Laporan Observasi Rsi 1
Laporan Observasi Rsi 1
Disusun Oleh :
S1 Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
Tahun 2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada kita. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan
atas junjungan kita, Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan observasi yang berjudul “Rumah Sakit Islam Sultan Agung Bersertifikasi Halal
Pertama di Indonesia”.
Adapun laporan observasi ini disusun guna memenuhi syarat Ujian Akhir Semester
dalam mata kuliah Manajemen Prodruk Halal pada Program Studi S1 Ekonomi Syariah
di Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Tim Penyusun sadar akan
ketidaksempurnaan dan kekurangan dalam laporan ini, baik dalam hal penyusunan, kajian
maupun hasil pada laporan ini. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun guna
mengembangkan pengetahuan bersama dan penunjang lebih baik lagi untuk laporan
selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.1.
1.4. Manfaat Obeservasi
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari observasi ini yaitu sebagai
berikut :
1.4.1.
1
BAB II
METODE OBSERVASI
2
BAB III
PEMBAHASAN
3
Dengan telah terakreditasi 16 bidang pelayanan, menjadi bukti kesanggupan
pihak RSI Sultan Agung untuk tidak membeda-bedakan segala jenis golongan
masyarakat dalam memberikan pelayanan yang optimal. Hal tersebut dibuktikan
dengan diterimanya semua jenis asuransi yang dimiliki oleh pasien, mulai dari
Asuransi Kesehatan (ASKES) PNS, Sukarela sampai Asuransi untuk masyarakat
kurang mampu atau lebih dikenal dengan JAMKESMAS (Jaminanan Kesehatan
Masyarakat). Sehingga dengan demikian, semua lapisan masyarakat yang
menggunakan layanan kesehatan di RSI SA berhak menerima jenis tindakan
kesehatan yang sama tanpa membeda-bedakan.
3.2. RSI Sultan Agung sebagai Rumah Sakit Bersertifikat Halal Pertama
Sejarah baru ditorehkan RSI Sultan Agung dengan menjadi rumah sakit syariah
pertama di Indonesia. Kepastian itu disampaikan Sekretaris Jenderal Majelis Ulama
Indonesia (MUI) yaitu DR H. Anwar Abbas, MM M.Ag ketika menyerahkan
menyerahkan sertifikat penetapan RS Syariah dari DSN MUI kepada Dr. H
Masyhudi, AM, M.Kes sebagai Direktur utama RSI Sultan Agung.
"Bisa jadi, RSI Sultan Agung menjadi rumah sakit pertama di dunia untuk
konsep pelayanan kesehatan berbasis Syariah. Kita juga mendorong rumah sakit di
Indonesia yang memakai nama Islam segera melakukan sertifikasi Syariah" tutur
Sekjen MUI.
Dalam kemsempatan itu juga dihadiri perwakilan MUI Jawa Tengah, ketua
Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung, H. Hasan Thoha, MBA, RS mitra RSI Sultan
Agung, perwakilan beberapa rektor universitas, dan sebagainya.
Dirut RSI Sultan Agung, dr H Masyhudi, AM, M.Kes, dalam kesempatan yang
sama memaparkan untuk menjadi RS Syariah ini membutuhkan waktu dan proses
setidaknya 2 tahun
"Ada 51 persyaratan standar serta 173 elemen penilaian. Misalnya, terkait
dengan keuangan di rs syariah ini juga harus ada akad syariah, seperti ijarah,
mudharabah, serta murabahah. RS Syariah juga bukan hanya diperuntukan untuk RS
Islam saja. Namun rs milik pemerintah pun juga tidak tertutup kemungkinan bisa
menjadi RS Syariah" tutur Dirut RSI Sultan Agung.
Kemudian, lanjut Dr. Masyhudi, terkait dengan pelayanan pasien di RSI Sultan
Agung, sudah menerapkan prinsip Islam. Misalnya pemasangan kateter sesuai
4
gender, himbauan pemakaian hijab bagi pasien perempuan ketika akan divisite
dokter laki-laki. Bagian Riset dan Pengembangan pun menjelaskan bahwa RSI
Sultan Agung sangat memperhatikan kesesuaian semua operasional dengan prinsip
syariah mulai dari Gizi hingga laudry pakaian supaya tidak terkenan barang najis.
RSI Sultan Agung untuk kedua kalinya meraih Sertifikat Halal Instalasi Gizi RSI
Sultan Agung dan Sertifikat Status Sistem Jaminan Halal. Sertifikat itu diserahkan
oleh ketua Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama
Indonesia (LPPOM MUI) Jawa Tengah, Prof DR Ahmad Rofiq , MA
3.3. Proses Sertifikasi Halal RSI Sultan Agung oleh LP-POM MUI
Pada awalnya, RSI Sultan Agung sadar akan pentingnya kehalalan produknya
kepada para pasien yang ditanganinya. Atas dasar hal tersebut, RSI Sultan Agung
bertekad sebagai lembaga pelayanan kesehatan yang akan menserfikasikan kehalalan
produknya.
