus datang mengajukan permohonan ke Kantor Kemenag sendiri, jika tidak bisa datang bisa
diwakilkan dengan membawa surat kuasa bermaterai Rp. 6000,-
4. Mutasi bisa dilakukan setelah CJH melunasi BPIH;
Misalnya :
Jamaah mutasi dari Kab. Jember ke Kab. Mojokerto
Kemenag Kab Jember :
1. Petugas menerima permohonan mutasi, dan mengecek alasan apakah sesuai Keputusan Dirjen? Jika
iya maka :
2. Membuatkan surat rekomendasi keberangkatan CJH tersebut yang ditujukan kepada Kemenag
Mojokerto, dilampiri Lembar Biru Pelunasan;
3. Kemenag Jember masih bertanggung jawab untuk mengundang manasik, pembagian buku manasik,
pembagian koper, dan pengiriman paspor dan lembar merah ke Kanwil;
Kemenag Kab. Mojokerto :
1. Petugas menerima surat rekomendasi dari Jember, dicek apakah alasan sesuai Keputusan Dirjen?
Jika tidak kembalikan, jika iya maka :
2. Membuat surat menerima mutasi dari Jember yang ditujukan kepada Kemenag Jember dengan
tembusan ke Kanwil Kemenag Prov. Jatim;
3. Memasukkan daftar CJH mutasi ke dalam praman Mojokerto;
Hanya berkas dan persyaratan mutasi yang memenuhi peraturan Direktur Jenderal Penyelenggaraan
Haji dan Umrah yang akan di proses.
Info lebih lanjut 0321- 328280 atau email : phu_mojokertokab@kemenag.go.id
31 Okt 2017,23:48:54 WIB
SYARAT MUTASI KEBERANGKATAN
HAJI

1. Surat Permohonan Mutasi Keberangkatan Haji;


2. Fotocopy KTP;
3. Fotocopy KK;
4. Fotocopy Setoran Awal dan Setoran Akhir dari Bank;
5. Alasan ikut keluarga ( lampirkan fotocopy KTP,KK Keluarga,Akta
Lahir,hubungan saudara,tersebut beserta bukti setoran awalnya);
6. Alasan pindah kerja (lampirkan fotocopy SK mutasi);
7. Alasan pindah domisili (lampirkan Surat Domisili dari lurah kota tujuan,KTP
tujuan,KK pindah);
8. Persyaratan diatas di lakukan setelah pelunasan haji pada tahun
keberangkatan.

E. MUTASI JEMAAH HAJI


1. Mutasi jemaah haji antar embarkasi, mutasi jemaah haji antar provinsi dalam satu embarkasi, dan
mutasi jemaah haji antar kabupaten/ kota dalam satu provinsi dengan mempertimbangkan
ketersediaan kapasitas tempat duduk pesawat dalam satu kioter serta kesiapan dokumen dan visa
haji.

2. Batas waktu pengajuan mutasi terhitung sejak tanggal pclunasan BPIH sampai dengan 1 Juni 2018.
3. Mutasi pemberangkatan Jemaah Haji diperbolehkan bagi Jemaah Haji yang telah melunasi BPIH
tahun 1439H/2018M dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Pcnggabungan suami/istri yang terpisah, dibuktikan dengan surat nikah;
b. Penggabungan anak kandung/orang tua yang terpisah, dibuktikan dengan Kartu Keluarga atau
akte kelahiran atau surat kenal lahir;
c. Perpindahan tugas atau dinas yang dibuktikan dengan surat keterangan mutasi dan instansi
Jemaah Haji yang bersangkutan;
d. Perpindahan domisili Jemaah Haji yang dibuktikan dengan surat keterangan domisili dan
kelurahan dan kecamatan tempat yang baru.
4. Jemaah haji tidak dapat melakukan mutasi dengan alasan bergabung dengan KBIH.
5. Jemaah Haji reguler tidak dapat melakukan mutasi ke Jcmaah [laji khusus ataupun sebaliknya.
6. Ketentuan mutasi Jemaah Haji, diatur sebagai berikut:
a. Mutasi antar Kabupaten/Kota dalam satu provinsi yang sama, pcngajuan surat mutasi diproses
pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten / Kota tempat mendaftar;
b. Mutasi antar provinsi yang masih dalam embarkasi yang sama, surat mutasi diajukan dan diproses
pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi domisili dengan tembusan kepada Dircktorat
Pclayanan Ilaji Dalam Negeni;
c. Mutasi antar provinsi antar embarkasi, surat mutasi diajukan melalui FCantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi lokasi tempat mendaftar dan dibuatkan surat rekomendasi ke Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi tujuan, dengan tembusan kepada Direktorat Pelayanan Haji
Dalam Negeni.
7. Prosedur pengajuan mutasi, diatur sebagai berikut:
a. Mutasi antar kabupaten/kota dalam satu provinsi, mekanismenya diatur oleh Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi setempat.
b. Mutasi antar provinsi dalam satu embarkasi, dengan mekanisme scbagai berikut:

1) Jemaah Haji yang bersangkutan mengajukan surat permohonan mutasi kepada ICepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/ Kota tempat Jemaah Haji melakukan setoran awal dan setoran
lunas;
2) Petugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melakukan kiarifikasi dan verifikasi berkas;
3) Kepala Kantor Kemcnterian Agama Kabupaten/Kota membuat surat permohonan mutasi kepada
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dengan melampirkan seluruh berkas
persyaratan yang sah;
4) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi tempat asal membuat surat permohonan
mutasi kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi yang dituju dengan
melampirkan seluruh persyaratan yang sah.
c. Mutasi antar provinsi antar embarkasi dengan mekanisme sebagai berikut:
1) Jcmaah Haji yang bersangkutan mengajukan surat permohonan mutasi kepada Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota tempat Jemaah Haji melakukan setoran awal dan setoran
lunas;
2) Petugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melakukan kiarifikasi dan verifikasi berkas;
3) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota membuat surat permohonan mutasi kepada
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dengan melampirkan seluruh berkas
persyaratan yang sah;
4) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi tempat asal melakukan verifikasi
persyaratan dan membuat surat permohonan mutasi kepada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi yang dituju dengan melampirkan seluruh persyaratan yang sah dan bukti setor lunas BPIH
lembar ke-1, lembar ke-3, lembar ke-4, dan lembar ke-5;
5) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi yang dituju membuat surat rekomendasi mutasi
Jemaah Haji kepada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, c.q. Direktorat
Pelayanan Haji Dalam Negeri dengan melampirkan seluruh berkas persyaratan yang sah, dengan
tembusan Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi tempat asal Jemaah Haji dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/
Kota yang dituj U;
6) Apabila sudah disetujui oleh Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri, Jemaah Haji yang
bersangkutan mengisi SPPH yang baru di Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota yang dituju;
7) Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri membuat surat rekomendasi pelunasan kepada jemaah
haji dan disetorkan ke rekening setoran lunas atas nama BPKH pada BPS BPIH yang ditetapkan
oleh BPKH untuk melakukan pembayaran selisih kurang BPIH;
8) BPS BPIH mencetak bukti setoran pembayaran selisih kurang
BPIH;
9) Untuk Jemaah Haji yang mutasi antar provinsi dengan embarkasi yang berbeda, memiliki selisih
lebih pembayaran BPIH, akan dikembalikan melalui rekening Jemaah Haji yang bersangkutan
setelah operasional haji;
8. Bagi jemaah haji mutasi yang menunda keberangkatannya, maka pelunasan tahun berikutnya
dilakukan di provinsi tempat mendaftar.

Anda mungkin juga menyukai