Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

TENTANG
PENERBITAN PENETEPAN
SEBAGAI RECOGNIZE SECURITY ORGANIZATION (RSO),
STATEMENT OF COMPLIANCE OF A PORT FACILITY (SoCPF) DAN
INTERNATIONAL SHIP SECURITY CERTIFICATE (ISSC)
PADA SUBDIT DIREKTORAT PATROLI DAN PENGAMANAN

DIREKTORAT KESATUAN PENJAGAAN LAUT DAN PANTAI


DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut
dan Pantai dapat menerbitkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam rangka Penerbitan
Penetepan sebagai Recognize Security Organization (RSO), Statement Of Compliance Of
A Port Facility (SoCPF) dan International Ship Security Certificate (ISSC) Pada Subdit
Direktorat Patroli Dan Pengamanan.

Hal ini dilakukan agar ada keseragaman dalam langkah tindak dan sinergi dalam
memberikan kemudahan kepada pengguna jasa untuk mendapat informasi dan prosedur
persyaratan dalam Penerbitan Penetepan sebagai Recognize Security Organization (RSO),
Statement Of Compliance Of A Port Facility (SoCPF) dan International Ship Security
Certificate (ISSC) Pada Subdit Direktorat Patroli Dan Pengamanan.

Melalui kesempatan ini, saya selaku Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai
mengharapkan dengan terbitnya Standar Operasional Prosedur (SOP) ini, pelayananan terhadap
masyarakat berjalan lancar dan baik dalam rangka menjamin keselamatan dan keamanan
pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim.

Jakarta, April 2019

DIREKTUR KESATUAN PENJAGAAN LAUT DAN PANTAI

Ir. AHMAD, M.MTr


Pembina Utama Madya (IV/d)
NIP. 19670317 199403 1 001
I. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 17 tentang Pelayaran
2. Peraturan Pemerintah Nomor. 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Penerimaan Negara Bukan
Pajak Kementerian Perhubungan;
4. Keputusan Menteri Perhubungan No. 33 Tahun 2003 tentang Pemberlakuan
Amandemen SOLAS 1974 tentang Pengamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan
(ISPS Code) di Wilayah Indonesia.
5. Keputusan Menteri Perhubungan No. 3 Tahun 2004 tentang Penunjukan Direktur
Jenderal Perhubungan sebagai Designated Authority (DA).
6. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2018 Tentang
Norma, Standar, Prosedur, Dan Kriteria Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik Sektor Perhubungan Di Bidang Laut.
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.134 Tahun 2016 tentang Manajemen
Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan.
8. Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor KL 93/1/3-04 tanggal 12
Pebruari 2004 tentang Pedoman Penetapan Organisasi yang diakui (RSO).
9. Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor KL 93/2/1-04 tanggal 14
Mei 2004 tentang Penunjukan Direktur Penjagaan dan Penyelamatan sebagai
penanggungjawab Implementasi ISPS Code

II. LATAR BELAKANG


Sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1998 tentang Pelayaran, khususnya pada
pasal 303 diperintahkan ‘setiap pengoperasian kapal dan pelabuhan wajib memenuhi
persyaratan keselamatan dan keamanan serta perlindungan maritim’ kemudian
ketentuan Internasional tersebut juga mengatur hal itu yaitu Solas Bab XI/2 tentang
ISPS Code, untuk menindaklanjuti hal terebut Indonesia sudah meratifikasi tentang
ketentuan internasional kedalam aturan nasional yaitu Keputusan Menteri
Perhubungan No. 33 Tahun 2003 tentang Pemberlakuan ISPS Code di Indonesia,
dan Keputusan Menteri Perhubungan No. 134 Tahun 2016 tentang Manajemen
Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan, kemudian dalam rangka memastikan
terjamin keamanan pelayan maka Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengatur
bagi kapal-kapal ukuran tertentu yang melakukan pelayaran internasional dan
Fasilitas pelabuhan yang disinggahi kapal asing harus memenuhi persyaratan ISPS
code, maka Fasilitas pelabuhan dan Kapal yang telah memenuhi Koda akan
diterbitkan :
1. Statemen of Compliance of a Port Facility (SoCPF) untuk Fasilitas Pelabuhan
2. International Ship Security Certificate (ISSC) untuk Kapal.
3. Dan dalam rangka pemenuhan terhadap koda tersebut manajemen pada fasilitas
pelabuhan dan kapal dapat meminta bantuan dari Recognize Security Organization
(RSO) merupakan organisasi keamanan yang penetapannya dengan
Rekomendasi dari Dirjen Perhubungan Laut.
Kemudian sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 tentang Pelayanan
perijinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik maka pelayanan yang
berbentuk perijinan dilaksanakan dengan On Line Single Submission (OSS), dan
pada bulan Juni 2018 s/d Januari 2019 dilaksanakan oleh Kemenko
Perokonomian, dalam pelaksanaan pelayanan OSS khususnya untuk Direktorat
KPLP Ditjen Perhubungan Laut masih belum terintegrasi sehingga pelayanan
yang dilaksanakan masih off line, kemudian pada bulan Januari 2019 ada surat
dari Menteri Koordinator Perekonomian bahwa pelayanan perijinan dikembalikan
ke BKPM.
Untuk itu dengan mempertimbangkan hal tersebut maka perlu dibuat panduan
dalam rangka Penerbitan Penetepan Sebagai Recognize Security Organization
(RSO), Statement Of Compliance Of A Port Facility (SoCPF) dan International
Ship Security Certificate (ISSC) Pada Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan
Pantai agar memudahkan pengguna jasa.

