Anda di halaman 1dari 103

GAMBARAN CITRA TUBUH PADA REMAJA YANG OBESITAS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Ujian Sarjana Psikologi

Oleh:

KINANTI INDIKA

051301006

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

GANJIL, 2009/2010

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul:

Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang obesitas

Adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari

hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini,

saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera utara

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Desember

KINANTI INDIKA

NIM 051301006

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas

Kinanti Indika dan Medriani Ayu Srg, M.si

ABSTRAK

Obesitas atau kegemukan merupakan suatu masalah yang ditakuti oleh para
remaja. Semua orang tentu saja ingin menampilkan sebuah tampilan fisik yang
menarik, termasuk para remaja baik putra maupun putri. Pada umunya remaja lebih
mementingkan penampilan fisik. Bila penampilan fisik bagus (cantik dan tidak
gemuk) akan meningkatkan kepercayaan diri pada remaja, terlebih-lebih remaja putri,
maka penampilan fisik yang terlalu gemuk (obesitas) adalah hal yang sangat ditakuti.
Penilaian mengenai penampilan fisik disebut sebagai citra tubuh. citra tubuh
merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa
penilaian positif dan negatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran citra tubuh pada remaja
yang obesitas. Alat ukur yang digunakan adalah skala citra tubuh dengan reliabilitas
(r) = 0,933 yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori citra tubuh terhadap lima
dimensi citra tubuh yaitu evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kepuasan
terhadap bagian tubuh, kecemasan menjadi gemuk dan pengkategorisasian ukuran
tubuh. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik sampling
yang digunakan adalah incidental sampling. Sampel berjumlah 100 orang remaja
yang obesitas di Medan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra tubuh pada remaja yang obesitas
yang berada dalam kategori negatif sebanyak 28 orang (28%), kategori netral
sebanyak 39 orang (39%) dan kategori positif sebanyak 33 orang (33%). Pada
dimensi evaluasi penampilan 8 orang (8%) berada dalam kategori negatif, 85 orang
(85%) berada dalam kategori netral, dan sebanyak 7 orang (7%) berada dalam
kategori positif. Pada dimensi orientasi penampilan 2 orang (2%) berada dalam
kategori negatif, 94 orang (94%) berada dalam kategori netral, dan 4 orang (4%)
berada dalam kategori positif. Pada dimensi kepuasan terhadap bagian tubuh tidak ada
subjek yang memiliki citra tubuh yang negatif, 94 orang (94%) berada dalam kategori
netral, dan 6 orang (6%) berada dalam kategori positif. Pada dimensi kecemasan
menjadi gemuk 6 orang (6%) berada dalam kategori negatif, 94 orang (94%) berada
dalam kategori netral, dan tidak ada subjek yang berada dalam kategori positif dari
hasil penelitian ini. Pada dimensi pengkategorisasian ukuran tubuh 4 orang (4%)
berada dalam kategori negatif, 92 orang (92%) berada dalam kategori netral, dan 4
orang (4%) berada dalam kategori positif.

Kata kunci : obesitas, citra tubuh

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
The desdription of adolesence of body image towards obesity

Kinanti Indika and Medriani Ayu Srg, M.si

ABSTRACT

Obesity is problem which is scared by adolescence. All the people certainly


want to show an attractive physical apperance, icluding the tenagers. Generaly,
physical apperance is more important for tenagers .good physical apperance will
increase the self confidence of adolescence, esecially for girls, thats why obesity is
scary thing for them. Judgement about physical apperance is called as body image.
Body image is ones’s positive or negative about his or her body.
The research aim to know the description of adolescence of body image
towards obesity. Measurement tools that was used is body image scale pn obesity with
reliability (r) = 0,933 on five dimension of obesity, apperance evaluatio, apperance
orientation, body area statisfaction, overweight preocupation and self-classified
weight. The method used was descirptive quantitative method. Sampling technique
used was incidental sampling, the total sample was 100 adolescence in Medan.
The result of research indicated that body image of adolescence againts
obesity in negative category 28 peoples (28%), neutral category 39 peoples (39%) and
positive category 33 peoples (33%). In dimension of apperance evaluation in negative
category 8 peoples (8%), neutral category 85 peoples (85%) and positive category 7
peoples (7%). In dimension of apperance orientation in negative category 2 peoples
(2%), neutral category 94 peoples (94%) and positive category 4 peoples (4%). In
dimension of body area satisfaction none of negative body image, neutral category 94
peoples (94%) and positive category 6 peoples (6%). In dimension of overweight
preocupation in negative category 6 peoples (6%), neutral category 94 peoples (94%)
and none of positive body image. In dimension of self classified in negative category
4 peoples (4%), neutral category 92 peoples (92%) and positive category 4 peoples
(4%).

Key words : obesity, body image

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

karunia dan kekuatan dalam penyelesaian skripsi yang berjudul gambaran citra tubuh

pada remaja yang obesitas. Penyusunan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi Fakultas Psikologi Universitas

Sumatera Utara Medan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari

banyak pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi. Untuk itu,

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Chairul yoel, Sp.A(K) selaku dekan Fakultas Psikologi USU.

2. Josetta M.R.T, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan, saran, arahan, dan

waktu yang diluangkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Medriani Ayu Srg, M.si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan sabar

membimbing, mengarahkan dan memberikan ilmunya kepada penulis dalam membuat

proposal penelitian ini.

4. Mama tercinta Ir. Srimitha Tarigan yang telah memberikan cinta, kasih,saran,

membantu tanpa henti dalam penyebaran skala dan dukungan yang sangat besar.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada adik dan seluruh keluarga tercinta

yang telah memberikan dukungan, saran, dan doa selama ini. Semoga kita dilindungi

Allah SWT.

5. Sahabat tercinta yang selalu mendampingi dan memberikan dukungan yang sangat

besar Mbak Roro (makasih mb sudah ditemanin tiap hari mencari sampel), Acid,

Sevi, Eca, Enok, Mirna, Vicky, Desti, Mitha (love you all).

6. Nani, Ira, Dewi (sama-sama berjuang kita ya wi), Dini dan seluruh teman-teman

angkatan 2005 yang tidak dapat disebutkan satu per satu.


Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
7. Teuku Muhammad Riyan Syahrir yang telah membantu mencarikan sampel

penelitian, memberikan dukungan, masukan atas jalannya penelitian ini,

mendengarkan keluh kesah dengan sabar.

8. Dinda, Riri, Nita makasih dukungan dan jalan-jalannya ya.

9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, pemulis mengucapkan

terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Seluruh isi skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak

guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak

pihak.

Medan, Desember

Penulis

DAFTAR ISI
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Halaman
SAMPUL DALAM................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iii
ABSTRAK............................................................................................................iv
ABSTRACT...........................................................................................................v
KATA PENGANTAR..........................................................................................vi
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................x
DAFTAR GRAFIK.............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xiii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Maslah...................................................................1
B. Perumusan Masalah......................................................................13
C. Tujuan Penelitian..........................................................................13
D. Manfaat Penelitian........................................................................13
E. Sistematika Penulisan...................................................................14

BAB II LANDASAN TEORI


A. Obesitas
1. Defenisi obesitas......................................................................15
2. Faktor-faktor penyebab obesitas..............................................15
3. Dampak obesitas......................................................................19
4. Klasifikasi dan pengukuran obesitas........................................20
B. Citra Tubuh
1. Defenisi citra tubuh..................................................................21
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan citra tubuh22
3. Dimensi citra tubuh..................................................................26
C. Remaja
1. Defenisi Remaja.......................................................................27
2. Usia masa remaja.....................................................................28
3. Tugas perkembangan remaja...................................................28
4. Perkembangan fisik remaja......................................................29
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
D. Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas

BAB III METODE PENELITIAN


A. Identifikasi Variabel....................................................................33
B. Defenisi Operasional Variabel penelitian....................................33
C. Populasi dan Metode pengambilan Sampel.................................34
1. Populasi....................................................................................34
2. Metode pengambilan sampel....................................................35
D. Alat Ukur yang digunakan............................................................36
1. Validitas alat ukur....................................................................37
2. Daya beda aitem.......................................................................37
3. Reloiabilitas alat ukur..............................................................38
4. Hasil uji coba alat ukur............................................................38
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian...................................................43
1. Persiapan penelitian.................................................................43
2. Pelaksanaan penelitian.............................................................46
3. Pengolahan data.......................................................................46
F. Metode Analisa Data.....................................................................47

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


A. Analisa Data................................................................................48
1. Gambaran umum subjek penelitian.........................................48
2. Hasil penelitian........................................................................49
B. Pembahasan.................................................................................67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan..................................................................................73
B. Saran............................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................76

DAFTAR TABEL

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Halaman
Tabel 1 Blue Print Distribusi Aitem Skala Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
Sebelum Uji Coba.....................................................................................39
Tabel 2 Blue Print Distribusi Aitem Skala Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
Setelah Uji Coba.......................................................................................41
Tabel 3 Blue Print Distribusi Aitem Skala Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
yang digunakan dalam Penelitian.............................................................43
Tabel 4 Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang obesitas...................50
Tabel 5 Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada remaja yang Obesitas........52
Tabel 6 Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang obesitas berdasarkan
Dimensi evaluasi Penampilan...................................................................53
Tabel 7 Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada remaja yang Obesitas
berdasarkan Dimensi evaluasi Penampilan...............................................54
Tabel 8 Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang obesitas berdasarkan
Dimensi Orientasi Penampilan.................................................................56
Tabel 9 Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada remaja yang Obesitas
berdasarkan Dimensi Orientasi Penampilan.............................................57
Tabel 10 Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang obesitas berdasarkan
Dimensi Kepuasan Bagian Tubuh............................................................58
Tabel 11 Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada remaja yang Obesitas
berdasarkan Dimensi Kepuasan Bagian Tubuh........................................60
Tabel 12 Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang obesitas berdasarkan
Dimensi Kecemasan menjadi Gemuk.......................................................61
Tabel 13 Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada remaja yang Obesitas
berdasarkan Dimensi Kecemasan menjadi Gemuk..................................62
Tabel 14 Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang obesitas berdasarkan
Dimensi Pengkategorisasian Ukuran Tubuh............................................63
Tabel 15 Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada remaja yang Obesitas
berdasarkan Dimensi Pengkategorisasian Ukuran Tubuh........................64
Tabel 16 Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Jenis
Kelamin....................................................................................................65

Tabel 17 Hasil Uji-T Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
berdasarkan Jenis Kelamin.......................................................................65
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Tabel 18 Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Usia...66
Tabel 19 Hasil Uji-T Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
berdasarkan Usia.......................................................................................67

DAFTAR GRAFIK
Halaman
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Grafik 1 Penyebaran Subjek berdasarkan Jenis Kelamin...................................48
Grafik 2 Penyebaran Subjek berdasarkan Usia..................................................49
Grafik 3 Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas.............................................52
Grafik 4 Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Dimensi Evaluasi
penampilan...........................................................................................55
Grafik 5 Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Dimensi orientasi
Penampilan...........................................................................................57
Grafik 6 Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Dimensi Kepuasan
Bagian Tubuh......................................................................................60
Grafik 7 Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Dimensi
Kecemasan Menjadi Gemuk................................................................62
Grafik 8 Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Dimensi
Pengkategorisasian Ukuran Tubuh.......................................................64

DAFTAR LAMPIRAN

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Lampiran 1 Data Mentah Skala Ujia Coba
Lampiran 2 Data Mentah Skala Penelitian
Lampiran 3 Analisa I Reliabilitas Skala Uji Coba
Lampiran 4 Analisa II Reliabilitas Skala Uji Coba
Lampiran 5 Analisa III Reliabilitas Skala Uji Coba
Lampiran 6 Analisa Frekuensi Subjek Penelitian
Lampiran 7 Analisa Distribusi Normal Kolomogorov-Simirnov
Lampiran 8 Analisa Deskriptif Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas, Dimensi
Citra Tubuh
Lampiran 9 Skala Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas

BAB I

PENDAHULUAN
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
A. Latar Belakang

Obesitas atau kegemukan merupakan suatu masalah yang ditakuti oleh para

remaja. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas atau kegemukan terjadi

jika individu mengkonsumsi kalori yang berlebihan dari yang mereka butuhkan.

Sarafino (1998) juga mengatakan bahwa obesitas adalah sebagai suatu simpanan yang

berlebih dalam bentuk lemak yang berdampak buruk bagi kesehatan.

Istilah obesitas dan overweight sering digunakan untuk menyatakan adanya

kelebihan berat badan, akan tetapi sesungguhnya obesitas dan overweight memiliki

arti yang berbeda. Obesitas (kegemukan) adalah ketidak seimbangan antara jumlah

makanan yang masuk dibandingkan dengan pengeluaran energi oleh tubuh. Orang

yang kegemukan memiliki berat badan yang berlebihan yang diakibatkan oleh

penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Wikipedia, 2007). Sedangkan overweight

adalah kelebihan berat badan dibandingkan berat ideal yang terjadi akibat

penimbunan jaringan lemak atau nonlemak meliputi otot, tulang, lemak, dan air

(Indonesian Nutrion Network, 2005). Secara umum obesitas adalah kelebihan berat

badan yang jauh melebihi berat badan normal.

Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari berat badannya

yang normal dianggap mengalami obesitas. Wanita memiliki lemak tubuh yang lebih

banyak dibandingkan pria, dimana perbandingan yang normal antara lemak tubuh dan

berat badan adalah sekitar 25-30% bagi wanita dan 18-23% pada pria. Seorang wanita

dikatakan obesitas apabila lemak pada tubuhnya lebih dari 30% dan pria memiliki

lemak lebih 25% (Wikipedia, 2007). Metode yang paling berguna dan banyak

digunakan untuk mengukur tingkat obesitas dan overweight adalah Indeks Massa

Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). Berdasarkan World Health Oganization

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
(WHO) seseorang dikatakan overweight jika hasil IMT sebesar 25,0 – 29,9, sedangkan

seseorang dapat dikatakan obesitas jika hasil IMTnya sebesar 30,0 – 34,9 (Aru .W

Sudoyo, 2006).

Beberapa penyebab dari terjadinya obesitas adalah dikarenakan terlalu

sedikitnya aktifitas fisik dan juga disebabkan karena kebiasaan makan yang

berlebihan. Program pengurangan berat badan yang menggunakan teknik modifikasi

perilaku untuk membantu remaja membuat perubahan dalam makanan dan latihan

menunjukkan kesuksesan. Akan tetapi, faktor genetik dan lainnya yang sama sekali

tidak berkaitan dengan kemauan dan pilihan gaya hidup membuat sebagian orang

rawan terhadap obesitas. Termasuk pula diantara faktor ini regulasi metabolisme yang

salah, ketidakmampuan mengenali sinyal tubuh akan rasa lapar dan kenyang, dan

perkembangan jumlah sel lemak yang abnormal (Papalia, 2008).

Dampak buruk obesitas terhadap kesehatan, sangat berhubungan dengan

berbagai macam penyakit yang serius, seperti tekanan darah tinggi, jantung, diabetes

melitus, dan penyakit pernapasan. Dampak lain yang sering diabaikan adalah perasaan

merasa dirinya berbeda atau dibedakan dari kelompoknya akan membuat individu

dengan obesitas rentan terhadap berbagai masalah psikologis.

Penelitian Daniel (1997) memperlihatkan bahwa ada hubungan yang sangat

erat antara psikologis dengan obesitas pada remaja, terutama dalam bentuk depresi.

Remaja obesitas yang dijauhi oleh teman-temannya memiliki kecenderungan untuk

mengalami rasa putus asa yang besar. Hubungan antara obesitas dengan gejala

psikologis merupakan suatu lingkaran yang tidak terputus. Seseorang yang mengalami

obesitas akan mudah merasa tersisih atau tersinggung. Hal ini akan lebih parah bila ia

mengalami kegagalan dalam pergaulan. Seseorang yang obesitas akan cenderung

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
dicap sebagai orang yang susah bergaul dan mudah tersinggung. Orang yang obesitas

akan mencap sebagian dari temannya sebagai orang yang suka mengolok-olok.

Masalah psikologis yang paling umum didapatkan adalah cemas, ganggguan

makan. Depresi pada obesitas dapat muncul karena pertentangan batin antara

keinginan untuk memperoleh bentuk tubuh yang ideal dan kenyataan yang ada.

Depresi terjadi sebagai akibat gangguan citra tubuh (sering berupa distorsi, bila

melihat didepan cermin, seseorang tidak melihat tubuhnya sebagaimana adanya dalam

realitas).

Bagi remaja putri yang mengalami obesitas, masalah yang sering kali muncul

adalah kepercayaan diri yang rendah dan kondisi ini berbeda jika dibandingkan

dengan remaja putra yang lebih mengutamakan prestasi dari pada mengurus bentuk

tubuh yang ideal (Dewi, 2004). Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh

Aan (17 tahun):

“....kalau cewek badannya gendut pasti sibuk kak, yang mau ngurusin badan
lah. Kalau cowok ya perduli juga sama bentuk badannya tapi bukan seperti
cewek kali kak...” (Komunikasi Personal, 9 Juni 2009).

