KELOMPOK:
1.
2.
3.
4.
Amrina Rosyada
Alicia Carine
Annisa Chairiah Nasution
Arsa Kartika Putri
1306368034
1306368015
1306446906
1306367800
TEKNIK LINGKUNGAN
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2015
Daftar Isi
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1
LATAR BELAKANG.....................................................................................3
1.2
RUMUSAN MASALAH.................................................................................4
1.3
1.4
RUANG LINGKUP.......................................................................................5
1.5
METODOLOGI PENULISAN..........................................................................5
BAB II.....................................................................................................................5
GAMBARAN OBJEK STUDI KOTA BATU......................................................5
2.1
KONDISI GEOGRAFIS..................................................................................5
KONDISI KLIMATOLOGI..............................................................................9
2.3
2.4
TOPOGRAFI...............................................................................................10
2.5
2.6
2.7
KEPENDUDUKAN......................................................................................13
2.8
BAB III..................................................................................................................16
SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT SAAT INI DI KOTA BATU. 16
3.1
3.3
BAB IV..................................................................................................................26
KONSEP PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT
TERPADU.............................................................................................................26
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
PEMROSESAN/PEMBUANGAN AKHIR........................................................61
5.1
5.2
DAERAH PELAYANAN...............................................................................66
5.1
TINGKAT PELAYANAN..............................................................................66
REFERENSI..........................................................................................................66
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kota Batu secara geografis terletak pada posisi 744 sampai 826 Lintang
Selatan dan 12217 sampai 12257 Bujur Timur. Kota Batu memiliki area seluas
19.908,72 km2 dan berbatasan langsung dengan beberapa Kabupaten yaitu di
sebelah Utara dengan Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan, di Sebelah Timur
dengan Kabupaten Malang, Sebelah Selatan adalah Kabupaten Blitar dan
Kabupaten Malang serta Sebelah Barat adalah Kabupaten Malang.
Kota Batu merupakan salah satu Kota yang menjadi tujuan wisata. Dengan lebih
dari 10 tujuan pariwisata, memungkinkan kota Batu sering dikunjungi oleh
wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Wisatawan yang datang
berkunjung terutama saat liburan dapat mencapai 1.143.027 jiwa per tahunnya
(Kota Batu dalam Angka, 2012). Tingginya tingkat kunjungan wisatawan,
mendorong dibangunnya usaha yang lain seperti penginapan, pertokoan, rumah
makan, dan sebagainya. Banyaknya aktivitas tersebut dapat menimbulkan
beberapa permasalahan, salah satunya ialah bertambahnya sumber limbah padat
dan meningkatnya timbulan limbah padatdi Kota Batu.
Untuk dapat mengelola limbah padatkota diperlukan adanya suatu sistem
pengelolaan limbah padatyang mencakup lima aspek yaitu organisasi atau
lembaga/ institusi yang dilengkapi dengan hukum dan peraturan, pembiayaan /
pendanaan dan retribusi, teknik dan operasional dari peralatan penunjang yang
semuanya menjadikan suatu sistem, dengan peran serta masyarakat yang cukup
tinggi, agar pelayanan persampahan dapat terlaksana dengan baik dan membuat
Kota Batu menjadi Kota pariwisata yang bersih.
1.2
Rumusan Masalah
berkelanjutan. Atas dasar hal tersebut, maka pertanyaan rumusan masalah yang
dapat dikerucutkan adalah:
1. Bagaimana sistem pengelolaan limbah padat terpadu di Kota Batu saat ini?
1.3
Ruang Lingkup
Penyusunan laporan ini dibatasi oleh kelima aspek pengelolaan limbah padat
yakni :
-
Penulisan ini dibatasi hanya pada Kota Batu dengan perancangan yang
mempertimbangkan kondisi setempat dari segi topografi, sosial, ekonomi,
lingkungan, dan aspek lainnya.
1.5
Metodologi Penulisan
Metode penyusunan laporan ini adalah dengan studi literatur, di mana informasi
diperoleh dari literatur buku kuliah, peraturan perundang-undangan, Standar
Nasional Indonesia, dan data mengenai Kota Batu yang bisa diperoleh dari situs
Badan Pusat Statistik. Dari semua informasi dan data diperoleh, penulis
melakukan analisis sehingga bisa dilakukan suatu perencanaan untuk alternatif
pengelolaan limbah padat terpadu di Kota Batu.