Rochadi sebagai Kepala Bagian Riset dan Pengembangan memaparkan bahwa
seiring dengan tujuannya tersebut, RSI Sultan Agung memandang perlunya
pembentukan Tim Manajemen Halal sebagai upaya untuk menjamin kesinambungan
proses produksi halal secara konsisten dan menjamin Sistem Jaminan Halal
dilakukan dengan baik. Kemudian untuk menunjang hal tersebut, LP-POM MUI
mengadakan pelatihan dan sertifikasi dari tiap individu dalam tim manajemen halal.
Maka, baik RSI Sultan Agung maupun tiap individu dalam tim manajemen halal
masing-masing mendapatkan sertifikat.
Menurut Direktur RSI Sultan Agung, Sistem Jaminan Halal merupakan sistem
yang mengelaborasikan, menghubungkan, mengakomodasikan dan
mengintegrasikan konsep-konsep syariat Islam khususnya terkait dengan halal
haram, etika usaha dan manajemen keseluruhan, prosedur dan mekanisme
perencanaan, implementasi dan evaluasinya pada suatu rangkaian produk atau olahan
bahan yang dikonsumsi umat. Melalui Sistem Jaminan Halal tersebut dapat
dipastikan bahwa seluruh operasional RSI Sultan Agung telah menjamin
kehalalannya terhadap para pasien.
5
3.4. Tim Manajemen Halal
RSI Sultan Agung menimbang perlu adanya tim manajemen halal untuk
memastikan dan menjamin kehalalan produk konsisten dengan cara mengaudit
secara berkala tiap enam (6) bulan sekali yang kemudian dilaporan ke LPPOM MUI
dan melakukan proses perpanjangan setifikat halal secara periodik dua (2) tahun
sekali. Selain itu, tim manajemen halal bertugas mempersiapkan, melaksanakan,
memonitor, dan mengevaluasi Sistem Jaminan Halal di Instalasi RSI Sultan Agung.
Kemudian, tim manajemen halal melaporkan hasil kegiatan kepada direksi.
Oleh karena itu, dipandang perlu pembentukan tim manajemen halal yang
ditetapkan dalam Surat Keputusan Direktur RSI Sultan Agung No. 1245/KPTS/RSI-
SA/II/2018. Berikut ini tim manajemen halal yang direvisi dan ditetapkan oleh
Direktur pada 07 Maret 2018.
(Penanggung Jawab)
Dr. H. Masyhudi AM., M.Kes
(Pengarah)
1. Dr. H. Sampurna, M.Kes
2. Dr. Hj. Ken Wirastuti., Sp.S., M.Kes., KIC
3. Hj. Miftachul, SE., M.Kes
(Ketua)
H. Samsudin Salim, S.Ag, M.Ag
(Wakil Ketua)
Harini Diestiana, S.Gz
(Sekretaris)
Niken Ratna Sulistyastuti, S. Gz
6
3.5. Upaya Penguatan Gizi Klinik dan Halal Food
Gizi klinik adalah gizi yang berkaitan dengan masalah gizi pada masing-masing
individu yang sedang menderita gangguan kesehatan akibat kekurangan atau
kelebihan gizi. Berhubungan dengan gizi tentunya sangat berkaitan erat terhadap
makanan yang dikonsumsi. Oleh karena itu, menjadi suatu kewajiban bagi RSI
Sultan Agung untuk menyajikan makanan halal dan thayib bagi para pasien. Perose
yang sudah dilakukan untuk mendukung berhasilnya program penguatan gizi klinik
dan halal food sebagai berikut.
3.5.1. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Gizi Klinik
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan gizi dilaksanakan melalui
pengkajian gizi pasien oleh Ahli Gizi (Detizen). Kajian meliputi identifikasi
kebutuhan gizi, pemberian gizi dan kajian kecukupan gizi yang diberikan
kepada seluruh pasien di rumah sakit.
3.5.2. Implementasi, Monitoring dan Evaluasi Inventory Gizi
Monitoring dan evaluasi inventory gizi merupakan kegiatan pengawasan
pelayanan makan pasien. Kegiatan tersebut mempunyai tahap-tahap sebagai
berikut.