Remaja yang menderita obesitas selalu dijadikan sebagai objek ejekan dan

penampilan yang gemuk selalu di ejek dan dianggap sebagai hal yang lucu yang dapat

membuat orang lain tertawa dan dianggap jelek (Dewi, 2004). Kenyataan ini dapat

membuat penderita obesitas merasa dirinya sangat berbeda dan aneh dibandingkan

dengan orang lain.

Tubuh yang kurus bukan hanya dianggap menarik, tetapi tubuh yang gemuk

dianggap sesuatu yang memalukan (Silverstein, Perdue, Petersor dan Kelly, 1986).

Kecenderungan untuk menjadi gemuk atau obesitas, dapat mengganggu sebagian anak

pada masa puber dan menjadi sumber keperihatinan selama tahun-tahun awal masa

remaja (Hurlock 1980). Remaja putera dan putri yang obesitas memiliki kesulitan

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
dalam hal perkembangan dan identitas (Sheshowsky,1983). Obesitas juga dapat

menimbulkan masalah sosial bagi remaja (Kaplan, 1999). Dalam dunia sosial

menunjukkan bahwa kecantikan dan ketertarikan merupakan hal yang membuat

remaja menjadi lebih nyaman. Hal ini sesuai dengan tugas perkembangan remaja

yaitu menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif (Hurlock,

1980). Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada masa ini, remaja sangat memperhatikan

penampilannya dan obesitas merupakan hal yang ditakuti oleh remaja.

Dewi (2004) juga mengatakan bahwa kebanyakan remaja putri lebih menyukai

keindahan dan memperhatikan keindahan tubuh, maka bentuk tubuh yang menarik

akan menumbuhkan rasa percaya diri pada wanita saat tampil di depan orang lain. Hal

ini sejalan dengan yang dikemukakan Almi (18 tahun):

“...ya iyalah kak, kan kalau badannya bagus, wajahnya menarik,


penampilannya bagus kalau ketemu sama orang kan pasti lebih PD. Orang itu
pun pasti juga merasa nyaman dengan keadaan tubuhnya. Kan gk enak juga
kak kalau enggak menarik di depan orang ...“ (Komunikasi Personal, 10 April
2009)
Di Indonesia Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Indonesia

mencatat dari perkiraan 200 juta penduduk Indonesia pada tahun 2000, jumlah

penduduk yang ovewrweight diperkirakan 76,7 juta (17,5%) dan penderita obesitas

berjumlah lebih dari 9,8 juta (4,7%). Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada

tahun 2000 di Jakarta, tingkatan prevalensi obesitas pada masa remaja 12-18 tahun

ditemukan 6,2% dan pada umur 17 tahun-18 tahun sebanyak 11,4%. Kasus obesitas

pada anak remaja ini banyak ditemukan pada remaja putri (10,2%) dibandingkan

dengan remaja putra (3,1%) (Sjarif, 2002). Dari hasil survey ditemukan bahwa pada

tahun 2007 ditemukan peningkatan obesitas sebesar 19,1%. Rata-rata remaja putri

membutuhkan kalori sebayak 2.200 setiap harinya, sedangkan rata-rata remaja putra

membutuhkan kalori sebanyak 2.800 per harinya. Dari data di atas dapat disimpulkan

bahwa lebih dari 15 % untuk umur 12 tahun -19 tahun mengalami obesitas.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Remaja yang berlebihan berat badan cenderung menjadi orang dewasa yang

obesitas juga, dan mereka menjadi subjek resiko fisik, sosial, dan psikologis

(Gortmaker, Must, Perrin, & Dietz, 1993). Kelebihan berat badan pada masa remaja

dapat mengarah kepada kondisi kronis yang mengancam jiwa di masa dewasa, bahkan

jika kelebihan berat tersebut menghilang (Must et al., 1992). Berdasarkan data yang

diperoleh terlihat bahwa semakin majunya suatu bangsa maka individu yang

mengalami obesitas juga meningkat dan berkembang menjadi masalah kesehatan

global yang penting (anonim, 2002).

Remaja dalam perkembangannya mengalami perubahan baik dari segi fisik

maupun psikis. Perubahan fisik pada masa remaja lebih pesat dari pada masa kanak-

kanak dan perubahan yang sangat pesat ini menimbulkan respon tersendiri bagi

remaja berupa tingkah laku yang sangat memperhatikan perubahan bentuk tubuhnya

(Hurlock, 1999). Dacey & kenny (2001) menyatakan bahwa remaja sering merasa

tidak puas akan perubahan dan penampilan mereka, sedangkan Hurlock (1980)

berpendapat bahwa hanya sedikit remaja yang megalami kateksis tubuh atau merasa

puas dengan tubuhnya. Ketidakpuasan yang dirasakan lebih banyak dialami di

beberapa bagian tubuh tertentu. Kegagalan mengalami kateksis tubuh menjadi salah

satu penyebab timbulnya konsep diri yang kurang baik dan kurangnya harga diri

selama masa remaja.

Semua orang tentu saja ingin menampilkan sebuah tampilan fisik yang

menarik, termasuk para remaja baik putra maupun putri. Bagi seorang remaja yang

bentuk tubuhnya kurang ideal, sering sekali menolak kenyataan perubahan fisiknya

sehingga mereka tampak mengasingkan diri karena merasa minder, dan bagi remaja

yang menerima perubahan fisik yang terjadi pada dirinya, menganggap hal tersebut

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
merupakan suatu hal yang wajar karena memang akan dialami semua orang yang

melaluai masa pubertas (Hurlock, 1999).

Banyak usaha yang dilakukan para remaja putri untuk membentuk tubuh yang

ideal agar menjadi kurus (Dacey dan Kenny, 2001). Pada umumnya mereka

melakukan diet, berolahraga, mealakukan perawatan tubuh, mengkonsumsi obat

pelangsing dan lain-lain. Sejauh ini remaja putri lebih menyukai diet untuk

menurunkan berat badan.

Tidak berbeda dengan remaja putri, remaja putra pun sebagian mengalami

masalah berat badan. Bagi mereka yang memiliki bobot yang berlebihan dianggap

akan memiliki permasalahan yang cukup berat untuk mendapatkan perhatian dari

lawan jenis. Banyak remaja putera yang berharap dapat membuat tubuh mereka

sedikit kekar atau berotot dan keinginan itu pada sebagian remaja putra disalurkan

melalui kegiatan olahraga. Namun sayang bagi remaja yang kegemukan, olahraga

merupakan kegiatan yang menyiksa (www.e-psikologi.com/remaja/130502.htm).

Tubuh yang kurus, bagi wanita, tidak hanya menunjukkan wanita yang aktif,

tetapi juga menyimbolkan kesuksesan dan status ekonomi yang tinggi (Rodin,

Sillberstein, & Stringel – Moore, 1984). Wanita pada umumnya menginginkan tubuh

yang langsing sebaliknya laki-laki pada umunya menginginkan tubuh yang berotot.

Wanita merasa tidak bahagia dengan bentuk tubuhnya dan berusaha untuk

menurunkan berat badannya meskipun mereka sudah memiliki badan yang ideal. Hal

ini dapat disebabkan karena adanya figur ideal yang menjadi panutan yang diperoleh

dari faktor luar seperti media. Media sangat mempengaruhi gambaran ideal akan

sosok tubuh seseorang, baik itu laki-laki maupun wanita. Semakin sering melihat

tubuh sempurna, maka semakin besar obsesi untuk bisa seperti model di majalah.

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Striegel & Moore (dalam Dacey & Kenny, 2001) menyatakan bahwa sejak

masa remaja wanita sudah mulai memfokuskan diri dengan penampilan mereka dan

juga sangat khawatir bila berat badan mereka tidak ideal dengan tinggi badan mereka.

Mereka juga sangat tidak toleran dengan penyimpangan yang terjadi pada tubuh

mereka, seperti obesitas atau keterlambatan perkembangan (Craig, 1990). Para remaja

meyakini bahwa jauh sebelum masa remaja bahwa gemuk itu adalah suatu yang jelek,

dan langsing itu adalah sesuatu yang dianggap cantik (Dacey & Kenny 2001).

Hurlock (1993) mengemukakan bahwa remaja pada umumnya merasa takut

pada bentuk tubuh yang terlalu gemuk, pendek, kurus, wajah yang kurang cantik atau

tampan, ada jerawat dan sebagainya. Dewi (2004) juga mengatakan, bahwa segala

hal tersebut dianggap sebagai suatu kekurangan yang membuat mereka malu, karena

remaja menyadari bahwa daya tarik fisik berperan penting dalam hubungan sosial.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Anggi (17 tahun):

“...memang penting kak daya tarik fisik itu. Apalagi kalau jumpa sama orang
baru. Kan aku kurus kak terus banyak jerawat lagi, kalau ketemu orang baru
gak PD gitu kak. Soalnya kadang aku sering diejek kak, karena jerawatku
yang banyak. Pokoknya gak enak lah kak kalau kurus dan jerawatan kek gini.
Heee...” (Komunikasi Personal, 9 April 2009)

Pada umunya remaja lebih mementingkan penampilan fisik. Bila penampilan

fisik bagus (cantik dan tidak gemuk) akan meningkatkan kepercayaan diri pada

remaja, terlebih-lebih remaja putri, maka penampilan fisik yang terlalu gemuk

(obesitas) adalah hal yang sangat ditakuti (Dewi, 2004). Hal ini sejalan dengan apa

yang dikemukakan oleh Dini (17 tahun)

“... kalao udah obesitas udah ngeri kali lah tu. Udahlah mengganggu
kesehatan, penampilan pun kurang, kan pakai baju pun jelek. Makanya kak,
kalau langsing kan lebih enak dilihat trus pun lebih cantik aja kayaknya...”
(Komunikasi Personal, 10 April 2009)

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Penilaian mengenai penampilan fisik disebut sebagai body image (Cash &

pruzinsky dalam Thompson dkk, 1999). Dalam penelitian ini akan digunakan istilah

citra tubuh untuk menjelaskan body image. Citra tubuh merupakan bagian dari self

image atau citra diri, dimana seseorang melihat tubuh mereka dari apa yang mereka

lihat (James, 2009). Pandangan berupa tingkah laku yang sangat memperhatikan

perubahan bentuk tubuhnya sehingga mereka memiliki pandangan sendiri mengenai

tubuhnya, hal ini merupakan citra tubuh yang dikemukakan (Hughes dan

Noppe,1985). Menurut Cash & Pruzinsky (dalam Thompson dkk, 1999) citra tubuh

merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa

penilaian positif dan negatif. Berscheid (Papalia & Olds, 2008) menyatakan bahwa

remaja yang memiliki persepsi positif terhadap gambaran tubuh lebih mampu

menghargai dirinya. Individu tersebut cenderung menilai dirinya sebagai orang

dengan kepribadian cerdas, asertif, dan menyenangkan. Dacey dan Kenny (1994)

mengemukakan bahwa persepsi negatif remaja terhadap gambaran tubuh akan

menghambat perkembangan kemampuan interpersonal dan kemampuan membangun

hubungan yang positif dengan remaja lain.

Agustiani (2006) mengatakan bahwa penilaian negatif individu pada dirinya

akan menimbulkan perasaan tidak berdaya, artinya seseorang individu mempersepsi

adanya kekurangan dalam segi fisik, tampilan yang tidak menyenangkan dan secara

sosial tidak adekuat. Perasaan seperti ini tentu saja akan menghambat penyesuaian

dirinya. Sebaliknya, remaja yang memiliki penilaian positif terhadap dirinya akan

lebih merasa menarik dan adekuat secara sosial sehingga dapat melakukan

penyesuaian diri dengan baik.

Hasil penelitian dari Pope, Philips, & Olivardia (2000) menunjukkan bahwa

wanita lebih memperhatikan penampilan fisik dibandingkan pria. Penjelasan ini bukan

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
berarti penampilan fisik yang menarik hanya pada wanita saja tetapi para pria pun

terkadang memperhatikan penampilan mereka. Santrock (2003) mengatakan bahwa

perhatian terhadap citra tubuh seseorang sangat kuat terjadi pada remaja yang berusia

12 hingga 18 tahun, baik pada remaja puteri maupun remaja putera. Wanita sudah

mulai memperhatikan penampilannya dimulai pada umur 11 tahun dan pada pria

mereka mulai memperhatikan penampilannya mulai umur 12-13 tahun (Rolfes et

al,.1998). perhatian terhadap penampilan ini lebih cepat terjadi pada wanita

dibandingkan dengan pria. Dacey & Kenny (dalam Davidson & McCabe, 2006)

karakter fisik merupakan pusat dari sense of self bagi remaja. Bagaimana mereka

memandang diri mereka sendiri untuk berperan dalam hal fungsi sehari-hari mereka.

Conger & Peterson dalam Sarafino (1998) juga mengatakan bahwa pada masa

remaja, biasanya mulai bersibuk diri dengan penampilan fisik mereka dan ingin

mengubah penampilan mereka. Fokus utama dari perhatian para remaja adalah tubuh

mereka (Emmons, 1996). Remaja putri sering sekali menjadi lebih tidak puas dengan

keadaan tubuhnya dikarenakan lemak di dalam tubuhnya bertambah, sedangkan

remaja putra menjadi lebih puas dikarenakan otot mereka meningkat (Gross, 1984).

Respon tersebut terwujud dalam bentuk penilaian atau evaluasi akan fisik tubuh

mereka. Penilaian tersebut berupa perasaan puas atau tidak puas akan keadaan fisik

mereka (Hurlock, 1999, Dacey & Kenny, 2001). Ketidakpuasan terhadap tubuh

berhubungan dengan ketidak cocokan antara persepsi dan keinginan untuk

memperoleh bentuk dan ukuran tubuh tertentu (bosi et al,.2006). Ketidakpuasan ini

yang pada akhirnya membuat remaja menjadi tidak percaya diri dan menganggap

penampilannya sebagai sesuatu yang menakutkan.

Remaja putri pada umumnya sering merasa tidak nyaman dengan dirinya dan

memiliki citra tubuh yang lebih negatif dibandingkan dengan remaja putra selama

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
masa pubertas (Brooks-Gunn & Paikoff, dalam Dacey & Kenny, 1997). Remaja putri

lebih mungkin untuk mengalami masalah dengan citra tubuhnya daripada remaja

putra, dan pada umumnya remaja putri sering merasa tidak puas dengan tubuhnya

(Galambus, Almeida & Petersen, 1990: Paxton et al., 1990). Smolacks (dalam Evan,

1998) menyatakan bahwa ketidakpuasan citra tubuh pada remaja putri pada umumnya

mencerminkan keinginan untuk menjadi lebih kurus, sedangkan pada remaja putra

ketidakpuasan terhadap citra diri karena ingin menjadi lebih besar, lebih tinggi, dan

berotot.

Ketidakpuasan terhadap tubuhnya dapat terjadi karena perubahan fisik yang

mereka alami hal ini disebabkan dengan terjadinya pubertas, yaitu masa atau periode

singkat dalam pematangan fisik yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh yang

dimulai sejak awal masa remaja (Santrock, 1998). Pada masa remaja hanya sedikit

remaja yang merasa puas dengan tubuhnya (Hurlock, 1999). 81% menginginkan berat

badan yang ideal, 78 % remaja putri menginginkan untuk menurunkan berat badan

mereka dan hanya 14 % remaja putri yang puas dengan ukuran tubuhnya (Ersele,

Hertagoard, & Lights, 1986).

Peran masyarakat dan media, memang membawa pengaruh yang besar dalam

mendorong seseorang untuk sangat peduli pada penampilan dan citra tubuhnya.

Remaja, baik putra dan putri berupaya untuk memperoleh kepuasan akan fisik mereka

dengan menggunakan berbagai macam cara-cara (Hurlock, 1999: Dacey & Kenny,

2001; craig, 1990; Klonoff & Landryne dalam Taylor, 1999; McCabe & Ricciardeli,

2003). Para remaja ini melakukan olahraga seperti fitnes untuk memperoleh kepuasan

akan fisik mereka, cara lain yang mereka lakukan dengan diet dan menjaga pola

makan mereka. Penilaian kepuasan ini diperoleh bila mereka sudah memperoleh fisik

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
yang ideal meliputi bentuk tubuh dan ukuran tubuh (Cash & Pruzinsky dalam

Thompson dkk, 1999).

Cash (2004) mengatakan bahwa bagaimana citra tubuh seseorang itu dapat

dilihat dari evaluasi penampilan, yaitu mengukur evaluasi dari penampilan dan

keseluruhan tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta memuaskan dan tidak

memuaskan. Selain itu dapat dilihat melalui orientasi penampilan yaitu perhatian

individu terhadap penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki

dan meningkatkan penampilan dirinya. Cara lain dapat dilihat melalui kepuasan

terhadap bagian tubuh yaitu mengukur kepuasan individu terhadap bagian tubuh

secara spesifik. Kecemasan menjadi gemuk dan pengkategorian ukuran tubuh juga

dapat melihat bagaiman citra tubuh seseorang itu

Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana citra

tubuh pada remaja yang obesitas.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, maka perumusan masalah

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran citra tubuh remaja yang obesitas?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran citra tubuh

pada remaja yang obesitas.

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan dua manfaat, yaitu: manfaat

secara teoritis dan manfaat secara praktis.

