Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN REFLEKSI STASE BBL

NAMA : Rini Suwarni


NPM : 225491517057

Introduction
Saat ini saya sedang menempuh Pendidikan profesi bidan semester pertama. Ini
adalah hari keduanya berada di stase BBL di Puskesmas Cibatu.

Description
Memasuki stase BBL, saya teringat pengalaman saya saat dulu bekerja sebagai
Bidan desa yang mempunyai TPMB di desa Haruman Leles. Saya beberapa kasus bayi
baru lahir (neonatal) dengan lahir premature dengan usia gestasi 32-33 minggu. Pada saat
itu ibu datang dengan keluhan mulas dan sudah keluar air-air dari jalan lahir. Kemudian
dillakukan pemeriksaan dengan hadil diagnose G2P1A0 parturient 32-33 minggu kala II,
kemudian saya melakukan persiapan untuk rujukan san sudah berkonsultasi dengan pihak
RSU bahwasannya jika pembukaan lengkap ditakutkan lahir diperjalanan menimbang
usia gestasi masih preterm ditakutkan resiko kepada bayi lebih tinggi. Untuk itu saya
diperbolehkan menolong persalinan dan melakukan informed consent terlebih dahulu
selanjutnya rujukan bayi dapat dilakukan ketika keadaan bayi stabil ibu dan keluarga
setuju.Tidak lama bayi lahir dengan penilaian BB : 1600 gram, TB : 44 cm,jenis kelamin
laki-laki , LK : 30 cm, LD : 32 cm menangis kuat, tonus otot kuat, warna kulit
kemerahan. Setelah persalinan selesai bayi segera menyusu kepada ibunya, reflek
rooting +, reflek sucking +, reflek swallowing +, moro +, reflek graping +, dan Babinski
+. Saya melakukan asuhan essensial seperti observasi bayi, pemberian vitK1 0,5 mg ,
pemberian salep mata dan memkai lampu sorot 60 watt jarak 60 cm ke bayi. Saya
konsultasi kembali kepada pihak RSU untuk tindak lanjut persiapan rujukan, dan
melakukan informed consent kepada keluarga.
Keluarga memutuskan untuk tidak rujuk dikarenakan masalah ekonomi dan tidak
mempunyai asuransi Kesehatan dan melakukan persetujuan menolak untuk dirujuk. Saya
sebagai bidan tidak dapat memaksa keluarga untuk melakukan perawatan bayi di RS
karena itu hak pasien. Sesudah observasi 6 jam keadaan bayi baik dan dapat pulang ke
rumah , kemuadian saya memberi KIE untuk bayi premature seperti menjaga
kehangantan bayi dengan menggunakan lampu pijar 60 watt denagn jarak 60 cm sorot
kebadan bayi, jangan dulu memandikan bayi pakai minyak dahulu, perawatan tali pusat,
ASI on demand jika perlu bangunkan 1 jam sekali, hindari kontak dahulu dengan orang
sekitar , memberitahu ibu tentang tanda bahaya bayi. Kemudian saya memberitahu
tentang metode kangguru dan ibu dan keluarga mengerti. Tiga hari kemudian bayi
diperiksa ulang BB 1700 gram, warna kulit kemerahan, ASI +, BAB +, BAK + dan tidak
ikterik.

Feeling
Hal yang menjadi perhatian saya disini adalah bagaimana penatalaksanaan pra-
rujukan perawatan BBL dengan resiko tinggi yang tidak disetujui untuk di rujuk oleh
keluarga hanya dengan pembekalan perawatan BBL essensial di rumah tanpa pemantauan
ketat dari medis. Sepengetahuan saya kondisi bayi dengan lahir premature memerlukan
perawatan intensive seperti ditempatkan di incubator, pemberian kortikosteroid untuk
pematangan paru dan pemantauan ketat jika terjadi tanda bahaya setidakna di RS lebih
cepat dalam penanganannya ketimbang di rumah.

