Anda di halaman 1dari 15

PERTEMUAN PERTAMA

Kompetensia Dasar

3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi karakteristik termal suatu
bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor pada kehidupan sehari-hari

Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah melakukan proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat :

3.5.1 Mendeskripsikan perbedaan suhu dan kalor

3.5.2 Mengidentifikasi alat ukur suhu berdasarkan fungsi

3.5.3 Mengkonversikan skala termometer

3.5.4 Menentukan pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran


benda

A. Pengertian Suhu
Suhu adalah derajat panas atau dinginnya suatu benda. Alat yang digunakan untuk
mengukur suhu adalah termometer.
1. Alat ukur suhu
Ada beberapa macam Termometer dalam kehidupan sehari-sehari, yaitu:
1) Termometer klinis
Termometer klinis berfungsi untuk mengukur suhu badan seseorang.
Skalanya 35oC sampai 42oC. ini sesuai suhu normal manusia yaitu 37oC.
Gambar disamping merupakan termometer klinis.
2) Termometer dinding
Termometer dinding digunakan untuk mengukur suhu ruangan.
Termometer ini dapat mencatat suhu tertinggi dan terendah pada jangka
waktu tertentu. Pada umumnya termometer dinding dipasang tegak di dinding sebuah
ruangan dan digunakan untuk mengukur suhu ruang. Skala berkisar antara -50oC
sampai 50oC. Gambar disamping merupakan termometer dinding.
3) Termometer laboratorium
Termometer laboratorium adalah termometer yang digunakan untuk
mengukur percobaan-percobaan dilaboratorium. Alat ini biasanya
digunakan untuk mengukur suhu air dingin atau air yang sedang
dipanaskan. Termometer laboratorium ada yang menggunakan air raksa
atau alkohol sebagai penunjuk suhu. Raksa dimasukkan kedalam pipa
yang sangat kecil (pipa kapiler). Kemudian pipa dibungkus dengan
kaca yang tipis. Tujuannya agar panas dapat diserap dengan cepat oleh
termometer. Skala termometer ini antara -10oC sampai dengan 110oC.
4) Termometer maksimum-minimum
Termometer ini sering digunakan oleh pengamat cuaca untuk
mengetahui suhu tertinggi dan suhu terendah dalam jangka waktu
tertentu. Termometer ini juga sering disebut dengan thermometer
Six Belani, sesuai nama penemu yaitu James Six dan Belani.
Termometer maksimum dan minimum ini terdiri atas sebuah
tabung silinder A tabung B dan pipa U. Tabung A berisi alkohol
dan dihubungkan dengan tabung B yang juga berisi alkohol melalui
pipa U yang berisi raksa. Termometer ini memiliki 2 skala yaitu skala minimum pada
pipa kiri dan skala maksimum pada pipa kanan. Sehingga suhu dapat dibaca sesuai
dengan ketinggian kolom raksa pada masing-masing pipa.

2. Penentuan skala suhu


Saat melakukan pengukuran suhu denagn suatu termometer, kita memerlukan
suatu acuan. Acuan ini ada didasarkan pada skala thermometer. Skala ini mempunyai dua
acuan yakni, titik didih dan titik beku.
Titik didih air dijadikan sebagai titik acuan atas, sedangkan titik beku air dijadikan titik
acuan bawah, kemudian diantara keduannya dibagi dalam beberapa skala kecil. Ada
empat skala skala termometer yang banyak digunakan. Keempat skala tersebut tersebut
adalah:
1) Termometer skala Celsius
Titik didik air 100oC dan titik bekunya 0oC. Skala
Celsius dibagi dalam 100 skala.
2) Termometer skala Reamur
Titik didik air 80oR dan titik bekunya 0oR. skala
reamur dibagi dalam 80 skala.
3) Termometer skala Fahrenheit
Titik didih air 212oF dan titik bekunya 32oF.
Skala Fahrenheit dibagi dalam 180 skala. Gambar 1 Termometer berbagai
4) Termometer skala Kelvin skala Sumber: Fisika Kelas X Tri
Titik didih air 373K dan titik bekunya 273K. Widodo
Skala Kelvin dibagi dalam 100 skala.
Diantara keempat skala tersebut dapat dibuat hubungan sebagai berikut. Perbandingan
panjang skala Celsius (C), Reamur (R) dan Fahrenheit (F) adalah:
C:R:F:K=100:80:180 atau C:R:F:K=5:4:9
a. Hubungan antara C dengan R
4 5
t 0C=5 0
R dan t 0R 0
C
4
b. Hubungan antara C dengan F
9 5
t 0C=(5 0
F dan t 0F 0
C
9
c. Hubungan antara C dengan K
t 0C= dan 0
C

