Anda di halaman 1dari 82

Dalam acara:

Bimbingan Teknis SMK3 Konstruksi

Direktorat Jenderal Bina Konstruksi


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
OUTLINE 01 LATAR BELAKANG

02 STRATEGI MENGATASI PERMASALAHAN

A Kebijakan dan Komitmen


B Komite Keselamatan Konstruksi
C Biaya K3
D Tanggapan Permen PUPR
No. 07/PRT/M/2019

03 ACTION PLAN SMK3 KONSTRUKSI


1 LATAR BELAKANG

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
D I R E K T O R AT B I N A P E N Y E L E N G G A R A A N J A S A KO N S T R U K S I
1 LATAR BELAKANG
Diagram Venn Peraturan dan Perundangan

DIAGRAM VENN PERATURAN DAN PERUNDANGAN

K4 Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan dan Keberlanjutan

KK Keselamatan Konstruksi

Keselamatan dan Kesehatan


K3 Kerja
1 BUDAYA BERKESELAMATAN
Perbedaan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Dulu dan Sekarang
Penggunaan APD di masa dulu

Penggunaan APD di masa sekarang


1 BUDAYA BERKESELAMATAN
Perbedaan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Dulu dan Sekarang

Penggunaan APD di masa dulu

Penggunaan APD di masa sekarang


1 MENGAPA K3?
Tingginya Angka Kecelakaan Kerja

Persentase Kelompok Kecelakaan Kerja Sumber: BPJS Ketenagakerjaan 2018

Sumber: Jurnal Nasional, 2009, hal. 18 Sumber: BPJS Ketenagakerjaan 2014


1 MENGAPA K3?
Kasus Kecelakaan Kerja pada Sektor Konstruksi
±55.394 Kecelakaan
pada Sektor Konstruksi

Sumber: BPJS Ketenagakerjaan


Sumber: Jurnal Nasional, 2009, hal. 18

Cacat Fungsi Total Tetap Meninggal


1.114 5 3.173 Jumlah Kasus
Tahun Kecelakaan Kerja
2017 (th. 2018)
Anatomi Pengobatan Sembuh 173.105
1.542 35.204 82.003
Sumber: BPJS
Ketenagakerjaan
1 MENGAPA K3?
Dampak Kecelakaan Kerja

- Competitiveness index
Level Makro - Biaya kecelakaan kerja 3,94%
dari PDB Global (ILO 2017)

Level Meso - Performance Corporate

- Project Delay
Level Mikro - Cost Over run
- Human aspect: injurie, fatality
- Kerusakan Lingkungan

Sumber: ILO, 2003,2012; Chen, et al 2004; Courtney, 2007, Hosseinian, 2012, Hinze, 1997
1 PENGAWAS KETENAGAKERJAAN

Pegawai Pengawas adalah Jumlah Perusahaan (UU No. 7 Tahun 1981)


Tenaga teknis berkeahlian
khusus dari Kementerian 249,777 1,801,991 18,928,427
Ketenagakerjaan yang Besar Menengah Kecil & mikro
ditunjuk oleh Menteri
untuk melakukan Jumlah Pengawas Ketenagakerjaan
pengawasan terhadap UU
No. 1 Tahun 1970 dan
peraturan pelaksanaannya
1923 Pengawas
Ketenagakerjaan
Termasuk:
Pengawas Spesialis K3
383 PPNS 28 Penanggulangan Kebakaran

Pengawas Spesialis
67 Pengawas Spesialis K3 Boiler
K3 Listrik 87 dan Bejana Tekanan

Pengawas Spesialis
55 28 Pengawas Spesialis K3
K3 Lingkungan
Kesehatan Kerja
Kerja

51 Pengawas Spesialis 14 Pengawas Spesialis K3


K3 Mekanik Konstruksi

Sumber: Kementerian Ketenagakerjaan


1 AHLI K3

Ahli K3 adalah Jumlah Ahli K3 yang melakukan pengawasan


Tenaga teknis
berkeahlian khusus di
langsung di perusahaan
luar Kementerian
Ketenagakerjaan yang 26.547 Ahli K3 Umum Termasuk:
ditunjuk oleh Menteri
untuk melakukan Ahli K3 Bidang Pesawat
383 Uap dan Bejana Tekanan
pengawasan terhadap
UU No. 1 Tahun 1970
Ahli K3 Bidang
dan peraturan 4.716 Ahli K3 Bidang 2.193 Penanggulangan Kebakaran
pelaksanaannya Listrik

469 Ahli K3 Bidang 63 Ahli K3 Bidang Pesawat


Kimia Tenaga dan Produksi

193 Ahli K3 Bidang Ahli K3 Bidang


3.413
Pesawat Angkat dan Konstruksi
Angkut
1.050 Dokter Pemeriksa
62 Ahli K3 Bidang Elevator Kesehatan Tenaga
dan Eskalator Kerja

Sumber: Kementerian Ketenagakerjaan


1 PETUGAS K3
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2014

BAB I KETENTUAN UMUM


Pasal 1
Ayat (5)

Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi Pengguna Jasa


dan/atau organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti
pelatihan/bimbingan teknis SMK3 Bidang PU, dibuktikan dengan surat
keterangan mengikuti pelatihan/bimbingan teknis SMK3 Bidang PU
1 DATA PETUGAS K3 KONSTRUKSI TAHUN 2016 S.D FEBRUARI 2019
per Balai Jasa Konstruksi

BALAI JASA KONSTRUKSI BALAI JASA KONSTRUKSI


WILAYAH I ACEH WILAYAH V BANJARMASIN

Pengguna Jasa Pengguna Jasa 263


236 BALAI JASA KONSTRUKSI
Penyedia Jasa 868 WILAYAH VI MAKASSAR BALAI JASA KONSTRUKSI
Penyedia Jasa 567
WILAYAH VII JAYAPURA
Jumlah 1131 Pengguna Jasa 305
Jumlah 803 Pengguna Jasa
Penyedia Jasa 583 522

Jumlah 888 Penyedia Jasa 871


Jumlah 1393

BALAI JASA KONSTRUKSI


WILAYAH II PALEMBANG TOTAL
Pengguna Jasa 280 KESELURUHAN
Penyedia Jasa 230 BALAI JASA KONSTRUKSI BALAI JASA KONSTRUKSI
WILAYAH III JAKARTA WILAYAH IV SURABAYA Pengguna Jasa 2.186
Jumlah 510
Pengguna Jasa 247 Pengguna Jasa 333 Penyedia Jasa 4.404
Data per 21 Maret 2019 Penyedia Jasa 564 Penyedia Jasa 721
Jumlah 6.590
Jumlah 811 Jumlah 1054

14
1 DATA PETUGAS K3 KONSTRUKSI TAHUN 2016 S.D FEBRUARI 2019
per Provinsi

Nusa Tenggara Timur


Nusa Tenggara Barat

Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah

Sulawesi Tenggara
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sumatera Selatan

Kalimantan Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah
Bangka Belitung
Sumatera Utara

Kepulauan Riau

JUMLAH
Sumatera Barat

Sulawesi Utara

Sulawesi Barat

Maluku Utara
PROVINSI

Jawa Tengah

Papua Barat
Jawa Timur
DKI Jakarta

Yogyakarta
Jawa Barat

Gorontalo
Bengkulu
Lampung

Maluku
Banten

Papua
Jambi
NAD

Riau

Bali
PENGGUNA 66 61 31 73 0 5 41 0 65 174 56 140 51 56 11 189 23 31 23 19 76 96 22 50 145 12 60 7 41 40 257 61 94 110 2186

PENYEDIA 145 228 87 76 0 31 144 0 0 86 181 285 98 104 165 377 9 46 20 51 422 137 135 123 206 79 116 30 108 44 298 121 313 139 4404

TOTAL
PETUGAS K3 211 289 118 149 0 36 185 0 65 260 237 425 149 160 176 566 32 77 43 70 498 233 157 173 351 91 176 37 149 84 555 182 407 249 6590
KONSTRUKSI

Data per 21 Maret 2019

15
1 LATAR BELAKANG
Tenaga Kerja Konstruksi

Sumber data: BPS, Tahun 2015 s.d 2018

Berdasarkan jumlah Berdasarkan jumlah


Dari total
ORANG S E R T I F I K AT
yang menerima sertifikat Ahli 8.300.297 TKK
Ahli
32%
31% yang diterbitkan di Indonesia
pada tahun 2018,
TKK bersertifikat
Total: Total:
hanya berjumlah
Terampil
68% 616.081 orang Terampil 791.619 sertifikat 616.081
69%
(7,42%)
Sumber: LPJK 31 Des 2018
1 LATAR BELAKANG
Profil Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Bersertifikat