Evaluation
Dalam etik pelayanan kebidanan terdapat namanya hak keputusan berdasarkan
hak seseorang yang tidak dapat diganggu,. Hak berbeda dengan keinginan, kebutuhan dan
kepuasan (Yustiari, 2022). Pada kasus bayi premature yang tidak dirujuk karena
penolakan dari keluarga sebagai bidan harus mengerti hak dari klien atau keluarga.
Pemberian asuhan essensial neonates diberikan juga kepada bayi premature pada kasus
ini seperti observasi bayi, pemberian vitK1 0,5 mg , pemberian salep mata dan memkai
lampu sorot 60 watt jarak 60 cm ke bayi
Perawatan metode kanguru (PMK) adalah cara yang sederhana untuk merawat
bayi baru lahir dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayinya
(IDAI, 2014).
KIE tentang metode kangguru diberikan dikasus ini sebagai perawatan menjaga
kehangatan pada bayi di rumah. Keterlibatan orang tua dalam perawatan bayi dimulai
sejak di rumah sakit, sehingga memberikan dampak positif terhadap kepercayaan diri
dalam perawatan bayi di rumah. Pengembangan rencana pengajaran individual membantu
orang tua untuk memperoleh keterampilan dan penilaian yang diperlukan untuk merawat
bayi (Julianti, dkk, 2019)

Analysis
Bayi prematur (prematuritas) didefinisikan sebagai neonatus yang lahir pada usia
gestasi kurang dari 37 minggu (neonatus kurang bulan/NKB). Berat badan bayi prematur
perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan usia gestasi. Bayi prematur biasanya
memiliki berat badan lahir yang rendah (BBLR) .Tata laksana pada bayi prematur
bergantung pada kondisi bayi saat lahir. Tidak semua bayi yang lahir prematur
merupakan bayi sakit. Beberapa tata laksana awal yang dapat dilakukan adalah stabilisasi
dan resusitasi, tata laksana hipotermia, pertimbangan rujukan, dan terapi nutrisi, cairan,
serta elektrolit. Kriteria pemulangan bayi prematur sesuai dengan rekomendasi American
Academy of Pediatric (AAP) yaitu bayi dengan berat badan 1800 sampai 2000 gram,
suhu stabil di tempat terbuka, pernafasan stabil tanpa oksigen, dapat menyusu dengan
baik dan sudah tidak menerima obat-obatan (Simanjutak, 2019).

Bayi kelahiran prematur mudah mengalami penurunan suhu di bawah normal


(kurang dari 36,5 derajat celcius). Penurunan suhu ini dapat mengakibatkan bayi
mengalami sesak nafas, lemah, pucat, ataupun berwarna biru karena kekurangan oksigen.
Apabila tidak dapat diatasi dengan segera, penurunan suhu ini dapat mengakibatkan
kematian. Salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah
penurunan suhu bayi prematur adalah menggunakan topi dan perawatan metode kanguru
(PMK). Perawatan metode kanguru adalah perawatan bayi baru lahir dengan melekatkan
bayi di dada ibu dan anggota keluarga lain (kontak kulit dengan bayi) sehingga suhu bayi
tetap hangat. Perlengkapan perawatan metode kanguru yang digunakan pada ibu adalah
pakian untuk ibu yang nyaman dan hangat pada suhu ruangan dan Support binder (ikatan/
pembuluh penahan si bayi agar terus berada di posisi dada ibu). Support binder adalah
baju kanguru dan kain yang dilipat diagonal dan dibuat simbul pengaman. Sedangkan
perlengkapan yang digunakan pada bayi adalah topi, popok, dan kaos kaki (IDAI, 2014)

Conclusions
Perawatan bayi premature oleh keluarga di rumah berjalan dengan baik. Hal tersebut
dapat dipengaruhi oleh ketelatenan keluarga dengan melakukan perawatan pada bayi
prematur. Menjaga kehangatan bayi dengan perawatan metode kangguru dan penyinaran
oleh lampu pijar 60 watt mempunyai efektifitas cukup baik disertai pemberian ASI adekuat

Action Plan
Berdasarkan pembelajaran dari kasus ini, jika saya menemukan kasus yang sama,
saya akan merekomendasikan tetap melakukan rujukan sesuai SOP yang ada. Perawatan
bayi baru lahir premature dapat kita berikan jika keadaan bayi tersebut cukup baik untuk
dilakukan perawatan di rumah sesuai advised dokter.