CONTOH SOAL

Suhu dalam skala derajat Celsius menunjukkan angka 250C. berapakah angka
yang ditunjukkan dalam:
a. Skala 0R
b. Skala 0F
c. Skala K
penyelesaian:
4
a. t 0C=5 𝑡 0R
9
b. t 0C=(5 𝑡 0
F c. t 0C= 𝑡 𝐾
0
4 9 t C= 5 𝐾
t 0C=5 5 0R t0C={5 5 }0F
= 298K
= 20 0R =(45+32)0F=770F

B. Pengertian Kalor
Kalor adalah energi yang berpindah dari zat yang suhunya lebih tinggi ke zat yang
suhunya lebih rendah. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan api. Air
yang semula dingin lama kelamaan menjadi panas. Mengapa air menjadi panas? Air
menjadi panas karena mendapat kalor, kalor yang diberikan pada air mengakibatkan suhu
air naik. Dari manakah kalor itu? Kalor berasal dari bahan bakar, dalam hal ini terjadi perubahan energi
kimia yang terkandung dalam gas menjadi energi panas atau kalor yang dapat memanaskan air.

Gambar. Memanaskan benda berarti memberikan sejumlah kalor yang akan mengakibatkan
perubahan suhu.
C. Hubungan kalor dan kenaikan suhu
Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu zat ini dipengaruhi oleh massa benda
m, kenaikan suhu Δt dan jenis zat. Jenis zat diukur dengan besaran yang dinamakan kalor
jenis dan disimbulkan c. Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diserap zat bermassa 1 gr
untuk menaikkan suhu sebesar 1 oC.
a. Kalor Jenis
Kalor jenis benda (zat) menunjukkan banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat
untuk menaikkan suhunya sebesar satu satuan suhu (° C). Hal ini berarti tiap benda (zat)
memerlukan kalor yang berbeda-beda meskipun untuk menaikkan suhu yang sama dan massa
yang sama.
Kalor jenis beberapa zat dapat Anda lihat pada tabel berikut.
No Jenis zat Kalor jenis (J kg/0C) Kkal/kg°C
1. Alkohol 2.400 550
2. Es 2.100 500
3. Air 4.200 1.000
4. Uap air 2.010 480
5. Alumunium 900 210
6. Besi/Baja 450 110
7. Emas 130 30
8. Gliserin 2.400 580
9. Kaca 670 160
10. Kayu 1.700 400
11. Kuningan 380 90
12. Marmer 860 210
13. Minyak tanah 2.200 580
14. Perak 230 60
15. Raksa 140 30
16. Seng 390 90
17. Tembaga 390 90
18. Timbal 130 30
19. Badan manusia 3.470 830

Hubungan besaran-besaran ini dapat dituliskan sebagai berikut.


Q = m c Δt
dengan : Q = Kalor yang diserap benda (kal)
m = massa benda (gr)
c = kalor jenis (kal/gr 0C)
Δt = kenaikkan suhu (0C)

b. Kapasitas kalor
Air satu panci ketika dimasak hingga mendidih memerlukan kalor tertentu. Kalor yang
dibutuhkan 1 panci air agar suhunya naik 1° C disebut kapasitas kalor. Kapasitas kalor
sebenarnya banyaknya energi yang diberikan dalam bentuk kalor untuk menaikkan suhu
benda sebesar satu derajat. Pada sistem SI, satuan kapasitas kalor adalah JK-1. Namun,
karena di Indonesia suhu biasa dinyatakan dalam skala Celsius, maka satuan kapasitas kalor
yang dipakai dalam buku ini adalah J/°C. Kapasitas kalor dapat dirumuskan sebagai berikut.