BAB II
GAMBARAN OBJEK STUDI KOTA BATU
2.1Kondisi Geografis
Sumber: ppsp.nawasis.info
Secara geografis terletak di 112 1710,90 - 122 5711 Bujur Timur dan
7 4455,11 8
Kecamatan
Bumiaji
Batu
Junrejo
Luas (km2)
130,189
46,777
26,234
Total
197,087
Sumber: Buku Profil Kota Batu
TK
SD
SD
SMP
SMP
(Negri)
(Swasta)
(Negri)
(Swasta)
40
26
8
3
13
18
16
1
1
4
26
24
1
4
2
84
66
10
8
19
Sumber: Buku Profil Dinas Pendidikan Kota Batu
SMU
SMU
(Negri)
1
1
2
(Swasta)
8
1
9
Tabel 3. Jumlah Rumah Sakit, Puskesmas, dan Pos Kesehatan Lainnya Dirinci
Menurut Kecamatan (2012)
Kecamatan
RSU
Batu
Junerejo
Bumiaji
Kota Batu
Puskesmas
Puskesmas
Lainnya /
Rumah
Pembantu
Posyandu
3
2
2
89
1
2
48
1
4
52
4
5
6
189
Sumber: Buku Profil Dinas Kesehatan Kota Batu
Bersalin
1
1
2.1.2
Rumah Ibadah
Jumlah (buah)
Masjid
139
Musholla
428
Gereja Kristen
30
Gereja Katolik
1
Pura
2
Wihara
4
Klenteng
1
Total
605
Sumber: Buku Cipta Karya
Komponen Jalan
Jalan merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dari suatu
daerah. Hal tersebut karena jalan adalah prasarana yang membantu
penduduk dalam mobilisasi serta memperlancar ekonomi dari suatu
daerah. Oleh karena itu, pemerintah kota Batu terus menambah panjang
jalan agar tidak terjadi penumpukan kendaraan yang disebabkan tidak
seimbangnya jumlah kendaraan dan jalan yang ada. Hingga tahun 2002,
panjang jalan yang ada di Kotamadya Batu mencapai 461,08 km, terbagi
atas jalan propinsi sepanjang 37,07 km dan jalan lokal sepanjang 424,01
km.
Satuan
Besaran
I. Jenis Permukaan
1
Jalan Aspal
Km
124,68
Jalan Kerikil
Km
256
Jalan Tanah
Km
80,47
Km
461,08
Jalan Propinsi
Km
37,07
Jalan Lokal
Km
424,01
III. Kondisi
1
Jalan Propinsi
Baik
Jalan Lokal
Baik
2.2Kondisi Klimatologi
Kota Batu memiliki 3 (tiga) buah gunung yang telah dikenal dan telah diakui
secara nasional. Gunung-gunung tersebut adalah Gunung Pandennan (2010
m), Gunung Welirang (3156 m), Gunung Arjuno (3339 m) dan masih banyak
lagi lainnya Dengan kondisi topografi pegunungan dan perbukitan tersebut
menjadikan kota Batu terkenal sebagai daerah dingin. Temperatur rata-rata
kota Batu 21,5C, dengan temperatur tertinggi 27,2C dan terendah
14,9C.Rata-rata kelembaban nisbi udara 86' % dan kecepatan angin 10,73
Sumber: news.detik.com
Sungai Brantas ialah sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan
Solo. Mata air dari sungai brantas ialah di desa Sumber Brantas, Kecamatan
Bumiaji, Kota Batu yang berasal dari Hulunya di Gunung Arjuno. Sungai ini
mengalir ke Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, dan Mojokerto.
Di Kabupaten Mojokerto sungai ini bercabang dua manjadi Kali Mas (ke arah
Surabaya) dan Kali Porong (ke arah Porong, Kabupaten Sidoarjo). Kali
Brantas mempunyai DAS seluas 11.800 km atau dari luas Provinsi Jatim.
Panjang sungai utama 320 km mengalir melingkari sebuah gunung berapi
yang masih aktif yaitu Gunung Kelud. Curah hujan rata-rata mencapai 2.000
mm per-tahun dan dari jumlah tersebut sekitar 85% jatuh pada musim hujan.
Potensi air permukaan pertahun rata-rata 12 miliar m. Potensi yang
termanfaatkan sebesar 2,6-3,0 miliar m per-tahun. Daerah Aliran Sungai
(DAS) dari sungai Brantas memiliki 1555 anak sungai dengan panjang sungai
utama 320 Kilometer.