1. Manfaat teoritis

a) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang

menyokong perkembangan ilmu pengetahuan psikologi, khususnya ilmu psikologi

perkembangan yang terkait dengan citra tubuh.

b) Penelitian ini juga diharapakan dapat menjadi masukan bagi peneliti lain yang

berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat praktis

a) Sebagai referensi bagi remaja yang mengalami obesitas agar mendapatkan

gambaran mengenai citra tubuh.

b) Sebagai bahan referensi bagi keluarga, agar dapat memberikan informasi tentang

citra tubuh. Hal ini bertujuan agar remaja yang mengalami obesitas dapat

menerima keadaan tubuh atau fisiknya secara positif atau baik.

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari lima bab dimulai dari bab I sampai bab V. Adapun

sistematika penulisan penelitian ini adalah:

Bab I : Pendahuluan

Memuat latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini berisi pembahasan teoritis tentang obesitas, citra tubuh, dan remaja.

Bab III : Metodologi Penelitian

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Bab ini terdiri atas identifikasi variabel, defenisi operasional variabel

penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, alat ukur yang

digunakan, prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode analisa data.

Bab IV : Analisa Data dan Pembahasan

Bab ini terdiri dari gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian,

interpretasi data dan pembahasan

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Obesitas

1. Defenisi obesitas

Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan di dalam badan atau

kegemukan yang berlebihan (KBBI, 1996). Papalia dan Olds (1995) mengatakan

bahwa obesitas atau kegemukan terjadi jika individu mengkonsumsi kalori yang

berlebihan dari yang mereka butuhkan. Sarafino (1998) juga mengatakan bahwa

obesitas adalah sebagai suatu simpanan yang berlebih dalam bentuk lemak yang

berdampak buruk bagi kesehatan.

Pengertian obesitas dalam psikologis menurut Wurtman & Wurtman (1996)

adalah simpanan energi yang berlebihan dalam bentuk lemak, yang berdampak buruk

bagi kesehatan dan perpanjang usia.

Dari penjelasan-penjelasan dapat disimpulkan bahwa obesitas merupakan

keadaan yang tidak dikehendaki, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang

berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal.

2. Faktor-faktor penyebab obesitas

Menurut para ahli, didasarkan pada hasil penelitian, obesitas dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Zainun Mu’tadin (2002) mengemukakan bahwa

faktor-faktor penyebab obesitas diantaranya adalah faktor genetik, disfungsi salah satu

bagian otak, pola makan yang berlebih, kurang gerak / olahraga, emosi, dan faktor

lingkungan.

a) Genetik
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Seringkali kita menjumpai anak-anak yang gemuk dari keluarga yang salah satu

atau kedua orang tuanya gemuk juga. Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik

telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh. Pada

saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar

dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang bayi

selama dalam kandungan. Dengan demikian tidak heran apabila bayi yang

dilahirkan pun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar.

b) Kerusakan pada salah satu bagian otak

Perilaku makan seseorang dikendalikan oleh sistem pengontrol yang terletak pada

suatu bagian otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus merupakan sebuah

kumpulan inti sel dalam otak yang langsung berhubungan dengan bagian-bagian

lain dari otak dan kelenjar dibawah otak. Hipotalamus mengandung lebih banyak

pembuluh darah dari daerah lain pada otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi

oleh unsur kimiawi dari darah.

Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu

hipotalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan (awal atau pusat

makan); hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas merintangi nafsu makan

(pemberhentian atau pusat kenyang). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa bila

HL rusak/hancur maka individu menolak untuk makan atau minum, dan akan mati

kecuali bila dipaksa diberi makan dan minum (diberi infus). Sedangkan bila

kerusakan terjadi pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan

kegemukan.

c) Pola makan berlebihan

Pola makan berlebihan cenderung dimiliki oleh orang yang kegemukan. Orang

yang kegemukan biasanya lebih responsif dibanding dengan orang yang memiliki

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
berat badan normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan,

atau saatnya waktu makan. Mereka cenderung makan bila ia merasa ingin makan,

bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan yang berlebihan inilah yang

menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari kegemukan apabila tidak memiliki

kontrol diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan.

d) Kurang gerak atau olahraga

Berat badan berkaitan erat dengan tingkat pengeluaran energi tubuh. Pengeluaran

energi ditentukan oleh dua faktor, yaitu: 1) tingkat aktivitas dan olah raga secara

umum; 2) angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk

mempertahankan fungsi minimal tubuh. Dari kedua faktor tersebut metabolisme

basal memiliki tanggung jawab dua pertiga dari pengeluaran energi orang normal.

Walaupun aktivitas fisik hanya mempengaruhi sepertiga dari pengeluaran energi

seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang kegemukan aktivitas fisik

memiliki peran yang sangat penting. Ketika berolahraga kalori terbakar, makin

sering berolahraga maka semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak

langsung mempengaruhi sistem metabolisme basal. Orang yang bekerja dengan

duduk seharian akan mengalami penurunan metabolisme basal tubuhnya. Jadi olah

raga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat

membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya

metabolisme normal.

e) Pengaruh emosional

Pada beberapa kasus obesitas bermula dari masalah emosional yang tidak teratasi.

Orang-orang yang memiliki permasalahan menjadikan makanan sebagai pelarian

untuk melampiaskan masalah yang dihadapinya. Makanan juga sering dijadikan

sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
kehidupannya. Dengan menjadikan makanan sebagai pelampiasan penyelesaian

masalah maka apabila tidak diimbangi dengan aktifitas yang cukup akan

menyebabkan terjadinya kegemukan.

f) Lingkungan

Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang untuk menjadi gemuk.

Jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah

simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan cenderung untuk

menjadi gemuk. Selama pandangan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor

eksternal maka orang yang obesitas tidak akan mengalami masalah-masalah

psikologis sehubungan dengan kegemukan.

3. Dampak obesitas

Kegemukan pada remaja dalam jangka panjang dapat memicu berbagai

penyakit seperti, jantug koroner, diabetes melitus, fungsi paru, peningkatan kadar

kolestrol, gangguan ortopedik karena menopang tubuh yang berat, gangguan

pernafasan saat tidur, dapat terserang infeksi pernafasan, kelainan pada kulit,

kegemukan yang terjadi pada masa anak-anak dapat berlanjut hingga dewasa

(Wikipedia, 2007).

Dampak obesitas yang dapat terjadi dalam jangka pendek maupun jangka

panjang yang tertera di bawah ini :

1. Gangguan psiko-sosial : Rasa rendah diri, depresif dan menarik diri dari

lingkungan. Hal ini dikarenakan anak obesitas seringkali menjadi bahan hinaan

teman sepermainan dan teman sekolah. Dapat pula karena ketidakmampuan untuk

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
melaksanaan suatu tugas/kegiatan terutama olahraga akibat adanya hambatan

pergerakan oleh kegemukannya.

2. Pertumbuhan fisik/linier yang lebih cepat dan usia tulang yang lebihlanjut

dibanding usia biologisnya.

3. Masalah ortopedi : Seringkali terjadi slipped capital femoral epiphysis dan

penyakit blount sebagai akibat beban tubuh yang terlalu berat.

4. Gangguan pernafasan : Sering terserang infeksi saluran nafas, tidur ngorok,

kadang-kadang terjadi opnea sewaktu tidur, sering ngantuk siang hari. Bila

gangguan sangat berat disebut sebagai sindrom Pickwickian, yaitu adanya

hipoventilasi alveolar.

5. Gangguan endokrin : Menars lebih cepat terjadi karena sampingan faktor

emosional, untuk terjadinya menars diperlukan jumlah lemak tertentu sehingga

anak obesitas dimana lemak tubuh sudah cukup tersedia, menars akan terjadi lebih

dini.

6. Obesitas akan berelanjutk sampai dewasa, terutama bila obesitas mulai pada pra-

pubertal.

7. Penyakit degenaratif dan penyakit metabolik : hipertensi, penyakit jantung,

koroner, diabetes melitus, hiperlipoproteinemia, hiperkolesterolemia (dalam

Nasar, 1995).

4. Klasifikasi dan Pengukuran Obesitas

Klasifikasi berat badan berdasarkan World Health Organization (WHO)

Indeks Massa Tubuh Kategori

(IMT)

<18,5 Berat badan kurang

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
18,5-24,9 Berat badan normal

25-29,9 Berat badan lebih

30-34,9 Obesitas I

35-39,9 Obesitas II

>39,9 Sangat obesitas

Untuk mengukur lemak tubuh secara langsung sangat sulit dan sebagai

pengukur pengganti dipakai body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh (IMT)

untuk menentukan berta badan yang lebih dan obesitas pada seseorang (Aru W.

Sudoyo, 2006). Cara untuk mengukur IMT adalah :

beratbadan(kg )
Indeksmassatubuh( IMT ) =
tinggibadan 2 (m)

Indeks massa tubuh digunakan untuk menentukan banyaknya lemak yang

tersimpan dalam tubuh dengan membandingkan berat badan (dalam kilogram) dengan

kuadrat tinggi badan (dalam meter) seseorang. Pengukuran indeks massa tubuh

membagi berat badan menjadi empat jenis, yaitu underweight (kekurangan berat

badan), berat badan yang ideal, overweight (kelebihan berat badan), obese

(kegemukan).

B. Citra tubuh

1. Defenisi citra tubuh

Menurut kamus psikologi (Chaplin, 2005) citra tubuh adalah ide seseorang

mengenai penampilannya di hadapan orang (bagi) orang lain. Papalia, Olds, dan

Feldman (2001) menyatakan bahwa citra tubuh merupakan gambaran dan evaluasi

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
mengenai penampilan seseorang. Dacey & Kenny (2001) menyatakan bahwa citra

tubuh adalah keyakinan seseorang akan penampilan mereka di hadapan orang lain.

Schlundt dan jhonson (1990) mengatakan bahwa citra tubuh merupakan

gambaran mental yang tertuju kepada perasaan yang kita alami tentang tubuh dan

bentuk tubuh kita yang berupa penilaian positif dan penilaian negatif. Basow (1992)

menjelaskan bahwa citra tubuh merupakan bagaimana kita menerima dan juga

merasakan tentang tubuh kita.

Penilaian mengenai penampilan fisik disebut sebagai citra tubuh (Cash &

pruzinsky dalam Thompson dkk, 1999). Menurut Cash & Pruzinsky (dalam

Thompson dkk, 1999) citra tubuh merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap

tubuhnya yang dapat berupa penilaian positif dan negatif. Berscheid (Papalia & Olds,

2008) menyatakan bahwa remaja yang memiliki persepsi positif terhadap gambaran

tubuh lebih mampu menghargai dirinya. Individu tersebut cenderung menilai dirinya

sebagai orang dengan kepribadian cerdas, asertif, dan menyenangkan. Dacey dan

Kenny (1994) mengemukakan bahwa persepsi negatif remaja terhadap gambaran

tubuh akan menghambat perkembangan kemampuan interpersonal dan kemampuan

membangun hubungan yang positif dengan remaja lain.

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa citra tubuh adalah penampilan

seseorang terhadap dirinya untuk dihadapakan atau ditunjukkan kepada orang lain.

Citra tubuh juga menggambarkan bagaimana seseorang dapat memandang dirinya

secara positif atau negatif

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan citra tubuh

Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan citra tubuh adalah:

a) Jenis kelamin

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Chase (2001) menyatakan bahwa jenis kelamin adalah faktor paling penting dalam

perkembangan citra tubuh seseorang. Deacey & Kenny (2001) juga sependapat

bahwa jenis kelamin mempengaruhi citra tubuh. Beberapa penelitian yang sudah

dilakukan menyatakan bahwa wanita lebih negatif memandang citra tubuh

dibandingkan pria (Cash & Brown, 1989: Davidson & McCabe, 2005: Demarest

& Allen, 2000: Furnaham & Greaves, 1994:, Jenelli, 1993: Rozin & Fallon, 1988

dalam Hubley & Quinlan, 2005).

Pria ingin bertubuh besar dikarenakan mereka ingin tampil percaya diri di depan

teman-temannya dan mengikuti trend yang sedang berlangsung. Sedangkan

wanita ingin memiliki tubuh kurus menyerupai ideal yang digunakan untuk

menarik perhatian pasangannya. Usaha yang dilakukan pria untuk membuat tubuh

lebih berotot dipengaruhi oleh gambar dimedia massa yang memperlihatkan

model pria yang kekar dan berotot. Sedangkan wanita cenderung untuk

menurunkan berat badan disebabkan oleh artikel dalam majalah wanita yang

sering memuat artikel promosi tentang penurunan berat badan (Anderson &

Didomenico, 1992).

2. Usia

Pada tahan perkembangan remaja, citra tubuh menjadi penting (Papalia & Olds,

2003). Hal ini berdampak pada usaha berlebihan pada remaja untuk mengontrol

berat badan. umumnya lebih sering terjadi pada remaja putri dari pada remaja

putra. Remaja putri mengalami kenaikan berat badan pada masa pubertas dan

menjadi tidak bahagia tentang penampilan dan hal ini dapat menyebabkan remaja

putri mengalami gangguan makan (eating disorder). Ketidakpuasan remaja putri

pada tubuhnya meningkat pada awal hingga pertengahan usia remaja sedangkan

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
pada remaja putra yang semakin berotot juga semakin tidak [uasa denagn

tubuhnya (Papalia & Olds, 2003).

c) Media Massa

Tiggemann (dalam Cash & Pruzinsky, 2002) mengatakan bahwa media yang

muncul dimana-mana memberikan gambaran ideal mengenai figur perempuan dan

laki-laki yang dapat mempengaruhi gambaran tubuh seseorang. Tiggemann

(dalam Cash &purzinsky, 2002) juga menyatakan bahwa media massa menjadi

pengaruh yang paling kuat dalam budaya sosial.

Anak-anak dan remaja lebih bahyak menghabiskan waktunya dengan menonton

televisi. Konsumsi media yang tinggi dapat mempengaruhi konsumen. Isi

tayangan media sering menggambarkan bahwa standart kecantikan perempuan

adalah

Tubuh yang kurus dalam hal ini berarti dengan level kekurusan yang dimiliki,

kebanyakan perempuan percaya bahwa mereka adalah orang-orang yang sehat.

Media juga menggambarkan gambaran ideal bagi laki-laki adalah dengan

memiliki tubuh yang berotot.

4.) Keluarga

menurut teori social leraning, orang tua merupakan model yang paling penting

dalam proses sosialisasi sehingga mempengaruhi gambaran tubuh anak anaknya

melalui modeling, feedback dan instruksi. Fisher, Fisher dan Strack (dalam Cash

& Pruzinsky, 2002) menyatakan bahwa gambaran tubuh melibatkan bagaimana

orangtua menerima keadaan bayinya baik terhadap jenis kelamin bayinya dan

bagaiman wajah bayinya kelak. Ketika bayi lahir, orangtua menyambut bayi

tersebut dengan pengharapan akan adanya bayi ideal dan membandingkannya

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
dengan penampilan bayi sebenarnya. Kebutuhan emosional bayi adalah disayangi

lingkungan yang dapat mempengaruhi harga diri seseorang. Harapan fisik bayi

oleh orangtua sama seperti harapan oanggota keluarga lain yaitu tidak cacat tubuh.

Ikeda and Narworski (dalam Cash dan Purzinsky, 2002) menyatakan bahwa

komentar yang dibuat orang tua dan anggota keluarga mempunyai pengaruh yang

besar dalam gambaran tubuh anak- anak. Orang tua yang secara konstan

melakukan diet dan berbicara tentang berat mereka dari sisi negatif akan

memberikan pesan kepada anak bahwa menghawatirkan berat badan adalah

sesuatu yang normal.

5. Hubungan interpersonal

Hubungan interpersonal membuat seseorang cenderung membandingkan diri

dengan orang lain dan feedback yang diterima mempengaruhi konsep diri

termasuk mempengaruhi bagaimana perasaan terhadap penampilan fisik. Hal

inilah yang sering membuat orang merasa cemas dengan penampilannya dan

gugup ketika orang lain melakukan evaluasi terhadap dirinya. Rosen dan

koleganya (dalam Cash & Purzinsky, 2002) menyatakan bahwa feedback terhadap

penampilan dan kompetisi teman sebaya dan keluarga dalam hubungan

interpersonal dapat mempengaruhi bagaimana pandangan dan perasaan mengenai

tubuh.

Menurut Dunn & Gokee (dalam Cash Purzinsky, 2002) menerima feedback

mengenai penampilan fisik berarti seseorang mengembangkan persepsi tentang

bagaimana orang lain memandang dirinya. Keadaan tersebut dapat membuat

mereka melakukan perbandingan sosial yang merupakan salah satu proses

pembentukan dalam penilaian diri mengenai daya tarik fisik.

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Pikiran dan perasaan mengenai tubuh bermula dari adanya reaksi orang lain.

Dalam konteks perkembangan, gambaran tubuh berasal dari hubungan

interpersoanal. Perkembangan emosional dan pikiran individu juga berkontribusi

pada bagaimana seseorang melihat diriya. Maka, bagaimana seseorang berpikir

dan merasa mengenai tubuhnya dapat mempengaruhi hubungan dan karakteristik

psikologis (chase, 2001).

3. Dimensi citra tubuh

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai citra tubuh

pada umumnya menggunakan Multidimensional Body Self Relation Questionnaire-

Appearance Scales (MBSRQ-AS) yang dikemukakan oleh Cash. Pengukuran

gambaran tubuh dalam penelitian ini menggunakan dimensi-dimensi pada alat ukur

yang dikemukakan oleh Cash dkk, (dalam Seawell & Danorf-Burg, 2005).

