Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI

STUDI KASUS: “RFID PROPELS THE ANGKASA LIBRARY


MANAGEMENT SYSTEM”

Disusun oleh
Kelompok 5

Erina Silaban 1712070384


Marvirah Syaputri 1712070385
Ficky Setyohadi 1712070405
Annisa Nuraini Janah 1712070439

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan Manajemen Sistem Informasi
dengan judul Studi Kasus: RFID Propels The Angkasa Library Management
System. Kami menyampaikan terima kasih kepada bapak Imam Nursianto atas
bimbingan kuliah selama ini. Materi-materi yang diberikan pada saat kuliah
sangat penting dan bermanfaat dalam pembuatan laporan kami ini. Kami berharap
laporan yang kami buat dapat bermanfaat dalam bidang ilmu Manajemen
khususnya Manajemen Sistem Informasi. Selain itu, makalah ini ditujukan kepada
teman-teman mahasiswa seangkatan kami yang menjalani studinya di Perbanas
dan juga diharapkan dapat menjadi referensi kedepannya.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa
laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan demikian, kritik, dan saran
yang membangun begitu kami harapkan agar tulisan selanjutnya dapat lebih baik.

Jakarta, 14 Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................1

DAFTAR ISI ............................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1


1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................2

BAB III COMPANY PROFILE .............................................................................2

BAB IV PEMBAHASAN STUDI KASUS ............................................................2

4.1 Analisa Masalah ......................................................................2


4.1.1 Analisis Chase Study ...............................................................2
4.1.2Hasil Solusi yang Diterapkan ...............................................................2
4.1.3Yang dapat Dipelajari dari Masalah dan Hasil Solusi ..........................3
4.2 Menjawab Pertanyaan ....................................................................................4

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................10

5.1 Kesimpulan ..................................................................................................10


5.2 Saran .............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................10


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Tujuan Penulisan

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teknologi Informasi Perpustakaan

Perkembangan mutakhir yang terjadi dalam perkembangan teknologi


informasi dalam dunia perpustakaan adalah munculnya perpustakaan digital
(digital library). Perpustakaan digital memiliki keunggulan dalam kecepatan
pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jaringan komputer
(internet). Di sisi lain, dari segi manajemen (teknik pengelolaan), dengan semakin
kompleksnya koleksi perpustakaan, saat ini muncul kebutuhan akan penggunaan
teknologi informasi untuk otomatisasi business process di perpustakaan. Sistem
yang dikembangkan kemudian terkenal dengan sebutan sistem otomasi
perpustakaan (library automation system).

2.2 RFID

Radio frequency identification (RFID) adalah sebuah teknologi yang


menggunakan komunikasi via gelombang elektromagnetik untuk merubah data
antara terminal dengan suatu objek seperti produk barang, hewan, ataupun
manusia dengan tujuan untuk identifikasi dan penelusuran jejak melalui
penggunaan suatu piranti yang bernama RFID tag. RFID tag dapat bersifat aktif
atau pasif. RFID tag yang pasif tidak memiliki power supply sendiri, sehingga
harganya pun lebih murah dibandingkan dengan tag yang aktif.
Dengan hanya berbekal induksi listrik yang ada pada antena yang
disebabkan oleh adanya pemindaian frekuensi radio yang masuk, sudah cukup
untuk memberi kekuatan yang cukup bagi RFID tag untuk mengirimkan respon
balik. Dengan tidak adanya power supply pada RFID tag yang pasif maka akan
menyebabkan semakin kecilnya ukuran dari RFID tag yang mungkin dibuat,
bahkan lebih tipis daripada selembar kertas dengan jarak jangkauan yang berbeda
mulai dari 10 mm sampai dengan 6 meter.

2
RFID tag yang aktif memiliki power supply sendiri dan memiliki jarak
jangkauan yang lebih jauh. Memori yang dimilikinya juga lebih besar sehingga
bisa menampung berbagai macam informasi di dalamnya. RFID tag yang banyak
beredar sekarang adalah RFID tag yang sifatnya pasif.
Suatu sistem RFID dapat terdiri dari beberapa komponen, seperti tag, tag
reader, tag programming station, circulation reader, sorting equipment, dan
tongkat inventory tag. Kegunaan dari sistem RFID ini adalah untuk mengirimkan
data dari tag yang kemudian dibaca oleh RFID reader dan kemudian diproses oleh
aplikasi computer. Data yang dipancarkan dan dikirimkan tadi bisa berisi beragam
informasi, seperti ID, informasi lokasi atau informasi lainnya.