2.4Topografi
perbukitan
yang
berlembah-lembah
yang
terletak
di
lereng
Kota Batu merupakan kota pariwisata dengan basis pertanian. Penduduk Kota
Batu hampir sebagian besar bermatapencaharian utama sebagai petani. Distribusi
penduduk Kota Batu berdasarkan matapencaharian dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 6. Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2010
No
Pekerjaan Utama
Laki-laki (jiwa)
1
2
3
Pertanian
23.792
Penggalian
277
Industri
4.269
Listrik dan Air
4
112
Bersih
5
Konstruksi
7.217
6
Perdagangan
11.655
Transportasi dan
7
3.511
Komunikasi
8
Keuangan
919
9
Jasa-Jasa dll
8.353
Kota Batu
60.105
Sumber: BPS Kota Batu, 2011
Perempuan
(jiwa)
10.219
49
3.257
Jumlah (jiwa)
34.011
326
7.526
36
148
197
11.218
7.414
22.873
333
3.844
521
7.161
32.991
1.440
15.514
93.096
1.635.869.939,98
Asli
2. Daerah
3. Bagian Dana Perimbangan
4. Bagian Pinjaman Daerah
Lain lain Penerimaan yang
5. Sah
TOTAL
7.005.500.000,00
108.084.564.774,70
0,00
2.798.020.000,00
119.523.954.714,69
PENDAPATAN
JUMLAH (Rp)
PENGELUARAN
JUMLAH (Rp)
1. Belanja Rutin
59.837.581.714,68
Pos DPRD
2.895.250.727,00
Sekretariat DPRD
1.823.986.654,00
2. Belanja Pembangunan
59.686.373.000,00
TOTAL
119.523.954.714,69
Sumber: Pemerintah Kota Batu, 2003
2.7Kependudukan
Tabel 8. Luas wilayah dan jumlah penduduk kota batu tahun 2012
Kecamatan
Batu
Junrejo
Bumiaji
Kota Batu
Luas
Wilayah
45,458
25,650
127,979
199,087
Penduduk
22,83
12,88
64,28
100,00
97.780
51.743
60.586
192.807
Laki-
Perempua
laki
49.324
26.097
30.547
88.666
n
48.456
25.646
30.039
104.141
2009
188.145
931
Jumlah
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Penduduk
182,855
188,145
190,184
191,254
192,807
210,109
BAB III
SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT SAAT INI DI KOTA
BATU
Uraian
Satuan
Besaran
Data Pengumpulan Sampah
Nama Pengelola
DKP Kota Batu
Sistem
Integrated System
Jumlah Penduduk
jiwa
210
Lt/org/hari
5
6
Jumlah Sampah
Jumlah Pelayanan
Ton/hr
m3/hr
Ha
40
150
10.750,7
Cakupan Layanan
Penduduk
jiwa
1
88.232,2
2
Data TPA
1
2
Luas TPA
3.2.1
m3/hr
150
TPA Tlekung
Ha
Sistem
Sanitary Landfill
Sumber: Cipta Karya
3.2.2
pemrosesan
pada sumber
Tidak dilakukan pemisahan maupun pemrosesan pada sumber
sampah. Limbah padathanya diangkut dari 35 TPS yang ada untuk dibuang
ke TPA yang menggunakan sistem open dumping. TPA yang berada di kota
Batu adalah TPA Ngaglik yang berstatus sewa dan berlokasi dekat dengan
hotel dan pemukiman warga. Oleh karena itu, banyak warga yang
mengeluhkan keberadaan TPA tersebut karena baunya yang mengganggu
aktifitas warga. Selain itu, TPA Ngaglik juga dinilai tidak mampu lagi
menampung limbah padatyang ada karena luas lahan hanya sebesar 4
Hektar. Sehingga pada tahun 2010 Pemkot terpaksa menutup TPA tersebut
dan mengalihkan pembuangan limbah padatke TPA baru di Tlekung.
TPA Tlekung sudah beralih menggunakan sistem sanitary landfill
sehingga lebih aman terhadap lingkungan. Limbah padatyang masuk ke
tempat pembuangan akhir (TPA) desa Tlekung kecamatan Junrejo
mencapai 70 ton per hari yang sebelumnya hanya berkisar 40 ton per hari.
Hal tersebut terjadi seiring dengan berkembangnya sektor pariwisata kota
Batu. Bahkan akibat melubernya kiriman limbah padatmembuat limbah
padatlimbah padattersebut terpaksa ditumpuk di pinggir pinggir jalan
menuju lokasi pemilihan. Menumpuknya limbah padatdisepanjang jalan
menuju lokasi pemilahan limbah padatini membuat kondisi TPA Tlekung
jadi terlihat kotor dan tumpukan limbah padattersebut menimbulkan bau
tak sedap karena tak langsung diolah. Pemandangan seperti ini juga
menimbulkan kesan seakan TPA Tlekung yang memiliki luas enam hektar
dengan tempat pembuangan limbah padatberukuran 150 x 50 meter
dengan kedalaman 3 meter itu sudah tak mampu lagi menampung produksi
limbah padatdi Kota Batu.
3.2.3
3.2.4
jumlah sampah
Pemrosesan akhir limbah padatdalam bentuk pengembalian limbah
padatdan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan
secara aman
Pembangunan tempat pembuangan akhir terpadu
Penyediaan dan pengelolaan sarana pengolahan persampahan secara
3.2.5
3.
4.
5.
URAIAN
SATUAN
BESARAN
150
3
4
26
36
1
35
3.2.6
3.2.7
lokasi
pembuangan
sementara
ke
lokasi
Jenis
Besarnya Tarif
Keterangan
1.
PEMUKIMAN
a. Tepi jalan Propinsi
b. Tepi Jalan Kota
c. Perkampungan di Tepi Jalan
Rp
Rp
3.500
2.500
Per rumah/Bulan
Per rumah/Bulan
Desa
Rp
1.500
2.
Per rumah/Bulan
PERDAGANGAN
a. Perusahaan/Industri
b. Tempat wisata Buatan
c. Tempat wisata Alam
d. Mall/Plaza/Rumah Sakit
e. Pertokoan/Ruko
f. Pedagang + PKL. Pasar
Per
Rp
Rp
Rp
Rp
750.000
1.400.000
500.000
250.000
Rp
Rp
15.000
15.000
Perusahaan/Bulam
Per Lokasi/Bulan
Per Lokasi/Bulan
Per Lokasi/Bulan
Per
pedagang/Bulan
Per
No
Jenis
Besarnya Tarif
Temas
pedagang/Bulan
Per
g. PKL Tetap
3.
