RESMI
STATISTIK KOTA BATU
Pertumbuhan
nilai PDRB ini mengalami penurunan sebesar 1,01 triliun
rupiah dibandingkan dengan tahun 2019 yang mencapai
ekonomi Kota
16,92 triliun rupiah.
Berdasarkan harga konstan 2010, angka PDRB juga
mengalami penurunan, dari 11,79 triliun rupiah pada
Batu tahun tahun 2019 menjadi 11,02 triliun rupiah pada tahun 2020.
Hal ini menunjukkan selama tahun 2020 Kota Batu
2020 mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi sekitar 6,46
persen. Lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan
terkontraksi Makan Minum mengalami perlambatan ekonomi terbesar
dengan kontraksi sebesar 21,88 persen.
1
1. Struktur Ekonomi Kota Batu
Besarnya peranan berbagai lapangan usaha ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa
sangat menentukan struktur ekonomi suatu daerah. Struktur ekonomi yang terbentuk dari nilai
tambah yang diciptakan oleh setiap lapangan usaha menggambarkan seberapa besar
ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi dari setiap lapangan usaha.
Gambar 1.
Struktur Ekonomi Kota Batu, 2020
Selama lima tahun terakhir (2016-2020) struktur perekonomian Kota Batu didominasi oleh
5 (lima) kategori lapangan usaha, diantaranya: kategori Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, kategori Jasa
Lainnya, kategori Konstruksi, dan kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum. Hal ini
dapat dilihat dari peranan masing-masing lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB Kota
Batu. Peranan terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Batu pada tahun 2020 dihasilkan oleh
lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, yaitu
mencapai 18,63 persen (meningkat dari 0,56 persen sejak tahun 2016). Selanjutnya lapangan
usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 15,88 persen (angka ini turun -0,33 persen
sejak tahun 2016), disusul oleh lapangan usaha Jasa Lainnya sebesar 14,59 persen (menurun
dari -0,76 persen sejak tahun 2016). Berikutnya lapangan usaha Konstruksi sebesar 12,18
2
persen dan lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 10,08 persen.
Di antara kelima lapangan usaha tersebut, hanya kategori konstruksi dan kategori perdagangan
besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang mengalami peningkatan peranan
selama 5 tahun terakhir. Sedangkan ketiga lapangan usaha yang lain, peranannya menurun
dibanding 5 tahun yang lalu. Penurunan tersebut utamanya terjadi pada tahun 2020. Sementara
itu, peranan lapangan usaha lainnya, masing-masing memberikan kontribusi kurang dari 10
persen.
3
lainnya mengalami pertumbuhan negatif kurang dari 10 persen. Sementara itu, 7 lapangan
usaha lainnya berturut-turut tercatat mengalami pertumbuhan positif.
Dua lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan negatif diatas 10 persen tersebut
adalah: lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar -21,88 persen; dan
lapangan usaha Jasa Lainnya sebesar -15,95 persen. Delapan lapangan usaha lainnya mengalami
pertumbuhan negatif dibawah 10 persen yaitu lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian
sebesar -6,86 persen; lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar -2,02 persen; lapangan
usaha Kontsruksi sebesar -6,49 persen; lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar -7,34 persen; lapangan usaha Transportasi dan
Pergudangan sebesar -2,68 persen; lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar -0,56
persen; lapangan usaha Jasa Perusahaan sebesar -6,09 persen dan lapangan usaha Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar -2,85 persen.
Sedangkan 7 lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan positif adalah lapangan usaha
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 1,74 persen; lapangan usaha Pengadaan Listrik
dan Gas sebesar 1,22 persen; lapangan usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang sebesar 4,32 persen; lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 8,79 persen;
lapangan usaha Real Estate sebesar 2,78 persen; lapangan usaha Jasa Pendidikan sebesar 2,65
persen. Lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial merupakan kategori dengan
pertumbuhan positif tertinggi yaitu sebesar 9,06 persen.
Gambar 2
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Batu, 2016-2020 (Persen)
8
6,61 6,56 6,5 6,51
-2
-4
-6
-6,46
-8
2016 2017 2018 2019 2020
LPE 6,61 6,56 6,5 6,51 -6,46
Pertumbuhan ekonomi Kota Batu tahun 2020 terkontraksi sebesar 6,46 persen. Share
pertumbuhan terbesar diberikan oleh lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 0,65
persen poin, lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 0,23 persen poin
4
dan lapangan usaha Jasa Pendidikan sebesar 0,10 persen poin. Sedangkan lapangan usaha
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang mendominasi struktur
ekonomi Kota Batu dengan kontribusi 18,63 persen memberikan share negatif sebesar 1,44
persen poin terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Batu.
