10e00246 PDF
10e00246 PDF
SKRIPSI
Oleh:
KINANTI INDIKA
051301006
FAKULTAS PSIKOLOGI
GANJIL, 2009/2010
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
LEMBAR PERNYATAAN
Adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari
hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera utara
Medan, Desember
KINANTI INDIKA
NIM 051301006
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas
ABSTRAK
Obesitas atau kegemukan merupakan suatu masalah yang ditakuti oleh para
remaja. Semua orang tentu saja ingin menampilkan sebuah tampilan fisik yang
menarik, termasuk para remaja baik putra maupun putri. Pada umunya remaja lebih
mementingkan penampilan fisik. Bila penampilan fisik bagus (cantik dan tidak
gemuk) akan meningkatkan kepercayaan diri pada remaja, terlebih-lebih remaja putri,
maka penampilan fisik yang terlalu gemuk (obesitas) adalah hal yang sangat ditakuti.
Penilaian mengenai penampilan fisik disebut sebagai citra tubuh. citra tubuh
merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa
penilaian positif dan negatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran citra tubuh pada remaja
yang obesitas. Alat ukur yang digunakan adalah skala citra tubuh dengan reliabilitas
(r) = 0,933 yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori citra tubuh terhadap lima
dimensi citra tubuh yaitu evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kepuasan
terhadap bagian tubuh, kecemasan menjadi gemuk dan pengkategorisasian ukuran
tubuh. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik sampling
yang digunakan adalah incidental sampling. Sampel berjumlah 100 orang remaja
yang obesitas di Medan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra tubuh pada remaja yang obesitas
yang berada dalam kategori negatif sebanyak 28 orang (28%), kategori netral
sebanyak 39 orang (39%) dan kategori positif sebanyak 33 orang (33%). Pada
dimensi evaluasi penampilan 8 orang (8%) berada dalam kategori negatif, 85 orang
(85%) berada dalam kategori netral, dan sebanyak 7 orang (7%) berada dalam
kategori positif. Pada dimensi orientasi penampilan 2 orang (2%) berada dalam
kategori negatif, 94 orang (94%) berada dalam kategori netral, dan 4 orang (4%)
berada dalam kategori positif. Pada dimensi kepuasan terhadap bagian tubuh tidak ada
subjek yang memiliki citra tubuh yang negatif, 94 orang (94%) berada dalam kategori
netral, dan 6 orang (6%) berada dalam kategori positif. Pada dimensi kecemasan
menjadi gemuk 6 orang (6%) berada dalam kategori negatif, 94 orang (94%) berada
dalam kategori netral, dan tidak ada subjek yang berada dalam kategori positif dari
hasil penelitian ini. Pada dimensi pengkategorisasian ukuran tubuh 4 orang (4%)
berada dalam kategori negatif, 92 orang (92%) berada dalam kategori netral, dan 4
orang (4%) berada dalam kategori positif.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
The desdription of adolesence of body image towards obesity
ABSTRACT
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
karunia dan kekuatan dalam penyelesaian skripsi yang berjudul gambaran citra tubuh
pada remaja yang obesitas. Penyusunan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi Fakultas Psikologi Universitas
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari
banyak pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi. Untuk itu,
1. Prof. Dr. Chairul yoel, Sp.A(K) selaku dekan Fakultas Psikologi USU.
2. Josetta M.R.T, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan, saran, arahan, dan
3. Medriani Ayu Srg, M.si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan sabar
4. Mama tercinta Ir. Srimitha Tarigan yang telah memberikan cinta, kasih,saran,
membantu tanpa henti dalam penyebaran skala dan dukungan yang sangat besar.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada adik dan seluruh keluarga tercinta
yang telah memberikan dukungan, saran, dan doa selama ini. Semoga kita dilindungi
Allah SWT.
5. Sahabat tercinta yang selalu mendampingi dan memberikan dukungan yang sangat
besar Mbak Roro (makasih mb sudah ditemanin tiap hari mencari sampel), Acid,
Sevi, Eca, Enok, Mirna, Vicky, Desti, Mitha (love you all).
6. Nani, Ira, Dewi (sama-sama berjuang kita ya wi), Dini dan seluruh teman-teman
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, pemulis mengucapkan
Seluruh isi skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak
pihak.
Medan, Desember
Penulis
DAFTAR ISI
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Halaman
SAMPUL DALAM................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iii
ABSTRAK............................................................................................................iv
ABSTRACT...........................................................................................................v
KATA PENGANTAR..........................................................................................vi
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................x
DAFTAR GRAFIK.............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Maslah...................................................................1
B. Perumusan Masalah......................................................................13
C. Tujuan Penelitian..........................................................................13
D. Manfaat Penelitian........................................................................13
E. Sistematika Penulisan...................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................76
DAFTAR TABEL
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Halaman
Tabel 1 Blue Print Distribusi Aitem Skala Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
Sebelum Uji Coba.....................................................................................39
Tabel 2 Blue Print Distribusi Aitem Skala Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
Setelah Uji Coba.......................................................................................41
Tabel 3 Blue Print Distribusi Aitem Skala Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
yang digunakan dalam Penelitian.............................................................43
Tabel 4 Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang obesitas...................50
Tabel 5 Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada remaja yang Obesitas........52
Tabel 6 Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang obesitas berdasarkan
Dimensi evaluasi Penampilan...................................................................53
Tabel 7 Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada remaja yang Obesitas
berdasarkan Dimensi evaluasi Penampilan...............................................54
Tabel 8 Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang obesitas berdasarkan
Dimensi Orientasi Penampilan.................................................................56
Tabel 9 Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada remaja yang Obesitas
berdasarkan Dimensi Orientasi Penampilan.............................................57
Tabel 10 Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang obesitas berdasarkan
Dimensi Kepuasan Bagian Tubuh............................................................58
Tabel 11 Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada remaja yang Obesitas
berdasarkan Dimensi Kepuasan Bagian Tubuh........................................60
Tabel 12 Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang obesitas berdasarkan
Dimensi Kecemasan menjadi Gemuk.......................................................61
Tabel 13 Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada remaja yang Obesitas
berdasarkan Dimensi Kecemasan menjadi Gemuk..................................62
Tabel 14 Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang obesitas berdasarkan
Dimensi Pengkategorisasian Ukuran Tubuh............................................63
Tabel 15 Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada remaja yang Obesitas
berdasarkan Dimensi Pengkategorisasian Ukuran Tubuh........................64
Tabel 16 Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Jenis
Kelamin....................................................................................................65
Tabel 17 Hasil Uji-T Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
berdasarkan Jenis Kelamin.......................................................................65
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Tabel 18 Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Usia...66
Tabel 19 Hasil Uji-T Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
berdasarkan Usia.......................................................................................67
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Grafik 1 Penyebaran Subjek berdasarkan Jenis Kelamin...................................48
Grafik 2 Penyebaran Subjek berdasarkan Usia..................................................49
Grafik 3 Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas.............................................52
Grafik 4 Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Dimensi Evaluasi
penampilan...........................................................................................55
Grafik 5 Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Dimensi orientasi
Penampilan...........................................................................................57
Grafik 6 Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Dimensi Kepuasan
Bagian Tubuh......................................................................................60
Grafik 7 Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Dimensi
Kecemasan Menjadi Gemuk................................................................62
Grafik 8 Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Dimensi
Pengkategorisasian Ukuran Tubuh.......................................................64
DAFTAR LAMPIRAN
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Lampiran 1 Data Mentah Skala Ujia Coba
Lampiran 2 Data Mentah Skala Penelitian
Lampiran 3 Analisa I Reliabilitas Skala Uji Coba
Lampiran 4 Analisa II Reliabilitas Skala Uji Coba
Lampiran 5 Analisa III Reliabilitas Skala Uji Coba
Lampiran 6 Analisa Frekuensi Subjek Penelitian
Lampiran 7 Analisa Distribusi Normal Kolomogorov-Simirnov
Lampiran 8 Analisa Deskriptif Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas, Dimensi
Citra Tubuh
Lampiran 9 Skala Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
BAB I
PENDAHULUAN
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
A. Latar Belakang
Obesitas atau kegemukan merupakan suatu masalah yang ditakuti oleh para
remaja. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas atau kegemukan terjadi
jika individu mengkonsumsi kalori yang berlebihan dari yang mereka butuhkan.
Sarafino (1998) juga mengatakan bahwa obesitas adalah sebagai suatu simpanan yang
kelebihan berat badan, akan tetapi sesungguhnya obesitas dan overweight memiliki
arti yang berbeda. Obesitas (kegemukan) adalah ketidak seimbangan antara jumlah
makanan yang masuk dibandingkan dengan pengeluaran energi oleh tubuh. Orang
yang kegemukan memiliki berat badan yang berlebihan yang diakibatkan oleh
adalah kelebihan berat badan dibandingkan berat ideal yang terjadi akibat
penimbunan jaringan lemak atau nonlemak meliputi otot, tulang, lemak, dan air
(Indonesian Nutrion Network, 2005). Secara umum obesitas adalah kelebihan berat
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari berat badannya
yang normal dianggap mengalami obesitas. Wanita memiliki lemak tubuh yang lebih
banyak dibandingkan pria, dimana perbandingan yang normal antara lemak tubuh dan
berat badan adalah sekitar 25-30% bagi wanita dan 18-23% pada pria. Seorang wanita
dikatakan obesitas apabila lemak pada tubuhnya lebih dari 30% dan pria memiliki
lemak lebih 25% (Wikipedia, 2007). Metode yang paling berguna dan banyak
digunakan untuk mengukur tingkat obesitas dan overweight adalah Indeks Massa
Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). Berdasarkan World Health Oganization
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
(WHO) seseorang dikatakan overweight jika hasil IMT sebesar 25,0 – 29,9, sedangkan
seseorang dapat dikatakan obesitas jika hasil IMTnya sebesar 30,0 – 34,9 (Aru .W
Sudoyo, 2006).
sedikitnya aktifitas fisik dan juga disebabkan karena kebiasaan makan yang
perilaku untuk membantu remaja membuat perubahan dalam makanan dan latihan
menunjukkan kesuksesan. Akan tetapi, faktor genetik dan lainnya yang sama sekali
tidak berkaitan dengan kemauan dan pilihan gaya hidup membuat sebagian orang
rawan terhadap obesitas. Termasuk pula diantara faktor ini regulasi metabolisme yang
salah, ketidakmampuan mengenali sinyal tubuh akan rasa lapar dan kenyang, dan
berbagai macam penyakit yang serius, seperti tekanan darah tinggi, jantung, diabetes
melitus, dan penyakit pernapasan. Dampak lain yang sering diabaikan adalah perasaan
merasa dirinya berbeda atau dibedakan dari kelompoknya akan membuat individu
erat antara psikologis dengan obesitas pada remaja, terutama dalam bentuk depresi.
mengalami rasa putus asa yang besar. Hubungan antara obesitas dengan gejala
psikologis merupakan suatu lingkaran yang tidak terputus. Seseorang yang mengalami
obesitas akan mudah merasa tersisih atau tersinggung. Hal ini akan lebih parah bila ia
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
dicap sebagai orang yang susah bergaul dan mudah tersinggung. Orang yang obesitas
akan mencap sebagian dari temannya sebagai orang yang suka mengolok-olok.
makan. Depresi pada obesitas dapat muncul karena pertentangan batin antara
keinginan untuk memperoleh bentuk tubuh yang ideal dan kenyataan yang ada.