Rumah
Makan
LAIN-LAIN
a. Sekolah:
- Sekolah
-
Rp
15.000
Rp
Rp
Rp
1.100.000
1.250.000
175.000
Per Hotel/Bulan
Per Hotel/Bulan
Per Hotel/Bulan
Per
rumah
Rp
175.000
makan/Bulan
Per
rumah
Rp
100.000
makan/Bulan
Per
rumah
Rp
Rp
50.000
30.000
Talam
Gangsa
g. Villa
4.
Keterangan
dengan
jumlah <200
Sekolah
dengan
30.000
40.000
dengan
makan/Bulan
Per rumah/Bulan
Per sekolah/Bulan
Rp
500
Sekolah
pedagang/Bulan
Per sekolah/Bulan
Per sekolah/Bulan
Rp
Rp
60.000
75.000
Rp
Rp
100.000
500.000
Per kantor/Bulan
Per
hari/pertunjukan
Per hari
Pengelolaan Sampah.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 tahun 2013 tentang
Pengelolaan Sampah.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 tahun 2005 tentang
Sampah.
Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2004 tentang
Penyelenggaraan Penanganan Sampah.
lingkungannya
Pengolahan limbah padatmenjadi hal yang bermanfaat, misalnya
dengan menjadikan limbah padatsebagai sumber energi atau barang
berguna lainnya.
BAB IV
KONSEP PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT
TERPADU
4.1
sampah dari TPS untuk selanjutnya diproses di TPA Tlekung yang berada
di wilayah kelurahan Tlekung dengan luas sebear 6,08 Ha.
Pelayanan persampahan dilakukan di tiga kecamatan, yaitu
Kecamatan
Batu,
Junrejo,
dan
Bumiaji.
Pengembangan
sistem
Luas
Area
(km2)
Batu
4.545,81
54%
Junrejo
2.565,02
40%
Bumiaji
12.797,89
30%
Kota Batu
197,087
42%
2012
Pelayanan (% Area)
Kecamatan
2020
2025
2030
2035
2040
Batu
4.545,81
60%`
65%
70%
75%
80%
Junrejo
2.565,02
50%
55%
60%
65%
70%
Bumiaji
12.797,89
40%
45%
50%
55%
60%
Kota Batu
197,087
55%
65%
75%
85%
95%
TPA Tlekung
4.2
((SK-SNI-
040
1993-03),
maka
kebutuhan
Produksi Limbah
Timbulan Limbah
Padat
m3/hari
425
Padat
lt/org/hr
2.601
No
Kertas
Plastik
Logam
Karet/Kulit
Kaca/Gelas
Kain
Kayu
Lain-lain
Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa komposisi sampah di Kota Malang yang
memiliki kriteria yang sama dengan Kota Batu masih didominasi oleh sampah
organik. Setelah itu plastic menempati urutan ke 2 dengan persentase 17.5%.
Berdasarkan data Komposisi ini, dapat dilakukan pertimbangan untuk mendesain
jenis pengelolaan yang sesuai dengan komposisi sampah kota Batu.
4.3
Keterangan:
Pn : penduduk pada tahun n
Po : penduduk pada tahun awal
2.
Geometrik:
Pn = Po (1 + r) n
Keterangan:
Pn : penduduk pada tahun n
Po : penduduk pada tahun awal
r : angka pertumbuhan penduduk (%)
n : waktu dalam tahun (periode proyeksi)
3.
Eksponensial: Pn = Po x e rn
Po : penduduk pada tahun awal
n : waktu dalam tahun (periode proyeksi)
r : angka pertumbuhan penduduk (%)
Pn : penduduk pada tahun n
e : bilangan pokok sistem logaritma natural = 2,7182818
Setelah melihat ketiga metode tersebut. Variable yang harus diketahui untuk
melakukan proyeksi penduduk ialah data kependudukan di kota tersebut
selama beberapa tahun ke belakang.
Jumlah
Penduduk
2008
182855
2009
188145
2010
190184
2011
191254
2012
192807
2013
210109
Sumber: Buku Sanitasi Kota Batu
Dari data kependudukan tersebut, diperoleh nilai N dan r. N ialah
jumlah data kependudukaan yang diketahui yakni 5. Sedangkan r
ialah rasio angka pertambahan penduduk dalam persen (%).
Setelah dilakukan proses perhitungan menggunakan Microsoft
Excel, diperoleh data proyeksi penduduk hingga tahun 2035.