4% Distribusi Ideal

53% 56 ASOSIASI
PROFESI
43%
78 UNIT
GAP SERTIFIKASI
Muda Madya Utama *Jumlah
34 LEMBAGA
Keahlian Kerja 83.345 104.357 7.610 195.312
REGISTRASI
Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1 *Jumlah
Keterampilan Kerja 107.809 52.283 260.677 420.769
*Jumlah Orang
Sumber: LPJK, per 31 Des 2018
1 MENGAPA K3?
Dampak Kecelakaan Kerja
HUBUNGAN TINGKAT DAYA SAING SUATU NEGARA
DENGAN ANGKA KECELAKAAN KERJA

Index of Competitiveness

Index of Workplace
Accidents
1 MENGAPA K3?
Hubungan Investasi Keselamatan & Biaya Kecelakaan

Efek investasi Budaya Keselamatan Kinerja


keselamatan bervariasi keamanan
tergantung pada Kondisi Bahaya dalam Proyek meningkat

Hubungan antara Investasi Keselamatan dan Biaya


Kecelakaan
(Zou and Sunindijo, 2015).

Total rasio biaya keselamatan (TSCR) adalah jumlah total rasio biaya
kecelakaan (TCAR) dan rasio investasi keselamatan (SIR) dan tanda “x”
memperlihatkan nilai minimum untuk kinerja keselamatan.

Grafik menunjukkan bahwa investasi yang tinggi dalam keselamatan


memberikan kinerja keselamatan yang tinggi tetapi jika dilakukan
dengan biaya yang berlebihan, akan membuat investasi tersebut secara
ekonomis tidak layak dan tidak efektif. Tetapi, ketika tidak ada investasi
keselamatan sama sekali, total biaya keselamatan akan timbul secara
eksponensial sebagai akibat dari meningkatnya jumlah kecelakaan yang
mungkin terjadi.
1 DAMPAK POSITIF
Pemenuhan Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan dan Keberlanjutan Pada
Sektor Konstruksi
MEMPERCEPAT JADWAL PROYEK
50% SELAMA 1 MINGGU ATAU LEBIH
DAMPAK POSITIF 50% lebih cepat kurang dari 1 minggu 12% lebih cepat dua minggu
IMPLEMENTASI K3 DALAM PROYEK 31% lebih cepat satu minggu 7% lebiih cepat 3 minggu atau lebih

73% MENURUNKAN BIAYA PROYEK


SEBESAR 1% ATAU LEBIH
27% turun sebesar kurang dari 1% 17% turun sebesar 6%-10%
49% turun sebesar 1%-5% 7% turun sebesar 11% atau lebih

73% MENINGKATKAN ROI* PROYEK


SEBESAR 1% ATAU LEBIH
27% meningkat sebesar kurang dari 1% 15% meningkat sebesar 6%-10%
53% meningkat sebesar 1%-5% 5% meningkat sebesar 10% atau lebih

82% MENINGKATKAN NAMA BAIK


PERUSAHAAN

* ROI : Return of Investment 66% MENINGKATKAN KUALITAS PROYEK

Sumber : Safety Management in The Construction Industry : Identifying Risk and Reducing Accident to Improve Site
Productivity and Project ROI, 2013, McGrawHill
1 DAMPAK NEGATIF
Setelah Terjadi Kecelakaan Konstruksi
SUBJEK
DAMPAK SOLUSI
TERDAMPAK
2017
• Cedera, luka, meninggal • Tool box meeting saat memulai pekerjaan setiap hari.
Tenaga Kerja • Menimbulkan keragu-raguan bagi tenaga • Mengikuti pelatihan/pembinaan metode kerja
kerja lainnya
JPO runtuh (Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi)
• Cedera, luka, meninggal • Sosialisasi ke masyarakat mengenai pengendalian
Masyarakat • Merasa tidak nyaman tinggal disekitar area bahaya yang dapat ditimbulkan oleh proyek tersebut
proyek • Melakukan pengendalian bahaya secara maksimal

• Proyek terhenti sementara • Menyusun job safety analysis setiap sebelum


• Hasil pembangunan terlambat digunakan melakukan pekerjaan
Proyek • Tenaga kerja idle
• Peralatan idle
• Return of investment mengalami penurunan
• Tidak berkompeten • Menjalankan sistem manajemen keselamatan
• Nilai saham turun kontraktor.
Perusahaan
• Memberikan pelatihan/pembinaan metode kerja ke
tenaga kerjanya
• Dinilai belum mampu melaksanakan • Membuat regulasi keselamatan konstruksi secara
Negara
pembangunan dengan selamat komprehensif
1 MENGAPA K3?
Kejadian Kecelakaan Konstruksi pada Tahun 2017-2018

2017 2018
4 Jatuhnya crane (LRT Palembang) Kecelakaan Konstruksi Major
Agt
4 Runtuhnya girder launcher (Proyek
Feb DDT Jatinegara)
22 JPO runtuh (Jalan Tol Bogor-Ciawi-
Sep Sukabumi) 18 Jatuhnya besi hollow (Pembangunan Rumah Susun
Mar Tingkat Tinggi Pasar Rumput)
26
Jatuhnya crane (Tol Bogor Outer 17 Runtuhnya Pengecoran In Situ Slab Proyek Jalan Tol
Okt Ring Road/BORR) Apr Manado-Bitung
27 Runtuhnya DPT Mix-Use Development dan
29 Girder FO runtuh (Jalan Tol PASPRO) Des Kelongsoran Jalan Raya Gubeng, Surabaya
Okt
Kecelakaan Konstruksi Minor
15 Beton lepas dari crane (LRT Jakarta)
Nov 2 Beton girder runtuh (Jalan Tol Depok-Antasari) 01 Longsor pada galian (Proyek Pipa Rusun
Jan Mei Penjaringan)
16 Jatuhnya crane (Jalan Tol Jakarta- 22
22 Box girder runtuh (LRT Jakarta) Launcher roboh (Tol Solo Kertosono)
Nov Cikampek II (El.)) Jan Mei

9 Runtuhnya penopang (Jembatan 20 Jatuhnya bekisting pier head PCB 34 13 Lepasnya Cross Girder (Jembatan Kali Kuto)
Des Ciputrapinggan) Feb (Proyek Tol Becakayu) Jul

30 Beton girder runtuh (Jalan Tol 30 Jatuhnya crane (Double Track Kereta Api 1 Agt Robohnya Perancah (Proyek Jalan Tol
Des Pemalang-Batang) Apr Medan-Badara Kualanamu) Pandaan – Malang)
1 MENGAPA K3?
Kejadian Kegagalan Bangunan Tahun 2018 dan Kecelakaan Konstruksi Tahun 2019

2018
15
Jan
Ambruknya selasar Gedung BEI, Jakarta

KEGAGALAN 5 Turap longsor di Km 8+6/7 Underpass Jalan


BANGUNAN Feb Perimeter Selatan Bandara Soetta

17 Ambruknya Jembatan Widang, Tuban


Apr
(Jawa Timur)

2019
4 Robohnya Dinding Penahan Tanah (DPT) dan
Struktur Atas Rumah Pompa Durolis Riau
KECELAKAAN Jan

KONSTRUKSI 25
Runtuhnya Jembatan Gantung Banjasari II Pacitan
Jan
PEMBERHENTIAN SEMENTARA PEKERJAAN
KONSTRUKSI
(Instruksi Menteri PUPR No. IK.01.01-Mn/248
Tanggal 21 Februari)
Untuk menjamin keamanan dan keselamatan konstruksi
1 LATAR BELAKANG
Lima Masalah Strategis

1 3
Kegiatan Tenaga ahli secara
konstruksi tidak kuantitas dan
memperhatikan K3 kualitas masih kurang

2 4
Pengawasan K3 Petugas K3 yang
saat kegiatan bersertifikat masih
konstruksi kurang kurang

5
PERLU
Regulasi belum
mendukung TRANSFORMASI
KEBIJAKAN
2 STRATEGI MENGATASI PERMASALAHAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
D I R E K T O R AT B I N A P E N Y E L E N G G A R A A N J A S A KO N S T R U K S I
2 STRATEGI MENGATASI PERMASALAHAN
Safety Firts, Zero Accident