Depresi terjadi sebagai akibat gangguan citra tubuh (sering berupa distorsi, bila
melihat didepan cermin, seseorang tidak melihat tubuhnya sebagaimana adanya dalam
realitas).
Bagi remaja putri yang mengalami obesitas, masalah yang sering kali muncul
adalah kepercayaan diri yang rendah dan kondisi ini berbeda jika dibandingkan
dengan remaja putra yang lebih mengutamakan prestasi dari pada mengurus bentuk
tubuh yang ideal (Dewi, 2004). Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
“....kalau cewek badannya gendut pasti sibuk kak, yang mau ngurusin badan
lah. Kalau cowok ya perduli juga sama bentuk badannya tapi bukan seperti
cewek kali kak...” (Komunikasi Personal, 9 Juni 2009).
Remaja yang menderita obesitas selalu dijadikan sebagai objek ejekan dan
penampilan yang gemuk selalu di ejek dan dianggap sebagai hal yang lucu yang dapat
membuat orang lain tertawa dan dianggap jelek (Dewi, 2004). Kenyataan ini dapat
membuat penderita obesitas merasa dirinya sangat berbeda dan aneh dibandingkan
Tubuh yang kurus bukan hanya dianggap menarik, tetapi tubuh yang gemuk
dianggap sesuatu yang memalukan (Silverstein, Perdue, Petersor dan Kelly, 1986).
Kecenderungan untuk menjadi gemuk atau obesitas, dapat mengganggu sebagian anak
pada masa puber dan menjadi sumber keperihatinan selama tahun-tahun awal masa
remaja (Hurlock 1980). Remaja putera dan putri yang obesitas memiliki kesulitan
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
dalam hal perkembangan dan identitas (Sheshowsky,1983). Obesitas juga dapat
menimbulkan masalah sosial bagi remaja (Kaplan, 1999). Dalam dunia sosial
remaja menjadi lebih nyaman. Hal ini sesuai dengan tugas perkembangan remaja
yaitu menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif (Hurlock,
1980). Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada masa ini, remaja sangat memperhatikan
Dewi (2004) juga mengatakan bahwa kebanyakan remaja putri lebih menyukai
keindahan dan memperhatikan keindahan tubuh, maka bentuk tubuh yang menarik
akan menumbuhkan rasa percaya diri pada wanita saat tampil di depan orang lain. Hal
mencatat dari perkiraan 200 juta penduduk Indonesia pada tahun 2000, jumlah
penduduk yang ovewrweight diperkirakan 76,7 juta (17,5%) dan penderita obesitas
berjumlah lebih dari 9,8 juta (4,7%). Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
tahun 2000 di Jakarta, tingkatan prevalensi obesitas pada masa remaja 12-18 tahun
ditemukan 6,2% dan pada umur 17 tahun-18 tahun sebanyak 11,4%. Kasus obesitas
pada anak remaja ini banyak ditemukan pada remaja putri (10,2%) dibandingkan
dengan remaja putra (3,1%) (Sjarif, 2002). Dari hasil survey ditemukan bahwa pada
tahun 2007 ditemukan peningkatan obesitas sebesar 19,1%. Rata-rata remaja putri
membutuhkan kalori sebayak 2.200 setiap harinya, sedangkan rata-rata remaja putra
membutuhkan kalori sebanyak 2.800 per harinya. Dari data di atas dapat disimpulkan
bahwa lebih dari 15 % untuk umur 12 tahun -19 tahun mengalami obesitas.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Remaja yang berlebihan berat badan cenderung menjadi orang dewasa yang
obesitas juga, dan mereka menjadi subjek resiko fisik, sosial, dan psikologis
(Gortmaker, Must, Perrin, & Dietz, 1993). Kelebihan berat badan pada masa remaja
dapat mengarah kepada kondisi kronis yang mengancam jiwa di masa dewasa, bahkan
jika kelebihan berat tersebut menghilang (Must et al., 1992). Berdasarkan data yang
diperoleh terlihat bahwa semakin majunya suatu bangsa maka individu yang
maupun psikis. Perubahan fisik pada masa remaja lebih pesat dari pada masa kanak-
kanak dan perubahan yang sangat pesat ini menimbulkan respon tersendiri bagi
remaja berupa tingkah laku yang sangat memperhatikan perubahan bentuk tubuhnya
(Hurlock, 1999). Dacey & kenny (2001) menyatakan bahwa remaja sering merasa
tidak puas akan perubahan dan penampilan mereka, sedangkan Hurlock (1980)
berpendapat bahwa hanya sedikit remaja yang megalami kateksis tubuh atau merasa
beberapa bagian tubuh tertentu. Kegagalan mengalami kateksis tubuh menjadi salah
satu penyebab timbulnya konsep diri yang kurang baik dan kurangnya harga diri
Semua orang tentu saja ingin menampilkan sebuah tampilan fisik yang
menarik, termasuk para remaja baik putra maupun putri. Bagi seorang remaja yang
bentuk tubuhnya kurang ideal, sering sekali menolak kenyataan perubahan fisiknya
sehingga mereka tampak mengasingkan diri karena merasa minder, dan bagi remaja
yang menerima perubahan fisik yang terjadi pada dirinya, menganggap hal tersebut
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
merupakan suatu hal yang wajar karena memang akan dialami semua orang yang
Banyak usaha yang dilakukan para remaja putri untuk membentuk tubuh yang
ideal agar menjadi kurus (Dacey dan Kenny, 2001). Pada umumnya mereka
pelangsing dan lain-lain. Sejauh ini remaja putri lebih menyukai diet untuk
Tidak berbeda dengan remaja putri, remaja putra pun sebagian mengalami
masalah berat badan. Bagi mereka yang memiliki bobot yang berlebihan dianggap
akan memiliki permasalahan yang cukup berat untuk mendapatkan perhatian dari
lawan jenis. Banyak remaja putera yang berharap dapat membuat tubuh mereka
sedikit kekar atau berotot dan keinginan itu pada sebagian remaja putra disalurkan
melalui kegiatan olahraga. Namun sayang bagi remaja yang kegemukan, olahraga
Tubuh yang kurus, bagi wanita, tidak hanya menunjukkan wanita yang aktif,
tetapi juga menyimbolkan kesuksesan dan status ekonomi yang tinggi (Rodin,
Sillberstein, & Stringel – Moore, 1984). Wanita pada umumnya menginginkan tubuh
yang langsing sebaliknya laki-laki pada umunya menginginkan tubuh yang berotot.
Wanita merasa tidak bahagia dengan bentuk tubuhnya dan berusaha untuk
menurunkan berat badannya meskipun mereka sudah memiliki badan yang ideal. Hal
ini dapat disebabkan karena adanya figur ideal yang menjadi panutan yang diperoleh
dari faktor luar seperti media. Media sangat mempengaruhi gambaran ideal akan
sosok tubuh seseorang, baik itu laki-laki maupun wanita. Semakin sering melihat
tubuh sempurna, maka semakin besar obsesi untuk bisa seperti model di majalah.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Striegel & Moore (dalam Dacey & Kenny, 2001) menyatakan bahwa sejak
masa remaja wanita sudah mulai memfokuskan diri dengan penampilan mereka dan
juga sangat khawatir bila berat badan mereka tidak ideal dengan tinggi badan mereka.
Mereka juga sangat tidak toleran dengan penyimpangan yang terjadi pada tubuh
mereka, seperti obesitas atau keterlambatan perkembangan (Craig, 1990). Para remaja
meyakini bahwa jauh sebelum masa remaja bahwa gemuk itu adalah suatu yang jelek,
dan langsing itu adalah sesuatu yang dianggap cantik (Dacey & Kenny 2001).
pada bentuk tubuh yang terlalu gemuk, pendek, kurus, wajah yang kurang cantik atau
tampan, ada jerawat dan sebagainya. Dewi (2004) juga mengatakan, bahwa segala
hal tersebut dianggap sebagai suatu kekurangan yang membuat mereka malu, karena
remaja menyadari bahwa daya tarik fisik berperan penting dalam hubungan sosial.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Anggi (17 tahun):
“...memang penting kak daya tarik fisik itu. Apalagi kalau jumpa sama orang
baru. Kan aku kurus kak terus banyak jerawat lagi, kalau ketemu orang baru
gak PD gitu kak. Soalnya kadang aku sering diejek kak, karena jerawatku
yang banyak. Pokoknya gak enak lah kak kalau kurus dan jerawatan kek gini.
Heee...” (Komunikasi Personal, 9 April 2009)
fisik bagus (cantik dan tidak gemuk) akan meningkatkan kepercayaan diri pada
remaja, terlebih-lebih remaja putri, maka penampilan fisik yang terlalu gemuk
(obesitas) adalah hal yang sangat ditakuti (Dewi, 2004). Hal ini sejalan dengan apa
“... kalao udah obesitas udah ngeri kali lah tu. Udahlah mengganggu
kesehatan, penampilan pun kurang, kan pakai baju pun jelek. Makanya kak,
kalau langsing kan lebih enak dilihat trus pun lebih cantik aja kayaknya...”
(Komunikasi Personal, 10 April 2009)
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Penilaian mengenai penampilan fisik disebut sebagai body image (Cash &
pruzinsky dalam Thompson dkk, 1999). Dalam penelitian ini akan digunakan istilah
citra tubuh untuk menjelaskan body image. Citra tubuh merupakan bagian dari self
image atau citra diri, dimana seseorang melihat tubuh mereka dari apa yang mereka
lihat (James, 2009). Pandangan berupa tingkah laku yang sangat memperhatikan
tubuhnya, hal ini merupakan citra tubuh yang dikemukakan (Hughes dan
Noppe,1985). Menurut Cash & Pruzinsky (dalam Thompson dkk, 1999) citra tubuh
merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa
penilaian positif dan negatif. Berscheid (Papalia & Olds, 2008) menyatakan bahwa
remaja yang memiliki persepsi positif terhadap gambaran tubuh lebih mampu
dengan kepribadian cerdas, asertif, dan menyenangkan. Dacey dan Kenny (1994)
adanya kekurangan dalam segi fisik, tampilan yang tidak menyenangkan dan secara
sosial tidak adekuat. Perasaan seperti ini tentu saja akan menghambat penyesuaian
dirinya. Sebaliknya, remaja yang memiliki penilaian positif terhadap dirinya akan
lebih merasa menarik dan adekuat secara sosial sehingga dapat melakukan
Hasil penelitian dari Pope, Philips, & Olivardia (2000) menunjukkan bahwa
wanita lebih memperhatikan penampilan fisik dibandingkan pria. Penjelasan ini bukan
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
berarti penampilan fisik yang menarik hanya pada wanita saja tetapi para pria pun
perhatian terhadap citra tubuh seseorang sangat kuat terjadi pada remaja yang berusia
12 hingga 18 tahun, baik pada remaja puteri maupun remaja putera. Wanita sudah
mulai memperhatikan penampilannya dimulai pada umur 11 tahun dan pada pria
al,.1998). perhatian terhadap penampilan ini lebih cepat terjadi pada wanita
dibandingkan dengan pria. Dacey & Kenny (dalam Davidson & McCabe, 2006)
karakter fisik merupakan pusat dari sense of self bagi remaja. Bagaimana mereka
memandang diri mereka sendiri untuk berperan dalam hal fungsi sehari-hari mereka.