3
BAB III
COMPANY PROFILE

AUCMS adalah lembaga terkemuka yang menawarkan kursus kedokteran


dan ilmu kesehatan terapan di Penang, Malaysia. Lembaga ini memiliki beragam
sumber daya, termasuk buku, jurnal, surat kabar, dan e-book, dan perpustakaan
tersebut melayani populasi siswa dan staf yang besar. AUCMS bermitra dengan
sains Group, yang merupakan solusi perangkat lunak dan layanan TI yang
terkenal secara global, untuk menginstal dan menerapkan sistem Manajemen
Perpustakaan Angkasa perusahaan.
Sistem ini mengelola banyak fungsi utama perpustakaan, termasuk
akuisisi, pembuatan katalog, peredaran, langganan ke jurnal, dan pengelolaan
katalog akses terbuka yang tersedia bagi anggota di web. Modul Akuisisi
mengelola proses perolehan buku, majalah, jurnal, dan materi lainnya untuk
perpustakaan. Ini mengotomatisasi keseluruhan proses akuisisi, mulai dari
persetujuan pesanan untuk menempatkannya, pencatatan kuitansi dan faktur, dan
bahkan mengelola pengeluaran dan mempertahankan anggaran.
Allianze University College of Medical Sciences berlokasi di Kepala
Batas, Pulau Pinang yang berkonsentrasi pada ilmu medis, rumah sakit,
pariwisata, ilmu pengetahuan alam dan kesehatan. Allianze University College of
Medical Sciences ditutup setelah adanya protes dari para staf yang upahnya tidak
dibayar, dan gagal untuk membuka yayasan di London, Inggris.
Pada tahun 2013 universitas mengakuisisi Trent Park House yang
berlokasi di London utara dengan harga 30 juta euro (US $47 juta) dari
Universitas Middlesex. Namun gedung dan kampus tersebut tidak pernah
dikembangkan sehingga spekulasi terhadap kesepakatan pembelian properti
tersebut dianggap menyebabkan penutupan universitas. Trent Park House
kemudia dijual kepada Berkely Homes.

4
BAB IV
PEMBAHASAN STUDI KASUS

4.1 Analisa Masalah

4.1.1 Analisis Chase Study

Salah satu masalah yang terjadi di perpustakaan yakni proses yang masih
manual mulai dari pemeriksaan buku masuk hingga buku keluar sehingga
membutuhkan waktu yang lama bagi pustakawan dalam melakukan satu tugas
pekerjaannya. Selain itu masalah yang sering dihadapi adalah manajemen rak
yang berantakan. Sebagian besar pengguna perpustakaan mengembalikan buku
tidak pada tempat dan urutan yang benar, sehingga rak sulit untuk dilkelola.
Buku-buku yang telah dikembalikan juga harus dikembalikan ke rak-rak tertentu
apabila tidak, pengguna lain akan sulit mencari buku untuk digunakan kembali.
Terakhir, salah satu masalah yang paling banyak di perpustakaan adalah
pencurian. Pengawasan di perpustakaan sangat minim, beberapa perpustakaan
tidak dilengkapi CCTV dan pustakawan yang berjaga sangat sedikit sehingga
memberi peluang bagi pencuri untuk mencuri buku-buku yang terdapat di
Perpustaaan.

4.1.2 Hasil Solusi yang Diterapkan

Solusi dari berbagai masalah diatas dengan menggunakan teknologi RFID.


RFID adalah kombinasi teknologi berbasis radio dan teknologi microchip.
Informasi yang terdapat pada microchip pada tag yang ditempelkan pada bahan
perpustakaan dibaca dengan menggunakan teknologi frekuensi radio tanpa
memperhatikan orientasi atau penyelarasan barang.
Keuntungan utama menggunakan RFID adalah memastikan pelacakan dan
keamanan. Selain itu, RFID menyederhanakan proses transaksi di perpustakaan
dan dapat membantu mengurangi biaya dan menghemat waktu. Di seluruh dunia,
perpustakaan sedang menyiapkan infrastruktur untuk RFID sebagai pengganti