Cash (2004) mengemukakan adanya lima dimensi citra tubuh, yaitu:

a. Appearance Evaluation (Evaluasi penampilan), yaitu mengukur evaluasi dari

penampilan dan keseluruhan tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta

memuaskan dan tidak memuaskan.

b. Appearance Orientation (Orientasi penampilan), yaitu perhatian individu

terhadap penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan

meningkatkan penampilan dirinya.

c. Body Area Satisfaction (Kepuasan terhadap bagian tubuh), yaitu mengukur

kepuasan individu terhadap bagian tubuh secara spesifik, seperti wajah, rambut,

tubuh bagian bawah (pantat, paha, pinggul, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang,

perut), tubuh bagian atas (dada, bahu, lengan), dan penampilan secara

keseluruhan.

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
d. Overweight Preocupation (Kecemasan menjadi gemuk), yaitu mengukur

kecemasan terhadap kegemukan, kewaspadan individu terhadap berat badan,

kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan berat badan dan membatasi

pola makan.

e. Self-Classified Weight (Pengkategorian ukuran tubuh), yaitu mengukur

bagaimana individu mempersepsi dan menilai berat badannya, dari sangat kurus

sampai sangat gemuk.

C. Remaja

1. Defenisi remaja

Istilah remaja berasal dari kata latin adolescere yang artinya tumbuh atau

tumbuh menjadi dewasa. Santrock (2001) menyatakan bahwa remaja merupakan

suatu periode dalam perkembangan yang merupakan transisi antara masa kanak-kanak

dan masa dewasa, melipiutu perubahan-perubahan biologis, kognitif dan psikososial.

Sarwono (2001) menyaakan bahwa remaja berada dalam periode transisi

antara anak-anak dan orang dewasa dengan segala perkembangan biologis, kognitif,

dan psikososial.

2. Usia masa remaja

Menurut Hurlock (1999) batasan usia masa remaja adalah 13 tahun – 17 tahun.

Batasan usia untuk remaja Indonesia adalah antara usia 11 tahun – 24 tahun.

Pertimbangan bahwa usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda

seksual sekunder mulai tampak dan batasan usia 24 tahun merupakan batas maksimal

untuk individu yang belum memenuhi persyaratan kedewasaan secara sosial maupun

secara psikologis. Individu yang sudah menikah dianggap dan diperlakukan sebagai

individu dewasa sehingga tidak lagi di golongkan sebagai remaja (Sarwono, 2006).
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Santrock (1998) berpendapat bahwa masa remaja di awali pada usia yang berkisar 10

tahun – 13 tahun dan berahir di usia 18 tahun 22 tahun.

3. Tugas perkembangan remaja

Havinghurst (dalam Bigner, 1994, Hurlock, 1999) secara umum menyebutkan

tugas-tugas perkembangan masa remaja yaitu:

1. Mencapai hubungan baru dan hubungan yang lebih dewasa dengan teman seusia

dari dua jenis kelamin

2. Mencapai peran sosial yang maskulin dan feminim

3. Menerima keadaan fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif

4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang yang lebih

dewasa

5. Mencapai kepastian atau jaminan akan kemandirian ekonomi

6. Menyeleksi dan mempersiapkan pekerjaan

7. Mempersiapkan diri untuk rencana pernikahan dan menghadapi kehidupan

berkeluarga

8. Mengembangankan kemampuan intelektual dan konsep-konsep yang di perlukan

terhadap

9. Memiliki rasa tanggung jawab secara sosial.

4. Perkembangan fisik remaja

Masa remaja di mulai dengan terjadinya pubertas, yaitu masa atau periode

yang singkat dalam pematangan fisik yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh

yang di mulai sejak awal masa remaja. Perubahan hormonal tersebut menyebabkan

terjadinya perubahan fisik pada tubuh (Santrock, 1998).

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Perubahan fisik yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja

adalah perubahan tubuh yaitu badan menjadi semakin panjang dan tinggi. Selanjutnya

mulai berfungsinya alat reproduksi yang di tandai dengan haid pada remaja putri dan

mimpi basah pada remaja putra. Perubahan-perubahan fisik ini menyebabkan

kecanggungan bagi remaja karena ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang

terjadi pada dirinya (Sarwono, 2006).

D. Gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas

Obesitas atau kegemukan merupakan suatu masalah yang ditakuti oleh para

remaja. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas atau kegemukan terjadi

jika individu mengkonsumsi kalori yang berlebihan dari yang mereka butuhkan.

Sarafino (1998) juga mengatakan bahwa obesitas adalah sebagai suatu simpanan yang

berlebih dalam bentuk lemak yang berdampak buruk bagi kesehatan.

Dampak buruk obesitas terhadap kesehatan, sangat berhubungan dengan

berbagai macam penyakit yang serius, seperti tekanan darah tinggi, jantung, diabetes

melitus, dan penyakit pernapasan. Dampak lain yang sering diabaikan adalah perasaan

merasa dirinya berbeda atau dibedakan dari kelompoknya akan membuat individu

dengan obesitas rentan terhadap berbagai masalah psikologis.

Penelitian Daniel (1997) memperlihatkan bahwa ada hubungan yang sangat

erat antara psikologis dengan obesitas pada remaja, terutama dalam bentuk depresi.

Remaja obesitas yang dijauhi oleh teman-temannya memiliki kecenderungan untuk

mengalami rasa putus asa yang besar. Hubungan antara obesitas dengan gejala

psikologis merupakan suatu lingkaran yang tidak terputus.

Masalah psikologis yang paling umum didapatkan adalah cemas, ganggguan


makan. Depresi pada obesitas dapat muncul karena pertentangan batin antara
keinginan untuk memperoleh bentuk tubuh yang ideal dan kenyataan yang ada.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Depresi terjadi sebagai akibat gangguan citra tubuh (sering berupa distorsi, bila
melihat didepan cermin, seseorang tidak melihat tubuhnya sebagaimana adanya dalam
realitas).
Bagi remaja putri yang mengalami obesitas, masalah yang sering kali muncul

adalah kepercayaan diri yang rendah dan kondisi ini berbeda jika dibandingkan

dengan remaja putra yang lebih mengutamakan prestasi dari pada mengurus bentuk

tubuh yang ideal (Dewi, 2004).

Remaja yang menderita obesitas selalu dijadikan sebagai objek ejekan dan

penampilan yang gemuk selalu di ejek dan dianggap sebagai hal yang lucu yang dapat

membuat orang lain tertawa dan dianggap jelek (Dewi, 2004). Kenyataan ini dapat

membuat penderita obesitas merasa dirinya sangat berbeda dan aneh dibandingkan

dengan orang lain.

Tubuh yang kurus bukan hanya dianggap menarik, tetapi tubuh yang gemuk

dianggap sesuatu yang memalukan (Silverstein, Perdue, Petersor dan Kelly, 1986).

Kecenderungan untuk menjadi gemuk atau obesitas, dapat mengganggu sebagian anak

pada masa puber dan menjadi sumber keperihatinan selama tahun-tahun awal masa

remaja (Hurlock 1980). Remaja putera dan putri yang obesitas memiliki kesulitan

dalam hal perkembangan dan identitas (Sheshowsky,1983). Obesitas juga dapat

menimbulkan masalah sosial bagi remaja (Kaplan, 1999).

Banyak usaha yang dilakukan para remaja putri untuk membentuk tubuh yang

ideal agar menjadi kurus (Dacey dan Kenny, 2001). Pada umumnya mereka

melakukan diet, berolahraga, mealakukan perawatan tubuh, mengkonsumsi obat

pelangsing dan lain-lain. Sejauh ini remaja putri lebih menyukai diet untuk

menurunkan berat badan.

Tidak berbeda dengan remaja putri, remaja putra pun sebagian mengalami

masalah berat badan. Bagi mereka yang memiliki bobot yang berlebihan dianggap

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
akan memiliki permasalahan yang cukup berat untuk mendapatkan perhatian dari

lawan jenis. Banyak remaja putera yang berharap dapat membuat tubuh mereka

sedikit kekar atau berotot dan keinginan itu pada sebagian remaja putra disalurkan

melalui kegiatan olahraga. Namun sayang bagi remaja yang kegemukan, olahraga

merupakan kegiatan yang menyiksa (www.e-psikologi.com/remaja/130502.htm).

Pada umunya remaja lebih mementingkan penampilan fisik. Bila penampilan

fisik bagus (cantik dan tidak gemuk) akan meningkatkan kepercayaan diri pada

remaja, terlebih-lebih remaja putri, maka penampilan fisik yang terlalu gemuk

(obesitas) adalah hal yang sangat ditakuti (Dewi, 2004).

Penilaian mengenai penampilan fisik disebut sebagai body image (Cash &

pruzinsky dalam Thompson dkk, 1999). Dalam penelitian ini akan digunakan istilah

citra tubuh untuk menjelaskan body image. Menurut Cash & Pruzinsky (dalam

Thompson dkk, 1999) citra tubuh merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap

tubuhnya yang dapat berupa penilaian positif dan negatif.

Hasil penelitian dari Pope, Philips, & Olivardia (2000) menunjukkan bahwa

wanita lebih memperhatikan penampilan fisik dibandingkan pria. Penjelasan ini bukan

berarti penampilan fisik yang menarik hanya pada wanita saja tetapi para pria pun

terkadang memperhatikan penampilan mereka. Santrock (2003) mengatakan bahwa

perhatian terhadap citra tubuh seseorang sangat kuat terjadi pada remaja yang berusia

12 hingga 18 tahun, baik pada remaja puteri maupun remaja putera.

Conger & Peterson dalam Sarafino (1998) juga mengatakan bahwa pada masa

remaja, biasanya mulai bersibuk diri dengan penampilan fisik mereka dan ingin

mengubah penampilan mereka. Fokus utama dari perhatian para remaja adalah tubuh

mereka (Emmons, 1996). Remaja putri sering sekali menjadi lebih tidak puas dengan

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
keadaan tubuhnya dikarenakan lemak di dalam tubuhnya bertambah, sedangkan

remaja putra menjadi lebih puas dikarenakan otot mereka meningkat (Gross, 1984).

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan unsur yang paling penting dalam penelitian

ilmiah karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah

penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan hasilnya (Hadi, 2000)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

deskriptif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematik dan

akurat, fakta, karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu (Hadi, 2000).

Hasan (2003) menyatakan bahwa hasil penelitian deskriptif berupa deskripsi

mengenai variable-variabel tertentu dengan menyajikan frekuensi, angka rata-rata,

atau kualifikasi lainnya untuk setiap kategori di setiap variable. Dalam pengolahan

dan analisa data menggunakan pengolahan statistik yang bersifat deskriptif.

A. Identifikasi Variabel

Variable yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah citra tubuh pada remaja

putri yang obesitas.

B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

citra tubuh adalah penilaian seseorang terhadap penampilan dirinya untuk

dihadapakan atau ditunjukkan kepada orang lain. Citra tubuh juga menggambarkan

bagaimana seseorang dapat memandang dirinya secara positif dan negatif. Seseorang

yang memiliki citra tubuh yang positif maka dapat menerima dirinya sebaiknya jika

seseorang memiliki citra tubuh yang negatif mereka tidak dapat menerima dirinya apa

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
adanya. Citra tubuh dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala yang

dibuat oleh peneliti berdasarkan dimensi citra tubuh yang dikemukakan oleh Cash

(2004), yaitu:

a. Appearance Evaluation (Evaluasi penampilan)

b. Appearance Orientation (Orientasi penampilan)

c. Body Area Satisfaction (Kepuasan terhadap bentuk tubuh)

d. Overweight Preocupation (Kecemasan menjadi gemuk)

e. Self-Classified Weight (Pengkategorisasian ukuran tubuh)

skor total pada skala citra tubuh merupakan petunjuk gambaran tubuh yang

positif dan negative. Skor citra tubuh yang tinggi berarti bahwa seseorang memiliki

citra tubuh yang positif dan skor citra tubuh yang rendah berarti seseorang memiliki

citra tubuh yang negatif.

C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi

sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki sifat yang sama .

kemudian akan diambil wakil dari populasi yang disebut sampel penelitian (Hadi,

2000).

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja. Adapun karakteristik populasi

penelitian ini adalah:

a) Remaja (10 tahun-22 tahun)

Santrock (1998) mengatakan bahwa masa remaja diawali pada usia berkisar 10

tahun – 13 tahun dan berahir pada umur 18 tahun – 22 tahun.


Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
b) Mengalami obesitas

Peneliti menggunakan sampel yang mengalami obesitas tingkat 1, tingkat 2 dan

sangat obesitas.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagai subjek yang akan diteliti (Hadi,

2000). Menurut Azwar (2004), secara tradisional, statistika menganggap bahwa

jumlah sampel yang lebih dari 60 orang sudah cukup banyak. Adapun jumlah subjek

yang digunakan dalam uji coba alat ukur adalah 70 orang, sedangkan subjek yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang.

2. Metode pengambilan sampel

Metode pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil

sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu agar diperoleh sampel

yang mewakili populasi (Hadi, 2000). Metode pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah incidental sampling. Menurut Hadi (2000), incidental

sampling diperoleh semata-mata dari keadaan - keadaan insidental atau kebetulan.

D. Alat ukur yang digunakan

Alat ukur merupakan metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian

yang mempunyai tujuan untuk mengungkapkan fakta mengenai variabel yang diteliti.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode

self-reports. Metode self-reports berasumsi bahwa subjek adalah orang yang paling

tahu tentang dirinya sendiri, apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar

dan dapat dipercaya, dan interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti (Hadi,

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
2000). Sesuai dengan metode self-reports maka penelitian ini menggunakan skala

gambaran tubuh untuk memperoleh gambaran tubuh remaja yang obesitas.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lima dimensi gambaran tubuh,

yaitu evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kepuasan terhadap bagian tubuh,

kecemasan menjadi gemuk dan pengkategorian ukuran tubuh. Skala ini menggunakan

skala model Likert. Skala ini terdiri dari 4 pilihan jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS),

Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Untuk pernyataan

mengenai dimensi “kepuasan area tubuh”, pilihan jawaban yang digunakan adalah:

Sangat Puas (SP), Puas (P), Tidak Puas (TP), dan Sangat Tidak Puas (STP). Skala

disajikan dalam bentuk pertanyaan favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak

mendukung). Nilai pilihan bergerak dari 1-4, bobot penilaian untuk pernyataan

favorable yaitu SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1, sedangkan untuk bobot pernyataan

unfavorable yaitu SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4.

1. Validitas alat ukur

Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang

akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas (Azwar,

2004). Di dalam penelitian ini akan di uji validitasnya berdasarkan validitas isi.

Validitas isi tes di tentukan melalui pendapat profesional (profesional judgement)

dalam proses telaah soal. Pendapat profesional diperoleh dengan cara berkonsultasi

dengan dosen pembimbing.

2. Daya beda aitem

Daya beda aitem yaitu kemampuan aitem dalam membedakan antara subjek

yang memiliki atribut yang diukur dan yang tidak. Selain itu, indeks daya beda aitem

merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
skala secara keseluruhan yang dikenal dengan konsistensi aitem total. Pengujian daya

diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi korelasi antara distribusi

skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total

(rix) yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan

aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan rix ≥ 0,275.

Pengujian daya diskriminasi aitem pada skala sikap dilakukan dengan

mengkorelasikan antara skor tiap aitem dengan skor total, dengan menggunakan

teknik korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan program SPSS versi 15.

3. Reliabilitas alat ukur

Menurut Azwar (2004), reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau

keterpercayaan hasil ukur adalah untuk mencari dan mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran dapat dipercaya. Prosedur pengujian reliabilitas yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah koefisien reliabilitas alpha. Data untuk menghitung

koefisien reliabilitas alpha diperoleh melalui penyajian satu bentuk skala yang

dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok responden (single-trial administratio).

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx) yang angkanya berada

dalam rentang 0 sampai dengan 1. koefisien reliabilitas semakin mendekati angka 1

menandakan semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin

mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas yang dimiliki. Teknik koefisien

alpha untuk menguji reliabilitas alat ukut dihitung dengan bantuan program SPSS

versi 15.

4. Hasil uji coba alat ukur

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengetahui sejauh mana

alat ukur dapat mengungkap dengan tepat apa yang diukur dan seberapa jauh alat ukur

menunjukkan keadaan sebenarnya (Azwar, 2004). Setelah alat ukur disusun, maka

tahap selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan uji coba alat ukur. Uji coba

dilakukan pada 70 orang remaja yang mengalami obesitas di kota Medan. Dalam

skala citra tubuh yang disebar terdapat 60 aitem.

Tabel 1 menunjukkan blue print skala citra tubuh sebelum dilakukan uji coba.