PEMBENTUKAN
TRANSFORMASI KOMITE KESELAMATAN
REGULASI/KEBIJAKAN KONSTRUKSI DAN
BEBERAPA SUBKOMITE

PERBAIKAN REGULASI PERBAIKAN


(BIAYA K3) ORGANISASI QHSE

MEMPERCEPAT
SERTIFIKASI AHLI
DAN PETUGAS K3
2 STRATEGI MENGATASI PERMASALAHAN
Arah Penyelenggaraan Jasa Konstruksi untuk Pengembangan Industri Konstruksi Bersaing

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH PUSAT


FOKUS PADA Sesuai UU 2/2017

01
• Kemampuan dan Kapasitas Usaha Meningkat
BERKESELAMATAN DAN TERPADU • Iklim usaha sehat dan setara
• Penerapan standar K4 dan pengukuran tingkat • Penyelenggaraan Jasa konstruksi selaras standar K4
kepatuhan; • Kompetensi, Profesionalitas dan Produktivitas Tenaga
• Pengembangan Sistem Manajemen Keselamatan yang Kerja Meningkat
terintegrasi pada setiap tahapan penyelenggaraan. • Kualitas penggunaan material, peralatan teknologi

02 ADIL DAN SETARA




Kesesuaian penggunaan jenis kontrak kerja konstruksi;
Kesetaraan pemahaman isi kontrak sekaligus hak dan


meningkat
Partisipasi Masyarakat meningkat
Sistem Informasi Jasa Konstruksi tersedia
kewajiban (hindari multitafsir) PERAN ASOSIASI SEBAGAI MASYARAKAT
• Musyawarah untuk penyelesaian sengketa tanpa jalur
pengadilan
JASA KONSTRUKSI

03 EFISIENSI YANG BERKUALITAS




Profesionalitas penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
Optimalisasi pengendalian dan penjaminan mutu dilakukan
• Melakukan pengembangan usaha berkelanjutan dengan
tujuan meningkatkan tata kelola yang baik dan
memiliki tanggung jawab badan usaha terhadap
sesuai fungsi di setiap tahapan penyelenggaraan masyarakat
• Continuous Improvement berdasarkan data penyelenggaaan • Melaksanakan pengawasan untuk meningkatkan
Jasa Konstruksi ketertiban penyelenggaraan Jasa Konstruksi dan
• Kehati-hatian dalam pengelolaan keuangan negara melindungi kepentingan umum
2.A
KEBIJAKAN DAN KOMITMEN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
D I R E K T O R AT B I N A P E N Y E L E N G G A R A A N J A S A KO N S T R U K S I
2 STRATEGI MENGATASI PERMASALAHAN
Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Memastikan regulasi K3 ditegakkan

Safety First
(K3 didahulukan dan menjadi yang utama)
Setiap individu bertangung jawab pada diri sendiri dan lingkungan
sekitar

Manajemen risiko pada tiap tahapan pekerjaan

Memastikan terselenggaranya SMK3

Memastikan pembinaan SMK3

Memastikan Penyebarluasan Kebijakan K3 ini


2 STRATEGI MENGATASI PERMASALAHAN
Komitmen Penyelenggaraan Konstruksi Aman Kementerian PUPR

1 2 3 4 5 6
2 STRATEGI MENGATASI PERMASALAHAN
Komitmen Penyelenggaraan Konstruksi Aman Kementerian PUPR
Diseminasi Kebijakan K3 Konstruksi dan Sertifikasi untuk Semua Tingkat
(Direktur Utama, General Manajer, Insinyur, Pekerja Terampil, dan Mahasiswa)

1 3
1 Penandatanganan
Keselamatan
Komitmen
Konstruksi oleh
Direktur Utama BUMN, disaksikan
oleh Direktur Jenderal Bina
Konstruksi

Pelatihan SMK3 Konstruksi untuk


DIREKSI BUMN TENAGA TERAMPIL
2 Mahasiswa dan Tenaga Kerja

2 4 Sertifikasi Massal Tenaga


3 Terampil

Pelatihan SMK3 Konstruksi untuk


4 General Manajer Kontraktor,
Pemimpin Tim, dan Insinyur Ahli
GM KONTRAKTOR, PEMIMPIN (Konsultan Pengawas)
MAHASISWA & TENAGA KERJA TIM, INSINYUR AHLI
2 STRATEGI MENGATASI PERMASALAHAN
Peran Ahli Muda K3

Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan


tentang dan terkait K3 Konstruksi
Jumlah Tenaga Ahli per Subklasifikasi Tahun 2019 Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja
100,000 92,877 pelaksanaan konstruksi
90,000 Merencanakan dan menyusun program K3
80,000
Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan
70,000 Tugas dan ketentuan K3
60,000
Tanggung Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan
50,000 pelaksanaan program, prosedur kerja dan Instruksi
37,844
Jawab Ahli Kerja K3
40,000
Muda K3
30,000 Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan
16,667 17,370
Konstruksi SMK3 dan pedoman teknis K3 konstruksi
20,000
9,724 7,842
10,000
Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan
- konstruksi berbasis K3, jika diperlukan
Sub Klasifikasi

Arsitektur Elektrikal Manajemen Mekanikal Sipil Tata Lingkungan Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja serta keadaan darurat
Sumber: LPJKN, 15 Februari 2019

TOTAL 10.437 TENAGA AHLI MUDA K3


KONSTRUKSI DI SELURUH INDONESIA
2.B
KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
D I R E K T O R AT B I N A P E N Y E L E N G G A R A A N J A S A KO N S T R U K S I
2 STRATEGI MENGATASI PERMASALAHAN
Konstruksi Aman pada tiap Tahapan Penyelenggaraan Konstruksi

PRAKONSTRUKSI PROSES KONSTRUKSI PEMAANFAATAN

KOMITE KESELAMATAN
1. KKB KEGAGALAN BANGUNAN
KONSTRUKSI
OLEH PENILAI AHLI
2. KKJTJ (KOMITE K2) (UU NO 2-2017)
3. KKBG (PERMEN PUPR NO 2-2018 &
KEPMEN PUPR NO 86-2019)
Pelaksanaan Pemanfaatan Konstruksi
Desain
Konstruksi berkeselamatan dan
berkeselamatan
berkeselamatan berwawasan lingkungan

KKB = Komisi Keamanan Bendungan (Permen PUPR No 27/PRT/M/2015);


KKJTJ = Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (Permen PUPR No 41/PRT/M/2015);
KKBG = Komite Keselamatan Bangunan Gedung (Kepmen PUPR No 93/KPTS/M/2019).
2 STRATEGI MENGATASI PERMASALAHAN
KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI: Tugas dan Wewenang
KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
(Kepmen PUPR No. 66/KPTS/M/2018)
TUGAS KEWENANGAN
1.Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan 1.Memasuki tempat kerja konstruksi;
konstruksi yang diperkirakan memiliki potensi bahaya tinggi; 2.Meminta keterangan dari pihak-pihak terkait;
2.Melaksanakan investigasi kecelakaan konstruksi; 3.Meminta data-data yang berhubungan dengan
3.Memberikan saran dan pertimbangan kepada Menteri tugas Komite; dan
berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi, dan/atau 4.Melakukan koordinasi dengan pihak terkait
investigasi kecelakaan konstruksi dalam rangka mewujudkan Keselamatan Konstruksi.
keselamatan konstruksi

Kepmen PUPR No. 86/KPTS/M/2019 tentang Perubahan Kepmen PUPR No.