Conger & Peterson dalam Sarafino (1998) juga mengatakan bahwa pada masa
remaja, biasanya mulai bersibuk diri dengan penampilan fisik mereka dan ingin
mengubah penampilan mereka. Fokus utama dari perhatian para remaja adalah tubuh
mereka (Emmons, 1996). Remaja putri sering sekali menjadi lebih tidak puas dengan
remaja putra menjadi lebih puas dikarenakan otot mereka meningkat (Gross, 1984).
Respon tersebut terwujud dalam bentuk penilaian atau evaluasi akan fisik tubuh
mereka. Penilaian tersebut berupa perasaan puas atau tidak puas akan keadaan fisik
mereka (Hurlock, 1999, Dacey & Kenny, 2001). Ketidakpuasan terhadap tubuh
memperoleh bentuk dan ukuran tubuh tertentu (bosi et al,.2006). Ketidakpuasan ini
yang pada akhirnya membuat remaja menjadi tidak percaya diri dan menganggap
Remaja putri pada umumnya sering merasa tidak nyaman dengan dirinya dan
memiliki citra tubuh yang lebih negatif dibandingkan dengan remaja putra selama
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
masa pubertas (Brooks-Gunn & Paikoff, dalam Dacey & Kenny, 1997). Remaja putri
lebih mungkin untuk mengalami masalah dengan citra tubuhnya daripada remaja
putra, dan pada umumnya remaja putri sering merasa tidak puas dengan tubuhnya
(Galambus, Almeida & Petersen, 1990: Paxton et al., 1990). Smolacks (dalam Evan,
1998) menyatakan bahwa ketidakpuasan citra tubuh pada remaja putri pada umumnya
mencerminkan keinginan untuk menjadi lebih kurus, sedangkan pada remaja putra
ketidakpuasan terhadap citra diri karena ingin menjadi lebih besar, lebih tinggi, dan
berotot.
mereka alami hal ini disebabkan dengan terjadinya pubertas, yaitu masa atau periode
singkat dalam pematangan fisik yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh yang
dimulai sejak awal masa remaja (Santrock, 1998). Pada masa remaja hanya sedikit
remaja yang merasa puas dengan tubuhnya (Hurlock, 1999). 81% menginginkan berat
badan yang ideal, 78 % remaja putri menginginkan untuk menurunkan berat badan
mereka dan hanya 14 % remaja putri yang puas dengan ukuran tubuhnya (Ersele,
Peran masyarakat dan media, memang membawa pengaruh yang besar dalam
mendorong seseorang untuk sangat peduli pada penampilan dan citra tubuhnya.
Remaja, baik putra dan putri berupaya untuk memperoleh kepuasan akan fisik mereka
dengan menggunakan berbagai macam cara-cara (Hurlock, 1999: Dacey & Kenny,
2001; craig, 1990; Klonoff & Landryne dalam Taylor, 1999; McCabe & Ricciardeli,
2003). Para remaja ini melakukan olahraga seperti fitnes untuk memperoleh kepuasan
akan fisik mereka, cara lain yang mereka lakukan dengan diet dan menjaga pola
makan mereka. Penilaian kepuasan ini diperoleh bila mereka sudah memperoleh fisik
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
yang ideal meliputi bentuk tubuh dan ukuran tubuh (Cash & Pruzinsky dalam
Cash (2004) mengatakan bahwa bagaimana citra tubuh seseorang itu dapat
dilihat dari evaluasi penampilan, yaitu mengukur evaluasi dari penampilan dan
keseluruhan tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta memuaskan dan tidak
memuaskan. Selain itu dapat dilihat melalui orientasi penampilan yaitu perhatian
individu terhadap penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki
dan meningkatkan penampilan dirinya. Cara lain dapat dilihat melalui kepuasan
terhadap bagian tubuh yaitu mengukur kepuasan individu terhadap bagian tubuh
secara spesifik. Kecemasan menjadi gemuk dan pengkategorian ukuran tubuh juga
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran citra tubuh
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang
b) Penelitian ini juga diharapakan dapat menjadi masukan bagi peneliti lain yang
2. Manfaat praktis
b) Sebagai bahan referensi bagi keluarga, agar dapat memberikan informasi tentang
citra tubuh. Hal ini bertujuan agar remaja yang mengalami obesitas dapat
E. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari lima bab dimulai dari bab I sampai bab V. Adapun
Bab I : Pendahuluan
sistematika penulisan.
Bab ini berisi pembahasan teoritis tentang obesitas, citra tubuh, dan remaja.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Bab ini terdiri atas identifikasi variabel, defenisi operasional variabel
Bab ini terdiri dari gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian,
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Obesitas
1. Defenisi obesitas
kegemukan yang berlebihan (KBBI, 1996). Papalia dan Olds (1995) mengatakan
bahwa obesitas atau kegemukan terjadi jika individu mengkonsumsi kalori yang
berlebihan dari yang mereka butuhkan. Sarafino (1998) juga mengatakan bahwa
obesitas adalah sebagai suatu simpanan yang berlebih dalam bentuk lemak yang
adalah simpanan energi yang berlebihan dalam bentuk lemak, yang berdampak buruk
keadaan yang tidak dikehendaki, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang
faktor-faktor penyebab obesitas diantaranya adalah faktor genetik, disfungsi salah satu
bagian otak, pola makan yang berlebih, kurang gerak / olahraga, emosi, dan faktor
lingkungan.
a) Genetik
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Seringkali kita menjumpai anak-anak yang gemuk dari keluarga yang salah satu
atau kedua orang tuanya gemuk juga. Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik
telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh. Pada
saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar
dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang bayi
selama dalam kandungan. Dengan demikian tidak heran apabila bayi yang
dilahirkan pun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar.
Perilaku makan seseorang dikendalikan oleh sistem pengontrol yang terletak pada
kumpulan inti sel dalam otak yang langsung berhubungan dengan bagian-bagian
lain dari otak dan kelenjar dibawah otak. Hipotalamus mengandung lebih banyak
pembuluh darah dari daerah lain pada otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi
hipotalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan (awal atau pusat
(pemberhentian atau pusat kenyang). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa bila
HL rusak/hancur maka individu menolak untuk makan atau minum, dan akan mati
kecuali bila dipaksa diberi makan dan minum (diberi infus). Sedangkan bila
kerusakan terjadi pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan
kegemukan.
Pola makan berlebihan cenderung dimiliki oleh orang yang kegemukan. Orang
yang kegemukan biasanya lebih responsif dibanding dengan orang yang memiliki
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
berat badan normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan,
atau saatnya waktu makan. Mereka cenderung makan bila ia merasa ingin makan,
bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan yang berlebihan inilah yang
menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari kegemukan apabila tidak memiliki
kontrol diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan.
Berat badan berkaitan erat dengan tingkat pengeluaran energi tubuh. Pengeluaran
energi ditentukan oleh dua faktor, yaitu: 1) tingkat aktivitas dan olah raga secara
umum; 2) angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk
basal memiliki tanggung jawab dua pertiga dari pengeluaran energi orang normal.
seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang kegemukan aktivitas fisik
memiliki peran yang sangat penting. Ketika berolahraga kalori terbakar, makin
sering berolahraga maka semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak
duduk seharian akan mengalami penurunan metabolisme basal tubuhnya. Jadi olah
raga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat
metabolisme normal.
e) Pengaruh emosional
Pada beberapa kasus obesitas bermula dari masalah emosional yang tidak teratasi.
sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
kehidupannya. Dengan menjadikan makanan sebagai pelampiasan penyelesaian
masalah maka apabila tidak diimbangi dengan aktifitas yang cukup akan
f) Lingkungan
simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan cenderung untuk
3. Dampak obesitas
penyakit seperti, jantug koroner, diabetes melitus, fungsi paru, peningkatan kadar
pernafasan saat tidur, dapat terserang infeksi pernafasan, kelainan pada kulit,
kegemukan yang terjadi pada masa anak-anak dapat berlanjut hingga dewasa
(Wikipedia, 2007).
Dampak obesitas yang dapat terjadi dalam jangka pendek maupun jangka
1. Gangguan psiko-sosial : Rasa rendah diri, depresif dan menarik diri dari
lingkungan. Hal ini dikarenakan anak obesitas seringkali menjadi bahan hinaan
teman sepermainan dan teman sekolah. Dapat pula karena ketidakmampuan untuk
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
melaksanaan suatu tugas/kegiatan terutama olahraga akibat adanya hambatan
2. Pertumbuhan fisik/linier yang lebih cepat dan usia tulang yang lebihlanjut
kadang-kadang terjadi opnea sewaktu tidur, sering ngantuk siang hari. Bila
hipoventilasi alveolar.
anak obesitas dimana lemak tubuh sudah cukup tersedia, menars akan terjadi lebih
dini.
6. Obesitas akan berelanjutk sampai dewasa, terutama bila obesitas mulai pada pra-
pubertal.
Nasar, 1995).
(IMT)
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
18,5-24,9 Berat badan normal
30-34,9 Obesitas I
35-39,9 Obesitas II
Untuk mengukur lemak tubuh secara langsung sangat sulit dan sebagai
pengukur pengganti dipakai body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh (IMT)
untuk menentukan berta badan yang lebih dan obesitas pada seseorang (Aru W.
beratbadan(kg )
Indeksmassatubuh( IMT ) =
tinggibadan 2 (m)
tersimpan dalam tubuh dengan membandingkan berat badan (dalam kilogram) dengan
kuadrat tinggi badan (dalam meter) seseorang. Pengukuran indeks massa tubuh
membagi berat badan menjadi empat jenis, yaitu underweight (kekurangan berat
badan), berat badan yang ideal, overweight (kelebihan berat badan), obese
(kegemukan).