Tabel 1. Blue print Distribusi Aitem Skala Citra Tubuh pada Remaja yang

Obesitas Sebelum Uji Coba

N Dimensi Indikator Perilaku No. Aitem Jumla


o Fav Unfav h
(%)
1. Evaluasi - individu 1,6,10,15,20,22 3,8,13,17,25 12
penampilan menganggap ,27
(Apperance penampilannya
Evaluation) menarik atau
memuaskan
2. Orientasi -individu 4,9,18,26,29,44 2,7,14,51,57 12
penampilan memperhatikan ,59
(Apperance penampilannya
Orientation) dengan
melakukan usaha
3. Kepuasan -kepuasan 5,11,19,23,34,3 16,21,28,36, 12
terhadap terhadap wajah 8 40,52
bagian tubuh -kepuasan
(Body Area terhadap bagian
Satisfaction) bawah (paha,

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
pantat, pinggul,
kaki)
-kepuasan
terhadap bagian
tegah (pinggang,
perut)
-kepuasan
terhadap bagian
atas (dada, bahu,
lengan)
-kepuasan
terhadap rambut
4. Kecemasan - membatasi pola 24,30,39,45,50, 12,31,35,37, 12
menjadi makanan 53 41,54
gemuk - kewaspadaan
(Overweight terhadap berat
Preocupation badan
)
5. Pengkategoria -berat badan 33,43,47,49,55, 32,42,46,48, 12
n ukuran 58 56,60
tubuh (self-
classified
weight)
Total 30 30 60
50% 50% 100%
Keterangan tabel 1 :

F : Aitem favorable

UF : Aitem tidak favorable

Hasil uji coba alat ukur di olah melalui tiga kali pengujian agar memperoleh

reliabilitas yang memenuhi standar ukur dan indeks daya beda aitem di atas 0,275.

Reliabilitas alat ukur yang diujicobakan adalah 0,933. Aitem yang memiliki daya

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
beda tinggi (di atas 0,275) bergerak dari 0,392 sampai 0,694 (N=33). Tabel 2

menunjukkan blue print skala citra tubuh pada remaja yang obesitas setelah uji coba.

Tabel 2. Blue print Distribusi Aitem Skala Citra Tubuh pada Remaja yang

Obesitas Setelah Uji Coba

N Dimensi Indikator Perilaku No. Aitem Jumla


o Fav Unfav h
(%)
1. Evaluasi - individu 1,6,10,15,20,22 3,8,13,17,25 12
penampilan menganggap ,27
(Apperance penampilannya
Evaluation) menarik atau
memuaskan
2. Orientasi -individu 4,9,18,26,29,44 2,7,14,51,57 12
penampilan memperhatikan ,59
(Apperance penampilannya
Orientation) dengan
melakukan usaha
3. Kepuasan -kepuasan 5,11,19,23,34,3 16,21,28,36, 12
terhadap terhadap wajah 8 40,52
bagian tubuh -kepuasan
(Body Area terhadap bagian
Satisfaction) bawah (paha,
pantat, pinggul,
kaki)
-kepuasan
terhadap bagian
tegah (pinggang,
perut)
-kepuasan
terhadap bagian

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
atas (dada, bahu,
lengan)
-kepuasan
terhadap rambut
4. Kecemasan - membatasi pola 24,30,39,45,50, 12,31,35,37, 12
menjadi makanan 53 41,54
gemuk - kewaspadaan
(Overweight terhadap berat
Preocupation badan
)
5. Pengkategoria -berat badan 33,43,47,49,55, 32,42,46,48, 12
n ukuran 58 56,60
tubuh (self-
classified
weight)
Total 30 30 60
50% 50% 100%
Keterangan tabel 2 :

Nomor yang ditebalkan berarti memiliki daya diskriminasi < 0,275.

Setelah memperoleh reliabilitas yang memenuhi standar ukur, peneliti

melakukan penomoran aitem yang baru untuk skala penelitian yang sebenarnya

sebagaimana tertera pada tabel 3.

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Tabel 3. Blue Print Distribusi Aitem Skala Citra Tubuh pada Remaja yang

Obesitas yang Digunakan dalam Penelitian

N Dimensi Indikator Perilaku No. Aitem Jumla


o Fav Unfav h
(%)
1. Evaluasi - individu 2, 10, 15, 19 3, 6, 28, 29, 9
penampilan menganggap 31
(Apperance penampilannya
Evaluation) menarik atau
memuaskan
2. Orientasi -individu 1, 11 5, 7 4
penampilan memperhatikan
(Apperance penampilannya
Orientation) dengan
melakukan usaha
3. Kepuasan -kepuasan 14, 20, 25, 30 4, 12, 27 7
terhadap terhadap wajah
bagian tubuh -kepuasan
(Body Area terhadap bagian
Satisfaction) bawah (paha,
pantat, pinggul,
kaki)
-kepuasan
terhadap bagian
tegah (pinggang,
perut)
-kepuasan
terhadap bagian
atas (dada, bahu,
lengan)
-kepuasan
terhadap rambut

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
4. Kecemasan - membatasi pola 13, 16, 21 33, 17 5
menjadi makanan
gemuk - kewaspadaan
(Overweight terhadap berat
Preocupation badan
)
5. Pengkategoria -berat badan 9, 18, 22, 24, 8, 23 8
n ukuran 26, 32
tubuh (self-
classified
weight)
Total 19 14 33
58% 42% 100%

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahap. Ketiga tahap tersebut

yaitu persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan pengolahan data.

1. Persiapan penelitian

Tahap persiapan penelitian terdiri dari:

a) Pembuatan alat ukur

Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa skala gambaran tubuh yang disusun

oleh peneliti berdasarkan lima dimensi yang dikemukakan oleh Cash (2004).

Skala ini terdiri dari 60 aitem. Penyusunan skali ini dioperasionalkan dalam

bentuk aitem-aitem pernyataan dan kemudian disebut blue print dari skala

tersebut.

b) Uji coba alat ukur

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
setelah alat ukur disusun, makan tahap selanjutnya yang dilakukan adalah

melakukan uji coba alat ukur. Uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 27

Oktober 2009 sampai 31 Oktober 2009 kepada 70 remaja obesitas di kota Medan.

Subjek diminta memberi respon pada alat ukur berupa skala citra tubuh pada

remaja yang obesitas. Peneliti terlebih dahulu meminta izin dan kesedian subjek

untuk mengisi skala. Kemudian peneliti menanyakan kepada subjek berat

badannya dan tinggi badannya. Apabila subjek telah memenuhi karakteristik awal

tersebut yang telah ditentukan untuk menjadi sampel penelitian, makan peneliti

menyerahkan skala citra tubuh. Hasil uji coba diolah melalui tiga kali penguian

reliabilitas agar memperoleh reliabilitas yang memenuhi standar ukur.

c) Revisi alat ukur

setelah peneliti melakukan uji coba alat ukut maka peneliti menguji validitas dan

reliabilitas skala. Setelah diketahui aitem-aitem yang memenuhi validitas dan

reliabilitasnya, maka kemudian peneliti menyusun aitem-aitem tersebut ke dalam

alat ukur yang digunakan untuk mengambil data penelitian. Skala dibuat dalam

bentuk buku dari kertas berukuran A4 yang dibagi dua dengan huruf Times new

Roman ukuran 14.

2. Pelaksanaan Penelitian

Setelah alat ukur direvisi, maka dilaksanakan penelitian pada subjek yang

memenuhi ciri-ciri populasi. Penelitian dilakukan di Medan dengan melibatkan

remaja yang mengalami obesitas. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan

alat ukur berupa skala citra tubuh pada remaja yang obesitas. Subjek diminta untuk

memberikan respon pada skala tersebut. Tetapi sebelumnya, peneliti terlebih dahulu

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
meminta izin dan kesediaan subjek untuk mengisi skala. Kemudian peneliti

menanyakan umur, berat badan dan tinggi subjek. Apabila subjek telah memenuhi

karakteristik awal yang telah ditentukan untuk menjadi sampel penelitian, maka

peneliti menyerahkan skala tersebut. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2

November 2009 hingga 9 November 2009 dengan melibatkan 100 subjek yang

mengisi skala.

3. Pengolahan data

Setelah diperoleh data dari skala citra tubuh pada remaja remaja yang obesitas,

maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan denga menganalisa

menggunakan bantuan program SPSS versi 15.

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa statistik.

Alasan yang mendasari digunakannya analisa statistik adalah karena statistik dapat

menunjukkan kesimpulan (generalisasi) penelitian. Pertimbangan lain yang mendasari

adalah statistik bekerja dengan angka, statistik bersifat obejektif dan universal (Hadi,

2000).

F. Metode analisa data

Hadi (2000) menyatakan bahwa penelitian deskriptif menganalisa dan

menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah dipahami dan

disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas data faktualnya sehingga

semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh. Untuk

mendapatkan skor citra tubuh digunakan statistik deskriptif. Data yang akan diolah

yaitu skor minimum, skor maksimum, mean dan standar deviasi. Hadi (2000)

menyatakan bahwa uraian kesimpulan dalam penelitian deskriptif didasari oleh angka

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
yang diolah tidak terlalu mendalam. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian

diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 15.

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab berikut ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian.

Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran subjek penelitian

dilanjutkan dengan analisa dan interpretasi serta hasil penelitian.

A. Analisa Data

1. Gambaran umum subjek penelitian

Penelitian ini melibatkan 100 orang subjek yang mengisi skala yang dapat

dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan usia.

a. Pengelompokan subjek berdasakan jenis kelamin

pengelompokan subjek berdasarkan jenis kelamin terdiri atas 2 kategori, yaitu

laki-laki dan perempuan. Penyebaran subjek dapat dilihat pada grafik 1.

66
70
60
50
40 34
Laki-laki
30
Perempuan
20
10
0
Jenis Kelamin

Berdasarkan garfik 1 dapat dilihat bahwa subjek terbanyak adalah subjek pada

jenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 66 orang (66%), sedangkan subjek yang

lebih sedikit adalah subjek laki-laki, yaitu sebanyak 34 orang (34%).

b. Pengelompokan subjek berdasarkan usia


Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
penyebaran subjek berdasarkan usia dapat dilihat pada grafik 2.

22 14
25 21
15
20 15 1615 16
15 17
18
10 5
4 19
5 1 1 20
21
0
Usia 22

Berdasarkan grafik 2 dapat dilihat bahwa subjek terbanyak adalah subjek pada

kelompok usia 22 tahun yaitu sebanyak 21 orang dan subjek yang paling sedikit

adalah subjek pada kelompok usia 14 dan 16 tahun sebanyak 1 orang.

2. Hasil penelitian

a) Gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas

sesuai dengan tujuan utama dalam penelitian ini, maka data dianalisa secara

deskriptif. Tujuan dari analisa ini adalah untuk menjelaskan dan mendeskripsikan

karakterisrik variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah citra tubuh pada remaja yang

obesitas. Dalam analisa ini kumpulan data yang ada belum jelas maknanya. Fungsi

analisa adalah menyederhanakan atau meringkas kumpulan data hasil pengukuran

sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang

berguna. Secara teknis, analisa deskriptif merupakan kegiatan meringkas kumpulan

data menjadi ukuran tengah dan ukuran variasi. Selanjutnya membandingkan data

kelompok subjek satu dan lainnya (Hastono, 2001).

Data dalam penelitian ini adalah numerik, maka analisa deskriptif yang akan

disajikan adalah ukuran tengah meliputi nilai mean dan ukuran variasi meliputi

standar deviasi, minimum dan maksimum. Mean adalah ukuran rata-rata yang

merupakan hasil bagi dari jumlah semua nilai pengukuran dibagi oleh banyaknya
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
pengukuran. Setiap pengukuran memiliki penyimpangan dari nilai mean. Nilai

kuadrat penyimpangan dari nilai mean disebut varian. Agar satuan varian sama

dengan mean, maka dikembangkan ukuran variasi yang disebut dengan standar

deviasi. Standar deviasi merupakan akar dari varian, dimana standar deviasi yang

semakin besar menunjukkan variasi yang semakin besar pula (Hastono, 2001).

Analisa deskriptif pada penelitian ini dilaksanakan dengan bantuan program

SPSS versi 15. Berikut merupakan tabel penyajian hasil analisa deskriptif pada

penelitian ini

Tabel 4. Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang Obesitas

N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation


Total 100 65 113 83,98 9,361

Dari tabel 1dapat dilihat, bahwa jumlah subjek yang diteliti (N) adalah 100

orang. Mean atau rata-rata hitung dari skor sikap seluruh subjek adalah 83,89. Standar

deviasinya adalah 9,361. Skor maksimum adalah 113 dan skor minimum adalah 65.

Berdasarkan deskripsi data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang

mengacu pada kriteria kategorisasi model distribusi normal. Azwar (2004)

menyatakan bahwa kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek

penelitian terdistribusi normal. Untuk menentukan citra tubuh remaja yang obesitas

terbagi dalam tiga kategori yaitu negatif, netral, dan positif, maka terlebih dahulu

ditentukan standard error of measurement (satandar eror pengukuran) untuk

memberikan kecermatan skor skala karena akan dapat menentukan fluktuasi dari skala

citra tubuh pada remaja yang obesitas tersebut.

Rumusan standar eror pengukuran sebagai berikut:

Se = Sx √(1-rxx’)

Keterangan :
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Se = Eror standar dalam pengukuran
Sx = Deviasi standar skor
Rxx’ = Koefisien reliabilitas

Berdasarkan rumus di atas, maka standar eror pengukuran pada citra tubuh pada

remaja yang obesitas adalah :

Se = 9,361 √(1-0,933)

Se = 2,415

Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99%, maka disapat nilai Z

(berdasarkan table deviasi normal) yaitu: 2,57. Dengan begitu fluktuasi skor:

X ± 2,57 (2,415)

X ± 6,2065

Oleh karena itu, dengan mean sebesar 83,98, maka batas skor untuk kategori

negatif dimulai pada skor 83,98 – 6,2065 = 77,7735 dibulatkan menjadi 78

sedangkan batas skor untuk kategori positif dimulai pada skor 83,98 + 6,2065 =

90,1865 dibulatkan menjadi 90.

Kriteria kategorisasi skor citra tubuh pada remaja yang obesitas dengan jumlah

individu dalam persentase individu di dalamnya dapat dilihat pada tabel 5 berikut:

Tabel 5. Kriteria kategorisasi Skor Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas

Kriteria Kategorisasi Jumlah Persentase


Variabel Kategori
Jenjang (N) (%)
Citra Tubuh X ≤ 77 Negatif 28 28%
pada Remaja 77 < X < 90 Netral 39 39%
yang Obesitas X ≥ 90 Positif 33 33%

Adapun jumlah individu yang termasuk ke dalam masing-masing kategori

citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkn kriteria pada tabel 5 dapat dilihat

pada grafik 3.

Grafik 3. Citra Tubuh Remaja yang Obesitas


Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
39
40
33
35 28
30
25
20 Negatif
15 Netral
10 Positif
5
0
Kategori Citra
Tubuh

Berdasarkan kategorisasi pada grafik 3, dapat dilihat bahwa subjek penelitian

yang termasuk ke dalam kategori negatif sebanyak 28 orang (28%), subjek yang

termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 39 orang (39%), dan subjek yang

termasuk ke dalam kategori positif sebanyak 33 orang (33%). Secara umum subjek

penelitian memiliki citra tubuh yang netral terhadap citra tubuh.

b) Gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkan dimensi citra

tubuh

1) gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi evaluasi

penampilan

Komponen evaluasi penampilan dalam citra tubuh terdiri dari 9 aitem dengan

rentan nilai 1-4 sehingga menghasilkan kemungkinan nilai teringgi 36 dan nilai

terendah 9. berikut merupakan tabel penyajian hasil analisa deskriptif berdasarkan

evaluasi penampilan pada penelitian ini:

Tabel 6. Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Berdasarkan Dimensi Evaluasi

penampilan

N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation


Total 100 12 36 22,06 5,047

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Dari tabel 6, dimensi evaluasi penampilan memiliki nilai mean sebesar 22,06
dengan standar deviasi sebesar 5,047. adapun standar eror pngukurannya adalah:
Se = 5,047 √(1-0,730)

Se = 5,047 √0,27
Se = 2,6224
Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99%, maka disapat nilai Z

(berdasarkan table deviasi normal) yaitu: 2,57. Dengan begitu fluktuasi skor:

X ± 2,57 (2,6224)
X ± 6, 7395
Oleh karena itu, dengan mean sebesar 22,06, maka batas skor untuk kategori

negatif dimulai pada skor 22,06 – 6,7395 = 15,3205 dibulatkan menjadi 15 sedangkan

batas skor untuk kategori positif dimulai pada skor 22,06 + 6,7395 = 28,7995

dibulatkan menjadi 29.

Kriteria kategorisasi skor citra tubuh pada remaja yang obesitas dengan jumlah

individu dalam persentase individu di dalamnya dapat dilihat pada tabel 5 berikut:

Tabel 7. Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas

Terhadap Dimensi Evaluasi Penampilan

Kriteria Kategorisasi Jumlah Persentase


Dimensi Kategori
Jenjang (N) (%)
X ≤ 15 Negatif 8 8%
Evaluasi 15 < X < 29 Netral 85 85%
penampilan
X ≥ 29 Positif 7 7%

Adapun jumlah individu yang termasuk ke dalam masing-masing kategori

citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkn kriteria pada tabel 7 dapat dilihat

pada grafik 4.

