Anda di halaman 1dari 60

1

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT


NOMOR : 800 / 0753.A /DINKES

TENTANG
TATA NASKAH DINAS
DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan


tugas pokok Dinas Kesehatan di bidang administrasi
Pemerintahan perlu penyeragaman pengelolaan tata naskah
dinas di lingkungan Dinas Kesehatan;
b. bahwa penyeragaman tata naskah di lingkungan Dinas
Kesehatan disusun sebagai bagian dari upaya peningkatan
mutu pelayanan;
c. bahwa pendoman penyusunan tata naskah mengacu pada
peraturan yang berlaku;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan pada butir a,b dan c di
atas, perlu menetapkan keputusan Kepala Dinas Kesehatan
tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kesehatan Kabupaten
Garut;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran
Negara 4846);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009
tentang kearsipan (lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 58, tambahan lembaran Negara
2

Republik Indonesia Nomor 5286);


3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
80 Tahun 2012 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas
Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2016
Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
5. Peraturan kepala Arsip nasional nomor 2 tahun 2014
tentang Pedoman tata naskah Dinas (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 nomor 482);
6. Peraturan Bupati Garut Nomor 23 Tahun 2016 Tentang
Tata Naskah Dinas di Lingkup Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Desa Kabupaten Garut.
7. Surat Keputusan .........
8. Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi..........
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN
GARUT TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT.
KESATU : Bentuk dan susunan naskah surat dinas di lingkungan Dinas
Kesehatan Kabupaten Garut terdiri atas:
a. Kebijakan / Surat Keputusan;
b. Standar Operasional Prosedur/SOP;
c. Pedoman/Panduan;
d. Kerangka Acuan;
e. Daftar Tilik;
f. Surat Edaran;
g. Surat Biasa;
h. Surat Keterangan;
i. Surat Perintah;
j. Surat Izin;
k. Surat Perintah Tugas;
l. Surat Kuasa;
m. Surat Undangan;
n. Surat Keterangan Melaksanakan Tugas;
o. Surat Panggilan;
p. Nota Dinas;
q. Rekomendasi;
r. Surat Pengantar;
s. Notulen;
t. Daftar Hadir;
u. Surat Perjanjian;
v. Laporan Hasil Kegiatan;
w. Manual Mutu;
x. Dokumen Perencanaan Lima Tahun (Rencana Strategis);
3

y. Rencana Usulan Kegiatan (RUK);


z. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK);
aa. Dokumen lain sesuai kebutuhan.
KEDUA : Format dan bentuk produk naskah dinas sebagaimana
dimaksud pada diktum KESATU tercantum dalam lampiran
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini;
KETIGA : Keputusan ini belaku sejak tanggal ditetapkan, apabila di
kemudian hari ditemukan kekeliruan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT


NOMOR : / /SEKRETARIAT
TANGGAL : 12 APRIL 2018
TENTANG : TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT

I. KETENTUAN UMUM
1. Penggunaan kertas;
Ditetapkan di Garut
a. Kertas yang digunakan untuk naskah dinas adalah HVS 70 -
Pada tanggal 1Pebruari 2018
80 gram;
b. Ukuran kertas yang digunakan untuk surat menyurat adalah
Folio/F4 (215 mm x 330
KEPALA mm);
DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT,
c. Ukuran kertas untuk makalah/paper/laporan adalah A4

TENNI SEWARA RIFAI


4

(210 mm x 297 mm);


d. Ukuran kertas yang digunakan untuk pidato adalah A5 (165
mm x 125 mm)
e. Margins kertas selain naskah pidato;
1) Top : 20 mm
2) Bottom : 25 mm
3) Left : 30 mm
4) Right : 20 mm
f. Margins kertas untuk naskah pidato menyesuikan ukuran
kertas dan ukuran huruf.
2. Pengetikan sarana administrasi dan komunikasi perkantoran;
a. Pengetikan naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk
hukum yaitu Surat Keputusan/SK, menggunakan jenis huruf
Bookman old style / Times New Roman/ Arial dengan ukuran
12 dan spasi 1 atau 1,5 sesuai kebutuhan;
b. Pengetikan naskah dinas sarana adminsitrasi dan
komunikasi perkantoran menggunakan jenis huruf arial
ukuran 12 atau disesuaikan kebutuhan dan spasi 1 atau 1,5
sesuai kebutuhan.

3. Penetapan warna dan kualitas kertas;


a. Warna kertas naskah dinas adalah warna putih;
4. Kualitas kerta untuk naskah dinas asli adalah HVS 70 - 80
gram, sedangkan untuk naskah dinas yang digandakan adalah
HVS
5. Kop surat;
a. Kop naskah dinas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
menggunakan lambang daerah hitam putih ditempatkan
pada bagian atas kiri kertas, memuat sebutan Pemerintah
Kabupaten Garut, nama Satuan Kerja Perangkat Daerah,
alamat, nomor telepon, nomor faksimile, website, email dan
kode pos;
b. Kop naskah dinas Unit Pelaksana Teknis (UPT) menggunakan
lambang daerah hitam putih ditempatkan pada bagian atas
kiri kertas, memuat sebutan Pemerintah Kabupaten Garut,
nama UPT, alamat, nomor telepon, nomor faksimile, website,
email dan kode pos;
5

c. Jenis huruf pada kop dinas untuk naskah dinas dalam


bentuk dan susunan produk hukum yaitu Surat
Keputusan/SK, menggunakan jenis huruf bookman old style
dengan ukuran 12 dan spasi 1 atau 1,5 sesuai kebutuhan.
Ukuran huruf pada nama institusi adalah 12 dan ditebalkan;
d. Jenis huruf pada kop dinas sarana adminsitrasi dan
komunikasi perkantoran menggunakan jenis huruf arial
ukuran 12 atau disesuaikan kebutuhan dan spasi 1 atau 1,5
sesuai kebutuhan. Ukuran huruf pada nama institusi adalah
14 dan ditebalkan.
6. Penulisan Nama;
a. Penulisan nama pejabat untuk naskah dinas dalam bentuk
dan susunan produk hukum tidak menggunakan gelar,
pangkat dan Nomor Induk Pegawai (NIP).
b. Penulisan nama pejabat untuk naskah dinas sarana
adminsitrasi dan komunikasi perkantoran menggunakan
gelar, pangkat dan Nomor Induk Pegawai (NIP).

7. Penandatanganan naskah dinas;


a. Penandatanganan naskah dinas dalam bentuk dan susunan
produk hukum dan naskah dinas dinas sarana adminsitrasi
dan komunikasi perkantoran dilakukan oleh kepala SKPD;
b. Penandatanganan naskah dinas dalam bentuk dan susunan
produk hukum dan naskah dinas sarana adminsitrasi dan
komunikasi perkantoran dilakukan oleh sekretaris SKPD
dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang
berlaku;
c. Penandatanganan naskah dinas dalam bentuk dan susunan
produk hukum dan naskah dinas sarana adminsitrasi dan
komunikasi perkantoran dilakukan oleh kepala UPT.
8. Penggunaan tinta naskah dinas.
a. Tinta yang digunakan untuk naskah dinas berwarna hitam;
b. Tinta yang digunakan untuk penandatanganan dan paraf
naskah dinas berwarna biru tua;
c. Tinta yang digunakan untuk keperluan keamanan naskah
dinas berwarna merah.
9. Penomoran naskah dinas.
a. Penomoran naskah dinas surat yang ditandatangani oleh
6

kepala SKPD dilakukan oleh sekretaris pada SKPD masing-


masing mengunakan kode klasifikasi dokumen,nomor urut
dokumen dan nama SKPD terkait sesuai dengan substansi
naskah dinas surat;
b. Penomoran naskah dinas surat yang ditandatangani oleh
kepala UPT dilakukan kepala UPT masing-masing
menggunakan nomor , kode klasifikasi dokunen dan nama
UPT terkait sesuai dengan substansi naskah dinas surat;
c. Pengaturan nomor naskah dinas adalah sebagai berikut:
1) Nomor urut terbitnya naskah dinas ditulis dalam 3 (tiga)
angka;
2) Kode klasifikasi dibuat berdasarkan kode buku arsiparis
yang berlaku;
3) Nama SKPD/unit/UPT dicantumkan sesuai dengan
substansi naskah dinas surat;
10. Stempel.
Ukuran stempel SKPD dan UPT di lingkungan Dinas Kesehatan
adalah sebagai berikut:
a. Ukuran garis tengah lingkaran luar stempel jabatan dan
stempel perangkat daerah adalah 4 cm;
b. Ukuran garis tengah lingkaran tengah stempel jabatan dan
stempel perangkat daerah adalah 3,8 cm;
c. Ukuran garis tengah lingkaran dalam stempel jabatan dan
perangkat daerah adalah 2,7 cm;
d. Jarak antara 2 (dua) garis yang terdapat dalam lingkaran
dalam maksimal 1 cm.
e. Stempel untuk SKPD berisi nama Pemerintah Kabupaten
Garut, nama SKPD yang bersangkutan;
f. Stempel untuk UPT berisi nama Pemerintah Kabupaten
Garut, nama SKPD dan nama UPT yang bersangkutan.