B. Citra tubuh
Menurut kamus psikologi (Chaplin, 2005) citra tubuh adalah ide seseorang
mengenai penampilannya di hadapan orang (bagi) orang lain. Papalia, Olds, dan
Feldman (2001) menyatakan bahwa citra tubuh merupakan gambaran dan evaluasi
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
mengenai penampilan seseorang. Dacey & Kenny (2001) menyatakan bahwa citra
tubuh adalah keyakinan seseorang akan penampilan mereka di hadapan orang lain.
gambaran mental yang tertuju kepada perasaan yang kita alami tentang tubuh dan
bentuk tubuh kita yang berupa penilaian positif dan penilaian negatif. Basow (1992)
menjelaskan bahwa citra tubuh merupakan bagaimana kita menerima dan juga
Penilaian mengenai penampilan fisik disebut sebagai citra tubuh (Cash &
pruzinsky dalam Thompson dkk, 1999). Menurut Cash & Pruzinsky (dalam
Thompson dkk, 1999) citra tubuh merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap
tubuhnya yang dapat berupa penilaian positif dan negatif. Berscheid (Papalia & Olds,
2008) menyatakan bahwa remaja yang memiliki persepsi positif terhadap gambaran
tubuh lebih mampu menghargai dirinya. Individu tersebut cenderung menilai dirinya
sebagai orang dengan kepribadian cerdas, asertif, dan menyenangkan. Dacey dan
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa citra tubuh adalah penampilan
seseorang terhadap dirinya untuk dihadapakan atau ditunjukkan kepada orang lain.
a) Jenis kelamin
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Chase (2001) menyatakan bahwa jenis kelamin adalah faktor paling penting dalam
perkembangan citra tubuh seseorang. Deacey & Kenny (2001) juga sependapat
bahwa jenis kelamin mempengaruhi citra tubuh. Beberapa penelitian yang sudah
dibandingkan pria (Cash & Brown, 1989: Davidson & McCabe, 2005: Demarest
& Allen, 2000: Furnaham & Greaves, 1994:, Jenelli, 1993: Rozin & Fallon, 1988
Pria ingin bertubuh besar dikarenakan mereka ingin tampil percaya diri di depan
wanita ingin memiliki tubuh kurus menyerupai ideal yang digunakan untuk
menarik perhatian pasangannya. Usaha yang dilakukan pria untuk membuat tubuh
model pria yang kekar dan berotot. Sedangkan wanita cenderung untuk
menurunkan berat badan disebabkan oleh artikel dalam majalah wanita yang
sering memuat artikel promosi tentang penurunan berat badan (Anderson &
Didomenico, 1992).
2. Usia
Pada tahan perkembangan remaja, citra tubuh menjadi penting (Papalia & Olds,
2003). Hal ini berdampak pada usaha berlebihan pada remaja untuk mengontrol
berat badan. umumnya lebih sering terjadi pada remaja putri dari pada remaja
putra. Remaja putri mengalami kenaikan berat badan pada masa pubertas dan
menjadi tidak bahagia tentang penampilan dan hal ini dapat menyebabkan remaja
pada tubuhnya meningkat pada awal hingga pertengahan usia remaja sedangkan
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
pada remaja putra yang semakin berotot juga semakin tidak [uasa denagn
c) Media Massa
Tiggemann (dalam Cash & Pruzinsky, 2002) mengatakan bahwa media yang
(dalam Cash &purzinsky, 2002) juga menyatakan bahwa media massa menjadi
adalah
Tubuh yang kurus dalam hal ini berarti dengan level kekurusan yang dimiliki,
4.) Keluarga
menurut teori social leraning, orang tua merupakan model yang paling penting
melalui modeling, feedback dan instruksi. Fisher, Fisher dan Strack (dalam Cash
orangtua menerima keadaan bayinya baik terhadap jenis kelamin bayinya dan
bagaiman wajah bayinya kelak. Ketika bayi lahir, orangtua menyambut bayi
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
dengan penampilan bayi sebenarnya. Kebutuhan emosional bayi adalah disayangi
lingkungan yang dapat mempengaruhi harga diri seseorang. Harapan fisik bayi
oleh orangtua sama seperti harapan oanggota keluarga lain yaitu tidak cacat tubuh.
Ikeda and Narworski (dalam Cash dan Purzinsky, 2002) menyatakan bahwa
komentar yang dibuat orang tua dan anggota keluarga mempunyai pengaruh yang
besar dalam gambaran tubuh anak- anak. Orang tua yang secara konstan
melakukan diet dan berbicara tentang berat mereka dari sisi negatif akan
5. Hubungan interpersonal
dengan orang lain dan feedback yang diterima mempengaruhi konsep diri
inilah yang sering membuat orang merasa cemas dengan penampilannya dan
gugup ketika orang lain melakukan evaluasi terhadap dirinya. Rosen dan
koleganya (dalam Cash & Purzinsky, 2002) menyatakan bahwa feedback terhadap
tubuh.
Menurut Dunn & Gokee (dalam Cash Purzinsky, 2002) menerima feedback
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Pikiran dan perasaan mengenai tubuh bermula dari adanya reaksi orang lain.
gambaran tubuh dalam penelitian ini menggunakan dimensi-dimensi pada alat ukur
yang dikemukakan oleh Cash dkk, (dalam Seawell & Danorf-Burg, 2005).
penampilan dan keseluruhan tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta
terhadap penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan
kepuasan individu terhadap bagian tubuh secara spesifik, seperti wajah, rambut,
tubuh bagian bawah (pantat, paha, pinggul, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang,
perut), tubuh bagian atas (dada, bahu, lengan), dan penampilan secara
keseluruhan.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
d. Overweight Preocupation (Kecemasan menjadi gemuk), yaitu mengukur
pola makan.
bagaimana individu mempersepsi dan menilai berat badannya, dari sangat kurus
C. Remaja
1. Defenisi remaja
Istilah remaja berasal dari kata latin adolescere yang artinya tumbuh atau
suatu periode dalam perkembangan yang merupakan transisi antara masa kanak-kanak
antara anak-anak dan orang dewasa dengan segala perkembangan biologis, kognitif,
dan psikososial.
Menurut Hurlock (1999) batasan usia masa remaja adalah 13 tahun – 17 tahun.
Batasan usia untuk remaja Indonesia adalah antara usia 11 tahun – 24 tahun.
Pertimbangan bahwa usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda
seksual sekunder mulai tampak dan batasan usia 24 tahun merupakan batas maksimal
untuk individu yang belum memenuhi persyaratan kedewasaan secara sosial maupun
secara psikologis. Individu yang sudah menikah dianggap dan diperlakukan sebagai
individu dewasa sehingga tidak lagi di golongkan sebagai remaja (Sarwono, 2006).
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Santrock (1998) berpendapat bahwa masa remaja di awali pada usia yang berkisar 10
1. Mencapai hubungan baru dan hubungan yang lebih dewasa dengan teman seusia
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang yang lebih
dewasa
berkeluarga
terhadap
Masa remaja di mulai dengan terjadinya pubertas, yaitu masa atau periode
yang singkat dalam pematangan fisik yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh
yang di mulai sejak awal masa remaja. Perubahan hormonal tersebut menyebabkan
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Perubahan fisik yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja
adalah perubahan tubuh yaitu badan menjadi semakin panjang dan tinggi. Selanjutnya
mulai berfungsinya alat reproduksi yang di tandai dengan haid pada remaja putri dan
kecanggungan bagi remaja karena ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang
Obesitas atau kegemukan merupakan suatu masalah yang ditakuti oleh para
remaja. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas atau kegemukan terjadi
jika individu mengkonsumsi kalori yang berlebihan dari yang mereka butuhkan.
Sarafino (1998) juga mengatakan bahwa obesitas adalah sebagai suatu simpanan yang
berbagai macam penyakit yang serius, seperti tekanan darah tinggi, jantung, diabetes
melitus, dan penyakit pernapasan. Dampak lain yang sering diabaikan adalah perasaan
merasa dirinya berbeda atau dibedakan dari kelompoknya akan membuat individu
erat antara psikologis dengan obesitas pada remaja, terutama dalam bentuk depresi.
mengalami rasa putus asa yang besar. Hubungan antara obesitas dengan gejala
adalah kepercayaan diri yang rendah dan kondisi ini berbeda jika dibandingkan
dengan remaja putra yang lebih mengutamakan prestasi dari pada mengurus bentuk
Remaja yang menderita obesitas selalu dijadikan sebagai objek ejekan dan
penampilan yang gemuk selalu di ejek dan dianggap sebagai hal yang lucu yang dapat
membuat orang lain tertawa dan dianggap jelek (Dewi, 2004). Kenyataan ini dapat
membuat penderita obesitas merasa dirinya sangat berbeda dan aneh dibandingkan
Tubuh yang kurus bukan hanya dianggap menarik, tetapi tubuh yang gemuk
dianggap sesuatu yang memalukan (Silverstein, Perdue, Petersor dan Kelly, 1986).
Kecenderungan untuk menjadi gemuk atau obesitas, dapat mengganggu sebagian anak
pada masa puber dan menjadi sumber keperihatinan selama tahun-tahun awal masa
remaja (Hurlock 1980). Remaja putera dan putri yang obesitas memiliki kesulitan
Banyak usaha yang dilakukan para remaja putri untuk membentuk tubuh yang
ideal agar menjadi kurus (Dacey dan Kenny, 2001). Pada umumnya mereka
pelangsing dan lain-lain. Sejauh ini remaja putri lebih menyukai diet untuk
Tidak berbeda dengan remaja putri, remaja putra pun sebagian mengalami
masalah berat badan. Bagi mereka yang memiliki bobot yang berlebihan dianggap
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
akan memiliki permasalahan yang cukup berat untuk mendapatkan perhatian dari
lawan jenis. Banyak remaja putera yang berharap dapat membuat tubuh mereka
sedikit kekar atau berotot dan keinginan itu pada sebagian remaja putra disalurkan
melalui kegiatan olahraga. Namun sayang bagi remaja yang kegemukan, olahraga
fisik bagus (cantik dan tidak gemuk) akan meningkatkan kepercayaan diri pada
remaja, terlebih-lebih remaja putri, maka penampilan fisik yang terlalu gemuk
Penilaian mengenai penampilan fisik disebut sebagai body image (Cash &
pruzinsky dalam Thompson dkk, 1999). Dalam penelitian ini akan digunakan istilah
citra tubuh untuk menjelaskan body image. Menurut Cash & Pruzinsky (dalam
Thompson dkk, 1999) citra tubuh merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap
Hasil penelitian dari Pope, Philips, & Olivardia (2000) menunjukkan bahwa
wanita lebih memperhatikan penampilan fisik dibandingkan pria. Penjelasan ini bukan
berarti penampilan fisik yang menarik hanya pada wanita saja tetapi para pria pun
perhatian terhadap citra tubuh seseorang sangat kuat terjadi pada remaja yang berusia
Conger & Peterson dalam Sarafino (1998) juga mengatakan bahwa pada masa
remaja, biasanya mulai bersibuk diri dengan penampilan fisik mereka dan ingin
mengubah penampilan mereka. Fokus utama dari perhatian para remaja adalah tubuh
mereka (Emmons, 1996). Remaja putri sering sekali menjadi lebih tidak puas dengan
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
keadaan tubuhnya dikarenakan lemak di dalam tubuhnya bertambah, sedangkan
remaja putra menjadi lebih puas dikarenakan otot mereka meningkat (Gross, 1984).
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
ilmiah karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode
akurat, fakta, karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu (Hadi, 2000).
atau kualifikasi lainnya untuk setiap kategori di setiap variable. Dalam pengolahan
A. Identifikasi Variabel
Variable yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah citra tubuh pada remaja
dihadapakan atau ditunjukkan kepada orang lain. Citra tubuh juga menggambarkan
bagaimana seseorang dapat memandang dirinya secara positif dan negatif. Seseorang
yang memiliki citra tubuh yang positif maka dapat menerima dirinya sebaiknya jika
seseorang memiliki citra tubuh yang negatif mereka tidak dapat menerima dirinya apa
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
adanya. Citra tubuh dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala yang
dibuat oleh peneliti berdasarkan dimensi citra tubuh yang dikemukakan oleh Cash
(2004), yaitu:
skor total pada skala citra tubuh merupakan petunjuk gambaran tubuh yang
positif dan negative. Skor citra tubuh yang tinggi berarti bahwa seseorang memiliki
citra tubuh yang positif dan skor citra tubuh yang rendah berarti seseorang memiliki
1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi
sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki sifat yang sama .
kemudian akan diambil wakil dari populasi yang disebut sampel penelitian (Hadi,
2000).