Q = C × ∆T
Dimana: Q = kalor yang diserap/dilepas (J)
C = kapasitas kalor benda (J/0C)
∆T=perubahan suhu benda (0C)

Jika persamaan kapasitas kalor dibandingkan dengan persamaan kalor jenis, maka kita
dapatkan persamaan sebagai berikut.

Q = C × ∆T
Dimana: Q = kalor yang diserap/dilepas (J)
C = kapasitas kalor benda (J/0C)
∆T=perubahan suhu benda (0C)

CONTOH SOAL

1. Berapa besar kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebatang besi yang
massanya 10 kg dari 20° C menjadi 100° C, jika kalor jenis besi 450 J/kg?
Diketahui : a. m = 10 kg
b. ∆T = 100 – 20 = 80° C
c. c = 450 J/kg
Ditanyakan : Q = ...?
Jawab :
Q = m × c × ∆T
= 10 × 450 × 80
= 360 kJ
Jadi, kalor yang dibutuhkan sebatang besi tersebut sebesar 360 kJ.
CONTOH SOAL

2. Sepotong besi yang memiliki massa 3 kg, dipanaskan dari suhu 20 0C hingga
120 0C. Jika kalor yang diserap besi sebesar 135 kJ. Tentukan kapasitas kalor
besi dan kalor jenis besi?
Diketahui : a. m = 3 kg
b. ∆T = 120° C– 20°C = 100° C
c. Q = 135 kJ
Ditanyakan : a. C = ...?
b. c = ...?
Jawab :
a. Kapasitas kalor besi
𝑄 135 𝑘𝐽
𝐶 = 100° C =1350 Kj/°C
∆T

b. Kalor jenis besi


C 1350 Kj/°C
𝑐 = = 450 J/kg °C
𝑚 3 Kg

D. Pemuaian
Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang
terjadi pada benda tersebut. Kenaikan suhu yang terjadi menyebabkan benda itu mendapat
tambahan energi berupa kalor yang menyebabkan molekul-molekul pada benda tersebut
bergerak lebih cepat. Pemuaian dapat terjadi pada 3 jenis zat, yaitu pemuaian zat padat,
pemuaian zat cair, dan pemuaian zat gas. Setiap zat mempunyai kemampuan memuai yang
berbeda-beda. Gas, misalnya, memiliki kemampuan memuai lebih besar daripada zat cair dan
zat padat. Adapun kemampuan memuai zat cair lebih besar daripada zat padat.
1. Pemuaia zat padat
Pemuaian zat padat terdiri atas pemuaian panjang, pemuaian luas dan pemuaian volume

a. Pemuaian panjang
Pada pemuaian panjang untuk zat padat berlaku rumus:
∆𝐿 𝛼. 𝐿𝑜 ∆𝑇
∆𝐿
𝛼
𝐿𝑜 ∆𝑇
𝐿 𝐿𝑜 1 𝛼. ∆𝑇
Dengan: 𝐿𝑜 panjang benda mula mula cm
𝐿 panjang benda setelah pemuaian cm
∆𝐿 𝐿 𝐿𝑜 pertambahan panjang benda akibat pemuaian cm
𝛼 koefisien muai panjang o C−1 atau K −1
∆𝑇 𝑇 𝑇𝑜 kenaikan suhu o C atau K
b. Pemuaian luas
Pada pemuaian luas untuk zat padat berlaku rumus:
∆𝐴 𝛽. 𝐴𝑜 ∆𝑇
∆𝐴
𝛽 𝑑𝑎𝑛 𝛽 𝛼
𝐴𝑜 ∆𝑇
𝐴 𝐴𝑜 1 𝛽. ∆𝑇
Dengan: 𝐴𝑜 luas benda mula mula cm2
𝐴 luas benda setelah pemuaian cm2
∆𝐴 𝐴 𝐴𝑜 pertambahan luas benda akibat pemuaian cm2
𝛽 koefisien muai luas o C−1 atau K −1
∆𝑇 𝑇 𝑇𝑜 kenaikan suhu o C atau K

c. Pemuaian volume
Pada pemuaian volume untuk zat padat berlaku rumus:
∆𝑉 𝛾. 𝑉𝑜 ∆𝑇
∆𝑉
𝛾 𝑑𝑎𝑛 𝛾 𝛼
𝑉𝑜 ∆𝑇
𝑉 𝑉𝑜 1 𝛾. ∆𝑇
Dengan: 𝑉𝑜 volume benda mula mula cm2
𝑉 volume benda setelah pemuaian cm2
∆𝑉 𝑉 𝑉𝑜 pertambahan volume benda akibat pemuaian cm2
𝛾 koefisien muai volume o C−1 atau K −1
∆𝑇 𝑇 𝑇𝑜 kenaikan suhu o C atau K