II. BENTUK DAN FORMAT NASKAH DINAS


1. Kebijakan / Surat Keputusan;
a. Pengertian
Surat keputusan adalah naskah dinas dalam bentuk dan
susunan produk hukum yang bersifat penetapan konkrit,
individual dan final.
b. Ciri-ciri
7

Materi bersifat penetapan, dituangkan dalam diktum KESATU,


KEDUA dan seterusnya, penandatanganannya dapat
didelegasikan kepada perangkat dalam struktur organisasi.
c. Susunan Surat Keputusan terdiri atas:
a) Pembukaan
1) Ditulis seluruhnya dengan huruf kapital
2) Ditulis simetris, diletakkan di tengah margins
3) Kebijakan : diawali dengan kata keputusan, tanpa
diawali kata surat
4) Nomor dokumen dibuat mengikuti ketentuan
sebagaimana tercantum dalam ketentuan I point 8 di
atas.
5) Jabatan : jabatan pembuat keputusan ditulis simetris,
diletakkan di tengah margins dan diakhiri dengan tanda
koma ( , )
b) Konsideran
1) Menimbang
i. Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran
yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan
keputusan,
ii. Huruf awal kata “Menimbang” ditulis dengan huruf
kapital diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : ) dan
diletakkan di bagian kiri,
iii. Konsideran menimbang diawali dengan penomoran
menggunakan huruf kecil dan dimulai dengan kata
“bahwa” dengan “b” huruf kecil
2) Mengingat
i. Memuat dasar kewenangan dan peraturan
perundangan yang memerintahkan pembuat
peraturan/surat keputusan tersebut
ii. Kata “Mengingat” ditulis sejajar dengan kata
“Menimbang”
iii. Perundangan ditulis tanpa menggunakan garis
8

miring ( / )
iv. Perundangan di urutkan sesuai hirarki tata
perundangan dengan tahun awal disebut lebih
dahulu.
3) Hirarki perundangan
i. Undang-Undang
ii. Peraturan Pengganti Undang-Undang;
iii. Peraturan Pemerintah;
iv. Peraturan Presiden;
v. Keputusan Presiden;
vi. Peraturan Menteri Kesehatan;
vii. Keputusan Menteri kesehatan;
viii. Peraturan Daerah;
ix. Peraturan Gubernur;
x. Peraturan Bupati.

4) Diktum
i. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah
seluruhnya dengan huruf kapital
ii. Diktum “Menetapkan” huruf awal ditulis dengan
huruf kapital, ditulis sejajar dengan kata
“Menimbang” dan “Mengingat”
iii. Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan,
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital dan diakhiri

tanda baca titik ( .)


5) Batang Tubuh
i. Batang tubuh memuat semua substansi
peraturan/surat keputusan yang dirumuskan dalam
diktum-diktum misalnya :
KESATU :
KEDUA :
KETIGA :
ii. Dicantumkan saat berlakunya surat keputusan,
9

perubahan, pembatalan, pencabutan ketentuan, dan


peraturan lainya.
iii. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran
surat keputusan dan pada halaman terakhir
ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan surat
keputusan.
5) Kaki
Kaki peraturan/surat keputusan merupakan bagian
akhir substansi yang memuat penanda tangan
penerapan peraturan/surat keputusan, pengundangan
peraturan /keputusan yang terdiri dari :

i. Tempat dan tanggal penetapan


ii. Nama jabatan diakhiri dengan tanda koma
iii. Tanda tangan pejabat
iv. Nama lengkap pejabat yang menandatangani
v. Ditandatangani oleh kepala/koordinator FKTP
tanpa gelar dan NIP
vi. Jika surat keputusan lebih dari satu halaman,
halaman kedua, ketiga dan seterusnya ditulis
tanpa menggunakan kop surat, dan
penandatanganan kepala FKTP diletakkan di
halaman terakhir.
vii. Lampiran Peraturan/Surat Keputusan

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT


NOMOR :
TANGGAL : 1 PEBRUARI 2018
TENTANG : TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DINAS
KESEHATAN KABUPATEN GARUT

viii. Bentuk dan format penulisan Surat keputusan di


Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas adalah
10

sebagai berikut:
11

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS GARUT


NOMOR: ………/…………/………..
TENTANG
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

KEPALA UPT PUSKESMAS GARUT,

Menimbang : a. bahwa…………………………………………….…….;
b. bahwa…………………………………………………..;
c. bahwa…………………………………………………..;
d. dst……………………………………………………….;

Mengingat : 1. Undang-Undang……………………………………..;
2. Peraturan Pemerintah………………………………;
3. Dst……………………………………………………….
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS GARUT


TENTANG…………….

KESATU : ……………………………………………………………….;
KEDUA : ……………………………………………………………….;
KETIGA : ……………………………………………………………….;
KEEMPAT : ……………………………………………………………….

Ditetapkan di ………………………
Pada tanggal ……………………….

KEPALA UPT PUSKESMAS GARUT,

NAMA
12

2. Standar Operasional Prosedur/SOP;


a. Pengertian
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian
instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan
harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.
b. Format penulisan
Kop heading.
Kop heading hanya untuk halaman pertama, untuk halaman
selanjutnya tanpa menggunakan kop heading. Untuk dinas
kesehatan kop heading menampilkan logo Pemerintah daerah,
untuk kop heading Puskesmas menggunakan logo Pemda dan
logo/simbol Puskesmas. Contoh penulisan kop heading
Puskesmas adalah sebagai berikut:

PERTEMUAN TINJAUAN MANAJEMEN


No Dokumen
No Revisi 1
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1/2
Nama Kepala
Nama
Puskesmas
Puskesmas
Tanda tangan Kepala Puskesmas NIP

c. Komponen SOP
1) Pengertian
Berisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau
definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau
menyebabkan salah pengertian/menimbulkan multi persepsi.
2) Tujuan
Berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik, dengan
diawali dengan kalimat aktif dengan komposisi kalimat
antara lain:
a) Menetapkan acuan/pedoman/langkah-langkah dan
seterusnya.
b) Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dan
seterusnya
13

3) Kebijakan
Berisi kebijakan (SK) pimpinan / kepala FKTP yang memuat
dasar dibuatnya SOP tersebut.
4) Referensi
Berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP,
bisa berbentuk buku, peraturan perundang-undangan,
ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka.
5) Prosedur/langkah-langkah
Merupakan bagian utama yang menguraikan langkah-
langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
6) Diagram Alir/bagan alir (Flow Chart)
a) Diagram alir/bagan alir digunakan untuk memudahkan
dalam pemahaman langkah-langkah dalam SOP.
b) Diagram alir dalam SOP wajib digunakan untuk
kegiatan yang sudah dibakukan dalam pedoman antara
lain penyelenggaraan program dan penyelenggaraan
pelayanan/tindakan klinis. sedangkan untuk tindakan
yang berkaitan dengan fungsi manajemen tidak wajib
dibuat.
c) Diagram alir disusun dalam SOP berdasarkan urutan
langkah-langkah proses kegiatan dan tidak boleh
diacak.
d) Diagram alir mikro, menunjukkan rincian kegiatan-
kegiatan dari tiap tahapan diagram makro, bentuk
simbol sebagai berikut:
14

Langkah kegiatan Bentuk simbol

Awal kegiatan

Akhir Kegiatan

Simbol Keputusan

Penghubung

Dokumen

Arsip

e) Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan


secara garis besar dari proses yang ingin kita
tingkatkan, hanya ada satu simbol balok.