Santrock (1998) mengatakan bahwa masa remaja diawali pada usia berkisar 10
sangat obesitas.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagai subjek yang akan diteliti (Hadi,
jumlah sampel yang lebih dari 60 orang sudah cukup banyak. Adapun jumlah subjek
yang digunakan dalam uji coba alat ukur adalah 70 orang, sedangkan subjek yang
sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu agar diperoleh sampel
yang mewakili populasi (Hadi, 2000). Metode pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah incidental sampling. Menurut Hadi (2000), incidental
yang mempunyai tujuan untuk mengungkapkan fakta mengenai variabel yang diteliti.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode
self-reports. Metode self-reports berasumsi bahwa subjek adalah orang yang paling
tahu tentang dirinya sendiri, apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar
diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti (Hadi,
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
2000). Sesuai dengan metode self-reports maka penelitian ini menggunakan skala
kecemasan menjadi gemuk dan pengkategorian ukuran tubuh. Skala ini menggunakan
skala model Likert. Skala ini terdiri dari 4 pilihan jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS),
Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Untuk pernyataan
mengenai dimensi “kepuasan area tubuh”, pilihan jawaban yang digunakan adalah:
Sangat Puas (SP), Puas (P), Tidak Puas (TP), dan Sangat Tidak Puas (STP). Skala
mendukung). Nilai pilihan bergerak dari 1-4, bobot penilaian untuk pernyataan
akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas (Azwar,
2004). Di dalam penelitian ini akan di uji validitasnya berdasarkan validitas isi.
dalam proses telaah soal. Pendapat profesional diperoleh dengan cara berkonsultasi
Daya beda aitem yaitu kemampuan aitem dalam membedakan antara subjek
yang memiliki atribut yang diukur dan yang tidak. Selain itu, indeks daya beda aitem
merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
skala secara keseluruhan yang dikenal dengan konsistensi aitem total. Pengujian daya
skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total
(rix) yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan
mengkorelasikan antara skor tiap aitem dengan skor total, dengan menggunakan
teknik korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan program SPSS versi 15.
keterpercayaan hasil ukur adalah untuk mencari dan mengetahui sejauh mana hasil
dalam penelitian ini adalah koefisien reliabilitas alpha. Data untuk menghitung
koefisien reliabilitas alpha diperoleh melalui penyajian satu bentuk skala yang
mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas yang dimiliki. Teknik koefisien
alpha untuk menguji reliabilitas alat ukut dihitung dengan bantuan program SPSS
versi 15.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengetahui sejauh mana
alat ukur dapat mengungkap dengan tepat apa yang diukur dan seberapa jauh alat ukur
menunjukkan keadaan sebenarnya (Azwar, 2004). Setelah alat ukur disusun, maka
tahap selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan uji coba alat ukur. Uji coba
dilakukan pada 70 orang remaja yang mengalami obesitas di kota Medan. Dalam
Tabel 1 menunjukkan blue print skala citra tubuh sebelum dilakukan uji coba.
Tabel 1. Blue print Distribusi Aitem Skala Citra Tubuh pada Remaja yang
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
pantat, pinggul,
kaki)
-kepuasan
terhadap bagian
tegah (pinggang,
perut)
-kepuasan
terhadap bagian
atas (dada, bahu,
lengan)
-kepuasan
terhadap rambut
4. Kecemasan - membatasi pola 24,30,39,45,50, 12,31,35,37, 12
menjadi makanan 53 41,54
gemuk - kewaspadaan
(Overweight terhadap berat
Preocupation badan
)
5. Pengkategoria -berat badan 33,43,47,49,55, 32,42,46,48, 12
n ukuran 58 56,60
tubuh (self-
classified
weight)
Total 30 30 60
50% 50% 100%
Keterangan tabel 1 :
F : Aitem favorable
Hasil uji coba alat ukur di olah melalui tiga kali pengujian agar memperoleh
reliabilitas yang memenuhi standar ukur dan indeks daya beda aitem di atas 0,275.
Reliabilitas alat ukur yang diujicobakan adalah 0,933. Aitem yang memiliki daya
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
beda tinggi (di atas 0,275) bergerak dari 0,392 sampai 0,694 (N=33). Tabel 2
menunjukkan blue print skala citra tubuh pada remaja yang obesitas setelah uji coba.
Tabel 2. Blue print Distribusi Aitem Skala Citra Tubuh pada Remaja yang
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
atas (dada, bahu,
lengan)
-kepuasan
terhadap rambut
4. Kecemasan - membatasi pola 24,30,39,45,50, 12,31,35,37, 12
menjadi makanan 53 41,54
gemuk - kewaspadaan
(Overweight terhadap berat
Preocupation badan
)
5. Pengkategoria -berat badan 33,43,47,49,55, 32,42,46,48, 12
n ukuran 58 56,60
tubuh (self-
classified
weight)
Total 30 30 60
50% 50% 100%
Keterangan tabel 2 :
melakukan penomoran aitem yang baru untuk skala penelitian yang sebenarnya
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Tabel 3. Blue Print Distribusi Aitem Skala Citra Tubuh pada Remaja yang
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
4. Kecemasan - membatasi pola 13, 16, 21 33, 17 5
menjadi makanan
gemuk - kewaspadaan
(Overweight terhadap berat
Preocupation badan
)
5. Pengkategoria -berat badan 9, 18, 22, 24, 8, 23 8
n ukuran 26, 32
tubuh (self-
classified
weight)
Total 19 14 33
58% 42% 100%
Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahap. Ketiga tahap tersebut
1. Persiapan penelitian
Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa skala gambaran tubuh yang disusun
oleh peneliti berdasarkan lima dimensi yang dikemukakan oleh Cash (2004).
Skala ini terdiri dari 60 aitem. Penyusunan skali ini dioperasionalkan dalam
bentuk aitem-aitem pernyataan dan kemudian disebut blue print dari skala
tersebut.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
setelah alat ukur disusun, makan tahap selanjutnya yang dilakukan adalah
melakukan uji coba alat ukur. Uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 27
Oktober 2009 sampai 31 Oktober 2009 kepada 70 remaja obesitas di kota Medan.
Subjek diminta memberi respon pada alat ukur berupa skala citra tubuh pada
remaja yang obesitas. Peneliti terlebih dahulu meminta izin dan kesedian subjek
badannya dan tinggi badannya. Apabila subjek telah memenuhi karakteristik awal
tersebut yang telah ditentukan untuk menjadi sampel penelitian, makan peneliti
menyerahkan skala citra tubuh. Hasil uji coba diolah melalui tiga kali penguian
setelah peneliti melakukan uji coba alat ukut maka peneliti menguji validitas dan
alat ukur yang digunakan untuk mengambil data penelitian. Skala dibuat dalam
bentuk buku dari kertas berukuran A4 yang dibagi dua dengan huruf Times new
2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah alat ukur direvisi, maka dilaksanakan penelitian pada subjek yang
alat ukur berupa skala citra tubuh pada remaja yang obesitas. Subjek diminta untuk
memberikan respon pada skala tersebut. Tetapi sebelumnya, peneliti terlebih dahulu
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
meminta izin dan kesediaan subjek untuk mengisi skala. Kemudian peneliti
menanyakan umur, berat badan dan tinggi subjek. Apabila subjek telah memenuhi
karakteristik awal yang telah ditentukan untuk menjadi sampel penelitian, maka
November 2009 hingga 9 November 2009 dengan melibatkan 100 subjek yang
mengisi skala.
3. Pengolahan data
Setelah diperoleh data dari skala citra tubuh pada remaja remaja yang obesitas,
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa statistik.
Alasan yang mendasari digunakannya analisa statistik adalah karena statistik dapat
adalah statistik bekerja dengan angka, statistik bersifat obejektif dan universal (Hadi,
2000).
menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah dipahami dan
semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh. Untuk
mendapatkan skor citra tubuh digunakan statistik deskriptif. Data yang akan diolah
yaitu skor minimum, skor maksimum, mean dan standar deviasi. Hadi (2000)
menyatakan bahwa uraian kesimpulan dalam penelitian deskriptif didasari oleh angka
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
yang diolah tidak terlalu mendalam. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
BAB IV
Pada bab berikut ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian.
A. Analisa Data
Penelitian ini melibatkan 100 orang subjek yang mengisi skala yang dapat
66
70
60
50
40 34
Laki-laki
30
Perempuan
20
10
0
Jenis Kelamin
Berdasarkan garfik 1 dapat dilihat bahwa subjek terbanyak adalah subjek pada
jenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 66 orang (66%), sedangkan subjek yang
22 14
25 21
15
20 15 1615 16
15 17
18
10 5
4 19
5 1 1 20
21
0
Usia 22
Berdasarkan grafik 2 dapat dilihat bahwa subjek terbanyak adalah subjek pada
kelompok usia 22 tahun yaitu sebanyak 21 orang dan subjek yang paling sedikit
2. Hasil penelitian
sesuai dengan tujuan utama dalam penelitian ini, maka data dianalisa secara
deskriptif. Tujuan dari analisa ini adalah untuk menjelaskan dan mendeskripsikan
karakterisrik variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah citra tubuh pada remaja yang
obesitas. Dalam analisa ini kumpulan data yang ada belum jelas maknanya. Fungsi
sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang
data menjadi ukuran tengah dan ukuran variasi. Selanjutnya membandingkan data
Data dalam penelitian ini adalah numerik, maka analisa deskriptif yang akan
disajikan adalah ukuran tengah meliputi nilai mean dan ukuran variasi meliputi
standar deviasi, minimum dan maksimum. Mean adalah ukuran rata-rata yang
merupakan hasil bagi dari jumlah semua nilai pengukuran dibagi oleh banyaknya
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
pengukuran. Setiap pengukuran memiliki penyimpangan dari nilai mean. Nilai
kuadrat penyimpangan dari nilai mean disebut varian. Agar satuan varian sama
dengan mean, maka dikembangkan ukuran variasi yang disebut dengan standar
deviasi. Standar deviasi merupakan akar dari varian, dimana standar deviasi yang
semakin besar menunjukkan variasi yang semakin besar pula (Hastono, 2001).