Kerugian akibat pemuaian zat padat


Pemuaian zat padat menimbulkan beberapa kerugian, seperti berikut:
a. Retaknya beton pembatas jalan
b. Bengkoknya rel kereta api
c. Runtuhnya jembatan
Cara mengatasi masalah akibat pemuaian zat padat
a. Beton pembatas jalan dibuat terputus-putus
b. Pada smbungan dua buah rel kereta api dibuat celah pemuaian atau model
sambungan rel kerta api dibuat runcing pada masing-masing ujungnya
c. Pada ujung jembatan dibuat celah pemuaian
2. Pemuaian zat cair
Sifat zat cair adalah selalu mengikuti bentuk wadah yang ditempatinya. Jika air
dituangkan kedalam botol maka bentuk air mengikuti bentuk botol. Jadi, wadah
berarti volume. Karena itu, zat cair hanya memiliki muai volume \9tidak memiliki
muai panjang dan muai luas) sehingga untuk zat cair, yang diketahui selalu koefisien
muai volumenya, yang dirumuskan dengan:
1 .∆
Pada zat cair, ketika suhunya naik, volumenya akan bertambah, sementara
massanya tetap. Akibatnya, massa jenis zat berkurang. Massa jenis zat cair setelah
pemuaian dirumuskan dengan:

1 .∆
Dengan: = massa jenis zat mula-mula (g/cm3)
Telah disebutkan sebelumnya bahwa pada pemuaian, air memiliki suatu
keistimewaan. Keistimewaan ini dinamakan anomaly air. Anomaly air dapat
dinyatakan dengan grafik berikut.

Perubahan volume terhadap suhu perubahan mass jenis terhadap


suhu

3. Pemuaian zat gas


Seperti halnya zat cair, gas juga hanya memiliki koefisien muai volume ).
Dalam hal ini yang dibahas adalah pemuaian gas pada tekanan tetap. Besar koefisien
1
muai gas pada tekanan tetap, untuk semua jenis gas adalah . Dengan demikian,
273
secara matematis persamaan pemuaian volume gas dapat dituliskan:
1
1 .∆
Contoh Soal
1. Karena suhunya dinaikkann dari 0oC menjadi 100oC suatu baja yang panjangnya 1 m
bertambah panjang 1 mm. Berapa pertambahan panjang batang baja yang mula-mula
panjangnya 60 cm, bila bila dipanaskan dari 0oC menjadi 120oC
Pembahasan:
Untuk baja yang panjangnya 1 m
1m 1 mm
∆ 1 mm
∆ 1 1
Mencari koefisien muai panjang untuk baja
∆ 1
1 −5 /
∆ 1 .1
Untuk baja yang panjangnya 60 cm
cm mm
∆ 1 1
∆ . .∆
∆ 1 −5 . .1
Jadi, pertambahan panjang bajanya adalah 0,72 mm

2. Pada suhu 20oC volume tabung kaca 200 cm3. Tabung diisi penuh air raksa. Volume air
raksa yang tumpah jika dipanaskan sampai suhu 120oC adalah … cm3. (koefisien muai
panjang kaca .1 −6 / dan koefisien muai volume air raksa 5,4. 1 −4 /
Pembahasan:
untuk tabung kaca:
.1 −6 / maka .1 −6 /
cm3

E. Kalor Dapat Mengubah Wujud Zat


Kalor yang diberikan pada zat dapat mengubah wujud zat tersebut. Perubahan wujud
yang terjadi ditunjukkan oleh Gambar . Cobalah mengingat kembali pelajaran SMP dan
carilah contoh dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan perubahan wujud zat karena
dipengaruhi kalor.