Gambar 3
PDRB Perkapita Kota Batu, 2016 - 2020
90,00
80,00
81,57
70,00 76,01 74,71
69,81
60,00 63,77
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
2016 2017 2018 2019 2020
PDRB perkapita 63,77 69,81 76,01 81,57 74,71
5
di Provinsi Jawa Timur, dan dengan wilayah yang tergolong kecil, kontribusi PDRB Kota Batu
terhadap Provinsi Jawa Timur juga tergolong kecil. Dilihat dari PDRB atas dasar harga berlaku,
Kota Batu memberikan kontribusi sekitar 0,69 persen terhadap PDRB Provinsi Jawa Timur, atau
sekitar 0,68 persen jika dinilai dengan harga konstan tahun 2010.
Gambar 4
Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota se Provinsi Jawa Timur, Tahun 2020
-0,29 Kabupaten Sampang
-0,40 Kabupaten Bojonegoro
-0,90 Kabupaten Ponorogo
-1,11 Kabupaten Mojokerto
-1,13 Kabupaten Sumenep
-1,36 Kabupaten Bondowoso
-1,64 Kabupaten Magetan
-1,69 Kabupaten Madiun
-1,69 Kabupaten Ngawi
-1,71 Kabupaten Nganjuk
-1,84 Kabupaten Pacitan
-1,98 Kabupaten Jombang
-2,03 Kabupaten Pasuruan
-2,12 Kabupaten Probolinggo
-2,17 Kabupaten Trenggalek
-2,26 Kota Malang
-2,28 Kota Blitar
-2,29 Kabupaten Kabupaten Blitar
-2,33 Kabupaten Situbondo
-2,39 Provinsi Jawa Timur
-2,41 Kabupaten Kabupaten Kediri
-2,54 Kabupaten Pamekasan
-2,65 Kabupaten Lamongan
-2,68 Kabupaten Malang
-2,79 Kabupaten Lumajang
-2,98 Kabupaten Jember
-3,09 Kabupaten Tulungagung
-3,39 Kota Madiun
-3,58 Kabupaten Banyuwangi
-3,64 Kota Probolinggo
-3,68 Kabupaten Gresik
-3,69 Kabupaten Sidoarjo
-3,69 Kota Mojokerto
-4,33 Kota Pasuruan
-4,85 Kota Surabaya
-5,59 Kabupaten Bangkalan
-5,85 Kabupaten Tuban
-6,25 Kota Kediri
-6,46 Kota Batu
-7,00 -6,00 -5,00 -4,00 -3,00 -2,00 -1,00 0,00
Sumber: BPS Kota Batu
Pada tahun 2020, seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur mengalami pertumbuhan
terkontraksi, kondisi ini disebabkan karena dampak dari pandemi covid-19 yang berakibat pada
perburukan kondisi ekonomi di berbagai wilayah. Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa
Timur pada tahun 2020 terkontraksi sebesar 2,39 persen, sedangkan kontraksi paling dalam
dialami oleh Kota Batu sebesar 6,46 persen. Selain Kota Batu, wilayah lain yang mengalami
perlambatan ekonomi cukup dalam antara lain: Kota Kediri (-6,25 persen), Kabupaten Tuban (-
5,85 persen), dan Kabupaten Bangkalan (-5,59 persen). Sementara itu, wilayah seperti
6
Kabupaten Sampang, Kabupaten Bojonegoro, dan Kabupaten Ponorogo mengalami
perlambatan ekonomi yang tidak terlalu parah dibanding wilayah lain.
Tabel 1
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2010,
Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Menurut Lapangan Usaha Kota Batu Tahun 2020
PDRB
PDRB Laju Sumber
ADHK
Kate- ADHB Pertum- Pertum-
Uraian 2010
gori (Milyar buhan buhan
(Milyar
Rupiah) (Persen) (Persen)
Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 27,60 22,42 4,32 0,01
R,S,T,
Jasa Lainnya 2.322,80 1.727,13 -15,95 -2,78
U.
7
Dipublikasikan Oleh:
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu
Badan Pusat Statistik Kota Batu Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh
Jl. Melati No 1, Songgokerto, Batu Undang-Undang, hak cipta melekat pada
Telp. (0341) 512575 Badan Pusat Statistik. Dilarang
Email : bps3579@bps.go.id mengumumkan, mendistribusikan,
mengomunikasikan, dan/atau
Drs. Parjan, M.Si menggandakan sebagian atau seluruh isi
Kepala BPS Kota Batu tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin
Telp. 0341-512575 tertulis dari Badan Pusat Statistik.
E-mail: bps3579@bps.go.id