Geometrik
530051.632
691597.1555
929448.7452
1286574.434
1834347.506
2693801.155
4074615.948
6348118.882
10186867.25
16837339.41
28664443.27
50263274.79
90781065.28
168879523
323590629.6
638634101.8
1298211638
2718166876
5861974949
13021140505
29791427731
70205450967
Aritmatik
496309.5139
630313.0826
819407.0074
1089811.32
1482143.395
2060179.319
2925454.633
4241909.218
6278025.642
9479818.72
14598920.83
22920305.7
36672489.12
59776157.27
99228421.07
167696031.6
288437174.4
504765055.1
898481798.1
1626252055
2992303780
5595608069
Eksponensial
538537.7197
705465.2682
952278.5057
1324589.051
1898572.449
2804155.043
4267816.171
6693268.106
10816819.25
18013153.86
30910695.63
54658364.63
99594033.78
186998811.5
361803867
721333989.5
1481932504
3137251136
6843826343
15384291895
35635665707
85059157248
Tahun
2038
2039
2040
Geometrik
1.70407E+11
4.26031E+11
1.09707E+12
Aritmatik
10631655332
20519094791
40217425790
sumber: Analisa Penulis
Eksponensial
2.09212E+11
5.30249E+11
1.38485E+12
800,000,000,000
Aritmatik
Eksponensial
600,000,000,000
400,000,000,000
200,000,000,000
0
2000 2020 2040 2060
Tahun
4.4
Berdasarkan proyeksi penduduk yang telah dibuat pada tabel 13, dapat
dibuat pula proyeksi timbulan limbah padat kota batu berdasarkan SNI
timbulan limbah padat kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari. Proyeksi
penduduk yang dipakai adalah proyeksi penduduk yang diperoleh dari
Proyeksi
Timbulan
Penduduk
Sampah/org/hari
2016
4963095139
2.601
4.71179E+11
2017
6303130826
2.601
5.98397E+11
2018
8194070074
2.601
7.77916E+11
2019
1089811.32
2.601
1.03463E+12
2020
1482143395
2.601
1407095064
2021
2060179319
2.601
1.95586E+12
2022
2925454633
2.601
2777324238
2023
4241909218
2.601
4027120146
Tahun
Sampah
(liter)
Timbulan
Proyeksi
Timbulan
Penduduk
Sampah/org/hari
2024
6278025642
2.601
5960137812
2025
9479818.72
2.601
8999808099
2026
14598920.83
2.601
13859704474
2027
22920305.7
2.601
21759736022
2028
36672489.12
2.601
34815577633
2029
59776157.27
2.601
56749391562
2030
99228421.07
2.601
94203989968
2031
167696031.6
2.601
1.59205E+11
2032
288437174.4
2.601
2.73832E+11
2033
504765055.1
2.601
4.79206E+11
2034
898481798.1
2.601
8.52987E+11
2035
1626252055
2.601
1.54391E+12
2036
2992303780
2.601
2.84079E+12
2037
5595608069
2.601
5.31227E+12
2038
10631655332
2.601
1.00933E+13
2039
20519094791
2.601
1.94801E+13
2040
40217425790
2.601
3.8181E+13
Tahun
Sampah
(liter)
4.5.1
4.5.1.2 Penanganan limbah padat lokasi wisata, mall, perkantoran dan pasar
Limbah padatdari lokasi wisata, mall, dan pasar dapat diangkut ke TPS
yang kemudian akan dibawa ke TPA.
4.5.2
Composting
UPS
MRF
Composting
UPS
Sekolah
Bank Sampah
MRF
TPA
Composting
Perkantoran
UPS
MRF
Composting
Tempat Wisata
UPS
MRF
Composting
UPS
MRF
4.5.3
4.5.4
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari
kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban,
onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik dan
sebagainya.
7. Sampah yang Berasal dari Peternakan dan Perikanan
Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa kotorankotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya.
Jenissampah dipengaruhi oleh beberapa
akan
digunakan.
Komposisi
dari
limbah
perkotaan
Sifat fisik: ukuran partikel, kadar air, densitas (massa jenis), kapasitas
lapangan, dan permeabilitas sampah yang dipadatkan. Sifat fisik
memengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana pengangkutan dan pilihan
pengolahan.
-
variasi
komponen
limbah,
adanya
pemadatan,
laju
Kadar air adalah persentase berat air pada bahan. Konten kelembaban
dari limbah padat biasanya ditunjukan dengan dua cara yaitu wetweight method measurement (kelembaban dari sampel ditunjukkan
dalam presentase dari berat basah material tersebut) dan dry-weight
method (kelembaban ditunjukkan sebagai persentase dari berat kering
suatu material). Rumus wet-weight moisture content adalah:
M=
x 100
( wd
w )
Dimana:
M = Kadar air (%)
w = berat awal sampel (kg)
d = berat sampel setelah pengeringan pada 105C (kg)
Kelembapan
Kelembapan Tipikal
Kisaran (%)
(%)
Rumah tangga
Limbah pangan
50-80
70
Kertas
4-10
6
Plastik
1-4
2
Limbah kebun
30-80
60
Gelas
1-4
2
Sumber: http://lsihub.lecture.ub.ac.id/files/2012/02/Minggu-03-KarakteristikLimbah-Padat.pdf
Permeabilitas
sampah
yang
dipadatkan
diperlukan
untuk
Biodegradability.Kandungan
volatile
solid
ditentukan
dengan
Dimana :
BF : Fraksi biodegradable yang dituliskan dalam basis volatile solid
LC : lignin content, ditulis dalam persen berat kering
Timbulnya Lalat. Lalat dapat tumbuh kurang dari dua minggu setelah
telurnya disimpan. Lamanya lalat tumbuh dari mulanya larva pada
tempat penyimpanan tergantung pada fakta berikut : jika larva
terbentuk, akan sulit dihilangkan ketika kontainer penyimpanan
dikosongkan, karena itu akan tumbuh menjadi lalat. Larva juga dapat
timbul dari kaleng yang tidak ditutup sehingga berkembang menjadi
lalat di lingkungan sekitarnya.