Gambar diagram perubahan


wujud zat di pengaruhi
kalor

Banyaknya kalor untuk mengubah wujud 1 gr zat dinamakan kalorlaten.


F. Kalor Laten
Kalor laten ada dua jenis, pertama: kalor lebur untuk mengubah dari padat ke cair. Kalor
lebur zat sama dengan kalor bekunya. Kedua: kalor uap yaitu kalor untuk mengubah dari cair
menjadi gas. Kalor uap zat sama dengan kalor embun. Kalor laten ini disimbulkan L.
Dari penjelasan di atas maka dapat ditentukan kalor yang dibutuhkan zat bermassa m
untuk mengubah wujudnya yaitu sebagai berikut:
dengan : Q = kalor (kal)
m = massa benda (gr)
L = kalor laten (kal/gr)

Berikut Tabel kalor laten beberapa benda (zat) pada 1 atm

Di atas piring terdapat 100 gr es bersuhu 0 0C. Kalor lebur


es diketahui sebesar 80 kal/gr. Jika pada es tersebut diberikan
kalor sebesar 6000 kal maka berapa persenkah es yang sudah
melebur?
Jawab :
Diketahui : m0 = 100gr
L = 80 kal/gr
Q = 6000 kal
Ditanya : Massa es yang melebur?

Penyelesaian :

Massa es yang melebur dapat ditentukan sebagai berikut.


Q=mL
6000 = m . 80
m = 75 gr
Massa es yang melebur adalah 75 gr berarti prosentasenya
sebesar:
G. Perubahan Suhu dan Wujud Benda
Perubahan suhu dan wujud benda dapat digambarkan dengan bantuan grafik Q - t.
Contoh perubahan ini adalah perubahan air dari bentuk padat (es) hingga bentuk gas
(uap). Grafik Q - t nya dapat dilihat pada Gambar :

Pada Gambar, terlihat bahwa air dapat mengalami tiga kali perubahan suhu dan dua
kali perubahan wujud.
Pada saat mencair (Q2) dan menguap (Q4) membutuhkan kalor perubahan wujud Q =
m L. Sedangkan kalor Q1, Q3 dan Q5 merupakan kalor perubahan suhu Q = m c Δt.
Untuk lebih memahami perubahan zat karena pengaruh kalor dapat kalian cermati
contoh berikut.

Contoh Soal :
20 gr es bersuhu – 5 0C dan tekanan 1 atm diberi kalor hingga
menjadi air bersuhu 80 0C. Kalor jenis air 1 kal/gr 0C, kalor jenis es
0,5 kal/gr 0C dan kalor lebur es 80 kal/gr. Berapakah kalor yang
diberikan pada es tersebut?
Jawab
Pada tekanan 1 atm air mencair pada suhu 0 0C dan menguap pada
suhu 100 0C. Berarti untuk menghitung kalornya dapat dibuatkan
grafik Q - t seperti pada
Gambar di samping.
Kalor yang dibutuhkan sebesar:
Q = Q1 + Q2 + Q3
= ms cs Δts + m L + ma ca Δta
= 10 . 0,5. (50) + 20 . 80 + 20 .1 . (80)
= 50 + 1600 + 1600
= 3250 kal
PERTEMUAN KEDUA

Kompetensia Dasar

3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi karakteristik termal
suatu bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor pada kehidupan sehari-hari

Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah melakukan proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat :

3.5.5 Membedakan proses perpindahan kalor secara konduksi, konveksi


dan radiasi
3.5.6 Merumuskan persamaan perpindahan kalor secara konduksi,
konveksi dan radiasi

3.5.7 Menerapkan proses perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari

H. Perpindahan Kalor
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari benda bersuhu tinggi
kebenda bersuhu rendah. Kalor dapat berpindah dengan tiga cara, yaitu:
1. Konduksi (hantaran) adalah; proses perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa diikuti
perpindahan bagian-bagian zat tersebut atau. Contohnya; batang besi yang
dipanaskan, kalor berpindah dari bagian yang panas kebagian yang dingin.
Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor, zat dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan;
a. Konduktor; zat yang mudah menghantarkan kalor (penghantar yang baik).
Contohnya:Tembaga, Aluminium, Platinum, Emas, Perah dan Air.
b. Isolator; zat yang sulit menghantarkan kalor (penghantar yang buruk)
Contohnya; Kaca, Porselen, Plastik, Karet.