SPSS versi 15. Berikut merupakan tabel penyajian hasil analisa deskriptif pada
penelitian ini
Dari tabel 1dapat dilihat, bahwa jumlah subjek yang diteliti (N) adalah 100
orang. Mean atau rata-rata hitung dari skor sikap seluruh subjek adalah 83,89. Standar
deviasinya adalah 9,361. Skor maksimum adalah 113 dan skor minimum adalah 65.
menyatakan bahwa kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek
penelitian terdistribusi normal. Untuk menentukan citra tubuh remaja yang obesitas
terbagi dalam tiga kategori yaitu negatif, netral, dan positif, maka terlebih dahulu
memberikan kecermatan skor skala karena akan dapat menentukan fluktuasi dari skala
Se = Sx √(1-rxx’)
Keterangan :
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Se = Eror standar dalam pengukuran
Sx = Deviasi standar skor
Rxx’ = Koefisien reliabilitas
Berdasarkan rumus di atas, maka standar eror pengukuran pada citra tubuh pada
Se = 9,361 √(1-0,933)
Se = 2,415
(berdasarkan table deviasi normal) yaitu: 2,57. Dengan begitu fluktuasi skor:
X ± 2,57 (2,415)
X ± 6,2065
Oleh karena itu, dengan mean sebesar 83,98, maka batas skor untuk kategori
sedangkan batas skor untuk kategori positif dimulai pada skor 83,98 + 6,2065 =
Kriteria kategorisasi skor citra tubuh pada remaja yang obesitas dengan jumlah
individu dalam persentase individu di dalamnya dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Kriteria kategorisasi Skor Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkn kriteria pada tabel 5 dapat dilihat
pada grafik 3.
yang termasuk ke dalam kategori negatif sebanyak 28 orang (28%), subjek yang
termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 39 orang (39%), dan subjek yang
termasuk ke dalam kategori positif sebanyak 33 orang (33%). Secara umum subjek
b) Gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkan dimensi citra
tubuh
1) gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi evaluasi
penampilan
Komponen evaluasi penampilan dalam citra tubuh terdiri dari 9 aitem dengan
rentan nilai 1-4 sehingga menghasilkan kemungkinan nilai teringgi 36 dan nilai
penampilan
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Dari tabel 6, dimensi evaluasi penampilan memiliki nilai mean sebesar 22,06
dengan standar deviasi sebesar 5,047. adapun standar eror pngukurannya adalah:
Se = 5,047 √(1-0,730)
Se = 5,047 √0,27
Se = 2,6224
Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99%, maka disapat nilai Z
(berdasarkan table deviasi normal) yaitu: 2,57. Dengan begitu fluktuasi skor:
X ± 2,57 (2,6224)
X ± 6, 7395
Oleh karena itu, dengan mean sebesar 22,06, maka batas skor untuk kategori
negatif dimulai pada skor 22,06 – 6,7395 = 15,3205 dibulatkan menjadi 15 sedangkan
batas skor untuk kategori positif dimulai pada skor 22,06 + 6,7395 = 28,7995
Kriteria kategorisasi skor citra tubuh pada remaja yang obesitas dengan jumlah
individu dalam persentase individu di dalamnya dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel 7. Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkn kriteria pada tabel 7 dapat dilihat
pada grafik 4.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Grafik 4. Citra Tubuh Remaja yang Obesitas terhadap Dimensi evaluasi
Penampilan
100 85
80
60
Negatif
40
Netral
20 8 7
Positif
0
Dimensi
Evaluasi
Penampilan
yang termasuk ke dalam kategori negatif sebanyak 2 orang (2%), subjek yang
termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 85 orang (85%), dan subjek yang
termasuk ke dalam kategori positif sebanyak 7 orang (7%). Secara umum subjek
2) gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi otientasi
penampilan
Komponen evaluasi penampilan dalam citra tubuh terdiri dari 4 aitem dengan
rentan nilai 1-4 sehingga menghasilkan kemungkinan nilai teringgi 16 dan nilai
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Tabel 8. Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Berdasarkan Dimensi Orientasi
penampilan
Dari tabel 8, dimensi evaluasi penampilan memiliki nilai mean sebesar 10,81
dengan standar deviasi sebesar 1,905. adapun standar eror pngukurannya adalah:
Se = 1,905 √(1-0,332)
Se = 1,905 √0,668
Se = 1,5569
Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99%, maka disapat nilai Z
(berdasarkan table deviasi normal) yaitu: 2,57. Dengan begitu fluktuasi skor:
X ± 2,57 (1,5569)
X ± 4,0012
Oleh karena itu, dengan mean sebesar 10,81, maka batas skor untuk kategori
negatif dimulai pada skor 10,81 – 4,0012 = 6,8088 dibulatkan menjadi 7 sedangkan
batas skor untuk kategori positif dimulai pada skor 10,81 + 4,0012 = 14,8112
dibulatkan menjadi 15
Kriteria kategorisasi skor citra tubuh pada remaja yang obesitas dengan jumlah
individu dalam persentase individu di dalamnya dapat dilihat pada tabel 9 berikut:
Tabel 9. Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkn kriteria pada tabel 7 dapat dilihat
pada grafik 5
Penampilan
94
100
80
60
Negatif
40
Netral
20 2 4 Positif
0
Dimensi
Orientasi
Penampilan
yang termasuk ke dalam kategori negatif sebanyak 2 orang (2%), subjek yang
termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 94 orang (94%), dan subjek yang
termasuk ke dalam kategori positif sebanyak 4 orang (4%). Secara umum subjek
bagian tubuh
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Komponen kepuasan bagian tubuh dalam citra tubuh terdiri dari 7 aitem
dengan rentan nilai 1-4 sehingga menghasilkan kemungkinan nilai teringgi 28 dan
Tabel 10. Hasil Analisa deskriptif berdasarkan Dimensi kepuasan bagian tubuh
Dari tabel 10, dimensi evaluasi penampilan memiliki nilai mean sebesar 17,28
dengan standar deviasi sebesar 2,314. adapun standar eror pngukurannya adalah:
Se = 2,314 √(1-0,332)
Se = 2,314 √0,668
Se = 1,8912
Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99%, maka disapat nilai Z
(berdasarkan table deviasi normal) yaitu: 2,57. Dengan begitu fluktuasi skor:
X ± 2,57 (1,8912)
X ± 4,8603
Oleh karena itu, dengan mean sebesar 17,28, maka batas skor untuk kategori
negatif dimulai pada skor 17,28 – 4,8603 = 12,4197 dibulatkan menjadi 12 sedangkan
batas skor untuk kategori positif dimulai pada skor 17,28 + 4,8603 = 22,1403
Kriteria kategorisasi skor citra tubuh pada remaja yang obesitas dengan jumlah
individu dalam persentase individu di dalamnya dapat dilihat pada tabel 9 berikut:
Tabel 11. Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkn kriteria pada tabel 11 dapat dilihat
pada grafik 6
Bagian Tubuh
94
100
80
60
Negatif
40 Netral
20 6 Positif
0
0
Diemnsi Kepuasan
Bagian Tubuh
yang termasuk ke dalam kategori negatif sebanyak 0 orang (0%), subjek yang
termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 94 orang (94%), dan subjek yang
termasuk ke dalam kategori positif sebanyak 6 orang (6%). Secara umum subjek
Komponen kepuasan bagian tubuh dalam citra tubuh terdiri dari 5 aitem
dengan rentan nilai 1-4 sehingga menghasilkan kemungkinan nilai teringgi 20 dan
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
nilai terendah 4. berikut merupakan tabel penyajian hasil analisa deskriptif
Gemuk
Dari tabel 12, dimensi evaluasi penampilan memiliki nilai mean sebesar 14,33
dengan standar deviasi sebesar 2,708. adapun standar eror pngukurannya adalah:
Se = 2,708 √(1-0,134)
Se = 2,708 √0,866
Se = 2,5197
Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99%, maka disapat nilai Z
(berdasarkan table deviasi normal) yaitu: 2,57. Dengan begitu fluktuasi skor:
X ± 2,57 (2,5197)
X ± 6,4756
Oleh karena itu, dengan mean sebesar 14,33, maka batas skor untuk kategori
negatif dimulai pada skor 14,33 – 6,4756 = 7,8544 dibulatkan menjadi 9 sedangkan
batas skor untuk kategori positif dimulai pada skor 14,33 + 6,4756 = 20,8056
Kriteria kategorisasi skor citra tubuh pada remaja yang obesitas dengan jumlah
individu dalam persentase individu di dalamnya dapat dilihat pada tabel 10 berikut:
Tabel 13. Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkn kriteria pada tabel 13 dapat dilihat
pada grafik 7.
Menjadi Gemuk
100 94
80
60
Negatif
40
Netral
20 6
0 Positif
0
Dimensi
Kecemasan
menjadi gemuk
yang termasuk ke dalam kategori negatif sebanyak 6 orang (6%), subjek yang
termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 94 orang (94%), dan subjek yang
termasuk ke dalam kategori positif sebanyak 0 orang (0%). Secara umum subjek
Komponen kepuasan bagian tubuh dalam citra tubuh terdiri dari 8 aitem
dengan rentan nilai 1-4 sehingga menghasilkan kemungkinan nilai teringgi 32 dan
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
nilai terendah 4. berikut merupakan tabel penyajian hasil analisa deskriptif
Ukuran Tubuh
Dari tabel 14, dimensi evaluasi penampilan memiliki nilai mean sebesar 19,50
dengan standar deviasi sebesar 4,066. adapun standar eror pngukurannya adalah:
Se = 4,066 √(1-0,468)
Se = 4,066 √0,532
Se = 2,9653
Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99%, maka disapat nilai Z
(berdasarkan table deviasi normal) yaitu: 2,57. Dengan begitu fluktuasi skor:
X ± 2,57 (2,9653)
X ± 7,6208
Oleh karena itu, dengan mean sebesar 19,50, maka batas skor untuk kategori
negatif dimulai pada skor 19,50 – 7,6208 = 11,8792 dibulatkan menjadi 12 sedangkan
batas skor untuk kategori positif dimulai pada skor 19,50 + 7,6208 = 27,1208
Kriteria kategorisasi skor citra tubuh pada remaja yang obesitas dengan jumlah
individu dalam persentase individu di dalamnya dapat dilihat pada tabel 13 berikut:
Tabel 15. Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkn kriteria pada tabel 15 dapat dilihat
pada grafik 8.
100 92
80
60
Negatif
40
Netral
20 4 4 Positif
0
yang termasuk ke dalam kategori negatif sebanyak 4 orang (4%), subjek yang
termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 92 orang (92%), dan subjek yang
termasuk ke dalam kategori positif sebanyak 4 orang (4%). Secara umum subjek
Kelamin
Gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkan jenis kelamin
Tabel 16. Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas Berdasarkan
Jenis Kelamin
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Jenis N Mean Std. Deviation Max Min
Kelamin
Pria 34 89,18 8,643 113 65
(34%)
Wanita 66 81,3 8,611 96 66
(66%)
Berdasarkan tabel 16, dapat dilihat bahwa penggolongan citra tubuh pada
remaja yang obesitas berdasarkan jenis kelamin, maka skor mean pria (89,18) lebih
Tabel 17. Hasil Uji-T Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
Berdasarkan hasil uji T-test pada tabel 17, maka diperoleh nilai F =2,029
dengan nilai signifikansi (p) yaitu 0,052. Hasil tersebut signifikan (p<0,05), dengan
demikian ada perbedaan citra tubuh remaja yang obesitas berdasarkan jenis kelamin.
Gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkan usia dapat
Tabel 18. Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas Berdasarkan
Usia
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
15 4 87,25 4,573 92 82
17 15 77,80 7,608 94 68
18 5 78,60 7,829 88 71
19 16 84,50 12,017 113 66
20 15 84,93 9,816 96 65
21 22 87,27 9.041 101 67
22 21 85,48 7,118 97 71
Berdasarkan tabel 18, dapat dilihat penggolongan gambaran citra tubuh pada
remaja yang obesitas berdasarkan usia, maka mean skor untuk usia 15 tahun (87,25).