66/KPTS/M/2018 tentang Komite Keselamatan Konstruksi
TUGAS KEANGGOTAAN
Penambahan tugas Komite Keselematan Konstruksi, yaitu: 1.Penambahan Dirjen Penyediaan Perumahan
1.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Menteri sebagai Anggota Subkomite Bangunan Gedung
2 STRATEGI MENGATASI PERMASALAHAN
Tugas Komisi-Komite dalam Pra Konstruksi
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN KOMITE KESELAMATAN BANGUNAN GEDUNG
(Permen PUPR No 27/PRT/M/2015) (Kepmen PUPR No 93/PRT/M/2019)

1. Memberikan rekomendasi kepada Menteri mengenai


1. Melakukan pengkajian terhadap hasil keselamatan bangunan gedung dalam hal:
evaluasi keamanan bendungan; • Percepatan pembentukan tim ahli bangunan gedung di
2. Memberikan rekomendasi mengenai daerah;
keamanan bendungan; • Penerapan persyaratan teknis bangunan gedung (building
codes) di seluruh Indonesia; dan
3. Menyelenggarakan inspeksi bendungan.
• Percepatan pelaksanaan sertifikat laik fungsi di daerah.
2. Memberikan rekomendasi kepada Menteri terhadap penerapan
inovasi teknologi pada bangunan gedung;
KOMISI KEAMANAN JEMBATAN & 3. Memberikan rekomendasi kepada Menteri mengenai usulan tim
TEROWONGAN JALAN penilai ahli pada kejadian kegagalan bangunan gedung.
( Permen PUPR No 41 /PRT/ M/ 2015 ) 4. Menetapkan Standar Operasional Prosedur yang dianggap
penting untuk KKBG.
1. Melakukan pengkajian terhadap evaluasi 5. Memberikan rekomendasi kepada Menteri tentang konsep /
keamanan jembatan dan terowongan jalan yang gagasan /Inovasi penyelenggaraan bangunan gedung yang
dilakukan oleh pembangun atau pengelola lebih andal untuk masa depan.
jembatan dan terowongan jalan; 6. Apabila diperlukan, dapat mengusulkan kepada Menteri untuk
2. Memberikan rekomendasi mengenai keamanan pembentukan KKBG di daerah.
jembatan dan terowongan jalan; dan 7. Apabila diperlukan, Ketua Tim Pelaksana dapat menunjuk pakar
bangunan gedung sesuai dengan keahlian dan kebutuhan
3. Menyelenggarakan inspeksi jembatan dan selain yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri ini.
terowongan jalan.
2 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Investigasi Kecelakaan Konstruksi serta Pemantauan & Evaluasi Proyek Konstruksi
dengan Potensi Bahaya Tinggi
2 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pemantauan dan Evaluasi K3 proyek Pembangunan Bendungan Karian, Banten

Komite K2 memantau Penempatan papan


langsung kondisi terkait promosi K3 di
penerapan K3 di beberapa lokasi stategis
Proyek Pembangunan di lapangan
Bendungan Karian

Penggunaan body Pemakaian ID card


harness sebagai APD pada seluruh pekerja
pekerja yang bekerja berisi data diri
di ketinggian pekerja, termasuk
golongan darah untuk
situasi darurat dan
sebagai raport
kedisiplinan
penggunaan APD
pekerja
2 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pemantauan dan Evaluasi K3 pada proyek Pembangunan Jembatan Pulau Balang,
Provinsi Kalimantan Timur
Komite K2 mengunjungi Pembangunan pylon
proyek Pembangunan jembatan tinggi >80m.
Jembatan Pulau Balang Pengamanan bekerja di
ketinggian dan simulasi
penyelamatan menjadi
perhatian tim Komite K2

Komite K2 memantau
Terlihat papan terkait langsung kondisi
promosi K3 di penerapan K3 di
lapangan lapangan
2 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pemantauan dan Evaluasi K3 pada proyek pembangunan SPAM Regional Umbulan-
Takeoff Sidoarjo

Komite K2 Penerapan
mengunjungi salah penggunaan APD
satu proyek di lingkungan
SPAM di Sidoarjo proyek

Terlihat spanduk Komite K2


besar di memantau
belakang sebagai langsung kondisi
pengingat penerapan K3 di
pentingnya lapangan
memperhatikan
APD
2 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pemantauan dan Evaluasi K3 pada proyek Pembangunan Rusun Pasar Rumput,
Jakarta
Pemantauan Pengecekan core
penerapan K3 di lift pada Proyek
Proyek Pembangunan
Pembangunan Rusun Rusun Pasar
Pasar Rumput Rumput

Lisensi K3 Penumpukan
Pesawat Angkat material di
& Angkut yang area Proyek
dimiliki operator Pembangunan
Passanger Hoist Rusun Pasar
Rumput
2 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pemeriksaaan Bangunan Gedung DKI Jakarta

Sesuai dengan Keputusan Menteri PUPR No. 86/KPTS/II4/2019


tentang Perubahan Keputusan Menteri PUPR
No.66/KPTS/M/2O18 tentang Komite Keselamatan Konstruksi,
dengan mempertimbangkan rasa aman dan nyaman bagi
pengguna gedung, maka kepada Komite Keselamatan Konstruksi
ditugasi untuk melakukan pengecekan bangunan gedung
bertingkat di Provinsi DKI Jakarta, yang meliputi:
1. Gedung apartemen dengan tinggi 8 (delapan) lantai atau
lebih, khususnya untuk apartemen kelas menengah ke bawah;
2. Gedung perkantoran dengan tinggi 8 (delapan) lantai atau
lebih, dan berumur lebih dari 8 (delapan) tahun;
3. Gedung pusat perbelanjaan yang berumur lebih dari 10
(sepuluh) tahun.
Agar dalam pelaksanaannya selalu berkoordinasi dengan
instansi terkait Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
2 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pemeriksaaan Bangunan Gedung DKI Jakarta

Latar Belakang Dilaksanakannya


Pemeriksaan Bangunan Gedung Maksud dan Tujuan

Untuk memberikan rasa aman 1. Untuk menetapkan tingkat kepatuhan terhadap


dan nyaman bagi pengguna dan pemenuhan standar keamanan, keselamatan,
masyarakat terhadap kesehatan, dan keberlanjutan dalam pengelolaan
penggunaan bangunan publik, dan pemeliharaan bangunan gedung di DKI
maka Pemerintah merasa perlu Jakarta.
melaksanakan pemeriksaan 2. Untuk mengetahui kondisi pengelolaan bangunan
keandalan bangunan gedung gedung di DKI Jakarta dikaitkan dengan aspek
menyangkut aspek Keselamatan, Keselamatan, Kesehatan, Kenyamanan, dan
Kesehatan, Kenyamanan, dan Kemudahan.
Kemudahan. 3. Untuk memberikan rekomendasi mengenai
peningkatan mutu pengelolaan dan pemeliharaan
bangunan gedung dalam rangka menjamin aspek
keselamatan publik.
2 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Kronologi Pemeriksaan Bangunan Gedung di Provinsi DKI Jakarta

27 Februari 2019 8 Maret 2019 20 Maret 2019 25 Maret 2019


Penugasan Menteri PUPR Rapat persiapan Pemeriksaan • Pemeriksaan bangunan
kepada Komite K2 untuk pemeriksaan bangunan gedung Mix- gedung Blok M Plaza
melakukan pemeriksaan bangunan gedung Used Grand Indonesia • Rapat pembahasan
bangunan gedung bertingkat di di provinsi DKI press release hasil
Provinsi DKI Jakarta Jakarta kunjungan lapangan
(Surat Menteri PUPR No.
BK.06.01-Mn/448)

6 Maret 2019 15 Maret 2019 21 Maret 2019 1 April 2019


Koordinasi awal dengan Rapat persiapan kunjungan Pemeriksaan Pemeriksaan bangunan
Dinas Cipta Karya, Tata lapangan pemeriksaan bangunan gedung gedung Bina Marga dan
Ruang, dan Pertanahan bangunan gedung di Apartemen Rajawali Cipta Karya,
Provinsi DKI Jakarta provinsi DKI Jakarta Menara Edelweiss Kementerian PUPR
2 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pemeriksaaan Bangunan Gedung DKI Jakarta

Indikator Pemeriksaan
Metode Pemeriksaan

1. Izin Mendirikan Bangunan 1. Melakukan peninjauan lapangan untuk:


(IMB) dan perubahannya a) Mendapatkan informasi mengenai organisasi
2. Sertifikat Laik Fungsi (SLF); dan sumber daya pengelola gedung
Pemenuhan ketentuan berikut: b) Mendapatkan informasi mengenai Standar
a) Kesesuaian fungsi Operasional Prosedur (SOP) dan jadwal
b) Persyaratan tata bangunan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh
c) Aspek keselamatan pengelola gedung
d) Aspek kesehatan c) Memeriksa kelengkapan dokumen perizinan
e) Aspek kenyamanan d) Melakukan peninjauan komponen bangunan
f) Aspek kemudahan gedung terkait
3. Perizinan terkait dengan 2. Melakukan penilaian dengan kategori hasil:
pengelolaan bangunan gedung “Sangat Layak”, “Layak”, “Cukup Layak”, “Kurang
Layak”, dan “Tidak Layak”.
2.C
BIAYA K3