2
manajemen manual atau barcode. Tag RFID dapat disematkan dalam sebuah
buku, dan tidak seperti bentuk pelabelan lainnya, tag ini dapat menyimpan
informasi tambahan, seperti penulis dan judul. Menggunakan sistem ini juga
mempercepat proses pemeriksaan buku masuk dan keluar, mencegah pencurian
dan digunakan dalam manajemen inventaris. Tag RFID adalah aspek paling
penting dari sistem karena tag ini menetapkan identitas unik untuk setiap aset
perpustakaan, dari buku hingga maga-zine, dan berfungsi sebagai identitas item
dalam sistem. Tag berisi informasi yang disimpan secara elektronik yang dapat
dibaca dari beberapa meter. Tagging RFID sangat berguna dalam mencegah
pencurian melalui pemasangan gerbang Electronic Article Surveillance (EAS) di
perpustakaan. Sama seperti sistem alarm di toko-toko, seorang anggota
perpustakaan yang berusaha untuk pergi dengan barang yang tidak diterbitkan
akan memicu alarm, karena gerbang dapat merasakan tag RFID buku dalam jarak
1 meter tanpa gangguan barang-barang magnetik. Gerbang EAS terhubung ke
stasiun pengawasan perpustakaan. Ketika seseorang melewati dengan barang yang
tidak diterbitkan, alarm berbunyi dan gerbang dinaikkan, alarm berbunyi, dan
kamera di gerbang mengambil pho-tograph orang tersebut dan mengirimkannya
ke stasiun pengintai.

4.1.3 Yang dapat Dipelajari dari Masalah dan Hasil Solusi

RFID sangat menunjang program yang ada diperpustakaan, terutama


untuk keperluan otomasi perpustakaan dan sistem pengaman, teknologi RFID
memungkinkan proses transasksi perpustakaan dilakukan dengan secara mandiri
dengan proses transaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan sistem manual atau
pun program otomasi biasa.
Dengan menggunakaan RFID memungkinkan pengamanan dan penemuan
kembali bahan pustaka di perpustakaan dengan mudah. Secara keseluruhan rak
bahan pustaka dapat dibaca dengan alat pembaca sinyal pada portable scan
reader. Kemudian pada hasil portable scan reader akan dilaporkan apakah ada
bahan pustaka yang hilang atau dipinjam (keluar dari rak). Sebuah label RFID
yang ditempelkan pada bahan pustaka akan mengidentifikasi bahan pustaka dan
akan melindunginya. Ketika pengguna melakukan peminjaman dan membawa

3
bahan pustaka keluar dari perpustakaan maka label RFID akan terbaca oleh
sistem.

4.2 Menjawab Pertanyaan

1. Bagaimana teknologi RFID menyederhanakan proses dasar perpustakaan


seperti peminjaman dan pengembalian buku?
Jawab:
Teknologi RFID menyederhanakan proses dasar perpustakaan seperti
perminjaman dan pengembalian buku dengan beberapa cara yaitu;
a. Merubah sistem perpustakaan dari paper based menjadi
automization
Semua proses dari akuisisi buku, majalah maupun jurnal menjadi
lebih mudah karena proses automisasi sehingga perpustakaan
mempunyai info lengkap mengenai proses tersebut. Semua proses
pencatatan buku baik itu peminjaman maupun pengembalian
menjadi paperless.
b. Sistem manajemen perpustakaan mempermudah akses informasi
Memiliki OPAC (Online Public Acces Catalogue), yang
menyediakan akses online ke database perpustakaan. Dengan
semua data yang terintegrasi di database maka proses akses
informasi mengenai ketersediaan buku menjadi sangat mudah
dengan OPAC (Online Public Acces Catalogue). OPAC
mendukung pencarian melalui keyword di dalam berbagai bahasa.
c. Mempermudah sistem peminjaman buku
Pengguna hanya perlu mencari buku atau materi yang di inginkan
melalui layar sentuh yang tersedia di perpustakaan lalu
menyerahkan kartu perpustakaan mereka kepada petugas. Layar
tersebut akan memindai RFID tag kartu pengguna perpustakaan
sehingga data mereka kemudian akan muncul di layar.
d. Mempermudah sistem pengembalian