Bagi bayi yang telah diperbolehkan pulang, pemantauan paska kerawatan masih
dilakukan karena tidak jarang setelah selesai perawatan, bayi dirawat kembali.
Pemantauan bayi paska perawatan dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan melakukan
deteksi dini kelainan. Adapun hal-hal yang perlu dipantau antara lain keadaan umum
bayi, suhu tubuh, asupan nutrisi/ASI, kenaikan berat badan, perawatan tali pusar dan
kebersihan umum bayi. Tenaga kesehatan juga wajib memberikan asuhan keperwatan
dengan menjada suhu tubuh bayi agar tetap hangat, memberikan nutrisi/ ASI yang cukup,
mencegah infeksi, kebersihan umum dan imunisasi, memberikan stimulasi sensorik
dengan pijat bayi, stimulasi pendengaran dengan sering berkomunikasi dan stimulasi
penglihatan dengan memperlihatkan benda berwarna-warni. Pemantauan jangka panjang
bagi bayi dengan BBLR dilakukan dengan melakukan pemeriksaan pertumbuhan berat
badan, penjang badan dan lingkar kepala; tes perkembangan; waspada adanya kelainan
bawaan; pemeriksaan mata dan pendengaran ( Perinotologi RSUP Dr. Sardjito, 2019)
Peta Konsep

Tatalaksana
Bayi prematur

Keadaan bayi dengan : Keadaan bayi dengan :


- hipoglikemia, - bayi dengan berat badan 1800 -2000
- ketidakstabilan pernapasan gram
- hipotermia - suhu stabil di tempat terbuka,
- masalah neurologis enterokolitis nekro- - pernafasan stabil tanpa oksigen,
sis (NEC) - menyusu dengan baik
- sudah tidak menerima obat-obatan

Perawatan RS Perawatan dirumah

(1) Perawatan metode kangguru


(2) memperhatikan posisi tidur bayi, hindari posisi
tengkurap tanpa penjagaan
(3) menjauhkan bayi dari orang- orang yang sakit
karena imun bayi prematur rendah sehingga rentan
tertular penyakit
(4) melakukan imunisasi rutin secara berkala
(5) memperhatikan nutrisi dengan cara
memberikan ASI yang cukup sekitar 8 - 10 kali
setiap harinya. Kecukupan ASI dapat kita lihat dari
BAK bayi yang sering dan banyak.
(6) menjaga kehangatan bayi dengan mengatur
suhu lingkungan bayi.
Referensi
- Simanjutak, R . (2019).Pengalaman Ibu Dalam Merawat Bayi Prematur di Rumah.
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019 Diakses pada tanggal 19
Oktober 2022 http://ejurnal.ars.ac.id/index-.php/keperawatan/article/view/99

- Yustiar, dkk. (2022). Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. Padang Sumatra Barat : Pt
Global Eksekutif Teknologi. Diakses pada tanggal 18 oktober 2022
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=l6GSEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&
dq=etik+rujukan+bbl&ots=eRgc8aLmH4&sig=DVg074Hrgmvow6ST652m_IGbeeQ&re
dir_esc=y#v=onepage&q=etik%20rujukan%20bbl&f=false
- Perinotologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta .(2019). Tatalaksana Perawatan BBLR.
Diakses tanggal 18 oktober 2022 https://sardjito.co.id/2019/06/03/tata-laksana-
perawatan-bayi-berat-badan-lahir-rendah-bblr/
- Julianti, dkk.(2019).Program Perencanaan Pulang Dapat Meningkatkan Pengetahuan
Dan Keterampilan Ibu Yang Melahirkan Bayi Prematur Merawat Bayinya Diakses
tanggal 19 oktober 2022 http://www.jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/540
- Kaban, R .(2014). Salah Satu Penanganan Bayi Prematur yang Perlu Diketahui. Diakses
tanggal 19 oktober 2022 https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/salah-
satu-penanganan-bayi-prematur-yang-perlu-diketahui

Anda mungkin juga menyukai