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
D I R E K T O R AT B I N A P E N Y E L E N G G A R A A N J A S A KO N S T R U K S I
2 BIAYA K3
TAHAP PEMILIHAN PENYEDIA

1 2 3 4 5
Permen SE Menteri PUPR SE Menteri PUPR Permen Permen
28/PRT/M/2016 No 66/SE/M/2015 No 14/SE/M/2018 07/PRT/M/2019 05/PRT/M/2014
Biaya K3 dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan Biaya K3 dialokasikan
Biaya K3 dialokasikan dalam biaya umum besaran biaya berkisar antara 1.0% sampai 2.5% dari nilai pekerjaan
atau sesuai dengan kebutuhan dalam biaya umum

Pedoman Biaya Pemberlakuan Standar dan Pedoman Sistem


Analisis Harga Penyelenggaraan Standar Dokumen Pedoman Manajemen
Satuan Pekerjaan Sistem Pemilihan Pengadaan Jasa Keselamatan dan
Bidang Pekerjaan Manajemen Pengadaan Jasa Konstruksi Kesehatan Kerja
Umum Keselamatan dan Konstruksi Tahun Melalui Penyedia (SMK3) Konstruksi
Kesehatan Kerja Anggaran 2019 Bidang Pekerjaan
(SMK3) Umum
Konstruksi
Bidang Pekerjaan
Umum

TAHAP PRAKONSTRUKSI
2 BIAYA K3
Rasionalitas Urgensi Revisi Permen PU No. 05/PRT/M/2014, SE Menteri PUPR No. 66/SE/M/2015,
dan Permen PUPR No. 28/PRT/M/2016
SALAH SATU STRATEGI
MENINGKATKAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
PENERAPAN PEMBIAYAAN K3
PERLU SINKRONISASI
LATAR BELAKANG BEBERAPA PERMEN PUPR PERBAIKAN REGULASI BIAYA K3
PASCA KELUARNYA PERMEN
PERMASALAHAN YANG PUPR No.07/2019
DAMPAK
TERJADI:
 Terdapat beberapa  PERMEN PUPR 05/2014 Biaya K3 yang
Merevisi SE MENTERI
aturan terkait biaya K3 tentang Pedoman SMK3 digabungkan pada Biaya
PUPR No. 66/ 2015
yang dialokasikan menyebutkan bahwa Umum cenderung tidak
Biaya Keselamatan dan tentang Biaya
dalam biaya umum; menjadi prioritas oleh
 Penyedia Jasa maupun peraturan turunannya, SE penyelenggaraan SMK3
Badan Usaha Jasa
Pengguna Jasa Menteri PUPR No. 66 tahun Konstruksi Bidang PU
2015 Konstruksi
Konstruksi, sehingga
memiliki persepsi dan
pemahaman yang dimasukkan dalam alokasi praktiknya K3 tidak SAFETY
berbeda tentang tata biaya umum. terimplementasi sesuai Tindak REVISI PERMEN PU
cara perhitungan dan  PERMEN PUPR NO. 28 kebutuhan. lanjut 05/2014 tentang FIRST
/2016 tentang Pedoman Belum menjamin
sistem pembayaran dan
pertanggungjawaban AHSP mengkategorikan pengalokasian biaya K3
Sinkroni Pedoman SMK3 Konstruksi ZERO
Bidang PU
biaya penyelenggaraan Biaya
dalam
K3 dimasukan
alokasi biaya
secara proporsional pada sasi ACCIDENT
SMK3 pada proyek Aturan
konstruksi umum pelaksanaan proyek PUPR.
Mengusulkan REVISI
 Auditor Inspektorat
Jenderal sering  PERMEN PUPR 07/2019 kepada Balitbang untuk
menyebutkan bahwa Biaya
HARAPAN Permen PUPR no.
menemukan kesalahan
Keselamatan Konstruksi Menjamin Biaya K3 Sudah 28/2016 tentang tentang
PPK dalam
memasukan akun dimasukkan dalam Daftar Dialokasikan Secara Pedoman Analisis Harga
pembayaran biaya Kuantitas dan Harga Proporsional Pada Satuan Pekerjaan Bidang
penyelenggaraan dengan besaran biaya Pelaksanaan Proyek PUPR.
sesuai dengan kebutuhan. Pekerjaan Umum.
SMK3
2 BIAYA K3
Kebijakan Sistem Pembiayaan Penyelenggaraan SMKK (sebelumnya SMK3 Konstruksi)

Permen 07/PRT/M/2019 Komponen/Item pekerjaan penyelenggaraan


keamanan dan kesehatan kerja serta
Keselamatan Konstruksi
Dasar Pemikiran
Jika biaya K3 masih dimasukan ke dalam biaya
umum (overhead & profit), maka biaya K3
cenderung tidak dianggarkan dan/atau ditekan
pelaksanaanya untuk memperbesar profit. Hal Masuk ke Dalam Daftar
tersebut merupakan salah satu alasan biaya K3 Kuantitas dan Harga
dipisahkan dari biaya umum agar dapat
memastikan bahwa tersedia anggaran khusus
terpisah dari biaya umum
untuk penyelenggaraan biaya SMKK (overhead & profit
(sebelumnya SMK3 Konstruksi) dan Penyedia
Jasa berkomitmen untuk melaksanakan
konstruksi yang berkeselamatan.
2 BIAYA K3
Kebijakan Sistem Pembiayaan Penyelenggaraan SMKK (sebelumnya SMK3 Konstruksi)

PERMEN PU No:05/PRT/M/2014 Peraturan Menteri PUPR


Nomor 07 Tahun 2019
Pasal 20 Ayat 1 Lampiran II BAB III
Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Komponen/Item pekerjaan penyelenggaraan keamanan
PU dialokasikan dalam biaya umum yang kesehatan kerja serta Keselamatan Konstruksi
mencakup: dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan
besaran biaya sesuai dengan kebutuhan.
1. Penyiapan RK3K
1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi
2. Sosialisasi dan Promosi K3 (RKK);
3. Alat Pelindung Kerja 2. Sosialisasi dan Promosi;
4. Alat Pelindung Diri 3. Alat pelindung kerja (APK) atau alat pelindung
5. Asuransi dan Perijinan diri (APD);
6. Personil K3 4. Asuransi dan perizinan;
7. Fasilitas sarana kesehatan 5. Personel K3;
8. Rambu-rambu 6. Fasilitas prasarana kesehatan;
9. Lain-lain terkait pengendalian risiko K3 7. Rambu- rambu yang diperlukan;
8. Konsultansi dengan ahli keselamatan
konstruksi; dan
9. Lain- lain terkait pengendalian risiko K3 dan
Keselamatan Konstruksi.
2 BIAYA K3
Hasil Rapat Penentuan Skema Sistem Pembiayaan Penyelenggaraan SMKK
NO PELAKSANAAN RAPAT UNOR URAIAN & MASUKAN
1 Jumat, 29 Maret 2019 DJBK - Dalam Pemen PUPR No. 05/2014 tentang Pedoman SMK3 dan peraturan turunannya SE
Menteri PUPR No. 66/2015 menyebutkan bahwa biaya K3 dimasukkan dalam alokasi biaya
umum. Biaya K3 yang digabungkan pada Biaya Umum cenderung tidak menjadi prioritas
oleh Badan Usaha Jasa Konstruksi, sehingga praktiknya K3 tidak terimplementasi sesuai
kebutuhan.

- Dalam Permen PUPR No. 07/2019 menyebutkan bahwa Biaya Keselamatan Konstruksi
dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga dengan besaran biaya sesuai dengan
kebutuhan. Menjamin Biaya K3 Sudah Dialokasikan Secara Proporsional Pada Pelaksanaan
Konstruksi.
2 Jumat, 29 Maret 2019 Inspektorat Jenderal - ltjen melakukan pemerikaan/audit sesuai dengan kriteria yang ada pada peraturan yang
berlaku. Seluruh kebijakan baik peraturan maupun surat edaran yang terkait dengan biaya
K3 harus segera direvisi dan disinkronisasi sesuai dengan Permen PUPR No. 07/2019.

- Jika biaya K3 tidak dirinci pada dokumen penawaran harga, hanya dirinci pada dokumen
penawaran teknis (dokumen RKK), maka akun biaya K3 dapat menggunakan akun biaya
umum/overhead. ketika diaudit Penyedia Jasa tidak harus menunjukan barang K3.