Usia 17 tahun (77,80), usia 18 tahun (78,60), usia 19 tahun (84,50), usia 20 tahun
(84,93), usia 21 tahun (87,27) dan usia 22 tahun (85,48). Untuk usia 14 dan 16 tahun
tidak memiliki skor mean, karena sampel penelitian pada udia 14 dan 16 tahun
Tabel 16. Hasil Uji-T Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil uji T-test pada tabel 16, maka diperoleh nilai F =18,714
dengan nilai signifikansi (p) yaitu 0,000. Hasil tersebut signifikan (p<0,05), dengan
demikian ada perbedaan citra tubuh remaja yang obesitas berdasarkan usia.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
B. Pembahasan
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan secara umum citra tubuh remaja
yang obesitas tergolong netral. Dari 100 subjek penelitian, sebanyak 28 orang
memiliki citra tubuh yang negatif, 39 orang memiliki citra tubuh yang netral dan
Menurut Cash & Pruzinsky (dalam Thompson dkk, 1999) citra tubuh
merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa
penilaian positif dan negatif. Dalam penelitian ini gambaran citra tubuh remaja yang
obesitas cenderung netral yang artinya remaja memandang atau beranggapan bahwa
citra tubuh sebagai suatu hal yang penting untuk menunjang penampilan mereka
tetapi remaja tersebut tidak menganggap citra tubuh sebagai hal yang positif dan
negatif. Berscheid (Papalia & Olds, 2008) menyatakan bahwa remaja yang memiliki
persepsi positif terhadap gambaran tubuh lebih mampu menghargai dirinya. Individu
tersebut cenderung menilai dirinya sebagai orang dengan kepribadian cerdas, asertif,
dan menyenangkan. Dacey dan Kenny (1994) mengemukakan bahwa persepsi negatif
interpersonal dan kemampuan membangun hubungan yang positif dengan remaja lain.
Dalam penelitian ini hal-hal yang diukur adalah dimensi dari citra tubuh
penampilan dan keseluruhan tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta
memuaskan dan tidak memuaskan. Dalam penelitian ini subjek lebih banyak memiliki
citra tubuh yang netral artinya remaja memandang atau beranggapan bahwa citra
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
tubuh berdasarkan dimensi evaluasi penampilan sebagai suatu hal yang penting untuk
menunjang penampilan mereka tetapi remaja tersebut tidak menganggap citra tubuh
dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan dirinya.
Dalam penelitian ini subjek lebih banyak memiliki sikap yang netral terhadap citra
berdasarkan dimensi orientasi penampilan sebagai suatu hal yang penting untuk
menunjang penampilan mereka tetapi remaja tersebut tidak menganggap citra tubuh
bagian tubuh secara spesifik, seperti wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat,
paha, pinggul, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang, perut), tubuh bagian atas (dada,
bahu, lengan), dan penampilan secara keseluruhan. Dalam penelitian ini subjek lebih
banyak memiliki sikap yang netral terhadap citra tubuhnya artinya remaja
bagian tubuh sebagai suatu hal yang penting untuk menunjang penampilan mereka
tetapi remaja tersebut tidak menganggap citra tubuh sebagai hal yang positif dan
negatif.
diet untuk menurunkan berat badan dan membatasi pola makan. Dalam penelitian ini
subjek lebih banyak memiliki sikap yang netral terhadap citra tubuhnya artinya
kecemasan menjadi gemuk sebagai suatu hal yang penting untuk menunjang
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
penampilan mereka tetapi remaja tersebut tidak menganggap citra tubuh sebagai hal
mempersepsi dan menilai berat badannya, dari sangat kurus sampai sangat gemuk.
Dalam penelitian ini subjek lebih banyak memiliki sikap yang netral terhadap citra
berdasarkan dimensi pengkategorisasian ukuran tubuh sebagai suatu hal yang penting
untuk menunjang penampilan mereka tetapi remaja tersebut tidak menganggap citra
Dalam penelitian ini mencantumkan analisa tambahan yaitu jenis kelamin dan
usia. Semua orang tentu saja ingin menampilkan sebuah tampilan fisik yang menarik,
termasuk para remaja baik putra maupun putri. Bagi seorang remaja yang bentuk
tubuhnya kurang ideal, sering sekali menolak kenyataan perubahan fisiknya sehingga
mereka tampak mengasingkan diri karena merasa minder, dan bagi remaja yang
menerima perubahan fisik yang terjadi pada dirinya, menganggap hal tersebut
merupakan suatu hal yang wajar karena memang akan dialami semua orang yang
Banyak usaha yang dilakukan para remaja putri untuk membentuk tubuh yang
ideal agar menjadi kurus (Dacey dan Kenny, 2001). Pada umumnya mereka
pelangsing dan lain-lain. Sejauh ini remaja putri lebih menyukai diet untuk
Tidak berbeda dengan remaja putri, remaja putra pun sebagian mengalami
masalah berat badan. Bagi mereka yang memiliki bobot yang berlebihan dianggap
akan memiliki permasalahan yang cukup berat untuk mendapatkan perhatian dari
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
lawan jenis. Banyak remaja putera yang berharap dapat membuat tubuh mereka
sedikit kekar atau berotot dan keinginan itu pada sebagian remaja putra disalurkan
melalui kegiatan olahraga. Namun sayang bagi remaja yang kegemukan, olahraga
Dalam penelitian ini hasil analisa tambahan bahwa skor mean remaja putera
lebih besar dar skor mean remaja putri. Hal ini dapat dilihat dari besar skor mean
remaja putera sebesar 89,18 dan skor mean remaja puteri sebesar 81,3.
Selain usia peneliti juga menambahkan gambaran citra tubuh remaja yang
citra tubuh seseorang sangat kuat terjadi pada remaja yang berusia 12 hingga 18
tahun, baik pada remaja puteri maupun remaja putera. Wanita sudah mulai
memperhatikan penampilannya dimulai pada umur 11 tahun dan pada pria mereka
perhatian terhadap penampilan ini lebih cepat terjadi pada wanita dibandingkan
dengan pria. Subjek penelitian yang terdapat dalam penelitian ini dimulai dari umur
14 tahun sampai umur 22 tahun. Masing-masing tingkatan umur memiliki skor mean
yang berbeda. skor mean citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkan usia
adalah skor mean untuk usia 15 tahun adalah 87,25, skor mean untuk usia 17 tahun
adalah 77,80, skor mean untuk usia 18 tahun adalah 78,60, skor mean untuk usia 19
tahun adalah 84,50, skor mean untuk usia 20 tahun adalah 84, 93, skor mean untuk
usia 21 tahun adalah 87,27, dan skor mean untuk usia 22 tahun adalah 85,48.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
BAB V
berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama
akan dijabarkan kesimpulan dari penelitian ini yang dilanjutkan dengan diskusi
mengenai hasil yang diperoleh dan terahir akan dikemukakan saran-saran yang daoat
berguna bagi penelitian yang akan datang dengan topik yang sama.
A. Kesimpulan
1. Secara umum, citra tubuh pada remaja yang obesitas lebih banyak berada dalam
kategori netral. Perincian citra tubuh pada remaja yang obesitas adalah 28 orang
2. Berdasarkan dimensi-dimensi citra tubuh , citra tubuh pada remaja yang obesitas
a) Secara umum, citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi evaluasi
penampilan berada dalam kategori netral. Perincian citra tubuh pada remaja yang
obesitas adalah 8 orang (8%) berada dalam kategori negatif, 85 orang (85%)
berada dalam kategori netral, dan sebanyak 7 orang (7%) berada dalam kategori
positif.
b) Secara umum, citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi orientasi
penampilan berada dalam kategori netral. Perincian citra tubuh pada remaja yang
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
obesitas adalah 2 orang (2%) berada dalam kategori negatif, 94 orang (94%) berad
a dalam kategori netral, dan 4 orang (4%) berada dalam kategori positif.
c) Secara umum, citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi kepuasan bagian
tubuh berada dalam kategori netral. Perincian citra tubuh pada remaja yang
obesitas adalah tidak ada subjek yang memiliki citra tubuh yang negatif, 94 orang
(94%) berada dalam kategori netral, dan 6 orang (6%) berada dalam kategori
positif.
d) Secara umum, citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi kecemasan
menjadi gemuk berada dalam kategori netral. Perincian citra tubuh pada remaja
yang obesitas adalah 6 orang (6%) berada dalam kategori negatif, 94 orang (94%)
berada dalam kategori netral, dan tidak ada subjek yang berada dalam kategori
e) Secara umum, citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi
tubuh pada remaja yang obesitas adalah 4 orang (4%) berada dalam kategori
negatif, 92 orang (92%) berada dalam kategori netral, dan 4 orang (4%) berada
f) Secara umum, skor mean citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkan jenis
kelamin adalah skor mean pada pria lebih besar jika dibandingkan skor mean citra
tubuh pada remaja yang obesitas pada wanita. Skor mean pada pria sebesar 89,18
g) Secara umum, skor mean citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkan usia
adalah skor mean untuk usia 15 tahun adalah 87,25, skor mean untuk usia 17
tahun adalah 77,80, skor mean untuk usia 18 tahun adalah 78,60, skor mean untuk
usia 19 tahun adalah 84,50, skor mean untuk usia 20 tahun adalah 84, 93, skor
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
mean untuk usia 21 tahun adalah 87,27, dan skor mean untuk usia 22 tahun adalah
85,48.
B. Saran
1. Saran metodologis
sehingga akan memungkinkan mendapatkan data yang lebih mendalam dan lebih
jelas.
b) Menambah jumlah sampel yang lebih besar agar hasil penelitian dapat digunakan
2. Saran Praktis
b) Sebagai bahan referensi bagi keluarga, agar dapat memberikan informasi tentang
citra tubuh. Hal ini bertujuan agar remaja yang mengalami obesitas dapat
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Basow, A. Susan. (1992). Garden: Sereoyupes and Roles (3rd). California: Books
Publishing Company
Bigner, J.J. (1994). Parent Child Relations: an Introduction to Parenting (4th ed).
New Jersey: Prentice Hall, Inc
Chas, F. Thomas. (1999). Body image, development, deviance, and change. New
York: The Guilford Press.
Dacey, J., & Kenny, Maureen. (2001). Adolescent development (2nd ed). USA:
Brown & Benchmark Publisher.
Dacey, J and Kenny, M. (1997). Adolescent Development (2nd). USA: Brown and
Benchmark Publishers
Dewi, Amanah. (2004). Perbedaan Kepercayaan Diri antara Remaja Pria dan
Wanita yang Mengalami Obesitas pada Siswa/i SMAN di kota Rantauparapat.
Universitas Medan Area
Monks, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R. (2001). Psikologi perkembangan:
pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Nasar SS. (1995). Obesitas pada anak aspek klinis dan pencegahannya. Dalam:
Samsudin, Nasar SS, Sjarif Dr, Penyunting Naskah Lengkap PKB-IKA XXXV.
Masalah Gizi Ganda dan Tumbuh Kembang Anak. Jakata: Bina Rupa Aksara.