7) Unit Terkait
Berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam
proses kerja tersebut.
8) Rekaman Historis Perubahan
Berisi catatan perubahan atau revisi yang terjadi pada SOP.
9) Evaluasi Isi SOP
Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal dua
tahun sekali yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja.
Hasil evaluasi SOP menghasilkan rekomendasi antara lain :
a) SOP masih tetap bisa dipergunakan
b) SOP tersebut perlu diperbaiki/direvisi
c) Perbaikan/revisi isi SOP bisa dilakukan sebagian atau
seluruhnya
10) Perbaikan/revisi perlu dilakukan apabila :
a) Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada
15

b) Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


(iptek) pelayanan kesehatan
c) Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru
d) Adanya perubahan fasilitas
e) Peraturan kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian kepala FKTP.
11) Evaluasi Penerapan SOP
a) Evaluasi penerapan/kepatuhan terhadap SOP dapat
dilakukan dengan menilai tingkat kepatuhan terhadap
langkah-langkah dalam SOP. Untuk evaluasi ini dapat
dilakukan dengan menggunakan daftar tilik/check list.
b) Daftar tilik tidak wajib ada di setiap SOP
c) Daftar tilik digunakan untuk SOP yang berpotensi terjadi
penyimpangan/tidak patuh dalam pelaksanaannya.
d) Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang
kompleks
12) Format Standar Operasional Prosedur.
Format SOP di UPT adalah sebagai berikut:

PERTEMUAN TINJAUAN MANAJEMEN


No Dokumen
No Revisi 1
SOP
Tanggal Terbit
Halaman 1/2
Nama Kepala
Nama
Puskesmas
Puskesmas
Tanda tangan Kepala Puskesmas NIP

1. Pengertian Pertemuan tinjauan manajemen adalah ………………………………….


2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
3. Kebijakan Keputusan kepala Puskesmas Nomor…........tentang……………………
a. …………………………………………………………………………….
4. Referensi
b. Dst………………………………………………………………………..
5. Prosedur a. Persiapan alat dan bahan
b. Petugas Yang melaksanakan
c. Langkah-langkah
1. ……………………………………………………………………………….
2. ……………………………………………………………………………….
16

3. ……………………………………………………………………………….
4. ……………………………………………………………………………….
5. ………………………………………………………………………………..
6. Dst.
6. Diagram Alir
7. Unit Terkait

8. Rekaman Historis Perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
1

7. Pedoman;
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi
arah langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan
dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan. Panduan
adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diar�
kan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya
mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/ panduan dapat diterapkan
dengan baik dan benar melalui penerapan SOP. Mengingat sangat
bervariasinya bentuk dan isi pedoman/ panduan maka FKTP
menyusun/membuat sistema� ka buku pedoman/ panduan sesuai
kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikkan untuk dokumen
pedoman atau panduan yaitu:
a. Setap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan
peraturan atau keputusan Kepala FKTP untuk pemberlakuan
pedoman/ panduan tersebut.
b. Peraturan Kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian Kepala FKTP.
c. Setiap pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasi
minimal setap 2-3 tahun sekali.
d. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan
Pedoman/Panduan untuk suatu kegiatan/ pelayanan tertentu,
maka FKTP dalam membuat pedoman/ panduan wajib
17

mengacu pada pedoman/ panduan yang diterbitkan oleh


Kementerian Kesehatan.
e. Format baku sistematka pedoman panduan yang lazim
digunakan sebagai berikut:
1) Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
2) Kata pengantar
3) BAB I Pendahuluan
4) BAB II Gambaran Umum FKTP
5) BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan FKTP
6) BAB IV Struktur Organisasi FKTP
7) BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
8) BAB VI Uraian Jabatan
9) BAB VII Tata Hubungan Kerja
10) BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
11) BAB IX Kegiatan Orientasi
12) BAB X Pertemuan/ Rapat
13) BAB XI Pelaporan
a) Pelaporan Harian
b) Pelaporan Bulanan
c) Pelaporan Tahunan
f. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
1) Kata pengantar
2) BAB I PENDAHULUAN
a) Latar Belakang
b) Tujuan Pedoman
c) Sasaran Pedoman
d) Ruang Lingkup Pedoman
e) Batasan Operasional
3) BAB II STANDAR KETENAGAAN
a) Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
b) Distribusi Ketenagaan
c) Jadwal Kegiatan
4) BAB III STANDAR FASILITAS
a) Denah Ruang
b) Standar Fasilitas
5) BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
a) Lingkup Kegiatan
b) Metode
c) Langkah Kegiatan
6) BAB V LOGISTIK
7) BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
8) BAB VII KESELAMATAN KERJA
9) BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
10) BAB IX PENUTUP.
18

g. Format Panduan Pelayanan


1) BAB I DEFINISI
2) BAB II RUANG LINGKUP
3) BAB III TATA LAKSANA
4) BAB IV DOKUMENTASI

h. Sistematika pedoman/panduan pelayanan Puskesmas dapat


dibuat sesuai dengan materi/isi pedoman/panduan. Pedoman/
panduan yang harus dibuat adalah pedoman/panduan minimal
yang harus ada di FKTP yang dipersyaratkan sebagai regulasi
yang diminta dalam elemen penilaian. Bagi FKTP yang telah
menggunakan e-file tetap harus mempunyai hardcopy
pedoman/panduan yang dikelola oleh tm akreditasi FKTP atau
bagian Tata Usaha FKTP.
8. Kerangka Acuan;
Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang akan
dilakukan oleh FKTP. Program/kegiatan yang dibuat kerangka acuan
adalah sesuai dengan standar akreditasi. Dalam menyusun kegiatan
harus jelas tujuan dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
dalam mencapai tujuan umum dan tujuan khusus yang merupakan
tujuan dari tiap-tiap kegiatan yang akan dilakukan. Dalam
kerangka acuan harus dijelaskan bagaimana cara melaksanakan
kegiatan agar tujuan tercapai dengan penjadwalan yang jelas dan
evaluasi serta pelaporan.
Penulisan diawali dengan KOP dinas / FKTP, judul dan nomor
kerangka acuan. Sistematika/format penulisan kerangka acuan
sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. Latar Belakang
c. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
d. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
e. Cara Melaksanakan Kegiatan
f. Sasaran
g. Jadual Pelaksanaan Kegiatan
19

h. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


i. Indikator Keberhasilan
j. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Catatan :
Jika kerangka acuan lebih dari satu halaman, maka halaman
kedua tanpa kop Dinas/FKTP.
9. Daftar Tilik;
Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang
dikerjakan secara konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu
rangkaian kegiatan, untuk diingat, dikerjakan, dan diberi tanda
(check-mark). Daftar tilik digunakan untuk mengecek kepatuhan
terhadap SOP .
a. Komponen Daftar Tilik.
1) Kop Daftar Tilik
Kotak heading hanya dibuat pada halaman pertama, berisi
judul, nomor dokumen, nomor revisi, tanggal terbit dan
halaman
2) Identitas sasaran
Identitas sasaran adalah nama petugas yang melaksanakan
dan menerapkan SOP, terdiri dari nama petugas, jabatan
dan tanggal kegiatan pemantauan/evaluasi.
3) Penelusuran dilakukan dengan melakukan observasi
petugas sesuai dengan pertanyaan yang telah disusun dan
menuangkan hasil pengamatan dalam kolom ya atau tidak.
4) Cara menghitung Compliance Rate/CR.
Compliance Rate/CR adalah ukuran tingkat kepatuhan
petugas dalam melakukan kegiatan sesuai dengan SOP yang
sudah dibuat. Cara menghitung CR adalah sebagai berikut:

COMPLIANCE RATE Jumlah jawaban Ya X 100


= Jumlah jawaban Ya + Tidak %

Standar Mutu kepatuhan petugas:


a) Patuh apabila nilai CR > 80%
b) Kurang patuh apabila nilai CR 20%-79 %
c) Tidak patuh apabila nilai CR < 20%.
5) Pengisian Rencana Tindak Lanjut (RTL).
20

Pengisian RTL dilakukan oleh pemantau/petugas evaluasi


dalam bentuk rencana kegiatan.
6) Penandatangan
Yang melakukan penandatangan adalah petugas yang
melakukan pemantauan dan petugas yang dipantau
7). Format penulisan adalah sebagai berikut:

PERTEMUAN TINJAUAN MANAJEMEN


No Dokumen
DAFTAR No Revisi
TILIK Tanggal Terbit
Halaman 1/2

Nama petugas :
Jabatan :
Tanggal pelaksanaan :
Tidak
No Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
1 Apakah wakil manajemen mutu bersama kepala
Puskesmas mempersiapkan pertemuan tinjauan
manajemen?...
2 Apakah wakil manajemen mutu mengundang peserta
pertemuan?..
3 Apakah kepala Puskesmas memberikan sambutan dan
arahan pada pertemuan tinjauan manajemen?..
4 Apakah wakil manajemen mutu memimpin pertemuan
tinjauan manajemen?
5 Apakah wakil manajemen mutu memberikan
kesimpulan pertemuan tinjauan manajemen?