- Jika komponen biaya K3 dirinci pada dokumen penawaran, maka akun biaya K3 harus
dipisahkan pada masing masing komponen, Penyedia Jasa harus dapat menunjukan barang
K3 tersebut karena terdata sebagai aset.

3 Jumat, 29 Maret 2019 Biro Keuangan - Jika biaya K3 tidak dimasukan di akun biaya umum/overhead maka akan di audit, karena
harus tercatat pada barang milik negara.

- Jika memungkinkan penyelenggaraan K3 menggunakan pengguna jasa pihak ketiga,


yang menjadi subkon dari main kontraktor.
4 Jumat, 29 Maret 2019 Balitbang Usulan Revisi Permen PUPR No. 28/2016 tentang tentang Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum, pasca terbitnya Permen PUPR 07 / 2019 akan
disampaikan kepada pimpinan untuk di revisi, Permen ini masih merujuk pada Permen PU
05/2014 dan peraturan turunannya SE 66 tahun 2015.
2 BIAYA K3
Hasil Rapat Penentuan Skema Sistem Pembiayaan Penyelenggaraan SMKK
NO PELAKSANAAN RAPAT UNOR URAIAN & MASUKAN
5 Selasa, 8 April 2019 Biro Hukum - Pembentukan Rancangan SE ini merujuk pada Permen PUPR 07 / 2019 tentang Standar
dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia, bukan merujuk pada Permen
PU no. 05 / 2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang PU, sehingga ketika SE ini
terbit akan mencabut SE 66 / 2015 tentang Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

6 Selasa, 16 April 2019 Inspektur V - Setuju apabila barang habis pakai tidak menjadi aset Negara ketika selesai serah terima
(handover), Apabila menjadi aset, lampirannya harus dibuat seperti mobilisasi, Perlu
dikonsultasi kan juga dengan biro BMN.
7 Selasa, 16 April 2019 Pakar - Biaya K3 dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga dengan besaran biaya sesuai
dengan kebutuhan, barang habis pakai, seperti seperti di Spesifikasi Umum Ditjen Bina
Marga, penggunaan alat bantu, kemudian biaya K3 dilakukan dengan pembayaran
Lumpsump, dibayarkan sesuai dengan progress pekerjaan. namun perlu disesuaikan jika
terjadi kecelakaan perlu diterapkan denda.

8 Selasa, 16 April 2019 Kesepakatan Rapat - Biaya SMKK dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga dengan besaran biaya sesuai
dengan kebutuhan.
- Seluruh item rincian kegiatan penyelenggaraan SMKK termasuk ke dalam barang habis
pakai.
- Dalam hal terkait perbaikan pekerjaan pada masa pemeliharaan, tanggung jawab
Keselamatan Konstruksi tetap menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
- Bukti penerapan kegiatan penyelenggaraan SMKK harus didokumentasikan dan menjadi
bagian dari laporan hasil pelaksanaan pekerjaan.
- Nominal harga satuan pekerjaan pada rincian mata pembayaran penyelenggaraan SMKK
tidak perlu dicantumkan. Hal ini disebabkan harga satuan pekerjaan bersifat dinamis.
- Rincian item pekerjaan perlu diperiksa kembali antara item yang masuk dalam biaya
umum dan biaya sendiri agar tidak ada tumpang tindih
2.D Tanggapan Permen PUPR
No. 07/PRT/M/2019

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
D I R E K T O R AT B I N A P E N Y E L E N G G A R A A N J A S A KO N S T R U K S I
2 TANGGAPAN PERMEN 07/PRT/M/2019
Pertanyaan dan Jawaban atas Surat Konsultasi dari Kabupaten Pasuruan tentang
Penerapan K3 Konstruksi dan Penggunaan Tim Teknis oleh Pokja

1 dari 6

Pertanyaan
Sebagian besar paket pekerjaan konstruksi bernilai kecil dan sederhana (nilai di bawah 1 Milyar), bagaimana
tentang penerapan dokumen RKK-nya? Apakah ada batasan nilai minimal untuk penerapan dokumen RKK di
pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi Konstruksi?

Jawaban
Sesuai dengan Pasal 1 angka 37 dan angka 38 Permen PUPR Nomor 07/PRT/M/2019 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia, bahwa RKK adalah dokumen lengkap rencana
penyelenggaraan SMKK dalam rangka pengamanan keselamatan dan keberlanjutan dalam setiap pekerjaan
konstruksi, sehingga harus diterapkan dalam setiap pekerjaan konstruksi, termasuk yang bernilai kecil atau
sederhana. Selain itu, sesuai Pasal 48 Ayat (2) huruf f Permen PUPR Nomor 07/PRT/M/2019 salah satu persyaratan
teknis penawaran untuk pekerjaan konstruksi adalah dokumen RKK, persyaratan tersebut berlaku untuk seluruh
pekerjaan konstruksi. Ketentuan tersebut tidak berlaku untuk Jasa Konsultansi Konstruksi.
2 TANGGAPAN PERMEN 07/PRT/M/2019
Pertanyaan dan Jawaban atas Surat Konsultasi dari Kabupaten Pasuruan tentang
Penerapan K3 Konstruksi dan Penggunaan Tim Teknis oleh Pokja

2 dari 6

Pertanyaan
Pada paket yang produk perencanaannya telah selesai sementara dalam output/keluaran hasil perencanaan belum
memasukkan item K3 Konstruksi, apakah terhadap paket pekerjaan konstruksinya tetap mensyaratkan dokumen
RKK sebagai salah satu persyaratan teknis?

Jawaban
Untuk paket produk perencanaan yang telah selesai sementara output/keluaran belum memasukkan item K3
harus tetap mensyaratkan dokumen RKK sesuai Permen PUPR Nomor 07/PRT/M/2019. Kemudian, sesuai dengan
Pasal 16 Permen PU Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang PU, disebutkan bahwa
tugas, tanggung jawab dan wewenang PPK salah satunya yaitu mengidentifikasi bahaya dan menetapkan potensi
bahaya K3 Konstruksi, PPK dapat mengacu hasil dokumen perencanaan atau berkonsultasi dengan Ahli K3
Konstruksi.
2 TANGGAPAN PERMEN 07/PRT/M/2019
Pertanyaan dan Jawaban atas Surat Konsultasi dari Kabupaten Pasuruan tentang
Penerapan K3 Konstruksi dan Penggunaan Tim Teknis oleh Pokja

3 dari 6

Pertanyaan
Dalam lampiran Permen PUPR Nomor 07/PRT/M/2019 tentang SPD pekerjaan konstruksi Bab X, disebutkan bahwa
Pokja (yang bersertifikat Ahli/Petugas K3 Konstruksi atau dengan melibatkan Ahli K3/Petugas K3 Konstruksi)
menilai kesesuaian dokumen RKK yang ditawarkan penyedia. Bagaimana menyikapi kondisi ini dimana Pokja
Pemilihan tidak ada yang memiliki Sertifikat Ahli K3 Konstruksi, sedangkan apabila menggunakan jasa Tenaga Ahli
K3 Konstuksi untuk membantu menilai dokumen RKK saat proses evaluasi, anggaran tidak tersedia?

Jawaban
Sesuai Bab X butir 12 Permen PUPR Nomor 07/PRT/M/2019 bahwa penilaian kesesuaian identifikasi bahaya dari
setiap tahapan kegiatan dilakukan Pokja Pemilihan (yang bersertifikat Ahli/Petugas K3 konstruksi atau dengan
melibatkan Ahli K3/Petugas K3 Konstruksi). Dalam hal Pokja Pemilihan tidak ada yang memiliki Sertifikat Ahli K3
Konstruksi, sedangkan apabila menggunakan jasa Tenaga Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi untuk
membantu menilai dokumen RKK saat proses evaluasi, anggaran tidak tersedia, maka Pokja Pemilihan dapat
berkoordinasi dengan Tim Pembina Jasa Konstruksi di daerah.
2 TANGGAPAN PERMEN 07/PRT/M/2019
Pertanyaan dan Jawaban atas Surat Konsultasi dari Kabupaten Pasuruan tentang
Penerapan K3 Konstruksi dan Penggunaan Tim Teknis oleh Pokja

4 dari 6

Pertanyaan
Dalam hal dokumen RKK sebagai persyaratan teknis, siapakah yang berwenang menetapkan kriteria evaluasi
persyaratan teknis tersebut?