H. 68-81
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R.D. (2008). Human Development (Psikologi
Perkembangan Edisi ke 9). Jakarta: Kencana
Papalia, E. Diane., Olds, W.S., Feldman D.R. (2001). Human development (8th ed).
New York: McGraw-Hill,Inc.
Paul, S. Kaplan (1999). A Child’s Odyssey: Child and Adolescent Development (3rd).
New York
Sarwono, W. Sarlito. (2001). Psikologi remaja edisi satu. Cetakan enam. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Schlundt, D.J and johnson, A. (1990). Eating Disorder: Assessment and Teratment.
Boston: Allyn and Bacon
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
LAMPIRAN
N %
Cases Valid 70 100,0
Excluded(
0 ,0
a)
Total 70 100,0
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Cronbach's Alpha Items N of Items
,805 ,858 60
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
VAR00020 2,97 ,798 70
VAR00021 2,46 ,736 70
VAR00022 2,93 ,688 70
VAR00023 2,56 ,715 70
VAR00024 2,60 ,750 70
VAR00025 1,93 ,822 70
VAR00026 3,04 ,669 70
VAR00027 2,74 ,811 70
VAR00028 2,97 ,680 70
VAR00029 2,46 ,736 70
VAR00030 3,14 ,804 70
VAR00031 2,29 ,903 70
VAR00032 3,21 ,815 70
VAR00033 2,49 ,897 70
VAR00034 2,77 ,820 70
VAR00035 3,04 ,690 70
VAR00036 2,37 ,871 70
VAR00037 3,01 ,732 70
VAR00038 2,77 ,745 70
VAR00039 2,30 ,622 70
VAR00040 2,06 ,740 70
VAR00041 2,56 ,810 70
VAR00042 2,67 ,912 70
VAR00043 2,86 ,643 70
VAR00044 2,73 ,741 70
VAR00045 3,01 ,732 70
VAR00046 1,93 ,688 70
VAR00047 2,59 ,789 70
VAR00048 2,07 ,709 70
VAR00049 2,04 ,669 70
VAR00050 2,39 ,666 70
VAR00051 2,43 ,827 70
VAR00052 2,14 ,621 70
VAR00053 2,71 ,684 70
VAR00054 3,50 3,517 70
VAR00055 2,50 ,776 70
VAR00056 3,03 ,636 70
VAR00057 3,00 ,834 70
VAR00058 2,83 ,680 70
VAR00059 2,81 ,748 70
VAR00060 2,57 ,809 70
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Maximum / N of
Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance Items
Item Means 2,700 1,900 3,500 1,600 1,842 ,134 60
Item
,740 ,298 12,370 12,071 41,490 2,346 60
Variances
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
VAR00038 159,26 206,947 ,262 . ,802
VAR00039 159,73 215,476 -,150 . ,810
VAR00040 159,97 204,057 ,403 . ,799
VAR00041 159,47 217,557 -,213 . ,813
VAR00042 159,36 203,943 ,321 . ,800
VAR00043 159,17 205,767 ,376 . ,800
VAR00044 159,30 211,633 ,044 . ,807
VAR00045 159,01 199,753 ,620 . ,794
VAR00046 160,10 210,120 ,127 . ,805
VAR00047 159,44 203,294 ,409 . ,798
VAR00048 159,96 209,752 ,140 . ,804
VAR00049 159,99 207,348 ,277 . ,802
VAR00050 159,64 216,204 -,180 . ,811
VAR00051 159,60 203,838 ,365 . ,799
VAR00052 159,89 213,929 -,065 . ,808
VAR00053 159,31 203,929 ,447 . ,798
VAR00054 158,53 207,557 -,067 . ,860
VAR00055 159,53 203,847 ,392 . ,799
VAR00056 159,00 214,870 -,115 . ,809
VAR00057 159,03 209,535 ,120 . ,805
VAR00058 159,20 203,843 ,454 . ,798
VAR00059 159,21 213,649 -,049 . ,809
VAR00060 159,46 203,904 ,371 . ,799
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Lampiran 4. Analisa II Reliabilitas Skala Uji Coba
N %
Cases Valid 70 100,0
Excluded(
0 ,0
a)
Total 70 100,0
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Cronbach's Alpha Items N of Items
,931 ,932 35
Maximum / N of
Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance Items
Item Means 2,731 1,900 3,214 1,314 1,692 ,107 35
Item
,549 ,375 ,833 ,458 2,223 ,014 35
Variances
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Lampiran 5. Analisa III Reliabilitas Skala Uji Coba
N %
Cases Valid 70 100,0
Excluded(
0 ,0
a)
Total 70 100,0
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Cronbach's Alpha Items N of Items
,933 ,934 32
N of
Maximum / Item
Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance s
Item Means 2,720 1,900 3,214 1,314 1,692 ,115 32
Item
,544 ,375 ,804 ,430 2,147 ,013 32
Variances
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Lampiran 6. Analisa Frekuensi Subjek Penelitian
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 34 34,0 34,0 34,0
2 66 66,0 66,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Lampiran 7. Analisa Distribusi Normal Kolomogorov-Simirnov
VAR00001
N 100
Mean 83,98
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation 9,361
Most Extreme Absolute ,101
Differences Positive ,101
Negative -,094
Kolmogorov-Smirnov Z 1,013
Asymp. Sig. (2-tailed) ,256
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Lampiran 8. Analisa Deskriptif Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas, Dimensi
Citra Tubuh
Tabel 8A. Statistik Deskriptif Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VAR00001 100 65 113 83,98 9,361
Valid N (listwise) 100
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Tabel 8F. Statistik Deskriptif Dimensi Pengkategorisasian Ukuran Tubuh
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VAR00001 100 10 28 19,50 4,066
Valid N (listwise) 100
RAHASIA
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Dengan hormat,
data pendapat remaja tentang Citra Tubuh yang hanya akan saya peroleh dengan
adanya kerjasama Anda dalam mengisi kuesioner tentang Citra Tubuh ini.
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Cara menjawab kuesioner ini akan
jawaban anda, jangan sampai ada nomor yang tidak diisi (terlewatkan).
Akhirnya atas segala partisipan dan ketulusan dari jawaban yang telah Anda
berikan, saya sangat menghargai dan mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya.
Hormat saya,
Kinanti Indika
NIM. 051301006
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
IDENTITAS DIRI
Nama/inisial :....................................................................................
Usia :...........................................................................tahun
:....................................................................................
PETUNJUK PENGISISAN
setiap pernyataan berikut ini. Anda diminta untuk mengemukakan apakah Anda setuju
dengan penyataan tersebut dengan cara memberi TANDA SILANG (X) pada salah
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Contoh:
Bila ingin mengganti jawaban yang telah Anda berikan sebelumnya, coret
tanda silang (X) sebelumnya dengan dua garis (=), dan berikan tanda silang (X) pada
Contoh:
Bila sudah selesai, tolong periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada
SELAMAT MENGERJAKAN
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya menganggap penampilan saya
menarik
2. Saya selalu merasa tidak cocok dengan
pakaian yang saya pakai
3. Saya kurang suka dengan bentuk tubuh
saya
4. Meskipun gemuk penampilan saya tetap
trendy
5. Wajah saya cukup menarik
6. Walaupun tidak memiliki tubuh yang
ideal tetapi saya tetap memiliki
kepercayaan diri yang tinggi
7. Tidak ada yang perlu diperbaiki dari
penampilan saya
8. Menurut saya penampilan saya buruk
9. Saya rela melakukan diet untuk
menunjang penampilan saya
10. Secara keseluruhan saya puas dengan
penampilan saya
11. Saya memiliki rambut yang indah
12. Saya tidak bisa mengontrol diri saya
untuk mengkonsumsi coklat, mie, ice-
cream dan makanan lain yang dapat
mengakibatkan kegemukan
13. Saya tidak percaya jika orang lain
mengatakan penampilan saya menarik
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
14. Menurut saya mengurus penampilan
hanya membuang waktu saja
15. Jika penampilan saya dipuji maka saya
merasa puas
16. Saya tidak suka dengan bentuk wajah saya
17. Tidak PD rasanya memiliki tubuh yang
gemuk
18. Saya selalu ingin berpenampilan menarik
19. Saya tidak berniat untuk mengecilkan
tubuh bagian bawah saya (paha, pinggul,
kaki)
20. Memiliki tubuh yang menarik merupakan
hal yang penting
21. Memiliki paha yang besar membuat saya
tidak puas dalam hal berpenampilan
22. Walaupun kata orang saya gemuk saya
cuek saja
23. Tidak masalah bagi saya memiliki pantat
yang besar
24. Saya sangat peduli dengan pola makan
yang saya konsumsi
25. Ingin rasanya memiliki tubuh yang
menarik
26. Orang yang memiliki tubuh gemuk harus
memperhatikan penampilannya
27. Saya kecewa memiliki tubuh yang gemuk
28. Saya memiliki rambut yang tidak indah
29. Saya melakukan olahraga rutin untuk
menurunkan berat badan saya
30. Saya cemas dengan berat badan saya yang
terus bertambah
31. Prinsip saya adalah ”jangan lewatkan
makanan enak”
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
32. Saya tidak PD keluar rumah karena
memiliki tubuh yang gemuk
33. Tidak ada yang perlu di khawatirkan
memiliki tubuh yang gemuk
34. Saya tetap PD walaupun memiliki perut
yang besar
35. Saya tetap akan makan makanan yg
berlemak tiap hari
36. Saya tidak menyukai bentuk perut saya
37. Berat badan tidak menjadi masalah
penting bagi saya
38. Saya senang memiliki bahu yang bidang
(PRIA)
saya nyaman memiliki dada yang besar
(WANITA)
39. Saya tidak mau memakan makanan yang
mengandung lemak
40. Ingin rasanya memiliki lengan yang kecil
41. Saya tetap memakan makanan apasaja yg
saya suka walaupun nantinya berat badan
saya akan naik
42. Saya menjadi sensitif jika orang lain
bercerita tentang berat badan
43. Masih bisa saya menerima berat badan
saya seperti ini
44. Saya mengatur pola makan untuk
menunjang penampilan saya
45. Saya cemas dengan pernyataan teman-
teman saya yang mengatakan saya lebih
gemuk dari biasanya
46. Saya berada dalam kategori kelebihan
berat badan
47. Saya PD memiliki badan yang gemuk
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
48. Berat badan saya tidak sesuai dengan
tinggi badan saya
49 Tidak ada yang salah dengan berat badan
saya
50. Saya tidak suka makan berlebihan
51. Saya tidak peduli terhadap penampilan
saya
52. Saya memilih pakaian yang sesuai untuk
menutupi pinggul saya yang besar
53. Saya cemas jika makan terlalu banyak
54. Saya tidak peduli walaupun berat badan
saya bertambah
55. Tidak masalah bagi saya jika orang lain
mengatakan saya gemuk
56. Saya tidak peduli dengan berat badan saya
57. Menurut saya melakukan diet merupakan
hal yang sia-sia
58. Tidak perlu malu memiliki berat badan
yang gemuk
59. Sekarang ini tidak penting bagi saya untuk
memperbaiki penampilan
60. Saya sering mengeluh tentang berat badan
saya
*Terima Kasih*
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.