Rencana Tindak Lanjut:


……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………
21

Petugas pelaksana Penilai/observer


program/kegiatan

NAMA JELAS NAMA JELAS


NIP NIP

10. Surat Edaran;


a. Pengertian
Surat edaran adalah naskah dinas yang berisi pemberitahuan,
penjelasan dan/atau petunjuk cara melaksanakan hal tertentu
yang dianggap penting dan mendesak.
b. Susunan
Susunan Surat Edaran terdiri dari :
1) Kepala Surat Edaran;
2) Isi Surat Edaran;
3) Bagian Akhir Surat Edaran.
Ad. 1) Kepala Surat Edaran terdiri atas :
1) Nama tempat ditetapkan;
2) Tanggal, Bulan dan Tahun;
3) Pejabat / alamat yang dituju;
4) Kata “ Surat Edaran “ ditempatkan ditengah lembar isi
naskah dinas.
Ad. 2) Isi Surat Edaran dituangkan / dirumuskan dalam bentuk
uraian:
Ad. 3).Bagian Akhir Surat Edaran terdiri atas :
1) Nama jabatan;
2) Tanda Tangan Pejabat;
3) Nama, Pangkat, dan NIP bagi PNS;
4) Stempel Jabatan/Instansi.
c. Penandatanganan
22

Surat Edaran yang ditandatangani oleh Kepala Dinas / Kepala


Puskesmas .
d. Bentuk / model naskah dinas Surat Edaran, sebagaimana tertera
pada halaman berikut.

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun

Kepada

Yth. ..............................................
..............................................

di -
................................

SURAT EDARAN

NOMOR ........................................................................

TENTANG

..................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
.................................................................................
..................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
.................................................................................

Dikeluarkan di : Garut
23

Pada Tanggal :....................

Kepala,

NAMA GELAR
Pangkat
NIP
24

11. Surat biasa;


a. Pengertian
Surat biasa adalah naskah dinas yang berisi pemberitahuan,
pertanyaan, permintaan jawaban atau saran dan sebagainya.
b. Susunan
1) Susunan Surat Biasa terdiri atas :
a) Nama tempat ditetapkan;
b) Tanggal, bulan, tahun;
c) Pejabat alamat yang dituju;
d) Nomor Surat;
e) Sifat surat;
f) Hal Surat.
2) Isi surat biasa dirumuskan dalam bentuk uraian
3) Bagian akhir surat biasa terdiri atas:
a) Nama jabatan;
b) Tanda tangan pejabat;
c) Nama pejabat, pangkat dan NIP bagi PNS;
d) Stempel jabatan/instansi;
e) Tembusan.
c. Penandatanganan.
Surat Keterangan yang ditandatangani oleh Daerah atas
wewenang jabatannya
d. Bentuk / model naskah dinas Surat Keterangan, sebagaimana
tertera pada halaman berikut.
25
26

Nomor : ………………………… Tempat, tanggal, bulan dan tahun


Sifat : Kepada
Lampiran Yth. ………………………………………
Perihal …………………………………………….
di-
………………………………

…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………….
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………….
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………

KEPALA,

NAMA DAN GELAR


Pangkat
NIP

Tembusan:
1. Yth…………………………
2. Yth. ……………………….
12. Surat keterangan;
a. Pengertian
Surat keterangan adalah naskah dinas yang berisi pernyataan
tertulis dari pejabat sebagai tanda bukti untuk menerangkan
27

atau menjelaskan kebenaran sesuatu hal.


b. Susunan
Surat Keterangan terdiri atas :
1) Kepala Surat Keterangan;
2) Isi Surat Keterangan;
3) Bagian Akhir Surat Keterangan.
Ad. 1) Kepala Surat Keterangan terdiri atas :
1) Kata “ Surat Keterangan “ ditempatkan di bagian tengah
lembar naskah;
2) Nomor dan Tahun atau dapat menggunakan Nomor panjang
menurut kebutuhan.
Ad. 2) Isi Surat Keterangan terdiri atas :
1) Nama dan Jabatan yang menerangkan;
2) NIP, Pangkat / Golongan, Jabatan;
3) Maksud Keterangan.
Ad. 3) Bagian Akhir Surat Keterangan terdiri atas :
1) Nama tempat;
2) Tanggal, Bulan dan Tahun;
3) Tanda tangan Pejabat;
4) Nama Jabatan;
5) Nama Jelas Pejabat;
6) Pangkat dan NIP;
7) Stempel Jabatan / Instansi.
c. Penandatanganan.
Surat Keterangan yang ditandatangani oleh Daerah atas
wewenang jabatannya dibuat diatas kertas ukuran folio, dengan
menggunakan kop naskah dinas /FKTP yang bersangkutan
dengan lambang daerah warna hitam ditempatkan dibagian kiri
atas.
d. Bentuk / model naskah dinas Surat Keterangan, sebagaimana
tertera pada halaman berikut:
28

SURAT KETERANGAN
NOMOR …………………………………………..

Yang bertanda tangan di bawah ini :

a. Nama : ……..…………………………………………………………………
b. Jabatan : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon/Kepala UPT
Puskesmas
Dengan ini menerangkan bahwa:
a. Nama/NIP : …………………………….NIP ……………………………………
b. Pangkat/Golongan : ………………………………………………………………………
c. Jabatan : ………………………………………………………………………
d. Maksud : ………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk digunakan seperlunya.

KEPALA ,

NAMA GELAR
NIP
Tembusan : NNNN
1. Yth…………………………………………
2. Yth………………………………………...
13. Surat Perintah;
1. Pengertian
Surat perintah adalah naskah dinas dari atasan yang ditujukan
kepada bawahan yang berisi perintah untuk melaksanakan
pekerjaan tertentu.
2. Susunan
Susunan surat perintah terdiri atas:
1) Kepala Surat Perintah terdiri atas:
a) Tulisan “Surat Perintah”;
b) Nomor.
2) Isi Surat Perintah terdiri atas:
a) Nama pejabat dan jabatan yang memberikan perintah;
b) Nama pejabat yang di berikan perintah, jenis perintah
khusus yang harus dilaksanakan dan waktu yang harus
dilaksanakandan waktu pelaksanaan.
29

3) Bagian akhir Surat Perintah terdiri atas:


a) Nama tempat;
b) Tanggal, bulan dan tahun;
c) Nama jabatan;
d) Tanda tangan pejabat;
e) Nama jelas pejabat berikut pangkat dan NIP bagi PNS;
f) Stempel jabatan/instansi.
3. Penandatanganan
Surat perintah ditandatangani oleh kepala dinas kesehatan atau
kepala Puskesmas sesuai dengan kewenangannya.
4. Bentuk/model naskah dinas Surat Perintah adalah sebagai
berikut:

SURAT PERINTAH

NOMOR ........................................

Dasar : ...................................................................................
...................................................................................

MEMERINTAHKAN :

Kepada : …………………………………………………………………………..
Jabatan : Kepala Dinas Kesehatan / Kepala Puskesmas

MEMERINTAHKAN

Kepada :
Nama : ………………………………………………………………………..
Jabatan : ……………………………………………………………………..…

Untuk …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………....