Jawaban
Kewenangan dalam menetapkan kriteria evaluasi persyaratan teknis terkait dokumen RKK berada pada Pokja
Pemilihan, hal ini sesuai Pasal 1 angka 24 Permen PUPR 07/PRT/M/2019 bahwa Dokumen Pemilihan adalah
dokumen yang ditetapkan oleh Pokja Pemilihan yang memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh
para pihak dalam pemilihan Penyedia. Kemudian Pasal 43 Ayat (4) disebutkan bahwa Pokja Pemilihan menyusun
kriteria dan tata cara evaluasi sesuai dengan metode evaluasi dan dicantumkan dalam Dokumen Pemilihan. Dalam
hal pemilihan menggunakan sistem evaluasi harga terendah ambang batas atau metode evaluasi sistem nilai,
persyaratan/kriteria evaluasi teknis dan ambang batas ditetapkan oleh Pejabat Pimpingan Tinggi Madya.
2 TANGGAPAN PERMEN 07/PRT/M/2019
Pertanyaan dan Jawaban atas Surat Konsultasi dari Kabupaten Pasuruan tentang
Penerapan K3 Konstruksi dan Penggunaan Tim Teknis oleh Pokja

5 dari 6

Pertanyaan
Dapatkah penerapan K3 Konstruksi ditangguhkan untuk sementara waktu sampai tersedia personel atau anggaran
penggunaan Tenaga Ahli K3 Konstruksi?

Jawaban
Sesuai pasal 99 Permen PUPR Nomor 07/PRT/M/2019 disebutkan bahwa proses pengadaan Jasa Konstruksi untuk
Tahun Anggaran 2019 dilakukan berdasarkan pada pedoman pelaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri. Dengan
demikian, maka seluruh ketentuan dalam Permen tersebut, yang salah satunya ketentuan mengenai K3
Konstruksi harus diberlakukan pada pengadaan Jasa Konstruksi.
2 TANGGAPAN PERMEN 07/PRT/M/2019
Pertanyaan dan Jawaban atas Surat Konsultasi dari Kabupaten Pasuruan tentang
Penerapan K3 Konstruksi dan Penggunaan Tim Teknis oleh Pokja

6 dari 6

Pertanyaan
Dalam hal Pokja Pemilihan tidak berlatar belakang pendidikan teknik (Teknik Sipil), dapatkah melakukan
Tender/Seleksi Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultan Konstruksi dan melakukan evaluasi teknis secara mandiri?

Jawaban
Tidak ada ketentuan spesifik menyebutkan bahwa Pokja Pemilihan Tender/Seleksi pekerjaan konstruksi atau jasa
konsultansi konstruksi harus berlatar belakang teknik sipil. Dalam hal Pokja Pemilihan membutuhkan kompetensi
keteknikan yang spesifik yang tidak dapat dipenuhi oleh anggota Pokja Pemilihan, maka sesuai Pasal 8 Ayat (4) dan
Ayat (5) Permen PUPR Nomor 07/PRT/M/2019 bahwa Pokja Pemilihan dapat dibantu oleh Tim/Tenaga Ahli atau
oleh Tim Teknis dan Tim Pendukung sesuai dengan kebutuhan.
2 TANGGAPAN PERMEN 07/PRT/M/2019
FAQ (Frequently Answer and Question)

Pertanyaan
Bagaimana dengan biaya BPJS Ketenagakerjaan Apakah masuk di dalam ITEM Biaya K3 ?

Jawaban
Pada Lampiran SDP, pengadaan pekerjaan konstruksi, Poin B. Metode Tender, Pascakualifikasi, Satu File, Sistem
Harga Terendah, Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan, Permen PUPR Nomor 07/PRT/M/2019 bahwa
Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk mengikutsertakan Tenaga Kerja Konstruksinya
pada program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Asuransi di biaya K3 lebih ke asuransi konstruksi, seperti : construction all risk di luar BPJS.
3 ACTION PLAN SMK3 KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
D I R E K T O R AT B I N A P E N Y E L E N G G A R A A N J A S A KO N S T R U K S I
3 ACTION PLAN SMK3 KONSTRUKSI
Rekomendasi Komite K2

Evaluasi Penyebab Kecelakaan Konstruksi

Permasalahan SDM Permasalahan Peralatan


1.Kurangnya kedisipilinan dalam Safety factor pada pelaksanaan
melaksanakan Standar Operasional masih rendah, sehingga
Prosedur mengakibatkan terjadinya kecelakaan
2.Tidak adanya konsultan pengawas
di tempat kerja pada setiap kejadian
kecelakaan kosntruksi
3 ACTION PLAN SMK3 KONSTRUKSI
Rekomendasi Komite K2
Rekomendasi Komite K2
Perlunya perbaikan dalam sistem penyelenggaraan jasa konstruksi di Indonesia, di
antaranya adalah dengan:
a.Meningkatkan manajemen terhadap proses yang terkait dengan:
• Standar Operasional Prosedur (SOP). Seluruh pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus sesuai tahap
pelaksanaan dalam SOP dan untuk pekerjaan konstruksi layang harus disetujui oleh KKJTJ.
• Standarisasi, kalibrasi dan masa layanan peralatan. Setiap peralatan yang akan digunakan harus
memenuhi standar kalibrasi dan masa layanan sebelum pelaksanaan pekerjaan.
• Sertifikasi alat dan operator. Operator alat berat harus memiliki kompetensi sesuai bidangnya yang
dibuktikan dengan Surat Izin Operator (SIO) yang masih berlaku.
• Pemenuhan tenaga dan kualifikasi konsultan pengawas yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan proyek infrastruktur.
b.Meningkatkan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan, terutama pada shift tambahan
untuk memastikan pekerja dalam kondisi prima sebelum melaksanakan pekerjaan. Pengawasan
hendaknya tidak hanya dilakukan oleh konsultan pengawas, tapi juga oleh pengguna jasa bahkan juga
oleh kontraktor.
3 ACTION PLAN SMK3 KONSTRUKSI
Rekomendasi Komite K2
Rekomendasi Komite K2
c. Memperhatikan kesejahteraan pekerja
d. Setiap pelaksanaan pekerja yang bersifat/memiliki risiko tinggi (elevated construction)
termasuk pada saat shift pekerjaan tambahan harus dihadiri dan disetujui oleh 3
(tiga) pihak (pemilik, pelaksana, dan konsultan)
e. K3 harus dituangkan dalam spesifikasi dan daftar kuantitas
f. BUMN karya membentuk unit kerja khusus BUMN yang menangani QHSE
(Quality Health Safety and Environment) dan bertanggungjawab langsung kepada
Direktur Utama
g. Memberikan peringatan tertulis dan/atau sanksi kepada kontraktor dan
konsultan yang bertanggungjawab dalam proyek konstruksi yang mengalami
kecelakaan
3 ACTION PLAN SMK3 KONSTRUKSI
Pembentukan Unit QHSE Langsung di Bawah Direktur Utama
Sesuai dengan Surat Menteri PUPR No. KJ.02.20-Mn/304, Tanggal 9 Maret 2018
Agar BUMN Karya bidang Konstruksi membentuk unit kerja khusus yang menangani QHSE
(Quality, Health, Safety, and Environment) dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

STRUKTUR ORGANISASI PT. NINDYA KARYA (PERSERO)

STRUKTUR ORGANISASI PT. PP PROPERTI TBK

Biro QSHE
3 ACTION PLAN SMK3 KONSTRUKSI
Strategi Peningkatan Kuantitas Ahli dan Petugas K3

Kuliah umum K3 Bimbingan teknis dan


melalui sistem Sibima sertifikasi terhadap
kepada Mahasiswa Mahasiswa
Bimbingan teknis
terhadap 1.000
penggunaan jasa
melalui e-learning
Bimbingan teknis dan Link and match
sertifikasi terhadap antara dunia
manajemen penyedia konstruksi dan
jasa pendidikan
3 ACTION PLAN SMK3 KONSTRUKSI
Pelaksanaan Rencana Kerja Sama Pembinaan Jasa Kontruksi Dengan BUJT
Berdasarkan Pakta Komitmen K2