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Grafik 4. Citra Tubuh Remaja yang Obesitas terhadap Dimensi evaluasi

Penampilan

100 85
80
60
Negatif
40
Netral
20 8 7
Positif
0
Dimensi
Evaluasi
Penampilan

Berdasarkan kategorisasi pada grafik 4, dapat dilihat bahwa subjek penelitian

yang termasuk ke dalam kategori negatif sebanyak 2 orang (2%), subjek yang

termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 85 orang (85%), dan subjek yang

termasuk ke dalam kategori positif sebanyak 7 orang (7%). Secara umum subjek

penelitian memiliki citra tubuh yang netral terhadap citra tubuh.

2) gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi otientasi

penampilan

Komponen evaluasi penampilan dalam citra tubuh terdiri dari 4 aitem dengan

rentan nilai 1-4 sehingga menghasilkan kemungkinan nilai teringgi 16 dan nilai

terendah 4. berikut merupakan tabel penyajian hasil analisa deskriptif berdasarkan

evaluasi penampilan pada penelitian ini:

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Tabel 8. Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Berdasarkan Dimensi Orientasi

penampilan

N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation


Total 100 6 15 10,81 1,905

Dari tabel 8, dimensi evaluasi penampilan memiliki nilai mean sebesar 10,81
dengan standar deviasi sebesar 1,905. adapun standar eror pngukurannya adalah:
Se = 1,905 √(1-0,332)

Se = 1,905 √0,668
Se = 1,5569
Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99%, maka disapat nilai Z

(berdasarkan table deviasi normal) yaitu: 2,57. Dengan begitu fluktuasi skor:

X ± 2,57 (1,5569)
X ± 4,0012
Oleh karena itu, dengan mean sebesar 10,81, maka batas skor untuk kategori

negatif dimulai pada skor 10,81 – 4,0012 = 6,8088 dibulatkan menjadi 7 sedangkan

batas skor untuk kategori positif dimulai pada skor 10,81 + 4,0012 = 14,8112

dibulatkan menjadi 15

Kriteria kategorisasi skor citra tubuh pada remaja yang obesitas dengan jumlah

individu dalam persentase individu di dalamnya dapat dilihat pada tabel 9 berikut:

Tabel 9. Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas

Terhadap Dimensi Orientasi Penampilan

Kriteria Kategorisasi Jumlah Persentase


Dimensi Kategori
Jenjang (N) (%)
Orientasi X≤7 Negatif 2 2%
penampilan 7 < X < 15 Netral 94 94%
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
X ≥ 15 Positif 4 4%

Adapun jumlah individu yang termasuk ke dalam masing-masing kategori

citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkn kriteria pada tabel 7 dapat dilihat

pada grafik 5

Grafik 5. Citra Tubuh Remaja yang Obesitas terhadap Dimensi orientasi

Penampilan

94
100
80
60
Negatif
40
Netral
20 2 4 Positif
0
Dimensi
Orientasi
Penampilan

Berdasarkan kategorisasi pada grafik 5, dapat dilihat bahwa subjek penelitian

yang termasuk ke dalam kategori negatif sebanyak 2 orang (2%), subjek yang

termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 94 orang (94%), dan subjek yang

termasuk ke dalam kategori positif sebanyak 4 orang (4%). Secara umum subjek

penelitian memiliki citra tubuh yang netral terhadap citra tubuh.

3) Gambaran citra tubuh padaremaja yang obesitas terhadap dimensi kepuasan

bagian tubuh

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Komponen kepuasan bagian tubuh dalam citra tubuh terdiri dari 7 aitem

dengan rentan nilai 1-4 sehingga menghasilkan kemungkinan nilai teringgi 28 dan

nilai terendah 4. berikut merupakan tabel penyajian hasil analisa deskriptif

berdasarkan kepuasan bagian tubuh pada penelitian ini:

Tabel 10. Hasil Analisa deskriptif berdasarkan Dimensi kepuasan bagian tubuh

N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation


Total 100 13 26 17,28 2,314

Dari tabel 10, dimensi evaluasi penampilan memiliki nilai mean sebesar 17,28
dengan standar deviasi sebesar 2,314. adapun standar eror pngukurannya adalah:
Se = 2,314 √(1-0,332)

Se = 2,314 √0,668
Se = 1,8912
Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99%, maka disapat nilai Z

(berdasarkan table deviasi normal) yaitu: 2,57. Dengan begitu fluktuasi skor:

X ± 2,57 (1,8912)
X ± 4,8603
Oleh karena itu, dengan mean sebesar 17,28, maka batas skor untuk kategori

negatif dimulai pada skor 17,28 – 4,8603 = 12,4197 dibulatkan menjadi 12 sedangkan

batas skor untuk kategori positif dimulai pada skor 17,28 + 4,8603 = 22,1403

dibulatkan menjadi 22.

Kriteria kategorisasi skor citra tubuh pada remaja yang obesitas dengan jumlah

individu dalam persentase individu di dalamnya dapat dilihat pada tabel 9 berikut:

Tabel 11. Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas

Terhadap Dimensi Kepuasan Bagian Tubuh


Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Kriteria Kategorisasi Jumlah Persentase
Dimensi Kategori
Jenjang (N) (%)
X ≤ 12 Negatif 0 0%
Kepuasan 12 < X < 22 Netral 94 94%
Bagian Tubuh
X ≥ 22 Positif 6 6%

Adapun jumlah individu yang termasuk ke dalam masing-masing kategori

citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkn kriteria pada tabel 11 dapat dilihat

pada grafik 6

Grafik 6. Citra Tubuh Remaja yang Obesitas terhadap Dimensi Kepuasan

Bagian Tubuh

94
100

80

60
Negatif
40 Netral
20 6 Positif
0
0
Diemnsi Kepuasan
Bagian Tubuh

Berdasarkan kategorisasi pada grafik 6, dapat dilihat bahwa subjek penelitian

yang termasuk ke dalam kategori negatif sebanyak 0 orang (0%), subjek yang

termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 94 orang (94%), dan subjek yang

termasuk ke dalam kategori positif sebanyak 6 orang (6%). Secara umum subjek

penelitian memiliki citra tubuh yang netral terhadap citra tubuh.

4)Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas terhadap Dimensi

Kecemasan Menjadi Gemuk

Komponen kepuasan bagian tubuh dalam citra tubuh terdiri dari 5 aitem

dengan rentan nilai 1-4 sehingga menghasilkan kemungkinan nilai teringgi 20 dan

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
nilai terendah 4. berikut merupakan tabel penyajian hasil analisa deskriptif

berdasarkan kepuasan bagian tubuh pada penelitian ini:

Tabel 12. Hasil Analisa Deskriptif Berdasarkan Dimensi Kecemasan Menjadi

Gemuk

N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation


Total 100 7 19 14,33 2,708

Dari tabel 12, dimensi evaluasi penampilan memiliki nilai mean sebesar 14,33

dengan standar deviasi sebesar 2,708. adapun standar eror pngukurannya adalah:

Se = 2,708 √(1-0,134)

Se = 2,708 √0,866
Se = 2,5197
Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99%, maka disapat nilai Z

(berdasarkan table deviasi normal) yaitu: 2,57. Dengan begitu fluktuasi skor:

X ± 2,57 (2,5197)
X ± 6,4756
Oleh karena itu, dengan mean sebesar 14,33, maka batas skor untuk kategori

negatif dimulai pada skor 14,33 – 6,4756 = 7,8544 dibulatkan menjadi 9 sedangkan

batas skor untuk kategori positif dimulai pada skor 14,33 + 6,4756 = 20,8056

dibulatkan menjadi 21.

Kriteria kategorisasi skor citra tubuh pada remaja yang obesitas dengan jumlah

individu dalam persentase individu di dalamnya dapat dilihat pada tabel 10 berikut:

Tabel 13. Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas

Terhadap Dimensi Kecemasan Menjadi gemuk


Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Kriteria Kategorisasi Jumlah Persentase
Dimensi Kategori
Jenjang (N) (%)
X≤9 Negatif 6 6%
Kecemasan 9 < X < 21 Netral 94 94%
Menjadi Geuk
X ≥ 21 Positif 0 0%

Adapun jumlah individu yang termasuk ke dalam masing-masing kategori

citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkn kriteria pada tabel 13 dapat dilihat

pada grafik 7.

Grafik 7. Citra Tubuh Remaja yang Obesitas terhadap Dimensi Kecemasan

Menjadi Gemuk

100 94
80
60
Negatif
40
Netral
20 6
0 Positif
0
Dimensi
Kecemasan
menjadi gemuk

Berdasarkan kategorisasi pada grafik 7, dapat dilihat bahwa subjek penelitian

yang termasuk ke dalam kategori negatif sebanyak 6 orang (6%), subjek yang

termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 94 orang (94%), dan subjek yang

termasuk ke dalam kategori positif sebanyak 0 orang (0%). Secara umum subjek

penelitian memiliki citra tubuh yang netral terhadap citra tubuh.

5) Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas Terhadap Dimensi

Pengkategorisasian Ukuran Tubuh

Komponen kepuasan bagian tubuh dalam citra tubuh terdiri dari 8 aitem

dengan rentan nilai 1-4 sehingga menghasilkan kemungkinan nilai teringgi 32 dan

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
nilai terendah 4. berikut merupakan tabel penyajian hasil analisa deskriptif

berdasarkan kepuasan bagian tubuh pada penelitian ini:

Tabel 14. Hasil Analisa Deskriptif Berdasarkan Dimensi Pengkategorisasian

Ukuran Tubuh

N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation


Total 100 10 28 19,50 4,066

Dari tabel 14, dimensi evaluasi penampilan memiliki nilai mean sebesar 19,50

dengan standar deviasi sebesar 4,066. adapun standar eror pngukurannya adalah:

Se = 4,066 √(1-0,468)

Se = 4,066 √0,532
Se = 2,9653
Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99%, maka disapat nilai Z

(berdasarkan table deviasi normal) yaitu: 2,57. Dengan begitu fluktuasi skor:

X ± 2,57 (2,9653)
X ± 7,6208
Oleh karena itu, dengan mean sebesar 19,50, maka batas skor untuk kategori

negatif dimulai pada skor 19,50 – 7,6208 = 11,8792 dibulatkan menjadi 12 sedangkan

batas skor untuk kategori positif dimulai pada skor 19,50 + 7,6208 = 27,1208

dibulatkan menjadi 27.

Kriteria kategorisasi skor citra tubuh pada remaja yang obesitas dengan jumlah

individu dalam persentase individu di dalamnya dapat dilihat pada tabel 13 berikut:

Tabel 15. Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas

Terhadap Dimensi Pengkategorisasian Ukuran Tubuh

Kriteria Kategorisasi Jumlah Persentase


Dimensi Kategori
Jenjang (N) (%)
Pengkategorisasian X ≤ 12 Negatif 4 4%
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Ukuran Tubuh 12 < X < 27 Netral 92 92%
X ≥ 27 Positif 4 4%

Adapun jumlah individu yang termasuk ke dalam masing-masing kategori

citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkn kriteria pada tabel 15 dapat dilihat

pada grafik 8.

Grafik 8. Citra Tubuh Remaja yang Obesitas terhadap Dimensi

Pengkategorisasian Ukuran Tubuh

100 92

80
60
Negatif
40
Netral
20 4 4 Positif
0

Berdasarkan kategorisasi pada grafik 8, dapat dilihat bahwa subjek penelitian

yang termasuk ke dalam kategori negatif sebanyak 4 orang (4%), subjek yang

termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 92 orang (92%), dan subjek yang

termasuk ke dalam kategori positif sebanyak 4 orang (4%). Secara umum subjek

penelitian memiliki citra tubuh yang netral terhadap citra tubuh.

3). Hasil Tambahan

1) Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas Berdasarkan Jenis

Kelamin

Gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkan jenis kelamin

dapat dilihat melalui tabel 16 berikut ini:

Tabel 16. Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas Berdasarkan

Jenis Kelamin
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Jenis N Mean Std. Deviation Max Min
Kelamin
Pria 34 89,18 8,643 113 65
(34%)
Wanita 66 81,3 8,611 96 66
(66%)

Berdasarkan tabel 16, dapat dilihat bahwa penggolongan citra tubuh pada

remaja yang obesitas berdasarkan jenis kelamin, maka skor mean pria (89,18) lebih

besar dari skor mean wanita (81,3).

Tabel 17. Hasil Uji-T Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas

Berdasarkan Jenis Kelmain

Jenis Kelamin N Mean F P(sig)


Pria 33 89,18 2,029 0,052
(33%)
Wanita 66 81,3
(66%)
Total 100
(100%)

Berdasarkan hasil uji T-test pada tabel 17, maka diperoleh nilai F =2,029

dengan nilai signifikansi (p) yaitu 0,052. Hasil tersebut signifikan (p<0,05), dengan

demikian ada perbedaan citra tubuh remaja yang obesitas berdasarkan jenis kelamin.

2) Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas Berdasarkan Usia

Gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkan usia dapat

dilihat melalui tabel 18 berikut ini:

Tabel 18. Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas Berdasarkan

Usia

Usia N Mean Std. Deviation Max Min

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
15 4 87,25 4,573 92 82
17 15 77,80 7,608 94 68
18 5 78,60 7,829 88 71
19 16 84,50 12,017 113 66
20 15 84,93 9,816 96 65
21 22 87,27 9.041 101 67
22 21 85,48 7,118 97 71

Berdasarkan tabel 18, dapat dilihat penggolongan gambaran citra tubuh pada

remaja yang obesitas berdasarkan usia, maka mean skor untuk usia 15 tahun (87,25).

Usia 17 tahun (77,80), usia 18 tahun (78,60), usia 19 tahun (84,50), usia 20 tahun

(84,93), usia 21 tahun (87,27) dan usia 22 tahun (85,48). Untuk usia 14 dan 16 tahun

tidak memiliki skor mean, karena sampel penelitian pada udia 14 dan 16 tahun

masing-masing hanya satu orang.

Tabel 16. Hasil Uji-T Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas

Berdasarkan Usia

Usia N Mean F P (sig)


15 4 87,25 18,714 0,000
17 15 77,80
18 5 78,60
19 16 84,50
20 15 84,93
21 22 87,27
22 21 85,48

Berdasarkan hasil uji T-test pada tabel 16, maka diperoleh nilai F =18,714

dengan nilai signifikansi (p) yaitu 0,000. Hasil tersebut signifikan (p<0,05), dengan

demikian ada perbedaan citra tubuh remaja yang obesitas berdasarkan usia.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
B. Pembahasan

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan secara umum citra tubuh remaja

yang obesitas tergolong netral. Dari 100 subjek penelitian, sebanyak 28 orang

memiliki citra tubuh yang negatif, 39 orang memiliki citra tubuh yang netral dan

sebanyak 33 orang memiliki citra tubuh yang positif.

Menurut Cash & Pruzinsky (dalam Thompson dkk, 1999) citra tubuh

merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa

penilaian positif dan negatif. Dalam penelitian ini gambaran citra tubuh remaja yang

obesitas cenderung netral yang artinya remaja memandang atau beranggapan bahwa

citra tubuh sebagai suatu hal yang penting untuk menunjang penampilan mereka

tetapi remaja tersebut tidak menganggap citra tubuh sebagai hal yang positif dan

negatif. Berscheid (Papalia & Olds, 2008) menyatakan bahwa remaja yang memiliki

persepsi positif terhadap gambaran tubuh lebih mampu menghargai dirinya. Individu

tersebut cenderung menilai dirinya sebagai orang dengan kepribadian cerdas, asertif,

dan menyenangkan. Dacey dan Kenny (1994) mengemukakan bahwa persepsi negatif

remaja terhadap gambaran tubuh akan menghambat perkembangan kemampuan

interpersonal dan kemampuan membangun hubungan yang positif dengan remaja lain.

Dalam penelitian ini hal-hal yang diukur adalah dimensi dari citra tubuh

diantaranya adalah evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kepuasan terhadap

bagian tubuh, kecemasan menjadi gemuk dan pengkategorisasian ukurang tubuh.

Menurut Cash (2004) evaluasi penampilan adalah mengukur evaluasi dari

penampilan dan keseluruhan tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta

memuaskan dan tidak memuaskan. Dalam penelitian ini subjek lebih banyak memiliki

citra tubuh yang netral artinya remaja memandang atau beranggapan bahwa citra

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
tubuh berdasarkan dimensi evaluasi penampilan sebagai suatu hal yang penting untuk

menunjang penampilan mereka tetapi remaja tersebut tidak menganggap citra tubuh

sebagai hal yang positif dan negatif.

Orientasi penampilan adalah perhatian individu terhadap penampilan dirinya

dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan dirinya.

Dalam penelitian ini subjek lebih banyak memiliki sikap yang netral terhadap citra

tubuhnya artinya remaja memandang atau beranggapan bahwa citra tubuh

berdasarkan dimensi orientasi penampilan sebagai suatu hal yang penting untuk

menunjang penampilan mereka tetapi remaja tersebut tidak menganggap citra tubuh

sebagai hal yang positif dan negatif.

Kepuasan terhadap ukuran tubuh adalah mengukur kepuasan individu terhadap

bagian tubuh secara spesifik, seperti wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat,

paha, pinggul, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang, perut), tubuh bagian atas (dada,

bahu, lengan), dan penampilan secara keseluruhan. Dalam penelitian ini subjek lebih

banyak memiliki sikap yang netral terhadap citra tubuhnya artinya remaja

memandang atau beranggapan bahwa citra tubuh berdasarkan dimensi kepuasan

bagian tubuh sebagai suatu hal yang penting untuk menunjang penampilan mereka

tetapi remaja tersebut tidak menganggap citra tubuh sebagai hal yang positif dan

negatif.