Sulfate
Acetate Sulfida
ton)
Sumatra
8.7
Jawa
21.2
Bali dan pulau Nusa Tenggara 1.3
Kalimantan
2.3
Sulawesi, Maluku, Papua
5.0
Total
38.5
Sumber: Damanhuri dan Padmi (2010)
4.3.2
Laju Pengumpulan
Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara
pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke
tempat penampungan sementara, pengolahan sampah skala kawasan, atau
langsung ke tempat pemrosesan sampah melalui proses pemindahan (SK
SNI 19-3242-1994). Dalam proses pengumpulan yang dilakukan oleh
pengepul, umumnya juga terjadi proses pemilahan sampah secara
sederhana menjadi tiga jeni yaitu, sampah layak kompos (compostable),
sampah layak jual, dan sampah layak buang (Dewi, 2008).
Operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah mulai dari sumber
sampah hingga ke lokasi pemerosesan akhir atau ke lokasi pembuangan
akhir, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung (door to
door), atau secara tidak langsung (dengan menggunakan Transfer
Depo/Container ) sebagai Tempat Penampungan Sementara (TPS), dengan
penjelasan sebagai berikut :
ditempuh
Sebaiknya mempunyai tutup
sering
Mempunyai daerah pelayanan tertentu dan tetap
Mempunyai petugas pelaksanan yang tetap dan perlu dipindahkan
secara periodic
Terdapat sarana pemindahan sampah dalam skala cukup besar yang harus
menangani sampah
Lokasi titik tujuan sampah relatif jauh
Sarana pemindahan merupakan titik pertemuan masuknya sampah dari
berbagai area
Ritasi perlu diperhitungkan secara teliti Masalah lalui-lintas jalur menuju
titik sasaran tujuan sampah
Bila mengacu pada sistem di negara maju, maka pengangkutan sampah dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu:
merupakan
sistem
pengumpulan
sampah
yang
wadah
3.
semaksimal mungkin.
Menggunakan kendaraan angkut yang hemat bahan bakar.
Dapat memanfaatkan waktu kerja semaksimal mungkin dengan
meningkatkan jumlah beban kerja semaksimal mungkin dengan
meningkatkan jumlah beban kerja/ritasi pengangkutan.
pengumpulan sampah.
Truk sampah berhenti di pinggir jalan di setiap rumah yang akan
dilayani, dan pekerja mengambil sampah serta mengisi bak truk
sampah sampai penuh
Sumber:
Setelah terisi penuh truk langsung menuju ke tempat pemerosesan atau ke
TPA. Dari lokasi pemerosesan tersebut, kendaraan kembali ke jalur
pelayanan berikutnya sampai shift terakhir, kemudian kembali ke Pool.
Untuk sistem pengumpulan secara tidak langsung, yaitu dengan
menggunakan Transfer Depo/ TD), maka pola pengangkutan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
-
Kendaraan keluar dari pool langsung menuju lokasi TD, dan dari TD
sampah-sampah tersebut langsung diangkut ke pemerosesan akhir
Sumber:
Sumber:
Penjelasan ringkas dalam sistem tersebut, antara lain adalah:
Sumber:
-
dengan kapasitasnya.
Selanjutnya diangkut ke TPA sampah
Setelah pengosongan di TPA, truk menuju ke lokasi sumber sampah
berikutnya, sampai terpenuhi ritasi yang telah ditetapkan.
Sumber:
Untuk pengumpulan sampah dengan sistem kontainer (transfer tipe III), pola
pengangkutan adalah sebagai berikut:
Sumber:
-
sampah ke TPA
Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula
Menuju ke kontainer isi berikutnya untuk diangkut ke TPA
Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula
Demikian seterusnya sampai rit terakhir.