• Penguatan SMK3 4. • Bimtek Tingkat


Pakta K2 1. Konstruksi Mengguna Kandungan Dalam
Memenuhi • Pendampingan kan Negeri (TKDN)
BUJT material
ketentuan penerapan RK3 • Penyebarluasan
1. Identifikasi peluang kerja sama K3 yang informasi rantai pasok
Konstruksi memenuhi material yang memuhi
2. Identifikasi kebutuhan kerja standar
sama standar mutu
mutu
Inisiasi kerja 3. Identifikasi pelatihan dan
sama sertifikasi
2.
• Pelatihan tenaga ahli 5. • Sosialisasi standar
• Pelatihan tenaga terampil Mengguna kelaikan
Menggunak kan
Menuangkan hasil identifikasi ke an Tenaga • Uji kompetensi / • Sosialisasi pemanfaatan
dalam draft PKS Kerja teknologi teknologi
sertifikasi
Berkompete yang
Penyusunan • On job training / memenuhi
n pemagangan
Draft PKS Bersertifikat standar
kelaikan

Review dan finalisasi draf PKS


• Memastikan alat sesuai 6. • Sosialisasi NSPK
3. dengan standar Melaksan bidang jasa konstruksi
Menggunakan kelayakan akan
TTD PKS peralatan yang • Pengecekan sertifikasi
memenuhi Standar
standar dan registrasi alat berat Operasi
kelayakan Prosedur
(SOP)
3 ACTION PLAN SMK3 KONSTRUKSI
Pelatihan Konstruksi Berbasis Kompetensi

Permen PUPR Nomor 24/PRT/M/2014 &


Petunjuk pelaksanaan pelatihan konstruksi

69
3 STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS SDM KONSTRUKSI
Pengembangan Kompetensi Keahlian/Spesialis

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia


(KKNI) Sektor Konstruksi (AHLI MUDA)
1. Analisa Data
AHLI 2. Mandiri, Terukur dan Bermutu
KESELAMATAN
DYNAMIC SKILL
JALAN
3. Mampu memecahkan masalah • High Digital literacy:
KOMPETENS
4. Menyusun Laporan
I UMUM Building
5. Meningkatkan
• K3
keahlian keprofesian Information Modelling
AHLI • BIM
6. Mengambil keputusan sesuai standar baku, (BIM)
BANGUNAN
GEDUNG desain dan K3 • Technology Adapters:
SMK3,
7. Bekerja sama dengan tim
Green Construction
8. Supervisi & evaluasi penyelesaian • Innovative : Value
AHLI
BENDUNGAN pekerjaan Engineering
9. Pembelajaran mandiri
10.Mendokumentasikan, audit,
menyimpan dan menemukan kembali data
dan informasi

LINK AND MATCH JASA KONSTRUKSI DAN DUNIA PENDIDIKAN


3 PERAN PERGURUAN TINGGI DAN POLITEKNIK
Skilling: Link And Match Pendidikan Akademik dan Vokasi

TENAGA
DUNIA JASA
Adanya
KERJA Barrier/ KONSTRUKSI
KONSTRUKSI: Penghalang
1.Ahli
2.Terampil

KERJA 1. BUMN Karya


SAMA 2. Badan Usaha Jakon Lainnya
3. Kementerian / Lembaga
LINK &
MATCH Menghilangkan a. Harmonisasi Kurikulum dengan SKKNI Bidang
Barrier/ Jasa Konstruksi;
PERGURUAN Penghalang b. Pemagangan di Proyek Konstruksi;
TINGGI, c. Peningkatan Kapasitas Asesor dan Guru/Dosen;
POLITEKNIK d. Uji Kompetensi
3 ACTION PLAN SMK3 KONSTRUKSI
Keterlibatan Mahasiswa

Peningkatan kualitas SDM di Bidang Jasa Konstruksi


Melalui BIMBINGAN TEKNIS
Pengembangan kompetensi keahlian/spesialis

Penyiapan SDM konstruksi menghadapi Revolusi industri


4.0

MANFAAT BAGI MAHASISWA

OUTPUT KETERLIBATAN MAHASISWA

Sarjana ++
Mendorong mahasiswa cepat
Ketika lulus mendapat mendapat pekerjaan
Sarjana Teknik dan Tenaga Peluang kesempatan magang Mendorong mahasiswa Siap menghadapi Memiliki kompetensi
Ahli Muda pada bidang konstruksi siap kerja lebih awal revolusi industri 4.0 spesialis (bukan
generalis)
Kesempatan untuk bekerja sesuai
latar belakang pendidikan
3 ACTION PLAN SMK3 KONSTRUKSI
Revolusi Industri 4.0 Dalam Meningkatkan Kualitas SDM Konstruksi
“Internet of Things”: Integrasi Mesin dan Internet
Industri 4.0 menghasilkan "pabrik cerdas“ yang berstruktur
moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik,
menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan
membuat keputusan yang tidak terpusat. Lewat Internet
untuk segala (IoT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan
bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara
bersamaan.

PENINGKATAN KUALITAS SDM KONSTRUKSI MELALUI INDUSTRI 4.0


SIBIMA SPIM
Sistem Informasi Belajar Insentif Mandiri Sistem Pengendalian Internal Mandiri
Bidang Konstruksi
3 ACTION PLAN SMK3 KONSTRUKSI
Harmonisasi Pengembangan SDM Keinsinyuran di Bidang Jasa Konstruksi

Undang-undang terkait SDM Insinyur di bidang konstruksi


• UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Ketiga undang-undang tersebut:
• UU No 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran
• mempersyaratkan sertifikasi terhadap tenaga
• UU No 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
profesional/ tenaga kerja ahli melalui uji kompetensi
oleh lembaga sertfikasi profesi
• Sertifikasi bertujuan:
Harmonisasi Pengaturan Profesi (bidang pekerjaan yang  Perlindungan hukum
dilandasi pendidikan keahlian tertentu) diperlukan agar  Perlindungan profesi
perlindungan hukum, perlindungan profesi dan
 Peningkatan produktivitas dan daya saing
peningkatan produktivitas dan daya saing dapat
diwujudkan

Strategi adalah mengedepankan subjek hukum yang


substansinya relatif mengandung pengertian yang sama
sehingga dalam pelaksanaannya dapat dilakukan
bersama-sama.
3 ACTION PLAN SMK3 KONSTRUKSI
Harmonisasi Pengembangan SDM Keinsinyuran di Bidang Jasa Konstruksi

Diharapkan dari harmonisasi UU Keinsinyuran No 11 tahun 2014 dengan UU Jasa


Konstruksi No 2 tahun 2017 terdapat penyetaraan untuk level tenaga ahli yaitu :

Tenaga Ahli Muda Insinyur Profesional Pratama

Tenaga Ahli Madya Insinyur Profesional Madya

Tenaga Ahli Utama Insinyur Profesional Utama


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

TERIMA KASIH
1 KEJADIAN KECELAKAAN KONSTRUKSI PADA TAHUN 2017-2019
Runtuhnya girder launcher (Proyek DDT Jatinegara)

SDM

• Operator memiliki SIO untuk Jenis alat angkat


angkut Keran Overhead Kelas III.

Peralatan

• Terdapat modifikasi peralatan tanpa adanya


Lokasi Pekerjaan Proyek Double Double Track (DDT) konsultasi dengan pihak pabrik & tanpa
dilengkapi dengan analisis.
• Buku manual sulit untuk dipahami.
• Sistem pengereman Laucher Gantry (LG) untuk
pergerakan longitudinal hanya mengandalkan
friksi. Pada saat False Segment (FL) tergelincir
yang mengakibatkan kemiringan LG, sistem
pengereman tersebut tidak dapat menahan
gaya longitudinal, sehingga keseluruhan unit
LG tergelincir.

Lokasi Kecelakaan
1 KEGAGALAN BANGUNAN PADA TAHUN 2018
Turap longsor di Km 8+6/7 Underpass Jalan Perimeter Selatan Bandara Soetta

track kereta api

Lokasi Pekerjaan Underpass Jalan Perimeter Selatan Kondisi Awal Underpass Perimeter Selatan
Bandara Soekarno-Hatta

Kesalahan dalam perencanaan yaitu dalam melakukan perhitungan desain DPT yang tidak sesuai dengan kaidah
teknis yang berlaku. Berdasarkan bagian struktur yang runtuh dan gambar kerja yang ada, dinding penahan tanah
tidak dilengkapi dengan weep hole dan penguat, serta memiliki ketebalan hanya 30cm dengan tinggi 5m.

Anda mungkin juga menyukai