4
Dengan RFID perpustakaan menawarkan layanan yang berbeda
dan sangat berguna bagi pengguna, seperti kemampuan untuk
mengembalikan buku ketika perpustakaan ditutup. Pengembalian
buku menjadi lebih mudah dengan hanya meletakkan buku tersebut
ke dalam mesin drop box akan mendeteksi RFID tag dan
menandainya sebagai buku yang telah dikembalikan. Kartu
member pengguna nanti akan langsung terupdate bahwa buku yang
mereka pinjam telah dikembalikan.
e. Membantu proses labeling dan penyimpanan
Proses pelabelan dengan RFID menjadi lebih mudah dan akurat
karena data-data penting mengenai buku seperti penerbit, judul
buku, dan pengarangnya sudah disimpan dalam database. RFID ini
juga berisi mengenai rak mana buku itu harus diletakkan, sehingga
para pegawai perpustakaan dapat dengan mudah menata kembali
buku yang sudah dikembalikkan ke rak yang seharusnya. Setiap
buku mempunyai kode rak sendiri yang informasinya tersimpan
didalam database, sehingga buku yang hilang dapat diminimalisir.
Proses pencarian rak buku oleh pengguna melalui sistem OPAC
juga menjadi lebih mudah.
f. Membantu kontrol dan pengendalian
Dengan RFID perpustakaan menjadi lebih mudah memantau alur
buku yang masuk dan keluar karena semuanya sudah terintegrasi
informasi nya di dalam database. Pengguna juga lebih tepat waktu
dalam mengembalikan buku karena ketika masa peminjaman
berakhir, pengguna akan mendapatkan peringatan mengenai batas
waktu pengembalian buku. Proses dan akses pinjam buku menjadi
mudah.

2. Jenis teknologi apa yang digunakan perpustakaan sekolah atau


universitas Anda? Apakah TI memainkan peran penting dalam
mengelola operasi?

5
Jawab:
Teknologi yang digunakan di perpustakaan ABFI Institute
Perbanas adalah katalog komputer ( OPAC ) dan kartu katalog
terdapat informasi perpustakaan dalam website perpustakaan yaitu
http://dir.perbanas.id/library/katalog/. Kartu katalog yang memuat
keterangan singkat mengenai suatu buku, skripsi dan majalah:
pengarang, judul, edisi, tempat terbit, nama penerbit, tahun terbit, jumlah
pengarah, jilid, dan lain-lain. Katalog komputer tersedia di ruang
perpustakaan yang dapat dicari sesuai dengan keinginan peminjam, yaitu
melalui menu penelusuran seperti : judul buku, pengarang, klasifikasi,
ISBN dan sebagainya. Sedangkan kartu katalog terdiri dari dua macam
yaitu katalog pengarang dan katalog judul; Jajaran katalog ini disusun
berdasarkan abjad.
Selain itu, ABFI Institute Perbanas memiliki Digital Library
http://digilib.perbanas.id/ yang memudahkan akses angota perpustakaan
untuk mencari buku yang di inginkan, dan juga dapat di download dalam
bentuk soft file.
a. Pangkalan data ( database )
Koleksi perpustakaan baik buku, skripsi, majalah maupun indeks
artikel telah dimasukan dalam pangkalan data ( database )
perpustakaan, dengan menggunakan NCI Bookman versi 2.40 dan
menggunakan program database access
b. Koleksi
Koleksi perpustakaan ABFI Institute Perbanas meliputi bidang-
bidang ekonomi, keuangan, perbankan, akuntansi, manajemen,
hukum, dan umum. Koleksi bahan perpustakaan terdiri dari:
1. Bahan pustaka yang dipinjamkan ke luar , yaitu;
 Buku teks (dengan tanda label hitam),
 Buku wajib, Buku umum.
 Monograf.
2. Bahan pustaka yang tidak dipinjamkan ke luar , yaitu
 Buku tandon (label merah)

6
 Buku rujukan
 CD ROM dan Audio Visual (dalam bentuk Kaset dan CD,
VCD)
 Majalah/jurnal
 Skripsi Sarjana
 Makalah (Program DIII)
 Surat Kabar
 Kliping
c. Prosedur peminjaman
1. Peminjam mencari bahan pustaka yang akan dipinjam melalui
rak katalog yang disusun menurut abjad pengarang, judul, dan
penelusuran katalog komputer ( OPAC ).
2. Peminjam mengambil bahan pustaka yang tersedia di ruang
peminjaman.
3. Peminjam menyerahkan kartu anggota perpustakaan kepada
petugas pelayanan
4. Peminjam menerima buku dan kartu anggota yang telah diproses
serta buku telah tercantum tanggal pengembalian
5. Peminjam yang menggunakan buku-buku referens, skripsi, surat
kabar dan majalah, dapat mengambil sendiri di rak (kecuali
skripsi) , dan meninggalkan kartu identitasnya kepada petugas
pelayanan referensi (diruang referensi).
6. Peminjam yang menggunakan buku perpustakaan, buku tandon,
untuk dibaca di ruang baca mahasiswa harus meninggalkan
kartu anggota perpustakaan kepada petugas perpustakaan.
7. Peminjam tidak diperkenankan menggunakan kartu anggota
orang lain.
d. Bahan Pustaka yang dapat dipinjam
1. Semua buku wajib, buku umum (label hitam ) dapat dipinjam.
2. Buku (label merah), buku rujukan, referens, surat kabar, skripsi,
kliping hanya boleh dipinjam untuk dibaca di ruang baca.