Sumber:
sampah ke TPA
Dari TPA kendaraan tersebut dengan kontainer kosong menuju lokasi
kedua untuk menurunkan kontainer kosong dan membawa kontainer isi
untuk diangkut ke TPA
Sumber:
TPA
Kendaraan dengan membawa kontainer kosong dari TPA menuju ke
Sumber:
sampah
didefinisikan
sebagai
semua
kegiatan
yang
jawab
fasilitas
Pemukiman
Penghuni bertanggung jawab
Low-Rise (<4 lantai)
penghuni, petugas
kebersihan
Karyawan, petugas
kebersihan
Karyawan, petugas
kebersihan
Sumber:
4.5.1
Komposisi Limbah
yang ditimbulkan
Bak pemisah sampah
container
Basement -> Curbside
collection
Outdoor Storage ->
Mechanized Collection
Gravity chutes
Collection carts
Container
compactor
frekuensi
Sanitary Landfill
Pembuangan limbah padat dengan sanitary landfill yaitu pembuangan
dengan menimbun sampah pada cekungan tanah. Hal ini menjadi
praktik umum di sebagian besar negara. Landfill sering didirikan pada
area bekas pertambangan, atau menyewa lahan. Sebuah TPA sanitary
landfill dirancang dan dikelola dengan baik dapat menjadi metode
higienis dan relatif murah untuk membuang limbah. TPA sanitary
4.6.2
Insenerasi
Insinerasi adalah metode pembuangan limbah organik padat dengan
pembakaran untuk mengubahnya menjadi residu dan produk gas.
Metode ini berguna untuk pembuangan residu dari kedua manajemen
limbah padat dan residu padat dari pengelolaan air limbah. Proses ini
mengurangi volume sampah hingga 20 sampai 30 persen dari volume
asli. Insinerator mengkonversi bahan limbah menjadi panas, gas, uap,
dan abu.
Insinerasi dilakukan baik dalam skala kecil oleh individu dan dalam
skala besar oleh industri. Hal ini digunakan untuk membuang padat,
cair dan limbah gas. Hal ini diakui sebagai metode praktis untuk
membuang bahan limbah berbahaya tertentu (seperti limbah medis
biologis). Insinerasi adalah metode kontroversial pembuangan limbah,
karena masalah seperti emisi polutan gas.
4.6.3
Daur Ulang
Daur ulang adalah praktek pemulihan sumber daya yang mengacu
pada pengumpulan dan penggunaan kembali bahan limbah seperti
kosong wadah minuman. Bahan dimana barang-barang yang dibuat
dapat diolah kembali menjadi produk baru. Bahan untuk daur ulang
dapat dikumpulkan secara terpisah dari limbah umum menggunakan
sampah yang berdedikasi dan kendaraan koleksi, prosedur yang
disebut koleksi kerbside. Di beberapa komunitas, pemilik limbah
diperlukan untuk memisahkan bahan ke dalam berbagai sampah yang
berbeda (misalnya untuk kertas, plastik, logam) sebelum koleksi.
Produk konsumen yang paling umum daur ulang termasuk aluminium
seperti kaleng minuman, tembaga seperti kawat, baja dari makanan
dan aerosol kaleng, perabotan baja tua atau peralatan, polyethylene
dan PET botol, botol kaca dan botol, karton karton, koran, majalah
dan kertas ringan , dan kotak fiberboard bergelombang.
PVC, LDPE, PP, dan PS (lihat kode identifikasi resin) juga didaur
ulang. Barang-barang ini biasanya terdiri dari satu jenis bahan,
membuat mereka relatif mudah untuk mendaur ulang menjadi produk
baru. Daur ulang produk yang kompleks (seperti komputer dan
4.6.4
Composting
Secara alami bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di
alam dengan bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun
proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan
lambat. Untuk mempercepat proses pengomposan ini telah banyak
dikembangkan teknologi-teknologi pengomposan. Baik pengomposan
dengan teknologi sederhana, sedang, maupun teknologi tinggi. Pada
prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada
proses penguraian bahan organik yang terjadi secara alami. Proses
penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan
dapat
berjalan
dengan
lebih
cepat
dan
efisien.
Teknologi
sampah
hijauan,
sampah
memperbaiki
meningkatkan
BAB 5
Sistem Pengelolaan Limbah Padat Terpadu Kota Batu
Timbulan
Sampah
(100%)
Organik
(60%)
Pemilahan
Sampah
Anorganik
(40%)
UPS
Composting
(100%)
Bank Sampah
(40%)
MRF (100%)
UPS (60%)
TPA (100%)
TPA (10%)
Gambar 21. Bagan Alir Pengelolaan Sampah Mall, Pertokooan dan Pasar di Kota
Batu
Composting
(55%)
Timbulan
Sampah
(100%)
UPS (100%)
MRF (35%)
TPA (20%)
TPA (10%)