Ditetapkan di .........................
30

pada tanggal ..........................

Kepala,

NAMA DAN GELAR


Pangkat
NIP

14. Surat Izin;


a. Pengertian
Surat izin adalah naskah dinas yang berisi persetujuan terhadap
suatu permohonan yang dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang.
b. Komponen surat izin terdiri dari :
1) Kepala Surat Izin;
2) Isi Surat Izin;
3) Bagian Akhir Surat Izin.
Ad. 1). Kepala Surat Izin terdiri atas :
1) Tulisan “ Surat Izin “; yang ditempatkan di tengah lembar
atas naskah dinas;
2) Nomor;
3) Tulisan “ Tentang “.
Ad. 2). Isi Surat Izin terdiri atas :
1) Dasar;
2) Nama ;
3) Jabatan;
4) Alamat;
5) Keperluan Izin.
Ad. 3). Bagian Akhir Surat Izin terdiri atas :
1) Nama tempat dikeluarkan;
2) Tanggal, Bulan dan Tahun;
3) Nama jabatan;
4) Tanda Tangan;
5) Nama Pejabat berikut Pangkat dan NIP ;
6) Stempel Jabatan/Instansi.
31

c. Penandatanganan
Surat izin yang ditandatangani oleh Pimpinan atas wewenang
jabatannya dibuat diatas kertas ukuran folio, dengan
menggunakan kop naskah dinas/FKTP yang bersangkutan
dengan lambang daerah warna hitam ditempatkan dibagian kiri
atas.
d. Bentuk/model naskah dinas Surat Izin, sebagaimana tertera
pada halaman berikut.

SURAT IZIN
NOMOR …………………………………………..

TENTANG
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…….

Dasar : a. …………………………………………………………………
b. …………………………………………………………………
MEMBERIKAN IZIN
Kepada :
Nama : ………………………………………………………………………
Jabatan : ………………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………………
Untuk : ………………………………………………………………………

Ditetapkan di ……………………………………….
Pada tanggal ……………………………………….

Kepala,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP
32
29

15. Surat Perintah Tugas;


a. Pengertian
Surat Perintah Tugas adalah naskah dinas dari atasan yang
ditujukan kepada bawahan yang berisi perintah untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b. Susunan
Surat Perintah Tugas terdiri atas :
1) Kepala Surat Perintah Tugas;
2) Isi Surat Perintah Tugas;
3) Bagian Akhir Surat Perintah Tugas.
Ad. a. Kepala Surat perintah tugas terdiri atas :
1) Tulisan “ Surat Perintah Tugas “;
2) Nomor.
Ad. b. Isi Surat Perintah Tugas memuat dasar dan pertimbangan
penugasan, nama, Pangkat / Golongan, NIP, Jabatan yang diberi
tugas dan jenis tugas yang harus dilaksanakan dan waktu
pelaksanaan tugas.
Ad.c. Bagian Akhir Surat Perintah Tugas terdiri atas :
1) Nama tempat;
2) Tanggal, Bulan dan Tahun;
3) Nama jabatan;
4) Tanda Tangan Pejabat yang memberi tugas;
5) Nama Jelas Pejabat ;
6) Pangkat dan NIP bagi PNS;
7) Stempel Jabatan/Instansi.
c. Penandatanganan
Surat Perintah Tugas yang ditandatangani oleh Pimpinan atas
wewenang jabatannya.
d. Bentuk/model naskah dinas Surat Perintah Tugas, sebagaimana
tertera pada halaman berikut.
30

SURAT PERINTAH TUGAS


NOMOR ........................................

Dasar : ...................................................................................
...................................................................................

MEMERINTAHKAN :

Kepada : 1. Nama : ............................................


Pangkat/Gol : .............................................
NIP : .............................................
Jabatan : .............................................

2. Nama : .............................................
Pangkat/Gol : .............................................
NIP : .............................................
Jabatan : .............................................

Untuk : 1. .............................................................................
2. .............................................................................
3. .............................................................................

Ditetapkan di .........................
pada tanggal ..........................

Kepala,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP
31

16. Surat Kuasa;

a. Pengertian
Surat Kuasa adalah naskah dinas dari pajabat yang berwenang
kepada bawahan berisi pemberian wewenang dengan atas
namanya untuk melakukan sesuatu tindakan tertentu dalam
rangka kedinasan.
b. Susunan
Susunan surat kuasa terdiri atas:
1) Kepala Surat Kuasa terdiri atas
a) Tulisan “Surat Kuasa” ditempatkan di tengah lembar
naskah dinas;
b) Tulisan “Nomor” Surat Kuasa ditempatkan di bawah
tulisan “Surat Kuasa”
2) Isi Surat Kuasa terdiri atas:
a) Nama pejabat, pangkat, NIP dan jabatan yang member
kuasa;
b) Nama jabatan yang memberi kuasa;
c) Tulisan “Kepada”
d) Nama pejabat yang diberi kuasa;
e) Nama jabatan yang diberi kuasa;
f) Tulisan “Untuk”;
g) Hal-hal yang menyangkut jenis tugas dan tindakan yang
dikuasakan.
3) Bagian akhir Surat kuasa terdiri atas:
a) Nama tempat dikeluarkan;
b) Tanggal, bulan dan tahun pembuatan;
c) Nama jabatan pemberi kuasa;
d) Tanda tangan pejabat pemberi kuasa;
e) Nama jelas pemberi pemberi kuasa (pangkat dan NIP bagi
PNS)
f) Stempel jabatan/instansi;
g) Tulisan “Yang member kuasa”;
32

h) Nama jabatan yang diberi kuasa;


i) Nama jelas, pangkat dan NIP yang diberi kuasa;
j) Dapat dibubuhkan materai Rp. 6000,00.- (Enam ribu
rupiah)
c. Penandatanganan
Surat Kuasa ditandatangani oleh Pimpinan dan atau perangkat
daerah atas wewenang jabatannya.
d. Bentuk / model naskah dinas surat undangan, sebagaimana
tertera pada halaman berikut.

SURAT KUASA
NOMOR …………………………………………..

Yang bertanda tangan di bawah ini:


a. Nama : ………………………………………………
b. Jabatan :……………………………………………….
MEMBERIKAN KUASA
Kepada :………………………………………………………
a. Nama : ……………………………………………………..
b. Jabatan : ……………………………………………………..
c. NIP : ……………………………………………………..

Untuk :
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………..
Demikian Surat Kuasa/Surat Kuasa Khusus ini di buat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Tanggal, tempat, bulan dan tahun


33

Yang diberi kuasa Yang memberi kuasa


Nama Jabatan, Kepala,

NAMA DAN GELAR


NAMA Pangkat
Pangkat NIP
NIP

Materai 6000

17. Surat Undangan;

c. Pengertian
Surat undangan adalah naskah dinas dari pejabat yang
berwenang berisi undangan kepada pejabat/pegawai yang
tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu acara
kedinasan.
d. Susunan
Susunan surat undangan terdiri atas:
1) Kepala Surat Undangan terdiri atas
c) Nama tempat, tanggal, bulan dan tahun ditempatkan di
kanan atas;
d) Alamat undangan yang ditujukan ditempatkan di bawah
nama, tempat, tanggal, bulan dan tahun;
e) Nomor, sifat, Lampiran dan hal diketik secara vertikal,
ditempatkan di sebelah kiri atas.
3) Isi Surat Undangan terdiri atas:
h) Maksud dan tujuan;
i) Hari penyelenggaraan;
j) Tanggal, waktu dan tempat penyelenggaraan;
k) Acara yang akan diselenggarakan;
l) Tulisan Penutup.
4) Bagian akhir surat undangan.
k) Nama Jabatan pengundang;
34

l) Tanda tangan pejabat pengundang;


m) Nama Jelas Pejabat, Pangkat dan NIP pengundang;
n) Stempel Jabatan / Instansi
o) Catatan yang dianggap perlu.
d. Penandatanganan
Surat Undangan ditandatangani oleh Pimpinan atas wewenang
jabatannya
e. Bentuk / model naskah dinas surat undangan, sebagaimana
tertera pada halaman berikut.