Kecemasan menjadi gemuk adalah mengukur kecemasan terhadap

kegemukan, kewaspadan individu terhadap berat badan, kecenderungan melakukan

diet untuk menurunkan berat badan dan membatasi pola makan. Dalam penelitian ini

subjek lebih banyak memiliki sikap yang netral terhadap citra tubuhnya artinya

remaja memandang atau beranggapan bahwa citra tubuh berdasarkan dimensi

kecemasan menjadi gemuk sebagai suatu hal yang penting untuk menunjang

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
penampilan mereka tetapi remaja tersebut tidak menganggap citra tubuh sebagai hal

yang positif dan negatif.

Pengkategorisasian ukuran tubuh adalah mengukur bagaimana individu

mempersepsi dan menilai berat badannya, dari sangat kurus sampai sangat gemuk.

Dalam penelitian ini subjek lebih banyak memiliki sikap yang netral terhadap citra

tubuhnya artinya remaja memandang atau beranggapan bahwa citra tubuh

berdasarkan dimensi pengkategorisasian ukuran tubuh sebagai suatu hal yang penting

untuk menunjang penampilan mereka tetapi remaja tersebut tidak menganggap citra

tubuh sebagai hal yang positif dan negatif.

Dalam penelitian ini mencantumkan analisa tambahan yaitu jenis kelamin dan

usia. Semua orang tentu saja ingin menampilkan sebuah tampilan fisik yang menarik,

termasuk para remaja baik putra maupun putri. Bagi seorang remaja yang bentuk

tubuhnya kurang ideal, sering sekali menolak kenyataan perubahan fisiknya sehingga

mereka tampak mengasingkan diri karena merasa minder, dan bagi remaja yang

menerima perubahan fisik yang terjadi pada dirinya, menganggap hal tersebut

merupakan suatu hal yang wajar karena memang akan dialami semua orang yang

melaluai masa pubertas (Hurlock, 1999).

Banyak usaha yang dilakukan para remaja putri untuk membentuk tubuh yang

ideal agar menjadi kurus (Dacey dan Kenny, 2001). Pada umumnya mereka

melakukan diet, berolahraga, mealakukan perawatan tubuh, mengkonsumsi obat

pelangsing dan lain-lain. Sejauh ini remaja putri lebih menyukai diet untuk

menurunkan berat badan.

Tidak berbeda dengan remaja putri, remaja putra pun sebagian mengalami

masalah berat badan. Bagi mereka yang memiliki bobot yang berlebihan dianggap

akan memiliki permasalahan yang cukup berat untuk mendapatkan perhatian dari

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
lawan jenis. Banyak remaja putera yang berharap dapat membuat tubuh mereka

sedikit kekar atau berotot dan keinginan itu pada sebagian remaja putra disalurkan

melalui kegiatan olahraga. Namun sayang bagi remaja yang kegemukan, olahraga

merupakan kegiatan yang menyiksa (www.e-psikologi.com/remaja/130502.htm).

Dalam penelitian ini hasil analisa tambahan bahwa skor mean remaja putera

lebih besar dar skor mean remaja putri. Hal ini dapat dilihat dari besar skor mean

remaja putera sebesar 89,18 dan skor mean remaja puteri sebesar 81,3.

Selain usia peneliti juga menambahkan gambaran citra tubuh remaja yang

obesitas berdasarkan usia. Santrock (2003) mengatakan bahwa perhatian terhadap

citra tubuh seseorang sangat kuat terjadi pada remaja yang berusia 12 hingga 18

tahun, baik pada remaja puteri maupun remaja putera. Wanita sudah mulai

memperhatikan penampilannya dimulai pada umur 11 tahun dan pada pria mereka

mulai memperhatikan penampilannya mulai umur 12-13 tahun (Rolfes et al,.1998).

perhatian terhadap penampilan ini lebih cepat terjadi pada wanita dibandingkan

dengan pria. Subjek penelitian yang terdapat dalam penelitian ini dimulai dari umur

14 tahun sampai umur 22 tahun. Masing-masing tingkatan umur memiliki skor mean

yang berbeda. skor mean citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkan usia

adalah skor mean untuk usia 15 tahun adalah 87,25, skor mean untuk usia 17 tahun

adalah 77,80, skor mean untuk usia 18 tahun adalah 78,60, skor mean untuk usia 19

tahun adalah 84,50, skor mean untuk usia 20 tahun adalah 84, 93, skor mean untuk

usia 21 tahun adalah 87,27, dan skor mean untuk usia 22 tahun adalah 85,48.

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran-saran yang

berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama

akan dijabarkan kesimpulan dari penelitian ini yang dilanjutkan dengan diskusi

mengenai hasil yang diperoleh dan terahir akan dikemukakan saran-saran yang daoat

berguna bagi penelitian yang akan datang dengan topik yang sama.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data, dapat disimpulkan bahwa:

1. Secara umum, citra tubuh pada remaja yang obesitas lebih banyak berada dalam

kategori netral. Perincian citra tubuh pada remaja yang obesitas adalah 28 orang

(28%) termasuk ke dalam kategori negatif, 39 orang (39%) termasuk ke dalam

kategori netral, dan 33 orang (33%) termasuk ke dalam kategori positif.

2. Berdasarkan dimensi-dimensi citra tubuh , citra tubuh pada remaja yang obesitas

dapat disimpulkan bahwa:

a) Secara umum, citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi evaluasi

penampilan berada dalam kategori netral. Perincian citra tubuh pada remaja yang

obesitas adalah 8 orang (8%) berada dalam kategori negatif, 85 orang (85%)

berada dalam kategori netral, dan sebanyak 7 orang (7%) berada dalam kategori

positif.

b) Secara umum, citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi orientasi

penampilan berada dalam kategori netral. Perincian citra tubuh pada remaja yang

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
obesitas adalah 2 orang (2%) berada dalam kategori negatif, 94 orang (94%) berad

a dalam kategori netral, dan 4 orang (4%) berada dalam kategori positif.

c) Secara umum, citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi kepuasan bagian

tubuh berada dalam kategori netral. Perincian citra tubuh pada remaja yang

obesitas adalah tidak ada subjek yang memiliki citra tubuh yang negatif, 94 orang

(94%) berada dalam kategori netral, dan 6 orang (6%) berada dalam kategori

positif.

d) Secara umum, citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi kecemasan

menjadi gemuk berada dalam kategori netral. Perincian citra tubuh pada remaja

yang obesitas adalah 6 orang (6%) berada dalam kategori negatif, 94 orang (94%)

berada dalam kategori netral, dan tidak ada subjek yang berada dalam kategori

positif dari hasil penelitian ini.

e) Secara umum, citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi

pengkategorisasian ukuran tubuh berada dalam kategori netral. Perincian citra

tubuh pada remaja yang obesitas adalah 4 orang (4%) berada dalam kategori

negatif, 92 orang (92%) berada dalam kategori netral, dan 4 orang (4%) berada

dalam kategori positif.

f) Secara umum, skor mean citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkan jenis

kelamin adalah skor mean pada pria lebih besar jika dibandingkan skor mean citra

tubuh pada remaja yang obesitas pada wanita. Skor mean pada pria sebesar 89,18

dan skor mean pada wanita sebesar 81,3.

g) Secara umum, skor mean citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkan usia

adalah skor mean untuk usia 15 tahun adalah 87,25, skor mean untuk usia 17

tahun adalah 77,80, skor mean untuk usia 18 tahun adalah 78,60, skor mean untuk

usia 19 tahun adalah 84,50, skor mean untuk usia 20 tahun adalah 84, 93, skor

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
mean untuk usia 21 tahun adalah 87,27, dan skor mean untuk usia 22 tahun adalah

85,48.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis ingin

mengemukakan beberapa saran, yaitu;

1. Saran metodologis

Bagi pihak-pihak yang berminat dengan penelitian sejenis atau untuk

mengembangakan penelitian lebih jauh, hendaknya memperhatikan hal berikut:

a) Dalam pemilihan subjek penelitian hendaknya ditambah dengan proses wawancara

sehingga akan memungkinkan mendapatkan data yang lebih mendalam dan lebih

jelas.

b) Menambah jumlah sampel yang lebih besar agar hasil penelitian dapat digunakan

untuk generalisasi yang lebih luas.

2. Saran Praktis

a) Sebagai referensi bagi remaja yang mengalami obesitas agar mendapatkan

gambaran mengenai citra tubuh.

b) Sebagai bahan referensi bagi keluarga, agar dapat memberikan informasi tentang

citra tubuh. Hal ini bertujuan agar remaja yang mengalami obesitas dapat

menerima keadaan tubuh atau fisiknya secara positif atau baik

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2004). Penyusunan Skala Psikologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Banister, P. (1994). Qualitative Methods in Psychology. A Research Guide.


Buckingham: Open Universality Press

Basow, A. Susan. (1992). Garden: Sereoyupes and Roles (3rd). California: Books
Publishing Company

Bigner, J.J. (1994). Parent Child Relations: an Introduction to Parenting (4th ed).
New Jersey: Prentice Hall, Inc

Chas, F. Thomas. (1999). Body image, development, deviance, and change. New
York: The Guilford Press.

Dacey, J., & Kenny, Maureen. (2001). Adolescent development (2nd ed). USA:
Brown & Benchmark Publisher.

Dacey, J and Kenny, M. (1997). Adolescent Development (2nd). USA: Brown and
Benchmark Publishers

Dewi, Amanah. (2004). Perbedaan Kepercayaan Diri antara Remaja Pria dan
Wanita yang Mengalami Obesitas pada Siswa/i SMAN di kota Rantauparapat.
Universitas Medan Area

Hadi, S. (2000). Metodology Research (Jilid 1- 4). Yogyakarta: Penerbit Andi

Harisson, Kristen (2003). Television Viewer’s Ideal Body Proportions: The


Curvaceously Thin women Sex Roles: A Journal of Research. Plenum
Publishing Coorporation: Illinois

Hurlock, B. Elizabeth. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan


Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Rentang Kehidupan. Jakarta:


Erlangga

Indonesian Nutrion Network, 2005

Mengenali Obesitas (2007). Online http//www.wikipedia.com

Monks, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R. (2001). Psikologi perkembangan:
pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Nasar SS. (1995). Obesitas pada anak aspek klinis dan pencegahannya. Dalam:
Samsudin, Nasar SS, Sjarif Dr, Penyunting Naskah Lengkap PKB-IKA XXXV.
Masalah Gizi Ganda dan Tumbuh Kembang Anak. Jakata: Bina Rupa Aksara.
H. 68-81

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R.D. (2008). Human Development (Psikologi
Perkembangan Edisi ke 9). Jakarta: Kencana

Papalia, E. Diane., Olds, W.S., Feldman D.R. (2001). Human development (8th ed).
New York: McGraw-Hill,Inc.

Paul, S. Kaplan (1999). A Child’s Odyssey: Child and Adolescent Development (3rd).
New York

Poerwandari (2001). Pendekatan Kualitatid untuk Penelitian Perilaku Manusia.


Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia: Lembaga Pengembangan sarana
pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3)

Ramayulis, Rita. (2007). 17 Alternatif untuk Langsing. Jakarta: Gramedia

Sarafio, Edward P, (1998). Health Psychology : Biopsychosocial Interaction (3rd


edition). Ney York: John Wiley and Sons. Inc

Sarwono, W. Sarlito. (2001). Psikologi remaja edisi satu. Cetakan enam. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada

Schlundt, D.J and johnson, A. (1990). Eating Disorder: Assessment and Teratment.
Boston: Allyn and Bacon

Sjarif, Damayanti R, (2002). Obesitas pada anak dan permasalahannya. Dalam


Pratini P Trihano, Purnawati, Damayanti, Baidrul Hartono, Hanifah dan Mauzal
Kadim. Hot Topics in Rediatrics II. Tajarta: Balai Penerbit UI.h. 220-232

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
LAMPIRAN

Lampiran 3. Analisa I Reliabilitas Skala Uji Coba

Tabel 3A. Case Processing Summary

N %
Cases Valid 70 100,0
Excluded(
0 ,0
a)
Total 70 100,0

Tabel 3B. Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Cronbach's Alpha Items N of Items
,805 ,858 60

Tabel 3C. Item Statistics

Mean Std. Deviation N


VAR00001 2,74 ,630 70
VAR00002 2,87 ,612 70
VAR00003 2,27 ,679 70
VAR00004 3,07 ,644 70
VAR00005 3,09 ,654 70
VAR00006 3,10 ,663 70
VAR00007 3,04 ,669 70
VAR00008 3,09 ,737 70
VAR00009 2,59 ,771 70
VAR00010 2,54 ,652 70
VAR00011 2,79 ,720 70
VAR00012 2,84 ,651 70
VAR00013 2,74 ,774 70
VAR00014 3,09 ,676 70
VAR00015 2,91 ,717 70
VAR00016 3,17 ,742 70
VAR00017 2,56 ,879 70
VAR00018 3,14 ,546 70
VAR00019 1,90 ,764 70

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
VAR00020 2,97 ,798 70
VAR00021 2,46 ,736 70
VAR00022 2,93 ,688 70
VAR00023 2,56 ,715 70
VAR00024 2,60 ,750 70
VAR00025 1,93 ,822 70
VAR00026 3,04 ,669 70
VAR00027 2,74 ,811 70
VAR00028 2,97 ,680 70
VAR00029 2,46 ,736 70
VAR00030 3,14 ,804 70
VAR00031 2,29 ,903 70
VAR00032 3,21 ,815 70
VAR00033 2,49 ,897 70
VAR00034 2,77 ,820 70
VAR00035 3,04 ,690 70
VAR00036 2,37 ,871 70
VAR00037 3,01 ,732 70
VAR00038 2,77 ,745 70
VAR00039 2,30 ,622 70
VAR00040 2,06 ,740 70
VAR00041 2,56 ,810 70
VAR00042 2,67 ,912 70
VAR00043 2,86 ,643 70
VAR00044 2,73 ,741 70
VAR00045 3,01 ,732 70
VAR00046 1,93 ,688 70
VAR00047 2,59 ,789 70
VAR00048 2,07 ,709 70
VAR00049 2,04 ,669 70
VAR00050 2,39 ,666 70
VAR00051 2,43 ,827 70
VAR00052 2,14 ,621 70
VAR00053 2,71 ,684 70
VAR00054 3,50 3,517 70
VAR00055 2,50 ,776 70
VAR00056 3,03 ,636 70
VAR00057 3,00 ,834 70
VAR00058 2,83 ,680 70
VAR00059 2,81 ,748 70
VAR00060 2,57 ,809 70

Tabel 3D. Summary Item Statistics

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Maximum / N of
Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance Items
Item Means 2,700 1,900 3,500 1,600 1,842 ,134 60
Item
,740 ,298 12,370 12,071 41,490 2,346 60
Variances

Tabel 3E. Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Cronbach's Alpha if
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Item Deleted
VAR00001 159,29 202,903 ,548 . ,797
VAR00002 159,16 202,366 ,597 . ,796
VAR00003 159,76 205,665 ,359 . ,800
VAR00004 158,96 200,766 ,654 . ,795
VAR00005 158,94 204,489 ,439 . ,799
VAR00006 158,93 201,546 ,592 . ,795
VAR00007 158,99 217,869 -,263 . ,812
VAR00008 158,94 199,214 ,643 . ,793
VAR00009 159,44 203,381 ,416 . ,798
VAR00010 159,49 204,195 ,456 . ,798
VAR00011 159,24 208,476 ,199 . ,803
VAR00012 159,19 202,820 ,533 . ,797
VAR00013 159,29 203,569 ,406 . ,798
VAR00014 158,94 209,185 ,179 . ,804
VAR00015 159,11 206,045 ,319 . ,801
VAR00016 158,86 201,052 ,548 . ,796
VAR00017 159,47 199,673 ,511 . ,795
VAR00018 158,89 209,465 ,213 . ,803
VAR00019 160,13 206,201 ,289 . ,801
VAR00020 159,06 213,794 -,056 . ,809
VAR00021 159,57 209,669 ,137 . ,805
VAR00022 159,10 205,019 ,388 . ,799
VAR00023 159,47 203,673 ,438 . ,798
VAR00024 159,43 210,509 ,095 . ,806
VAR00025 160,10 212,990 -,022 . ,809
VAR00026 158,99 213,290 -,031 . ,808
VAR00027 159,29 199,569 ,563 . ,794
VAR00028 159,06 205,794 ,352 . ,800
VAR00029 159,57 209,872 ,127 . ,805
VAR00030 158,89 200,856 ,510 . ,796
VAR00031 159,74 215,121 -,106 . ,811
VAR00032 158,81 199,719 ,554 . ,795
VAR00033 159,54 203,005 ,365 . ,799
VAR00034 159,26 200,542 ,513 . ,796
VAR00035 158,99 212,652 ,000 . ,807
VAR00036 159,66 207,011 ,214 . ,803
VAR00037 159,01 203,174 ,451 . ,798