III. PROSEDUR DAN TATA CARA PENERBITAN PENETEPAN SEBAGAI RECOGNIZE


SECURITY ORGANIZATION (RSO), STATEMENT OF COMPLIANCE OF A PORT
FACILITY (SOCPF) DAN INTERNATIONAL SHIP SECURITY CERTIFICATE (ISSC)
PADA SUB DIREKTORAT PATROLI DAN PENGAMANAN, DIREKTORAT KESATUAN
PENJAGAAN LAUT DAN PANTAI.

Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika masuk dalam layanan untuk jenis perizinan
sektor perhubungan di bidang laut, yang harus terdaftar di sistem OSS.
Jenis OSS sektor perhubungan di bidang laut terdiri atas :
a. Izin Usaha:
 Izin pelabuhan umum
 Izin usaha angkutan laut
 Izin usaha angkutan laut pelayaran rakyat
 Izin usaha jasa terkait dengan angkutan di perairan
b. Izin Komersial/ Operasional:
 Izin komersial bidang kepelabuhanan
 Izin komersial bidang angkutan laut
 Izin komersial bidang kesatuan penjagaan laut dan pantai
 Izin komersial bidang perkapalan
 Izin komersial bidang kenavigasian
1. Penetapan Sebagai Recognize Security Organization (RSO).

Pemohon yang akan mengajukan permohonan, maka Calon RSO tersebut harus
mendaftar di sistem OSS, Kode KBLI untuk Penetapan Sebagai Recognize Securuty
Organization (RSO) adalah 70202, dan setelah memperoleh NIB dan Surat Izin
Komersial, pelaku usaha perlu memperhatikan tahapan/alur hingga Penetapan Sebagai
Recognize Security Organization (RSO)

Persyaratan lain:
1). Administrasi:
a)). Surat Permohonan
b)). Badan usaha yang berbadan hukum Indonesia berbentuk Perseroan
Terbatas (PT)
c)). Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
d)). Surat Pengangkatan dari Perusahaan Sebagai Tenaga Ahli
e)). Sertifikat Para Tenaga Ahli RSO untu masing-masing :
- Ahli bidang Keamanan
- Ahli bidang Perkapalan
- Ahli bidang Kepelabuhaan
- Ahli bidang manajemen resiko
- Ahli bidang intelejen.
f)). Tenaga ahli hanya dapat didaftarkan dalam satu RSO.
g)). Surat Penetapan Sebagai RSO yang habis masa berlakunya (hanya untuk
RSO yang akan memperbaharui/memperpanjangan izin)
2). Teknis:
Melaksanakan presentasi Company Profile
3). Jika semua persyaratan sudah dipenuhi maka dilaksanakan pembayaran PNBP sesuai
tarif PP.No.11 Tahun 2016.

2. Penerbitan Statement Of Compliance Of A Port Facility (SoCPF)

Pemohon yang akan mengajukan permohonan, maka pengguna jasa tersebut harus
mendaftar di sistem OSS, Kode KBLI untuk penerbitan Statement Of Compliance Of A
Port Facility (SoCPF) adalah 52221, dan setelah memperoleh NIB dan Surat Izin
Komersial, pelaku usaha perlu memperhatikan tahapan/alur hingga terbitnya Statement
Of Compliance Of A Port Facility (SoCPF) sementara masa berlaku 5 (lima) bulan.
Persyaratan Lain:
1). Administrasi:
a). Surat permohonan
b). 1 bundel PFSA dan 1 bundel PFSP yang telah diapproved oleh PFSO dan Ka.
UPT DJPL dimana fasilitas pelabuhan tersebut berada
c). Surat Ijin Operasional (Surat Izin Terminal umum/Khusus/Kepentingan Sendiri).
d). SK Penunjukan Sebagai Port Facility Security Officer/PFSO
e). Sertifikat Port Facility Security Officer/PFSO
2). Teknis:
Melaksanakan presentasi hasil PFSA
3), Jika semua persyaratan sudah dipenuhi maka dilaksanakan pembayaran PNBP
sesuai tarif PP.No.11 Tahun 2016.
Pemohon yang akan mengajukan permohonan, maka pengguna jasa tersebut harus
mendaftar di sistem OSS, Kode KBLI untuk penerbitan Statement Of Compliance Of A
Port Facility (SoCPF) adalah 52221, dan setelah memperoleh NIB dan Surat Izin
Komersial, pelaku usaha perlu memperhatikan tahapan/alur hingga terbitnya Statement
Of Compliance Of A Port Facility (SoCPF) Permanen masa berlaku 5 (lima)
tahun.

Anda mungkin juga menyukai