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun

Nomor : Kepada
Lampiran : Yth. ………………………………………..
Sifat : ……………………………………………..
Hal : Undangan
di -
………………………………..

.................................................................................................
...........................................................................................................
.
Hari : ...............................................................................
.
Tanggal : ................................................................................
.
Waktu : ...............................................................................
.
Tempat : ...............................................................................
Acara : ...............................................................................
.................................................................................................
........................................................................................................
Kepala,
35

NAMA DAN GELAR


Pangkat
NIP
Catatan :
1. …………………………
2. …………………………

18. Surat keterangan melaksanakan Tugas;


a. Pengertian
Surat keterangan melaksanakan tugas adalah naskah dinas dari
pejabat yang berwenang berisi pernyataan bahwa seorang
pegawai telah melaksanakan tugas.
b. Susunan
Surat keterangan melaksanakan tugas terdiri atas:
1) Kepala Surat keterangan melaksanakan tugas terdiri atas:
a) Tulisan “Surat Keterangan Melaksanakan Tugas”;
b) Tulisan nomor.
2) Isi Surat keterangan melaksanakan tugas terdiri atas:
a) Nama, pangkat/golongan, NIP dan jabatan
pejabat/pegawai yang memberi pernyataan;
b) Nama, pangkat/golongan, NIP dan jabatan
pejabat/pegawai yang diberi pernyataan;
c) Nomor, tanggal, dasar surat peraturan penagngkatan dan
mulai melaksanakan tugas.
3) Bagian akhir Surat Keterangan Melaksanakan Tugas terdiri
atas:
a) Nama tempat pembuatan;
b) Tanggal, bulan dan tahun pembuatan;
c) Nama jabatan pembuat pernyataan;
d) Tanda tangan pejabat;
e) Nama, pangkat dan NIP;
f) Stempel jabatan/instansi.
c. Penandatanganan
Surat keterangan melaksanakan tugas ditandatangani oleh
kepala dinas dan atau perangkat organisasi sesuai dengan
kewenangannya.
d. Bentuk / Model naskah dinas Surat keterangan melaksanakan
tugas sebagai berikut:
36

SURAT KETERANGAN MELAKSANAKAN TUGAS


NOMOR………………………………………………………………..

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ……………………………………………………………..
NIP : ………………………………………………………………
Pangkat / Golongan : ………………………………………………………………
Jabatan : ………………………………………………………………
Dengan ini menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :
Nama :…………………………………………………………………
NIP : …………………………………………………………………
Pangkat / Golongan : …………………………………………………………………
Jabatan : …………………………………………………………………
Yang diangkat berdasarkan ………………………………………………………….Nomor
……………………terhitung……………………………………………………………. telah
nyata melaksanakan tugas sebagai ………………………….di ………………….
Demikian Surat keterangan Melaksanakan Tugas ini dibuat dengan sesungguhnya
dengan mengingat sumpah jabatan/pegawai negeri sipil dan apabila di kemudian
hari isi surat pernyataan ini ternayata tidak benar yang berakibat kerugian bagi
Negara, maka saya bersedia menanggung kerugian tersebut.

Tempat, tanggal, bulan dan tahun


NAMA JABATAN

NAMA DAN GELAR


Pangkat
NIP
37

19. Surat Panggilan

a. Pengertian
Surat panggilan adalah naskah dinas dari pejabat yang
berwenang berisi panggilan kepada seorang pegawai untuk
menghadap.
b. Susunan
Susunan surat panggilan terdiri atas:
1) Kepala Surat Undangan terdiri atas
a) Nama tempat, tanggal, bulan dan tahun ditempatkan di
kanan atas;
b) Nama instansi Pemerintah/ badan/ hukum/ swasta/
perorangan yang dipanggil;
c) Nomor, sifat, Lampiran dan hal diketik.
2) Isi Surat Undangan terdiri atas:
a) Hari, tanggal, waktu, tempat, menghadap kepada, alamat
pemanggil;
b) Maksud surat panggilan tersebut.
3) Bagian akhir surat panggilan terdiri atas:
a) Nama jabatan;
b) Tanda tangan pejabat;
c) Nama, pangkat dan NIP pajabat
d) Stempel jabatan/instansi;
e) Tembusan apabila diperlukan.
e. Penandatanganan
Surat panggilan ditandatangani oleh Pimpinan atas wewenang
jabatannya
f. Bentuk / model naskah dinas surat undangan, sebagaimana
tertera pada halaman berikut.
38

Nomor : Kepada
Lampiran : Yth. ………………………………………..
Sifat : ……………………………………………..
Hal : Panggilan
di -
………………………………..

Dengan ini diminta kedatangan saudara di kantor pada :


Hari : ...................................................................
Tanggal : ..................................................................
Pukul : …………………………………………………
Tempat : ....................................................................
Menghadap : ....................................................................
Kepada : .....................................................................
Alamat : …………………………………………………
Untuk : …………………………………………………

Demikian untuk dilaksanakan dan menjadi perhatian sepenuhnya.

Dikeluarkan di : Garut
Pada Tanggal :...............
Kepala,
,

NAMA DAN GELAR


Pangkat
NIP

Catatan :
1. …………………………
2. …………………………
39

20. Nota Dinas;


a. Pengertian
Nota dinas adalah naskah dinas yang bersifat internal berisi
komunikasi kedinasan antar pejabat atau dari atasan kepada
bawahan dan dari bawahan kepada atasan.
b. Susunan
Note Dinas terdiri atas:
1) Kepala nota dinas terdiri atas:
a) Tulisan “Nota Dinas” ditempatkan di tengah-tengah isi
naskah;
b) Pejabat/alamat yang dituju;
c) Pejabat yang mengirim;
d) Tanggal, bulan dan tahun;
e) Nomor, dapat ditambahkan kode sesuai dengan
kebutuhan;
f) Sifat, lampiran dan hal.
2) Isi Nota dinas dirumuskan dalam bentuk uraian:
3) Bagian akhir naskah Nota Dinas terdiri atas:
a) Nama jabatan;
b) Tanda tangan pejabat;
c) Nama, pengkat dan NIP.
c. Penandatanganan
Naskah nota dinas ditandatangani oleh pimpinan/kepala dinas
sesuai dengan batas kewenangannya.
d. Bentuk / Model naskah dinas nota dinas sebagai berikut:

NOTA DINAS

Kepada : ………………………………………………………………………
Dari : ………………………………………………………………………
Tanggal : ………………………………………………………………………
Nomor : ………………………………………………………………………
Sifat : ………………………………………………………………………
40

Lampiran : ………………………………………………………………………
Hal : ………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

KEPALA ,

NAMA DAN GELAR


Pangkat
Tembusan :
NIP
1. Yth. ………………………………………………..
2. Yth. ………………………………………………..

21. Rekomendasi;
a. Pengertian
Rekomendasi adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang
berisi keterangan atau catatan tentang sesuatu hal yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan kedinasan.
b. Susunan
Rekomendasi terdiri atas:
1) Kepala rekomendasi terdiri atas:
a) Tulisan “Rekomendasi” ditempatkan di tengah-tengah isi
naskah;
b) Nomor dan tahun ditempatkan di bawah tulisan
“Rekomendasi”;
2) Isi rekomendasi dirumuskan dalam bentuk uraian;
3) Bagian akhir rekomendasi terdiri atas:
a) Nama tempat, tanggal, bulan dan tahun;
b) Nama jabatan pembuat rekomendasi;
c) Tanda tangan pejabat;
d) Nama jelas, pangkat dan NIP;
41

e) Stempel jabatan/instansi.
c. Penandatanganan
Rekomendasi ditandatangani oleh pimpinan/kepala dinas sesuai
dengan batas kewenangannya.
d. Bentuk / Model naskah dinas rekomendasi sebagai berikut :

REKOMENDASI
……………………………………………………………………..
NOMOR ……………………………………………..