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
VAR00038 159,26 206,947 ,262 . ,802
VAR00039 159,73 215,476 -,150 . ,810
VAR00040 159,97 204,057 ,403 . ,799
VAR00041 159,47 217,557 -,213 . ,813
VAR00042 159,36 203,943 ,321 . ,800
VAR00043 159,17 205,767 ,376 . ,800
VAR00044 159,30 211,633 ,044 . ,807
VAR00045 159,01 199,753 ,620 . ,794
VAR00046 160,10 210,120 ,127 . ,805
VAR00047 159,44 203,294 ,409 . ,798
VAR00048 159,96 209,752 ,140 . ,804
VAR00049 159,99 207,348 ,277 . ,802
VAR00050 159,64 216,204 -,180 . ,811
VAR00051 159,60 203,838 ,365 . ,799
VAR00052 159,89 213,929 -,065 . ,808
VAR00053 159,31 203,929 ,447 . ,798
VAR00054 158,53 207,557 -,067 . ,860
VAR00055 159,53 203,847 ,392 . ,799
VAR00056 159,00 214,870 -,115 . ,809
VAR00057 159,03 209,535 ,120 . ,805
VAR00058 159,20 203,843 ,454 . ,798
VAR00059 159,21 213,649 -,049 . ,809
VAR00060 159,46 203,904 ,371 . ,799

Tabel 3F. Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


162,03 213,130 14,599 60

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Lampiran 4. Analisa II Reliabilitas Skala Uji Coba

Tabel 4A. Case Processing Summary

N %
Cases Valid 70 100,0
Excluded(
0 ,0
a)
Total 70 100,0

Tabel 4B. Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Cronbach's Alpha Items N of Items
,931 ,932 35

Tabel 4C. Item Statistics

Mean Std. Deviation N


VAR00001 2,74 ,630 70
VAR00002 2,87 ,612 70
VAR00003 2,27 ,679 70
VAR00004 3,07 ,644 70
VAR00005 3,09 ,654 70
VAR00006 3,10 ,663 70
VAR00008 3,09 ,737 70
VAR00009 2,59 ,771 70
VAR00010 2,54 ,652 70
VAR00012 2,84 ,651 70
VAR00013 2,74 ,774 70
VAR00015 2,91 ,717 70
VAR00016 3,17 ,742 70
VAR00017 2,56 ,879 70
VAR00019 1,90 ,764 70
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
VAR00022 2,93 ,688 70
VAR00023 2,56 ,715 70
VAR00027 2,74 ,811 70
VAR00028 2,97 ,680 70
VAR00030 3,14 ,804 70
VAR00032 3,21 ,815 70
VAR00033 2,49 ,897 70
VAR00034 2,77 ,820 70
VAR00037 3,01 ,732 70
VAR00040 2,06 ,740 70
VAR00042 2,67 ,912 70
VAR00043 2,86 ,643 70
VAR00045 3,01 ,732 70
VAR00047 2,59 ,789 70
VAR00049 2,04 ,669 70
VAR00051 2,43 ,827 70
VAR00053 2,71 ,684 70
VAR00055 2,50 ,776 70
VAR00058 2,83 ,680 70
VAR00060 2,57 ,809 70

Tabel 4D. Summary Item Statistics

Maximum / N of
Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance Items
Item Means 2,731 1,900 3,214 1,314 1,692 ,107 35
Item
,549 ,375 ,833 ,458 2,223 ,014 35
Variances

Tabel 4E. Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00001 92,84 190,627 ,540 . ,929
VAR00002 92,71 190,294 ,578 . ,928
VAR00003 93,31 191,407 ,455 . ,929
VAR00004 92,51 187,964 ,682 . ,927
VAR00005 92,50 191,819 ,451 . ,929
VAR00006 92,49 188,224 ,647 . ,928
VAR00008 92,50 188,167 ,579 . ,928
VAR00009 93,00 190,435 ,442 . ,930
VAR00010 93,04 189,984 ,557 . ,928
VAR00012 92,74 190,600 ,522 . ,929
VAR00013 92,84 189,555 ,481 . ,929
VAR00015 92,67 194,572 ,267 . ,931
VAR00016 92,41 189,580 ,504 . ,929
VAR00017 93,03 185,130 ,607 . ,928
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
VAR00019 93,69 190,595 ,438 . ,930
VAR00022 92,66 189,475 ,553 . ,928
VAR00023 93,03 189,593 ,524 . ,929
VAR00027 92,84 185,323 ,654 . ,927
VAR00028 92,61 193,313 ,351 . ,930
VAR00030 92,44 189,178 ,479 . ,929
VAR00032 92,37 186,817 ,581 . ,928
VAR00033 93,10 186,642 ,530 . ,929
VAR00034 92,81 185,980 ,616 . ,928
VAR00037 92,57 190,770 ,451 . ,929
VAR00040 93,53 189,731 ,498 . ,929
VAR00042 92,91 193,268 ,249 . ,932
VAR00043 92,73 191,621 ,471 . ,929
VAR00045 92,57 186,886 ,649 . ,927
VAR00047 93,00 186,319 ,626 . ,927
VAR00049 93,54 192,426 ,407 . ,930
VAR00051 93,16 188,192 ,509 . ,929
VAR00053 92,87 191,447 ,449 . ,929
VAR00055 93,09 188,022 ,555 . ,928
VAR00058 92,76 188,042 ,639 . ,928
VAR00060 93,01 191,087 ,388 . ,930

Tabel 4F. Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


95,59 200,420 14,157 35

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Lampiran 5. Analisa III Reliabilitas Skala Uji Coba

Tabel 5A. Case Processing Summary

N %
Cases Valid 70 100,0
Excluded(
0 ,0
a)
Total 70 100,0

Tabel 5B. Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Cronbach's Alpha Items N of Items
,933 ,934 32

Tabel 5C. Item Statistics

Mean Std. Deviation N


VAR00001 2,74 ,630 70
VAR00002 2,87 ,612 70
VAR00003 2,27 ,679 70
VAR00004 3,07 ,644 70
VAR00005 3,09 ,654 70
VAR00006 3,10 ,663 70
VAR00008 3,09 ,737 70
VAR00009 2,59 ,771 70
VAR00010 2,54 ,652 70
VAR00012 2,84 ,651 70
VAR00013 2,74 ,774 70
VAR00016 3,17 ,742 70
VAR00017 2,56 ,879 70
VAR00019 1,90 ,764 70
VAR00022 2,93 ,688 70
VAR00023 2,56 ,715 70
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
VAR00027 2,74 ,811 70
VAR00030 3,14 ,804 70
VAR00032 3,21 ,815 70
VAR00033 2,49 ,897 70
VAR00034 2,77 ,820 70
VAR00037 3,01 ,732 70
VAR00040 2,06 ,740 70
VAR00043 2,86 ,643 70
VAR00045 3,01 ,732 70
VAR00047 2,59 ,789 70
VAR00049 2,04 ,669 70
VAR00051 2,43 ,827 70
VAR00053 2,71 ,684 70
VAR00055 2,50 ,776 70
VAR00058 2,83 ,680 70
VAR00060 2,57 ,809 70

Tabel 5D. Summary Item Statistics

N of
Maximum / Item
Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance s
Item Means 2,720 1,900 3,214 1,314 1,692 ,115 32
Item
,544 ,375 ,804 ,430 2,147 ,013 32
Variances

Tabel 5E. Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
VAR00001 84,29 171,193 ,538 . ,931
VAR00002 84,16 170,801 ,581 . ,930
VAR00003 84,76 172,216 ,437 . ,932
VAR00004 83,96 168,447 ,694 . ,929
VAR00005 83,94 172,055 ,465 . ,931
VAR00006 83,93 168,821 ,651 . ,929
VAR00008 83,94 168,866 ,577 . ,930
VAR00009 84,44 170,830 ,449 . ,932
VAR00010 84,49 170,224 ,576 . ,930
VAR00012 84,19 171,052 ,527 . ,931
VAR00013 84,29 170,178 ,479 . ,931
VAR00016 83,86 170,182 ,503 . ,931
VAR00017 84,47 165,963 ,606 . ,930
VAR00019 85,13 171,041 ,442 . ,932
VAR00022 84,10 170,323 ,538 . ,931
VAR00023 84,47 169,847 ,542 . ,931
VAR00027 84,29 166,497 ,636 . ,929
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
VAR00030 83,89 169,755 ,480 . ,931
VAR00032 83,81 167,719 ,573 . ,930
VAR00033 84,54 167,237 ,536 . ,931
VAR00034 84,26 167,063 ,601 . ,930
VAR00037 84,01 171,116 ,460 . ,931
VAR00040 84,97 170,115 ,508 . ,931
VAR00043 84,17 172,202 ,465 . ,931
VAR00045 84,01 167,435 ,659 . ,929
VAR00047 84,44 167,120 ,623 . ,930
VAR00049 84,99 173,000 ,399 . ,932
VAR00051 84,60 169,055 ,499 . ,931
VAR00053 84,31 171,900 ,451 . ,932
VAR00055 84,53 168,890 ,544 . ,931
VAR00058 84,20 168,655 ,642 . ,930
VAR00060 84,46 171,498 ,392 . ,932

Tabel 5F. Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


87,03 180,463 13,434 32

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Lampiran 6. Analisa Frekuensi Subjek Penelitian

Tabel 7A. Frekuensi Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 34 34,0 34,0 34,0
2 66 66,0 66,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Tabel 7B. Frekuensi Usia


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 14,00 1 1,0 1,0 1,0
15,00 4 4,0 4,0 5,0
16,00 1 1,0 1,0 6,0
17,00 15 15,0 15,0 21,0
18,00 5 5,0 5,0 26,0
19,00 16 16,0 16,0 42,0
20,00 15 15,0 15,0 57,0
21,00 22 22,0 22,0 79,0
22,00 21 21,0 21,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Lampiran 7. Analisa Distribusi Normal Kolomogorov-Simirnov

Lampiran 7A. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

VAR00001
N 100
Mean 83,98
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation 9,361
Most Extreme Absolute ,101
Differences Positive ,101
Negative -,094
Kolmogorov-Smirnov Z 1,013
Asymp. Sig. (2-tailed) ,256
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Lampiran 8. Analisa Deskriptif Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas, Dimensi
Citra Tubuh

Tabel 8A. Statistik Deskriptif Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VAR00001 100 65 113 83,98 9,361
Valid N (listwise) 100

Tabel 8B. Statistik Deskriptif Dimensi Evaluasi Penampilan


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VAR00001 100 12 36 22,06 5,047
Valid N (listwise) 100

Tabel 8C. Statistik Deskriptif Dimensi Orientasi Penampilan


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VAR00001 100 6 15 10,81 1,905
Valid N (listwise) 100

Tabel 8D. Statistik Deskriptif Dimensi Kepuasan Bagian Tubuh


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VAR00001 100 13 26 17,28 2,314
Valid N (listwise) 100

Tabel 8E. Statistik Deskriptif Dimensi Kecemasan Menjadi Gemuk


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VAR00001 100 7 19 14,33 2,708
Valid N (listwise) 100

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Tabel 8F. Statistik Deskriptif Dimensi Pengkategorisasian Ukuran Tubuh
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VAR00001 100 10 28 19,50 4,066
Valid N (listwise) 100

Lampiran 9. Skala Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas

RAHASIA

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Dengan hormat,

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir saya di

Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, maka saya membutuhkan sejumlah

data pendapat remaja tentang Citra Tubuh yang hanya akan saya peroleh dengan

adanya kerjasama Anda dalam mengisi kuesioner tentang Citra Tubuh ini.

Sejumlah jawaban dan identitas Anda akan dijaga KERAHASIANNYA dan

hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Cara menjawab kuesioner ini akan

dijelaskan di dalam petunjuk pengisian kuesioner dan kemudian periksalah kembali

jawaban anda, jangan sampai ada nomor yang tidak diisi (terlewatkan).

Akhirnya atas segala partisipan dan ketulusan dari jawaban yang telah Anda

berikan, saya sangat menghargai dan mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya.

Hormat saya,

Kinanti Indika

NIM. 051301006

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
IDENTITAS DIRI

Nama/inisial :....................................................................................

Jenis Kelamin : Pria / Wanita *

Usia :...........................................................................tahun

Berat Badan :...............................................................................Kg

Tinggi Badan :...............................................................................Cm

:....................................................................................

* = Lingkari yang sesuai

PETUNJUK PENGISISAN

Berikut ini akan disajikan 60 PERNYATAAN. Baca dan pahami baik-baik

setiap pernyataan berikut ini. Anda diminta untuk mengemukakan apakah Anda setuju

dengan penyataan tersebut dengan cara memberi TANDA SILANG (X) pada salah

satu jawaban yang tersedia, yaitu:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Contoh:

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya menganggap penampilan saya menarik X

Bila ingin mengganti jawaban yang telah Anda berikan sebelumnya, coret

tanda silang (X) sebelumnya dengan dua garis (=), dan berikan tanda silang (X) pada

pilihan yang sesuai.

Contoh:

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya menganggap penampilan saya menarik X X

Bila sudah selesai, tolong periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada

nomor yang terlewati.

SELAMAT MENGERJAKAN

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya menganggap penampilan saya
menarik
2. Saya selalu merasa tidak cocok dengan
pakaian yang saya pakai
3. Saya kurang suka dengan bentuk tubuh
saya
4. Meskipun gemuk penampilan saya tetap
trendy
5. Wajah saya cukup menarik
6. Walaupun tidak memiliki tubuh yang
ideal tetapi saya tetap memiliki
kepercayaan diri yang tinggi
7. Tidak ada yang perlu diperbaiki dari
penampilan saya
8. Menurut saya penampilan saya buruk
9. Saya rela melakukan diet untuk
menunjang penampilan saya
10. Secara keseluruhan saya puas dengan
penampilan saya
11. Saya memiliki rambut yang indah
12. Saya tidak bisa mengontrol diri saya
untuk mengkonsumsi coklat, mie, ice-
cream dan makanan lain yang dapat
mengakibatkan kegemukan
13. Saya tidak percaya jika orang lain
mengatakan penampilan saya menarik

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
14. Menurut saya mengurus penampilan
hanya membuang waktu saja
15. Jika penampilan saya dipuji maka saya
merasa puas
16. Saya tidak suka dengan bentuk wajah saya
17. Tidak PD rasanya memiliki tubuh yang
gemuk
18. Saya selalu ingin berpenampilan menarik
19. Saya tidak berniat untuk mengecilkan
tubuh bagian bawah saya (paha, pinggul,
kaki)
20. Memiliki tubuh yang menarik merupakan
hal yang penting
21. Memiliki paha yang besar membuat saya
tidak puas dalam hal berpenampilan
22. Walaupun kata orang saya gemuk saya
cuek saja
23. Tidak masalah bagi saya memiliki pantat
yang besar
24. Saya sangat peduli dengan pola makan
yang saya konsumsi
25. Ingin rasanya memiliki tubuh yang
menarik
26. Orang yang memiliki tubuh gemuk harus
memperhatikan penampilannya
27. Saya kecewa memiliki tubuh yang gemuk
28. Saya memiliki rambut yang tidak indah
29. Saya melakukan olahraga rutin untuk
menurunkan berat badan saya
30. Saya cemas dengan berat badan saya yang
terus bertambah
31. Prinsip saya adalah ”jangan lewatkan
makanan enak”
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
32. Saya tidak PD keluar rumah karena
memiliki tubuh yang gemuk
33. Tidak ada yang perlu di khawatirkan
memiliki tubuh yang gemuk
34. Saya tetap PD walaupun memiliki perut
yang besar
35. Saya tetap akan makan makanan yg
berlemak tiap hari
36. Saya tidak menyukai bentuk perut saya
37. Berat badan tidak menjadi masalah
penting bagi saya
38. Saya senang memiliki bahu yang bidang
(PRIA)
saya nyaman memiliki dada yang besar
(WANITA)
39. Saya tidak mau memakan makanan yang
mengandung lemak
40. Ingin rasanya memiliki lengan yang kecil
41. Saya tetap memakan makanan apasaja yg
saya suka walaupun nantinya berat badan
saya akan naik
42. Saya menjadi sensitif jika orang lain
bercerita tentang berat badan
43. Masih bisa saya menerima berat badan
saya seperti ini
44. Saya mengatur pola makan untuk
menunjang penampilan saya
45. Saya cemas dengan pernyataan teman-
teman saya yang mengatakan saya lebih
gemuk dari biasanya
46. Saya berada dalam kategori kelebihan
berat badan
47. Saya PD memiliki badan yang gemuk

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
48. Berat badan saya tidak sesuai dengan
tinggi badan saya
49 Tidak ada yang salah dengan berat badan
saya
50. Saya tidak suka makan berlebihan
51. Saya tidak peduli terhadap penampilan
saya
52. Saya memilih pakaian yang sesuai untuk
menutupi pinggul saya yang besar
53. Saya cemas jika makan terlalu banyak
54. Saya tidak peduli walaupun berat badan
saya bertambah
55. Tidak masalah bagi saya jika orang lain
mengatakan saya gemuk
56. Saya tidak peduli dengan berat badan saya
57. Menurut saya melakukan diet merupakan
hal yang sia-sia
58. Tidak perlu malu memiliki berat badan
yang gemuk
59. Sekarang ini tidak penting bagi saya untuk
memperbaiki penampilan
60. Saya sering mengeluh tentang berat badan
saya

*Terima Kasih*

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.

Anda mungkin juga menyukai