Gambar 22. Bagan Alir Pengelolaan Sampah Tempat Wisata di Kota Batu
Composting
(45%)
Timbulan
Sampah
(100%)
UPS (100%)
MRF (40%)
TPA (20%)
TPA (15%)
Organik
(30%)
Timbulan
Sampah
(100%)
Pemilahan
Sampah
Anorganik
(70%)
UPS
Composting
(100%)
Bank Sampah
(60%)
MRF (100%)
UPS (40%)
TPA (100%)
Setelah mendapatkan nilai jumlah sampah per harinya maka dapat dihitung
jumlah sampah yang dihasilkan per komposisinya seperti yang disajikan pada
Tabel 25 di bawah ini:
Tabel 25. Jumlah Komposisi Sampah Kota Batu
Komposisi
Limbah padat Basah/
Organik
Kertas
Plastik
Logam
Persentase
Jumlah (liter)
61.50%
256.000
6.90%
17.50%
0.20%
28.721.9
72.845.5
832.52
TPA (10%)
Komposisi
Persentase
Jumlah (liter)
Karet/Kulit
Kaca/Gelas
Kain
Kayu
Lain-lain
Jumlah
0.80%
0.70%
3.50%
0.10%
8.80%
100%
3.330.08
2.913.82
14.569.1
416.26
36.630.9
416.260
Composti
ng
(61.50%)
Limbah Padat
Organik (100%)
MRF (80%)
Plastik (71.72%)
Timbulan
Sampah
(100%)
TPA (20%)
Bank Sampah
(24.4%)
UPS
MRF (85%)
Kertas (28.27%)
Karet/Kulit
(5.67%)
TPA (15%)
Logam (1.41%)
TPA (14.1%)
Kaca/Gelas
(4.96%)
Kain (24.82)
Kayu (0.7%)
dll (62.41%)
Tahun
2020
2025
2030
2035
2040
Proyeksi
Jumlah
Timbulan
Tingkat
tingkat
Timbulan
Penduduk
Timbulan
Sampah
Pelayana
Pendudu
sampah yang
(lt/org/hari
dihasilkan
k yang
tidak
(lt/hari)
Penduduk
Belum
terangkut
Terlayani
45%
35%
25%
15%
5%
(lt/hari)
1.734.775
8.629.953
64.523.281
634.482.239
5.230.276.22
1.482.143
9.479.819
99.228.421
1.626.252.055
40.217.425.79
2,601
2,601
2,601
2,601
2,601
3.855.055
24.657.008
258.093.123
4.229.881.595
104.605.524.48
55%
65%
75%
85%
95%
0
Sumber: Analisa Penulis
2020
2025
2030
2035
2040
Timbulan sampah
yang dibutuhkan
yang ditambahkan
(lt/hari)
1.734.775
60
8.629.953
298
64.523.281
2.225
634.482.239
21.879
5.230.276.224
180.354
Sumber: Analisa Penulis
60
238
1.927
19.654
158.475
Tabel 28. Timbulan Sampah yang Terlayani per Kecamatannya di Kota Batu
Tahun
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
Timbulan
Timbulan
Timbulan
Timbulan
Sampah
Sampah di
Sampah di
Sampah di
Kota Batu
Kecamata
Kecamatan
Kecamatan
n Batu
Junrejo
Bumiaji
1290901
1639444
2131278
2834599
3855055
5358526
7609108
1.1E+07
1.6E+07
2.5E+07
3.8E+07
6E+07
9.5E+07
1.6E+08
2.6E+08
4.4E+08
7.5E+08
1.3E+09
2.3E+09
4.2E+09
7.8E+09
1.5E+10
2.8E+10
5.3E+10
1.04606E+11
697086.6
885299.9
1150890
1530684
2313033
3215116
4565465
6619924
9797487
16027056
24681666
38750215
62000344
1.01E+08
1.81E+08
3.05E+08
5.25E+08
9.19E+08
1.64E+09
3.17E+09
5.84E+09
1.09E+10
2.07E+10
516360.4184 387270.3138
655777.7312 491833.2984
852511.0504 639383.2878
1133839.697 850379.7729
1927527.485 1542021.988
2679263.205 2143410.564
3804553.75
3043643
5516602.94 4413282.352
8164572.345 6531657.876
13561354.67 11095653.82
20884486.19 17087306.89
32788643.32 26827071.81
52461829.31 42923314.89
85512781.81
69965003.3
154855873.9 129046561.6
261706426.9 218088689.1
450135054.4 375112545.3
787736344.8
656446954
1402170694 1168475579
2749423037 2326434877
5058938386 4280640173
9460214782 8004797123
1797440808 15209114535
4E+10
7
3469060760
2935359105
8.37E+10
8
7.32E+10
3
6.28E+10
Gambar 25. Grafik Rincian Pengelolaan Timbulan Sampah Terlayani di Kota Batu
60000000000
Timbulan Sampah (m3)
Junrejo
40000000000
Bumiaji
20000000000
0
2000
Tahun
2050
TPA
Komposting
Bank Sampah
Timbulan Total
2050
Tahun
TPA
50000000000
Voulme Timbulan (m3)
Komposting
40000000000
Bank Sampah
30000000000
Timbulan Total
20000000000
10000000000
0
2000
Tahun
2050
TPA
40000000000
Volume Timbulan (m3) 30000000000
Komposting
Bank Sampah
20000000000
Timbulan Total
10000000000
0
2000
2050
Tahun
http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/batu.pdf
http://batukota.go.id/berita-1183-sampah-di-tpa-tlekung-nyarisoverload.html
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KotaBatu-2010-17.pdf
Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 7 tahun 2011 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Batu
Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 7 tahun 2010 Tentang
http://www.unescap.org/sites/default/files/Session%204_3_2_Malang.pdf
Biodegradasi
Limbah
Organik
Pasar
dengan
Menggunakan
79
Universitas Indonesia