Gambar 1.1 Perpindahan kalor secara konduksi


Kalor yang mengalir dalam batang per satuan waktu dapat dinyatakan dalam
hubungan berikut;

1 2

Keterangan; 1= Suhu pada ujung batang yang bersuhu tinggi (0C)


0
2 = Suhu pada ujung batang yang bersuhu rendah ( C)
= Luas penampang hantaran kalor dari batang logam (m2)
= Koefisien konduksi termal
= Laju rambatan hantaran kalor (J/s)
Panjang batang (m)

Batang Logam sepanjang 1 meter, luas penampang 10 cm2 mempunyai perbedaan suhu di
kedua ujungnya 500C. Jika koefisien konduksi termalnya 0,2 kal/m.s 0C. Tentukanlah jumlah
kalor yang dirambatkan per satuan waktu!
Penyelesaian:
Diketahui:
= 0,2 kal/m.s 0C
= 1 meter
∆ = 500C
= 10 cm2 =10-3 m2
:H= ?

−3
5
1
1
. 1 /
Aplikasi perpindahan kalor secara Konduksi
- Mamasak air mengguanakan panci logam
- Membuat kopi atau minuman panas
- Membakar besi logam dan sejenisnya
- Solder
- Setrika listrik

2. Konveksi (aliran) adalah; proses perpindahan kalor yang disertai perpindahan


partikel-partikel zat . kalor mengalir bersama aliran kalor. Contohnya; terjadinya
angin darat dan laut, ventilasi udara, cerobong asap.

Gambar 1.2 Memasak air adalah contoh perpindahan kalor secara konveksi
Jumlah kalor yang merambat secara konveksi tiap satuan waktu dapat dituliskan
dalam persamaan berikut;

Keterangan; H = laju rambatan aliran kalor (J/s)
A = Luas penampang aliran (m2)
∆ = Ta-Tb (beda suhu antara kedua tempat (0C)
= koefisien konveksi termal
contoh soal;
Suatu fluida dengan koefisien konveksi termal 0,01 kal/ m.s 0C memiliki luas penampang
aliran 20 cm2. Jika tersebut mengalir dari dinding dengan suhu 1000C kedinding lain yang
yang suhunya 600C (kedua dinding sejajar). Jitung jumlah kalor yang dirambatkan persatuan
waktu?
Penyelesaian:
Diketahui; A = 20 cm2= 0,002 m2
∆ =(100-60)0C =40 0C
= 0,01 kal/ m.s 0C
Ditanya: H =.........?

1
H = 0,0008 kal/s
Aplikasi perpindahan kalor secara Konveksi
- Terjadinya angin laut dan angin darat
- Radiator mobil
- Pengering rambut (hairdryer)

3. Radiasi (pancaran) adalah; perpindahan kalor dengan cara pancaran melalui udara.
Kalor dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Gambar 1.3 Perpindahan kalor secara radiasi
Dari hasil percobaan Josef Stefan menyimpulkan bahwa besarnya energi per satuan
luas per satuan waktu yang dipancarkan oleh benda yang bersuhu T memenuhi
persamaan sebagai berkut;
4

Keterangan; 1
/
2
)

−8 2 4
5 1 /

Contoh Soal:

Berapakah energi per satuan waktu per satuan luas yang dipancarkan
oleh sebuah benda hitam sempurna yang suhunya 1270C?
Penyelesaian:
Diketahui: 𝑒 1
𝜎 5 1 −8 𝑤𝑎𝑡𝑡/𝑚2 𝐾 4
𝑇 1 ℃ 1 𝐾 𝐾
Ditanya: W =...........?
𝑊 𝑒𝜎𝑇 4
𝑊 1 5 1 −8 4

𝑊 1. 5 𝑤𝑎𝑡𝑡/𝑚2 𝑠

Aplikasi perpindahan kalor secara Konveksi


- Oven microwave
- Radiasi panas tungku perapian
- Radiasi panas dari bola lampu

Anda mungkin juga menyukai