1. Perencanaan menu
2. Perencanaan kebutuhan bahan makanan
3. Perencanaan anggaran belanj
4. Pengadaan bahan makanan
5. Penerimaan dan penyimpanan bahan makanan
6. Pengolahan
7. Distribusi dan pencatatan
8. Pelaporan pada tiap bulan, triwulan, dan tahunan
3.5.3. Audit Halal Food
Audit Halal Food merupakan kegiatan penilaian internal yang dilakukan
guna memantau jalannya Sistem Jaminan Halal yang di Instalasi Gizi dengan
melakukan pengecekan dan verifikasi terhadap pemenuhan 11 kriteria yang
ditetapkan oleh LP-POM MUI. Audit internal dilakukan oleh Auditor Halal
Internal sebagai pihak kompeten dan independen. Pelaksanaan audit internal
7
dilakukan setiap enam (6) bulan sekali seperti tahun 2017 dilakukan dua kali
yaitu pada bulan Juni dan Desember.
3.5.4. Penyusunan Laporan ke LP-POM MUI
Penyusunan laporan ke LP-POM MUI merupakan penyampaian hasil
pemantauan pelaksanaan Sistem Jaminan Halal di Instalasi Gizi. Hasil
laporan meliputi hasil pemeriksaan dokumen, observasi lapangan,
pemeriksaan fisik bahan serta fasilitas yang ada di Instalasi Gizi. Laporan
hasil audit ini harus ditanda tangani oleh auditor dan auditi, setelah itu
dilaporkan ke LP-POM MUI. Jika pada laporan yang dikirim terdapat
permohonan penambahan bahan baru, maka hasil laporan akan disampaikan
dahulu dalam Rapat Komisi Fatwa untuk mendapatkan persetujuan
penggunaan bahan baru. Pelaporan Sistem Jaminan Halal dilakukan setiap
enam (6) bulan sekali seperti tahun 2017 dilakukan dua kali yaitu pada bulan
Juni dan Desember setelah proses audit.
3.6. Standar Syariah Manajemen Mutu
RSI Sultan Agung menetapkan kebijakan dan pedoman mutu yang memuat
tentang pemeliharaan aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah sebagai upaya
terpeliharanya maqashid sharia. Berikut ini indikator Manajemen Mutu Syariah.
Indikator Standar Operasional Prosedur
Membaca Basmalah Pada Membaca Basmalah pada pemberian obat dan tindakan adalah
Pemberian Obat dan secara lisan petugas membaca dan mengajak pasien/keluarga
Tindakan untuk membaca Basmalah sebelum melaksanakan pemberian
obat, pemberian injeksi, dan pemasangan infus.
Hijab Untuk Pasien Hijab untuk pasien rawat inap adalah kerudung atau kain yang
menutup aurat pasien seluruh tubuh kecuali muka dan telapak
tangan. Hijab disiapkan oleh rumah sakit, dipakaian pada
pasien muslimah saat pertama kali datang dengan diberikan
edukasi tentang hijab.
8
Pemasangan Ekg Sesuai Pemasangan EKG sesuai gender adalah proses pelaksanaan
Gender pemasangan EKG oleh petugas yang sesuai dengan jenis
kelamin pasien.
Pemakaian Hijab Ibu Pemakaian hijab ibu menyusui adalah ketersediaan dan
Menyusui
pemakaian pakaian khusus untuk ibu menyusui ketika ibu
sedang menyusui.
Pemakaian Hijab Di Pemakaian hijab di kamar operasi adalah pemakaian hijab yang
Kamar Operasi
menutup aurat pasien yang menjalani operasi sejak persiapan
sampai keluar dari kamar operasi.
Adanya Edukasi Islami Adanya edukasi Islami adalah tersedia dan diterimakannya
(Leaflet Atau Buku leaflet atau buku kerohanian yang digunakan sebagai media
Kerohanian) edukasi Islami kepada pasien rawat inap sesuai penyakitnya.
Penjadwalan Operasi Penjadwalan operasi elektif tidak terbentur waktu sholat adalah
Elektif Tidak Terbentur
pembuatan jadwal operasi elektif (terencana) yang tidak
Waktu Sholat
bersamaan dengan waktu sholat yang mengakibatkan tim
operasi dan pasien terkendala untuk melaksanakan ibadah
shalat.
Talqin Untuk Pasien Talqin untuk pasien sakaratul maut adalah adalah upaya
Sakaratul Maut pendampingankepada pasien agar dapat meninggal dengan
mengucap kalimat “Laa ilaha ilallah” di akhir hidupnya.
Mengingatkan Waktu Mengingatkan waktu sholat adalah kegiatan perawat jaga untuk
Shalat
mengingatkan pasien yang wajib sholat untuk menjalankan
ibadah sholat fardlu dan memberikan bimbingan sholat jika
diperlukan.
9
BAB IV
KESIMPULAN
10
LAMPIRAN
11
Sumber: RSI Sultan Agung Sumber: RSI Sultan Agung
12