………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
a. ……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
b. ……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

Dikeluarkan di : Garut
Pada Tanggal :................
Kepala,

NAMA DAN GELAR


Pangkat
NIP
42

22. Surat pengantar;


a. Pengertian
Surat pengantar adalah naskah dinas berisi jenis dan jumlah
barang yang berfungsi sebagai tanda terima.
b. Susunan
Surat Pengantar terdiri atas:
1) Kepala rekomendasi terdiri atas:
a) Nomor;
b) Pejabat/alamat yang dituju;
c) Tulisan “Surat Pengantar” ditempatkan di tengah-tengah
lembar isi naskah.
2) Isi surat pengantar terdiri atas:
a) Kolom nomor urut;
b) Kolom jneis yang dikirim;
c) Kolom banyaknya naskah/barang dan sebagainya;
d) Kolom keterangan.
3) Bagian akhir Surat Pengantar terdiri atas:
a) Nama tempat;
b) tanggal, bulan dan tahun;
c) Nama jabatan pembuat pengantar;
d) Tanda tangan;
e) Nama jelas, pangkat dan NIP;
f) Stempel jabatan/instansi;
g) Penerimaan.
c. Penandatanganan
Surat Pengantar ditandatangani oleh pimpinan/kepala dinas
sesuai dengan batas kewenangannya.
d. Bentuk / Model naskah dinas surat pengantar sebagai berikut:

Kepada
Yth. …………………………………………………..
di-
………………………………………………….
43

SURAT PENGANTAR
NOMOR ……………………………………
NO Jenis Yang Dikirim Banyaknya Keterangan

Diterima tanggal………………….
Penerima Pengirim
Nama Jabatan Nama Jabatan

NAMA NAMA
Pangkat Pangkat
NIP NIP

23. Notulen;
a. Pengertian
Notulen adalah naskah dinas yang memuat catatan proses
sidang atau rapat.
b. Susunan
Notulen terdiri atas:
1) Kepala Notulen sidang/rapat terdiri atas:
a) Nama sidang/rapat;
b) Hari, tanggal;
c) Tempat;
d) Acara;
e) Pimpinan Sidang;
44

f) Ketua/wakil ketua;
g) Sekretaris;
h) Pencatat;
i) Peserta sidang/rapat.
2) Isi Notulen terdiri atas:
a) Kata pembukaan;
b) Pembahasan;
c) Pembacaan aturan;
d) Waktu penutupan.
3) Bagian akhir notulen terdiri atas:
a) Nama jabatan;
b) Tanda tangan;
c) Nama pejabat, pengkat dan NIP.
c. Penandatanganan
Notulen ditandatangani oleh
1) Ketua/wakil ketua;
2) Sekretaris.
d. Bentuk / Model naskah dinas notulen sebagai berikut:

NOTULEN

Sidang/rapat : ………………………………………………………………………
Hari/Tanggal : ………………………………………………………………………
Waktu Panggilan : ………………………………………………………………………
Waktu Sidang/rapat : ………………………………………………………………………
Acara : 1. …………………………………………………………………….
2. ………………………………………………..dan seterusnya..
3. Penutup
Pimpinan Sidang/rapat :
Ketua :
Sekretaris :
Pencatat/notulis :
:
Peserta sidang/rapat : 1. …………………………………………………………………….
2. ………………………………………………..dan seterusnya..
3. Penutup

Kegiatan Sidang/rapat : 1. …………………………………………………………………….


2. ………………………………………………..dan seterusnya..
3. Penutup
45

1. Pembukaan :
2. Pembahasan :
3. Peraturan :

PIMPINAN SIDANG/RAPAT
NAMA JABATAN

NAMA DAN GELAR


Pangkat
NIP

24. Daftar Hadir;


a. Pengertian
Daftar hadir adalah naskah dinas dari pejabat berwenang yang
berisi keterangan atas kehadiran seseorang.
Daftar hadir dapat dirumuskan dalam dua bentuk:
1) Daftar hadir untuk keperluan rapat/sidang;
2) Daftar hadir untuk keperluan dinas/kerja (presensi)
b. Susunan
Daftar Hadir terdiri atas:
1) Kepala daftar hadir terdiri atas:
a) Tulisan “Daftar Hadir” ditempatkan di tengah-tengah
lembar naskah;
b) Tempat, Hari, tanggal, waktu dan acara ditulis di bawah
tulisan Daftar hadir sebelah kiri.
2) Isi Daftar Hadir terdiri atas:
a) Kolom nomor urut;
b) Kolom nama;
c) Kolom jabatan/instansi;
d) Kolom tanda tangan/paraf;
e) Kolom keterangan;
f) Daftar hadir untuk keperluan kerja (Presensi) dilengkapi
kolom tanggal dalam satu bulan yang terbagi atas kolom
paraf masuk pagi dan siang.
3) Bagian akhir Daftar Hadir terdiri atas:
a) Nama tempat;
b) Tanggal, bulan, tahun;
c) Nama jabatan penanggung jawab (pejabat yang
bertanggungjawab atas kegiatan);
d) Tanda tangan pejabat penanggungjawab;
e) Nama, pangkat dan NIP pejabat penanggungjawab;
f) Daftar hadir tidak perlu dibubuhi stempel instansi.
46

c. Penandatanganan
Daftar hadir untuk keperluan rapat/sidang dan untuk keperlun
dinas (presensi) dibuat di atas kertas ukuran folio dengan kop
dinas ditandatangani pejabat penanggungjawab.
d. Bentuk / Model naskah dinas notulen sebagai berikut:

DAFTAR HADIR

Hari : …………………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………………
Waktu : …………………………………………………………………………
Tempat : …………………………………………………………………………
Acara : …………………………………………………………………………

JABATAN TANDA
NO NAMA KET
/INSTANSI/UNIT TANGAN
1
2
3
4
5
6
dst
Tempat, tanggal, bulan dan tahun
NAMA JABATAN

NAMA DAN GELAR


Pangkat
NIP

25. Surat Perjanjian;


a. Pengertian
47

Surat perjanjian adalah naskah dinas dari pejabat berwenang


yang berisi keterangan atas kehadiran seseorang.
b. Susunan
Surat perjanjian terdiri atas:
1) Kepala surat perjanjian terdiri atas:
a) Tulisan “Surat Perjanjian” yang ditempatkan di tengah-
tengah lembar naskah;
b) Nomor dan tahun;
c) Tulisan “Tentang”;
d) Judul Surat Perjanjian.
2) Isi Surat Perjanjian terdiri atas:
a) Hari, tanggal, bulan dan tahun serta tempat pembuatan;
b) Nama, pangkat, NIP (bagi PNS), pekerjaan dan alamat
pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian;
c) Permasalahan-permasalahan yang diperjanjikan
dirumuskan dalam bentuk uraian atau dibagi dalam
pasal-pasal dan yang dikemukakan yang menyangkut hak
dan kewajiban dari masing-masing pihak serta tidak
bertentangandengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
d) Sanksi hukum;
e) Penyelesaian-penyelesaian.
3) Bagian akhir Surat Perjanjian terdiri atas:
a) Nama “Pihak ke……..”;
b) Nama jabatan pihak-pihak yang membuat perjanjian;
c) Tanda tangan pihak-pihak yang membuat perjanjian;
d) Materai;
e) Nama jelas pihak-pihak penandatangan;
f) Pangkat dan NIP bagi PNS;
g) Stempel jabatan/instansi;
h) Saksi-saksi (nama jelas dan tandatangan).
c. Penandatanganan
Surat perjanjian ditandatangani oleh kepala dinas sesuai dengan
batas kewenangannya.
d. Pembubuhan materai dilakukan 1 (satu) eksemplar diletakan
pada PIHAK KESATU dan 1 (satu) eksemplar lainnya
dibubuhkan pada PIHAK KEDUA. Lembar ketiga yang berisi
pemarafan merupakan dokumen yang disimpan oleh bagian
sekretariat.
e. Bentuk / Model naskah dinas Surat Perjanjian sebagai berikut:
48

SURAT PERJANJIAN
NOMOR ........./…………./………/…………..
TENTANG
……………………………………………………………………………………………………

Pada hari ……………….., tanggal…………………, Bulan ……………………dan


Tahun………….., bertempat di ……………., kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. ……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………..……….PIHAK KESATU
2. ……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….PIHAK KEDUA
Pasal…………..
………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………...(isi
perjanjian)
49

Pasal…………..
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……
Penutup
Surat perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak, pada hari dan
tanggal tersebut diatas.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


……………………………………. ………………………………………

NAMA Materai NAMA


Rp. 6000
Pangkat
NIP

Saksi-saksi :
1. ………………………………………………………….(tanda tangan)
2. …………………………………………………………..(tanda tangan)
3. Dst ……………………………………………………..

26. Laporan Hasil Kegiatan;


Laporan hasil kegiatan disusun sebagai bukti kegiatan yang
telah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
Format/Sistematika Penulisan diawali dengan KOP FKTP, judul dan
nomor laporan hasil kegiatan, adapun format laporan hasil kegiatan
adalah sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. Latar Belakang
c. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
d. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
e. Cara Melaksanakan Kegiatan
f. Sasaran
g. Jadual Pelaksanaan Kegiatan
h. Indikator keberhasilan  daftar tilik
i. Laporan hasil kegiatan
j. Kesimpulan dan saran
k. Penutup
1. Jika Laporan Hasil kegiatan lebih dari satu halaman, maka
50

halaman kedua tanpa kop Dinas/FKTP.


27. Manual Mutu;
a. Pengertian.
Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi secara
konsisten baik untuk eksternal maupun internal tentang system
manajemen mutu. Manual mutu disusun, ditetapkan dan
dipelihara oleh organisasi.
b. Susunan penulisan manual mutu.

Kata pengantar
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Ruang lingkup
C. Tujuan
D. Landasan Hukum dan acuan
E. Istilah dan definsi
II. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelanggaraan
Pelayanan.
A. Persyaratan Umum
B. Pengendalian dokumen
C. Pengendalian rekaman
III. Tanggung jawa manajemen
A. Komitmen manajemen
B. Fokus pada sasaran/pasien
C. Kebijakan Mutu
D. Perencanaan Sistem manajemen Mutu dan Pencapaian
Sasaran Kinerja/Mutu
E. Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
F. Wakil manajemen mutu/Penanggung jawab Manajemen
mutu.
G. Komunikasi Internal
IV. Tinjaun manajemen.
A. Tinjauan Umum
B. Masukan dan Tinjauan Manajemen
C. Luaran tinjauan manajemen
V. Manejemen Sumber Daya.
A. Penyediaan sumber daya
B. Manajemen sumber daya manusia
C. Infrastruktur
D. Lingkungan kerja
VI. Penyelenggaraan Pelayanan
A. Upaya Kesehatan Masyarakat
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat/UKM,
akses dan pengkuran Kinerja (Penilaian Kinerja
51

Puskesmas/PKP.
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran:
a. Penetapan persyaratan sasaran
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
3. Pembelian (jika ada)
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan
f. Manajemen risiko dan keselamatan
5. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan sasaran
kinerja UKM
a. Tinjauan umum/pengantar.
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Penilaian kinerja puskesmas
a) Pematauan dan pengukuran proses
b) Pemantauan dan pengukuran hasil
layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korekstif
g. Tindakan Preventif
B. Upaya Kesehatan Perseorangan (Pelayanan Klinis):
1. Perencanaan pelayanan klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan
pelayanan klinis:
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang dibeli
c. Kontrak dengan pihak ke tiga
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis:
a. Pengendalian proses pelayanan
b. Validasi proses pelayanan
c. Identifikasi dan observasi
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (specimen,
rekam medis dsb)
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien.
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan
Keselamatan Pasien:
52

a. Penilaian indicator kinerja klinis


b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan
pasien
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
d. Analisis dan tindak lanjut
e. Penerapan manajemen risiko
6. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan:
a. Tinjauan umum
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses, kinerja
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ditemukan hasil yang tidak
sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
VII. Penutup
Lampiran (Jika ada)
28. Rencana Strategis/Rencana Lima Tahunan;
a. Pengertian
Rencana strategis/rencana lima tahunan adalah proses
penyusunan perencaan pada lima tahun mendatang secara
sistematis untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya sesuai dengan visi, misi, tugas pokok dan
fungsi berdasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan
mempertimbangkan dan memanfaatkan sumberdaya yang
tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna
b. Susunan penulisan rencana lima tahunan disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan
A. Keadaan Umum
B. Tujuan Penyusunan dan masalah
BAB II Kendala Dan Masalah
A. Identisfikasi keadaan dan masalah
1. Tim mempelajari kebijakan, RPJMN, rencana
strategis kementerian kesehatan, standar
53

pelayanan minimal (SPM) kabupaten/dinas


kesehatan kabupaten, target kinerja lima tahunan
yang harus dicapai oleh Puskesmas.
2. Tim mengumpulkan data
a. Data umum
b. Data wilayah
c. Data penduduk sasaran
d. Data cakupan
e. Data sumber daya
B. Penyusunan rencana
1. Penetapan tujuan dan sasaran
2. Penyusunan rencana
a. Penetapan strategi pelaksanaan
b. Penetapan kegiatan
c. Pengorganisasian
d. Perhitungan sumber daya yang
diperlukan
C. Penyusunan rencana pelaksanaan (Plan of action)
1. Panjadwalan
2. Pengalokasian sumber daya
3. Pelaksanaan kegiatan
4. Penggerakan sasaran
D. Penyusunan pelengkap dokumen
BAB III Indikator Dan Standar Kinerja Untuk Tiap Upaya Dan
Jenis Pelayanan
Puskesmas menetapkan indicator kinerja capaian tiap
upaya/program dan jenis pelayanan
BAB IV Analisis Kinerja
A. Pencapaian kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan
upaya Puskesmas
B. Analisis kinerja: menganalisis factor pendukung dan
penghambat pencapaian kinerja
BAB V Rencana Pencapaian Kinerja Lima Tahun.
A. Program kerja dan kegiatan; berisi program-program
kerja yang akan dilakukan meliputi:
1. Program kerja pengembangan sumber daya
manusia yang dijabarkan dalam kegiatan-
kegiatan, misalnya pelatihan, pengusulan
penambahan SDM, seminar, workshop dsb.
2. Program kerja pengembangan sarana yang
dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan pemeliharaan
sarana, pengadaan alat-alat kesehatan dsb.
54

3. Program kerja pengembangan manajemen


4. Program kerja pengembangan UKM dan UKP
B. Rencana Anggaran
Recana anggaran merupakan rencana biaya yang
dibutuhkan untuk tiap-tiap program kerja dan
kegiatan-kegiatan yang direncanakan secara garis
besar.
BAB VI. Pemantauan dan penilaian
BAB VII Penutup

c. Format Rencana Strategis/rencana lima tahunan adalah sebagai


beriktu: (Berdasarkan Permenkes 44 tahun 2016; lampiran
halaman 69)

29. Rencana Usulan Kegiatan (RUK);


a. Pengertian
Rencana Usulan kegiatan (RUK) adalah rencana usulan kegiatan
yang akan dilaksanakan pada 1 (satu) tahun mendatang
berdasarkan analisis capaian program tahun sebelumnya.
Rencana usulan Kegiatan (RUK) disusun oleh tim manajemen
Puskesmas secara integrasi dari berbagai penanggung jawab
program penyelenggaraan pelayanan dan penyelenggaran
program. Dalam penyusunannya, RUK merupakan turunan dari
rencana startegis/rencana lima tahunan yang mengacu pada
rencana lima tahunan kebupaten dan dinas kesehatan
kabupaten.
b. Format RUK (berdasarkan Permenkes 44 tahun 2016 halaman
55

71)

30. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK);


a. Pengertian
Rencana Pelaksanaan kegiatan (RPK) adalah manajemen
perencanaan pelaksanaan program kegiatan pada tahun
berjalan berdasarkan RUK pada tahun yang sama dan telah
mendapatkan pengesahan anggaran oleh dinas kesehatan.
Penyusunan RPK dilakukan pada awal tahun dalam bentuk RPK
tahunan dan RPK bulanan.
b. Format RPK (Berdasarkan Permenkes 44 tahun 2016 halaman

31. Dokumen lain sesuai kebutuhan


Dokumen lain sesuai kebutuhan adalah dokumen yang dibuat
56

berdasarkan kepentingan program meskipun dokumen tersebut


belum ditetapkan dalam surat keputusan ini.

Ditetapkan di Sumber
Pada tanggal 1 Pebruari 2018

KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT,

TENNI SEWARA RIFAI

Anda mungkin juga menyukai