7
Peminjam yang oleh karena kebutuhan mendesak dapat
membuat reproduksi (fotokopi) buku/majalah, untuk skripsi
maksimal 10 lembar dan dilayani oleh petugas Perpustakaan.
e. Jumlah Buku yang Dipinjam dan Batas Waktu Peminjaman
1. Mahasiswa
 Diperkenankan meminjam buku maksimal 3 (tiga)
eksemplar dengan judul yang berbeda .
 Batas waktu peminjam selama 1 (satu) minggu dan
dapat diperpanjang selama 1 (satu) minggu lagi bila
ternyata tidak diperlukan oleh orang lain atau jumlah buku
yang sama cukup banyak.
2. Dosen /Karyawan
 Diperkenankan meminjam buku maksimal 10
(sepuluh) eksemplar untuk menunjang proses belajar
mengajar di STIE Perbanas.
 Batas waktu peminjaman 1 (satu) semester dan dapat
diperpanjang selama 1 semester lagi bila ternyata tidak
diperlukan oleh orang lain atau jumlah buku yang sama
cukup banyak.
3. Anggota Luar Biasa
 Hanya diperkenankan membaca di tempat dan telah
melengkapi administrasi.

f. Perpustakaan memiliki Pintu keamanan


Jika membawa koleksi perpustakaan tanpa se-izin atau
mendaftarkan diri untuk peminjaman maka pintu keamanan akan
memberitahukan bahwa ada koleksi yang dibawa secara illegal.
Dengan beberapa fasilitas perpustakaan diatas, IT memiliki peran
penting dalam pengelolaan operasi perpustakaan karena dapat
menggantikan kegiatan yang sebelumnya manual menjadi lebih
mudah dengan IT. Juga dengan web online public access catalog
dimuat search engine yang memudahkan anggota perpustakaan

8
untuk mencari buku yang diinginkan. Sistem perpustakaan yang
terintegrasi dapat memudahkan pengendalian pihak perpustakaan
dalam peminjaman buku.

3. Bagaimana teknologi RFID membantu perpustakaan Allianze


University College of Medical Sciences untuk mendeteksi dan
mencegah pencurian buku?
Jawab:
RFID membantu perpustakaan AUCMS untuk mendeteksi dan
mencegah pencurian buku. RFID tag sangat berguna untuk
mencegah pencurian melalui pemasangan pintu Electronic Article
Surveillence (EAS) di perpustakaan. Pencurian buku dapat di
minimalisir karena terintegrasi dengan EAS gate (Electronic
Artucle Survillance), sehingga ketika buku tersebut dibawa keluar
tanpa melewati prosedur yang ada, gerbang otomatis akan
mengeluarkan suara alarm, memotret foto pelaku melalui cctv dan
bahkan menutup gerbang keluar secara otomatis. Seperti halnya
sistem alarm di toko, anggota perpustakaan yang mencoba untuk
meninggalkan perpustakaan tanpa mengikuti prosedur peminjaman
buku akan memicu alarm berbunyi, karena pintu dapat menyadari
RFID tag pada buku dalam jarak 1 meter tanpa gangguan dari item
magnetik. Pintu EAS terhubung dengan ruang pengawasan
perpustakaan. Apabila seseorang melewati gate EAS dengan buku
yang belum diproses untuk dipinjam, maka alarm berbunyi dan
pintu akan dinaikkan, kamera pada area pintu akan mengambil foto
orang tersebut dan mengirimnya ke ruang pengawasan.
Pendeteksian pencurian ini merupakan teknologi yang terpisah dan
beroperasi secara independen dari database perpustakaan, akan
tetapi merupakan bagian yang terintegrasi dengan pengelolaan
perpustakaan di AUCMS.

9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai