NIM: 3211417003
Rombel: Internasional
Mata kuliah: GIS Application for Regional Potential Analysis
Dosen pengampu:
1. Drs. Heri Tjahjono, M.Si
2. Satya Budi Nugraha, S.T, M.T, M.Sc
Secara geografis, Kabupaten Belitung terletak antara 107˚08’ BT sampai 107˚58’ BT dan
02˚30’ LS sampai 03˚15’ LS dengan luas daratan seluruhnya 229.369 ha. Kabupaten Belitung
merupakan bagian dari wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kabupaten Belitung dengan
luas wilayah daratan 2.293,69 km2 dan jumlah penduduk mencapai 182.418 jiwa pada tahun 2017
(berdasarkan proyeksi penduduk).
PDRB meurut lapangan usaha mengalami perubahan klasifikasi dari 9 lapangan usaha
menjadi 17 lapangan usaha. PDB menurut lapangan usaha dirinci menurut total nilai tambah dari
seluruh sector ekonomi yang mencakup lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan;
Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Konstruksi; Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa Keuangan dan Asuransi; Real Estat; Jasa
Perusahaan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan;
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa lainnya.
Perekonomian di Kabupaten Belitung tahun 2017 kontribusi terbesarnya berasal dari
Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dengan kontribusi sebesar 26,19 persen. Penopang
kedua adalah Sektor Industri Pengolahan dengan kontribusi sebesar 12,25 persen. Sedangkan
kontribusi terkecil adalah dari Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur
Ulang dengan kontribusi sebesar 0,03 persen.
Pada tahun 2017 PDRB per kapita penduduk di Kabupaten Belitung dihitung berdasarkan
harga berlaku sebesar 47.902.000 rupiah dengan pertumbuhan sebesar 6,97 persen Pada tahun
2017 PDRB atas dasar harga berlaku. Kabupaten Belitung dengan migas mengalami peningkatan
dari 8.001.861 juta rupiah pada tahun 2016 menjadi sebesar 8.738.187 juta rupiah di tahun ini.
Untuk PDRB atas dasar harga konstan 2017 juga mengalami peningkatan. Nilai PDRB atas dasar
harga konstan 2011 pada tahun 2017 adalah 5.969.543 juta rupiah.
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung tahun 2017 mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2016 Berdasarkan penghitungan PDRB atas dasar harga konstan 2011 laju
pertumbuhan ekonomi tahun 2017 adalah sebesar 5,29 persen.
Berdasarkan dari latar belakang permasalahan yang telah dirumuskan tersebut maka
penelitian ini diharapkan mampu mengidentifikasi sector basis suatu daerah dari data PDRB
(Produk Domestik Regional Bruto) dengan menggunakan analisis LQ (Location Quotient) dan
Analisis Tipologi Klassen.
Kriteria pengukuran menurut Bendavid Val ada tiga kemungkinan yang terjadi yaitu
(Sabana, 2007):
a. Jika LQ > 1 maka sektor tersebut dikategorikan sektor basis, artinya tingkat spesialisasi
kabupaten lebih tinggi dari tingkat provinsi. Produksi komoditas yang bersangkutan sudah
melebihi kebutuhan konsumsi di daerah dimana komoditas tersebut dihasilkan dan
kelebihannya dapat dijual keluar daerah (ekspor).
b. Jika LQ = 1 maka tingkat spesialisasi kabupaten sama dengan di tingkat provinsi. Produksi
komoditas yang bersangkutan hanya cukup untuk kebutuhan daerah setempat.
c. Jika LQ < 1 maka sektor tersebut dikategorikan sektor non basis, artinya tingkat spesialisasi
kabupaten/kota lebih rendah dari tingkat provinsi.Produksi komoditas tersebut belum
mencukupi kebutuhan konsumsi di daerah yang bersangkutan dan pemenuhannya didatangkan
dari daerah lain.
1. Data PDRB Kabupaten Belitung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2017
(JUTA RUPIAH)
2. Data PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
(juta rupiah)
Tipologi Klassen dengan pendekatan sektoral (yang dapat diperluas tidak hanya di tingkat
sektor tetapi juga subsektor, usaha ataupun komoditi) menghasilkan empat klasifikasi sektor
dengan karakteristik yang berbeda sebagai berikut.
1. Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat (Kuadran I). Kuadran ini merupakan kuadran
sektor dengan laju pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih besar dibandingkan pertumbuhan
daerah yang menjadi acuan atau secara nasional (g) dan memiliki kontribusi terhadap PDRB
(si) yang lebih besar dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang
menjadi acuan atau secara nasional (s). Klasifikasi ini biasa dilambangkan dengan gi lebih
besar dari g dan si lebih besar dari s. Sektor dalam kuadran I dapat pula diartikan sebagai sektor
yang potensial karena memiliki kinerja laju pertumbuhan ekonomi dan pangsa yang lebih besar
daripada daerah yang menjadi acuan atau secara nasional.
2. Sektor maju tapi tertekan (Kuadran II). Sektor yang berada pada kuadran ini memiliki nilai
pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan PDRB daerah yang
menjadi acuan atau secara nasional (g), tetapi memiliki kontribusi terhadap PDRB daerah (si)
yang lebih besar dibandingkan kontribusi nilai sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang
menjadi acuan atau secara nasional (s). Klasifikasi ini biasa dilambangkan dengan gi lebih
kecil dari g dan si lebih besar dari s. Sektor dalam kategori ini juga dapat dikatakan sebagai
sector yang telah jenuh.
3. Sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat (Kuadran III). Kuadran ini
merupakan kuadran untuk sektor yang memiliki nilai pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih
tinggi dari pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi acuan atau secara nasional (g), tetapi
kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB (si) lebih kecil dibandingkan nilai kontribusi sektor
tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi acuan atau secara nasional (s). Klasifikasi ini
biasa dilambangkan dengan gi lebih besar dari g dan si lebih kecil dari s. Sektor dalam Kuadran
III dapat diartikan sebagai sektor yang sedang booming. Meskipun pangsa pasar daerahnya
relatif lebih kecil dibandingkan rata-rata nasional.
4. Sektor relatif tertingggal (Kuadran IV). Kuadran ini ditempati oleh sektor yang memiliki nilai
pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan PDRB daerah yang
menjadi acuan atau secara nasional (g) dan sekaligus memiliki kontribusi tersebut terhadap
PDRB (si) yang lebih kecil dibandingkan nilai kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB
daerah yang menjadi acuan atau secara nasional (s).
1. Data PDRB Kabupaten Belitung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2017
(JUTA RUPIAH)
2. Data PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
(juta rupiah)
3. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Us aha (persen), 2013-
2017
Dilihat dari tabel analisa tipologi klassen di atas bahwa terdapat semua kuadran di dalam
perkembangan ekonomi Kabupaten Belitung. Kabupaten Belitung didominasi oleh kuadran 1 yang
mana terdapat 7 Sektor ekonomi didalamnya, dan paling sedikit kuadran III yang hanya memiiki
2 sektor didalamnya. Hal ini menunjukkan sector ekonomi di Kabupaten Belitung cenderung
merupakan sector yang maju dan berkembang pesat. Penjelasan dari tiap kuadran diantaranya:
a. Kuadran I: Pada kuadran ini terdapat 7 Sektor ekonomi antara lain: sector Pengadaan
Listrik dan Gas, sector Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang,
sector Konstruksi, sektor Transportasi dan Pergudangan, sector Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum, sector Jasa Keuangan dan Asuransi dan sector Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial. Selama 2013-2017, sector ini mengalami kemajuan dan berkembang pesat
dan juga merupakan sector unggulan di Kabupaten Belitung.
b. Kuadran II: Pada kuadran ini terdapat 5 sektor ekonomi antara lain: sector Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan, sector Informasi dan Komunikasi, sector Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan, sector Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dan sector Jasa
lainnya. Sektor-sektor ini merupakan sector yang maju tetapi tertekan dikarenakan laju
pertumbuhannya yang rendah namun memiliki kontribusi yang besar di daerahnya.
c. Kuadran III: Pada kuadran ini terdapat 2 sektor ekonomi antara lain: sector Real Estate
dan sector Jasa Pendidikan. Kedua sector ini merupakan sektor yang berkembang pesat
atau berpotensial dikarenakan laju pertumbuhannya yang tinggi tetapi memiliki kontribusi
yang rendah terhadap daerahnya sendiri.
d. Kuadran IV: Pada kuadran ini terdapat 3 sektor ekonomi antara lain: sector Pertambangan
dan Penggalian, sector Industri Pengolahan dan sector Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Sektor ini merupakan sector yang tertinggal
dikarenakan laju pertumbuhan yang semakin menurun di tiap tahunnya dan juga memiliki
nilai kontribusi yang rendah terhadap perkembangan daerah.